You are on page 1of 14

PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI HIJAU

KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEBAGAI


PENDUKUNG MOBILITAS CIVITAS AKADEMIKA

Teguh Prihanto
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Gedung E4, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229, Telp. (024) 8508102

Abstract: Campus environment is an important public place where many people move for a full
day. One of the main supporters of the movement of people and goods is an effective and efficient
transportation. Internal Transport, Infrastructure and Mobility become important in the framework to
determine the performance of an internal transport system and its implementation in the field. Some
aspects related to the study include three aspects, namely: (1) internal transport system of
governance; (2) internal transportation infrastructure, and (3) the movement of the user. The
purpose of this study was to: (1) Develop supporting infrastructure green transportation program;
(2) Develop environmental health Unnes optimal campus; (3) Develop a green transportation
system that supports mobility Unnes academic community; and (4) Develop a green transportation
system that supports the academic community Unnes performance. This study will be conducted by
the research design and development (research and development / R and D) with a qualitative
approach. This approach makes it very appropriate because it relates to the general purpose of the
research: (1) Develop infrastructure supporting green transportation program; (2) Develop
environmental health Unnes optimal campus; (3) Develop a green transportation system that
supports mobility Unnes academic community; (4) Develop a green transportation system that
supports the academic community Unnes performance. Based on the identification of conditions in
the field, the internal transport system in Campus Unnes have now been partially implemented in
the form of physical elements, namely Campus Unnes internal transport infrastructure,
transportation and system settings. Although it has been available, facilities and infrastructure are
still not optimal in supporting the movement and the academic community as a user convenience.
Comfort academic community and environmental health is also affected by the level of pollutants
present in the campus area.

Keywords: Campus, Transportation, Internal

Abstrak: Lingkungan kampus merupakan tempat publik yang penting di mana banyak orang
beraktivitas selama sehari penuh. Salah satu pendukung utama dari pergerakan manusia dan
barang adalah transportasi yang efektif dan efisien. Transportasi Internal, Infrastruktur dan
Mobilitas menjadi hal penting dalam kerangka untuk mengetahui kinerja sebuah sistem transportasi
internal dan implementasinya di lapangan. Beberapa hal yang terkait dengan kajian meliputi tiga
aspek yaitu: (1) sistem tata kelola transportasi internal; (2) sarana prasarana transportasi internal
dan (3) pergerakan pengguna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) Mengembangkan sarana
prasarana pendukung program transportasi hijau; (2) Mengembangkan kesehatan lingkungan
kampus Unnes yang optimal; (3) Mengembangkan sistem transportasi hijau yang mendukung
mobilitas civitas akademika Unnes; dan (4) Mengembangkan sistem transportasi hijau yang
mendukung kinerja civitas akademika Unnes. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan desain riset
dan pengembangan (research and development/ R and D) dengan pendekatan kualitatif.
Pendekatan ini dipandang sangat tepat karena berkaitan dengan tujuan umum penelitian yaitu: (1)
Mengembangkan sarana prasarana pendukung program transportasi hijau; (2) Mengembangkan
kesehatan lingkungan kampus Unnes yang optimal; (3) Mengembangkan sistem transportasi hijau
yang mendukung mobilitas civitas akademika Unnes; (4) Mengembangkan sistem transportasi hijau
yang mendukung kinerja civitas akademika Unnes. Berdasarkan identifikasi kondisi di lapangan,
sistem transportasi internal Kampus Unnes di Sekaran sebagian telah terimplementasi dalam
bentuk elemen-elemen fisik, yaitu infrastruktur transportasi internal Kampus Unnes, sarana
transportasi dan sistem pengaturannya. Meski telah tersedia, sarana dan infrastruktur masih belum
optimal dalam mendukung pergerakan dan kenyamanan civitas akademika sebagai pengguna.
Kenyamanan civitas akademika dan kesehatan lingkungan juga dipengaruhi oleh tingkat polutan
yang ada dalam kawasan kampus.

