You are on page 1of 7

FENOLOGI DAN ANALISA PERTUMBUHAN DUA VARIETAS KACANG PANJANG

(Vigna sinensis L.) BERDASAR KONSEP AKUMULASI PANAS


PHENOLOGY AND GROWTH ANALYSIS OF TWO VARIETIES LONG BEAN (Vigna
sinensis L.) BASED ON THE CONCEPT OF ACCUMULATED HEAT
Rima Melati1
1)
Agriculture Faculty of Khairun University
Jl. Kampus 2 Gambesi- Ternate Selatan, Ternate

Abstract: An understanding of plant growth analysis can be assessed based on the ratio of
accumulated heat and not a day of planting. This comparison is intended to find the relationship of heat
received by the plants that accumulate with the analysis of accelerated growth. Indicator amount of
heat obtained from the daily temperate at several different locations. The purpose of this study was to
determine differences in the growth of two varieties of long beans at altitude of different places on the
historical accumulation of heat. This research was conducted in a field using census sampling methods
at three study sites are in the village Dinoyo with altitude 450 m asl, in the village Bumiaji with 800 m
asl, and Junggo with 1200 m asl. Heat accumulation of research data were analyzed using linear
regression followed by a t-test on 95% confidence level, while the analysis of plant growth using a
mathematical calculation on the observation of Relative Growth Rate (RGR GDD), Net Assimilation Rate
(NAR GDD). The result showed that the average value of Relative Growth Rate (RGR GDD) the two
varieties decreased along with increasing accumulation of heat collected at each observation interval.
The average value of Net Assimilation Rate (NAR GDD) both varieties increated along with increasing
the value of thee accumulated heat.
Keyword: long bean, heat accumulation, growth
Abstrak: Pemahaman terhadap analisa pertumbuhan tanaman dapat dikaji berdasarkan perbandingan
akumulasi panas dan bukan hari tanam. Perbandingan ini dimaksudkan untuk mencari hubungan
panas yang diterima oleh tanaman yang terakumulasi dengan analisa percepatan pertumbuhan.
Indikator sejumlah panas diperoleh dari suhu harian di beberapa lokasi yang berbeda. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui perbedaan pertumbuhan dua varietas kacang panjang di ketinggian
tempat yang berbeda berdasarkan konsep akumulasi panas. Penelitian ini dilakukan di lapang yang
menggunakan metode sampling sensus di tiga lokasi penelitian yaitu di kelurahan Dinoyo dengan
ketingggian 450 m dpl, Bumiaji 800 m dpl dan dusun Junggo 1200 m dpl. Data penelitian akumulasi
panas dianalisa menggunakan regresi linear yang dilanjutkan dengan uji-tpada tingkat kepercayaan
95%, sedangakan analisa pertumbuhan tanaman menggunakan perhitungan matematik pada
pengamatan LajuPertumbuhanRelatif (RGRGDD), lajuasimilasibersih (NARGDD). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai rata-rata laju pertumbuhan relatif (RGR DD) kedua varietas menurun
bersamaan dengan peningkatan akumulasi panas yang terkumpul di setiap interval pengamatan. Nilai
rata-rata lajuasimilasibersih(NARDD) kedua varietas meningkat bersamaan dengan bertambahnya nilai
akumulasi panas.
Kata Kunci: kacang Panjang, akumulasi panas, pertumbuhan

