You are on page 1of 8

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN, STATUS GIZI, USIA DAN

TINGKAT KEBUGARAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA


KARYAWAN ASTRA WORLD JUANDA JAKARTA PUSAT

Erren Nurul H1, Mury Kuswari, S.Pd, M. Si2, Didit Damayanti, M,Sc . Dr. Ph3

Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul
Jakarta Barat

Program Studi S1 Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa


Unggul Jakarta Barat

ABSTRACT

This study aims to determine whether the breakfast habits, nutritional status, age
and fitness level affects the productivity of employees AstraWorld Junda Central
Jakarta. This study uses an analytic study with cross sectional approach, in which
each subject of study only observed once, and the measurement is made on the
status of a character or a variable subject of research. The subjects were all
employees AstraWorld Juanda, Central Jakarta totaling 42 people. The technique
of collecting data through observation, field notes, documentation, and a gym with
Harvard step test. Data analysis was conducted using qualitative data analysis is to
analyze breakfast habits, nutritional status, age and fitness level of employee
productivity AstraWorld. Statistical analysis used statistical analysis chi-square
test by using computer applications. The results showed that no significant
relationship between breakfast habits and nutritional status on work productivity
(p <0.05), while in the variable age and fitness level there is no significant
relationship to the work productivity (p> 0.05). Based on the results of this study
concluded that breakfast before the move an important contribution to the body,
other than that person's nutritional status also affects work productivity, employee
with a normal nutritional status of labor productivity is good. Age does not affect
labor productivity this could be because the longer a person works then also
increase the work experience and affect the productivity of labor.

Keywords : Breakfast habits , nutritional status , age , fitness, work


productivity
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kebiasaan sarapan,


status gizi, usia dan tingkat kebugaran mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan AstraWorld Junda Jakarta Pusat. Penelitian ini menggunakan penelitian
analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana setiap subjek penelitian hanya
diobservasi satu kali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau
variabel subjek penelitian. Subjek penelitian adalah seluruh karyawan AstraWorld
Juanda Jakarta Pusat yang berjumlah 42 orang. Teknik pengumpulan data melalui
metode observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan tes kebugaran dengan
Harvard step. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis data kualitatif
yaitu menganalisa kebiasaan sarapan, status gizi, usia dan tingkat kebugaran
terhadap produktivitas kerja karyawan AstraWorld. Analisis statistik yang
digunakan adalah analisis statistik uji ChiSquare dengan menggunakan aplikasi
komputer. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara kebiasaan sarapan dan status gizi terhadap produktivitas kerja (p<0,05),
sedangkan pada variabel usia dan tingkat kebugaran tidak terdapat hubungan yang
signifikan terhadap produktivitas kerja (p>0,05). Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa sarapan sebelum beraktivitas memberikan kontribusi
yang penting bagi tubuh, selain itu status gizi seseorang juga mempengaruhi
produktivitas kerja, karyawan dengan status gizi yang normal menghasilkan
produktivitas kerja yang baik. Usia tidak mempengaruhi produktivitas kerja hal
ini bisa karena semakin lama seseorang bekerja maka semakin meningkat pula
pengalaman kerja dan mempengaruhi produktivitas kerja.