Kata kunci: Kampus, Transportasi, Internal

Pengembangan Sistem Transportasi Hijau Kampus Universitas Negeri Semarang Sebagai Pendukung... – Teguh Prihanto 169
PENDAHULUAN transportasi hijau yang mendukung mobilitas
Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan kinerja civitas akademika Unnes dan (2)
sebagai lembaga pendidikan tinggi yang pengembangan infrastruktur pendukung sistem
tanggap dan peduli terhadap permasalahan transportasi hijau.
lingkungan dan budaya bangsa, sudah Menurut Hairulsyah (2006), prinsip
melakukan beberapa usaha yang dilakukan pembangunan sistem transportasi berkelanjutan
secara institusional dan berkelanjutan. Demikian adalah: (1) kesetaraan sosial, layanan
juga dengan transportasi di Unnes, mereduksi transportasi mampu menjangkau masyarakat
pergerakan kendaraan mesin berbahan bakar yang paling miskin; (2) keberlanjutan ekologi;
fosil di kawasan kampus adalah salah satu dampak lokal transportasi, seperti kebisingan
upaya dalam implementasi kebijakan dan polusi udara dan menggantikan
transportasi internal. Disinyalir program kecenderungan ini dengan sistem transportasi
transportasi internal kampus Unnes mempunyai yang lebih kecil konstribusinya terhadap
dampak positif dan negatif. Dampak positif kerusakan lingkungan; (3) kesehatan dan
menjadikan kondisi lingkungan menjadi sehat, keselamatan; transportasi memiliki dampak
civitas akademika yang berjalan kaki menjadi yang besar terhadap kesehatan dan
sehat, saling bertemu dan menyapa di jalan keselamatan. Kendaraan bermotor
maupun dalam bus. Dampak negatif yang bertanggungjawab terhadap 70% polusi udara di
muncul berupa mobilitas civitas akademika banyak kota di dunia.; (4) berbiaya rendah;
terganggu karena belum tersedianya sarana dengan melakukan pembatasan terhadap
dan prasarana transportasi yang memadai (bus penggunaan mobil dan kendaraan bermotor
kampus, tempat parkir, pedistrian, koridor antar kota dapat menghindari kebutuhan untuk
gedung yang belum uptimal) dan SOP membangun jalan baru yang berbiaya mahal
transportasi internal Unnes yang belum dan mendorong penggunaan angkutan umum
dilaksanakan; kinerja menurun karena yang rendah biaya, berjalan kaki, dan
kelelahan; mengganggu aktivitas permukiman bersepeda, dan (5) partisipasi dan transparansi,
yang menjadi jalur alternative masuk kampus. yakni mengikutsertakan masyarakat dalam
Sistem transportasi internal kampus proses perencanaan transportasi.
Unnes dengan telah memiliki Prosedur Mutu Infrastruktur transportasi internal dapat
Pengelolaan (SOP). Transportasi Internal, diartikan sebagai infrastruktur atau fasilitas fisik
Infrastruktur dan Mobilitas menjadi hal penting yang mempermudah pergerakan sarana
dalam kerangka untuk mengetahui kinerja transportasi (alat transportasi) internal yang
sebuah sistem transportasi internal dan beroperasi di kawasan privat atau lingkungan
implementasinya di lapangan. Beberapa hal sendiri menjadi lancar, aman dan nyaman.
yang terkait dengan kajian meliputi tiga aspek Menurut Sani (2010:11), infrastruktur
yaitu: (1) sistem tata kelola transportasi internal; merupakan tempat untuk keperluan atau tempat
(2) sarana prasarana transportasi internal dan pergerakan sarana yang dilengkapi dengan
(3) pergerakan pengguna. Permasalahan yang fasilitas penunjang lainnya yang tersedia atau
dikaji adalah: (1) Pengembangan sistem ditempatkan di suatu tempat atau juga dengan

