Professional Documents
Culture Documents
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680
ABSTRACT
The general objective of this study was to analyse nutritional adequacy, physical activity, and
cardiorespiratory fitness among Indocements workers at Bogor. The cross-sectional study was applied
with purposive samplingI involving PO office workers and PO plant workers. jost of subjects (5V.4B and
T8.OB) had a normal Body jass fndex (Bjf). qhe mean sl max Oof plant workers (O4.4T.S miLkgL
mnt) was higher than office workers (OO.VT.5 miLkgLmnt). qhere were no differences of macrocutrients
adequacy (energyI proteinI fatI and carbohydrate) between two workers (p>M.M5). mhysical activity
level of plant workers was higher than the office workersI and it was categorized as moderately active
(5V.4B)I whereas the office workers categorized as sedentary (T5.MB). qhe office workers had better
exercise (NSM.PNN8.M minutes) than the plant workers (8V.NNST.S minutes). joreoverI there were
differences on physical activity and habitual exercise between the two groups (p<M.M5). qhe significant
correlations between ageI physical activityI and habitual exercise with sl max
were found on plant
O
workers (p<M.M5)I but not on office workers (p>M.M5).
Keywords: cardiorespiratory fitness, nutritional adequacy, physical activity
ABSTRAK
qujuan==penelitian==ini==adalah==untuk==menganalisis==tingkat==kecukupan==giziI==aktivitas==fisikI==dan==tingkat
kebugaran kardiorespiratori pegawai PT. Indocement di Bogor. Desain penelitian adalah cross-sectional
dengan purposive sampling, melibatkan 32 pegawai kantor dan 32 pegawai lapang PT. Indocement.
Sebanyak 59,4% pegawai kantor dan 78,2% pegawai lapang memiliki IMT yang normal. Rata-rata VO2
max kelompok lapang (24,4,6 mL/kg/menit) lebih tinggi dibandingkan kelompok kantor (22,9 ,5
mL/kg/menit). Tingkat kecukupan zat gizi kedua kelompok tidak berbeda (p>0,05). Sebagian besar
(59,4%) pegawai kelompok lapang mempunyai kategori aktivitas sedang dan sebanyak 75,0% kelompok
kantor==mempunyai==kategori==aktivitas==fisik==ringanK==hebiasaan==olahraga==kelompok==kantor==lebih==baik
(160,318,0 menit) dibandingkan kelompok lapang (89,1w,6 menit). Terdapat perbedaan aktivitas
fisik=dan=kebiasaan=olahraga=antara=kelompok=kantor=dan=lapang=Ep<MIMRFK=qerdapat==hubungan=yang
signifikan=antara=usiaI=kebiasaan=olahragaI=dan=aktivitas=fisik=dengan=sl=max=pada=kelompok=lapang
2
Ep<MIMRFI=dan=tidak=terdapat=hubungan=pada=kelompok=kantor=Ep[MIMRFK
Kata kunci: aktivitas fisik, kebugaran kardiorespiratori, tingkat kecukupan zat gizi
PENDAHULUAN
33
qingkat=kecukupan=giziI=aktivitas=fisikI=dan=kebugaran=kardiorespiratori
Tabel 1. Kategori kebugaran berdasarkan VO2max
rsia
<OV
30-39
40-49
50-59
Kurang
<O4IV
<OOIV
<NVIV
<NTIV
Cukup
25-33,9
23-30,9
20-26,9
18-24,9
Kategori
Sedang
34-43,9
31-41,9
27-38,9
25-37,9
Baik
44-52,9
42-49,9
39-44,9
38-42,9
Baik Sekali
>53
>50
>45
>43
sample tJtest digunakan untuk data kontinu deRata-rata asupan energi yang lebih tinggi
ngan=sebaran=normalK=rji=korelasi=Spearman diJ pada subjek pegawai lapang dapat disebabkan
oleh ukuran porsi makanan yang lebih besar
gunakan untuk data dengan sebaran tidak normal.
dibandingkan=subjek=kelompok=kantorK=easil=uji
HASIL DAN PEMBAHASAN
beda Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat
hubungan==yang==signifikan==antara==tingkat==kecuJ
Karakteristik subjek dan status gizi
kupan energi pegawai kantor dengan pegawai
Sebaran usia subjek adalah 19-54 tahun.
lapang (p>0,05).
