You are on page 1of 8

12/16/2017 Biologeek: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TERESTRIAL EKOSISTEM TERESTRIAL

Biologeek
just a blog about biology

Biologeek

Selasa, 04 Juni 2013

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TERESTRIAL


EKOSISTEM TERESTRIAL
07.20 | Diposting oleh Aldha Rizki Utami
EKOSISTEM TERESTRIAL
Mengenai Saya
Aldha Rizki Utami1), Gita Najla Aldila1), Arman Gaffar1), Rima Suciyani1), Azkiya Banata1), Annisa
Aldha Rizki Utami Maulida1), Udi Rafiudin1)
Bogor, Jawa Barat,
Indonesia Mardiansyah, M.Si2), Dina Anggraini, S.Si2)
just an ordinary girl with Tubagus Muhammad Ishak3)
complicated mind.
Lihat profil lengkapku 1)Mahasiswa Prodi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2)Dosen Praktikum Ekologi Terestrial
Arsip Blog 3)Assisten Praktikum Ekologi Terestrial

2016 (4)
3 April 2013
2013 (19)
Oktober (4) ABSTRACT
Juni (4)
LAPORAN PRAK EKTER
STRUKTUR DAN Ecosystem is a system ecology formed by a reciprocal relation between organisms with their environment.
KOMPOSISI MAKROFAU... Purpose of lab work this is to know components making up ecosystem terrestrial and observe the relation
LAPORAN PRAKTIKUM between each components making up ecosystem terrestrial. Expected students can observe ecosystem
EKOLOGI TERESTRIAL terrestrial located around the campus 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Based on the science which has
TANAH DAN DEK... learned expected student can understand ecosystem terrestrial around which is early learning ecology is
LAPORAN PRAKTIKUM extremely important. Lab work is done by method of analysis vegetation in two ecosystem different namely
EKOLOGI TERESTRIAL grass ecosystem and ecosystem konblok road. Researchers 5 make a plot and each plot will be processed
EKOSISTEM TER... light intensity to lux meters, identify plants, counting the tufted herbs and computes the total individual
LAPORAN PRAKTIKUM plants. Discussed in lab work this is influence luminous intensity against wealth tufted herbs and sorts of
EKOLOGI TERESTRIAL crops are predominant. Conclusion of lab work this is components making up ecosystem is the factor biotic
PENGENALAN AL... (manufacturers, consumers and dekomposer) and ( temperature, sunlight, oxygen, moisture, ph dirt ). All of
Mei (1) the components the interact and connect form their own ecosystem terrestrial, components ecosystem
April (1) terrestrial intensely affecting the ecosystem
Februari (7)
Key word : Terrestrial ecology, terrestrial ecosystems
Januari (2)
2012 (13) ABSTRAK

Entri Populer
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui komponen-komponen penyusun
SEL PROKARIOTIK ekosistem terestrial dan mengamati hubungan antara masing-masing komponen penyusun ekosistem
A. Pendahuluan terestrial. Diharapkan mahasiswa dapat mengamati ekosistem terestrial yang berada di sekitar lingkungan
Prokariota : kampus 1 UIN Syarif Hidayatullah. Berdasarkan ilmu yang telah dipelajari diharapkan mahasiswa dapat
organisme bersel memahami ekosistem terestrial sekitar yang merupakan awal pembelajaran ekologi yang sangat penting.
tunggal yang Praktikum ini dilakukan dengan metode analisis vegetasi di dua ekosistem yang berbeda, yaitu ekosistem

