You are on page 1of 8

fppk NVT8JNM5V

g. dizi manganI jaret OMN5I NM(N)W PPJ4M

TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI, AKTIVITAS FISIK, DAN KEBUGARAN


KARDIORESPIRATORI PEGAWAI PT. INDOCEMENT BOGOR
(Nutritional adequacy, physical activity, and cardiorespiratory fitness of
Indocement workers Bogor)

Kharisma Tamimi1*, Rimbawan


1

Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680

ABSTRACT
The general objective of this study was to analyse nutritional adequacy, physical activity, and
cardiorespiratory fitness among Indocements workers at Bogor. The cross-sectional study was applied
with purposive samplingI involving PO office workers and PO plant workers. jost of subjects (5V.4B and
T8.OB) had a normal Body jass fndex (Bjf). qhe mean sl max Oof plant workers (O4.4T.S miLkgL
mnt) was higher than office workers (OO.VT.5 miLkgLmnt). qhere were no differences of macrocutrients
adequacy (energyI proteinI fatI and carbohydrate) between two workers (p>M.M5). mhysical activity
level of plant workers was higher than the office workersI and it was categorized as moderately active
(5V.4B)I whereas the office workers categorized as sedentary (T5.MB). qhe office workers had better
exercise (NSM.PNN8.M minutes) than the plant workers (8V.NNST.S minutes). joreoverI there were
differences on physical activity and habitual exercise between the two groups (p<M.M5). qhe significant
correlations between ageI physical activityI and habitual exercise with sl max
were found on plant
O
workers (p<M.M5)I but not on office workers (p>M.M5).
Keywords: cardiorespiratory fitness, nutritional adequacy, physical activity

ABSTRAK
qujuan==penelitian==ini==adalah==untuk==menganalisis==tingkat==kecukupan==giziI==aktivitas==fisikI==dan==tingkat
kebugaran kardiorespiratori pegawai PT. Indocement di Bogor. Desain penelitian adalah cross-sectional
dengan purposive sampling, melibatkan 32 pegawai kantor dan 32 pegawai lapang PT. Indocement.
Sebanyak 59,4% pegawai kantor dan 78,2% pegawai lapang memiliki IMT yang normal. Rata-rata VO2
max kelompok lapang (24,4,6 mL/kg/menit) lebih tinggi dibandingkan kelompok kantor (22,9 ,5
mL/kg/menit). Tingkat kecukupan zat gizi kedua kelompok tidak berbeda (p>0,05). Sebagian besar
(59,4%) pegawai kelompok lapang mempunyai kategori aktivitas sedang dan sebanyak 75,0% kelompok
kantor==mempunyai==kategori==aktivitas==fisik==ringanK==hebiasaan==olahraga==kelompok==kantor==lebih==baik
(160,318,0 menit) dibandingkan kelompok lapang (89,1w,6 menit). Terdapat perbedaan aktivitas
fisik=dan=kebiasaan=olahraga=antara=kelompok=kantor=dan=lapang=Ep<MIMRFK=qerdapat==hubungan=yang
signifikan=antara=usiaI=kebiasaan=olahragaI=dan=aktivitas=fisik=dengan=sl=max=pada=kelompok=lapang
2
Ep<MIMRFI=dan=tidak=terdapat=hubungan=pada=kelompok=kantor=Ep[MIMRFK
Kata kunci: aktivitas fisik, kebugaran kardiorespiratori, tingkat kecukupan zat gizi
PENDAHULUAN

(Wei et al. 2000). Tingkat kebugaran berhubungan=dengan=beberapa=faktor=seperti=aktivitas=fisikI


Salah satu masalah kesehatan adalah pedan konsumsi pangan (Wareham et al. 2000, Wilnyakit degeneratif. Salah satu faktor yang meborn et al. 2005)
nyebabkan penyakit degeneratif adalah tingkat
Pegawai kantor cenderung memiliki akkebugaran (La Monte et al. 2005). Penelitian
tivitas==fisik==yang==rendahK==eal==tersebut==terkait
menunjukkan bahwa rendahnya kebugaran kardengan berkembangnya gaya hidup sedentary.
diorespiratori=dan=rendahnya=aktivitas=fisik=meruJ Pegawai cenderung lebih lama menghabiskan
pakan prediktor bebas dari semua penyebab kewaktu untuk duduk, misalnya duduk di depan
matian pada laki-laki penderita diabetes tipe 2
komputer atau duduk di dalam kendaraan dariKorespondensi: Telp: +6281514306897, Surel:kharismatamimi@gmail.com

