You are on page 1of 20

EPIDERMIS DAN DERIVATNYA

Mega Anggita Kusuma1), Nesya Zuba Arlis2), Reni Annisa Nur Hanifah3), Rialdi Dwi
Rizki4), Triska Rosma5), Siti Nurul Hidayah6), Rahmat Taufik M A, M. IL7), Miftahus
Sa’adah8)
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jl. A. H Nasution No 105, Cibiru, Bandung
40614 email: megaanggitakusuma@gmail.com1 , nesyaza6@gmail.com2 ,
reniannisanurhanifah02@gmail.com3 , rialdidr2@gmail.com 4,
triskarosma@gmail.com5,nurullh061@gmail.com6
Abstract
The epidermis is the outermost body tissue. Epidermal tissue grows throughout the
body starting from the roots, stems, to leaves. The function of the epidermis is as a
protective tissue that is there as well as a transit point for substances. In addition, the
epidermis also functions as a protector against air diversion due to evaporation,
mechanical damage, temperature changes and recovery of food substances. Epidermal
cells come through all the outermost parts of the body of the plant, forming stomata,
trichomes, lithoses, fan cells, silica cells. The purpose of this practicum is to find out
the derivatives in the epidermis. The purpose of this practicum is various forms of
epidermal cells and their derivatives in various plants such as Pteris vittata L, Zea
mays, Sida rhombifolia, Ageratum conyzoides L and Solanum torvum. This
practicum is done by taking epidermal cell parts from specimens then taken using a
microscope. The results obtained are epidermal derivatives on the roots that have
trichomes and nodules, while on the adaxial and abaxial surfaces of the leaves
obtained stomata also trichomes.
Keywords: Epidermis, Trichoma, Stomata