http://uniquely-biology.blogspot.co.id/2013/06/laporan-praktikum-ekologi-terestrial_1675.html 1/8
12/16/2017 Biologeek: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TERESTRIAL EKOSISTEM TERESTRIAL
merupakan bentuk rerumputan dan ekosistem jalan konblok. Praktikan membuat 5 plot dan masing-masing plot akan dihitung
paling awal dan paling primitif intensitas cahayanya dengan lux meter, mengidentifikasi tumbuhan, menghitung jumlah jenis tumbuhan dan
pada kehidupan di bumi, yang d... menghitung jumlah individu tumbuhan. Yang dibahas dalam paraktikum ini adalah pengaruh intensitas cahaya
terhadap kekayaan jenis tumbuhan dan jenis tumbuhan yang dominan. Kesimpulan dari praktikum ini adalah
komponen penyusun ekosistem adalah faktor biotik (produsen, konsumen dan dekomposer) dan abiotik (suhu,
LAPORAN PRAK GENETIKA DASAR cahaya matahari, oksigen, kelembaban, pH tanah). Semua komponen tersebut berinteraksi dan saling
ISOLASI DNA terhubung membentuk ekosistem terestrial, komponen ekosistem terestrial sangat mempengaruhi ekosistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar tersebut
Belakang Percobaan isolasi DNA
tanaman dan hewan perlu
Kata kunci : Ekologi terestrial, ekosistem terestrial
dilakukan karena isolasi DNA
sendiri merupakan t...
PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA


DASAR TEORI PELUANG DAN UJI Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk
KHI-KUADRAT (Chi-Square Test) hidup dengan lingkungannya. (Resosoedarmo, Kartawinata, Sugiarto, 1985) Ekosistem tidak akan tetap
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA selamanya, tapi selalu mengalami perubahan. Antara faktor abiotik dan biotik selalu mengadakan interaksi, hal
DASAR TEORI PELUANG DAN UJI inilah yang merupakan salah satu perubahan. Ekosistem dibedakan menjadi ekosistem terestrial dan
KHI-KUADRAT (Chi-Square Test) ekosistem perairan. Kali ini yang diamati adalah ekosistem terestrial yaitu ekosistem yang lingkungan fisiknya
Dosen : Dasumiati M.Si Tanggal berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem terestrial dibedakan menjadi
Praktikum : S... beberapa bioma yaitu bioma gurun, bioma padang rumput, bioma hutan tropis, bioma tundra, bioma taiga dan
bioma hutan gugur.
Suatu ekosistem terestrial diberi nama berdasarkan ciri-ciri umumnya dan vegetasi yang dominan.
Dinding Sel & Vegetasi adalah istilah umum yang digunakan untuk semua tanaman yang terdapat dalam suatu tempat dengan
Membran Sel segala sifat dan karakteristiknya. Jenis dan komposisi tumbuhan tergantung faktor abiotik yang mendukung
I. kehidupan tumbuhan tersebut.
Pendahuluan Diharapkan mahasiswa dapat mengamati ekosistem terestrial yang berada di sekitar lingkungan
Dinding sel hanya kampus 1 UIN Syarif Hidayatullah. Berdasarkan ilmu yang telah dipelajari diharapkan mahasiswa dapat
terdapat pada sel memahami ekosistem terestrial sekitar yang merupakan awal pembelajaran ekologi yang sangat penting.
tumbuhan. Sebagian besar isi Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui komponen-komponen penyusun ekosistem terestrial dan
dari sel berupa air. Tekanan air/ mengamati hubungan antara masing-masing komponen penyusun ekosistem.
...
MATERI DAN METODE
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Maret 2013 di lingkungan sekitar Pusat
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI
Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
TERESTRIAL TANAH DAN
DEKOMPOSISI Metode yang digunakan adalah analisis vegetasi. Pengamatan dilakukan di dua ekosistem yang
berbeda yaitu ekosistem rerumputan dan ekosistem konblok. Tiga kelompok mengamati ekosistem rerumputan
TANAH DAN DEKOMPOSISI Aldha
dan dua kelompok mengamati ekosistem konblok.
Rizki Utami 1) , Gita Najla Aldila 1)
, Arman Gaffar 1) , Rima Suciyani
1) , Azkiya Banata 1) , Annisa M... Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tali rafia, plastik sampel, roll meter, patok atau
kayu, lux meter, dan alat tulis untuk mencatat data.
LAPORAN Bahan yang digunakan meliputi faktor biotik dan abiotik yang akan diukur.
PRAKTIKUM
EKOLOGI Prosedur Kerja
TERESTRIAL Pertama yang dilakukan adalah ditentukan lokasi sampling (rerumputan, konblok). Lalu dipilih pohon
PENGENALAN dengan kanopi yang baik yaitu pohon dengan persentase kerimbunan yang tinggi.
ALAT Diletakkan kuadrat yang berukuran 0.5 x 0.5 m dengan jarak 0, 1, 2 , 3, 4 dan 5 meter dari pohon dan
PENGENALAN ALAT Aldha Rizki setiap plot diberi tanda. Kemudian diidentifikasi, diamati dan dicatat jenis dan jumlah tumbuhan yang ada di
Utami 1) , Gita Najla Aldila 1) , kuadrat. Jika belum bisa teridentifikasi diambil tumbuhan itu lalu dimasukkan ke dalam plastik sampel dan
Arman Gaffar 1) , Rima Suciyani diberi label Sp 1, 2 dan seterusnya. Ditanyakan kepada dosen atau assisten tentang tumbuhan yang belum
1) , Azkiya Banata 1) , Annisa teridentifikasi. Selanjutnya dilakukan pengukuran faktor fisik yaitu intensitas cahaya menggunakan lux meter
Maulida 1... pada masing-masing kuadrat.
Terakhir yaitu mengukur lebar kanopi pada pohon dengan menggunakan rollmeter. Lalu dicatat lebar
kanopi pohon tersebut.
Sel Eukariotik
A. Batasan Analisis Data
Pengertian Pada praktikum ini data yang didapatkan disajikan dalam bentuk grafik dan tabel. Analisis data
Eukariotik : eu = yang digunakan untuk menghitung indeks Kekayaan Jenis / Indeks Margalef.
sebenarnya ;
karion = nukleus.
Rumus Indeks Margalef
Sel Eukariotik : sel yang
memil...
D = (S -1)/ ln N