g. dizi manganI Volume 10, Nomor 1, Maret 2015

33

Tamimi & Rimbawan


pada untuk bergerak. Sebanyak 47,6% dari popuusia, besar keluarga, dan pendapatan. Data antrolasi yang bekerja memiliki gaya hidup sedentary
pometri terdiri atas berat badan dan tinggi badan.
(Drygas et al. 2013).
Konsumsi pangan subjek diperoleh melalui wawancara food recall 1x24 jam sebanyak
Faktor lain yang memengaruhi tingkat kebugaran adalah konsumsi pangan. Ketidakseimdua=kaliK=Aktivitas=fisik=diperoleh=melalui=wawanJ
cara recall aktivitas fisik 1x24 jam sebanyak dua
bangan asupan zat gizi menjadi permasalahan
yang dialami pegawai. Sebagian besar asupan zat
kali. Wawancara dilakukan pada hari kerja dan
gizi pegawai tambang berada di bawah standar
hari libur. Tingkat kebugaran kardiorespiratori
rekomendasi (Dabhadker et al. 2013). Selain itu,
(VO2max) diukur menggunakan Tes Cooper sepegawai kerah putih (pegawai dengan jabatan
lama 12 menit pada lintasan yang datar. Sebelum
melakukan Tes Cooper, subjek mengisi formulir
lebih tinggi) dan pegawai kerah biru (pegawai
dengan jabatan lebih rendah) memiliki asupan
yang berisi pertanyaan terkait kondisi kesehatan
energi yang sebagian besar berasal dari lemak
subjek berdasarkan hasil pemeriksaan dokter ke(Kachan et al. 2012).
tika medical check-up. Subjek yang dapat mengPenelitian ini lebih terfokus pada tingkat
ikuti tes kebugaran diperkenankan untuk berlari
kecukupan=zat=giziI=aktivitas=fisikI=serta=hubungJ maupun berjalan mengelilingi lintasan selama
annya dengan tingkat kebugaran pegawai. Tu12 menit. Ketika mencapai 12 menit, subjek berjuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat
henti berlari atau berjalan dan lokasi subjek dikecukupan=zat=giziI=aktivitas=fisikI=dan=kebugarantandai. Jarak tempuh subjek dihitung berdasarkan
kardiorespiratori pegawai PT. Indocement di Cijumlah keliling yang ditempuh subjek selama 12
terueup Bogor.
menit.
METODE

Pengolahan dan analisis data


Data status gizi dikelompokkan berdasar2
Desain, tempat, dan waktu
kan==aepkes==EOMMPFI==yaitu==kurus==E<NUIR==kgLm=F;
2
Penelitian ini menggunakan desain crossnormal (18,5-25 kg/m ); gemuk (25,1-27 kg/
sectional. Penelitian ini dilakukan di PT. Indocem2); dan obes (>27 kg/m ).2 Kebiasaan olahraga
ment Tunggal Prakarsa, Tbk di Bogor. Pengamdinyatakan dalam durasi melakukan olahraga
bilan data berlangsung pada bulan Juni-Juli 2014.
selama satu minggu kemudian dikelompokkan
menjadi==kurang==E<VM==menitLmingguF==dan==baik
Jumlah dan cara pengambilan subjek
(90 menit/minggu) (Depkes 2005).
Subjek dalam penelitian ini terdiri atas
Penggolongan tingkat kecukupan energi
pegawai kantor dan pegawai lapang yang dipilih
dan protein berdasarkan Depkes (2003) yaitu desecara purposive berdasarkan lokasi yang dapat
fisit=berat=E<TMB=kebutuhanF;=defisit=tingkat=seJ
dang (70-79% kebutuhan); defisit tingkat ringan
dijangkau dari poliklinik dengan kriteria ber(80-89% kebutuhan); normal (90-119% kebujenis kelamin laki-laki; tidak memiliki riwayat
penyakit maupun gangguan kardiovaskuler, pertuhan); lebih (120% kebutuhan). Kecukupan
napasan, dan gangguan otot; bersedia mengikuti
lemak==dikelompokkan==menjadi==kurang==E<OMB
kebutuhan energi); normal (20-30% kebutuhan erangkaian penelitian. Jumlah subjek minimum
dihitung berdasarkan proporsi pegawai dengan
nergi); dan lebih (>30% kebutuhan energi) (Keaktivitas rendah.
menkes 2014). Kategori kecukupan karbohidrat
Berdasarkan perhitungan, subjek miniyang=digunakan=adalah=kurang=E<RMB=kebutuhan
energi); normal (50-65% kebutuhan energi); dan
mum yang dibutuhkan adalah 32 subjek di masing-masing kelompok pekerjaan. Jumlah subjek
lebih (>65 % kebutuhan energi).
terpilih dalam penelitian ini berdasarkan kelengBesarnya=aktivitas=fisik=dinyatakan=dalam
PAL (Physical Activity Level) kemudian dikekapan dalam tahapan penelitian adalah 32 pegawai kantor dan 32 pegawai lapang.
lompokkan=berdasarkan=cAlLtelLrkr=EOMMNF
menjadi ringan (1,4-1,69); sedang (1,70-1,99),
Jenis dan cara pengumpulan data
dan berat (2,00-2,39). VO max
dikelompokkan
2
berdasarkan=eoeger=et al. EOMMNF=menurut=jenis
Jenis data primer diperoleh melalui wawancara dan pengukuran langsung menggunakan
kelamin dan usia (Tabel 1).
kuesioner. Data yang dikumpulkan terdiri atas
Analisis secara statistik inferensia diawali
karakteristik subjek, antropometri, konsumsi padengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov.
nganI=aktivitas=fisikI=dan=tingkat=kebugaran=karJ rji==beda==Mann-Whitney digunakan==untuk==data
dengan sebaran tidak normal dan independentdiorespiratori. Data karakteristik subjek meliputi
34

g. dizi manganI Volume 10, Nomor 1, Maret 2015

qingkat=kecukupan=giziI=aktivitas=fisikI=dan=kebugaran=kardiorespiratori
Tabel 1. Kategori kebugaran berdasarkan VO2max
rsia
<OV
30-39
40-49
50-59

