You are on page 1of 29

BAB III

DATA DAN ANALISIS


5.1

Curah Hujan
5.1.1

Data Curah Hujan


Perencanaan jalan yang akan dibangun berlokasi di Wonokromo,
Jawa Timur. Dalam perhitungan drainase dibutuhkan data curah hujan
pada stasiun terdekat, maka dari itu didapatkan data curah hujan dari
tahun 2004 sampai tahun 2013 pada daerah tersebut dengan data
seperti dibawah ini.

Tabel 5.1. Data curah hujan daerah Jalan Wonokromo Gubeng (mm/hari)
N
O

TAHU
N

2004

2005

2006

2007

2008

2009

Jan

Feb

88,9
78,7
4

76,2
144,
78
165,
1

73,5
101,
6

2010

76,2
109,
22
132,
08

50,8
190,
5
132,
08
182,
88

2011

140

41,8

2012

10

2013

111
112,
2

Mar

Apr

Mei

107,
5
114,
3
91,4
4
177,
8

96,5
2
81,2
8
71,1
2
187,
96
81,2
8
81,2
8

96,5
2
129,
54
76,2
86,3
6

Jun
63,5
83,8
2
142,
2
43,1
8
93,9
8

Jul
116,
8
83,8
2
203,
2

Agu
s
190,
5
116,
84
101,
6

Nov

Des

182,
88
86,3
6
182,
88
147,
32
109,
22

96,5
2

129,
54
6,09
6
132,
08

233,
68
233,
68
165,
1
83,8
2
81,2
8
157,
48

127
177,
8

44

24,5

11,6

76

24

15

49

44

30

50
143,
2

88,9

50,8

127
66,0
4

63,5
114,
3

63,5

63,5

50,8

81

40,4

46,8

5,1

80

105

39,5

71

64

83,6

61,2

40,4

37,4

16,2

88,9

Okt

63,5
160,
02
58,4
2
142,
24
114,
3
114,
3

127
198,
12
114,
3
160,
02

76,2
213,
36
81,2
8

Sept

3,6

JUML
AH

65

1479,1
1222,7
6
1564,4
8
1144,0
6
1262,3
8
1442,7
2
1248,6
4

56,8

125

667,8

59

50

744,5

55,2

58

730,4

76,2
60,9
6
63,5
91,4
4

Analisa Intensitas curah hujan untuk periode ulang 5 tahunan,


menggunakan software Microsoft Excel 2013.
5.1.2

Analisa Frekuensi
Dalam perhitungan analisa frekuensi digunakan metoda gumbel,
sehingga didapatkan besarnya curah hujan yang diharapkan berulang
setiap 5 tahun.

Perencanaan Jalan Project Work I

136

RATA
2
123,2
58
101,8
96
130,3
73
95,33
8
105,1
98
120,2
27
104,0
53
55,65
0
62,04
2
60,86
7

MAKS
233,68
233,68
203,2
187,96
198,12
213,36
182,88
140
111
143,2

Sx=

( XiXa )2
n1
Tabel 5.2. Standar deviasi
Xi (mm/hari)

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
rata2 ( Xa)
Stdev

Sx=

233,68
233,68
203,2
187,96
198,12
213,36
182,88
140
111
143,2
184,708
41,242

( XiXa )2 =
n1

Xi - Xa

(Xi-Xa)

48,972
48,972
18,492
3,252
13,412
28,652
-1,828
-44,708
-73,708
-41,508

2398,2
2398,2
341,95
10,57
179,88
820,93
3,342
1998,8
5432,8
1722,9
153

15307,79
=41,42
101

Dengan periode ulang 5 tahun, maka di dapatkan :


PU
5

Yt
1,499
9

n
10

Yn
0,495
2

Sn
0,94
9

Digunakan dengan metode gumbel, sehingga didapatkan besarnya curah


hujan periode ulang 5 tahun
Xt =Xa+

YtYn
1,49990,4952
Sx=139,588+
41,42=228,370mm /24 jam
Sn
0,949

Perencanaan Jalan Project Work I

137

5.1.3

Analisa Intensitas Curah Hujan


Intensitas 5 tahunan :
I=

90 X T 90 228,370
=
=51,383
4
4

Maka didapatkan intensitas 5 tahunan sebesar 51,383 lalu di plotkan ke


dalam Gambar 5.1.

