You are on page 1of 10

JURNAL HUTAN LESTARI (2015)

Vol. 3 (4) : 496 – 506

ETNOBOTANI ROTAN SEBAGAI BAHAN KERAJINAN ANYAMAN


MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN TAMAN WISATA ALAM
BUKIT KELAM KABUPATEN SINTANG

Ethnobotany Rattan Crafts Woven Materials As A Society Amusement Park Area Around
The Bukit Kelam District Sintang

Lusia Siska, Sofyan Zainal, Sondang M. Sirait


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124
E-mail : lusia_siska@yahoo.com

ABSTRAC
The knowledge society is a very precious cultural wealth that needs to be explored and
documented. The aim of research want to know the types of rattan what is utilized as a woven
material and studying the utilization of traditional knowledge as a craft material woven rattan
society About the Nature Park Hill Kelam. The sampling method used (purposive sampling) by
the number of informants 84 people while the method used descriptive qualitative data analysis.
From the results of the study found 10 species of rattan that is used as a material woven crafts
and produce 12 kinds of webbing. Suggestions writer for rattan species that is widely used hoped
the community can do a cane cultivation in order to remain sustainable existence. For this type
of woven handicrafts, villagers expected Kebong can introduce handicraft products to the public
outside. Extension of the weaving techniques are better supported by a rich and varied coloring
is highly recommended. The need for the participation of local government initiatives and services
related to the conservation of cultural specially woven handicrafts are very necessary so that the
culture is maintained.
Keywords : Ethnobotany, rattan, TWA Bukit Kelam, wicker.

PENDAHULUAN Pemanfaatan sumberdaya alam oleh


Banyak manfaat yang bisa diambil masyarakat lokal sekitar secara arif di
langsung dari hutan salah satunya adalah Indonesia ini belum banyak dikaji dan
hasil hutan non-kayu seperti hewan didokumentasikan, masyarakat lokal
buruan, tumbuhan pangan, madu, kebanyakan menurunkan pengetahuannya
tumbuhan obat dan juga tumbuhan hanya secara turun temurun. Etnobotani
pembuatan kerajinan tradisional seperti merupakan salah satu cara dalam
rotan. Salah satu sumber hasil hutan non mempertahankan tradisi kebudayaan
kayu yang dimanfaatkan oleh masyarakat dalam pemanfaatan tumbuhan. Menurut
yaitu spesies rotan yang banyak digunakan Atok (2009), etnobotani merupakan ilmu
sebagai bahan anyaman, keperluan tali yang mempelajari hubungan langsung
temali maupun untuk dijadikan sayuran. antara manusia dengan tumbuhan dalam
Rotan merupakan hasil hutan yang pemanfaatannya secara tradisional.
potensial untuk dikembangkan sebagai Sistem pengetahuan lokal pada
bahan perdagangan, baik untuk kebutuhan mulanya merupakan pengetahuan
dalam negeri maupun untuk diekspor. masyarakat lokal yang didapat secara tidak
Rotan merupakan spsies tumbuhan sengaja. Selanjutnya mereka
pemanjat yang memerlukan pohon inang mengembangkan sistem pengetahuan
untuk proses pertumbuhannya tersebut secara terus-menerus dari
(Dransfield dan Manokaran, 1996). generasi kegenerasi sebagai bagian dari