PENDAHULUAN daun, dan organ reproduksi. Organ-


Tumbuhan tersusun dari organ tersebut juga tersusun dari
berbagai organ seperti akar, batang, berbagai jarinagn, seperti jaringan
1|LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN
meristem, parenkim, sklerenkim, dapat berupa bentuk dan susunan sel
kolenkim, epidermis, dan jaringan epidemis, letak atau kedudukan
pengangkut (Woelaningsih. 2001). stomata terhadap sel tetangga, arah
Menurut Puspitasari dan Herkules membukanya stomata, bentuk stomata,
(2017) Epidermis merupakan lapisan jumlah sel epidermis dan stomata,
sel-sel paling luar dan menutupi jarak antara stomata, panjang sel
permukaan daun, bunga, buah, biji, epidemis dan stomata (Puspitasari dan
batangm dan akar. Berdasarkan Herkules, 2017).
ontogeninya epidermis berasal dari Walaupun berbeda
jaringan meristematik yaitu protoderm. epidemisnya, semua epidermis
Ketebalan dan kekuatan tersusun rapat satu sama lain dan
dinding bagian luar sel-sel epidermis membangun bangunan padat tanpa
merupakan faktor penting dalam ruang antar sel. Jika terdapat ruang
ketahanan beberapa jenis tumbuhan antar sel, misalnya epidermis mahkota
terhadap pathogen tertentu (Mariana, bunga, ruang itu ditutupi oleh kutikula
2005). Karena itu, jarigan epidermis (Rompis, et al. 2011). Sel epidermis
berfungsi melindungi jaringan dari berbentuk tubular dengan susunan
lingkungan luar, berperan dalam rapat tanpa ruang sel interselular.
pengaturan pertukaran gas, pada daun Permukaan daun yang menghadap ke
dan bagian permukaan luarnya dilapisi atas dikenal dengan epidermis atas
oleh kutikula (Nurul, 2013). (sisi adaksial) dan permukaan yang
Rompis, et al (2011) lain dikenal dengan epidermis bawah
menyatakan bahwa menurut fungsi, (sisi abaksial) (Anus, et al. 2017).
bentuk, ukuran, dan susunan sel-sel Ada banyak sel yang
epidermis tidaklah sama atau berbeda merupakan turunan atau derivate dari
pada berbagai jenis tumbuhan. Setiap jaringan epidermis, antara lain sel silka
jenis tumbuhan mempunyai struktur dan sel gabus, sel kipas, litosit, dan
sel epidermis yang berbeda. Perbedaan stomata (Mulyani, 2010). Derivate
struktur sel epidermis yang dimaksuf epidermis adalah bentuk spesifik atau
2|LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN
strukur tambahan pada epidermis yang uap air dan as dapat dipertukarkan
memiliki fungsi tertentu. Menurut antara bagian dalam dari stomata
Sumardi (1992) dalam Fajri (2013), dengan lingkungan. Stomata
menyatakan bahwa derivate epidermis umumnya terdapat pada bagian
dapat berupa sel kipas, epidermis bawah daun, tetapi ada beberapa
ganda dan litosis. Sel kipas, litosit dan jenis tumbuhan stomata dapat
epidermis ganda ditemukan pada dijumpai pada permukaan atas
tumbuhan monokotil dan sebagian daun, yaitu pada bunga Lili air
kecil tumbuhan dikotil, sedangkan (Anua, et al. 2017).
trikoma dan stomata ditemukan pada c. Sel kipas; sel kipas merupakan sel
sebagian besar tumbuhan yang yang berperan dalam proses
memiliki klorofil. penggulungan daun, ketika tanaman
a. Trikoma; trikoma adalah rambut- mengalami kekurangan air terjadi
rambut yang tumbuh dari sel-sel peningkatan jumlah dan ukuran sel
epidermis dengan bentuk, susunan, kipas sehingga bentuk dari daun
serta fungsinya bervariasi. Trikoma akan berubah (menggulung) (Zou,
biasanya muncul pada permukaan et al. 2011).
luar hampir seluruh organ d. Litosit; litosit merupakan hasil
tumbuhan baik organ vegetative spesialisasi dari sel epidermis yang
seperti daun, cabang, daun terdapat pada daun, mengandung
pelindung dan akar maupun organ Kristal kalsium karbonat (CaCO3)
reproduksi seperti sepal, petal, yang disebut sitolit. Sel litosit
stamen, ginosium, biji dan buah memiliki ukuran yang sangat besar
(Werker. 2005 dan Adedeji, et al. serta memiliki bentuk ovoid atau
2007). ovoid memanjang (Setjo, et al.
b. Stomata; stomata merupakan 2004).
modifikasi dari sel epidermis daun I. Sel silica dan sel gabus; sel
berupa sepasang sel penjaga yang silica berkembang penuh
bisa menimbulkan celah sehingga
3|LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN
berisis badan silica yang
merupakan massa
isotope dengan silica dibagia pusat
berupa bulatan kecil. Pada
penampang melintang, badan silica
ada yang tampak bundar, elips,
seperti halter atau seperti pelana.
Dinding sl gabus mengandung zat
yatu (suberin) yang berisi bahan
organik padat (Mulyani. 2010).
Maka tujuan praktikum kali ini
untuk mengidentifikasikan macam-
macam bentuk sel epidermis dan
derivatnya pada berbagai macam
tumbuhan.

II. HASIL PENGAMATAN

2.1. Tabel Rhizome dan Daun Pteris vittata L.


Foto Literature
Pteris vittata L. Rhizome

4|LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN


Sumber : (Ayyin, 2011)

(Sumber: Dok. Pribadi, 2019)


Pteris vittata L. Daun Adaksial
(40x)

Sumber : (Irza, 2011)


(Sumber: Dok. Pribadi, 2019)
Pteris vittata L. Daun Abaksial
(40x)

5|LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN


A

Sumber : (Ningsih, 2011)

(Sumber: Dok. Pribadi, 2019)


