You are on page 1of 6

PEMINDAHAN MANDUL JANTAN DARI BAWANG BOMBAY KE

BAWANG MERAH DAN PEWARISAN MANDUL JANTAN1)


(MALE STERILE TRANSFER FROM ONION INTO
SHALLOT AND MALE STERILE INHERITANCE)

Nani Hermiati2), Achmad Baihaki2), Ridwan Setiamihardja2) dan


Anggoro Hadi Permadi3)

Kata kunci: pemindahan, pewarisan, mandul jantan, bawang merah


Key words: transfer, inheritance, male sterile, shallot

Abstract plants differed with normal parent and S1


plants, but shape of pollen of male sterile
Male sterile parent is the major require- parents and F1 plants were the same with
ment for the effectiveness of commercial pollen of normal parents and S1 plants.
production of seed hybrid shallot. Male sterile character was inherited as
However, male sterile of shallot is not cytoplasmic male sterile.
available in Indonesia.
The objectives of this research were to
transfer male sterile character from onion
Sari
into shallot and to study the inheritance Penggunaan mandul jantan merupakan
of male sterility. persyaratan yang utama untuk mem-
produksi benih hibrida bawang merah
The experiment was carried out from
yang efisien dan komersial. Di Indonesia
January 1992 up to August 1993. The
belum ada bawang merah mandul jantan.
used genetic materials consisted of three
male sterile onion genotypes 8901, 8907 Percobaan dilakukan dari bulan Januari
and 8908 (PA) as female parents, three 1992 sampai dengan Agustus 1993. Pe-
shallot cultivars Cip 86,Cip 88 and Maja nelitian ini ditujukan untuk memindah-
(PB) as male fertile, nine genotype F1 kan karakter mandul jantan dari bawang
(crossing between PA 1,2,3 X PB 1,2,3 ) and bombay ke bawang merah dan menge-
three genotype S1 (selfing of fertile tahui pola pewarisan karakter mandul
parents). Crosses were made in Lembang, jantan.
planting F1 and S1 seeds to produce F1 and
S1 bulb conducted in Maja, Majalengka. Bahan percobaan yang digunakan, yaitu
tiga genotip umbi bawang bombay
The transfer of male sterile gene from sebagai tetua mandul jantan (PA), yaitu
onion into shallot can be identified by the 8901, 8907 dan 8908; tiga genotip umbi
appearance of F1 anthers which were bawang merah sebagai tetua normal (PB),
similar to the male sterile parents. yaitu Cipanas 86, Cipanas 88 dan Maja;
Microscopic observation indicated that sembilan genotip umbi F1 (hasil persi-
pollen was colorless and did not langan PA 1,2,3 X P B 1,2,3) dan tiga umbi
germination in agar media. The genotip S1 (hasil persilangan sendiri tetua
appearance of anther and pollen of F1 normal) Persilangan dilakukan di Lem-
bang, sedang persemaian benih dan
1) Bagian dari disertasi pada Program Pasca penanaman bibit F1 dan S1 dilakukan di
Sarjana UNPAD Bandung 1995 Maja, Majalengka.
2) Masing-masing staf Pengajar pada
Fakultas Pertanian UNPAD Bandung Dari organ bunga tanaman F1 dapat
3) Staf Kelti Pemuliaan Tanaman Balai diketahui bahwa karakter mandul jantan
Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang dari ke tiga genotip bawang bombay
dapat dipindahkan ke tiga kultivar ba-

