Professional Documents
Culture Documents
PROBLEM-BASED LEARNING
Grup E
DWI RATNAWATI
(125070301111008)
FIRDA AMALIA
(125070301111009)
DWIYANTI CAESARRIA
(125070301111010)
(125070301111011)
(125070301111012)
DIESMAHARANI ASTRIMAHIRSYA
(125070301111013)
(125070301111014)
(125070301111001)
(125070301111002)
(125070301111003)
RANI ILMINAWATI
(125070301111004)
RACHMI FARICHA
(125070301111005)
(125070301111006)
(125070301111007)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................... 2
ISI ..................................................................................................................................................................... 3
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI ......................................................................................................... 3
B. SKENARIO ................................................................................................................................................. 3
C. DAFTAR UNCLEAR TERM ...........................................................................................................................3
D. DAFTAR CUES ............................................................................................................................................5
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE .................................................................................................................5
F. HASIL BRAINSTORMING ............................................................................................................................5
G. HIPOTESIS..................................................................................................................................................9
H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE ......................................................................................................10
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..................................................................................................................23
REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................25
TIM PENYUSUN.27
ISI
B. SKENARIO
Nyerinya Itu di Sini...
Ny. ILU berusia 51 tahun (TB: 142 cm, BB: 60 kg) datang ke Poli Gizi RS Medika bersama suami.
Berdasarkan rujukan dokter di Poli Penyakit Dalam dengan diagnosa medis Gout Arthritis dan
Dislipidemia. Berdasarkan rekam medis pasien, hasil laboratorium asam urat: 6,3 mg/dl; kolesterol
total: 233 mg/dl; HDL: 39 mg/dl; LDL: 140 mg/dl; trigliserida: 172 mg/dl. Ny. ILU mengeluh nyeridi
bagian kaki dan badan terasa pegal. Ny. ILU menunjukkan adanya tofus di persendian lututnya. Obat
yang diberikan dokter adalah: Meloxicam, Paracetamol, dan Ranitidine. Sehari-hari Ny. ILU bekerja
sebagai guru SD. Ahli gizi diharapkan mampu memberikan konseling gizi kepada pasien tersebut.
C.
ISTILAH
Gout arthritis
PENGERTIAN
- Gangguan metabolisme purin ditandai dengan
peradangan sendi (Dorland 2009)
KESIMPULAN
Gangguan metabolisme purin ditandai dengan
peradangan sendi (Dorland 2009)
2.
Dislipidemia
3.
Tofus
Ranitidine
5.
Konseling gizi
6.
Parasetamol
KESIMPULAN
Obat untuk mengurangi rasa sakit pada sakit
kepala, gigi, dan rematik serta demam (Oxford
2010, Concise medical dictionary)
7.
Meloxicam
D. DAFTAR CUES
-
Ahli gizi diharapkan mampu mengawasi, mengoordinir, dan memimpin tim untuk melakukan
konseling gizi pada pasien
Ahli gizi diharapkan mampu mengawasi, mengkoordinir, memimpin tim untuk melakukan
konseling gizi pada pasien dengan penyakit gout arthritis dan dislipidemia
Ahli gizi mampu memberikan suatu konseling gizi sesuai dengan kondisi pasien
Kesimpulan:
Ahli gizi mampu memberikan konseling gizi sesuai dengan keadaan pasien gout arthritis dan
dislipidemia dengan tepat
F. HASIL BRAINSTORMING
1. Apa tujuan dilakukan konseling gizi? Bagaimana tahapan dalam melakukan konseling gizi?
-
Tujuan: memberi edukasi terkait masalah gizi untuk membantu pasien mengenali masalah
yang terjadi dan memperbaiki masalah gizi tersebut, memberi edukasi dan informasi tentang
diet yang benar
Tahapan:
Pengkajian rekam medis ditegakkan diagnosa gizi intervensi (diet dan konseling)