Keterangan:
1. Pteris vittata L. Rhizome

2. Pteris vittata L. Daun Abaksial

3. Pteris vittata L. Daun Adaksial


A. Stomata

Pteris vittata merupakan tumbuhan paku liar yang tersebar di daerah tropik
dan subtropik. Jenis ini memiliki rentang toleransi adaptasi yang cukup luas mulai
dari daerah dataran rendah hingga dataran tinggi (± 2000 m dpl), tersebar di hutan
primer dan sekunder, hidup di daerah yang terbuka dengan kondisi lingkungan yang
kering atau pun lembab, tumbuh menempel pada bebatuan di ping- gir jalan dan celah
tembok bangunan (Schneider & Rusea 2003).

Jenis ini dapat berperan sebagai fitoremediator, mampu hidup di daerah-


daerah yang terkontaminasi oleh zat-zat kimia yang mengandung Arsenik dan zat-zat
lain yang me- ngandung unsur-unsur logam berat lain seperti Cadmium, Tembaga,
Besi, Mangan, Timbal, dan Zink yang umumnya ditemukan di daerah yang berpolusi
dan daerah-daerah pertambangan (Ma et al 2001).

6|LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN


P. vittata memiliki ciri morfologi yang khas dibandingkan dengan jenis dari
marga Pteris lainnya, yaitu memiliki daun monomorfis. Jenis ini memiliki anak daun
menyirip tunggal, tepi anak daun rata dan tangkai yang pendek, seolah-olah melekat
pada batang. Pertulangan anak daun di- kotomi. Sorus terletak di sepanjang pinggir
anak daun, namun tidak mencapai ujung maupun pangkal anak daun. Spora berbentuk
trilet-tetra- hedral dan memiliki papila. Secara taksonomi P. vittata sangat menarik
karena tergolong jenis yang kompleks dengan jumlah kromosom dasar x = 29
(Srivastava et al 2007).

Tumbuhan paku ini berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan generative dimulai dengan pembentukan spora yang dihasilkan
oleh sporangium. Spora yang dihasilkan oleh sporangium merupakan hasil meiosis
meiospora. Jika spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh
dan berkembang menjadi protalus (protalium) atau gametofit. Protalum dari paku
homospor berkembang secara eksosporik. Spora berkecambah membentuk gametofit
yang homotalus (berumah satu), di luar batas dinding spora. (Praptosuwiryo &
Darnaedi, 2008)

Adapun sistem derivat pada tanaman pteris vittata yaitu adanya trikoma dan
Stomata yang ada dan amati di bawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran
dari mulai 10 kali 40 kali. Fungsi dari trikoma dan stomata yaitu pada trikoma
memiliki fungsi sebagai tempat dan metabolit sekunder untuk melindungi diri dari
bahaya atau ancaman lalu pada stomata yaitu memiliki fungsi si untuk tempat
pertukaran gas karbondioksida dan oksigen.

Menurut Schneider & Rusea (2003) klasifikasi Pteris vittata yaitu

Kingdom : Plantae

Divisi : Pteridophyta

Class : Filicopsida

7|LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN


Ordo : Polipodiales

Family : Pteridaceae

Genus : Pteris

Spesies : Pteris vittata

2.2 Tabel Daun Zea mays (Jagung)


Foto Literature
Daun Zea mays Adaksial
(40x)

(Sumber: Dok. Pribadi,


2019)
Sumber : (Ayyin, 2014)

8|LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN


Daun Zea mays Abaksial

(40x) Sumber : (Erza, 2011)

