You are on page 1of 6

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN

PRODUKTIVITAS KERJA
(Studi pada Pekerja PT. Partindo Karyaguna Sejahtera Di Kota Bekasi Tahun 2022)

Narendra Kurniawan Prasetyo1*, Apoina Kartini2, Mohammad Zen Rahfiludin2


1Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
2 Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

*Corresponding author: narendra.kurniawan@gmail.com

ABSTRACT
Nutritional status can also affect work productivity. Nutritional status can be described through
body mass index (BMI). A person's nutritional status can also be analyzed by measuring
hemoglobin levels in the blood. Workers with normal BMI and hemoglobin levels will be more
agile and active at work so that work productivity is good. This study aims to analyze the
relationship between body mass index and hemoglobin levels with work productivity (study at PT.
Partindo Karyaguna Sejahtera in Bekasi City in 2022). This research is a quantitative study with
a cross-sectional approach. The sample of this study were 46 workers in the Quality Control (QC)
and Production sections at PT. Partindo Karyaguna Sejahtera. Data were collected by
questionnaire, direct anthropometric measurements with respondents, and blood sampling from
respondents were then analyzed by univariate and bivariate analysis. The results showed that body
mass index (p = 0.000; r = 0.708), and hemoglobin levels (p = 0.000; r = 0.755) had a significant
relationship with the work productivity of workers at PT. Partindo Karyaguna Sejahtera.
Companies are expected to pay attention to the health of workers, especially regarding work
nutrition, one of which is by holding socialization on work nutrition and it is hoped that this can
be used as a reference for evaluation in increasing work productivity.

Keywords: Work Productivity, BMI, Hemoglobin Level, Nutritional Status, Work Nutrition