20 Zuriat, Vol. 14, No. 1, Januari-Juni 2003


wang merah. Organ anter bunga tanaman pemindahan karakter mandul jantan dari
F1 penampilannya sama dengan tetua bawang lain. Menurut Khaisin (1980),
mandul jantan bawang bombay, yaitu tanaman bawang dengan tepungsari
anter tidak bernas, agak kisut dan tidak yang mandul banyak ditemukan pada
pecah, hasil pengamatan mikroskopis,
kultivar bawang bombay (Allium cepa
tepungsarinya jernih (tidak bertanda)
L.). Balai Penelitian Hortikultura Lem-
dan tidak berkecambah pada media agar.
Tetapi bentuk tepungsari tetua mandul bang, sekarang Balai Penelitian Sayuran
jantan dan F1-nya sama dengan tetua Lembang, sudah mengintroduksi bebe-
normal dan S1. Karakter mandul jantan rapa genotip bawang bombay dari
diwariskan oleh gen sitoplasmik. Perancis sebagai sumber tetua mandul
jantan, namun pola pewarisannya belum
diketahui.
Pendahuluan
Keberhasilan pemindahan karakter
Pembungaan bawang merah (Allium mandul jantan dari bawang bombay ke
cepa var. ascalonicum L.) di Indonesia bawang merah akan merupakan dasar
tidak merupakan masalah, karena menu- pembentukan hibrida bawang merah.
rut Permadi (1991), hampir semua Maka informasi mengenai mekanisme
kultivar bawang merah yang ada di pemindahan karakter mandul jantan dari
Indonesia mampu berbunga dan berbiji. bawang bombay ke bawang merah dan
Ditunjang oleh pendapat Satyadipura juga pola pewarisannya akan membuka
(1991), pada umumnya tanaman ba- peluang untuk merakit bawang merah
wang merah dapat berbunga dan meng- mandul jantan, yang digunakan untuk
hasilkan biji, namun tidak semua memproduksi benih bawang merah hi-
bawang merah mudah berbunga teru- brida yang efisien dan komersial.
tama di dataran rendah. Walaupun
bunga bawang merah termasuk bunga
sempurna, karena protandri maka semua Bahan dan Metode
tanaman bawang menyerbuk silang. Bahan yang digunakan antara lain, tiga
Menurut Kalloo (1988), tingkat penyer- genotip umbi bawang bombay sebagai
bukan silang Allium cepa sekitar 95%– tetua mandul jantan (PA), yaitu 8901,
100%. 8907 dan 8908; tiga genotip umbi ba-
Untuk menghasilkan benih hibrida da- wang merah sebagai tetua normal (PB),
lam skala besar diperlukan adanya tetua yaitu Cipanas 86, Cipanas 88 dan Maja;
mandul jantan. Sesuai dengan pendapat sembilan genotip umbi F1 (hasil persi-
Sneep dan Hendriksen (1979), bahwa langan PA1,2,3 X PB1,2,3), dan tiga genotip
pemanfaatan tetua betina mandul jantan S1 (hasil persilangan sendiri tetua nor-
sangat menguntungkan dalam mempro- mal). Pupuk kandang (kambing), ZA
duksi benih hibrida komersial. Sejauh (500 kg ha–1), TSP (200 kg ha–1), dan
ini di Indonesia belum ada bawang KCl (200 kg ha–1). Pestisida Decis 2.5
merah mandul jantan. Tetapi genotip- EC, Curacron 500 EC, Dithane M – 45
genotip bawang merah tersebut seba- 80 wP, Derosol 60 wP. Larutan aseto
gian besar bisa berbunga dan meng- karmin 1% (1 g karmin, 45 ml asam
hasilkan biji, antara lain kultivar Cipa- asetat dan 50 ml air) sebagai pewarna
nas 86, Cipanas 88, Maja, Bima, Ku- tepungsari. Media agar (17.5 g H3BO3,
ning Sidapurna, dan Kantong. 25 g KNO3, 13 g sukrosa, 3 g bactoagar
dan 85 ml air) sebagai media perkecam-
Dalam rangka membentuk hibrida ba- bahan tepungsari.
wang merah, perakitan bawang merah
mandul jantan perlu dilakukan, melalui