Konsep akumulasi panas didasarkan pada teori bahwa perkembangan tanaman


tergantung pada sejumlah panas yang dialaminya selama pertumbuhan, dan diperoleh dari
perhitungan dengan mengurangi suhu rata-rata pada hari tertentu dengan suhu dasar yang
memungkinkan tanaman tersebut dapat hidup atau permulaan fase pertumbuhan (Mc Master
dan Wilhelm, 1997). Sejumlah panas yang dibutuhkan tanaman setiap hari sangat tergantung
dari rata-rata suhu udara, dimana suhu udara tersebut harus melebihi satu derajat diatas suhu
dasar tanaman tertentu (Miller et al., 2001). Akumulasi panas tersebut dihitung secara
menyeluruh pada periode tanam tertentu, biasanya mulai dari tanam hingga panen dan
seterusnya sampai tanaman mati yang berlaku untuk semua tanaman. Kacang panjang
varietas Aura hijau memiliki suhu dasar 14.8 sedangkan varietas Aura hitam12.1 ( Melati, R.
2010).
Analisa pertumbuhan tanaman kacang panjang varietas Aura hijau dan Aura hitam
didukung oleh iklim mikro setempat misalnya suhu lingkungan yang menjadi salah satu
pembatas. Perbedaan suhu (ketinggian tempat) dapat mempengaruhi karakteristik tanaman itu
sendiri dan perbedaan proses pertumbuhan. Suhu inilah yang diakumulasi setiap hari menjadi
panas. Jika dihubungkan dengan analisa pertumbuhan tanaman, maka nilai akumulasi panas
yang dikenal dengan istilah istilah Growing Degree Daysdi singkat GDD dijadikan sebagai
pembanding dalam mencari Laju Pertumbuhan Relatif (RGRGDD) dan Laju Asimilasi Bersih
(NARGDD) yang telah diperkenalkan oleh Russelle, et al., 1984.
BAHAN DAN METODE
Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di 3 lokasi yang berbeda dengan ketinggian yang
berbeda pula. Lokasi penelitian seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian


Penentuan sampel menggunakan teknik sampling sensus untuk masing-masing varietas
di setiap lokasi penelitian. Setiap lokasi terdiri dari 30 tanaman yang dibagi dalam 20 polibag
tanaman dijadikan sebagai sampel pengamatan non destruktif sedangkan 10 polibag tanaman
lainnya dijadikan sebagai sampel destruktif. Data lapang dianalisis dengan pendekatan
matematik untuk akumulasi panas dan analisa laju pertumbuhan biomassa. Nilai akumulasi

panas (GDD) dianalisa menggunakan uji-t dengan tingkat keyakinan 95%.Menurut McMaster
dan Wilhelm (1997) bahwa akumulasi panas (GDD) diperoleh dari GDD = (Tmax + Tmin) / 2
Tdasar (Kacang panjang). GDD adalah akumulasi panas setiap fase pertumbuhan, Tmax dan
Tmin adalah suhu harian dan Tbase adalah suhu dasar setiap tanaman. Akumulasi panas
secara menyeluruh dari setip fase pertumbuhan, mulai saat kecambah sampai tanaman mati
dapat dihitung berdasarkan fenologi tanaman.
Analisa pertumbuhan tanaman menggunakan akumulasi panas. Persamaan yang digunakan
berdasarkan Russelle dkk (1984) adalah: RGR = (lnW2 lnW1) / (GDD2 - GDD1), dan
NAR = { (W2 W1)/(GDD2 - GDD1) x (lnLD2 lnLD1/ (LD2 - LD1)}. Dimana RGR adalah
laju pertumbuhan relatif, NAR adalah laju asimilasi bersih, W2 adalah bobot kering total akhir
tanaman pada pengamatan akhir, W1 adalah bobot kering total awal tanaman pada pengamatan
awal, GDD2 adalah akumulasi panas akhir pada pengamatan akhir, GDD1adalah akumulasi
panas pada awal pengamatan, LD2 adalah luas daun akhir pada pengamatan akhir, LD1 adalah
luas daun pada awal pengamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
AnalisaAkumulasiPanasBerdasarkanTahapPertumbuhanTanaman
Hasil penelitian menggunakan uji-t dengan tingkat kepercayaan 95% terhadap nilai
akumulasi panas (Degree Day / DD) setiap fase pertumbuhan yang menunjukkan perbedaan
antara kacang panjang varietas Aura hijau dan Aura hitam. Total akumulasi panas yang
dibutuhkan varietas Aura hijau selama siklus hidupnya sebesar 1172.78 DD sedangkan
varietas Aura hitam sebesar 1529.55 DD. Kacang panjang jenis ini (Aura hijau dan Aura
hitam) akan berproduksi apabila jumlah panas yang dicapai sebesar 614.92 DD untuk varietas
Aura hijau dan Aura hitam harus mengumpulkan panas sebesar 762.61 DD. Varietas Aura
Hijau memiliki jumlah panas yang berbeda nyata dengan varietas Aura Hitam. Hasil penelitian
disajikan pada Tabel 1.
Total akumulasi panas yang dibutuhkan kacang panjang varietas Aura hijau berbeda
dengan Aura hitam. Proses biologi varietas Aura hijau dimulai apabila akumulasi panas sudah
terkumpul sebesar 80.69 DD dan berakhir pada akumulasi sebesar 1209.34 DD. Awal
kehidupan varietas Aura hitam dimulai pada akumulasi panas sebesar 65.99 DD dan terhenti
aktivitas hidupnya pada akumulasi panas sebesar 1529.55 DD. Kebutuhan panas dari kedua
varietas dapat dikatakan bahwa varietas Aura hijau lebih cepat pertumbuhannya apabila
berada pada suhu yang tinggi, dan sebaliknya varietas Aura hitam lebih mudah beradaptasi
pada lingkungan dengan suhu yang rendah (kondisi lingkungan yang diteliti).
Kemampuan genetik dari tanaman akan terlihat jika ada stimulus dari lingkungan.
Pendekatan untuk mengetahui tingkat adaptasi bisa dilakukan dengan mengkaji respons
tanaman terhadap suhu. Seberapa besar panas yang diterima oleh kedua varietas kacang
panjang yang diteliti dapat mempengaruhi lamanya daur hidup. Hasil penelitian di atas
menunjukkan bahwa kedua varietas memiliki kemampuan tersendiri. Interval waktu yang
dibutuhkan setiap fase antara kedua varietas. Faktor genetis mempengaruhi daur hidup
kacang panjang dari aspek morfologi (Suryadi et al., 2003).