496
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (4) : 496 – 506

kebudayaan mereka (Prananingrum, memanfaatkan tumbuhan rotan dalam


2007). Salah satu pemanfaatan tumbuh- kerajinan anyaman.
tumbuhan secara tradisional terdapat juga Kriteria penentuan responden yaitu:
di Desa Kebong Kecamatan Kelam bisa menganyam khususnya dari bahan
Permai Kabupaten Sintang yaitu rotan, kepala keluarga/anggota keluarga,
masyarakat di sekitar Taman Wisata Alam sehat jasmani dan rohani, lama domisili
Bukit Kelam. Penduduk di desa ini minimal 5 tahun dan umur 17 tahun ke
mayoritas petani yang berpengetahuan atas. Dalam wawancara yang ditanyakan
tentang pemanfaatan tumbuh-tumbuhan adalah spesies tumbuhan rotan yang
khususnya tumbuhan rotan secara turun-
dimanfaatkan berdasarkan kegunaannya
temurun dari nenek moyang mereka. Hal
sebagai bahan anyaman serta untuk
tersebut merupakan pengetahuan yang
kegunaan lainnya. Ditanyakan juga
sangat berharga dan merupakan kekayaan
mengenai cara pengolahan, cara
budaya yang perlu digali dan
pemakaian, hingga cara budidaya dan
didokumentasikan agar pengetahuan
tradisional tersebut tidak hilang. tingkat kegunaan spesies tumbuhan rotan
Tujuan penelitian untuk mengetahui yang dimanfaatkan. Wawancara
jenis-jenis rotan yang dimanfaatkan dilakukan secara langsung sekaligus juga
masyarakat Kawasan Taman Wisata Alam dilakukan observasi terhadap jenis rotan
Bukit Kelam sebagai bahan kerajinan dan cara pemanfaatannya oleh
anyaman. Mempelajari kearifan masyarakat. Data yang dikumpulkan
tradisional pemanfaatan tumbuhan rotan berupa data primer dan data sekunder.
sebagai bahan anyaman oleh masyarakat Data primer terdiri dari spesies-spesies
Sekitar Taman Wisata Alam Bukit Kelam. tumbuhan rotan yang dimanfaatkan cara
pengambilan, cara pengolahan, cara
METODE PENELITIAN
penganyaman hingga bentuk anyaman
Penelitian dilaksanakan di sekitar
yang dihasilkan. Sedangkan untuk data
Taman Wisata Alam Bukit Kelam yaitu
sekunder terdiri dari kondisi umum
Desa Kebong Kecamatan Kelam Permai
lokasi, letak dan luas, topografi, geologi
Kabupaten Sintang. Desa Kebong
dan tanah, kondisi sosial budaya
berbatasan langsung dengan Taman
masyarakat, pendidikan, jumlah
Wisata Alam Bukit Kelam dan terdapat
penduduk dan karakteristik etnik (mata
interaksi masyarakat terhadap hutan
pencaharian).
kawasan Taman Wisata Alam lebih tinggi
Analisis data menggunakan metode
dibanding dengan masyarakat lainnya.
deskriptif kualitatif, data yang diperoleh
Penelitian dilaksanakan selama 2 minggu
melalui pedoman wawancara yang
yaitu dari tanggal 27 Maret 2015 sampai
dianalisis dengan melihat jawaban dari
tanggal 11 April 2015.
informan. Arikunto (2005)
Pengambilan responden secara
mengemukakan penelitian deskriptif
purposive sampling dimana penentuan
dimaksudkan untuk mengumpulkan
sampel secara sengaja dengan prinsip
informasi mengenai status suatu gejala
pertimbangan (Slovin dalam Umar,
yang ada menurut apa adanya pada
2005). Kriteria responden dalam
penelitian yang dilakukan. Pengolahan
penelitian ini adalah masyarakat yang

497
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (4) : 496 – 506

data primer maupun sekunder dilakukan memiliki interaksi yang sangat dekat
dengan cara manual maupun dengan tumbuhan rotan untuk menunjang
komputerisasi dan disajikan dalam bentuk kehidupan mereka.
tabel yaitu, tabel jenis rotan yang
Jenis Rotan Yang Dimanfaatkan Dan
dimanfaatkan oleh masyarakat dan tabel Penyebarannya
rekapitulasi jumlah jenis rotan yang Jenis rotan yang terdapat di Desa
dimanfaatkan oleh masyarakat. Kebong terdapat 10 jenis diantaranya:
Rotan sega (Calamus caesius Blume),
HASIL DAN PEMBAHASAN
rotan lilin (Calamus javanesis Blume),
Berdasarkan hasil identifikasi dan
rotan irit (Calamus trachycoleus Becc),
wawancara yang dilakukan dengan
rotan seuti (Calamus ornatus Blume),
masyarakat sekitar Taman Wisata Alam
rotan balumbuk (Calamus burckianus
Bukit Kabupaten Sintang dalam
Becc), rotan dango kancil (Calamus
kehidupan sehari-hari mereka
conirostris Becc), rotan langgane
memanfaatkan sebanyak 10 jenis rotan
(Plectocomia mulleri), rotan udang
yang digunakan untuk membuat anyaman
(Korthalsia ecinometra Becc), rotan
dan sebanyak 12 jenis anyaman yang
marau (Korthalsia rigida Blume) dan
dihasilkan. Perolehan data ini
rotan samare (Plectocomiopsis mira
menunjukkan bahwa dalam
J.Dransf.). Untuk lebih jelasnya daftar
kesehariannya, masyarakat sekitar Taman
jenis rotan dapat dilihat pada tabel 1 di
Wisata Alam Bukit Kabupaten Sintang
bawah ini:
Tabel 1. Type Rattan Utilized By People Around The Natural Park Hill Dark