Tingkat kecukupan protein. Rata-rata
Seluruh subjek kantor dan lapang termasuk dalam
asupan protein selama dua hari pada subjek pegawai
kategori tidak miskin dengan rata-rata pendapatan
kantor adalah 55,41,9 g. Rata-rata asupan protein
perkapita/hari sebesar Rp 2.464.844.718.282
selama dua hari pada subjek pegawai lapang
dan Rp 1.906.306.192.128.
adalah 55,91,7 g. Rata-rata tingkat kecukupan
Sebagian besar subjek memiliki status gizi
protein subjek kantor (82,4O,3%) lebih rendah
normal, baik kelompok kantor (59,4%) maupun
dibandingkan subjek lapang (87,0Q,4%).
kelompok lapang (78,2%). Rata-rata IMT (InPegawai kantor sebagian besar memiliki tingkat
deks Massa Tubuh) adalah 23,6,1 kg/m 2 pada
kecukupan protein yang termasuk dalam kategori
kelompok kantor dan 22,6,6 kg/m 2 pada kelompok==lapangK==easil==uji==beda==Mann-Whitney
defisit==ESVIMBFI==begitu==pula==dengan==pegawai
lapang sebagian besar tingkat kecukupan protein
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
pegawai==termasuk==kategori==defisit==ER4IMBFK
yang nyata antara IMT kelompok kantor dan laPenelitian Kachan et al. (2012) menunjukkan
pang=Ep[MIMRFK=eal=ini=sejalan=dengan=penelitian
Silventoinen et al. (2013) yang menunjukkan nibahwa rata-rata asupan protein pada pegawai
kerah putih cenderung lebih tinggi dibandingkan
lai rata-rata IMT pegawai di Jepang yang hampegawai kerah biru. Asupan protein subjek
pir sama pada setiap kategori pekerjaan, yaitu
pegawai lapang yang lebih tinggi pada penelitian
berkisar antara 23,1-23,6 kg/m2.
ini kemungkinan karena subjek pegawai lapang
Tingkat kecukupan zat gizi
cenderung memiliki porsi makan yang lebih besar
Tingkat kecukupan energi. Rata-rata jumserta lebih sering mengonsumsi sumber protein
nabati==dibandingkan==subjek==pegawai==kantorK==rji
lah asupan energi pada subjek pegawai kantor
beda Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat
selama dua hari adalah 1.940 kkal. Rataperbedaan=yang=signifikan=antara=tingkat=kecukupJ
rata jumlah asupan energi pada subjek pegawai
an protein kedua kelompok pegawai (p>0,05).
lapang adalah 1.983 kkal. Rata-rata tingkat
Tingkat kecukupan lemak. Sebagian bekecukupan energi subjek kantor dan lapang
sar subjek kelompok kantor memiliki asupan
adalah 73,4Q,5% dan 75,1N,2%. Sebagian
lemak pada kategori kurang (44,0%) dan norbesar subjek kelompok kantor (78,0%) dan lamal (41,0%). Rata-rata kontribusi lemak terhapang==ETUIMBF==mengalami==defisit==energiK==meneliJ
tian ini sejalan dengan Dabhadker et al. (2013)
dap energi pada kelompok kantor (22,2,7%)
lebih rendah dibandingkan dengan kelompok layang menyatakan bahwa rata-rata asupan energi
pang=EO4I4UISBFK=easil=tersebut=sejalan=dengan
pekerja tambang lebih rendah dari standar keKachan et al. (2012) yang menyatakan bahwa
butuhan yang disarankan. Kurangnya asupan
zat gizi pegawai dapat disebabkan pada saat rerata-rata asupan lemak total pegawai kerah biru
call konsumsi pangan dilakukan rata-rata waktu
lebih tinggi dibandingkan pegawai kerah putih.