Kurang
<O4IV
<OOIV
<NVIV
<NTIV

Cukup
25-33,9
23-30,9
20-26,9
18-24,9

Kategori
Sedang
34-43,9
31-41,9
27-38,9
25-37,9

Baik
44-52,9
42-49,9
39-44,9
38-42,9

Baik Sekali
>53
>50
>45
>43

sample tJtest digunakan untuk data kontinu deRata-rata asupan energi yang lebih tinggi
ngan=sebaran=normalK=rji=korelasi=Spearman diJ pada subjek pegawai lapang dapat disebabkan
oleh ukuran porsi makanan yang lebih besar
gunakan untuk data dengan sebaran tidak normal.
dibandingkan=subjek=kelompok=kantorK=easil=uji
HASIL DAN PEMBAHASAN
beda Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat
hubungan==yang==signifikan==antara==tingkat==kecuJ
Karakteristik subjek dan status gizi
kupan energi pegawai kantor dengan pegawai
Sebaran usia subjek adalah 19-54 tahun.
lapang (p>0,05).
Tingkat kecukupan protein. Rata-rata
Seluruh subjek kantor dan lapang termasuk dalam
asupan protein selama dua hari pada subjek pegawai
kategori tidak miskin dengan rata-rata pendapatan
kantor adalah 55,41,9 g. Rata-rata asupan protein
perkapita/hari sebesar Rp 2.464.844.718.282
selama dua hari pada subjek pegawai lapang
dan Rp 1.906.306.192.128.
adalah 55,91,7 g. Rata-rata tingkat kecukupan
Sebagian besar subjek memiliki status gizi
protein subjek kantor (82,4O,3%) lebih rendah
normal, baik kelompok kantor (59,4%) maupun
dibandingkan subjek lapang (87,0Q,4%).
kelompok lapang (78,2%). Rata-rata IMT (InPegawai kantor sebagian besar memiliki tingkat
deks Massa Tubuh) adalah 23,6,1 kg/m 2 pada
kecukupan protein yang termasuk dalam kategori
kelompok kantor dan 22,6,6 kg/m 2 pada kelompok==lapangK==easil==uji==beda==Mann-Whitney
defisit==ESVIMBFI==begitu==pula==dengan==pegawai
lapang sebagian besar tingkat kecukupan protein
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
pegawai==termasuk==kategori==defisit==ER4IMBFK
yang nyata antara IMT kelompok kantor dan laPenelitian Kachan et al. (2012) menunjukkan
pang=Ep[MIMRFK=eal=ini=sejalan=dengan=penelitian
Silventoinen et al. (2013) yang menunjukkan nibahwa rata-rata asupan protein pada pegawai
kerah putih cenderung lebih tinggi dibandingkan
lai rata-rata IMT pegawai di Jepang yang hampegawai kerah biru. Asupan protein subjek
pir sama pada setiap kategori pekerjaan, yaitu
pegawai lapang yang lebih tinggi pada penelitian
berkisar antara 23,1-23,6 kg/m2.
ini kemungkinan karena subjek pegawai lapang
Tingkat kecukupan zat gizi
cenderung memiliki porsi makan yang lebih besar
Tingkat kecukupan energi. Rata-rata jumserta lebih sering mengonsumsi sumber protein
nabati==dibandingkan==subjek==pegawai==kantorK==rji
lah asupan energi pada subjek pegawai kantor
beda Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat
selama dua hari adalah 1.940 kkal. Rataperbedaan=yang=signifikan=antara=tingkat=kecukupJ
rata jumlah asupan energi pada subjek pegawai
an protein kedua kelompok pegawai (p>0,05).
lapang adalah 1.983 kkal. Rata-rata tingkat
Tingkat kecukupan lemak. Sebagian bekecukupan energi subjek kantor dan lapang
sar subjek kelompok kantor memiliki asupan
adalah 73,4Q,5% dan 75,1N,2%. Sebagian
lemak pada kategori kurang (44,0%) dan norbesar subjek kelompok kantor (78,0%) dan lamal (41,0%). Rata-rata kontribusi lemak terhapang==ETUIMBF==mengalami==defisit==energiK==meneliJ
tian ini sejalan dengan Dabhadker et al. (2013)
dap energi pada kelompok kantor (22,2,7%)
lebih rendah dibandingkan dengan kelompok layang menyatakan bahwa rata-rata asupan energi
pang=EO4I4UISBFK=easil=tersebut=sejalan=dengan
pekerja tambang lebih rendah dari standar keKachan et al. (2012) yang menyatakan bahwa
butuhan yang disarankan. Kurangnya asupan
zat gizi pegawai dapat disebabkan pada saat rerata-rata asupan lemak total pegawai kerah biru
call konsumsi pangan dilakukan rata-rata waktu
lebih tinggi dibandingkan pegawai kerah putih.
Konsumsi gorengan yang cenderung lebih tinggi
makan pegawai hanya terdiri atas tiga kali makan
pada subjek kelompok lapang kemungkinan
utama dan pegawai sangat jarang mengonsumsi
menyebabkan asupan lemak yang lebih tinggi
makanan tambahan sehingga jumlah makanan
dibandingkan=subjek=kelompok=kantorK=easil=uji
yang dikonsumsi tidak dapat memenuhi kebutuhbeda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbean gizi satu hari.
g. dizi manganI Volume 10, Nomor 1, Maret 2015