(Sumber: Dok. Pribadi,


2019)
Keterangan:
1. Daun Zea mays Adaksial
A. Stomata
2. Daun Zea mays Abaksial
A. Stomata
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan cara mengamati
permukaan daun Zea mays menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x0.65,
didapat hasil bahwa derivat epidermis yang terdapat pada daun yaitu stomata. Tipe
stomata yang terdapat pada permukaan atas maupun permukaan bawah daun jagung
merupakan tipe diasitik yaitu setiap stomata dikelilingi dua sel tetangga. Dinding
bersama dari dua sel tetangga itu tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang sel
penutup serta celah. Menurut Hamim (2007), menyatakan bahwa stomata merupakan
modifikasi dari sel epidermis daun berupa sepasang sel penjaga yang bisa
menimbulkan sula (lubang) sehingga uap air dan gas dapat dipertukarkan antara
bagian dalam dari stomata dengan lingkungan.
Persebaran atau jumlah stomata pada bagian permukaan bawah daun lebih
banyak dibandingkan dengan stomata yang terdapat pada bagian atas permukaan

9|LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN


daun. hal ini berfungsi untuk mengurangi penguapan. Hal ini sesuai dengan
penrnyataan dari Salisbury dan Ross (1995) bahwa stomata terdapat dipermukaan
bawah daun, tetapi sering ditemui di kedua permukaan, meskipun lebih banyak
terdapat di bagian bawah.
Menurut Tjitrosoepomo (1983), menyatakan bahwa klasifikasi Zea mays yaitu
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Graminae
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.

2.3 Tabel Daun Solanum torvum (Takokak)

Foto Literature
Daun Solanum torvum
Adaksial (40x)

B
A

`
Sumber : (Ayyin, 2014)

(Sumber: Dok. Pribadi,

10 | L A P O R A N P R A K T I K U M A N A T O M I T U M B U H A N
2019)
Daun Solanum torvum
Abaksial (40x)

Sumber : (Erza, 2011)


A
B

(Sumber: Dok. Pribadi,


2019)
Keterangan:
1. Daun Solanum torvum Adaksial
A. Stomata
B. Trikoma
2. Daun Solanum torvum Abaksial
A. Stomata
B. Trikoma

Pada pengamatan daun takokak Solanum torvum diketahui adanya stomata dimana
stomata ini dekelilingi oleh sel-sel penutup dan juga sel-sel tetangga. Pada dauntakokak
Solanum torvum ini termasuk tipe rambung bintang dimana bentuk pada daun terong ini
seperti bintang sehingga masuk dalam golongan daun yang bertipe rambut bintang.

Menurut Tjitrosoepomo (1983), menyatakan bahwa klasifikasi takokak yaitu sebagai


berikut:
Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

11 | L A P O R A N P R A K T I K U M A N A T O M I T U M B U H A N
Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum torvum Swartz

2.4 Tabel Daun Sida rhombifolia (Sidaguri)

Foto Literature
Daun Sida rhombifolia
Adaksial (40x)

(Sumber: Dok. Pribadi, 2019)


Sumber : (Ningsih, 2011)
Daun Sida rhombifolia
Abaksial (40x)

12 | L A P O R A N P R A K T I K U M A N A T O M I T U M B U H A N
B Sumber : (Purnawarman, 2015)

(Sumber: Dok. Pribadi, 2019)


Keterangan:
1. Daun Sida rhombifolia Adaksial
A. Stomata
B. Trikoma
2. Daun Sida rhombifolia Abaksial
A. Stomata
B. Trikoma
Berdasarkan hadsil pengamatan ditas, didapatkan hasil bahwa pada daun
Sidaguri (Sida rhombifolia) memiliki derivate epidermis berupa stomata dan trikoma.
Kerapatan stomata pada bagian adaksial tidak terlalu banyak jumlahnya dibandingkan
dengan bagian abaksial yang lebih banyak. Trikoma pada daun sidaguri terdapat pada
sisi adaksial dan abaksia. Trikoma berbentuk seperti bintang terdiri dari 6 sisi atau
yang disebut dengan stellate trikoma.Jika dibandingkan dengan iterator maka, jasil
pengamatan tersebut sesuai dimana menurut Dorly, et al. (2016), Tumbuhan sidaguri
pada sisi abaksial daunnya dijumpai kerapatan stomata tertinggi dibanding kedua
tumbuhan lainnya. Nilai kerapatan stomata dipengaruhi oleh besarnya ukuran
stomata. Semakin besar ukuran stomata, maka nilai kerapatan stomata semakin kecil
(Croxdale, 2000). Selain itu, kerapatan stomata juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti: intensitas cahaya, suhu dan kelembaban. Semakin tinggi
intensitas cahaya, kerapatan stomata di kedua permukaan daun juga semakin
meningkat (Batos et al., 2010). Tumbuhan sidaguri tumbuh di habitat yang tidak
ternaungi sama sekali sehingga terpapar cahaya matahari langsung. Hal ini sesuai