Pemindahan Karakter Mandul Jantan dari Bawang Bombay ke Bawang Merah 21


Persilangan untuk memperoleh benih F1 Tanaman tetua mandul jantan 8901,
dan S1, yaitu dengan menanam umbi 8907 dan 8908, tetua normal, yaitu Cip
bibit tetua mandul jantan dan tetua nor- 86, Cip 88 dan Maja, tanaman-tanaman
mal, dilakukan di Balitsa Lembang, dari F1 dan S1 dapat berbunga. Jumlah rum-
bulan Januari sampai dengan Juli 1992. pun yang berbunga antara 33.33%–
Perkecambahan benih F1 dan S1 dan 88.24%. Rendahnya jumlah rumpun
penanaman bibitnya dilakukan di Maja, yang berbunga kemungkinan disebab-
Majalengka, dari bulan Agustus 1992 kan oleh faktor temperatur yang relatif
sampai dengan Januari 1993. Pena- lebih tinggi selama percobaan berlang-
naman umbi tetua, umbi F1 dan umbi S1 sung, yaitu temperatur minimum antara
dilakukan di Maja dari bulan April 19oC–29oC, temperatur maksimum an-
sampai dengan Agustus 1993. Semua tara 24oC–32oC . Menurut Rabinowitch
umbi bibit sebelum ditanam dilakukan (1990) faktor utama yang mempe-
vernalisasi selama tiga minggu pada ngaruhi pembungaan adalah temperatur,
temperatur 5oC–10oC. karena bunga akan berinisiasi pada tem-
peratur minimum antara 5oC–12oC,
Variabel yang diamati yaitu, bentuk dan
optimalnya pada temperatur 9oC–12oC
warna anter; pengamatan mikroskopis
dan maksimumnya pada 17oC–20oC.
pada, saat meiosis sel induk tepungsari,
bentuk dan warna tepungsari dan viabi- Tiga segmen perian sebelah dalam mau-
litas tepungsari (ditandai dengan berke- pun tiga perian sebelah luar pada bunga
cambahnya tepungsari). semua tanaman tetua, F1 dan S1-nya
besarnya sama. Juga bentuk dan warna
Tetua-tetua persilangan yang digunakan
anternya sama, yaitu agak lonjong,
pada percobaan ini berasal dari klon-
warnanya hijau, hanya anter bunga tetua
klon yang heterosigus, maka populasi
mandul jantan dan keturunan F1 tidak
tanaman F1-nya merupakan generasi
bernas, bentuk agak kisut dan tidak
bervariasi, hal ini sesuai dengan
pecah, sedangkan anter bunga tetua-
pendapat Lyrine (1977) .
tetua normal dan keturunan S1 semua-
Hasil pengamatan populasi-populasi te- nya bernas dan pecah mengeluarkan
tua dan F1 dikelompokkan untuk men- tepungsari. Bila anter yang bernas dite-
dapatkan sebaran frekuensi dan his- kan di antara telunjuk dan ibu jari, akan
togram. Pola distribusi atau histogram mengeluarkan serbuk yang berwarna
frekuensi populasi F1 akan mengisya- hijau, sedangkan pada anter yang tidak
ratkan tipe model pewarisan populasi bernas tidak mengeluarkan serbuk.
yang bersangkutan. Pola pewarisan ka- Demikian juga Jones dan Mann (1963),
rakter-karakter yang diamati dibanding- mengemukakan bahwa pada bawang
kan dengan distribusi Mendel atau mo- bombay normal anternya bernas, se-
difikasinya yang digunakan menurut dangkan pada mandul jantan anternya
Burn (1976). Pengujiannya dengan hampa.
menggunakan metode Chi-kuadrat un-
Hasil pengamatan meiosis pada tanam-
tuk uji kecocokan.
an tetua mandul jantan, tetua normal, F1
dan S1 menunjukkan meiosis beraturan
Hasil dan Pembahasan dan tetradnya normal. Keberadaan ini
sesuai dengan temuan Singh dan Ko-
Penanaman bibit asal benih F1 hasil
babe (1969) dan Monosmith (1928
persilangan 8908 × Cip 86 tidak meng-
dikutip Jones dan Mann, 1963) Pada
hasilkan umbi F1, untuk analisis selan-
perkembangan selanjutnya sesudah te-
jutnya genotip tersebut tidak dilibatkan.
trad, mikrospor pada tetua mandul jan-
tan dan tanaman F1 tidak terbentuk,