Konsumsi gorengan yang cenderung lebih tinggi
makan pegawai hanya terdiri atas tiga kali makan
pada subjek kelompok lapang kemungkinan
utama dan pegawai sangat jarang mengonsumsi
menyebabkan asupan lemak yang lebih tinggi
makanan tambahan sehingga jumlah makanan
dibandingkan=subjek=kelompok=kantorK=easil=uji
yang dikonsumsi tidak dapat memenuhi kebutuhbeda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbean gizi satu hari.
g. dizi manganI Volume 10, Nomor 1, Maret 2015
35
qingkat=kecukupan=giziI=aktivitas=fisikI=dan=kebugaran=kardiorespiratori
Tabel 2. Sebaran subjek pegawai lapang berdasarkan usia dan kategori VO 2max
rsia
Remaja
Dewasa muda
Dewasa madya
Dewasa lanjut
Total
Kurang
n
%
0
0,0
1
10,0
6
35,3
2
50,0
9
28,1
Cukup
n
%
1
100,0
6
60,0
9
52,9
2
50,0
18
56,2
VO2Max
Sedang
n
%
0
0,0
2
20,0
2
11,8
0
0,0
4
12,5
n
0
1
0
0
1
Baik
%
0,0
10,0
0,0
0,0
3,1
n
1
10
17
4
32
Total
%
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
easil==uji==Spearman menunjukkan=bahwa
diorespiratori mengalami penurunan secara progresif seiring dengan proses penuaan.
tidak terdapat hubungan antara Tingkat KecuProses penuaan menyebabkan penurunan
kupan Energi (TKE) dengan VO max
subjek
2
dalam pengantaran oksigen otot yang disebabkan
kelompok kantor dan kelompok lapang (p>0,05).
oleh penurunan cardiac output dan maldistribusi
eal=tersebut=tidak=sama=dengan=penelitian=CuenJ
dari cardiac output. Selain itu, terjadi penurunan
ca-Garcia et al. (2012) yang menunjukkan bahpada=kapasitas=oksidatif=otot=rangkaK=eal=ini=diseJ
wa tingginya tingkat kebugaran kardiorespirababkan oleh gangguan pada fungsi mitokondria
tori berhubungan dengan tingginya total asupan
sehingga terjadi penurunan VO2max otot rangka
energiK=eal=yang=sama=terdapat=pada=uji=korelasi
mencapai==RMB==EBetik==C==eepple==OMMUFK==meneJ
antara tingkat kecukupan protein dengan VO 2
litian Jackson et al. (1995) menunjukkan bahwa
max pada kedua kelompok yang menunjuksetelah usia 25 tahun, VO2 max mengalami penukan=tidak=terdapatnya=hubungan=yang=signifikan
Ep[MIMRFK=easil=uji=Spearman juga=menunjukkan
runan=sebesar=NB=setiap=tahunK==easil=yang=tidak
signifikan==pada==kelompok==kantor==kemungkinan
hubungan=yang=tidak=signifikan=antara=asupan=leJ
karena rata-rata pegawai kantor dengan usia yang
mak dan karbohidrat dengan VO 2max (p>0,05).
lebih tua memiliki kebiasaan olahraga yang lebih
easil=yang=tidak=signifikan=kemungkinan=karena
baik sehingga nilai VO max
cenderung
baik.
terdapatnya faktor lain yang lebih memengaruhi
2
Kebiasaan olahraga berperan dalam peningkatan
nilai VO2max subjek seperti faktor genetika serta
VO2max individu baik pada usia dewasa muda
konsumsi pangan pada masa lampau yang tidak
maupun=dewasa=lanjut=Eeuang=et al. OMMRI=dormJ
diukur dalam penelitian ini.
ley et al. 2008).