Perencanaan Jalan Project Work I

138

Gambar 5.1. Grafik intensitas curah hujan daerah Jalan Wonokromo


Gubeng
5.2

Perhitungan Debit Saluran


5.2.1 Contoh Perhitungan Debit
Pemberian nama saluran sebelah

kanan dan kiri

berdasarkan as jalan atau arah jalan dari STA 0+000 STA 0+367,807.
Contoh perhitungan debit diambil pada STA 0+000 STA 0+367,807
saluran sebelah kiri, dan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

Pembagian Noda
Noda dibagi berdasarkan perbedaan arah aliran air, atau arah
aliran air yang sama tetapi memiliki kemiringan yang berbeda, berikut
gambar pembagian noda pada perencanaan jalan kami.

Perencanaan Jalan Project Work I

139

Gambar 5.2. Pembagian noda berdasarkan arah aliran drainase

Daerah Tangkapan
Daerah tangkapan atau catchment area merupakan bagian dari
daerah milik jalan dan sekitarnya yang memungkinkan air ditangkap
dan disalurkan menuju saluran darainase, untuk daerah pemukiman
diambil jarak maksimum daerah tangkapan yaitu 100m. Berikut
merupakan gambar beserta keterangan daerah tangkapan pada
perencanaan jalan kami.
Gambar 5.3. Luas
tangkapan noda 1 noda 2

Perencanaan Jalan Project Work I

140

Gambar 5.5. Luas tangkapan noda 3


noda 4

Gambar 5.4. Luas


tangkapan noda 2 noda 3

Gambar 5.6. Luas tangkapan noda


4 noda 5

Keterangan :
-

Warna Ungu

: daerah DAMIJA yang menangkap air dan masuk


kedalam drainase

Arsiran Kuning : daerah tangkapan atau pemukiman yang


menangkap air dan masuk kedalam drainase

Warna Kuning : air yang mengalir dari bagian jalan yang masuk
ke dalam drainase kanan

Warna Hijau

: air yang mengalir dari bagian jalan yang masuk


ke dalam drainase kiri

Luas tangkapan pada STA 0+000 STA 367,807 didapatkan dari


hatch AutoCad 2012.
-

Bagian Kiri

Perencanaan Jalan Project Work I

141

:
:

0,003752 km2
0,009085 km2

Bagian Kanan
Bagian Jalan
:
Pemukiman
:

0,003752 km2
0,009085 km2

Bagian Jalan
Pemukiman
-

Waktu Konsentrasi (tc)


2
nd
t 1 = x 3,28 x Lo x
3
s

)
t2 =

L
60 x v

t C =t 1 +t 2
Tabel 5.3. Keterangan Perhitungan Tc
Nod
a

Keterang
an

Sta
0+00
0
0+10
0
0+20
0
0+30
0
0+00
0
0+10
0
0+20
0
0+30
0

s
(%)

nd

0+100
0+200
0+300

Bagian
Jalan

0,01
3

0,6
5
Pemukima
n

0+367,8
07

10,2
1,5
10,2
10,2

0+100

0+300

L (m)

v
(m/s
)

10,2

0+367,8
07

0+200

Lo
(m)

10

0
0,2
0

Bagian Kiri
Jalan
t 1 =0,75 menit dan t 2=4,087 meni t

Perencanaan Jalan Project Work I

1,5

t c =t 1 +t 2=4,836 menit

142

367,80
7

Pemukiman
t 1 =1,414 menit dan t 2=4,087 menit
t c =t 1 +t 2=5,501 menit

Bagian Kanan
Jalan
t 1 =0,75 menit dan t 2=4,087 menit
t c =t 1 +t 2=4,836 menit

Pemukiman
t 1 =0,982 menit dan t 2 =4,087 menit
t c =t 1 +t 2=5,069 menit

Nilai tc pada noda 1 2 ini diambil yang terbesar, sehingga jika


diplot di dalam grafik pada gembar 4.1 akan di dapatkan nilai curah
hujan (I) bagian kiri dan kanan sebesar 190 mm/jam.