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Keterangan : D = Indeks Margalef


TERESTRIAL SUKSESI S = Jumlah seluruh jenis yang ditemukan tiap kuadrat
SUKSESI Aldha Rizki Utami 1) , N = Jumlah individu seluruh jenis yang ditemukan di tiap kuadrat
Gita Najla Aldila 1) , Arman Gaffar HASIL

http://uniquely-biology.blogspot.co.id/2013/06/laporan-praktikum-ekologi-terestrial_1675.html 2/8
12/16/2017 Biologeek: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TERESTRIAL EKOSISTEM TERESTRIAL
1) , Rima Suciyani 1) , Azkiya Praktikum ini mendapatkan hasil yang disajikan dalam bentuk grafik dan tabel sebagai berikut.
Banata 1) , Annisa Maulida 1) ,...

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI


TERESTRIAL EKOSISTEM
TERESTRIAL
EKOSISTEM TERESTRIAL Aldha
Rizki Utami 1) , Gita Najla Aldila 1)
, Arman Gaffar 1) , Rima Suciyani
1) , Azkiya Banata 1) , Annisa
Maulid...

Sel yang tidak


punya Nukleus
Oke kali ini gue
akan share yang
gue tau tentang Gambar 1. Histogram Jumlah Individu pada Setiap Jenis Tumbuhan
sel yang gak
punya nukleus. Sebenarnya ini Berdasarkan Gambar 1. Diagram Jumlah Individu pada Setiap Jenis Tumbuhan, tumbuhan yang paling
tugas kuliah dari dosen dan dominan adalah Poaceae dengan julah individu 1007. Sedangkan yang paling sedikit adalah Angsana
setelah ngesearch di... (Papilionaceae) dengan jumlah individu 1. Terbanyak kedua adalah tumbuhan Asteraceae sebanyak 82 individu,
terbanyak ketiga adalah tumbuhan gulma (Graminaceae) dengan jumlah individu 42, terbanyak keempat adalah
tumbuhan semanggi (Marciliaceae) dengan jumlah individu 38, terbanyak kelima adalah tumbuhan Sp 1 dengan
Pengikut
jumlah individu 25, terbanyak keenam adalah tumbuhan Amarantaceae dengan jumlah individu 20, terbanyak
Pengikut (0) ketujuh adalah tumbuhan Cyperaceae dengan jumlah individu 17. Tumbuhan yang tidak dominan kedua adalah
Sp 2 dengan jumlah individu 4.

