Professional Documents
Culture Documents
Informasi Obat Di Rumah Sakit
Informasi Obat Di Rumah Sakit
Administrasi Obat
Formulasi Obat
Micromedex
IDIS
MEDLINE
Martindales: The Extra Pharmacopoiea
Manufacturer
Commonwealth Department of Health and
Family Services, SAS Register
615.4
Ind
PEDOMAN
PELAYANAN INFORMASI OBAT
DI RUMAH SAKIT
DIREKTORAT JENDERAL
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
2006
52
Terapi Obat
Identifikasi Obat
Mims Annual
Martindeless: The Extra Pharmacopeia
Merck Index
Micromedex (drugdex, poisindex)
National register of therapeutic goods
(commonwealth Department of Health and
Family Service)
Manufacturer
Index Nominum, Foreign Country Drug
Compendiums
IDIS- cross reference index
Farmakokinetik
Farmakologi
I. Judul
51
Lampiran 3
KATA PENGANTAR
Dosis Obat
Interaksi Obat
Stabilitas Obat
50
Lampiran 2
LEMBAR PELAYANAN INFORMASI OBAT
NO: ...........Tgl: ............. Waktu:.......... Metode lisan/pertelp/tertulis
1.
Terima kasih.
UB
RE
3.
ES
L
NDERA
RAT JE
IAN
DIREKTO N KEFARMAS
A
N
N
HATA
PELAYA
T KESE
DAN ALA
2. Data Pasien
Umur: .................... Berat: .....................kg
Jenis Kelamin:L/P
Kehamilan: Ya/Tidak .................. minggu
Manyusui: Ya/Tidak
Umur Bayi: ....................
IA
R
DEPA
ME
AN
AT
TE
LIK IN D
4.
5.
6.
ii
Identitas Penanya
Nama: .............................
Status: .............................
No. Telp: ...............................................
Pertanyaan
Uraian Permohonan
..........................................................................................
..........................................................................................
Jenis Permohonan
Identifakasi Obat
Dosis
Antiseptik
Interaksi Obat
Stabilitas
Farmakokinetik / Farmakodinamik
Kontra Indikasi
Keracunan
Ketersediaan Obat
Penggunaan Teraperik
Harga Obat
Cara Pemakaian
ESO
Lain-lain
Jawaban
..........................................................................................
..........................................................................................
Referensi
..........................................................................................
..........................................................................................
Penyampaian Jawaban: Segera dalam 24 jam, > 24 jam
Apoteker yang menjawab: ...............................................
Tgl: .....................
Waktu: .........................
metode Jawaban: lisan/tertulis/pertelp.
49
Lampiran 1
Contoh keberadaan pelayanan informasi obat dalam
struktur organisasi IFRS
(struktur organisasi minimal)
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KEFARMASIAN
DAN ALAT KESEHATAN
Assalamualaikum Wr. Wb
Ka.
IFRS
Adm.
IFRS
Pengolahan
Perbekalan Farmasi
Pelayanan
Farmasi Klinik
PIO
Manajemen
Mutu
48
iii
Jakarta,
Oktober 2004
Dirjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan
iv
PUSTAKA
47
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Nomor : HK.01.DJ.II.093
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI OBAT
DI RUMAH SAKIT
DIREKTUR JENDERAL
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu dan
efisiensi pelayanan farmasi di rumah sakit,
perlu adanya pedoman pelayanan informasi
obat di rumah sakit.
b. bahwa pedoman pelayanan informasi obat
di rumah sakit merupakan arahan untuk
dilaksanakan oleh seluruh rumah sakit.
c. bahwa sehubungan hal-hal tersebut diatas
diperlukan penetapan pedoman pelayanan
informasi obat di rumah sakit.