35

Tamimi & Rimbawan


daan asupan lemak pada kedua kelompok subjek
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
(p>0,05).
signifikan=antara=kebiasaan=olahraga=subjek=kanJ
Tingkat kecukupan karbohidrat. Sebator=dengan=subjek=lapang=Ep<MIMRFK=eal=ini=sejaJ
lan dengan penelitian Leino-Arjas et al. (2004)
gian besar subjek pegawai kantor memiliki asupan karbohidrat yang kurang (72,0%). Sebanyak
menyatakan bahwa pegawai kerah putih cen63,0% subjek kelompok lapang memiliki asupan
derung memiliki kebiasaan olahraga lebih tinggi
karbohidrat yang kurang. Rata-rata persen kondibandingkan pegawai kerah biru. Hal ini tertribusi karbohidrat terhadap energi pada subjek
kait=dengan=beban=fisik=saat=bekerja=yang=dimiliki
kantor (44,2L,7%) lebih rendah dibandingkan
oleh pekerja kerah putih lebih berat dibandingsubjek=lapang=E4RIMVIUBFK=easil==tersebut=sejaJ
kan pekerja kerah biru, sehingga waktu luang
lan dengan penelitian Kachan et al. (2012) yang
lebih dimanfaatkan untuk beristirahat.
menunjukkan bahwa rata-rata asupan karbohidrat
Kebugaran kardiorespiratori
pada pegawai kerah biru dibandingkan pegawai kerah putih. Rata-rata asupan karbohidrat
Sebagian besar (59,4%) subjek kantor
yang lebih tinggi pada subjek pegawai lapang
memiliki VO 2 max kategori cukup dan lebih
dapat disebabkan oleh porsi makanan pokok
dari cukup, sedangkan pada subjek lapang sebeyang cenderung lebih besar dibandingkan subsar (71,9%). Rata-rata VO max
subjek kantor
2
jek=pegawai=kantorK=rji=statistik=terhadap=asupan (22,9,5 mL/kg/menit) lebih rendah dibanding karbohidrat pada kedua kelompok menunjukkan
kan==subjek=lapang=EO4I4TIS=miLkgLmenitFK=eal
tidak=adanya=perbedaan=yang=signifikan=Ep[MIMRFK
ini sejalan dengan penelitian DAlessio (2007)
easil==penelitian==menunjukkan==bahwa==seJyang menunjukkan bahwa pegawai kategori
sedentary memiliki VO 2max yang lebih rendah
bagian besar pegawai kantor maupun lapang
dibandingkan pegawai non sedentary. Hasil uji
memiliki tingkat kecukupan energi, protein, karbeda Mann-Whitney menunjukkan bahwa tidak
bohidrat, dan lemak di bawah kebutuhan. Secara
umum konsumsi energi, protein, lemak, dan karterdapat==perbedaan==yang==signifikan==antara==sl
2
bohidrat pegawai lapang lebih baik dibandingkan
max kedua kelompok pegawai (p>0,05).
dengan pegawai kantor. Kondisi tersebut diikuti
Data yang diperoleh dalam penelitian
dengan lebih baiknya kondisi status gizi pada
menunjukkan bahwa tingkat kebugaran kardiopegawai lapang.
respiratori subjek yang bekerja di lapang secara
umum lebih baik dibandingkan subjek yang
Aktivitas fisik dan kebiasaan olahraga
bekerja di kantor. Tingkat kecukupan energi, proAktivitas=fisik=subjek=kantor=sebagian=besar tein, lemak, dan karbohidrat juga menunjukkan
berada dalam kategori ringan (75,0%), sementara
nilai=yang=lebih=baikK=qingkat=aktivitas=fisik=keJ
itu==sebagian==besar==aktivitas==fisik==subjek==lapang
lompok subjek lapang lebih baik dibandingkan
termasuk dalam kategori sedang (59,4%). Ratadengan kelompok kantor serta disertai dengan
rata=tingkat=aktivitas=fisik=selama=dua=hari=pada persentase kategori status gizi yang lebih baik
subjek kantor (1,65,13) lebih rendah dibanpula. Selanjutnya uji hubungan antara variabeldingkan==subjek==lapang==ENIUUMIOMFK==rji==beda
variabel tersebut akan dilakukan dengan uji kojannJthitney menunjukkan bahwa terdapat
relasi Spearman.
perbedaan==yang==signifikan==antara==aktivitas==fisik
Hubungan usia subjek dengan VO2Max
pegawai==kantor==dan==pegawai==lapang==Ep<MIMRFK
eal=tersebut=sejalan=dengan=penelitian=hruger=et
easil=uji=korelasi=Spearman menunjukkan
al. (2006) yang menunjukkan bahwa subjek yang
hubungan yang negatif antara usia dengan VO 2
memiliki kategori pekerjaan lebih berat cendemax kelompok kantor namun hubungan terserung=memiliki=proporsi=aktivitas=fisik=sedang=dan but==tidak==mencapai==nilai==signifikan==ErZJMIPPSI
pZMIMSMFK==rji==korelasi==Spearman antara=usia
berat yang lebih tinggi dibandingkan dengan subjek dengan pekerjaan yang lebih ringan.
dengan VO 2max kelompok lapang menunjukKebiasaan olahraga subjek dihitung berkan==adanya==hubungan==negatif==yang==signifikan
dasarkan durasi olahraga selama satu minggu. SeErZJMIS4UI==pZMIMMMFK==pebaran==subjek==kelompok
bagian besar (71,9%) subjek kantor memiliki kelapang berdasarkan usia dan VO max
disajikan
2
biasaan berolahraga kurang dari 90 menit, namun
pada Tabel 2.
sebanyak 68,8% subjek lapang belum memenuhi
Terdapat kecenderungan semakin beranjuran. Rata-rata lama berolahraga dalam satu
tambah usia subjek lapang semakin meningkat
minggu pada subjek kantor (160,318,0 me persentasi VO 2max yang berada pada kategori
kurangK=jenurut==euang=et al. EOMMRF=sl=max
nit) lebih tinggi dibandingkan subjek lapang
2
EUVINNSTIS==menitFK==rji==beda==Mann-Whitney
sebagai salah satu indeks dari kebugaran kar36