PENDAHULUAN
Gizi merupakan proses organisme pada karyawan untuk memenuhi
menggunakan makanan yang dikonsumsi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan tempat
secara normal melalui proses digesti, kerja dengan tujuan dapat meningkatkan
absorbsi, transportasi, penyimpanan, efisiensi dan produktivitas yang setinggi-
metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tingginya. Kesehatan tenaga kerja dan
tidak digunakan untuk mempertahankan produktivitas kerja erat dengan status gizi.7
kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal Konsumsi pangan dan status gizi pekerja
dari organ-organ serta menghasilkan energi.1 dinilai penting dalam peningkatan
Zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh antara produktivitas kerja. Manusia yang kurang
lain: energi, karbohodrat, lemak, protein, asupan energinya akan lemah baik daya tahan
mineral, vitamin, dan air.2,3,4,5 tubuh, kegiatan pekerjaan-pekerjaan fisik
Kondisi kesehatan tenaga kerja dan maupun daya pemikirannya rendah karena
produktivitas kerja dipengaruhi oleh kurangnya zat-zat makanan yang diterima
beberapa aspek salah satunya adalah gizi tubuh sehingga energi yang dihasilkan lebih
kerja.6 Gizi kerja adalah gizi yang diterapkan sedikit. Kurangnya asupan protein dan zat
besi (Fe) dalam tubuh juga akan Hemoglobin (Hb) dalam darah manusia
mengakibatkan tubuh menjadi lesu, dan merupakan parameter penting dalam
menyebabkan produktivitas kerja menurun.8 mengevaluasi status gizi seseorang.
Status gizi juga dapat mempengaruhi Hemoglobin mengandung besi dalam sel
produktivitas kerja. Status gizi dapat darah merah. Berkurangnya zat besi dapat
digambarkan melalui indeks massa tubuh menyebabkan sintesis hemoglobin berkurang
(IMT).9 Status gizi sesorang juga dapat sehingga mengakibatkan kadar hemoglobin
dianalisis dengan cara mengukur kadar turun. Menurunnya kadar hemoglobin dapat
hemoglobin dalam darah. Tenaga kerja menyebabkan masalah gizi yaitu anemia
dengan IMT, berat badan, dan kadar defisiensi zat besi. Kadar hemoglobin
hemoglobin yang normal akan lebih lincah dikatakan normal bila >13 g/gL.13
dan aktif dalam bekerja sehingga Tenaga kerja dapat dikatakan
produktivitas kerja baik dan seseorang yang produktif jika pekerja menghasilkan keluaran
kurus dengan kekurangan berat badan tingkat atau output lebih banyak dari tenaga kerja
berat maupun ringan dan kadar hemoglobin lain untuk satuan waktu yang sama. Bila
yang kurang, maka orang tersebut akan pekerja mampu untuk menghasilkan produk
kurang mampu mencapai produktivitas yang yang sesuai dengan standar yang sudah
baik.10 ditentukan dalam waktu yang lebih singkat,
Masalah kecukupan pangan dan gizi maka pekerja tersebut menunjukkan tingkat
mutlak didapatkan oleh tenaga kerja, tanpa produktivitas yang lebih tinggi atau lebih
makanan dan minuman yang cukup maka baik.14
kebutuhan akan energi untuk bekerja akan Gizi kerja mempengaruhi
diambil dari energi cadangan yang yang produktivitas tenaga kerja, disebabkan
terdapat dalam sel. Kekurangan makanan dan karena pemberian gizi tambahan di saat
minuman yang terus menerus akan sedang bekerja dibutuhkan dalam
menyebabkan susunan fisiologis tubuh meningkatkan energi yang digunakan untuk
terganggu. Apabila hal ini terjadi akibatnya melakukan pekerjaan. Pemberian gizi kerja
tenaga kerja yang bersangkutan tidak dapat sangatlah penting untuk dilakukan dalam
melakukan pekerjaan secara baik dan memenuhi kecukupan energi pekerja untuk
produktivitas kerjanya akan menurun bahkan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jenis
dapat mencapai target rendah.11 pekerjannya dan juga beban kerja yang
Berat badan dan pengukur tinggi badan dilakukan.14
digunakan untuk memantau lndeks Massa Dari uraian singkat latar belakang
Tubuh (IMT) orang dewasa. IMT atau Body tersebut, maka rumusan masalah untuk
Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara penelitian ini adalah “Apakah terdapat
yang sederhana untuk memantau status gizi hubungan indeks massa tubuh dan kadar
orang dewasa. Untuk mengetahui nilai IMT hemoglobin dengan produktivitas kerja pada
dengan menggunakan rumus Berat badan pekerja di PT. Partindo Karyaguna
dibagi Tinggi badan (m)2. Nilai IMT normal Sejahtera?”
orang dewasa menurut Kemenkes RI adalah