Koefisien Pengaliran (C)


-

Bagian Jalan

= 0,8

Pemukiman

= 0,6

Setelah itu menghitung debit pada bagian jalan dan pemukiman


pada saluran kiri dan kanan langkah selanjutnya adalah mengitung
total debit, langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :
1
Q=
xCxIx A
3,6

Perencanaan Jalan Project Work I

143

Bagian Kiri
QJalan =

1
1
x C x I x A=
x 0,8 x 190 x 0,00 3752=0,158814 m3 / s
3,6
3,6

QPemukiman =

1
1
x C x I x A=
x 0,6 x 190 x 0,0 09085=0,288444 m3 /s
3,6
3,6
Qtal =Q jalan+Q Pemukiman=0,447258488m3 / s

Bagian Kanan
QJalan =

1
1
x C x I x A=
x 0,8 x 190 x 0,00 3752=0,158814 m3 / s
3,6
3,6

QPemukiman =

1
1
x C x I x A=
x 0,6 x 190 x 0,0 09085=0,288444 m3 /s
3,6
3,6

Qtotal=Q jalan+Q Pemukiman =0,447258488 m3 / s


Didapatkan debit pada noda 1 2 pada saluran bagian kiri dan
kanan adalah sebesar

0,447258488 m3 /s , Dengan menggunakan

program Microsoft Excel 2013 maka didapat nilai Qtotal pada saluran
kanan maupun kiri pada masing-masing node, hasilnya disajikan
dalam bentuk tabel dibawah.

Perencanaan Jalan Project Work I

144

Tabel 5.4. Pehitungan debit saluran sebelah kiri

Tabel 5.5. Pehitungan debit saluran sebelah kanan

Tabel 5.6. Ringkasan debit air pada drainase


Bagia
n
Drain
ase

Arah
Aliran
Air

Noda
1

Kiri

Kanan

5.3

Q (m/s)
Jala
n
0,15
9
0,44
3
0,60
5
0,26
7
0,15
9
0,07
6
0,18
6
0,42
5

Pemukiman

Qt
(m/s)

Q
Akhir
(m/s)

0,288

0,447

0,447

0,000

0,443

0,443

2,222

2,827

2,827

0,377

0,644

0,644

0,288

0,447

0,447

0,063

0,140

0,140

0,000

0,186

0,186

0,032

0,457

0,457

Perhitungan Dimensi Saluran


5.3.1

Saluran Sebelah Kiri


Contoh perhitungan saluran drainase bagian sebelah kiri diambil
pada noda 1 2. Berikut langkah perhitungannya :
-

G1 (s lapangan) = 1,84 %

Qlapangan

= 0,447 m3/s

Kst

= 77 (Tabel Kst)

Rencana Dimensi Penampang Terefisien


-

h = 0,5 m

b=2 x h=1m

A=b x h=0,5 x 1=0,5 m

Keliling basah=b+ 2h=1+ ( 2 x 0,5 )=2m

R=

S ijin=

A
0,5 m2
=
=0,25 m
keliling basah
2m

S ijin=

2
V
dengan V ijin=1,5 m/s
Kst r 2 /3

1,5
77 0,252 /3

S ijin=0,243
Karena S ijin < S lap , maka keceptan pada Q lapangan akan
melampaui kecepatan ijin yaitu 1,5 m/s. Maka dibutuhkan trap
untuk saluran drainase ini.