Kata kunci : kebiasaan sarapan, status gizi, usia, kebugaran, produktivitas


kerja

Pendahuluan kerja dan beban tambahan akibat


lingkungan kerja.
AstraWorld adalah unit bisnis
PT Astra International Tbk, Produktivitas kerja setiap
AstraWorld menyediakan layanan orang tidak sama, salah satunya
call center, pengolahan data base tergantung dari tersedianya zat gizi
managemen, data akuisisi, data didalam tubuh. Kekurangan
quallity process, layanan ERA dan konsumsi zat gizi bagi seseorang dari
lain-lain. Untuk menjalankan peran standar minimum umumnya akan
dari masing-masing divisi maka berpengaruh terhadap kondisi
karyawan AstraWorld harus kesehatan, aktivitas dan produktivitas
memberikan pelayanan yang kerja (Wolgemuth, 2002). Selain itu
maksimal agar mencapai tujuan dari Sarapan sebelum berangkat kerja
sebuah perusahaan. Pada dasarnya merupakan hal penting dan
produktivitas dipengaruhi oleh tiga mempunyai pengaruh pada
faktor yaitu beban kerja, kapasitas produktivitas kerja. Sarapan sangat
penting bagi tubuh untuk sehari hari tanpa menimbulkan
menghasilkan energi untuk kelelahan yang berarti, sehingga
beraktifitas pada pagi hari Chaplin tubuh masih memiliki simpanan
dan Smith (2011). tenga untuk mengatasi beban kerja
tambahan (Sumosardjuno, 1990),
Faktor lain yang berperan Sedangkan pekerja yang tidak bugar
penting terhadap produktivitas kerja akan mempengaruhi penurunan
adalah status gizi. Ketahanan dan kinerja, kurang semangat, lamban
kemampuan tubuh untuk melakukan dan juga apatis serta pesimis (WHO,
pekerjaan dengan produktivitas yang 2013). Dalam penjelasan diatas
memadai akan lebih dimiliki oleh produktivitas erat kaitannya dengan
individu dengan status gizi baik. hasil kerja yang dicapai oleh pekerja,
Status gizi dapat digambarkan produktivitas adalah salah satu
melalui Indeks Massa Tubuh (IMT), ukuran perusahaan dalam mencapai
persentase lemak tubuh, dan kadar tujuannya. Produktivitas kerja
hemoglobin (Almatsier, 2007). Hasil penting dalam meningkatkan dan
penelitian yang dilakukan oleh mempertahankan perusahaan yang
Widiastuti (2009) tentang hubungan pada dasarnya menentukan
status gizi dengan produktivitas kerja kelangsungan hidup perusahaan.
menyatakan terdapat hubungan yang Dampak dari penurunan
signifikan antara status gizi dengan produktivitas kerja karyawan bagi
produktivitas kerja. perusahaan adalah menurunnya
performa dan kualitas perusahaan itu
Selain itu juga usia cukup
sendiri (Puti, 1989)
mempengaruhi produktivitas
seseorang dalam bekerja. Usia tenaga Metode Penelitian
kerja cukup menentukan
keberhasilan dalam melakukan Penelitian ini menggunakan
pekerjaan, baik sifat fisiknya maupun penelitian analitik dengan
non fisik. Pada umumnya, tenaga pendekatan cross sectional,dimana
kerja yang berumur tua mempunyai setiap subjek penelitian hanya
tenaga fisik yang lemah dan terbatas, diobservasi satu kali saja dan
sebaliknya tenaga kerja yang pengukuran dilakukan terhadap
berumur muda mempunyai status karakter atau variabel subjek
kemampuan fisik yang kuat (Amron, penelitian. Pelaksanaan penelitian ini
2009). kepada karyawan AstraWorlds
Juanda Jakarta Pusat, dilakukan pada
Untuk dapat mengerjakan bulan September 2015 sebanyak 42
pekerjaan nya seorang tenaga kerja orang karyawan AstraWorld. Data
tidak hanya memerlukan makanan kebiasaan sarapan dan usia
yang sehat dan bergizi dengan nilai menggunakan kuesioner, pengukuran
yang cukup seimbang dengan jenis status gizi dengan mengukur Berat
pekerjaan para pekerja, tetapi juga Badan dan Tinggi Badan, tingkat
membutuhkan kebugaran jasmani kebugaran diukur dengan
yang baik pula. Pekerja yang sehat, menggunakan Harvard step test.