18,5 – 25,0 kg/m2. 12
Hemoglobin merupakan unsur yang METODE PENELITIAN
penting bagi tubuh manusia karena berperan a. Jenis dan Rancangan Penelitian
dalam pengangkutan oksigen dari paru ke Jenis penelitian ini adalah survei dengan
jaringan tubuh dan membawa karbondioksida pendekatan kuantitatif yang bersifat
kembali ke paru dari jaringan tubuh. Kadar cross sectional.
b. Subyek Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di PT.
Partindo Karyaguna Sejahtera Kota 1. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Bekasi. Populasi dalam penelitian ini dengan Produktivitas Kerja pada Pekerja
adalah pekerja di PT. Partindo di PT. Partindo Karyaguna Sejahtera.
Karyaguna Sejahtera bagian produksi
dan Quality Control (QC). Teknik Indeks Produktivitas Kerja
pengambilan sampel yang digunakan Massa
dalam penelitian ini adalah total Kurang Total
Tubuh Produktif
population sampling. Total sampel (IMT) Produktif
dalam penelitian ini adalah sebanyak 46 f % f % f %
orang. Kurus 15 100 0 0,0 15 100
c. Pengumpulan Data Normal 0 0,0 30 100 30 100
Sumber data yang digunakan dalam Gemuk 0 0,0 1 100 1 100
penelitian ini ada dua, yaitu data primer P=0,000; r=0,708
dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data yang Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa
digunakan pada penelitian ini yaitu responden yang memiliki produktivitas
dengan wawancara, pengukuran kerja kurang produktif dengan IMT yang
antropometri, dan pengambilan sampel kurus sebanyak 15 orang, dibandingkan
darah responden. dengan responden yang memiliki IMT
d. Analisis Data normal dan gemuk. Sedangkan, responden
Data hasil penelitian dianalisis yang memiliki produktivitas kerja
menggunakan bantuan SPSS dan diuji produktif dengan IMT yang normal
dengan menggunakan uji normalitas sebanyak 30 orang dibandingkan dengan
Shapiro-Wilks. responden yang memiliki IMT kurus dan
gemuk sebanyak 1 orang.
No Variabel p-value Keterangan
Indeks Massa 0,000 Tidak Hasil uji statistik menggunakan Rank
1.
Tubuh (IMT) Normal Spearman menegaskan bahwa terdapat
Kadar 0,187 Normal hubungan yang bermakna antara Indeks
2.
Hemoglobin Massa Tubuh (IMT) dengan produktivitas
Produktivitas 0,000 Tidak kerja pada pekerja di PT. Partindo
3.
Kerja Normal Karyaguna Sejahtera, dimana p-value
sama dengan 0,000 (p-value < 0,05),
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan tabel di atas hasil uji
Nilai korelasi sebesar 0,708 menunjukkan
normalitas yang dilakukan pada variabel
bahwa arah korelasi positif dengan
penelitian menunjukkan bahwa terdapat
kekuatan korelasi kuat. Sehingga dapat
variabel dengan hasil uji normalitas
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
berdistribusi normal dan tidak normal.
Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
Selain itu, variabel penelitian
Produktivitas Kerja pada pekerja PT.
menggunakan skala data rasio dan
Partindo Karyaguna Sejahtera.
interval. Maka, untuk melakukan uji
korelasi digunakan Uji Korelasi Rank 2. Hubungan Kadar Hemoglobin dengan
Spearman. Produktivitas Kerja pada Pekerja di PT.
Partindo Karyaguna Sejahtera
kadar hemoglobin yang normal sebanyak
Kadar Produktivitas Kerja 31 orang, dibandingkan dengan responden
Hemo Kurang Total yang memiliki kadar hemoglobin tidak
globin Produktif normal.
Produktif
f % f % f % Hasil uji statistik menggunakan Rank
Tidak Spearman menegaskan bahwa terdapat
15 100 0 0,0 15 100
Normal hubungan yang bermakna antara kadar
Normal 0 0,0 31 100 31 100 hemoglobin dengan produktivitas kerja
P=0,000; r=0,755 pada pekerja di PT. Partindo Karyaguna
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa Sejahtera, dimana p-value sama dengan
responden yang memiliki produktivitas 0,000 (p-value < 0,05), sehingga Ho
kerja kurang produktif dengan kadar ditolak dan Ha diterima. Nilai korelasi
hemoglobin tidak normal sebanyak 15 sebesar 0,755 menunjukkan bahwa arah
orang, dibandingkan dengan responden korelasi positif dengan kekuatan korelasi
yang memiliki kadar hemoglobin normal. kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Sedangkan, responden yang memiliki terdapat hubungan kadar hemoglobin
produktivitas kerja produktif dengan dengan Produktivitas Kerja pada pekerja
PT. Partindo Karyaguna Sejahtera.

3. Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat Variabel Bebas dan Variabel Terikat

No Variabel p-value r Hubungan Korelasi

1 Indeks Massa Tubuh (IMT) 0,000 0,708 Ada Hubungan Kuat

2 Kadar Hemoglobin 0,000 0,755 Ada Hubungan Kuat

Berdasarkan tabel di atas, diketahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT)
bahwa variabel yang berhubungan dengan dengan produktivitas kerja pada pekerja di
Produktivitas Kerja pekerja PT. Partindo PT. Partindo Karyaguna Sejahtera, hasil p-
Karyaguna Sejahtera adalah Indeks Massa value 0,000 (p-value < 0,05) dan nilai
Tubuh (IMT) (p-value = 0,000), dan Kadar korelasi Rank Spearman 0,708 yang
Hemoglobin (p-value = 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa arah korelasi positif
ditunjukkan oleh hasil bahwa p-value < 0,05 dengan kekuatan korelasi kuat. Terdapat
yang berarti memiliki hubungan terhadap hubungan antara kadar hemoglobin dengan
variabel terikat. produktivitas kerja pada pekerja di PT.
Partindo Karyaguna Sejahtera, hasil p-value
KESIMPULAN 0,000 (p-value < 0,05) dan nilai korelasi Rank
Spearman 0,755 menunjukkan bahwa arah
Berdasarkan hasil penelitian dan
korelasi positif dengan kekuatan korelasi
pembahasan yang telah dilakukan terdapat
kuat.
SARAN menyelenggarakan sosialiasi mengenai gizi
kerja serta diharapkan dapat digunakan
Saran bagi Responden perlunya sebagai acuan untuk evaluasi dalam
memperhatikan jumlah frekuensi dan porsi meningkatkan produktivitas kerja.
makan para pekerja supaya kebutuhan gizi
dapat terpenuhi dengan baik hingga Saran bagi Peneliti Selanjutnya,
mencapai batas normal IMT. Perlunya peneliti selanjutnya diharapkan melakukan
mengatur pola makan secara teratur supaya penelitian lanjutan dengan metode kualitatif
kebutuhan zat besi (Fe) dapat terpenuhi agar dapat mengetahui informasi yang lebih
sehingga mencapai batas normal kadar mendalam mengenai produktivitas kerja.
hemoglobin. Peneliti selanjutnya dapat melakukan
penelitian yang serupa dengan meneliti
Saran bagi PT. Partindo Karyaguna variabel lain yang berhubungan dengan
Sejahtera, perusahaan diharapkan produktivitas kerja.
memperhatikan kesehatan pekerja terutama
perihal gizi kerja, salah satunya dengan
DAFTAR PUSTAKA
1. Supariasa i dewa nyoman, Bakri B, 9. Satyanarayana K, Naidu AN, Chatterjee
Fajar I. Penilaian Status Gizi. EGC; B, Narasinga Rao BS. Body size and
2001. work output. Am J Clin Nutr.
2. Hadi Riyadi H, Victor N. Kecukupan 1977;30(3):322–5.
Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat. 10. DR. Suma’mur P.K. Ms. Higiene
Dep Gizi Masy FEMA IPB Dep Gizi Fak Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
Kedokt Univ Indones. 2012;(88):1–26. Jakarta: Toko Gunung Agung; 2001. 56–
3. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 78 p.
(WNPG). Lembaga Ilmu Pengetahuan 11. Sojcher R, Gould Fogerite S, Perlman A.
Indonesia. Jakarta: Lembaga Ilmu Evidence and Potential Mechanisms for
Pengetahuan Indonesia; 2004. Mindfulness Practices and Energy
4. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Psychology for Obesity and Binge-
Jakarta: PT. Gramedia Pusaka Utama; Eating Disorder. EXPLORE. 2012 Sep
2010. 1;8(5):271–6.
5. Sjahmien Moehji. Ilmu Gizi 12. Indonesia DKR, Masyarakat D,
Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Masyarakat DG. Petunjuk Teknis
PT. Bratara Niaga Media; 2002. 6–10, Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa
79–87 p dengan Indeks Massa Tubuh. Dep
6. Artati NN. Gizi dan Produktivitas Kerja. Kesehat RI Jakarta, Indones. 2003;27.
J Skala Husada. 2013 Sep;10(20):214–8. 13. World Health Organization (WHO).
7. Moehji S. Pemeliharaan Gizi Orang Obesity: preventing and managing the
Dewasa, Tenaga Kerja, dan global epidemic. Report of a WHO
Olahragawan. In: Ilmu Gizi 2, consultation. World Heal Organ - Tech
Penunggalangan Gizi Buruk. Jakarta: Rep Ser. 2010;894.
Papas Sinar Sinanti. 2009. 68–108 p. 14. Harsiwi TAM, Y. Sari Murti
8. Marsetyo, Kartasapoetra G. Ilmu Gizi: Widiyastuti; Produktivitas Kerja dan
Korelasi Gizi, Kesehatan, dan kesempatan Aktualisasi Diri Dosen
Produktivitas Kerja. Vol. 9, Rineka Wanita Pada Perguruan Tinggi Swasta di
Cipta. 2005. 32 p. Kopertis Wilayah V. JUSTISIA PAX.
2001;

You might also like