Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Aceh province is one of the greatest short prevalence above the national average, the
prevalence of stunting was 44,6%, Banda Aceh prevalence of 38.8%. They its become
important to note the cause of the incident. The purpose of the study to assess the incidence of
Stunting in children under five in terms exclusive breastfeeding, complementary feeding,
immunization status, family characteristics. Quantitative research approaches to the design of
Case Control Study, carried out in the region and Banda Raya Health Center, Batoh and
Meuraxa the number of samples is 96 persons. Data collected included primary and
secondary data. Data analysis includes univariate and bivariate using the Chi-square test on
CI 95%, and multivariate (logistic regression). The result showed the incidence of stunting in
infants caused by low family income (p = 0,026; OR = 3,1), non-exclusive breastfeeding (p =
0,002; OR = 4.2), giving poor complementary feeding (p = 0,007; OR = 3,4), and incomplete
immunization (p = 0,040; OR = 3,5). Results of multivariate analysis obtained non-exclusive
breastfeeding is very dominant cause stunting of children under five suffered Banda Aceh
region with OR = 4,9. The conclusion, stunting among children is associated with lower
family income, not-exclusively breastfeeding, complementary feeding less favorable and
incomplete immunization. While not-exclusive breastfeeding a dominant factor as the cause of
the child's risk of experiencing stunting.
Key Words
Aceh merupakan salah satu provinsi yang paling besar prevalensi pendek di atas angka
nasional, dengan prevalensi stunting sebesar 44,6%, prevalensi Kota Banda Aceh sebesar
38,8%. Angka menjadi penting diperhatikan penyebab kejadian tersebut. Tujuan penelitian
untuk mengkaji kejadian Stunting pada anak balita ditinjau pemberian ASI Eksklusif, MPASI, status imunisasi, karakteristik keluarga. Pendekatan penelitin secara kuantitatif dengan
rancangan Case Control Study, dan dilakukan diwilayah Puskesmas Banda Raya, Batoh dan
Meuraxa dengan jumlah sampel yaitu 96 orang. Data yang dikumpulkan meliputi data primer
dan skunder. Analisis data meliputi univariat dan bivariat menggunakan Chi-Square Test
pada CI 95%, serta multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian diperoleh
kejadian stunting pada balita disebabkan rendahnya pendapatan keluarga (p=0,026;
OR=3,1), pemberian ASI tidak eksklusif (p=0,002; OR=4,2), pemberian MP-ASI kurang baik
(p=0,007; OR=3,4), serta imunisasi tidak lengkap (p=0,040; OR=3,5). Hasil analisis
multivariate diperoleh pemberian ASI yang tidak eksklusif sangat dominan menyebabkan
anak balita mengalami stunting diwilayah Kota Banda Aceh dengan OR=4,9.
Kesimpulannya,stunting pada anak balita sangat berkaitan dengan rendahnya pendapatan
169
170
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 169 - 184
keluarga, pemberian ASI tidak eksklusif, kurang baiknya MP-ASI serta imunisasi tidak
lengkap. Sedangkan pemberian ASI tidak eksklusif merupakan faktor dominan sebagai resiko
penyebab anak mengalami stunting.
Kata Kunci
PENDAHULUAN
Gizi merupakan salah satu faktor
penting yang menentukan tingkat kesehatan
dan kesejahteraan manusia. Gizi yang baik jika
terdapat keseimbangan dan keserasian antara
perkembangan fisik dan perkembangan mental
orang tersebut. Terdapat kaitan yang sangat
erat antara status gizi dan konsumsi makanan.
Tingkat status gizi optimal akan tercapai
apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi1.
Dalam mencapai tumbuh kembang
optimal, di dalam Global Strategy for Infant
and Young Child Feeding, WHO/UNICEF
merekomen-dasikan empat hal penting yang
harus dilakukan yaitu : pertama memberikan
Air Susu Ibu kepada bayi segera dalam 30
menit setelah bayi lahir, kedua memberikan
hanya Air Susu Ibu (ASI) saja atau pemberian
ASI secara Eksklusif sejak lahir sampai bayi
berusia 6 bulan, ketiga memberikan Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) sejak
bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan
keempat meneruskan pemberian ASI sampai
anak berusia 24 bulan atau lebih2. Hal tersebut
menekankan, secara sosial budaya MP-ASI
hendaknya dibuat dari bahan yang murah dan
mudah
diperoleh
dari
daerah
setempat
kesehatan
Development
Goals
(MDGs).
prevalensi
prevalensinya
adalah
stunting
dengan
44,6%.
Adapun
(indegenous food)3.
Survey
nasional
2008
latar
dirumuskan
belakang
register
Banda Aceh.
METODE PENELITIAN
Za
Z PQ
n 2
(P 1 )
2
penimbangan,
terdapat
data
R
(1 R )
Keterangan :
R = Perkiraan Odds Rasio = 2
Po = Prevalensi kontrol yang terpapar =
10%
Q = 0,62
= 0,05
= 0,10
Z = 1,96
Z
P = 0,38
= 1,28
based9.