Ikuti

Facebookku

Aldha Rizki Utami

Gambar 2. Kurva Hubungan Intensitas Cahaya dengan Indeks Margalef

Berdasarkan Gambar 2. Hubungan Intensitas Cahaya dengan Indeks Margalef terlihat bahwa
pada Plot 0 dengan Indeks Margalef 1,93839 menunjukkan grafik yang tertinggi dengan intensitas cahaya
pada Plot 0 sebesar 10,556 Klx. Sedangkan pada Plot 3 dengan Indeks Margalef sebesar 1,14123
Buat Lencana Anda menunjukkan grafik yang terendah dengan intensitas cahaya 15,57 Klx.

PEMBAHASAN
Praktikum kali ini mengamati ekosistem terestrial dan menghasilkan data-data yang diambil secara
langsung di lapangan dan dapat dilihat secara lengkap pada hasil dan lampiran. Data-data yang diperoleh
disajikan dalam bentuk grafik dengan menggambarkan perbandingan atau hubungan faktor abiotik dan biotik
yang saling berinteraksi membentuk ekosistem.
Praktikum ini mengambil 2 titik sampling yaitu ekosistem rumput yang berada di sekitar PLT UIN
Syarif Hidayatulah Jakarta dan ekosistem jalan konblok yang berada di sekitar parkiran.
Kemudian dilakukan analisis vegetasi pada kelima plot, pengukuran faktor abiotik yaitu intensitas
cahaya dan penghitungan Indeks Margalef/ Dominansi Jenis.

Komponen Penyusun Ekosistem Terrestrial


Ekosistem tersusun atas 2 komponen, yaitu komponen yang terdiri atas komponen makhluk hidup
(komponen biotik) dan komponen yang terdiri atas benda mati (komponen abiotik).
1. Komponen Biotik
Komponen biotik merupakan komponen- komponen yang terdiri atas makhluk hidup, yang meliputi :
a. Produsen
Adapun yang dimaksud produsen, yaitu organisme yang mampu menyintesis makanan atau zat organik
sendiri dari zat anorganik atau bersifat autotrof. Organisme yang mampu menyintesis makanan sendiri adalah

http://uniquely-biology.blogspot.co.id/2013/06/laporan-praktikum-ekologi-terestrial_1675.html 3/8
12/16/2017 Biologeek: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TERESTRIAL EKOSISTEM TERESTRIAL
tumbuhan hijau. Tumbuhan hijau yang memiliki klorofil atau zat hijau daun dengan bantuan sinar matahari
mampu melakukan fotosintesis. Reaksi fotosintesis adalah sebagai berikut.

6H2O + 6CO2 dengan bantuan (Sinar matahari dan klorofil) C6H12O6 (amilum) + 6O2

Dalam reaksi tersebut tumbuhan menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi dalam proses
sintesa makanannya, sehingga tumbuhan hijau disebut juga organisme fotoautotrof.

b. Konsumen
Semua organisme yang termasuk konsumen bersifat heterotrof, karena tidak mampu menyintesis zat
organik sendiri. Konsumen menggantungkan hidupnya dari zat-zat organik yang dihasilkan oleh produsen.
Berdasarkan jenis makanannya konsumen terdiri atas:
1) Herbivora
Merupakan organisme pemakan tumbuh-tumbuhan. Contohnya adalah sapi dan kerbau.
2) Karnivora
Merupakan organisme yang makanannya berupa daging. Contohnya adalah harimau, kucing, dan
serigala.
3) Omnivora
Merupakan organisme pemakan segalanya. Contohnya manusia.

c. Pengurai atau dekomposer


Merupakan organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati.
Organisme yang termasuk pengurai adalah bakteri dan jamur.