13 | L A P O R A N P R A K T I K U M A N A T O M I T U M B U H A N
dengan Kostermans et al. (1987) yang mengatakan bahwa tumbuhan sidaguri
umumnya tumbuh di habitat ekologi yang terpapar cahaya matahari penuh.
Tipe trikoma pada daun Sidaguri ini termasuk tipe non-glandular dan glandular.
Trikoma tipe bintang juga dimiliki oleh daun ini atau yang disebut stellate hair. hal
ini sesuai dengan Esau (1977) dalam Dorly, et al (2016) menyatakan bahwa pada
tumbuhan genus Sida umumnya memiliki trikoma tipe bintang. Trikoma dapat
diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu trikoma non glandular yang tidak
mempunyai sekresi dan trikoma glandular yang mempunyai hasil sekresi (Werker,
2005).

2.5 Tabel Daun Ageratum conyzoides L. (Babadotan)


Foto Literature
Daun Ageratum conyzoides
Adaksial (40x)

(Sumber: Dok. Pribadi, 2019) Sumber : (Erza, 2011)


Daun Ageratum conyzoides
Abaksial (40x)

14 | L A P O R A N P R A K T I K U M A N A T O M I T U M B U H A N
A

(Sumber: Dok. Pribadi, 2019)


Sumber : (Foris, 2011)
Keterangan:
1. Daun Ageratum conyzoides Adaksial
A. Stomata
2. Daun Ageratum conyzoides Abaksial
A. Stomata

Pengamatan Selanjutnya adalah Daun Ageratum conyzoides L. (Babadotan).


Adapun klasifikasi dari daun babadotan Ageratum conyzoides menurut Bimo (2014):

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Asterales

Suku : Asteraceae

Marga : Ageratum

Species : Ageratum conyzoides L

Dapat dilihat pada gambar diatas bentuk stomata dan sel gabus dari daun
babadotan.Stomata paling banyak ada di bagian bawah daun atau yang disebut

15 | L A P O R A N P R A K T I K U M A N A T O M I T U M B U H A N
dengan abaksial. Pada sisi atas daun (adaksial) dan sisi bawah daun (abaksial)
babadotan dijumpai trikoma kelenjar multiseluler dan trikoma kelenjar tipe peltate.
Selain itu dijumpai juga tetesan minyak pada jaringan palisade babadotan. Pada sisi
adaksial dan abaksial daun balakacida dijumpai trikoma kelenjar multiseluler tipe 1
dan tipe 2, serta trikoma kelenjar tipe peltate. Selanjutnya pada monyenyen sisi
adaksial dan abaksial daunnya dijumpai trikoma kelenjar multiseluler tipe 1 dan tipe
2 (Bimo, 2014).

Hasil uji histokimia pada babadotan, trikoma kelenjar multiselulernya negatif


mengandung senyawa terpenoid, alkaloid, fenol, dan minyak, sedangkan pada
trikoma kelanjar tipe peltate-nya positif mengandung senyawa terpenoid. Kedua tipe
trikoma kelenjar multiselular tumbuhan balakacida, positif mengandung senyawa
terpenoid, alkaloid, dan minyak, kecuali fenol. Sedangkan trikoma kelenjar tipe
peltate-nya positif mengandung senyawa alkaloid, fenol, dan minyak, kecuali
terpenoid. Hasil uji histokimia pada kedua tipe trikoma kelenjar multiselular
tumbuhan monyenyen posistif mengandung senyawa terpenoid dan minyak. Fungsi
jaringan epidermis untuk melindungi jaringan-jaringan dibawahnya dan mencegah
penguapan yang berlebih (Bimo, 2014).

