You are on page 1of 8

.

.












.














.








(Al Ahzab:21) Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.

Jamaah Jum'at rahimakumullah, ketahuilah bahwa sesungguhnya bukan karena kesholehan, kita
melangkahkan kaki, bisa hadir di sini, di majelis Jumat yang mulia, tapi karena hidayah dan
pertolongan Allah lah yang telah mengilhamkan kecenderungan kebaikan kepada kita. Maka kita
tinggalkan semua urusan duniawi untuk memenuhi panggilan kewajiban. Oleh karena itu jangan
sampai kita lalai mensyukuri itu semua. Menghaturkan segala puji bagi Allah. Semoga dengan
semakin kita mensyukuri nikmat, Allah akan senantiasa menambah nikmat.
Kemudian ketahuilah bahwa tidak akan sampai kepada kita tuntunan ilmu, teladan, panutan dalam
kita menjalankan segala ibadah kepada Allah, mematuhi perintahNya dan menjauhi laranganNya
melainkan karena Dia, Allah telah mengutus Suri Tauladan Utama, yaitu Nabi Muhammad
Shalallahu alaihi wa salam.
Maasyiral Muslimin, Jamaah Jumat Rahimakumullah
Rasulullah dididik Allah melalui Malaikat Jibril dengan sebuah kurikulum sempurna, kurikulum yang
Agung, Abadi dan tidak ada celah kelemahan maupun keburukan di dalamnya. Kurikulum itu adalah
Al Quran. Kurikulum inilah yang membentuk sosok keagungan dan teladan dalam diri Rasulullah
sholallahualaihi wassalam. Dan dengan kurikulum ini juga Nabi Sholallahualaihi wassallam
mendidik generasi-generasi terbaik setelah Beliau Sholallahualaihi wassallam, demikian seterusnya
shahabat kepada tabiin, tabiin kepada tabiit tabiin. Mereka inilah generasi-generasi terbaik dalam
sejarah Islam.
Kurikulum Quran memiliki konten pendidikan dan pengajaran: Tauhid, Ibadah, Akhlak, hukum dan
kisah. Tetapi, ternyata saudara2ku jamaah jumat rahimakumullah, dari seluruh konten kandungan al
Quran ternyata yang mengisi hampir duapertiga Quran adalah KISAH. Dari 19 juz Surat Makkiyah
dan 11 juz surat madaniyah banyak diisi dengan kisah atau pembelajaran sejarah

Apa yang istimewa dengan kurikulum ini? Apa yang membedakannya dngan kurikulum yang lain?
Yang pasti dan jelas bahwa kurikulum ini adalah Kalamullah, diciptakan langsung oleh yang Maha
Sempurna.
Ternyata konten KISAH atau cerita atau pembelajaran sejarah inilah yang turut membentuk
kemuliaan, keluhuran budi, ketaatan ibadah Rasulullah Sholallahualaihi wassallam kemudian
shahabat dan orang-orang sholeh setelahnya.
Islam menyadari sifat alamiah manusia bahwa mereka menyukai cerita, dan menyadari pengaruhnya
yang besar terhadap perasaan. Oleh karena itu Islam mengeksploitasi kisah/cerita tersebut untuk
dijadikan salah satu metode pendidikan.

Kisah atau sejarah atau sirah akan membentuk pola fikir dan kepribadian. Allah berfirman di akhir
ayat 176 surat Al Araf






Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.


Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal (Yusuf:111)

Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu,
dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang
belum mengetahui.

Saat ini, justru konten yang berisi sirah, kisah atau sejarah inilah yang sekarang berkurang dalam
system pendidikan kita. Bahkan dalam kajian2 seminar, pengajian2 jarang sekali porsi kisah, sirah
atau sejarah mengisi sebagian besar atau mendominasi materi kajian atau pengajian2 dll. Padahal
Allah telah memberi contoh metode pendidikan dan pengajaran yang sempurna dalam konten2 yang
terdapat dalam Al Quran.

Maka kita sebagai umat islam, sejarah yang terbaik yang harus jadi bahan pendidikan kita
setelah Al quran adalah sejarah atau sirah Nabi Muhammad Sholallahualaihi wassallam,
kemudian diikuti sirah para shahabat, tabiin dan tabiit tabiin serta orang2 sholeh yang
meneladani Rasulullah Sholallahualaihi wassallam.
Kenapa demikian Hadirin jamaah jumat rahimakumullah
Karena Rasulullah SAW adalah seorang nabi dan rasul yang diutus untuk seluruh manusia.
Beliau menjadi Al-Quran yang berjalan, sebab semua perintah Allah SWT kepada umat
manusia yang ada di dalam Al-Quran telah dipersonifikasikan dalam pribadi Rasulullah SAW.
Aisyah radhiallahu anha mengatakan, khuluquhu Al Quran.
Bahkan Al-Quran diturunkan seayat demi seayat seusai dengan sepak terjang kehidupan
Rasulullah. Maka tiap ayat Al-Quran itu mewakili titik-titik episode dalam kehidupannya.
Bisa dikatakan tidak mungkin ada seorang yang mengaku memahami Al-Quran kalau tidak
melihat peri hidup beliau. Sebab Al-Quran memang turun untuk mengiringi jalan hidup beliau.
Ketika beliau wafat, maka wahyu dari langit pun berhenti turun untuk selama-lamanya.
Mustahil ada orang yang mengaku telah mengetahui semua apa yang dimaui oleh Allah SWT
manakala dia belum lagi mengenal sosok Beliau Sholallahualaihi wassallam.
Dahulu di saat Nabi Sholallahualaihi wassallam masih hidup, para Shahabat bisa dengan
mudah meniru, mencontoh, bertanya dan berguru kepada Beliau Sholallahualaihi wassallam.
Dan sekarang Beliau Sholallahualaihi wassallam sdh tidak ada maka referensi kita dalam
meneladaninya tidak lain yaitu dengan mengkaji siroh.