2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik adalah semua faktor penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda mati,
antara lain oksigen, kelembapan dan suhu, air dan garam mineral, cahaya matahari, dan tingkat keasaman
tanah atau pH tanah.
a. Oksigen
Semua makhluk hidup dalam ekosistem membutuhkan oksigen untuk respirasi atau pernapasan.
Dengan adanya oksigen, zat organik yang ada dalam tubuh akan dioksidasi untuk menghasilkan energi untuk
tetap bisa bertahan hidup.
b. Kelembapan dan suhu
Kelembapan dan suhu juga sangat memengaruhi keberadaan suatu organisme dalam suatu ekosistem.
Kelembapan dan suhu berpengaruh terhadap hilangnya air yang terjadi melalui penguapan. Setiap organisme
memiliki toleransi yang berbeda-beda terhadap suhu dan kelembapan. Pernahkah kalian mengamati habitat
jamur dan lumut? Jamur dan lumut hanya mampu bertahan pada habitat yang memiliki kelembapan tinggi dan
tak mampu hidup pada daerah yang panas. Suhu terendah yang masih memungkinkan organisme hidup disebut
sebagai suhu minimum. Suhu yang paling sesuai dan mendukung kehidupan untuk organisme disebut sebagai
suhu optimum, sedangkan suhu tertinggi yang masih dapat ditoleransi atau memungkinkan organisme hidup
disebut sebagai suhu maksimum.
c. Air dan garam mineral
Air merupakan penyusun tubuh setiap makhluk hidup. Sebagian besar tubuh tersusun oleh air,
sehingga begitu pentingnya air bagi metabolisme kehidupan makhluk hidup. Fungsi air dalam tubuh antara lain
sebagai zat pelarut dalam tubuh serta membantu metabolisme dalam tubuh. Selain itu, baik hewan maupun
tumbuhan juga memerlukan garam-garam mineral. Meskipun jumlah yang dibutuhkan sedikit, namun harus ada
karena tak bisa diganti oleh zat yang lain. Contohnya tumbuhan memerlukan zat besi (Fe) untuk pembentukan
klorofil. Meskipun jumlahnya sedikit jika tidak ada maka klorofil tidak akan terbentuk, atau tumbuhan
tersebut akan mengalami klorosis.

d. Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi dari semua organisme yang ada.

e. Tingkat keasaman atau Ph tanah


Tumbuhan hanya bisa hidup normal dalam suasana tanah yang tidak begitu asam dan basa atau dalam
keadaan netral atau Ph 7. Apabila tanah terlalu asam (Ph kurang 7) atau terlalu basa (Ph lebih 7)
pertumbuhannya akan terganggu.
Semua komponen tersebut berinteraksi dan saling terhubung membentuk ekosistem terestrial,
komponen ekosistem terestrial sangat mempengaruhi ekosistem tersebut. Jika salah satu hilang atau
bermasalah pasti akan mengubah atau menghilangkan ekosistem tersebut.