segar dan bugar dapat meningkatkan Analisa data yang dilakukan yaitu
efisiensi produktivitas perusahaan univariat dan bivariat.
(Hiperkes, 2003). Pekerja yang bugar
mampu mengerjakan tugas pekerjaan
Hasil dan pembahasan Berdasarkan tabel 1 dapat
dilihat bahwa sebesar 50% atau
Analisis Univariat sebanyak 21 orang dari 42 karyawan
AstraWorld berjenis kelamin
Bertujuan untuk memperoleh
perempuan dan 50% atau sebanyak
gambaran dari variabel yang
21 orang berjenis kelamin lelaki. Hal
disajikan dalam bentuk distribusi
ini menunjukan bahwa persentase
frekuensi sebagai berikut :
jenis kelamin karyawan AstraWorld
Tabel 1. Distribusi responden sama rata.
berdasarkan jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir, kebiasaan Berdasarkan tabel 1 dapat
sarapan, status gizi, tingkat dilihat bahwa sebesar 81% atau
kebugaran dan produktivitas kerja. sebanyak 34 orang dari 42
karyawan AstraWorld berada pada
Karakteristik N Persen usia kategori dewasa muda (19-29)
% tahun dimana usia tersebut berada
pada rentan usia yang sangat
Jenis Kelamin
Laki-laki 21 50.0 produktif. Dan Sebanyak 8 orang
Perempuan 21 50.0 dari 42 karyawan AstraWorld atau
sebesar 19.0% berada pada usia
Usia kategori dewasa muda (30-49)
19 – 29 tahun 8 19.0 tahun.
30 – 49 tahun 34 81.0
Berdasarkan tabel 1 dapat
Pendidikan Terakhir dilihat bahwa sebanyak 21 orang
SMA 5 11.9 dari 42 karyawan AstraWorld atau
D3 16 38.1 sebesar 50% mempunyai latar
D4/S1 21 50.0
belakang penidikan D4/S1. Hal ini
Frekuensi Sarapan sudah sesuai dengan persyaratan
Tidak terbiasa sarapan 13 31 penerimaan tenaga kerja di PT.
(0-3) kali AstraWorld yaitu minimal tenaga
Terbiasa sarapan 29 69 kerja berpendidikan tamat
(4-7) kali SMA/SMK.Sebanyak 16 orang dari
42 karyawan AstraWorld atau
Status Gizi sebesar 38.1% mempunyai latar
Gemuk 19 45.2 belakang pendidikan D3 dan
Normal 23 54.8 sebanyak 5 orang atau 11.9%
mempunyai latar belakang
Tingkat Kebugaran
pendidikan SMA/SMK
Bugar 28 66.7
Tidak Bugar 14 33.3
Berdasarkan tabel 1 hasil
Produktivitas kerja penelitian menunjukan dari 42
Produktif 16 38.1 sampel sebesar 69% atau 29 orang
Tidak produktif 26 61.9 karyawan AstraWorld Juanda
Jakarta Pusat terbiasa sarapan (4-7)
kali dalam seminggu. Hal ini
menunjukan bahwa karyawan
AstraWorld slalu meluangkan
waktu untuk melakukan sarapan karyawan, apakah sesuai target
sebelum beraktivitas yang ditentukan perusahaan atau
tidak sesuai dengan target setiap
sebesar 54.8% atau devisinya masing-masing.
sebanyak 23 orang status gizi Berdasarkan hasil penelitian pada
karyawan normal dan 45.2% atau tabel 1 sebesar 61.9% atau
sebanyak 19 orang berstatus gizi sebanyak 26 orang karyawan
gemuk. Peneliti tidak menemukan produktif dan sebesar 38.1% atau
karyawan AstraWorld dengan status sebanyak 16 orang tidak produktif
gizi kurang atau kurus, peneliti juga
tidak menemukan karyawan dengan Analisa bivariat bertujuan
statusgizi dengan obesitas, sehingga untuk melihat ada atau tidaknya
peneliti hanya menyebutkan IMT hubungan antara variabel
dengan kategori gemuk dan normal. independen dengan variabel
dependen yang diujikan dengan
Berdasarkan hasil menggunakan chi-square, dengan
penelitian, pada tabel 1 batas kemaknaan nilai p < 0,05.
menunjukan sebesar 66.7% atau Sehingga apabila hasil penelitian
sebanyak 28 orang karyawan menunjukkan p-value < 0,05 maka
AstraWorld status kebugaran nya dikatakan (Ho) ditolak, artinya
kurang dan sebesar 33.3% atau kedua variabel secara statistik
sebanyak 14 orang memiliki terdapat hubungan yang bermakna
kebugaran yang bagus. antara variabel independen dan
variabel dependen.
Produktivitas kerja
karyawan dihitung berdasarkan
jumlah output yang diihasilkan oleh