monev
Pengkajian rekam medis dan data assessment diagnosa tujuan spesifik untuk
implementasi intervensi kerjasama dengan pasien dan keluarga pasien
pasien masuk ruangan perkenalan menggali data dan kesepakatan ahli gizi
dengan pasien feedback dari pasien konsultan memberi materi terkait penyakit
pasien feedback pasien penutupan sesuai rencana monev, jangan lupa diet dari
ahli gizi dilakukan
2. Apa metode dan instrumen untuk menggali data dari pasien dalam konseling gizi?
-
Instrumen: 24h recall dan formnya, semi quantitative ffq dan kuisionernya
Pola makan yang salah karena pasien kurang mendapat edukasi ditandai pasien makan kurang
dari 3x sehari, pengolahan makanan yang sering digoreng dan bersantan, jajanan tradisional
setiap hari seperti kripik, bluder
Ketidakcukupan intake oral disebabkan karena penurunan nafsu makan ditandai dengan recall
yang kurang dari kebutuhan
Kelebihan intake lemak karena kurangnya pengetahuan ditandai dengan konsumsi gorengan
setiap hari dan konsumsi santan kental
Kelebihan intake zat gizi (purin dan lemak) karena kurangnya pengetahuan ditandai dengan
nilai data lab yang tidak normal
Media cetak: food model, poster, buku pedoman diet, leaflet tentang gout arthritis,
dislipidemia, dan bahan penukar, tumpeng gizi seimbang
Media visual: video tentang diet terkait penyakit, bagaimana agar termotivasi terkait aktivitas
fisik
5. Materi konseling apa saja yang perlu diberikan pada pasien gout arthritis dan dislipidemia?
a. Bagaimana patofis, etiologi, sign symptom dari gout arthritis dan dislipidemia dalam
hubungannya dengan gizi?
6
Hubungan penyakit dengan gizi, IOM, aktivitas fisik dan frekuensinya, cara menyiapkan
makanan
c. Diet apa yang cocok diberikan pada pasien gout dan dislipidemia? (membuat preskripsi
berisi tujuan, prinsip, syarat diet dan BM yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi kemudian
diterjemahkan dalam bahasa konseling, misal BM apa dan ukurannya seperti apa)
-
Tujuan: memberikan makanan rendah purin untuk mengurangi rasa nyeri akibat gout
arthritis, menurunkan BB
Syarat: makanan yang tidak boleh yang tinggi purin seperti jeroan, sarden, daun
singkong, bayam, udang; makanan yang dibatasi seperti tahu, tempe, ayam, kacang;
mengurangi gorengan; menambah protein hewani; pilih protein rendah purin; energi
25 kkal/kgBB, protein 20%, KH 65%, lemak 15% utamakan jenis MCT; serat lebih dr =
30gr; kebutuhan cairan 35ml/kgbb = 2,1 l/hari; makanan tidak bergoreng dan tidak
bersantan, bentuk makanan biasa
Ketika pasien dirujuk adanya gangguan mengenai masalah gizi diberi jangka waktu sebulan
untuk kembali
Bahasa yang digunakan mudah dipahami, sopan santun, kesesuian alat bantu
Motivasi
Kepatuhan
8. Apa hambatan yang ditemukan saat melakukan konseling gizi dan bagaimana solusinya?
-
Kurangnya motivasi dari pasien solusinya diberi motivasi, cerita keberhasilan pasien yang lain
Pasien lupa saat mengingat riwayat makan solusinya diberikan pertanyaan yang lebih
mendalam terkait riwayat makanan dan porsi
Konselor kurang mampu menjelaskan isi konseling solusinya ditraining, dibuat draf agar lebih
terurut
7
9. Apa indikator monitoring keberhasilan konseling (secara umum) dan bagaimana cara
memonitoring konseling gizi yang telah diberikan?
-
Indikator: kesepakatan di awal, misal target penurunan BB, konsumsi lemak; terkait tujuan
diet dan data biokim; pasien datang kembali atau tidak. Bila tidak datang kembali diminta
nomor telepon dan dimonitoring via telepon/sms, memberi motivasi; perubahan pola makan
menjadi pola makan yang sehat; kemampuan pasien menerapkan diet yang dibnerikan untuk
mengukur pengetahuan
Cara melihat perubahan BB, melihat pola makan dari keluarga; melihat frekuensi aktivitas fisik
dan kepatuhan dari yang sebelumnya; cara monitoring dengan recall
10. Bagaimana peran keluarga dalam keberhasilan konseling gizi menurut skenario?
-
Sangat penting karena dekat, memantau pasien agar tetap disiplin dalam mematuhi anjuran
diet yang diberikan agar terjadi perubahan pola makan
Memberikan motivasi
G. HIPOTESIS
Belum pernah mendapat konseling gizi
Data biokimia :
1.