170 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 16 – Juli 2014, hal: 169 – 182
istilah permanen way atau instalasi tetap. tinggi dan pemisahan sepeda dari lalulintas
Infrastruktur jalan terdiri dari tiga elemen: jalan, kendaraan bermotor dapat dilakukan. Menurut
terminal serta peralatan lainnya. Penerapan Departemen Perhubungan (2012:5),
yang memungkinkan di Kawasan Kampus dapat penempatan jalur sepeda dapat mempengaruhi
dilihat pada Gambar 1 berikut ini: kenyamanan pengguna, jika jalur sepeda
digunakan bersamaan dengan jalur lalulintas
lain seperti jalur pendestrian dan jalur bus,
sehingga perlu ada penempatan jalur sepeda
yang sesuai untuk menjamin keamanan dan
kenyamanan pengguna, misalnya diberi
pemisah dengan lalu-lintas lain.
Menurut Pedoman Teknik Direktorat
Jendral Bina Marga (1999:1), trotoar adalah
Gambar 1. Infrastruktur Transportasi Internal Jalur Pejalan Kaki yang terletak pada Daerah
Milik Jalan yang diberi lapisan permukaaan
Kenyamanan pengguna berdasarkan
dengan elevasi yang lebih tinggi dari permukaan
jarak halte terhadap pusat aktifitas mereka
perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar
dikampus berkaitan pula dengan kemampuan
dengan jalur lalu lintas kendaraan. Kriteria
jarak tempuh pengguna ketika berjalan kaki
desain jalur pejalan kaki:
menuju halte. Lebih dari 400 meter kebanyakan
1. Lebar efektif minimum ruang pejalan kaki =
pejalan kaki membutuhkan semacam sistem
60 cm + 15 cm (untuk bergoyang tanpa
mekanis untuk membawa mereka ke tempat
membawa barang), sehingga kebutuhan total
tujuan. Lebih lanjut, menurut Neufert
minimal untuk 2 orang pejalan kaki
(2002:217), Jalan – jalan untuk sepeda yang
berpapasan tanpa terjadi berpapasan atau
mendampingi jalan seharusnya lebar pada
bersenggolan menjadi 150 cm.
perluasan berjalur satu minimal 1,00 m, pada
2. Lebar Jalur Pejalan Kaki harus ditambah,
perluasan berjalur dua 2,00 m (min 1,60 m).
bila pada jalur tersebut terdapat
Ruang lalu lintas untuk lalu lintas sepeda adalah
perlengkapan jalan (road furniture) seperti
lebarnya 1,00 m dan tingginya 2,25 m untuk
rambu lalu lintas, kotak surat, dan pohon
setiap jalur kendaraan.
3. Penambahan lebar Jalur Pejalan Kaki
Fasilitas jalur sepeda dapat berupa
apabila dilengkapi fasilitas dapat dilihat
marka, rambu dan kerb sebagai pembatas jalur.
seperti pada Tabel di bawah ini.
Menurut Khisty (2006:235), rancangan lajur
Tabel 1. Penambahan Lebar Jalur Pejalan Kaki
sepeda adalah lajur yang terdapat di jalan yang Lebar
khusus digunakan oleh sepeda. Lajur ini No. Jenis Fasilitas Tambahan
(cm)
dipisahkan dari lalulintas kendaraan bermotor 1. Kursi roda 100 – 120
2. Tiang lampu penerangan 75 – 100
dengan pemarkaan keras terhadap jalan. Jalur 3. Tiang lampu lalu lintas 100 – 120
4. Lampu lalu lintas 75 – 100
sepeda biasanya ditempatkan di jalan yang 5. Kotak surat 100 – 120
6. Keranjang sampah 100
tingkat penggunaan sepedanya sedang hingga 7. Tanaman peneduh 60 – 120
8. Pot bunga 150

Pengembangan Sistem Transportasi Hijau Kampus Universitas Negeri Semarang Sebagai Pendukung... – Teguh Prihanto 171
Keterangan: development) dan pendekatan kualitatif.
 Jalur Pejalan Kaki harus diperkeras dan Pendekatan ini dipandang sangat tepat karena
apabila mempunyai perbedaan tinggi berkaitan dengan tujuan umum penelitian yaitu:
dengan sekitarnya harus diberi (1) Mengembangkan sarana prasarana
pembatas yang dapat berupa kerb atau pendukung program transportasi hijau; (2)
batas penghalang. Mengembangkan kesehatan lingkungan kampus
 Perkerasan dapat dibuat dari blok Unnes yang optimal; (3) mengembangkan
beton, perkerasan aspal atau plesteran. sistem transportasi hijau yang mendukung
 Permukaan harus rata dan mempunyai mobilitas civitas akademika Unnes; (4)
kemiringan melintang 2-3% supaya Mengembangkan sistem transportasi hijau yang
tidak terjadi genangan air. Kemiringan mendukung kinerja civitas akademika Unnes.
memanjang disesuaikan dengan Situs pengembangan sistem transportasi
kemiringan memanjang jalan, yaitu kampus hijau berada di wilayah Unnes dan
maksimum7%. sekitarnya. Sesuai dengan tema penelitian,
maka aspek-aspek yang akan dikembangkan
Dengan meningkatnya pembangunan fisik
adalah sistem transportasi terkait dengan
dan pergerakan kendaraan bermotor, kualitas
sarana prasarana pendukung, kesehatan
udara telah mengalami perubahan. Udara yang
lingkungan, mobilitas, dan kinerja civitas
dulunya segar, kini kering dan kotor. Zat
akademika. variabel-variabel pengembangan
pencemar udara dapat berbentuk gas-gas dan
antara lain: (1) Ketersediaan sarana prasarana
partikel kecil/aerosol, dan sejak itulah manusia
transportasi hijau; (2) Kondisi kesehatan
akan menerima dampak yang ditimbulkan oleh
lingkungan di kampus dan permukiman sekitar;
pencemar udara tersebut. Menurut Environment
dan (3) Mobilitas civitas akademika.
Project Agency, sekitar 25% logam berat Timbal
Kajian transportasi internal Kampus
(Pb) tetap berada dalam mesin dan 75% lainnya
Unnes dengan pendekatan pada Prosedur Mutu
akan mencemari udara sebagai asap knalpot.
Pengelolaan (SOP) Transportasi Internal sesuai
Emisi Pb dari gas buangan tetap akan
Gambar 2 berikut:
menimbulkan pencemaran udara dimanapun
kendaraan itu berada, tahapannya adalah SOP
Transportasi Internal
sebagai berikut: sebanyak 10% akan
mencemari lokasi dalam radius kurang dari 100
Tata Sirkulasi Tata Kelola Tata Kelola
m, 5% akan mencemari lokasi dalam radius 20 Transportasi Kampus Parkir Sepeda Kampus