(Al Ahzab:21) Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah.

Kemudian yang jadi pertanyaan buat kita dan pengingat buat khotib sendiri dan kita
semua, sudahkah kita mengakrabkan diri dengan sirah Rasul Sholallahualaihi
wassallam?. Seberapa serius kita mengenalkan sirah Nabi Sholallahualaihi wassallam
kepada keluarga kita, anak kita, sodara2 kita? Seberapa banyak uang yang kita
keluarkan untuk kepentingan kesenangan duniawi dibanding dengan investasi akhirat
dengan menggali sirah.

Di dalam hadits Rasulullah SAW bersabda: Mengingat Nabi adalah sebagian dari
ibadah. Mengingat orang yang shalih adalah penghapus dosa. Mengingat mati
adalah shodaqah (yakni akan diberi pahala oleh Allah SWT seperti pahalanya orang
yang bershodaqah). Mengingat kubur akan mendekatkan hati dan dhohirmu untuk
sampai surga. Mengingat neraka adalah sebagian dari perjuangan. Mengingat hari
kiamat akan menjauhkanmu dari neraka. Ibadah yang paling utama adalah
meninggalkan dan menjauhi rekayasa (mencari celah-celah). Modal utama orang
alim adalah meninggalkan sifat sombong dan congkak. Buahnya surga adalah
meninggalkan hasud dan iri hati. Penyesalan dari dosa-dosa adalah taubat yang
sesungguhnya. (HR. Abu Mansur dari Sayyidina Muadz bin Jabal Ra)

Khutbah kedua:

Alhamdulillah, kini mata sebagian umat islam terbuka terhadap pentingnya sirah dalam
metode pembelajaran. Beberapa masjid kita temui kajian2 yang terkhusus mempelajari
sirah, seperti Majelis Sirah di Salman ITB dengan Ustadz Budi Ashari, Majelis Jejak
Rasul di Majid Ukhuwah dengan Ustadz Salim A. Fillah dan bbrp majelis lainnya. Malah
Ustadz Budi Ashari telah membuka Akademi Sirah di Jakarta dan Bandung dan
mungkin jg sdh dikota2 lain, yang menggali sejarah keagungan Islam dan Insan2 mulia
dalam sejarah islam untuk dapat menjadi ibroh atau pelajaran bagi kita semua.
Penutup khotib sampaikan sebuah kisah yang mudah2an dapat membangkitkan
kecintaan kita terhadap Rasul Sholallahualaihi wassallam. Menggali sirahnya,
mempelajarinya dan mengamalkannya.
Setelah Nabi wafat, seketika itu pula kota Madinah bising dengan tangisan ummat Islam; antara
percaya - tidak percaya, Rasul Yang Mulia telah meninggalkan para sahabat. Beberapa waktu
kemudian, seorang arab badui menemui Umar dan dia meminta, "Ceritakan padaku akhlak
Muhammad!". Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Ia
menyuruh Arab badui tersebut menemui Bilal. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yg sama,
Bilal pun menangis, ia tak sanggup menceritakan apapun. Bilal hanya dapat menyuruh orang
tersebut menjumpai Ali bin Abi Thalib.
Orang Badui ini mulai heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi,
begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi. Mengapa mereka tak
sanggup menceritakan akhlak Muhammad. Dengan berharap-harap cemas, Badui ini
menemui Ali. Ali dengan linangan air mata berkata, "Ceritakan padaku keindahan dunia
ini!." Badui ini menjawab, "Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala
keindahan dunia ini...." Ali menjawab, "Engkau tak sanggup menceritakan keindahan
dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda

gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad, sedangkan
Allah telah berfirman bahwa sungguh Muhammad memiliki budi pekerti yang agung!
(QS. Al-Qalam[68]: 4)"
















Ya Allah, ampunilah kaum mukminin laki-laki dan wanita, kaum muslimin laki-laki dan wanita,
baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Sesungguhnya, Engkau adalah Dzat
yang Maha Mendengar, Mahadekat, Dzat yang mengabulkan doa.






Ya Rabb kami, berilah ampunan kepada kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman
lebih dahulu sebelum kami, dan janganlah Engkau membiarkan ada kedengkian dalam hati
kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha
Penyantun lagi Maha Penyayang.
Rabbana ampunilah kami karena kelalaian kami dalam mengenal sosok mulia pembawa
risalahMu, ampunilah kemalasan kami dalam menggali keteladanan RasulMu dan bimbinglah
kami agar senantiasa mencintai RasulMu, meneladani keagungan akhlak beliau, mengikuti
sunnah2nya, mendekat dengan orang2 yang mencintai dan istiqomah dalam meneladani Beliau.




Wahai Rabb kami, ampunilah kami, orang tua kami, dan setiap orang yang masuk ke rumah
kami dengan beriman, juga semua laki-laki yang beriman dan perempuan yang beriman.








Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, serta berilah rahmat kepada keduanya,
sebagaimana mereka mendidik kami di waktu kecil.

You might also like