You are on page 1of 7

‫لع الْلعمذىِ جععل لْمعلمسعلممم م م‬ ‫ادعلممد م‬

‫ضعدحىَ بدععععدد‬ ‫ضععاَدن دوععيْعدد اعلد ع‬ ‫ي ععيْعدد اعلْفطععمر بدععععدد مصعيْاَدمم دردم د‬ ‫د د د م ع عد‬ ‫دع‬
‫ك اعلْدعمظعيْع عمم دوادعشع عدهدد ادلن‬ ‫م‬ ‫م م‬ ‫م‬
‫يدع ععوم دعدرفعد عدة‪ َ.‬ادعشع عدهمد ادعن لد الْعد عهد الل العم ع دوعحع عددهم لد دشع عمريع د‬
‫ك لْعد عهم لْعد عهم اعللع ع م‬
‫م‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫م‬
‫ب قدعد دغدفدر الم لْدهم دماَ تدعدقلددم معن دذنعبمه دودمععاَ‬ ‫دسيْيددناَد ممدلمددا دععبمدهم دودرمسعولْمهم الْلشاَفمع مف اعلدعحدشعر ندم ل‬
‫س‬ ‫ع‬ ‫ج‬ ‫ر‬‫ي‬ ‫لْ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫ه‬ ‫ع‬ ‫نَ‬
‫ع‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ‫ه‬ ‫ذ‬
‫ع‬ ‫ا‬
‫د‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫تدعأدلخر‪ َ.‬الْلهعلم صعل علعىَ سعيْيمددناَ مملمعدد وعلعدعىَ ادلْمعمه وادصعحاَبممه الْلع م‬
‫ذ‬
‫د‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫د‬ ‫د‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫د عد‬ ‫د دد‬ ‫د م دي د د د‬
‫ل امتلعمقواالد دحلق تمعدقاَتممه دولد دتمعوتملن املل دوادنععتمعم ممعسلمممعودن‬ ‫وطدلهر‪ َ.‬ال ادعكبعر‪ َ.‬ادلماَ بععمد‪ َ.‬فدعيْاَ معباَدا م‬
‫دع د د د‬ ‫د ع م دع‬
‫ل ممعن الْلشعيْدطاَمن الْلرمجيْع م ‪ ،‬بمسع م ا م‬ ‫م‬ ‫م م‬
‫لع الْلرعحدعمن‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫فدعدقعد قداَدل الم تدعدعاَدل م عف كدتاَبمه الْعدكمرعمي‪ ،‬أدعمعوذم بمعاَ د ع‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م م‬ ‫م م م م‬
‫ت الْلعه دعلدعيْمكععم إعذ مكعنَتمععم أدعععدداءد‬ ‫الْلرحعيْمدواععتدصمموا بدعبمل الْله دجيْدعاَ دودل تدعدفلرقموا دواعذمكعمروا نععدمع د‬
‫صعبدعحتمعم بمنَمععدمتمعمه إمعخدوانعدعاَ دومكعنَتمععم دعلدعىىَ دشعدفاَ محعفعدردة ممعدن ا نَعلْلعاَمر فدأدنععدقعدذمكعم‬
‫ي قمعلعمعوبممكعم فدأد ع‬ ‫فدأدلْل د‬
‫ف بدع ع د‬
‫ي الْلهم لْدمكعم آدياَتممه لْددعلمكعم تدععهتدمدودن‬ ‫م‬
‫ممعنَعدهاَ دكىدذلْ د‬
‫ك يمعبدع ي م‬

‫‪Ma’asyiral Muslimin Jama'ah Shalat Id hafidhakumullah,‬‬


‫‪Alhamdulillah, rasa syukur terpanjatkan kepada Tuhan semesta‬‬
‫‪alam, Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan kepada kita‬‬
‫‪kekuatan untuk terus melangkah dan menyebarkan nilai-nilai‬‬
‫‪kebaikan kepada alam semesta. Shalawat beriring salam kita‬‬
‫‪sampaikan kepada Nabi akhir zaman, pembawa kedamaian,‬‬
‫‪penuh cinta kasih, penyebar risalah rahmah bagi alam semesta.‬‬
‫‪Beliaulah Rasullullah, Muhammad SAW yang kita nantikan‬‬
‫‪syafaatnya di yaumil qiyamah nanti. Semoga kita menjadi hamba‬‬
‫‪yang mendapatkan syafaatnya kelak di hari pembalasan. Amin ya‬‬
‫‪Allah ya Rabbal Alamin.‬‬