16 | L A P O R A N P R A K T I K U M A N A T O M I T U M B U H A N
PEMBAHASAN Rhizobium. Sedangkan pada seluruh

Kesimpulan permukaan atas daun (adaksial) dan

Berdasarkan hasil permukaan bawah daun (abaksial)

pengamatan yang telah dilakukan, tumbuhan Pteris vittata L, Zea mays,

dapat disimpulkan bahwa pada sel Sida rhombifolia, Ageratum

epidermis akar Pteris vittata L conyzoides L dan Solanum torvum

.terdapat trikoma atau rambut-rambut terdapat stomata dan trikoma dengan

akar dan nodul atau bintil akar yang berbagai macam tipe yang berbeda.

merupakan simbiosis dengan

Ayyin. 2014. Sel Protoplasmik dan


non-
DAFTAR PUSTAKA
protoplasmik. [dikutip pada hari
Adedeji, O., O. Y. Ajuwon and O. O. Rabu tanggal 14 Oktober 2015
Babawace. 2007. Foliar Epidermis pukul 14.02 WIB], tersedia di
Studies, Organographic http://ayyinmodif.blogspot.co.id/.
distribution and Taxonomic Bimo, A.W. Ismi N., R.R. Syafira,
Importance of Trochomes in The
Family Solanaceae. International N. 2014. Struktur Sekretori
Journal of Botang. 3: 276-282. Dan Uji Histokimia

Aua, O., Henny, L. R., dan Johanis, Tumbuhan Obat Anggota

J. P. 2017. Struktur Sel Epidermis Suku Asteraceae di Hutan

dan Stomata Daun Beberapa Pendidikan Gunung Walat.

Tumbuhan Suku Euphorbiaceae. IPB. Bogor

Jurnal MIPA Batos, BD, Vilotic Croxdale, JL. 2000. Stomatal


D. Miljkovic. 2010. Inter and patterning in Angiosperms. Amer
intrapopulation variation of leaf J Bot. 87 (8): 1069-1080.
stomatal traits of Quercus robus
Dorly, Ratih, K. N., Ni Kadek, S.,
L. In northern serbia. Archives of
dan Fawriza, L. R. A. 2016.
Biological Science 62:1125-
Proceeding Biology Education
1136.Online. 6 (1): 69-73.
Conference. 13 (1): 611-618.

17 | L A P O R A N P R A K T I K U M A N A T O M I T U M B U H A N
Esau, K. 1977. Anatomy of Seed Ma LQ, Komar KM, Tu C, Zhang
Plants. New York : J Wiley W, Cai

Fajri. L. 2013. Tipe Trikoma dan Y & Kennelley ED. 2001. A


Stomata
fern that hyperaccumulates
Pada Beberapa Spesies Hyptis arsenic: a hardy, versatile, fast-
(Labiatae).
growing plant helps to remove
EKSAKTA. 1 (14): 64-68. arsenic from contaminated

Foris. 2011. Komponen-komponen soils. Nature. 409: 579.


nonprotoplasma dalam Sel
Tumubuhan. [diakses pada hari Ningsih, W. 2011. Biologi Sel.
Rabu tanggal 14 Oktober [diakses pada hari Rabu
2015 pukul 15.42 WIB], tanggal 14 Oktober 2015 pukul
tersedia di 16.58 WIB], tersedia di
http://justforeuis.blogspot.com/ http://winiedoank.blogspot.co.i
. d/.

Hamim, Sulistyaningsih Yohana C. Praptosuwiryo TN & Darnaedi D.