Vsaluran=Kst x R2 /3 x S1 /2=77 x 0,252 /3 x 0,0161 /2=4,145 m/s


Maka dibuat Saluran Sistem Trap 3 tingkat, sehingga V = 1,382
m/s < 1,5 m/s OKE!

Qsaluran = A x V =0,5 m2 x 1,382 m/s=0,691 m3 /s


Qlapangan <Q saluran
0,447 m3/s < 0,691 m3/s OKE!

Tinggi jagaan (w) 0,5 x h= 0,5 x 0,5=0,5 m


htotal=h+w=0,5 m+0,5 m=1 m

Perhitungan noda selanjutnya dengan Microsoft excel 2013 dan hasil


perhitungannya pada tabel dibawah
Tabel 5.7. Perhitungan Dimensi Saluran Kiri
Noda
G (%)
Data
Q lap (m/s)
Kst
S Lapangan (%)
S diijinkan
h (m)
b (m)
A (m)
Keliling basah
(m)
R (m)
V (m/s)
Sistem Trap
(tingkat)
V akhir (m/s)
Q saluran (m/s)
w (m)
Dimensi
h(m)
b (m)

12

2-3

1,84%

2,80%

0,447
77
1,84
0,243
0,5
1
0,5

0,443
77
2,8
0,243
0,5
1
0,5

3-4
0,83
%
2,827
77
0,83
0,096
1
2
2

4-5

2,4

0,25
4,145

0,25
5,113

0,5
4,419

0,3
2,440

1,382
0,691
0,500

1,278
0,639
0,500

1,473
2,946
0,80

1,220
0,878
0,548

0,5
1

0,5
1

1
2

0,6
1,2

0,50%
0,644
77
0,5
0,190
0,6
1,2
0,72

Dari hasil perhitungan diatas, antara dimensi pada noda 1, 2, dan 4 tidak beda jauh
dengan dimensi pada noda 3. Maka untuk dimensi saluran pada bagian kanan disamakan
semua dengan h = 1,8 m dan b = 2 m.
.

Gambar 5.7. Dimensi drainase pada saluran kiri

3.4.2 Saluran Sebelah Kanan


Contoh perhitungan saluran drainase bagian sebelah kanan diambil pada
noda 1 2. Berikut langkah perhitungannya :
-

G1

= 1,84 %

Qlapangan

= 0,447 m3/s

Kst

= 77 (Tabel Kst)

Rencana Dimensi Penampang Terefisien


-

= 0,5 m

= 2h = 1 m

A=b x h=0,5 x 1=0,5 m 2

Keliling basah=b+ 2h=1+ ( 2 x 0,5 )=2m

A
0,5 m
R=
=
=0,25 m
keliling basah
2m

S ijin=

2
V
dengan V ijin=1,5 m/s
Kst r 2 /3

1,5
S ijin=
77 0,252 /3

S ijin=0,243

Karena S ijin < S lap , maka keceptan pada Q lapangan akan


melampaui kecepatan ijin yaitu 1,5 m/s. Maka dibutuhkan trap untuk
saluran drainase ini.

Vsaluran=Kst x R

2 /3

1 /2

2 /3

x S =77 x 0,25

1 /2

x 0,016 =4,145 m/s

Maka dibuat Saluran Sistem Trap 3 tingkat, sehingga V = 1,382 m/s <
1,5 m/s OKE!

Qsaluran = A x V =0,5 m x 1,382 m/s=0,691 m /s


Qlapangan <Q saluran
0,447 m3/s < 0,691 m3/s OKE!