Tabel 1. Matriks Perbedaan Akumulasi Panas (DD) Setiap Fase Pertumbuhan Kacang Panjang Aura Hijau dan Aura Hitam
TahapFenologi

Varietas Aura Hijau


DD
SE

CI 95%

Varietas Aura Hitam


DD
SE
CI 95%

Kecambah

60

80.69 a

4.98

(70.72 90.66)

60

65.99 b

3.3

(59.39 72.59)

Vegetatif

60

136.52 a

0.83

(134.85 138.20)

60

189.59 b

2.58

(184.43 194.75)

Generatif-Awalpembungaan

60

481.54 a

9.5

(462.52 500.56)

60

607.33 b

6.37

(594.57 620.09)

Generatif-Awalpembentukanpolong

60

614.92 a

8.39

(599.30 630.54)

60

762.61 b

9.02

(744.36 780.86)

Generatif-AwalPanen

60

715.81 a

9.01

(697.78 733.84)

60

902.43 b

8.44

(885.54 919.32)

Geneatif-Awalpembentukanpolongtua

60

853.62 a

11.6

(830.40 876.80)

60

1070.40 b

7.49

(1055.02 1084.98)

Penuaan

60

1172.78 a

26.1

(1120.50 1225.10)

60

1423.08 b

26.5

(1370.10 1476.10)

Tanamanmati

60

1209.34 a

25.8

(1159.10 1259.50)

60

1529.55 b

18.7

(1492.10 1566.90)

Keterangan : Angka-angka yang didampingihuruf yangberbeda (a dan b) padabaris yang samamenunjukkanberbedanyata


pada Uji t dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hubungan Analisa Pertumbuhan Tanaman Berdasarkan Akumulasi Panas


Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat dikaji berdasarkan pengaruh kondisi
lingkungan. Hasil penelitian ini membahas tentang hubungan akumulasi panas dengan
pertumbuhan kedua varietas yang diteliti. Hubungan antara analisa pertumbuhan tanaman dan
akumulasi panas dijelaskan berdasarkan laju pertumbuhan relatif (RGRDD) dan laju asimilasi
bersih (NARDD). Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 2.
Parameter analisa pertumbuhan tanaman dalam penelitian ini dibahas berdasarkan nilai
rata-rata dari setiap lokasi penelitian, karena pendekatan laju pertumbuhan tanaman yang
didasarkan pada nilai akumulasi panas, seharusnya secara menyeluruh dari setiap lokasi
penelitian dan bukan hasil penelitian yang terpisah dari setiap lokasi penelitian.
Tabel2. Nilai RGRDD dan NARDD BerdasarkanAkumulasi Panas Varietas Aura Hijau dan Aura
Hitam
Varietas
Interval
(HST)
Interval
(DD)
RGR
(g.g-1.DD-1)
NAR
(g.cm-2.DD-1)