2007. Perkembangan 2008.

Tumbuhan. Jakarta: Universitas Cytological observations on


Terbuka. fern genus Pteris in Bogor
Irza, Nurzaeni,. 2011. Sel Botanic Gardens. Bul. Kebun
Tumbuhan dan Pigmen.
[diakses pada hari rabu tanggal Raya 11 (2): 15–24
14 Oktober 2015 pukul 17.09
Salisbury, Frank B dan Cleon W
WIB], tersedia di
http://ochinokurosaki.blogspot. Ross.
co.id/. 1995. Fisiologi Tumbuhan
Kostermans AJGH. 1987. Weeds of Jilid 1. Bandung: ITB.
Rice Schneider H & Rusea G. 2003. Pteris
in Indonesia. Sorjani M, L.
Kostermans AJGH, editor.
In: de Winter WP &
Jakarta: Balai Pustaka.
Amoroso VB (eds.). Plant
Resources of South-East Asia

18 | L A P O R A N P R A K T I K U M A N A T O M I T U M B U H A N
No. 15(2). Cryptogams: fern Tumbuhan. Yogyakarta:
& fern allies. Backhuys Kanisius.

Publishers. Leiden, NL. Pp: Nurul, A. 2013. Struktur Anatomi


166–170 Daun

Lengkeng (Dimporcarpus
Srivastava J, Ranade SA & Khare
longan L) Kultivar Lokal,
PB. Pingpong Itoh dan Diamond
river. Skripsi. Biologi FMIPA
2007. Distribution and threat Universitas Jember. Jember.
status of the cytotypes of
Puspitasari, W. D., dan Herkules.
Pteris vittata L. (Pteridaceae)
2017.
species complex in India.
Analisis Sturktur Stomata Pada
Current Sci. 93: 81–85.
Daun Beberapa Tumbuhan
Tjitrosoepomo, S. S. 1983. Botani Hidrofit Sebagai Materi Bahan
Umum Ajar Mata Kuliah Anatomi
I. Bandung: Angkasa Raya. Tumbuhan. Jurnal Biosains. 3
Purnawan, Leo. 2015. Bagian - (3): 156-161.
bagian dalam Sel. [diakses Rompas, Y. H. L., Rampe., dan M. J.
pada hari Rabu tanggal 14
Rumondor. 2011. Struktur Sel
Oktober 2015 pukul 17.45
WIB], tersedia di Epidermis dan Stomata Daun
http://bagianbagianselhidupdan Beberapa Tumbuhan Suku
takhidup.blogspot.co.id/
Orchidaceae. Jurnal Biologos.
Mariana. 2004. Ketahanan Tanaman 1 (1): 1-19.
Padi Setjo, K., Saptasari, M., dan
Terhadap Penyakit Blas Sulisetjono.
(Pysicularia oryzae Cav) Di 2011. Anatomi. Malang:
SAwah Pasang Surut
Kalimantan Selatan. Disertasi. Universitas Negeri Malang.
Program Pasca Sarjana Werker, E. 2005. Tricome Diversity
Universitas Brawijaya. and
Malang.
Development in Plant
Mulyani, S. E. S. 2010. Anatomi Trichomes (Hallahan, dl and J.
C. Gray, eds). Advanse in

19 | L A P O R A N P R A K T I K U M A N A T O M I T U M B U H A N
Botanical Research. New Wu, J. X., Tian, C., Qiu, J.
York: Academic Press. LU, T. 2011. Leaf Rolling
Woelaningsih, S. 2001. Struktur dan Controlled by The
Perkembangan Tumbuhan II. Homeodomain Leucine
Yogyakarta: UGM. Zipperlugene Rous in Rice.
Zou, L. P., Sun, X., Zhang, Z., Liu, Plant Physiologi. 156: 1589-
P., 1602.

20 | L A P O R A N P R A K T I K U M A N A T O M I T U M B U H A N

You might also like