Famili Tumbuhan Dominan


Berdasarkan Gambar 1. Jumlah Individu pada Setiap Jenis Tumbuhan terlihat bahwa jenis
tumbuhan yang dominan pada seluruh plot adalah jenis tumbuhan Famili Poaceae dengan jumlah individu 1007
dan jumlah yang paling sedikit adalah tumbuhan Angsana (Papilionaceae) dengan jumlah individu 1.
Faktor-faktor abiotik yang mempengaruhi ekosistem antara lain tanah, kelembaban udara, kecepatan
angin, intensitas cahaya dan suhu tanah. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan
organisme yang ada dalam ekosistem tersebut. Terlihat juga pada tempat terang dan gelap memiliki
perbedaan secara abiotik yang mempengaruhi jenis dan banyaknya spesies. Pada tempat terang yang letaknya
http://uniquely-biology.blogspot.co.id/2013/06/laporan-praktikum-ekologi-terestrial_1675.html 4/8
12/16/2017 Biologeek: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TERESTRIAL EKOSISTEM TERESTRIAL
p y g p g j y y p p gy g y
jauh dari kanopi intensitas cahaya lebih besar dibandingkan di tempat gelap yang ternaungi oleh kanopi pohon.
Pada tempat terang didominasi oleh rumput-rumputan (Poaceae) seperti rumput gajah atau rumput teki
karena rumput-rumputan ini memiliki laju transpirasi yang tinggi sehingga banyak ditemukan di tempat yang
letaknya agak jauh dari kanopi. Tumbuhan Poaceae ini tumbuh liar pada berbagai macam tanah dan besarnya
intersepsi cahaya mulai dari tempat terbuka hingga teduh, dan dari kondisi tanah lembab hingga kering.
Rumput merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh dan hidup hampir di seluruh derah terbuka atau terlindung
baik tropis maupun sub tropis. Rumput mempunyai ciri tumbuh berumpun dan jarang soliter. Batang pada
permukaan tanah merayap, beruas, stolon di bawah permukaan tanah menjalar, bagian dalam batang berongga
atau masif, tidak berkayu, pada ruas-ruas sering tumbuh akar; daunnya tuunggal, tersebar berseling,
bentuknya bulat memanjang, lanset atau pita, tulang daun sejajar, permukaannya kadang-kadang berbulu,
berpelepah semu, bunga majemuk, bulit, tandan atau malai, umumnya teerminal. Benang sari umumnya
berjumlah 3 (Backer dan Backuizen van den Brink, 1968).
Tumbuhan yang jumlah individunya paling sedikit adalah tumbuhan famili Papilionaceae yaitu Angsana
(Pterocarpus indicus). Papilionacea tumbuh sebagai semak, perdu atau pohon. Daun berseling atau tersebar,
tunggal atau majemuk; daun penumpu ada. Buunga berkelamin dua, dalam karangan yang berbeda-beda,
kerapkali zygomorf menyolok; kelopak bersatu. Mahkota hampir selalu bentuk kupu-kupu. Daun mahkota
kebanyakan 5, lepas atau hampir lepas; dua yang terbawah bersama-sama membentuk tuna, kerapkali
berlekaran satusama lain, diapit antara 2 sayap disebelahnya; daun mahkota teratas, dalam periode tunas
membungkus yang lain. Benang sari kebanyakan 10, kerapkali 9 bersatu dan 1 lepas, jarang lebih dari 1 lepas;
ruang sari 2. Bakal buah menumpang, beruang 1. Polongan membuka atau patah dalam ruas; biji 1 atau banyak
(Steenis, 1978). Papilionaceae menyukai tempat yang terbuka dan tumbuh baik pada dataran rendah hingga
ketinggian 200 m dpl. Pada ketinggian di atsa 200 m walaupun dapat hidup tapi pertumbuhannya kurang baik
(Heyne, 1987). Tumbuhan Angsana ini habitatnya di hutan tropis sehingga tumbuhan ini tidak dapat tumbuh
baik di ekosistem rerumputan atau ekosistem jalan konblok.

Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Kekayaaan Jenis Tumbuhan / Indeks Margalef