Mengingat
BAB VII
PENUTUP
46
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
: JAKARTA
: 9 November 2004
vii
BAB Vl
EVALUASI KEGIATAN
Nama penanya
Tanggal bertanya
Trimester kehamilan
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Nomor : HK.00.DJ.II.0364
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
PEDOMAN
PELAYANAN INFORMASI OBAT DI RUMAH SAKIT
Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu dan
efisiensi pelayanan farmasi di rumah sakit,
perlu adanya pedoman pelayanan informasi
obat di rumah sakit.
b. bahwa pedoman pelayanan informasi obat
di rumah sakit perlu dibentuk Tim Penyusun
Pedoman Pelayanan Informasi Obat di
Rumah Sakit.
Mengingat
BAB V
DOKUMENTASI
KETIGA
: D a l a m m e l a k u k a n t u g a s n y a Ti m
bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat
Kesehatan.
KEEMPAT
KELIMA
: JAKARTA
: 14 April 2004
TIM KONTRIBUTOR
NAMA
INSTANSI
ITB
Universitas Hasanuddin
universitas Surabaya
Universitas Indonesia
RS Pringadi Medan
Rumkital Surabaya
HISFARSI
xi
41
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR ....................................................... i
KATA SAMBUTAN ......................................................... iii
SURAT KEPUTUSAN DIRJEN YANFAR DAN ALKES .. v
TIM PENYUSUN ........................................................... viii
TIM KONTRIBUTOR ..................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN .............................................
I.1 Latar Belakang .......................................
I.2 Tujuan Pedoman ....................................
I.3 Sasaran Pedoman ..................................
I.4 Pengertian ..............................................
1
1
3
4
4
BAB II
7
7
8
10
10
12
35
35
37
39
42
44
46
47
LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi
minimal Pelayanan Informasi Obat ................. 48
Lampiran 2. Lembar Pelayanan
Informasi Obat ................................................. 49
Lampiran 3. Sumber Informasi Obat
(Teks dan Referensi) ....................................... 50
xiii
39
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
LATAR BELAKANG
Visi Departemen Kesehatan sebagai penggerak
terwujudnya Indonesia Sehat mengandung makna bahwa
D e pa r t e m e n K e s e h a ta n m a m p u m e n d o r o n g
pembangunan berwawasan kesehatan dan kemandirian
masyarakat dalam mewujudkan lingkungan hidup dan
berperilaku sehat serta mampu menggerakkan semua
potensi bangsa dalam menyediakan pelayanan kesehatan
yang merata dan bermutu bagi semua orang guna
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi tingginya,
sebagai perwujudan hak asasi manusia di bidang
kesehatan.
Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan. Pelayanan kefarmasian ini
merupakan wujud pelaksanaan pekerjaan kefarmasian
berdasarkan undang undang no. 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan. Yang dimaksud dengan pekerjaan
kefarmasian menurut undang undang tersebut adalah:
36
I.2
TUJUAN PEDOMAN
I.2.1 Tujuan Umum
Tersedianya pedoman dalam rangka pelayanan
informasi obat yang bermutu dan berkesinambungan dalam rangka mendukung upaya
penggunaan obat yang rasional di rumah sakit.
I.2.2 Tujuan Khusus
- Tersedianya acuan dalam rangka pelayanan
informasi obat di rumah sakit.
- Tersedianya landasan hukum dan operasional
penyediaan dan pelayanan informasi obat di
rumah sakit.
3
BAB IV
SUMBER INFORMASI
SASARAN PEDOMAN
Pedoman ini dimaksudkan untuk dapat dimanfaatkan
oleh petugas kesehatan terkait provider, pasien dan
keluarganya, masyarakat umum, dan institusi yang
memerlukan.
I.4
PENGERTIAN
Apoteker adalah mereka yang berdasarkan undangundang yang berlaku, berhak melakukan pekerjaan
kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.
Data adalah bukti yang ditemukan dari hasil penelitian
yang dapat dijadikan dasar kajian atau pendapat.
Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan,
pengolahan, dan penyimpanan informasi di bidang ilmu
pengetahuan.
Evaluasi adalah memberikan penilaian terhadap
sesuatu.