‫‪Pagi ini segenap kaum muslimin di persada negeri menunaikan‬‬


‫‪shalat dan merayakan Idul Fitri dengan khusyuk dan penuh‬‬
‫‪kepasrahan. Gema takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih‬‬
‫‪berkumandang di segenap cakrawala dengan segala‬‬
kerendahan hati dan penuh pengharapan dari setiap insan
beriman. Semuanya berpusat dan bermuara sebagai wujud
ibadah untuk mendekatkan diri kepada dzat Ilahi guna meraih
ridha dan anugerah Allah yang maha penyayang dan maha
bijaksana.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, ALlahu Akbar Walillahil


Hamd. Ma’asyiral Muslimin Jama'ah Shalat Id hafidhakumullah,
Ramadan telah mendidik dan mengajarkan kepada kita banyak
hal, agar kelak menjadikan kita pribadi yang bertakwa. Pribadi
yang bertakwa akan menghasilkan efek yang sangat kuat, bukan
hanya pada diri sendiri (individu) tetapi juga kepada masyarakat
(sosial). Diantara indikator orang-orang yang bertaqwa
sebagaimana di dalam Al-Quran, Allah berfirman:

.ُّ ‫ب ُّاحلممححنسسسننيِنن‬ِ‫ام ُّيمنحسس ب‬ ‫ظ ُّنواحلنعاَّنفيِنن ُّنعنن ُّالنااَّ ن‬


‫س ِ ُّ ُّنو ا‬ ‫ضارانء ُّنواحلنكاَّنظنميِنن ُّاحلنغحيِ ن‬
‫الانذينن ُّيمحنفنمقوُنن ُّفنيِ ُّالاسارانء ُّنوال ا‬
‫امسس‬‫ب ُّإنال ُّ ا‬
‫ان ُّفناَّحستنحغفنمروا ُّلنمذمنوُبننهحم ُّنونمحن ُّينحغفنمر ُّالسسبِذمنوُ ن‬ ‫ظلنمموُا ُّأنحنفمنسهمحم ُّنذنكمروا ُّ ا‬‫نوالانذينن ُّإننذا ُّفننعملوُا ُّفناَّنحنشةة ُّأنحو ُّ ن‬
‫صبِروا ُّنعلنىى ُّنماَّ ُّفننعملوُا ُّنوهمحم ُّينحعلنمموُنن‬ ‫نولنحم ُّيم ن‬
“Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang
yang berbuat kebajikan, dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka
ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain
daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya
itu, sedang mereka mengetahui.” (QS Ali Imran: 134-135).

Indikator tersebut Allah berikan sebagai bukti, bahwa takwa


bukan hanya melekat kepada diri manusia sendiri, namun juga
dapat berefek kepada sekitarnya. Menafkahkan harta, menahan
amarah, memaafkan kesalahan orang lain, berbuat kebajikan
merupakan bagian dari kesalehan sosial,buah dari ketakwaan.
Sementara memohon ampun atas segala perbuatan keji serta
tidak mengulanginya lagi merupakan kesalehan individu kepada
Tuhannya, yang telah menciptakannya ke alam dunia ini. Dengan
begitu, sejatinya implikasi sebulan penuh menjalankan ibadah
puasa di bulan Ramadan menghasilkan pribadi-pribadi yang
saleh secara individual, sekaligus saleh secara sosial.

Kaum Muslimin hafidhakumullah,

Kesalehan individual dan kesalehan sosial merupakan indikasi


seseorang menjadi pribadi yang bertakwa. Implementasi
kesalehan tersebut akan membentuk pribadi yang selalu
berorientasi kepada rahmat (memberikan kasih sayang) kepada
alam semesta. Sebagaimana orientasi Allah yang diberikan
kepada Nabi Muhammad yakni sebagai pembawa
risalah Rahmatan lil Alamin.

‫نونمآ أنلرنسللن ع ن‬
‫ك إملل نرلحنمةةة للللععنلممينن‬

”Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk


menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Q.S. Al Anbiya: 107).

Ajaran Rasulullah yang berorientasi pada Rahmatal lil Alamin


telah dibuktikannya sepanjang sejarah kerasulannya. Tiga
hubungan yang saling keterkaitan yakni manusia dengan Tuhan,
manusia dengan sesama manusia dan manusia kepada alam
sekitar telah diajarkan dalam ajaran dan risalah kerasulan
Muhammad SAW.