Ekosistem terdapat suatu hubungan antara komponen biotik dan abiotik sangat kuat. Contohnya
tumbuhan membutuhkan cahaya matahari untuk proses fotosintesis.
Berdasarkan hasil pengamatan dan Gambar 2. Kurva Hubungan Intensitas Cahaya dengan Indeks
Margalef, intensitas cahaya sangat mempengaruhi kekayaan jenis tumbuhan di suatu tempat. Semakin tinggi
intesitas cahaya pada suatu tempat maka akan mempekaya jenis tumbuhan yang ada di tempat tersebut.
Karena cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan, sementara
fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme yang lain di
dalam tanam (Kramer dan Kozlowski, 1979).
Tetapi setiap tanaman atau jenis pohon mempunyai toleransi yang berlainan terhadap cahaya
matahari. Ada tanaman yang tumbuh baik di tempat terbuka sebaliknya ada beberapa tanaman yang dapat
tumbuh baik pada tempat teduh/ bernaungan. Ada pula tanaman yang memerlukan intensitas cahaya yang
berbeda sepanjang periode hidupnya. Pada waktu masih muda memerlukan cahaya dengan intensitas rendah
dan menjelang sapihan mulai memerlukan cahaya dengan intensitas tinggi (Soekotjo, 1976).
Banyak spesies memerlukan naungan pada awal pertumbuhannya, walaupun dengan bertambahnya umur
naungan dapat dikurangi secara bertahap. Beberapa spesies yang berbeda mungkin tidak memerlukan naungan
dan yang lain mungkin memerlukan naungan mulai awal pertumbuhannya. Pengaturan naungan sangat penting
untuk menghasilkan semai-semai yang berkualitas.
Pada praktikum ini lebar kanopi yang telah dikur dengan rollmeter pada lebar bagian kanan adalah 6,1
meter dan bagian kiri adalah 4,5 meter. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kanopi pohon juga
mempengaruhi intensitas cahaya yang diterima oleh tumbuhan, karena tumbuhan yang berada di bawah
naungan kanopi akan lebih sedikit menerima cahaya matahari yang dibutuhkan untuk fotosintesis. Sedangkan
tumbuhan yang jaraknya jauh dari kanopi akan mendapatkan cahaya matahari yang lebih banyak karena cahaya
tidak terhalangi oleh kanopi pohon.
Kekayaan jenis yang dihitung menggunakan Indeks Margalef yang tertinggi yaitu pada plot 0 dengan
indeks Margalef sebesar 1,938391 dan yang intensitas cahayanya cukup yaitu 10,556 Klx. Hal ini mungkin
karena kekayaan jenis tumbuhan pada plot 0 yang didominasi atau banyak dijumpai tumbuhan yang tidak
terlalu tahan dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi, tumbuhan pada plot 0 ditumbuhi oleh tumbuhan
yang membutuhkan intensitas cahaya matahari yang cukup. Tetapi pada Plot 5 yang jaraknya 5 meter dari
kanopi dan mendapatkan intensitas cahaya matahari yang tertinggi yaitu, indeks Margalefnya sebesar
1,83903 dengan intensitas cahaya matahari 34,844 Klx. Pada plot 5 didominasi tumbuhan rerumputan
(Poaceae) yang memiliki laju transpirasi yang tinggi sehingga banyak ditemukan di tempat yang letaknya agak
jauh dari kanopi. Kekayaan jenis tumbuhan di Plot 5 memiliki indeks Margalef yang lebih rendah dari Plot 0
karena jumlah jenis tumbuhan yang tumbuh tidak sebanyak jenis tumbuhan di Plot 0
Kesimpulan dari praktikum ini adalah komponen penyusun ekosistem adalah faktor biotik (produsen,
konsumen dan dekomposer) dan abiotik (suhu, cahaya matahari, oksigen, kelembaban, pH tanah). Semua
komponen tersebut berinteraksi dan saling terhubung membentuk ekosistem terestrial, komponen ekosistem
terestrial sangat mempengaruhi ekosistem tersebut.

ACKNOWLEDGEMENT
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada
saya untuk melakukan praktikum ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Mardiansyah, M.Si dan
Dina Anggraini, S.Si selaku dosen yang telah membimbing saya dalam praktikum ini, serta Herwandi selaku
assisten dan kepada Azkya, Rima, Annisa, Gita, Arman dan Udi yang telah membantu praktikum ini.
http://uniquely-biology.blogspot.co.id/2013/06/laporan-praktikum-ekologi-terestrial_1675.html 5/8
12/16/2017 Biologeek: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TERESTRIAL EKOSISTEM TERESTRIAL