eubungan aktivitas fisik dan kebiasaan olahHubungan indeks massa tubuh dan tingkat
raga dengan VO2Max
kecukupan energi dengan VO2Max
easil=uji=korelasi=Spearman antara=aktiviJ
qidak==terdapat==hubungan==yang==signifikan
tas=fisik=dengan=sl=max=pada=kelompok=kantor
2
antara IMT dengan VO max
pada kelompok
menunjukkan terdapat kecenderungan hubungan
2
kantor=ErZJMIOTT;=pZMINO4F=dan=lapang=ErZJMIOUR;
positifI=namun=nilainya=tidak=signifikan=ErZMINNOI
pZMINN4FK=easil=uji=hubungan=pada=kedua=kelomJ
pZMIR4OFK==eal==ini==kemungkinan==karena==hampir
pok=memiliki=nilai=koefisien=yang=negatifI=yang semua subjek pegawai kantor memiliki tingkat
dapat diartikan semakin tinggi nilai IMT semakin
aktivitas==fisik==ringan==ETRBF==sementara==tingkat
rendah VO 2max sejalan dengan Ranjbar et al.
kebugaran cenderung beragam. Keberagaman
EOMNOFK=eubungan=yang=tidak=signifikan=kemungJ
tingkat kebugaran kemungkinan disebabkan oleh
kinan disebabkan oleh perubahan perilaku seperti
terdapatnya faktor lain yang lebih memengameningkatnya pengetahuan mengenai kesehatan
ruhi VO 2max subjek kelompok kantor seperti
sehingga terjadi peningkatan dalam frekuenkebiasaan merokok di masa lampau, faktor gesi==atau==durasi==berolahragaK==eal==tersebut==dapat
netikaI=dan=fisiologis=yang=memengaruhi=proses
memperbaiki nilai VO 2max. Setty et al. (2013)
pengantaran oksigen ke sel tubuh (Bassett &
menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif
eowley=OMMMFK
yang kuat antara obesitas dengan VO max
(r=easil=uji=hubungan=pada=kelompok=lapang
2
MIUUM;=p<MIMRFK=panada=et alK=EOMMTF=menyatakan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bahwa orang yang memiliki massa bebas lemak
signifikan=antara=aktivitas=fisik=dengan=sl=max
2
yang tinggi memiliki oksigen darah pada arteri
ErZMIRURI==pZMIMMMFK==pebaran==subjek==kelompok
dan vena yang lebih tinggi sehingga memiliki
lapang=berdasarkan=aktivitas=fisik=dan=sl=max
2
tingkat VO2max yang lebih tinggi.
disajikan pada Tabel 3. Terdapat kecenderungan
g. dizi manganI Volume 10, Nomor 1, Maret 2015
37
Kurang
n
%
4
80,0
4
21,1
1
12,5
9
28,1
Cukup
n
%
1
20,0
13
68,4
4
50,0
18
56,2
VO2Max
Sedang
n
%
0
0,0
2
10,5
2
25,0
4
12,5
Baik
n
0
0
1
1
%
0,0
0,0
12,5
3,1
Total
n
5
19
8
32
%
100,0
100,0
100,0
100,0
qingkat=kecukupan=giziI=aktivitas=fisikI=dan=kebugaran=kardiorespiratori
Kelemahan dalam penelitian yaitu peneliti
cal activity in adult Polish population in
st
tidak dapat mengukur kebiasaan makan maupun
the second decade of 21 century.
Results
gaya=hidup=subjek=di=masa=lampauK=easil=peneJ
of the NATPOL 2011 study. Int J Occup
litian yang menunjukkan bahwa sebagian besar
Med. doi:10.2478/s13382-013-0160-9
subjek=mengalami=defisit=zat=gizi=sementara=fjq xcAlz=cood=Association=lrganizationK=OMMNK=euJ
subjek sebagian besar normal kemungkinan kareman=bnergy=oequirementsK=tel=qechniJ
na metode recall 1x24 jam selama dua hari pada
cal Report Series, no. 724. , Geneva: World
penelitian ini belum mampu mewakili kebiasaan
eealth=lrganizationK
makan subjek pada masa sebelumnya. Sebaiknya
dormley==pbI==pwain==amI==eigh==oI==ppina==ogI
dilakukan pengembangan teknik recall untuk
aowling==bAI==hotipalli==rpI==dandraJ
dapat menggambarkan kebiasaan makan dengan
kota R. 2008. Effect of intensity aerobic
lebih baik. Selain itu, perlu dilakukan penelitian
training on VO 2 max. Med Sci Sports
lebih mendalam mengenai faktor lain yang berExec 40(7):1336-1343. doi:10.1249/
hubungan dengan VO 2max dengan jumlah subMSS.0b013e31816c4839.