Farmakokinetik adalah aspek farmakologi yang
35
dengan memberikan kuliah atau mempublikasikan topiktopik yang relevan dengan pelayanan informasi obat.
BAB II
PELAYANAN INFORMASI OBAT
33
II.2
Pelayanan
- Menjawab pertanyaan
- Menerbitkan buletin
- Membantu unit lain dalam mendapatkan
informasi obat
- Menyiapkan materi untuk brosur/leaflel
informasi obat
- Mendukung kegiatan Panitia/Komite Farmasi
dan Terapi dalam menyusun dan merevisi
formularium.
II.2.2
Pendidikan
Pelayanan informasi obat melaksanakan fungsi
pendidikan terutama pada rumah sakit yang
berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan :
- Mengajar dan membimbing mahasiswa.
- Memberi pendidikan pada tenaga kesehatan
dalam hal informasi obat.
- Mengkoordinasikan program pendidikan
berkelanjutan di bidang informasi obat.
- Membuat/menyampaikan makalah seminar/
simposium
8
II.2.3
Penelitian
- Melakukan penelitian evaluasi penggunaan
obat.
- Melakukan penelitian penggunaan obat baru
- Melakukan penelitian lain yang berkaitan
dengan penggunaan obat, baik secara mandiri
maupun bekerja sama dengan pihak lain.
- Melakukan kegiatan program jaminan mutu.
Dengan adanya keterbatasan waktu, dana dan
sumber-sumber informasi, maka jenis pelayanan
yang dilaksanakan Pelayanan Informasi Obat
di Rumah Sakit disesuaikan dengan kebutuhan.
Contohnya meliputi:
1. Memberi jawaban atas pertanyaan spesifik
melalui telepon, surat atau tatap muka.
2. Laporan atau buletin bulanan.
3. Pelayanan cetak ulang reprint.
4. Konsultasi tentang cara penjagaan terhadap
reaksi ketidakcocokan obat, konsep-konsep
obat yang sedang dalam penelitian atau
peninjauan penggunaan obat-obatan.
5. Tugas-tugas pendidikan dan pelatihan seperti
kuliah tentang farmakologi dan pengobatan,
evaluasi literatur obat atau penggunaannya.
9
6. Melakukan riset.
7. Dukungan Panitia/Komite Farmasi dan Terapi
seperti tinjauan terhadap obat-obatan yang
baru yang diajukan untuk dimasukkan dalam
daftar obat rumah sakit.
8. Hubungan dengan para sales perusahaan
obat, komite staf medis dan para petugas
perpustakaan medis.
9. Pengawasan atas racun/keracunan.
II.3
II.4
b. Tertulis
Cara ini sangat tepat untuk memberikan
informasi yang bersifat kompleks, sangat
rinci dan disertai dengan dokumen yang
diperlukan. Jawaban secara tertulis dapat
mengikuti format (lampiran 2)
c. Tanggapan
Tanggapan yang diberikan mencakup
pendahuluan, sumber pustaka, rangkuman
dari apa yang ditemukan termasuk dengan
data pendukungnya seperti tabel, grafik
dan lain lain.
d. Kesimpulan
Kesimpulan harus menjawab pertanyaan.
Dapat dilengkapi dengan saran dan
rekomendasi.
e. Referensi
Seluruh referensi yang digunakan harus
sesuai dengan standar.
10
30
2. Formulasi Jawaban
II.4.1
a. Verbal
Dilakukan melalui telepon atau secara
langsung kepada penanya. Cara ini cocok
untuk menyampaikan informasi yang
bersifat sederhana. Dapat juga dilakukan
diskusi terlebih dahulu dengan penanya
pada saat informasi diberikan.
29
Persyaratan SDM
3. Perpustakaan
12
28
4. Komputer
5. Telepon dan faksimili
6. Jaringan internet, dan lain lain
7. In house data base
Apabila tidak ada sarana khusus, pelaksanaan pelayanan
informasi obat dapat menggunakan ruangan instalasi
farmasi beserta perangkat pendukungnya.