g. dizi manganI Volume 10, Nomor 1, Maret 2015

qingkat=kecukupan=giziI=aktivitas=fisikI=dan=kebugaran=kardiorespiratori
Tabel 2. Sebaran subjek pegawai lapang berdasarkan usia dan kategori VO 2max
rsia
Remaja
Dewasa muda
Dewasa madya
Dewasa lanjut
Total

Kurang
n
%
0
0,0
1
10,0
6
35,3
2
50,0
9
28,1

Cukup
n
%
1
100,0
6
60,0
9
52,9
2
50,0
18
56,2

VO2Max
Sedang
n
%
0
0,0
2
20,0
2
11,8
0
0,0
4
12,5

n
0
1
0
0
1

Baik
%
0,0
10,0
0,0
0,0
3,1

n
1
10
17
4
32

Total
%
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0

easil==uji==Spearman menunjukkan=bahwa
diorespiratori mengalami penurunan secara progresif seiring dengan proses penuaan.
tidak terdapat hubungan antara Tingkat KecuProses penuaan menyebabkan penurunan
kupan Energi (TKE) dengan VO max
subjek
2
dalam pengantaran oksigen otot yang disebabkan
kelompok kantor dan kelompok lapang (p>0,05).
oleh penurunan cardiac output dan maldistribusi
eal=tersebut=tidak=sama=dengan=penelitian=CuenJ
dari cardiac output. Selain itu, terjadi penurunan
ca-Garcia et al. (2012) yang menunjukkan bahpada=kapasitas=oksidatif=otot=rangkaK=eal=ini=diseJ
wa tingginya tingkat kebugaran kardiorespirababkan oleh gangguan pada fungsi mitokondria
tori berhubungan dengan tingginya total asupan
sehingga terjadi penurunan VO2max otot rangka
energiK=eal=yang=sama=terdapat=pada=uji=korelasi
mencapai==RMB==EBetik==C==eepple==OMMUFK==meneJ
antara tingkat kecukupan protein dengan VO 2
litian Jackson et al. (1995) menunjukkan bahwa
max pada kedua kelompok yang menunjuksetelah usia 25 tahun, VO2 max mengalami penukan=tidak=terdapatnya=hubungan=yang=signifikan
Ep[MIMRFK=easil=uji=Spearman juga=menunjukkan
runan=sebesar=NB=setiap=tahunK==easil=yang=tidak
signifikan==pada==kelompok==kantor==kemungkinan
hubungan=yang=tidak=signifikan=antara=asupan=leJ
karena rata-rata pegawai kantor dengan usia yang
mak dan karbohidrat dengan VO 2max (p>0,05).
lebih tua memiliki kebiasaan olahraga yang lebih
easil=yang=tidak=signifikan=kemungkinan=karena
baik sehingga nilai VO max
cenderung
baik.
terdapatnya faktor lain yang lebih memengaruhi
2
Kebiasaan olahraga berperan dalam peningkatan
nilai VO2max subjek seperti faktor genetika serta
VO2max individu baik pada usia dewasa muda
konsumsi pangan pada masa lampau yang tidak
maupun=dewasa=lanjut=Eeuang=et al. OMMRI=dormJ
diukur dalam penelitian ini.
ley et al. 2008).
eubungan aktivitas fisik dan kebiasaan olahHubungan indeks massa tubuh dan tingkat
raga dengan VO2Max
kecukupan energi dengan VO2Max
easil=uji=korelasi=Spearman antara=aktiviJ
qidak==terdapat==hubungan==yang==signifikan
tas=fisik=dengan=sl=max=pada=kelompok=kantor
2
antara IMT dengan VO max
pada kelompok
menunjukkan terdapat kecenderungan hubungan
2
kantor=ErZJMIOTT;=pZMINO4F=dan=lapang=ErZJMIOUR;
positifI=namun=nilainya=tidak=signifikan=ErZMINNOI
pZMINN4FK=easil=uji=hubungan=pada=kedua=kelomJ
pZMIR4OFK==eal==ini==kemungkinan==karena==hampir
pok=memiliki=nilai=koefisien=yang=negatifI=yang semua subjek pegawai kantor memiliki tingkat
dapat diartikan semakin tinggi nilai IMT semakin
aktivitas==fisik==ringan==ETRBF==sementara==tingkat
rendah VO 2max sejalan dengan Ranjbar et al.
kebugaran cenderung beragam. Keberagaman
EOMNOFK=eubungan=yang=tidak=signifikan=kemungJ
tingkat kebugaran kemungkinan disebabkan oleh
kinan disebabkan oleh perubahan perilaku seperti
terdapatnya faktor lain yang lebih memengameningkatnya pengetahuan mengenai kesehatan
ruhi VO 2max subjek kelompok kantor seperti
sehingga terjadi peningkatan dalam frekuenkebiasaan merokok di masa lampau, faktor gesi==atau==durasi==berolahragaK==eal==tersebut==dapat
netikaI=dan=fisiologis=yang=memengaruhi=proses
memperbaiki nilai VO 2max. Setty et al. (2013)
pengantaran oksigen ke sel tubuh (Bassett &
menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif
eowley=OMMMFK
yang kuat antara obesitas dengan VO max
(r=easil=uji=hubungan=pada=kelompok=lapang
2
MIUUM;=p<MIMRFK=panada=et alK=EOMMTF=menyatakan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bahwa orang yang memiliki massa bebas lemak
signifikan=antara=aktivitas=fisik=dengan=sl=max
2
yang tinggi memiliki oksigen darah pada arteri
ErZMIRURI==pZMIMMMFK==pebaran==subjek==kelompok
dan vena yang lebih tinggi sehingga memiliki
lapang=berdasarkan=aktivitas=fisik=dan=sl=max
2
tingkat VO2max yang lebih tinggi.
disajikan pada Tabel 3. Terdapat kecenderungan
g. dizi manganI Volume 10, Nomor 1, Maret 2015