“Wa'tashimu bihablillahi jami'an walaa tafarraqu" (Dan


berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai-berai) merupakan ajaran Allah dan
Rasul-Nya agar sesama umat Islam bersatu padu, senantiasa
menghormati perbedaan yang terjadi. Tidak boleh menuduh
seseorang sebagai orang kafir, munafiq, atau mengejek sesama
muslim karena perbedaan itu. Apalagi menghalalkan darah dan
kehormatan seorang muslim karena perbedaan pemahaman atau
penafsiran sebuah teks. Ajaran untuk bersatu dalam ikatan
agama inilah yang disebut dengan ukhuwwah Islamiyah.

Indikasi seseorang bersaudara dalam satu ikatan agama


(ukhuwwah Islamiyah) terimplementasi dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan seperti terlihatnya rasa persaudaraan. Salah
satu indikasi persaudaraan adalah selalu berdamai ketika
berinteraksi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan,
sebagaimana dalam firman Allah:

‫صلنمحوُا ُّبنحيِنن ُّأننخنوُحيمكحم ْ ُّ ُّنواتامقوُا ُّ ا‬


‫ان ُّلننعلامكحم ُّتمحرنحمموُنن‬ ‫إننانماَّ ُّاحلممحؤنممنوُنن ُّإنحخنوُةة ُّفنأ ن ح‬
”Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu
dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat.” (Q.S. Al-Hujurat ayat 10).

Selain selalu berorientasi kepada perdamaian,


indikasi ukhuwwah Islamiyah adalah adanya saling menghargai,
dan berkarakter baik dalam menjalin hubungan. Sebagaimana
dalam firman Allah dalam Surat Al-Hijr ayat 88:

‫ك ُّلنحلممحؤنمننيِنن‬ ‫نواحخفن ح‬
‫ض ُّنجنناَّنح ن‬
“Berendah dirilah (sopanlah) kamu terhadap orang-orang yang
beriman”.
Karakteristik sopan kepada sesama merupakan implementasi
menjaga persaudaraan. Sesama muslim tidak boleh berkata
kasar, bermuka masam, bersikap pongah, apalagi menghina,
mencaci dan merendahkan harkat dan martabatnya. Terlebih
tidak boleh menghalalkan darah seorang Muslim atas nama jihad
di negeri yang damai ini.

Rahmatan lil Alamin juga dicerminkan dalam ajaran Islam yang


telah dibawa oleh Rasulullah SAW. Hal ini tercermin dalam
kehidupan Rasulullah yang senantiasa berlaku baik pada setiap
manusia, tanpa memandang jenis kelamin, suku, agama, dan
golongan.Sebagaimana dalam hadits Shahih Muslim No.1596
diceritakan ketika Qais bin Saad ra. dan Sahal bin Hunaif RA
sedang berada di Qadisiyah, tiba-tiba ada iringan jenazah
melewati mereka, maka keduanya berdiri. Lalu dikatakan kepada
keduanya: Jenazah itu adalah termasuk penduduk setempat
(yakni orang kafir). Mereka berdua berkata: Sesungguhnya
Rasulullah SAW pernah dilewati iringan jenazah, lalu beliau
berdiri. Ketika dikatakan: Jenazah itu Yahudi. Rasulullah SAW
bersabda: Bukankah ia juga manusia?. Dan lebih lanjut beliau
bersabda: "Kematian adalah suatu perkara yang menyedihkan
dan dahsyat, sebab itu, apabila kamu melihat iring-iringan
jenazah berlalu, kamu seharusnya berdiri sebagai suatu hadiah
penghormatan".

Sikap Rasulullah kepada umat yang berbeda agama tersebut


mencerminkan Rasulullah menghargai sisi kemanusian. Sikap
tersebut merupakan sikap seorang yang humanis. Menjunjung
tinggi sisi kemanusiaan. Sikap inilah yang disebut
dengan ukhuwah basyariyah/ insaniyah (persaudaraan sesama
umat manusia). Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa
perbedaan agama tidak menghalangi untuk menghormati dan
berbuat baik kepada mereka. Apapun keyakinan seseorang
terdapat satu persamaan, yaitu sebagai sesama ciptaan Allah
SWT maka tidak dibenarkan dalam Islam untuk menyakiti mereka
yang berbeda agama, apalagi sampai menghalalkan darah
mereka, sebagaimana dilakukan oleh teroris beberapa waktu lalu.

