Professional Documents
Culture Documents
WHAT IS TRAUMA ?
Trauma means damage or injury
When?
During delivery
Which Infants/
Forceps or vacuum delivery where
traction or suction is applied to the
head.
Unassisted deliveries where the
infant may fall after delivery.
Precipitous deliveries when the
infant is delivered very fast.
WHAT IS CAPUT?
Oedema of the presenting part
caused by pressure on the
presenting part during a vaginal
delivery.
It will disappears during the first 48
hours after delivery.
Chignon: more sever caput, often
with damage to the skin.
Caput
WHAT IS A CEPHALHAEMATOMA?
A collection of blood under the
periosteum of the parietal bone.
Unilateral or bilateral, localized
swelling.
Appears within hours of delivery as
a soft, fluctuant swelling on the side
of the head.
cephalhaematoma
Never extend beyond the edges of
the bone.
Never crosses suture lines.
Bleeding is caused by damage to
capillaries under the periosteum of
the parietal bone.
TREATMENT OF A
CEPHALHAEMATOMA
Usually small and need no treament.
Reabsorption of blood jaundince may
require phototherapy
It may take up to 3 months before the
cephalhaematoma disappears.
A bony ridge may from at the edge of the
healing haematoma.
Never aspirate or drain.
TREATMENT OF
A SUBAPONEUROTIC HAEMORRHAGE
FACIAL PALSY
Muscle weakness of one side of the face
due to trauma to the facial nerve.
The affected side of the face droops.
Unable to close the eye tightly on the
side
When crying
the mouth is pulled
across to the normal side.
Usually recovers spontaneously in a few
days or weeks.
TREATMENT OF
BRACHIAL PALSY
Flex the elbow and shoulders a few
times a day to prevent contractures
developing.
If the arm is not better by 6 weeks
no hope of spontaneous
recovery; reffered for further
investigation.
HOW ARE
FRACTURES TREATED?
Fracture of the clavicle needs no treament
and heals well.
Fracture of the humerus immobilized.
Fractureof the femur
gallows
traction.
Paracetamol can be given.
Depressed fracture of the skull
surgical.
BATASAN
Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL)
adalah kegagalan napas secara
spontan dan teratur pada saat
lahir atau beberapa saat setelah
lahir.
APGAR SCORE
TANDA
Appearance
Biru,pucat
Badan
pucat,tungkai
biru
Pulse
Tidak teraba
< 100
> 100
Grimace
Tidak ada
Lambat
Menangis kuat
Activity
Lemas/lumpuh
Gerakan
sedikit/fleksi
tungkai
Aktif/fleksi tungkai
baik/reaksi melawan
Respiratory
Tidak ada
Lambat,
teratur
PRINSIP DASAR
Asfiksia merupakan penyebab
kematian paling tinggi. Menurut SKRT
2001, 27% kematian neonatal
diakibatkan oleh Asfiksia dan sekitar
kematian 41.94% terjadi di RS pusat
rujukan propinsi.
Asfiksia perinatal dapat terjadi selama
antepartum, intrapartum maupun
postpartum
Asfiksia selain dapat menyebabkan
kematian juga dapat mengakibatkan
kecacatan
PATOFISIOLOGI
Pernapasan adalah tanda vital pertama yang
berhenti ketika BBL kekurangan oksigen.
Pada periode awal BBL mengalami napas cepat
(rapid breathing) yang disebut dengan gasping
primer
Setelah periode awal ini akan diikuti dengan
keadaan bayi tidak bernapas (apnu) yang
disebut apnu primer. Frekuensi jantung mulai
menurun, namun tekanan darah masih tetap
bertahan
RAPID BREATHING
APNEU PRIMER
HEART RATE
BLOOD PRESSURE
PATOFISIOLOGI
Bila berlangsung lama dan tidak dilakukan
pertolongan, maka BBL akan melakukan usaha
napas megap-megap yang disebut gasping
sekunder dan kemudian masuk ke dalam
periode apnu sekunder. Frekuensi jantung
semakin menurun dan tekanan darah semakin
menurun dan bisa menyebabkan kematian.