Jenis
No Nama Ilmiah Nama Lokal Penyebaran
Rotan
1 Sega Calamus caesius Blume. Uwi Segak Hutan dataran rendah
2 Lilin Calamus javanensis Blume. Uwi Seni Hutan hujan tropis
3 Irit Calamus trachycoleus Becc. Uwi Danan Hutan pinggiran sungai
4 Seuti Calamus ornatus Blume. Uwi Lambang Hutan dataran rendah
5 Balukbuk Calamus burckianus Becc. Uwi Panong Hutan dataran rendah
6 Dago Kancil Calamus conirostris Becc. Uwi Pelandok Hutan pinggiran sungai
7 Langgane Plectocomia mulleri. Uwi Sadak Hutan dataran rendah
8 Udang Korthalsia ecinometra Becc Uwi Halos Hutan lereng bukit
9 Marau Korthalsia rigida Blume. Uwi Marau Hutan dataran Rendah
10 Samare Plectocomiopsis mira J.Dransf. Uwi Soruk Hutan dataran rendah

Kearifan Tradisional Masyarakat dilakukan secara lisan dari generasi


Dalam Pemanfaatan Rotan kegenerasi (Soekarman dan Riswan,
Pemanfaatan tumbuhan khususnya 1992). Saat ini bentuk kearifan tradisional
rotan yang dilakukan di Desa Kebong saat yang masih ada di Desa Kebong
ini merupakan pengetahuan turun temurun khususnya pemanfaatan rotan adalah
dari nenek moyang mereka yang berasal pemanfaatan tumbuhan dengan disertai
dari hasil interaksi masyarakat dengan kesadaran untuk menjaga kelestarian
alam sekitarnya. Pada umumnya spesies tumbuhan rotan yang digunakan.
pewarisan pengetahuan tradisional

498
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (4) : 496 – 506

Salah satu cara masyarakat sekitar rotan yang ditanam adalah rotan yang
agar rotan tetap terjaga kelestariannya sudah langka dan susah di dapatkan lagi di
adalah dengan cara yang sangat sederhana hutan seperti rotan sega dan marau. Rotan
misalnya, waktu pengambilan rotan yang yang diambil dari hutan oleh masyarakat
dilakukan oleh masyarakat sekitar tidak biasanya digunakan sendiri tidak untuk
dilakukan setiap musim. Pengambilan dijual.
rotan hanya dilakukan pada musim Proses pengolahan rotan yang ada di
kemarau saja. Menurut masyarakat sekitar Desa Kebong termasuk proses pengolahan
pengambilan rotan tidak boleh dilakukan rotan rumahan secara tradisional. Cara
pada musim hujan, ini dikarenakan pengolahan pada masyarakat tersebut
pemotongan yang dilkukan pada musim yaitu, rotan diambil di hutan atau kebun
hujan mengakibatkan busuknya akar rotan dipilih rotan yang sudah masak tebang.
karena peresapan air hujan melalui Cara membedakan rotan yang siap
penampang batang yang dipotong. Jika air dipanen dengan rotan yang masih muda
masuk dan merusak akar-akar tersebut biasanya masyarakat setempat melihat
secara otomatis rumpun rotan akan langsung dari warna daun rotan. Warna
membusuk. Kalau pengambilan rotan daun rotan yang sudah masak tebang
terpaksa di ambil pada musim hujan biasanya mulai mengering dengan
biasanya untuk mengatasi hal tersebut berwarna keabu-abuan, kekuning-
masyarakat sekitar membengkokan kuningan dan sudah banyak daun dan duri
penampang bekas pemotongan ke bawah yang gugur. Setelah mendapatkan rotan
agar air hujan tidak meresap kedalamnya yang siap dipanen, cara pengambilannya
penampang bekas pemotongan. Rotan yaitu dengan memotong bagian pangkal
memeggang peranan penting dalam pohon rotan, ditarik sampai seluruh bagian
kehidupan sehari-hari yang mempunyai rotan terlihat, kemudian rotan digosokkan
banyak manfaat diantaranya, digunakan pada batang pohon atau kayu terus
untuk anyaman, bahan makanan, obat, tali kemudian memotong bagian ujung rotan,
temali dan di untuk upacara adat. Rotan di rotan tersebut digulung. Untuk lebih
daerah ini tumbuh secara alami, tetapi ada jelasnya proses pengolahan rotan ini dapat
juga yang ditanam di kebun. Biasanya dilihat pada Gambar 1.