Tinggi jagaan (w) 0,5 x h= 0,5 x 0,5=0,5 m


htotal=h+w=0,5 m+0,5 m=1 m

Perhitungan noda selanjutnya dengan Microsoft excel dan hasil


perhitungannya pada tabel dibawah
Tabel 5.8. Perhitungan Dimensi Saluran Kanan
Noda
G (%)
Data
Q lap (m/s)
Kst
S (%)
S diijinkan
h (m)
b (m)
A (m)
Keliling basah (m)
R (m)
V (m/s)
Sistem Trap (tingkat)
V akhir (m/s)
Q saluran (m/s)
w (m)
Dimensi
h (m)

1-2

2-3

3-4

1,84%

2,80%

0,83%

0,5

0,447
77
1,84
0,243
0,5
1
0,5
2
0,25
4,145
3
1,382
0,691
0,5

0,140
77
2,8
0,243
0,5
1
0,5
2
0,25
5,113
4
1,278
0,639
0,5

0,186
77
0,83
0,243
0,5
1
0,5
2
0,25
2,784
2
1,392
0,696
0,5

0,4
7
0
0,2
0

0,5

0,5

0,5

0,
2,1

1,0
0,5
0

b (m)

Dari hasil perhitungan diatas, antara dimensi pada noda 1 4 didapatkan


penampang dengan dimensi h = 1 m dan b = 1 m.

Gambar 5.8. Dimensi drainase pada saluran kanan

5.4 Dimensi Bangunan Pelengkap


5.4.1

Gorong Gorong
Untuk mengalirkan air darialinyemen vertikal berbentuk cekung
dibutuhkan sebuah gorong- gorong. Gorong gorong harus mampu
menerima akumulasi debit dari dua arah node. Berikut merupakan contoh
perhitungan desain gorong gorong

Gambar 5.9. Letak Pelaksanaan Gorong - Gorong

Air dalam gorong gorong akan dibuang ke arah kiri, karena ketinggian sta
0+969,106 (letak gorong gorong) pada sisi kiri jalan lebih rendah daripada
sisi kanan jalan. Maka gorong gorong akan menampung debit dari sisi kanan
node 2 3 dan 3 4. Berikut contoh perhitungannya :

Analisa Perhitungan Dimensi Gorong - Gorong


Q node 2 3 = 0,140
Q node 3 4 = 0,186
QTotal=0,140+0,186
0,326 m3/s

V yang diijinkan = 1,5 m/s

Fd=

Q
V

Fd=

0,326
1,5

Fd=0,217 m

Fe=Fd

Fe=0,685 D2
D teo=

D teo=

Fd
,
0,685
0,217
,
0,685

D teo=0,562841 m, Dteo< D aktual , dan Dmin = 0,8 m


maka digunakan D=0,8 m

Karena D yang dibutuhkan hanya 0,8 m, maka jumlah gorong gorong


hanya 1
d=0,8 D
d=0,8 0,8

d=0,64 m
Dibutuhkan 1 gorong gorong dengan diameter 0,8 m

Cek Kemiringan Gorong-gorong


Karena total debit saluran

yang ditampung hanya memerlukan

diameter gorong - gorong 0,56 m, maka air masih mampu ditampung


pada tinggi jagaan gorong-gorong yaitu 0,64 m. Maka dalam kontrol
kemiringan gorong gorong digunakan diameter 0,64 m
P=2 r

2 0,32 4,5

2,88 m

1
F= ( 4,5sin 4,5 ) D2
8
1
F= ( 4,5sin 4,5 ) 0,64 2
8
F=0,226 m

R=F / P

R=0,226/2,88
R=0,079m

n Beton=0,014

V yang diijinkan=1,5 m/s

iteori=

(V n)
2

R3
iteori=

( 1,5 0,014 )
2

0,079 3
iteori=0,013319=1,3319

Kontrol Debit
Qgoronggorong=V A
Qgoronggorong=1,5 0,226

Qgoronggorong=0,339
Qgoronggorong>Qsaluran

m3
0,339 > 0,326 m3 /s
s

OKE!!

Gorong gorong mampu menerima debit dari saluran, dan karena


kemiringan yang diijinkan untuk gorong gorong adalah 0,5 2 %,
maka pada pelaksanaan gorong gorong pada lapangan dibuat
kemiringan 1,3 %

Gambar 5.10. Penampang Gorong Gorong Bagian Depan

Gambar 5.11. Penampang Gorong Gorong Bagian Samping

You might also like