Penelitian
dilakukan
menjadi
lokasinya
prevalensi
wilayah kerja
Puskesmas Meuraxa.
yang
mempunyai
44
anak
balita.
Selanjutnya
172
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 169 - 184
Logistic Test).
dan
pendapatan
Karakteristik Responden
keluarga),
Pengolahan
data
meliputi
Karakteristik
Responden
Umur
- 20 29 Tahun
- 30 39 Tahun
- 40 49 Tahun
Pendidikan
- SD
- SMP
- SMA
- Diploma/Sarjana
- Pasca Sarjana
Pekerjaan
- PNS
- Swasta
- Wiraswasta
- IRT
Banda Raya
f
%
Batoh
f
Meuraxa
f
%
9
18
7
26,5
56,9
20,6
6
15
3
25,0
62,5
12,5
11
22
5
28,9
57,9
13,2
1
6
8
16
3
2,9
17,6
23,5
47,1
8,8
1
5
4
13
1
4,2
20,8
16,7
54,2
4,2
0
6
8
20
4
0,0
15,8
21,1
52,6
10,5
3
17
1
13
8,8
50,0
2,9
38,3
3
12
1
8
12,5
50,0
4,2
33,3
2
12
1
23
5,3
31,6
2,6
60,5
Begitu
wilayah
juga
dengan
jenis
pendidikan
kerja
puskesmas
Meuraxa
Karakteristik Sampel
Tabel 2.
Karakteristik
Sampel
Jenis Kelamin
-Laki Laki
-Perempuan
Umur
-12 23 Bulan
-24 35 Bulan
-36 47 Bulan
-48 60 Bulan
Batoh
%
Meuraxa
f
%
12
22
35,3
64,7
12
12
50,0
50,0
20
18
52,6
47,4
12
6
12
4
35,3
17,6
35,3
11,8
4
8
8
4
16,7
33,3
33,3
16,7
2
16
6
14
5,3
42,1
15,8
36,8
Distribusi
Responden
Tingkat Pendidikan
berdasarkan
tingkat
pendidikan
tinggi
lebih
banyak
Banda Aceh.
50,0%.
Sementara
itu,
berdasarkan
umur
berdasarkan
174
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 169 - 184
berkerja
sebagai
PNS
sebesar
8,3%,
pendapatan
keluarga
kontrol.
Gambar 4.
Distribusi
Pendapatan
Keluarga Pada Kelompok Kasus Dan
Kontrol
Gambar 3.
Distribusi
Pekerjaan
Responden Pada Kelompok Kasus Dan
Kontrol
Menurut distribusi pekerjaan, maka
dapat dijelaskan bahwa responden yang
bekerja maupun yang tidak bekerja masingmasing mempunyai anak yang stunting yaitu
sebanyak 24 orang, tetapi berbeda dengan
anak yang normal, dimana lebih banyak pada
ibu yang bekerja yaitu sebanyak 28 orang
dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja
Distribusi
Samper
berdasarkan
Perolehan Pemberian ASI
Pemberian ASI merupakan perilaku ibu
dalam memberikan ASI selalu kepada bayi
sampai usia 6 bulan tanpa makanan atau
minuman lainnya. Data yang dikumpulkan
dari hasil wawancara dibagi dua kelompok,
yaitu Tidak jika bayi tidak diberikan ASI
eksklusif, dan Ya jika bayi diberikan ASI
eksklusif.
Gambar 5.
Distribusi Perolehan ASI
Pada Kelompok Kasus Dan Kontrol
Distribusi
sampel
berdasarkan
sebaliknya
responden
yang
Kelengkapan
imunisasi
merupakan
sebanyak 57 orang.
Perolehan
imunisasi
anak
balita
Gambar 6.
Distribusi Perolehan MPASI Pada Kelompok Kasus Dan Kontrol
Secara umum, distribusi pemberian
MP-ASI kurang baik terdapat
anak yang
Gambar 7.
Distribusi
Perolehan
Imunisasi Pada Kelompok Kasus Dan Kontrol
176
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 169 - 184
Tabel 3. Distribusi Proporsi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Variabel Independen, p-value,
Odds Rasio dengan 95% CI pada Anak Balita di Kota Banda Aceh (n=96).
Variabel
Indepedenden
Pemberian ASI
- Tidak Eksklusif
- Eksklusif
Pemberian MP-ASI
- Kurang Baik
- Baik
Kelengkapan Imunisasi
- Tidak Lengkap
- Lengkap
Pendapatan Keluarga
- Rendah
- Tinggi
Kasus
%
Kontrol
f
%
X2
(P Value)
OR
(CI 95%)
36
12
75,0
25,0
20
28
41,7
58,3
10,97
(0,002)*
4,2
(1,8 10,0)
28
20
58,3
41,7
14
34
29,2
70,8
8,29
(0,007)*
3,4
(1,5 7,9)
14
34
29,2
70,8
5
43
10,4
81,6
5,32
(0,040)*
3,5
(1,2 10,8)
20
28
41,7
58,3
9
39
18,8
81,2
5,98
(0,026)*
3,1
(1,2 7,8)
ASI
eksklusif
dibandingkan
Tabel 4. Uji Regressi Logistik Ganda Untuk Identifikasi Variabel Yang Akan Masuk
Dalam Model Dengan P < 0,05.