Aura Hijau

Aura Hitam

20 - 45

45 - 65

65 95

20 - 45

45 - 65

65 - 95

116.7 248.7

248.7 352.7

352.7 510.2

145.0 310.8

310.8 441.8

441.8 639.8

0.020

0.016

0.006

0.016

0.012

0.007

0.15 x 10-3

0.27 x 10-3

0.38 x 10-3

0.12 x 10-3

0.23 x 10-3

0.69 x 10-3

Tanaman mengalami perkembangan dengan suatu kombinasi dari sejumlah proses


yang kompleks yaitu proses pertumbuhan dan deferensiasi yang mengarah pada akumulasi
berat kering. Pertumbuhan tanaman semusim diawali dengan fase vegetatif, generatif dan
akhirnya tanaman tersebut mati.
Pola pertumbuhan yang dianalisa dengan pendekatan akumulasi panas pada interval
tertentu, berbeda antara varietas Aura hijau dan varietas Aura hitam.Perbedaan ini terjadi
karena pengaruh faktor lingkungan terutama suhu harian yang berhubungan dengan panas
harian yang diterima tanaman dan genetik.
Fase vegetatif varietas Aura hijau secara genetik memberikan respons yang cepat
dibandingkan dengan varietas Aura hitam sehingga alokasi biomassa lebih besar dibandingkan
dengan alokasi biomassa varietas Aura hitam, akhirnya berpengaruh terhadap bobot kering
tanaman. Menurut Gardner et al. (2008), bahwa proses pertumbuhan mengarah pada
akumulasi bobot kering dari tanaman dan proses itu akan terjadi apabila hasil asimilasi cukup
tersedia dan suhu yang menguntungkan. Ditambahkan oleh Fitter dan Hay (1994), bahwa
suhu mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan berperan dalam mengendalikan
perkembangan species tanaman.
. Faktor lain yang berpengaruh adalah akumulasi panas varietas Aura hitam lebih
besar dibandingkan dengan Aura hijau sehingga berpengaruh pada nilai laju pertumbuhan
relatif. Hal lain yang perlu diperhatikan pula adalah tanaman memiliki keterbatasan dalam
menerima panas.Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Russelle et al. (1984) bahwa, laju
pertumbuhan tanaman jagung menurun seiring dengan bertambahnya akumulasi panas pada
awal pertumbuhan.

KESIMPULAN
Varietas Aura hijau membutuhkan akumulasi panas selama siklus hidup mulai dari
80.69 - 1209.34 DD, sedangkan varietas Aura hitam membutuhkan akumulasi panas sebesar
65.99 1529.55 DD. Sejumlah panas tersebut diperoleh dari rata-rata suhu maksimum dan
suhu minimum harian yang dikurangi dengan suhu ambang pertumbuhan dari masing-masing
varietas yang terakumulasi setiap hari.
Laju pertumbuhan dan laju asimilasi bersih varietas Aura hijau dan Aura hitam meningkat
bersamaan dengan peningkatan akumulasi panas, sebaliknya laju asimilasi bersih relative akan
menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Fither A.H. dan R.K.M. Hay. 1994. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gajahmada University
Press. Yogyakarta. h. 421.
Gardner, F.P., Pearce, B.R and R.L. Mitchell. 1991.
Universitas Indonesia. Jakarta. h. 428.

Fisiologi Tanaman Budidaya

Mc Master G.S. and W. Wilhelm. 1997. Growing Degree-Days: One Equation, Two
Interpretations. Elsevier Agric. and Forest Meteorolog. 87 : 291-300
Miller, P., Lanier, W. and S. Brandt. 2001. Using Growing Degree Days to Predict Plants
Stages. State University Extension Service. Montana. 406:1-7.
Russelle, M.P., Olson, R.P., Wallace, W.W. and J.F. Power. 1984. Growth Analysis Based on
Degree Days. Publ.USDA Agric. Research Service-Lincoln. Nebraska. Crop.Sci.24 :
28-32.
Suryadi, Luthfi, Kusandriani, Y. danGunawan. 2003. KarakterisasidanDeskripsi Plasma
NutfahKacangPanjang. Bul.Plasma Nutfah. 9 (1) : 7 - 11

You might also like