37

Tamimi & Rimbawan


qabel=PK==pebaran=subjek=lapang=berdasarkan=aktivitas=fisik=dan=sl=max
2
Aktivitas=fisik
Ringan
Sedang
Berat
Total

Kurang
n
%
4
80,0
4
21,1
1
12,5
9
28,1

Cukup
n
%
1
20,0
13
68,4
4
50,0
18
56,2

VO2Max
Sedang
n
%
0
0,0
2
10,5
2
25,0
4
12,5

Baik
n
0
0
1
1

%
0,0
0,0
12,5
3,1

Total
n
5
19
8
32

%
100,0
100,0
100,0
100,0

semakin=berat=tingkat=aktivitas=fisik=pegawai=laJ datif yang berperan dalam peredaran oksigen di


pang, semakin sedikit persentase subjek yang
dalam=darah=Eeolloszy=OMMUFK
memiliki VO max
pada
kategori
kurang
dan
2
KESIMPULAN
persentase subjek dengan VO max
yang baik
2
semakin besar, sehingga hubungan antara aktivitas=fisik=dan=sl=max=pegawai=lapang=bersifat
Tidak terdapat perbedaan antara tingkat
2
positifK==easil==tersebut==sejalan=dengan==penelitian
kecukupan energi, protein, lemak, dan karboWareham et al. (2000) yang menunjukkan bahwa
hidrat pada kedua kelompok (p>0,05), meskiaktivitas=fisik=dan=sl=max=memiliki=hubungan
pun tingkat kecukupan energi dan zat gizi
2
positif=Ep<MIMNFK=Aktivitas=fisik=dapat=meningkatJ
pada kelompok lapang cenderung lebih baik
kan=efisiensi=mekanis=dan=mengurangi=pengeluJ dibandingkan kelompok kantor. Sebagian bearan energi. Orang-orang yang termasuk dalam
sar (78%) subjek pegawai kantor dan lapang
kategori==aktif==memiliki==efisiensi==mekanis==yang
mengalami=defi=sit=energiK=eal=tersebut=diikuti
lebih baik daripada orang-orang yang tergolong
dengan tingkat kecukupan protein (69%, 54%)
dalam kategori sedentari serta jumlah energi
dan==karbohidrat==ETOBI==SPBF==yang==defisit==pada
yang digunakan lebih sedikit (Keytel et al. 2005).
subjek pegawai kantor dan lapang. Sebagian
rji==korelasi==Spearman menunjukkan
besar (44%) subjek pegawai kantor mengalami
bahwa==tidak==terdapat==hubungan==yang==signifikan
defisit==lemak==sedangkan==4NB==subjek==pegawai
antara kebiasaan olahraga dengan VO max
kelapang memiliki kecukupan lemak yang normal.
2
lompok kantor walaupun hubunganya cenderung
Pegawai sebaiknya lebih memperhatikan jenis
bersifat==positif==ErZMINRPI==pZMI4MPFI==sementara
dan jumlah makanan yang dikonsumsi agar dapat
itu uji korelasi Spearman pada kelompok lapang
memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari. Peran
menunjukkan==hubungan==yang==positif==signifikan
perusahaan juga diperlukan dalam pemenuhan
ErZMI4NSI=pZMIMNUFK=eubungan=yang=tidak=signifiJ
kebutuhan zat gizi pegawai. Perusahaan dapat
kan pada kelompok kantor kemungkinan karena
menambah jumlah kantin sehat pada setiap divisi
sebagian besar (71,9%) subjek pegawai kantor
atau dapat menyediakan makanan pada waktu
memiliki kebiasaan olahraga yang baik sementauntuk makanan selingan agar dapat membantu
ra tingkat kebugaran cukup beragam. Keragaman
meningkatkan pemenuhan kebutuhan zat gizi
ini dapat terjadi akibat dari faktor lain yang lebih
pegawai.
berpengaruh terhadap VO max
seperti
genetik
qerdapat==perbedaan==aktivitas==fisik==kedua
2
dan kebiasaan merokok di masa lampau yang
kelompok=pegawai=yang=diteliti=Ep<MIMRFK=pebaJ
berkaitan dengan mekanisme pengantaran oksigian besar subjek kantor (75,0%) memiliki aktigen=ke=sel=tubuh=EBassett=C=eowley=OMMMFK vitas=fisik=ringan=dan=kelompok=lapang=memiliki
menelitian=euang=et al. EOMMRF=menunjukJaktivitas=fisik=sedang=ERVI4BFK=hebiasaan=olahraJ
kan bahwa terdapat peningkatan VO2max secara
ga kelompok kantor lebih baik dibandingkan designifikan==pada==subjek==yang==mengalami==interJ
ngan kelompok lapang. Kedua kelompok subjek
vensi olahraga selama lebih dari 20 minggu. Kememiliki VO 2max yang tidak berbeda (p>0,05),
biasaan berolahraga menyebabkan peningkatan
meskipun rata-rata VO 2max pada kelompok lapada volume darah dan ukuran bilik jantung, sepang lebih tinggi (24,4,6 mL/kg/mnt) dibanhingga volume akhir diastolik dan stroke volume
dingkan dengan kelompok kantor (22,9,5 mL/
meningkat. Peningkatan stroke volume menyekg/mnt). Pegawai sebaiknya dapat meningkatkan
babkan jumlah darah yang dialirkan ke seluruh
kebugaran dengan cara meningkatkan aktivitas
tubuh meningkat, maka jumlah oksigen yang difisik==dengan==lebih==memanfaatkan==fasilitas==serta
alirkan melalui darah juga meningkat. Selain itu,
program kebugaran yang terdapat di PT. Indoceolahraga juga meningkatkan kapilaritas pembument.
luh darah, jumlah mitokondria, serta enzim oksi38