2.
3.
4.
5.
Tophus
Gout Arthritis + Dislipidemia
Nyeri di kaki
Konseling Gizi
Nafsu makan
Hambatan
Assessment
Materi konseling :
Diagnosa
Diperoleh Komitmen
Pencatatan
hasil konseling
Intervensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Monev
9
Membantu menganalisis masalah gizi pasien dan memberikan intervensi yang tepat
Membantu klien dalam upaya mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga
meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan klien
Pasien mampu mengatur konsumsi makanannya saat pasien telah meninggalkan rumah sakit
Memecahkan masalah yang dihadapi pasien sesuai keputusan yang telah diambil selama
melewati konseling tersebut
Membantu mengubah perilaku pasien sehingga dapat mengubah pemilihan makanan yang
tepat
Memotivasi dan meningkatkan kepatuhan diet pasien dan kemampuan dalam menyiapkan
makanan
Tahapan:
a. Pasien datang ke poli gizi dengan membawa surat rujukan dokter
b. Ahli gizi mencatat nama pasien di buku registrasi
c. Membangun dasar konseling dengan mengucapkan salam, membangun hubungan yang
baik dengan pasien, memahami tujuan dari pasien datang ke ahli gizi, dan menjelaskan
proses konseling
d. Ahli gizi melakukan assessment dengan menanyakan riwayat makan dan riwayat personal
serta melihat rekam medis
e. Ahli gizi menentukan diagnosis gizi untuk pasien berdasarkan data antropometri, biokimia,
fisik klinis, dietary dan data personal lainnya
f.
g. Ahli gizi menganjurkan pasien untuk datang kembali ke poli gizi dalam kurun waktu yang
ditentukan
(PGRS, 2013)
2. Diagnosa Gizi untuk Pasien
-
NB 1.2 Kebiasaan yang salah disebabkan kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi
ditandai dengan pasien tidak pernah mendapat konseling gizi dan dari data dietary ada
beberapa data kebiasaan makan pasien yang kurang tepat
10
NI 2.1 Kurangnya intake oral disebabkan penurunan nafsu makan ditandai dengan hasil recall
yang kurang dari kebutuhan(Energi 82%, Protein 40,8%, Karbohidrat 65%)
NI 5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi spesifik (lemak) disebabkan dislipidemia ditandai dengan
pengolahan makanan yang sering digoreng dan bersantan, data lab profil lipid yang buruk, dan
data recall lemak 217,8%
NI 5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi spesifik (purin) disebabkan penyakit gout arthritis
ditandai dengan data lab asam urat yang tinggi
NC 3.3 Obesitas disebabkan kurangnya aktivitas fisik ditandai dengan IMT 29,8 dan seringnya
mengonsumsi makanan yang digoreng atau bersantan
(IDNT, 2011)
Obat lebih baik diminum bersamaan dengan makan atau minum susu karena bila dikonsumsi
setelah makan memberikan efek terapeutik lebih besar dan dalam jangka waktu lama akan
berbahaya
Obat jangan dikonsumsi dengan bawang putih karena memperpanjang perdarahan atau darah
susah beku