jek yang lebih banyak.
eoeger=tthI=pharon=AeI=jarie=ABK=OMMNK=merJ
sonal Nutrition Principles and Labs for FitDAFTAR PUSTAKA
ness and Wellness. Belmont: Wadsworth.
eolloszy==glK==OMMUK==oegulation==by==exercise==of
Bassett=ao=grI=eowley=bqK=OMMMK=iimiting=factors skeletal muscle content of mitochondria
and Glut 4. J Physiol Pharmacol 7:5-18.
for maximum oxygen uptake and determinants of endurance performance. Med Sci
euang==dI==Cheryl==AdI==wung==sqI==twayne==eK
Sports Exerc 32(1):70-84.
2005. Controlled endurance exercise trainBetik==ACI==eepple==oqK==OMMUK==aeterminants==of
ing and VO2max changes in older adults: a
meta-analysis. Prev Cardio 8(4):217-225.
VO2 max decline with aging: an integrated perspective. Appl Physiol Nutr
doi: 10.1111/j.0197-3118.2005.04324.x.
Metab 33(1):130-140. doi: 10.1139/H07Jackson AS, Beard EF, Wier LT, Ross RM,
174.
Stuteville JE, Blair SN. 1995. ChangCuencaJdarcia=jI=lrtega=cBI=euybercht=fI=ouiz
es in aerobic power of men ages 25-70
JR, Ginzales-Gross M, Ottevaere C, Sjosyr. Med Sci Sports Exerc 27(1):113-20.
trom M, Diaz LE, Ciarapica D, Molnar D
doi:10.1249/00005768-199501000-00020.
et al. 2012. Cardiorespiratory fitness and
Kachan DBS, John EL, Evelyn PD, Kristodietary intake in Euopian adolescents: the
pher LA, William GL, Lora EF, Alberto
healthy lifestyle in Europe by nutrition in
JCM, David JL. 2012. Nutrient intake
adolescence study. Br J Nutr 107(12):1850and adherence to dietary recommenda1859. doi:10.1017/S0007114511005149.
tions==among==rp==workersK==g==lccup==bnviJ
ron Med 54(1):101-105. doi: 10.1097/
DAlessio P, Savino M, Santoro A, Gabrielli FA,
misanello=CI=katali=oI=ioperfido=cK=OMMTK
JOM.0b013e31823ccafa.
Cardiorespiratory==fitness==and==arterial==stifJ
[Kemenkes] Kementerian Kesehatan RI. 2014.
ness in sedentary and not sedentary hyAngka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
pertensive workers. G Ital Med Lav ErBagi Bangsa Indonesia. Jakarta: Direktogon 3:820-1.
rat Bina Gizi, Direktorat Jendral Bina Gizi
Dabhadker K, Renu S, Aradhana S. 2013. Nutridan Kesehatan Ibu dan Anak.
tion of coal mine workers: a case study of
Keytel L, Geodecke J, Noakes T. 2005. PredictKorba coal mine, Chhattisgarh). IJSTR
ion of energy expenditure from heart rate
5(2):278-287. doi: 22778616.
monitoring during submaximal exercise. J
sports Sci 23(3):289-297.
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Gizi dalam Angka. Jakarta:
Kruger J, Yore MM, Ainsworth BE, Macera
Depkes RI.
CA. 2006. Is participation in occupational
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Inphysical activity associated with lifestyle
donesia. 2005. Pedoman Tatalaksana Gizi
physical activity levels?. J Occup Environ
Med 48(11):1143-1148.
untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Depkes
RI.
La Monte MJ, Carolyn EB, Radim J, James BK,
Drygas W, Wojciech S, Magdalena K, Piotr B,
Timothy SC, Steven NB. 2005. CardioMarcin R, Wojcieh B, Ewa R, Katarzyna P,
respiratory==fitness==is==inversely==assosiated
Tomasz Z. 2013. Epidemiology of physiwith the incidence of metabolic syndrom:
g. dizi manganI Volume 10, Nomor 1, Maret 2015
39
40