Variabel independen
Tingkat Pendapatan
0,886
0,090*
Pemberian ASI
1,355
0,005
Pemberian MP-ASI
0,991
0,046
Kelengkapan Imunisasi
0,813
0,210*
Constant
-6,456
0,000
* = Dikeluarkan bertahap (backward selection)
OR
2,426
3,878
2,694
2,254
95% CI
0,872 1,514 1,019 0,633 -
6,750
9,932
7,125
8,031
178
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 169 - 184
Tabel 5. Hasil Akhir Analisis Regresi Logistik Ganda Pemodelan Faktor Resiko Kejadian
Stunting Pada Anak Balita
Variabel
SE
Wald
df
Pemberian ASI
1,791 0,669 10,11
Pemberian MP-ASI 1,287 0,464 7,69
Constant
-4,118 1,077 14,62
Overal percentage 66,7%
1
1
1
Exp
95% CI
(B)
0,001 4,852 1,77 11,14
0,006 3,622 1,46 8,99
0,000 0,016
Sig.
perhitungan
matematik
tentang
turunan
1
Y=
1 + e (-4,118 + 1,791 Pemberian ASI +
Secara keseluruhan model ini dapat
memprediksikan
tinggi
atau
rendahnya
pemberian MP-ASI.
Karakteristik
ibu
seperti
tingkat
lain-lain
langsung
sangatlah
pendidikan
perlu
formal
untuk
ibu
akan
menentukan tingkat
lain.
pengetahuan
gizi[12].
ASI.
PEMBAHASAN
Kejadian
Stunting
Karakteristik Ibu
anaknya.
180
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 169 - 184
berhubungan
anak.
dengan
pertumbuhan
pemberiannya
menurut
usia,
dan
[14, 15]
satu
pemicu
ketepatan
waktu
pemberian,
pembuatannya.
Adanya
kebiasaan
menjadi
diperhatikan
terjadinya
pendamping
selain
ASI.
Ibu
Kejadian
Stunting
Kelengkapan Imunisasi
berdasarkan
Apabila
diberikan
(2001) juga
MP-ASI
terlalu
dini
berpendidikan
Diploma/Sarjana
balita
informasi
dalam
pertumbuhan anak.
pengetahuan
praktis
tidak
sehingga
memiliki
anak
imunitas
menolak
terhadap
makanan
yang
responden dimana
tubuh anak[15].
berdasarkan penelitian
Aceh.
182
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 169 - 184
menurun
bibit
produksi
mengakibatkan
berbagai
mudahnya
jenis
enzim
untuk
pencernaan makanan.
Makanan tidak dapat dicerna dengan
baik dan ini berarti penyerapan zat gizi akan
mengalami
gangguan
sehingga
dapat
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
membeli
diperlukan.
stunting.
pangan
dalam
Sehingga
jumlah
akibat
dari
yang
tinggi
Hasil
penelitian
tentang
kejadian
pendapatan
keluarga
KESIMPULAN
sesuai
Kota
bayi,
baik
dari
kuantitasnya,
segi
sehingga
kualitas
maupun
berdampak
pada
[2]
Banda
Aceh
disebabkan
oleh
yang
rendah
atau
miskin
umumnya
Puskesmas
(TPG)
yang
telah
menyediakan
waktu
luangnya
demi
OR = 3,622.
SARAN
Perlu perhatian kerja sama dari semua
maupun
lintas
program
dan
agar
penanganan
benar
dapat
masalah
memperhatikan
masyarakat,
membuka
1.
melakukan
gizi
peningkatan
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Gizi
dalam
Penerbit
Daur
Buku
kerja,
ekonomi
permasalahan
peningkatan
lapangan
2004.
Kehidupan.
dengan
pendidikan
Arisman,
keadaan
gizi
sosial
khususnya
masalah
Direktorat
Gizi
Masyarakat
Ditjen
(RISKESDAS)
Penelitian
RI. Jakarta.
5.
disampaikan
Kemenkes
kepada
Aceh,
Poltekkes
selaku
penelitian
ini.
Terima
kasih
kami
dan
Perencanaan
Nasional/Badan
memperlancar
jalannya
Pengembangan
membantu
Badan
penyedia
2007.
2010.
Kementerian
Pembangunan
Perencanaan
184
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 169 - 184
Pembangunan
Nasional
(BAPPENAS). Jakarta.
7.
York.
12.
Supariasa,
Nyoman,
dkk,
Menyusui
Edisi
Jakarta.
Ketiga.
Pustaka
Pelajar.
14.
Yogyakarta.
10.
Depkes
Penelitian
Eksklusif
Kesehatan.
11.
16.
Nutritional
Assesment.
Petunjuk
bagi
Petugas
Puskesmas, Jakarta.
15.
2005.
Bahan
RI,
dengan
17.
Akre,