Obat diminum sebelum atau bersamaan dengan makan atau minum susu
11
Obat bila dikonsumsi dengan grapefruit juice dan lycorice akan menyebabkan perbedaan
farmakokinetik
Obat jangan dibarengi dengan minum kopi karena kafein menginduksi enzim pemetabolisme
paracetamol di hati sehingga meningkatkan metabolic toxic dan merusak hati
(Boullata et al, 2010)
e. IOM dari ranitidine
Bila dikonsumsi bersama warfarin akan meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin
(makanan seperti bawang sedikit)
Preskripsi Diet
Perhitungan kebutuhan:
BBI
TEE
= 65% x 1278,18 : 4
= 830,82 : 4
= 207,70 gr
Prinsip diet:
1. Rendah lemak dan kolesterol
2. Rendah purin
12
Syarat diet:
1. Energi sesuai perhitungan kebutuhan yaitu 1230 kkal
2. Protein 20% dari total kebutuhan energi
3. Lemak 15% dari total kebutuhan energi, utamakan jenis omega 3 untuk menurunkan
trigliserida. Lemak jenuh 7% total kebutuhan energi
4. Karbohidrat 65%, utamakan KH kompleks karena dapat meningkatkan pengeluaran asam
urat. Hindari fruktosa karena dapat meningkatkan asam urat
5. Serat cukup, 25 gr
6. Cairan 2 liter
7. Vitamin mineral cukup. Untuk vitamin C diberikan tinggi yaitu 500 mg/hari selama dua
bulan
8. Hindari bahan makanan tinggi purin
9. Kolesterol 100-150 mg/hari
10. Hindari pengolahan dengan cara digoreng dan diolah dengan santan, utamakan
pengolahan dengan direbus, dikukus, atau dipanggang
g. Pemilihan makanan
Bahan makanan yang dihindari: jerohan, kaldu, bebek, ikan sarden, makarel, remis, kerang,
minuman alkohol, soft drink, kuning telur, susu full cream, keju, produk makanan jadi
Bahan makanan yang dianjurkan: gandum, beras tumbuk, makaroni, roti tinggi serat, sayuran
segar dan buah seperti apel, jeruk, pir, stroberi; ayam atau unggas tanpa kulit yang diolah
dengan cara grilling, boiling atau steaming; susu skim, putih telur, yoghurt rendah lemak, keju
rendah lemak
(Almatsier 2008; Cornelia 2013; Gandy, 2014)
h. Pola Makan
Sehari 3 kali makan utama dengan 2 kali snack, porsi kecil tapi sering untuk mencegah lapar
yang terus menerus
Pengolahan makanan yang biasanya digoreng dan bersantan dapat menghambat ekskresi
asam urat melalui urin jadi diganti dengan ditumis atau direbus
13
Kebiasaan jarang makan lauk hewani diubah dengan setiap makan ditambahkan satu porsi
lauk hewani yang rendah lemak
Konsumsi kopi dihindari agar asam urat tidak tinggi. Selain itu kopi dapat berinteraksi dengan
obat ranitidine
Konsumsi sayuran 2-3 kali seminggu diubah menjadi 3 kali dalam sehari (300 gr) karena pasien
perlu serat dan antioksidan yang cukup
Camilan yang berupa jajanan tradisional dan bluder, untuk bluder dapat dihilangkan,
sedangkan jajanan dapat dipilih yang pengolahannya dengan dikukus atau direbus. Selain itu
hindari camilan yang diolah dengan cara digoreng karena tinggi lemak dan karbohidrat.