Figure 1. Making Process in Forest Rattan and Rattan Curl Process .

499
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (4) : 496 – 506

Sesampainya di rumah, rotan tidak Rotan yang di simpan setelah dijemur tadi
langsung bisa dianyam tetapi harus biasanya mampu bertahan sampai
melalui proses terlebih dahulu. Rotan yang bertahun-tahun lamanya. Pada pengolahan
baru diambil dari hutan biasanya ada yang rotan industri, biasanya rotan yang tidak
langsung diolah yaitu di belah. Tetapi, ada langsung dibawa ke tempat industri rotan
juga masyarakat yang tidak langsung terlebih dahulu direndam dengan bahan
mengolah rotan. Rotan yang tidak diolah pengawet selama 2-4 jam, hal ini untuk
biasanya dijemur terlebih dahulu dalam menghindari serangan jamur biru,
keadaan masih utuh (bulat-bulat) penggerek basah dan kumbang ambrosia
kemudian disimpan diperapian atau di (Yuniarti dan Basri 2005). Untuk jelasnya
langit-langit rumah. Manfaat dari rotan yang diawetkan dapat dilihat pada
penjemuran rotan tersebut adalah supaya Gambar 2.
rotan awet tidak berjamur atau membusuk.

Figure 2. Rattan Preserved


Adapun cara pengolahan rotan segar rotan mudah dianyam. Proses perautan
yang baru diambil dari hutan, biasanya ini juga berfungsi supaya ukuran rotan
setelah rotan di belah-belah sesuai yang dibelah tadi sama dan rapi
keinginan dan bentuk anyaman yang bentuknya. Setelah rotan diraut barulah
akan dibuat selanjutnya rotan diraut. dianyam sesuai dengan jenis kerajinan
Proses perautan berfungsi untuk yang diinginkan dan untuk lebih jelasnya
menghaluskan dan menipiskan bagian- dapat dilihat pada Gambar 3.
bagian rotan yang telah dibelah tadi agar

Figure 3. Processing Of Rattan (Meraut dan Menganyam).

500
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (4) : 496 – 506

Bentuk Anyaman Yang Dihasilkan penyimpanan barang atau bekal yang akan
Bentuk anyaman yang dihasilkan dibawa ke ladang, kebun ataupun sawah.
yaitu sebanyak 12 jenis anyaman. Takin juga bisa digunakan untuk
Anyaman tersebut mempunyai nilai penyimpanan padi yang habis diketam dari
kearifan lokal tersendiri bagi masyarakat ladang atau sawah
sekitar dan jenis anyaman tersebut juga b. Tungkin
berasal dari rotan yang berbeda. Jenis- Tungkin terbuat dari rotan sega, rotan
jenis anyaman tersebut adalah sebagai lilin, rotan irit, dan rotan samare tergantung
berikut: jenis rotan yang diinginkan oleh
a. Takin pengerajin. Tungkin bentunya bulat
Takin biasanya terbuat dari rotan sega, memanjang tetapi sedikit besar ukurannya
rotan lilin, rotan seuti dan rotan dango dari Takin. Disisi kiri kanannya dipasang
kancil, untuk lingkarnya bahasa daerah tali yang juga terbuat dari rotan yang sudah
yaitu untuk Bangkongnya menggunakan dianyam atau bahasa daerahnya disimpay.
rotan Marau. Takin dianyam sedemikian Tungkin digunakan untuk tempat
rupa dan bentuknya seperti keranjang bulat membawa kayu bakar, hasil kebun dan
di atas lingkarannya memiliki tali. Cara
lain-lain. Cara menggunakan Tungkin
menggunakan Takin yaitu tali
yaitu talinya diranselkan dikedua bahu
disangkutkan pada bahu atau kepala. Takin
seperti membawa tas ransel.
biasanya digunakan untuk wadah

Figure 4. Takin and Tungkin

c. Ketau kepala karena memiliki tali sama seperti


Ketau terbuat dari rotan sega, rotan Takin.
lilin, rotan irit, rotan seuti dan rotan marau d. Meneh
tergantung jenis rotan yang tersedia bagi Meneh terbuat dari rotan sega, rotan
pengerajin. Bentuk anyaman ini seperti lilin, rotan irit dan rotan marau untuk
takin tetapi sedikit panjang dari takin. lingkarnya. Bentuk anyaman Meneh sama
Ketau fungsinya sama dengan takin yaitu seperti Takin tetapi lebih kecil. Meneh
digunakan untuk wadah penyimpanan digunakan untuk tempan menyimpan
bekal atau barang-barang yang akan benih padi pada waktu musim menuggal
dibawa ke kebun, ke ladang atau ke sawah. di ladang. Meneh juga dilengkapi dengan
Cara menggunakan Ketau sama dengan tali di mulut lingkarannya sama seperti
takin yaitu disangkutkan dibahu atau Takin. Cara menggunakan meneh, tali

501
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (4) : 496 – 506

biasa dilingkarkan dipinggang seperti ikat


pinggang.