22 Zuriat, Vol. 14, No. 1, Januari-Juni 2003


sedangkan pada tetua normal dan S1 dangkan pada genotip-genotip normal
terbentuk. berkecambah pada media agar karena
mempunyai cadangan makanan berupa
Hasil pengamatan mikroskopis pada te-
pati. Hal ini tampak dari hasil pewar-
pungsari yang telah diwarnai dengan la-
naan dengan aseto karmin tepungsa-
rutan aseto karmin (Tabel 1) memperli-
rinya berwarna jingga.
hatkan bahwa tepungsari semua tetua
mandul jantan dan keturunan F1 ben- Hasil pengamatan tepungsari, semua
tuknya sama dengan tepungsari semua populasi tetua mandul jantan memperli-
tetua normal dan keturunan S1, yaitu hatkan 100% tepungsarinya jernih, de-
berbentuk bulat telur, dengan ukuran ngan demikian termasuk kriteria sangat
panjang dan lebarnya hampir sama. mandul. Sebaliknya semua populasi ta-
Berbeda dengan tepungsari bunga padi, naman tetua normal memperlihatkan
ukuran tepungsari mandul jantan lebih 100% tepungsari berwarna jingga. Po-
kecil, bentuknya ada yang bulat dan pulasi tanaman F1 hasil persilangan
kisut (Chaudhury dkk., 1981). tetua-tetua mandul jantan dan tetua-
tetua normal, 94%–100% tepungsarinya
Tepungsari dari semua rumpun tanaman
jernih. Berdasarkan kriteria kemandulan
tetua mandul jantan 100% jernih (tidak
menurut IRRI (1986), bila 100% te-
berwarna jingga), sedangkan pada se-
pungsarinya jernih disebut sangat man-
jumlah rumpun tanaman F1 yang di-
dul (mandul sempurna) dan bila 90%–
amati, tepungsari yang jernih sekitar
99% tepungsari jernih disebut mandul.
94%–100%. Tepungsari semua rumpun
Dengan demikian populasi tanaman F1
tanaman tetua normal dan semua rum-
semuanya termasuk mandul jantan atau
pun turunan S1 berwarna jingga. Peng-
populasinya homogenus.
amatan sitologis pada bawang bombay
mandul jantan yang dilakukan oleh Berdasarkan pendapat Jones dan Clarke
Jones dan Mann (1963) menunjukkan (1943) mandul jantan dikendalikan oleh
adanya pembesaran sel-sel tapetal. De- hasil interaksi gen resesif pada inti dan
generasi yang tidak normal ini ke- pada sitoplasma, sehingga terdapat
mudian diikuti oleh kematian mikro- berapa kemungkinan genotipe tanaman
spora, kantung-kantung tepungsari me- normalnya, yaitu NMsMs, NMsms dan
ngeras dan tetap berada dalam anter. Nmsms, karena bila genotipe-genotipe
Singh dan Kobabe (1969) mengemu- ini diselfing semua genotipe keturunan
kakan kemandulan pada A. shoeno- S1-nya akan normal.
prasum L., penyebab tidak berfungsinya
Bila ketiga genotipe normal tersebut
tepungsari adalah adanya restriksi su-
disilangkan dengan genotipe mandul
plai DNA dan RNA pada anter, defi-
jantan yang Smsms, maka hasil persi-
siensi pembuluh-pembuluh pada stamen
langan Smsms × NMsMs, semua ketu-
yang menyebabkan defisiensi nutrisi
runan F1-nya akan normal; bila Smsms
pada stamen; reaksi individu sel-sel
× NMsms, keturunan F1 50% normal
tapetal dengan sel-sel sporogenus dan
dan 50% mandul jantan; sedangkan bila
sel-sel sekitarnya, dan beberapa faktor
Smsms × Nmsms, semua keturunan F1-
lainnya seperti aktifitas hormonal dan
nya akan mandul jantan. Dari hasil
perubahan faktor lingkungan serta kom-
percobaan ini semua populasi F1-nya
binasi faktor-faktor di atas.
mandul jantan dengan demikian
Tepungsari genotip-genotip mandul jan- genotipe mandul jantan kemungkinan-
tan dan F1 tidak bisa berkecambah, se- nya adalah Smsms.

Pemindahan Karakter Mandul Jantan dari Bawang Bombay ke Bawang Merah 23


Tabel 1 Hasil Pengamatan Mikroskopis warna*) dan bentuk tepungsari

Jumlah Rumpun
Berbunga
Jumlah Rumpun Persentase
Populasi Persentase Tepungsari jernih Rumpun
(%) (%) Bentuk

Tetua 100 99 98 97 96 95 94 0 Steril Fertil


8901 5 5 100 0 bulat telur

8907 10 10 100 0 bulat telur

8908 6 6 100 0 bulat telur

Cip 86 27 27 0 100 bulat telur

Cip 88 63 66 0 100 bulat telur

Maja 34 34 0 100 bulat telur

F1

8901 x Cip 86 10 1 11 100 0 bulat telur

8901 x Cip 88 15 1 1 1 18 100 0 bulat telur

8901 x Maja 8 1 9 100 0 bulat telur

8907 x Cip 86 75 1 3 1 80 100 0 bulat telur

8907 x Cip 88 22 1 1 24 100 0 bulat telur

8907 x Maja 14 1 15 100 0 bulat telur

8908 x Cip 88 69 3 1 73 100 0 bulat telur

8908 x Maja 16 1 1 18 100 0 bulat telur

S1

Cip 86 51 51 0 100 bulat telur

Cip 88 110 110 0 100 bulat telur

Maja 69 69 0 100 bulat telur

Keterangan : *) Pewarnaan Tepungsari dengan Aseto karmin

Namun peran gen inti yang terlibat Sesuai dengan hasil penelitian El-Shafie
tidak dapat ditentukan pola pewarisan dan Ahmed (1980), karakter mandul
menurut distribusi Mendel karena tidak jantan bawang bombay galur ‘Giza M’
terjadi segregasi, maka pengendalian di Mesir dikendalikan oleh S sito-
karakter mandul jantan pada bawang plasma, galur ini digunakan untuk
bombay 8901, 8907 dan 8908 adalah mengembangkan kultivar hibrida.
gen pada sitoplasma atau S sitoplasma.