Inilah contoh perilaku dan sikap Rasulullah dalam merawat sisi


kemanusiaan (ukhuwah basyariyah/ insaniyah). Sehingga tidak
dibenarkan dalam konteks ke-Indonesia-an, melukai umat yang
berbeda agama. Sebab Indonesia adalah Negara damai
(Darussalam). Barangsiapa yang melukai non muslim di Negara
yang damai, maka sama saja melukai Nabi. Sebagaimana dalam
sebuah hadits “Barangsiapa yang menyakiti
orang dzimmi (nonmuslim yang berinteraksi secara baik), berarti
dia telah menyakiti diriku. Dan, barang siapa menyakiti diriku,
berarti dia menyakiti Allah. Man Adza Dzimmiyyan faqod adzani.
Man adzani faqod azdallah.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd. Kaum


Muslimin hafidhakumullah

Rahmatan lil Alamin dalam konteks konstitusi kenegaraan juga


diterapkan oleh Rasulullah. Salah satunya melalui pencanangan
Piagam Madinah. Beberapa pasal dalam piagam tersebut seperti
pasal 16, 25, dan 46 dinyatakan bahwa kaum Yahudi yang
mengikuti kita berhak mendapat perlindungan dan hak
persamaan tanpa ada penganiayaan atas mereka dan tidak
ditolong orang- orang yang menjadi musuh mereka. Bagi orang
Yahudi agama mereka dan bagi kaum muslimin agama mereka
pula. Kaum Yahudi al Aus, sekutu dan diri mereka, memiliki hak
dan kewajiban seperti kelompok lain pendukung piagam ini,
dengan perlakuan yang baik dan penuh dari semua pendukung
piagam ini.

Piagam Madinah tersebut yang membebaskan rakyatnya untuk


memeluk agamanya tanpa gangguan, serta mendapatkan
perlindungan dari kaum Muslimin ketika terjadi sesuatu yang
membahayakan. Hal ini merupakan bagian dari kasih sayang
‫‪yang diatur dalam regulasi atau konstitusi tersebut. Konsep inilah‬‬
‫‪yang disebut dengan ukhuwwan wathaniyyah (persaudaraan‬‬
‫‪sebangsa dan setanah air). Dalam berbangsa dan bernegara,‬‬
‫‪setiap individu tanpa mengenal suku dan agama, semuanya‬‬
‫‪berkewajiban menjaga hak dan kewajiban sesama anak bangsa.‬‬
‫‪Saling melindungi dan memberikan kebebasaan untuk‬‬
‫‪melaksanakan ibadah. Tidak ada paksanaan dalam beragama‬‬
‫‪dan berinteraksi sosial. Maka mereka yang memaksakan‬‬
‫‪kehendak untuk merubah sistem kenegaraan dan mendzalimi‬‬
‫‪kaum yang berbeda dalam sebuah ikatan negara, tidak‬‬
‫‪dibenarkan dalam Islam.‬‬