Figure 5. Ketau and Meneh


e. Renjung f. Cupai
Renjung terbuat dari rotan sega, rotan Cupai biasanya terbuat dari rotan
lilin, rotan irit dan rotan seuti tergantung sega, rotan lilin, rotan irit dan rotan seuti
selera pengerajin dan ketersediaan rotan tergantung selera pengerajin dan
yang ada. Bentuk Renjung menyerupai tergantung ketersediaan rotan yang ada.
Ketau yaitu bulat memanjang, bedanya Bentuk Cupai seperti tempayan yaitu
dengan Ketau, kalau Renjung di atas lonjong. Cupai digunakan untuk tempat
lingkarannya mempunyai motif yang membawa ikan hasil pancingan,
dianyam atau disimpay seperti hiasan. tanggokkan atau pun pukat. Cara
Renjung juga mempunyai tali yang membawa cupai biasanya diikatkan di
biasanya terbuat dari kapuak (kulit kayu). pinggang atau digendong slempang seperti
Cara menggunakan kaitkan dibahu atau di membawa tas slempang.
kepala. Renjung juga dipakai untuk
membawa hasil kebun misalnya ubi, buah-
buahan dan lain-lain.

Figure 6. Renjung and Cupai


g. Capan dango kancil tergantung selera
Capan terbuat dari rotan sega, rotan pengerajinan dan tergantung ketersediaan
lilin, rotan irit, rotan seuti, rotan udang, rotan yang ada. Capan berbentuk segitiga,
rotan marau, rotan balubuk dan rotan digunakan untuk tempat menampi padi

502
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (4) : 496 – 506

atau beras. Cara menggunakan capan yaitu tergantung ketersediaan rotan yang ada.
kedua sisi dipeggang. Kemansai berbentuk memanjang seperti
sampan. Kemansai biasanya untuk
h. Kemansai
menangkapkan di sungai atau kolam
Kemansai terbuat dari rotan sega,
(menanggok) ikan. Cara menggunakan
rotan lilin, rotan lrit, rotan seuti, rotan
Kemansai adalah sisi kiri kanan dipeggang
marau, rotan langgane dan rotan dango
dan biasanya dibentangkan sesuai arah
kancil tergantung selera pengerajinan dan
yang dianggap ada ikannya.

Figure 7. Capan and Kemansai.

i. Tanggui j. Ayak Padi


Tanggui biasanya terbuat dari Ayak Padi terbuat dari rotan sega,
perupuk atau tumbuhan pandan duri atau rotan lilin, rotan irit, rotan marau dan
bisa juga terbuat dari bahan plastik. rotan samare tergantung selera
Tetapi untuk linggkar Tanggui ini pengerajin dan ketersediaan rotan. Ayak
biasanya menggunakan rotan, jenis rotan Padi berbentuk bulat dan di dalamnya
yang biasa digunakan yaitu rotan sega, memiliki saringan yang berfungsi untuk
rotan lilin, rotan dango kancil dan rotan menyaring sisa batang padi yang masih
samare. Tanggui berbentuk bulat dan menempel pada buahnya. Cara
dipakai di kepala sebagai pelindung dari penggunanya padi yang sudah selesai
panas matahari dan hujan. dipisahkan dari tanggkainya diayak
menggunakan alat tersebut.

Figure 8. Tanggui and Ayak Padi

503
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (4) : 496 – 506

k. Bubu l. Pangkong Tilam


Bubu terbuat dari rotan sega, rotan Pangkong Tilam terbuat dari rotan
lilin, rotan dango kancil dan rotan udang. sega, rotan lilin dan rotan irit. Pangkong
Bubu berbentuk lonjong memanjang dan Tilam biasanya terbuat dari rotan dalam
di dalamnya memiliki penyaring yang bentuk yang masih bulat. Pangkong
berfungsi supaya ikan yang terperangkap Tilam digunakan untuk memukul tilam,
tidak bisa keluar lagi. Bubu digunakan kasur dan bantal supaya tidak berdebu.
sebagai perangkap ikan yang dipasang di
sungai dan parit pemantang sawah.