Tabel 2. Tabel analisa bivariat variabel independen dan dependen

No Variabel Produktiv Tidak Produktiv Total = 42 p value


n % N % n %
Tidak Biasa Sarapan 4 30.8 9 69.2 13 100
Kebiasaan
1
Sarapan
0.014 *
Terbiasa Sarapan 22 75.9 7 24.1 29 100
Gemuk 7 36.8 12 63.2 19 100
2 Status Gizi 0.004 *
Normal 19 82.6 4 17.4 23 100
Dewasa Madya 3 37.5 5 62.5 8 100
3 Usia 0.223
Dewasa Muda 23 67.6 11 32.4 34 100

Tingkat Tidak Bugar 16 57.1 12 42.9 28 100


4 Bugar 10 71.4 4 28.6 14 100 0.505
Kebugaran
Seseorang yang tidak adanya hubungan yang signifikan
sarapan, pasti tidak berada dalam antara status gizi dengan
keadaan yang cocok untuk produktivitas kerja karyawan
melakukan pekerjaan yang baik. dengan nila p value 0.004
Hal ini dikarenakan tubuh akan (p<0.05).
berusaha menaikkan kadar gula
darah dengan mengambil cadangan Kebugaran merupakan salah
glikogen, dan jika ini habis, maka satu indikator dalam menentukan
cadangan lemak yang diambil derajat kesehatan seseorang.
(Moehji, 2009). Berdasarkan Dengan memiliki fisik sehat dan
penelitian pada tabel 2 menunjukan bugar maka seseorang dapat
sebesar 69.2% atau sebanyak 9 menjalankan aktifitas harian secara
orang yang tidak terbiasa sarapan (< optimal. Berdasarkan hasil
4 kali dalam seminggu) berada pada penelitian pada tabel 4.13.
keadaan yang tidak produktif. Hasil menunjukan sebesar 42.9% atau
uji ChiSquare menunjukan adanya sebanyak 12 orang tidak produktif
hubungan yang signifikan antara dan tidak bugar, sebesar 71.4% atau
kebiasaan makan dengan sebanyak 10 orang karyawan
produktivitas kerja karyawan produktif dan bugar. Hasil uji
dengan nilai p value 0.014 ChiSquare menunjukan tidak
(p<0.05). adanya hubungan yang signifikan
antara tingkat kebugaran dengan
Keadaan gizi yang baik produktivitas kerja karyawan
sebagai salah satu ciri kesehatan dengan nilai p 0.505 (p>0.05).
yang baik dan dibutuhkan untuk
mewujudkan tenaga kerja yang Usia perlu diperhatikan
produktif sehingga mampu karena akan mempengaruhi kondisi
meningkatkan prestasi dan fisik, mental, kemampuan kerja dan
produktivitas (Depkes, 2005). tanggung jawab. Berdasarkan hasil
Berdasarkan penelitian pada tabel penelitian tabel 4.10. menunjukan
4.12. menunjukan peneliti tidak proporsi karyawan tidak produktif
menemukan status gizi karyawan berada pada rentan usia dewasa
AstraWorld yang kurus, Pada status madya (30-49) tahun sebesar
gizi yang gemuk peneliti juga tidak 62.5%. hal ini menunjukan tidak
menemukan karyawan AstraWorld adanya hubungan yang signifikan
dengan obesitas sehingga peneliti antara usia dengan produktivitas
mengkategorikan status gizi kerja karyawan dengan nilai p
menjadi gemuk dan normal saja. 0.223 (p > 0.05)
sebesar 63.2% atau sebanyak 12
orang karyawan tidak produktif
berada pada status gizi gemuk.
Hasil uji ChiSquare menunjukan
Kesimpulan dan saran Dietz, W.H., Robinson, T.N. (2005).
Overweight Children and
Berdasarkan hasil penelitian Adolescents. Massachusetts: The
dan pembahasan dapat diambil New England Journal of
kesimpulan sebagai berikut : bahwa Medicine. Available from:
tidak ada hubungan antara usia dan http://content.nejm.org/cgi/reprin
tingkat kebugaran terhadap t/352/20/2100.pdf
produktivitas kerja karyawan
AstraWorld Juanda Jakarta Pusat,
sedangkan ada hubungan yang Pekik, Djoko. (1997). Panduan Gizi
signifikan antara kebiasaan makan Lengkap Keluarga dan
dan status gizi terhadap Olahragawan. (Yogyakarta :
produktivitas kerja karyawan CV Andi Offset,).
AstraWorld Juanda Jakarta Pusat.
Domingo, K.B., Pletcher, M.J.,
Karyawan AstraWorld Perlu Lightwood, James. (2007).
memahami tentang zat gizi yang Adolescent Overweight and
dapat memenuhi kebutuhan sehari – Future Adult Coronary Heart
hari sebelum beraktivitas. Disease. Massachusetts: The New
England Journal of Medicine.
Daftar Pustaka