Konsumsi camilan dapat diganti dengan buah, contohnya buah semangka karena memiliki efek
diuretik agar asam urat keluar lewat urin
Waktu
Pagi
Porsi
Jenis Bahan Makanan
Makanan Pokok
Mi basah 200 gr =
1 gelas belimbing
Biskuit 40 gr = 4
keping
Roti 70 gr = 4
lembar
Singkong 120 gr =
1 potong sedang
Kentang 210 gr =
4 biji sedang
Lauk Hewani
Telur 55 gr = 1 butir
40 gr = 1 potong
membutuhkan 2 butir
sedang (6 x 5 x 2
cm)
Ikan 40 gr = 1
potong sedang (6
x 5 x 2 cm)
14
Daging sapi 35 gr
= 1 potong kecil
Lauk Nabati
(4 x 6 x 1 cm)
Tempe 12,5 gr = 1
potong kecil
Kacang tanah 5 gr
= sdm
Minyak
Minyak kelapa
sawit 5 gr =
sdm
Minyak ikan 5 gr
= sdm
Santan 40 gr =
1/5 gelas
belimbing
Minyak zaitun 5
gr = sdm
Minyak jagung 5
gr = sdm
Sayur
Brokoli, sawi,
taoge kacang
hijau, terong,
selada, selada air,
oyong, timun,
tomat sebanyak
100 gr = 1 gelas
sayur tanpa
air/kuah
Snack Pagi
sedang (5 x 15 cm)
Apel 85 gr =
buah sedang
Belimbing 140 gr
= 1 buah besar
gr = 2 buah
sedang
Mangga 90 gr = 1
buah sedang
Semangka 180 gr
= 1 potong besar
Gula 13 gr = 1
sdm munjung
Siang
Makanan Pokok
Mi basah 200 gr =
1 gelas belimbing
Biskuit 40 gr = 4
keping
Roti 70 gr = 4
lembar
Singkong 120 gr =
1 potong sedang
Kentang 210 gr =
4 biji sedang
Lauk Hewani
Telur 55 gr = 1 butir
40 gr = 1 potong
membutuhkan 2 butir
sedang (6 x 5 x 2
cm)
Ikan 40 gr = 1
potong sedang (6
x 5 x 2 cm)
Daging sapi 35 gr
= 1 potong kecil
Lauk Nabati
Tempe 25 gr = 1 potong
sedang (4 x 6 x 1 cm)
Tahu 55 gr = 2
potong sedang (4
16
x 6 x 1 cm)
Kacang tanah 10
gr = 1 sdm
Minyak
Minyak kelapa
sawit 5 gr =
sdm
Minyak ikan 5 gr
= sdm
Santan 40 gr =
1/5 gelas
belimbing
Minyak zaitun 5
gr = sdm
Minyak jagung 5
gr = sdm
Sayur
Brokoli, sawi,
taoge kacang
hijau, terong,
selada, selada air,
oyong, timun,
tomat sebanyak
100 gr = 1 gelas
sayur tanpa
air/kuah
Snack sore
besar
Apel 85 gr =
buah sedang
Belimbing 140 gr
= 1 buah besar
= 1 buah besar
Mangga 90 gr = 1
buah sedang
Pepaya 110 gr = 1
potong sedang (5
x 15 cm)
Gula 13 gr = 1
sdm munjung
Malam
Makanan Pokok
Mi basah 200 gr =
1 gelas belimbing
Biskuit 40 gr = 4
keping
Roti 70 gr = 4
lembar
Singkong 120 gr =
1 potong sedang
Kentang 210 gr =
4 biji sedang
Lauk Hewani
kecil
Ikan 40 gr = 1
potong sedang (6
x 5 x 2 cm)
Telur 55 gr = 1
butir. Bila putih
telurnya saja,
membutuhkan 2
butir
Lauk Nabati
Tempe 12,5 gr = 1
18
(4 x 6 x 1 cm)
potong kecil
Kacang tanah 5 gr
= sdm
Minyak
Minyak kelapa
sawit 5 gr =
sdm
Minyak ikan 5 gr
= sdm
Santan 40 gr =
1/5 gelas
belimbing
Minyak zaitun 5
gr = sdm
Minyak jagung 5
gr = sdm
Sayur
Brokoli, sawi,
taoge kacang
hijau, terong,
selada, selada air,
oyong, timun,
tomat sebanyak
100 gr = 1 gelas
sayur tanpa
air/kuah
Pepaya 110 gr = 1
potong sedang (5
x 15 cm)
Belimbing 140 gr
= 1 buah besar
Mangga 90 gr = 1
buah sedang
Semangka 180 gr
= 1 potong besar
Gula 13 gr = 1
sdm munjung
Susu
belimbing
Yoghurt rendah
lemak 120 ml =
gelas belimbing
Aktivitas fisik
Aktivitas fisik setidaknya 30 menit, jenis sedang (moderate) 5 hari dalam seminggu. Terdiri dari
satu atau beberapa sesi dengan rentang 10 menit. Berenang aerobik berjalan minimalisir
aktivitas dengan duduk jalan sepeda, disambi bekerja misal aktivitas naik tangga, istirahat
makan siang lebih memilih yang berjalan daripada yang dekat
Flexibility, bertujuan untuk melatih sendi agar tidak kaku dan mengurangi rasa