g. dizi manganI Volume 10, Nomor 1, Maret 2015

qingkat=kecukupan=giziI=aktivitas=fisikI=dan=kebugaran=kardiorespiratori
Kelemahan dalam penelitian yaitu peneliti
cal activity in adult Polish population in
st
tidak dapat mengukur kebiasaan makan maupun
the second decade of 21 century.
Results
gaya=hidup=subjek=di=masa=lampauK=easil=peneJ
of the NATPOL 2011 study. Int J Occup
litian yang menunjukkan bahwa sebagian besar
Med. doi:10.2478/s13382-013-0160-9
subjek=mengalami=defisit=zat=gizi=sementara=fjq xcAlz=cood=Association=lrganizationK=OMMNK=euJ
subjek sebagian besar normal kemungkinan kareman=bnergy=oequirementsK=tel=qechniJ
na metode recall 1x24 jam selama dua hari pada
cal Report Series, no. 724. , Geneva: World
penelitian ini belum mampu mewakili kebiasaan
eealth=lrganizationK
makan subjek pada masa sebelumnya. Sebaiknya
dormley==pbI==pwain==amI==eigh==oI==ppina==ogI
dilakukan pengembangan teknik recall untuk
aowling==bAI==hotipalli==rpI==dandraJ
dapat menggambarkan kebiasaan makan dengan
kota R. 2008. Effect of intensity aerobic
lebih baik. Selain itu, perlu dilakukan penelitian
training on VO 2 max. Med Sci Sports
lebih mendalam mengenai faktor lain yang berExec 40(7):1336-1343. doi:10.1249/
hubungan dengan VO 2max dengan jumlah subMSS.0b013e31816c4839.
jek yang lebih banyak.
eoeger=tthI=pharon=AeI=jarie=ABK=OMMNK=merJ
sonal Nutrition Principles and Labs for FitDAFTAR PUSTAKA
ness and Wellness. Belmont: Wadsworth.
eolloszy==glK==OMMUK==oegulation==by==exercise==of
Bassett=ao=grI=eowley=bqK=OMMMK=iimiting=factors skeletal muscle content of mitochondria
and Glut 4. J Physiol Pharmacol 7:5-18.
for maximum oxygen uptake and determinants of endurance performance. Med Sci
euang==dI==Cheryl==AdI==wung==sqI==twayne==eK
Sports Exerc 32(1):70-84.
2005. Controlled endurance exercise trainBetik==ACI==eepple==oqK==OMMUK==aeterminants==of
ing and VO2max changes in older adults: a
meta-analysis. Prev Cardio 8(4):217-225.
VO2 max decline with aging: an integrated perspective. Appl Physiol Nutr
doi: 10.1111/j.0197-3118.2005.04324.x.
Metab 33(1):130-140. doi: 10.1139/H07Jackson AS, Beard EF, Wier LT, Ross RM,
174.
Stuteville JE, Blair SN. 1995. ChangCuencaJdarcia=jI=lrtega=cBI=euybercht=fI=ouiz
es in aerobic power of men ages 25-70
JR, Ginzales-Gross M, Ottevaere C, Sjosyr. Med Sci Sports Exerc 27(1):113-20.
trom M, Diaz LE, Ciarapica D, Molnar D
doi:10.1249/00005768-199501000-00020.
et al. 2012. Cardiorespiratory fitness and
Kachan DBS, John EL, Evelyn PD, Kristodietary intake in Euopian adolescents: the
pher LA, William GL, Lora EF, Alberto
healthy lifestyle in Europe by nutrition in
JCM, David JL. 2012. Nutrient intake
adolescence study. Br J Nutr 107(12):1850and adherence to dietary recommenda1859. doi:10.1017/S0007114511005149.
tions==among==rp==workersK==g==lccup==bnviJ
ron Med 54(1):101-105. doi: 10.1097/
DAlessio P, Savino M, Santoro A, Gabrielli FA,
misanello=CI=katali=oI=ioperfido=cK=OMMTK
JOM.0b013e31823ccafa.
Cardiorespiratory==fitness==and==arterial==stifJ
[Kemenkes] Kementerian Kesehatan RI. 2014.
ness in sedentary and not sedentary hyAngka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