‫ت ُّنونذحكنر ُّحالنحنكحيِسسنم‪ُّ .‬نوتنقنباسسنل ُّنمننسحيِ‬ ‫ك ُّام ُّلنحيِ ُّنولنمكحم ُّفنيِ ُّحالقمحرآْنن ُّحالنعنظحيِنم ُّنوننفننعننحيِ ُّنوإنيااَّمكحم ُّبننماَّ ُّفنحيِنه ُّنمنن ُّحالْياَّ ن ن‬
‫بناَّنر ن‬
‫نونمحنمكحم ُّتنلننوتنهم ُّإنناهم ُّهمنوُ ُّالاسنمحيِمع ُّاحلنعلنحيِمم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫ك ُّلنهم ُّنوأنحشهنمد ُّأنان ُّممنحامةدا ُّنعحبمدهم ُّنونرمسسسحوُلممه‪ُ،‬‬ ‫ب ُّاحلنعاَّلننمحيِنن‪ُّ ُ،‬أنحشهنمد ُّأنحن ُّلنإنلنهن ُّإنلا ُّام ُّنوححندهم ُّلننشنرحي ن‬ ‫ا ُّانحلنححممدن ُّلن ُّنر ن‬
‫ق ُّتمقناَّتننه ُّنولن‬ ‫صنحاَّبننه ُّأنحجنمنعحيِنن‪ُّ .‬فنيِناَّنعبناَّند ُّان ُّانتاقمحوُا ُّان ُّنح ا‬ ‫صنل ُّنونسلنحم ُّنعلنى ُّنسيِنندنناَّ ُّممنحامدد ُّنونعلنى ُّآْلننه ُّنوأن ح‬ ‫ناللاهمام ُّ ن‬
‫صلبِحوُنن ُّنعلنى ُّالنابننيِ‪ُّ ُ،‬نيسساَّ‬ ‫تنممحوُتمان ُّإنلا ُّنوأنحنتمحم ُّممحسلنممحوُنن ُّ‪ُّ .‬قناَّنل ُّام ُّتننعاَّلنى ُّفنحيِ ُّنكتناَّبننه ُّحالنعنظحيِنم ُّإنان ُّان ُّنونملنئننكتنهم ُّيم ن‬
‫صسسنل ُّنونسسسلنحم ُّنعلسسنى ُّنسسسيِنندنناَّ ُّممنحامسسدد ُّنونعلسسنى ُّانلنسسنه‬ ‫أنبِيهناَّ ُّالاسسنذحينن ُّأننمنمسسحوُا ُّ ن‬
‫صسسبِلحوُا ُّنعلنحيِسسنه ُّنونسسسلنممحوُا ُّتنحسسسلنحيِةماَّ‪ُّ .‬ناللاهمسسام ُّ ن‬
‫صنحاَّبننه ُّأنحجنمنعحيِنن‪ُّ .‬نوالتااَّبننعحيِنن ُّنوتناَّبننع ُّالتااَّبننعحيِنن ُّنونمسسحن ُّتنبننعهمسسحم ُّبنإ نححنسسساَّدن ُّإنلسسنى ُّينسسحوُنم ُّالسسندحينن‪ُّ .‬نونعلنحيِننسساَّ ُّنمنعهمسسحم‬ ‫نوأة ح‬
‫ك ُّيناَّ ُّأنحرنحنم ُّالارانحنمحيِنن‬ ‫بننرححنمتن ن‬
‫ك نسسسممليعع‬ ‫ت إملنسس ن‬ ‫ت‪ ,‬اَنللنلحنيسساَمء مملنهْهسسلم نولاَلنلمسسنواَ م‬ ‫ت‪ ,‬نولاَلهْمسسلؤمممنلينن نولاَلهْملؤممننسساَ م‬ ‫ناَلللهْهلم اَلغمفلر لمللهْملسلممملينن نولاَلهْملسملماَ ن م‬
‫ت نخليسهْر‬ ‫ت‪ .‬نرلبننساَ اَلفنتسلح نبليننننساَ نونبليسنن نقلوممننساَ مبسلاَلنحلق نوأنلنس ن‬ ‫ضسسني لاَلنحاَنجسساَ م‬ ‫ت نيساَ نقاَ م‬ ‫ب اَلسلدنعنواَ م‬ ‫ب هْممجليس هْ‬ ‫نقمرلي ع‬
‫اسس نيسسألهْمهْر‬ ‫اسس إملن ن‬ ‫ب اَللنسساَمر‪ .‬معنبسساَند م‬ ‫لاَلنفاَمتمحلينن‪ .‬نرلبنناَ أنمتنناَ مفي اَلددلننياَ نحنسننةة نومفي لاَلْمخنرمة نحنسننةة نومقنناَ نعسسنذاَ ن‬
‫ظهْكلم لننعللهْكلم نتسسنذلكهْرلونن‪.‬‬ ‫مباَللنعلدمل نولاَللحنساَمن نوإملينتاَمء مذيِ لاَلقهْلربنى نونيلنهنى نعمن لاَلنفلحنشاَمء نولاَلهْملننكر نولاَلنبلغي نيمع هْ‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ا أنلكنبهْر‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫هْ‬ ‫ك‬‫ل‬ ‫ذ‬ ‫ن‬ ‫ل‬
‫ل ن م‬‫و‬ ‫م‬ ‫هْ‬
‫ك‬ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫ب‬ ‫ج‬
‫ن م‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ل‬
‫س‬ ‫ي‬ ‫هْ‬ ‫ه‬‫لو‬ ‫ع‬
‫هْ‬ ‫د‬ ‫ل‬ ‫واَ‬
‫ل ن‬‫م‬ ‫هْ‬
‫ك‬ ‫ل‬
‫ر‬ ‫هْ‬
‫ك‬ ‫ل‬
‫ذ‬ ‫ي‬
‫ن ن‬ ‫ا‬ ‫واَ‬ ‫ل‬ ‫ر‬
‫هْ‬ ‫هْ‬
‫ك‬ ‫ذ‬‫ل‬ ‫ن‬
‫فاَ‬

You might also like