sakitnya. Terdiri dari range of motion dan peregangan. Range of motion dilakukan 5-10
kali, ditahan paling lama 3 detik bila tidak sakit. Peregangan dilakukan 2-3 kali
pengulangan ditahan 10 detik)
Hambatan
Solusi
konseling
mengabaikan konselor
Monitoring total energi, protein, lemak, karbohidrat dan zat gizi terkait diagnosa misal
vitamin C dan serat
b. Cara memonitoring:
-
21
Membantu menganalisis masalah gizi pasien dan memberikan intervensi yang tepat
Membantu klien dalam upaya mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga
meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan klien
Pasien mampu mengatur konsumsi makanannya saat pasien telah meninggalkan rumah sakit
Memecahkan masalah yang dihadapi pasien sesuai keputusan yang telah diambil selama
melewati konseling tersebut
Membantu mengubah perilaku pasien sehingga dapat mengubah pemilihan makanan yang
tepat
Memotivasi dan meningkatkan kepatuhan diet pasien dan kemampuan dalam menyiapkan
makanan
22
4. Hambatan saat konseling mungkin timbul dari tiga aspek yaitu aspek klien, aspek lingkungan
konseling, dan aspek konselor itu sendiri.
5. Keberhasilan konseling gizi dapat dilihat dari beberapa hal di antaranya kepatuhan klien
terhadap anjuran diet dan perubahan data assessment. Sedangkan cara memonitornya adalah
dengan melihat perubahan data dan perkembangan dari klien.
B. REKOMENDASI
Skenario klinik week 4 klinik kali ini memperkuat dasar-dasar dalam mempersiapkan diri untuk melakukan
konseling gizi. Dalam melakukan konseling gizi sangat diperlukan pemahaman yang komprehensif
terhadap kasus yang dihadapi dengan memandang dari segala sisi, termasuk patofisiologi penyakit hingga
pengaturan diet bagi pasien. Skenario yang diberikan cukup jelas dan dimengerti oleh mahasiswa. Namun
hidden data yang diberikan kurang membantu mahasiswa dalam menegakkan diagnosa karena data yang
diberikan adalah hasil pemeriksaan lab lengkap yang tidak semuanya diperlukan dalam penegakan
diagnosa gizi. Dalam skenario selanjutnya sebaiknya diberikan hidden data, terutama data lab, yang sesuai
dengan kasus yang diberikan. Terkait kejelasan maksud dari skenario diharapkan tetap dipertahankan
pada skenario week berikutnya.
23
DAFTAR PUSTAKA
The Arthritis Society. 2009. Physical Activity and Arthritis. Kanada: hal 12 20.
USAID. 2009. Introduction to Basic Conseling and Communication Skills: IOM Training Manual Migrant
Community Leaders and Community Workers.
25
TIM PENYUSUN
A. KETUA
YUNITA REZA R.
(125070301111003)
B. SEKRETARIS
1. FARIKHA ALFI FAIRUZA
(125070301111007)
(125070301111006)
C. ANGGOTA
1. DWI RATNAWATI
(125070301111008)
2. FIRDA AMALIA
(125070301111009)
(125070301111010)
4. TIARA DIAN N.
(125070301111011)
(125070301111012)
6. DIESMAHARANI ASTRIMAHIRSYA
(125070301111013)
(125070301111014)
(125070301111001)
(125070301111002)
(125070301111004)
(125070301111005)
D. FASILITATOR
Mbak Mitha
E. PROSES DISKUSI
1. KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI
a. Mampu mengarahkan berjalannya diskusi mahasiswa agar fokus pada tujuan skenario
b. Mampu membantu mahasiswa dalam menggali masalah yang terdapat dalam skenario
c. Mampu membantu mahasiswa untuk berpikir lebih kritis dalam menghadapi pokok masalah yang
ada di skenario
d. Mampu mendampingi mahasiswa dalam melaksanakan diskusi dengan lancar
26
27