pertensive workers. G Ital Med Lav ErBagi Bangsa Indonesia. Jakarta: Direktogon 3:820-1.
rat Bina Gizi, Direktorat Jendral Bina Gizi
Dabhadker K, Renu S, Aradhana S. 2013. Nutridan Kesehatan Ibu dan Anak.
tion of coal mine workers: a case study of
Keytel L, Geodecke J, Noakes T. 2005. PredictKorba coal mine, Chhattisgarh). IJSTR
ion of energy expenditure from heart rate
5(2):278-287. doi: 22778616.
monitoring during submaximal exercise. J
sports Sci 23(3):289-297.
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Gizi dalam Angka. Jakarta:
Kruger J, Yore MM, Ainsworth BE, Macera
Depkes RI.
CA. 2006. Is participation in occupational
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Inphysical activity associated with lifestyle
donesia. 2005. Pedoman Tatalaksana Gizi
physical activity levels?. J Occup Environ
Med 48(11):1143-1148.
untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Depkes
RI.
La Monte MJ, Carolyn EB, Radim J, James BK,
Drygas W, Wojciech S, Magdalena K, Piotr B,
Timothy SC, Steven NB. 2005. CardioMarcin R, Wojcieh B, Ewa R, Katarzyna P,
respiratory==fitness==is==inversely==assosiated
Tomasz Z. 2013. Epidemiology of physiwith the incidence of metabolic syndrom:
g. dizi manganI Volume 10, Nomor 1, Maret 2015

39

Tamimi & Rimbawan


spiratory=fitnessK=fnn=g=jed=pci=OEOFWPMMa prospective study of men and women.
Circulation 112:505-512. doi: 10.1161/
304. Doi: 10.5455/ijmsph.2013.2.298-302
CfoCriAqflkAeAKNM4KRMPUMRK
Silventoinen K, Takashi T, Pekka M, Ossi R,
ieinoJArjas==mI==polovieva==pI==oiihimaki==eI==hirJ Eero L, Michikazu S, Tea L. 2013. Occujonen J, Telama R. 2004. Leisure time
pational class differences in body mass inphysicl activity and strenuousness of work
dex and weight gain in Japan and Finland.
J Epidemiol 23(6):443-450. doi: 10.2188/
as predictors of physical functioning: a 28
year follow up of a cohort industrial emjea.JE20130023.
ployees. Occup Environ Med 61:1032Wareham NJ, Man-Yu W, Nicholas ED. 2000.
1038. doi: 10.1136/oem.2003.012054
Glucose intolerance and physical inactivRanjbar K, Maryam N, Meysam G. 2012. Relaity: the relative importance of low habitual
tionship between anthropometric factors,
energy expenditure and cardiorespiratory
fitnessK=Am=g=bpidemiol=NROEOFWNPO-NPVK
repiratory exchange ratio and energy expenditure with maximal oxygen uptake
Wei M, Larry WG, James BK, Milton ZN, Steven
among sedentary men. ZJMS 16(6):20-24.
B. 2000. Low cardiorespiratory andphysiSanada K, Kuchika T, Miyachi M. 2007. Effect
cal inactivity as predictors of mortality in
of age on ventilatory threshold and peak
men with type 2 diabetes. Intrn Med 132
(8):605-611.
oxygen uptake normalised for regional
skeletal muscle in japanese men and womtilborn=CI=gacquelline=BI=Bill=CI=qravis=eI=jeJ
en aged 20-80 years. Eur J Appl Physiol
lyn G, Paul LB, Erika N, Jennifer W, Rich99(5):475-483.
ard K. 2005. Obesity: prevalence, theoSetty P, Padmanabha BV, Doddamani BR. 2013.
ries, medical consequences, management,
and research directions. JISSN 2:4-31.
Correlation between obesity and cardio redoi:10.1186/1550-2783-2-2-4.

40

g. dizi manganI Volume 10, Nomor 1, Maret 2015

You might also like