Setiap kasus dengan apnu, harus dianggap
sebagai apnu sekunder dan segera
dilakukan resusitasi
GASPING SECONDAIRE
APNEU SECONDAIRE
BLOOD PRESSURE
HEART RATE
PENYEBAB ASFIKSIA
Faktor ibu
Preeklampsia dan eklampsia
Perdarahan antepartum abnormal (plasenta
previa atau solusio plasenta)
Partus lama atau partus macet
Demam sebelum dan selama persalinan
Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
Kehamilan lebih bulan (lebih 42 minggu
kehamilan)
DIAGNOSTIK
Anamnesis
Gangguan atau kesulitan waktu lahir (lilitan tali pusat,
sungsang, ekstraksi vakum, forseps, dll.)
Lahir tidak bernafas / menangis.
Air ketuban bercampur mekonium.
Pemeriksaan fisik:
Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap
Denyut jantung kurang dari 100X/menit
Kulit sianosis, pucat.
Tonus otot menurun.
Untuk diagnosis asfiksia tidak perlu nilai Skor Apgar
RESUSITASI AWAL
Hangatkan bayi
Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi
Isap lendir dari mulut kemudian hidung
Keringkan bayi sambil melakukan rangsangan
taktil
Reposisi kepala bayi
Nilai bayi: usaha napas, warna kulit dan denyut
jantung
Bila bayi tidak bernapas lakukan ventilasi
tekanan positip (VTP) dengan memakai balon
dan sungkup selama 30 detik dengan
kecepatan 40-60 kali per menit
RESUSITASI AWAL
Nilai bayi: usaha napas, warna kulit dan
denyut jantung
Bila belum bernapas dan denyut jantung > 60
x/menit lanjutkan VTP dengan kompresi dada
secara terkoordinasi selama 30 detik
Nilai bayi: usaha napas, warna kulit dan
denyut jantung
Bila denyut jantung < 60 x/menit, beri
epinefrin dan lanjutkan VTP dan kompresi
dada
Bila denyut jantung > 60 x/menit kompresi
dada dihentikan, VTP dilanjutkan
Approximate time
Bayi Lahir
30
seconds
30 seconds
Clear of meconium?
Term gestation
Spontaneus breathing or crying ?
Good muscle tone ?
No
Provide warmth
Position; clear airway* (as
necessary)
Dry, stimulate, reposition
Give O2 (as necessary)
Evaluate respirations, heart rate, and
color
Apnea
or HR < 100
Provide VTP*
30 sec.
HR < 60
HR > 60
provide VTP*
Administer chest compressions
HR < 60
Administer epinephrine*
Perawatan rutin
Memberi kehangatan
Membersihkan jalan
napas
Mengeringkan badan
Assessment
Evaluation
B
Evaluation
C
Evaluation
KERINGKAN
BAYI
REPOSISI
KEPALA
Epinefrin
Indikasi :
Denyut jantug bayi <60x/m setelah
paling tidak 30 detik dilakukan ventilasi
adekuat dan kompresi dada belum ada
respons.
Asistolik.
Dosis: 0.1-0.3 ml/kg BB dalam larutan
1:10,000 (0.01-0.03 mg/kgBB) secara IV
atau endotrakeal. Dapat diulang setiap
3-5 menit bila perlu.
Bikarbonat
Indikasi:
Asidosis metabolik secara klinis (nafas cepat dan dalam,
sianosis)
Prasyarat: Telah dilakukan ventilasi tekanan positif secara
efektif pada bayi
Dosis: 1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/KgBB (4.2%) atau 1 ml
/kgbb (7.4%)
Cara: Diencerkan dengan aquabides atau dekstrose 5%
sama banyak diberikan secara intravena dengan
kecepatan minimal 2 menit.
Efek samping: Pada keadaan hiperosmolaritas dan
kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi
miokardium dan otak
Kapan merujuk ?
Rujukan paling ideal adalah rujukan
antepartum untuk ibu risiko tinggi.
Bila tidak ada fasilitas, rujuk bila bayi tidak
memberikan respons terhadap tindakan
resusitasi selama 2-3 menit
Bila ada fasilitas, lakukan pemasangan ET dan
pemberian obat sebelum merujuk
Bila bayi tidak dapat dirujuk, lakukan tindakan
paling optimal di Puskesmas dan berikan
dukungan emosional pada ibu dan keluarga
Bila sampai dengan 10 menit bayi tidak dapat
dirujuk, jelaskan kepada orang tua tentang
prognosis