Almatsier, Sunita. (2003). Prinsip Soekirman. (2000). Imu Gizi dan


Dasar Ilmu Gizi. (Jakarta : PT. Aplikasinya. (Jakarta : Dirgen
Gramedia Pustaka. Dikti Depdiknas RI)

Elpis Anto Manalu . (2014). Heinberg, L.J., Thompson, J.K., (2009)


Pengaruh Motivasi, . Obesity in Youth: Causes,
Kepemimpinan Dan Disiplin Consequences, and Cures.
Terhadap Produktivitas Kerja Massachusetts: The New England
Pegawai Dinas Kehutanan Dan Journal of Medicine.
Perkebunan Kabupaten Tapanuli
Tengah. Tapanuli : Jurnal Bisnis Grummer, Strawn LM. (2000).
dan Manajemen Eksekutif American Journal of Clinical
Nutrition, Dalam : Centers of
Wolgemuth JC, Latham MC, Cesher Disease Control and Prevention.
A. (2002). Worker Productivity Assessing your weight, About
And The Nutritional Status Of BMI for Adult.
Kenyan Road Construction
Laborers. Ridker, P.M., Glynn, R.J., 2009.
Obesity and Risk of Death.
Massachusetts: The New England
Journal of Medicine.
Falkingham, M. (2010). The Effects of Wijanti, et al. (2012). Hubungan Pola
Oral Iron Supplementation on Makan Ibu Hamil Trisimester III
Cognition in Older Children and dengan Kejadian Anemia. Jurnal
Adult : A Systematic Review and Tunas-Tunas Riset Kesehatan, 2
Meta–Analysis. Nutrition Journal (2) ISSN : 2089-4686.
(9 : 4).
Khomsan A. (2010). Pangan dan
Sobaler, A.M.L. Ortega, R.M., Gizi untuk Kesehatan. (Jakarta:
Quintas, M.E, B. & Requejo, A. PT. Raja grafindo Persada).
M. (2003). Relationship between
Habitual Breakfast and Hiperkes. (2003). Higiene
Intellectual Performance Logical Perusahaan, Ergonomi,
Reasoning in Well- Nourshed Kesehatan Kerja Keselamatan
Scholchildreb of Madrid ( Spain Kerja. (Semarang : Universitas
). European Journal of Clinical Diponegoro,).
Nutritional, suppl 1, S49 – s53.
Sudarno, S.P. (1992) Pendidikan
Fenech, M. (2005). Low intake of Kesegaran Jasmani
calcium, folate, nicotinic acid, (Depdikbud Ditjen Dikti P2TK)
vitamin E, retinol, β-carotene and
high intake of pantothenic acid, Supariasa, I Nyoman. (2002).
biotin and riboflavin are Penilaian Status Gizi. (Jakarta :
significantly associated with Buku Kedokteran EGC.
increased genome
instabilityresults from a dietary Pusat Kesegaran Jasmani dan
intake and micronucleus index Rekreasi Depdikbud RI .
survey in South Australia. Oxford (1995) EROBIKA : Pengertian
Journal of Carcinogenesis dan Kegunaan Program
Integrative Cancer Research Erobika. (Jakarta : PN Balai
(vol.26 no.5) Pustaka).

Maliye, C. H. (2010). Nutrient Intake


Amongst Rural Adolescent Girl Korner, Judith, Leibel, R.L. (2003).
of Wardha. Indian Jornal of To Eat or Not to Eat – How
Community Medicine. (3:400- the Gut Talks to the Brain.
402). Massachusetts: The New
England Journal of Medicine.

You might also like