DAFTAR PUSTAKA
Backer, C.A. dan R.C Bakhuizen van den Brink Jr. 1968. Flora of Java. Vol III. Groningen: Wolter Noordhof.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Yayasan Sarana Warna Jaya, Jakarta.
Kramer, P.J and Kozlowski, T.T. ,1960. Physiology of Trees. Academic Press, Inc. Florida.
Resosoedarmo, R.S 1985. Pengantar Ekologi. Remaja Karya, Bandung.
Sastrapradja, Setijati dkk. 1977. Kayu Indonesia. Bogor; LBN-LIPI; LBN 14, SDE 55. Proyek Sumber Daya
Ekonomi.
Soekotjo, W. 1976. Silvika. Proyek Peningkatan/Pengembangan Perguruan
Tinggi. Fakultas Kaehutanan IPB. Bogor.

LAMPIRAN

Tabel 1.Jumlah Individu Tumbuhan Pada Setiap Plot


Plot Jenis Jumlah individu
P0 Angsana 1
(seedling)
P0 Asteraceae 2
P0 Gulma 1 4
P0 Poaceae 1
P0 Poaceae 2 37
P0 Amarantaceae 1
P0 Poaceae 1
P0 Gulma 1
P0 Amarantaceae 1
P0 Amarantaceae 1
P0 Asteraceae 10
P0 Sp1 1
P0 Asteraceae 3 1
P1 gulma 2 1
P1 Amarantaceae 1
P1 Asteraceae 2
P1 Poaceae 2 42
P1 Poaceae (Gajah) 28
P1 Asteraceae 9
P1 Sp1 1
P1 Cyperaceae 9
P2 Poaceae 1 3
P2 Poaceae 2 2
P2 Poaceae 3
P2 Asteraceae 2
P2 Amarantaceae 2
P2 Gulma 5
P2 Amarantaceae 5
P2 Semanggi 2
P2 Poaceae 2 83
P2 Asteraceae 2
P2 Gulma 1 6
P2 Poaceae (Gajah) 81
P2 Cyperaceae 7
P2 Asteraceae 2
P3 Poaceae 1 3
P3 Poaceae 3
P3 Soncus 10

http://uniquely-biology.blogspot.co.id/2013/06/laporan-praktikum-ekologi-terestrial_1675.html 6/8
12/16/2017 Biologeek: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TERESTRIAL EKOSISTEM TERESTRIAL
P3 Semanggi 10
P3 Asteraceae 2
P3 Semanggi 4
P3 Poaceae 2 63
P3 Poaceae (Gajah) 97
P4 Poaceae 1 2
P4 Poaceae 2 130
P4 Gulma 2 3
P4 Soncus 7
P4 Semanggi 20
P4 Poaceae 4
P4 Asteraceae 10
P4 Amarantaceae 7
P4 Poaceae 2 37
P4 Asteraceae 2
P4 Sp1 1
P4 Cyperaceae 1
P4 Poaceae (Gajah) 66
P5 Asteraceae 9
P5 Poaceae 1 20
P5 Gulma 2 20
P5 Semanggi 2
P5 SP 1 22
P5 Poaceae 9
P5 Poaceae 2 188
P5 Asteraceae 2 2
P5 SP 2 4
P5 Asteraceae 10
P5 Semanggi 2
P5 Amarantaceae 2
P5 Gulma 2 2
P5 Poaceae 2 91
P5 Poaceae 2
P5 Poaceae 2
P5 Poaceae (Gajah) 9
Total 1238

http://uniquely-biology.blogspot.co.id/2013/06/laporan-praktikum-ekologi-terestrial_1675.html 7/8
12/16/2017 Biologeek: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TERESTRIAL EKOSISTEM TERESTRIAL

Reaksi: lucu (0) menarik (0) keren (0)

0 komentar:

Posting Komentar

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Unknown (Goo Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)


Copyright 2011. All Rights Reserved.

Designed by Aldha.

http://uniquely-biology.blogspot.co.id/2013/06/laporan-praktikum-ekologi-terestrial_1675.html 8/8

You might also like