13
- Aturan pakai
- Riwayat pasien terkait (umur, fungsi ginjal,
fungsi hati, berat badan)
- Obat lainnya
- Alasan permintaan informasi (eliminasi
pada keracunan, kemungkinan interaksi,
perubahan cara pemberian lainnya)
10. Pasien Anak (Paediatrics)
- Usia, jenis kelamin dan berat badan pasien
- Riwayat penyakit
- Riwayat pengobatan
- Riwayat alergi/ADR
- Hasil laboratorium terkait
11. Penetapan dosis pada pasien dengan penyakit
ginjal
- Demografi pasien
- Indikasi
- Tipe dan penyebab gangguan fungsi ginjal
- Perkiraan fungsi ginjal (serum kreatinin,
klirens kreatinin)
26
BAB III
KEGIATAN PELAYANAN INFORMASI OBAT
- Cara pemberian
- Riwayat pengobatan (interaksi obat,
kegagalan terapi)
- Riwayat alergi, ADR
8. Identifikasi obat
- Nama obat (Nama dagang, nama generik
dan nama kimia)
- Sumber informasi (resep, wadah, tanya
jawab, artikel jurnal)
- Negara asal obat
III.1 PELAYANAN
Kegiatan petayanan informasi obat berupa penyediaan
dan pemberian informasi obat yang bersifat aktif atau
pasif. Pelayanan bersifat aktif apabila apoteker pelayanan
informasi obat memberikan informasi obat dengan tidak
menunggu pertanyaan melainkan secara aktif
memberikan informasi obat, misalnya penerbitan buletin,
brosur, leaflet, seminar dan sebagainya. Pelayanan
bersifat pasif apabila apoteker pelayanan informasi obat
mernberikan informasi obat sebagai jawaban atas
pertanyaan yang diterima.
Menjawab Pertanyaan
- Pabrik
- Indikasi
- Bentuk sediaan
- Alasan permintaan informasi
9. Farmakokinetik
- Nama obat
- Bentuk sediaan, cara pemberian
25
M e n j a w a b p e r ta n y a a n m e n g e n a i o b a t d a n
penggunaannya merupakan kegiatan rutin suatu
pelayanan informasi obat. Pertanyaan yang masuk dapat
disampaikan secara verbal (melalui telepon, tatap muka)
atau tertulis (surat melalui pos, faksimili atau e-mail).
Pertanyaan mengenai obat dapat bervariasi dari yang
sederhana sampai dengan yang bersifat urgen dan
kompleks yang membutuhkan penelusuran literatur serta
evaluasi secara seksama. Namun apapun bentuk
14
15
24
- Dosis
- Lama terapi, lamanya pemberian secara
bersamaan, aturan pakai
- Status pasien
PENANYA
ISI FORMULIR
KLASIFIKASI
PENANYA
PERTANYAAN
- Rincian gangguan
- Rincian riwayat pengobatan (obat, dosis,
lama pengobatan, aturan pakai)
- Rincian test laboratorium
INFORMASI
LATAR BELAKANG
- Waktu pemberian
5. Ketercampuran secara in vitro
a. Spesifikasi obat
- Nama obat
- Aturan pakai dan lama pengobatan
DOKUMENTASI
FORMULIR JAWABAN
- Cara pemberian
KOMUNIKASI
- Kadar
23
16
UMPAN
BALIK
17
22
- Demografi pasien
III.2.4 Menerima Permintaan Informasi
- Status pasien
- Rincian penanganan yang telah dilakukan
Bila Pelayanan Informasi Obat tidak dapat
menangani hal ini, dapat dirujuk ke Pelayanan
Informasi Keracunan
1. Kehamilan dan Menyusui
- Nama obat
21
Drug Reactions/ADR
- Tingkat keparahan
- Waktu mula/timbulnya reaksi, pola
berkembangnya
- Urgensi permintaan
Informasi Pasien
- Nama pasien
- Ruang rawat
19
20