24 Zuriat, Vol. 14, No. 1, Januari-Juni 2003


Hasil isolasi DNA mitokondria tanaman Jones, H.A, and A.E. Clarke. 1943.
padi mandul jantan sitoplasmik yang Inheritance of male sterility in the onion
dilakukan oleh Mignouna dkk. (1987), and the production of hybrid seed. Proc.
juga oleh peneliti-peneliti lain pada ta- Of the Amer. Soc. For Hort. Sci. V. 43:
189–194.
naman mandul jantan tanaman jagung,
terigu, tembakau, sorghum, kubis, gula Jones, H.A., and L.K. Mann. 1963. Onions
bit, petunia, dan faba bean, menunjuk- and Their Allies. Leonard Hill Limited
London. Inter Sciences. Publ. Inc. New
kan adanya penambahan tiga plasmid
York. 286 p.
kecil seperti molekul DNA ke DNA
mitokondria, yang menguatkan hipote- Kalloo. 1988. Vegetable Breeding. Vol. 1.
CRC Press, Inc. Boca Raton, Florida. pp.
sis pewarisan mitokondria pada mandul
1–238.
jantan sitoplasma.
Khaisin, M.F. 1980. The production of
onion lines with cytoplasmic male ste-
Kesimpulan dan Saran rility (CMS) and their use in hybrid seed
production. In Tsitoplazmatich. muzhsk.
Pemindahan karakter mandul jantan steril’nost’I selektsiya rast. Kiev,
dari bawang bombay 8901, 8907 dan Ukrainian SSR. (1979). 83–85 [Ru]
8908 ke bawang merah Cip 86, Cip 88 From Referativnyi Zhurnal (1979)
dan Maja telah berhasil dan karakter 6.65.310. Plant Breed. Abstr. 50 (6): 486.
mandul jantan diwariskan secara sito- Abstr. 5689.
plasmik. Lyrene, P.M. 1977. Heritability in sugar-
cane. Crop Sci. 17: 462–464.
Sebaiknya dikoleksi lagi sumber-sum-
ber mandul jantan dari bawang bombay Mignouna, H., S.S. Virmani, and M. Bri-
quet. 1987. Mitochondria DNA modifi-
lainnya yang mempunyai latar belakang
cations associated with cytoplasmic male
genetik yang berbeda untuk dipindah-
sterility in rice. Theor. Appl. Genet. 74:
kan ke bawang merah komersial. 666–669.
Permadi, A.H. 1991. Penelitian pendahuluan
Daftar Pustaka variasi sifat-sifat bawang merah yang
berasal dari biji. Buletin Penelitian
Burn, G.W. 1976. The Science of Genetics. Hortikultura Lembang. h. 121–131.
An Introduction to Heredity. 3rd Ed.
Rabinowich, H.D. 1990. Physiology of
Macmillan P. Co. Inc. New York. Collier
Flowering. In Rabinowitch, H.D. and
Macmillan Publ. London.
J.L. Brewster (eds.). Onions and Allied
Chaudhury, R.C., S.S. Virmani, and G.S. Crops. pp. 113–134. CRC. Press, Inc.
Khush. 1981. Patterns of pollen abortion Boca Raton, Florida. Vol. 1.
in some cytoplasmic-genetic male steril
Singh, V.P., and G. Kobabe. 1969. Cyto-
lines of rice. Oryza. 18: 140–142.
morphological investigation on male-
El-Shafie, M.W., and A.A. Ahmed. 1980. sterility in Allium schoenoprasum L.
Frequencies of factor controlling male Indian J. of Genetic and Plant Breeding.
sterility in Egyptian onion (Allium cepa V. 29 (2): 241–247.
L.) and their implication for hybrid onion
Satyadipura S. 1991. Pengaruh vernalisasi
breeding. Egyptian J. of Agric. (1976),
terhadap pembungaan bawang merah.
(2): 283–290 (En ar. 16 ref) Agric. Res.
Bull. Penel. Hort. V. XVII.
cent. Min. Agric. Cairo. Egypt. From
Abstract on Tropical Agriculture (1979) Sneep, J., and A.J.T. Hendriksen. 1979.
st
5 (6). 25443. Plant Breed. Abstr 50(13): Plant Breeding Perspectives. 1 Ed.
929. Abstr. 10847. Centre for Agricultural Publ. And Doc.
Wageningen. 435 p.
IRRI. 1986. Job training report on hybrid
rice. (Sept. 1–Okt. 15, 1986). Los Banos,
Laguna.

Pemindahan Karakter Mandul Jantan dari Bawang Bombay ke Bawang Merah 25

You might also like