Figure 9. Bubu and Pangkong Tilam.

PENUTUP kayu bakar, hasil kebun dan hasil


KESIMPULAN sawah. Ketau untuk membawa bekal
1. Tercatat 10 jenis rotan yang atau barang-barang ke kebun atau
dimanfaatkan masyarakat Desa ladang. Meneh sebagai tempat
Kebong yaitu: Rotan sega (Calamus menyimpan benih padi di musim
caesius Blume), rotan Lilin (Calamus menugal di ladang. Renjung untuk
javanesis Blume), rotan irit (Calamus membawa hasil kebun. Cupai untuk
trachycoleus Becc), rotan seuti membawa ikan hasil tangkapan.
(Calamus ornatus Blume), rotan Capan untuk menampi beras atau padi.
balumbuk (Calamus burckianus Kemansai untuk alat penangkap ikan
Becc), rotan dango kancil (Calamus di sungai dan kolam. Tanggui sejenis
conirostris Becc), rotan langgane topi agar terhindar dari panas maupun
(Plectocomia mulleri), rotan udang hujan. Ayak Padi untuk mengayak
(Korthalsia ecinometra Becc), rotan padi. Bubu untuk perangkap ikan.
marau (Korthalsia rigida Blume) dan Pangkong Tilam untuk membersihkan
rotan samare (Plectocomiopsis mira tilam dari debu.
J.Dransf.).
SARAN
2. Untuk jenis anyaman ditemukan 12 1. Untuk jenis rotan yang banyak
jenis anyaman dengan bentuk dan digunakan diharapkan masyarakat
fungsinya sebagai berikut: Takin dapat melakukan pembudidayaan
untuk membawa bekal atau barang- rotan agar keberadaan rotan tersebut
barang yang akan dibawa ke sawah tetap lestari.
atau ladang. Tungkin untuk membawa

504
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (4) : 496 – 506

2. Untuk jenis kerajinan anyaman, Arikunto, 2005. Manajemen Penelitian.


diharapkan masyarakat Desa Kebong Rineka Cipta, Jakarta.
dapat lebih mengenalkan produk Dransfield, J. dan N. Manokaran. 1996.
kerajinan tangan tersebut kepada Sumberdaya Nabati Asia Tenggara
masyarakat di luar Desa Kebong. 6: Rotan. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta dan Prosea
3. Penyuluhan tentang teknik
Bogor.
penganyaman yang lebih baik dengan
Prananingrum. 2007. Etnobotani
ditunjang oleh pewarnaan yang lebih Tumbuhan Obat Tradisional di
kaya dan variatif sangat dianjurkan Kabupaten Malang Bagian Timur.
dengan harapan dapat meningkatkan [Skripsi] tidak diterbitkan.
nilai jual agar anyaman khas daerah ini Malang:Jurusan Biologi, Fakultas
bisa membantu meningkatkan Sains dan Teknologi-UIN Malang.
perekonomian masyarakat. Soekarman dan Riswan S. 1992. Status
4. Perlu adanya peran serta inisiatif Pengetahuan Etnobotani Di
Indonesia. Di dalam: Seminar dan
pemerintah daerah dan dinas yang
lokakarya Nasional Etnobotani,
terkait terhadap pelestarian Cisarua Bogor: Departemen
kebudayaan khususnya kerajinan Pendidikan dan Kebudayaan RI,
anyaman sangat diperlukan sehingga Hal 1-7.
kebudayaan tersebut tetap terpelihara. Umar Husein. 2005. Riset Sumber Daya
Manusia dalam Organisasi. PT
DAFTAR PUSTAKA Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Atok AR, 2009. Etnobotani Masyarakat Yuniarti, K. dan E. Basri. 2005. Rekayasa
Suku Bunaq (Studi Kasus di Desa Alat Kontrol Suhu dan Kelembaban
Dirun Kecamatan Lamaknen untuk Bangunan Pengeringan
Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Kombinasi Tenaga Surya dan
Tenggara Timur ). [Skripsi]. Bogor: Panas Tungku. Laporan Hasil
Departemen Konservasi Sumber Penelitian. Puslitbang Hasil Hutan.
Daya Hutan dan Ekowisata Fakultas Bogor.
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

505

You might also like