km, dan 35% lainnya terbawa atmosfer dalam


Kendaraan Bermotor Sistem Pergerakan
jarak yang cukup jauh (Surani, 2002). Kendaraan Khusus Kendaraan Sistem Pengadaan
Kendaraan Ramah Lokasi Sistem Pemeliharaan
Lingkungan Pergerakan Penyediaan infrastruktur
Sepeda Kampus
METODOLOGI Pejalan Kaki

Pengembangan sistem transportasi Gambar 2. Struktur SOP Transportasi Internal


Sumber: Badan Pengembang Konservasi Unnes
kampus hijau dilaksanakan menggunakan
desain riset dan pengembangan (research and Pengelolaan Program pengelolaan
transportasi kampus berusaha meningkatkan

172 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 16 – Juli 2014, hal: 169 – 182
pilihan dalam transportasi dan mengurangi menjadi 2, yaitu Kawasan Kampus Timur
banyaknya perjalanan dengan menggunakan dan Kawasan Kampus Barat yang
mobil yang dilakukan oleh mahasiswa pada membentuk jalur koridor. Koridor Kawasan
lingkungan kampus. Kampus Timur termasuk kategori boulevard
dengan akses 2 jalur yang berbeda yang
HASIL DAN ANALISIS dipisahkan oleh devider taman tengah
Program pengembangan kampus hijau sepanjang 800 m. Akses dimulai dari
telah mendapatkan hasil antara lain: (1) pertigaan timur roundabout Unnes dan
Identifikasi ketersediaan infrastruktur berakhir di Kawasan Kampus FT. Jalan
transportasi internal Kampus; (2) Identifikasi utama memiliki lebar antara 600cm – 800
proyek pengembangan infrastruktur transportasi cm untuk setiap jalur dengan bahu jalan
internal Kampus; (3) Standar pengaturan sistem antara 120cm – 785 cm. Ketersediaan
transportasi internal; dan (4) Pengukuran pedestrian saat ini telah ada sekitar 60%
sampel kadar polutan di titik-titik terpilih. atau 960m dari 1600m panjang jalan utama
Identifikasi infrastruktur transportasi internal di Kawasan Kampus Timur. Lebar
Kampus Unnes Sekaran pedestrian antara 120cm – 150cm dengan
1. Pedestrian / Trotoar perkerasan paving block (Sutarto, 2012)
Pedestrian/trotoar Kampus Unnes
Sekaran, berdasarkan lokasinya terbagi

Gambar 3. Pedestrian Kawasan Kampus Timur


Sumber: Sutaro, 2012

Koridor Kawasan Kampus Barat pedestrian berada pada kanan jalan


(KOPMA – PKMU) hanya terdapat pada terpisah dari jalur kendaraan lain, dan
zona antara KOPMA sampai simpang tiga terdapat perlengkapan jalan dengan
barat FMIPA, dan memiliki ruang pejalan penambahan lebar ruang 207 cm. Lebar
kaki 174 cm dengan lebar pembatas tepi total =407 cm. (Janarko, 2014)
2x13 cm dan tinggi 20 cm. Penempatan

Pengembangan Sistem Transportasi Hijau Kampus Universitas Negeri Semarang Sebagai Pendukung... – Teguh Prihanto 173
Gambar 4. Pedestrian Kawasan Kampus Barat
Sumber: Janarko, 2014

Berdasarkan kondisi pedestrian d) Memasang penutup saluran drainase


tersebut, tindakan yang perlu dilakukan yang tepat berada di jalur pedestrian.
adalah: e) Membelokkan jalur pedestrian untuk
a) Menutup saluran terbuka yang menghindari halangan pohon
berada tepat di sisi pedestrian peneduh
b) Memperkecil jarak ketinggian f) Menambahkan vegetasi peneduh
pedestrian dengan jalan utama dan perdu di sepanjang jalur
c) Memperbesar dimensi lebar pedestrian
pedestrian sesuai dengan standar g) Jika bahu jalan terdapat pohon
kenyaman pejalan peneduh, dapat membuat pedestrian
di atas saluran.

Gambar 5. Alternatif perencanaan pedestrian


Selain penataan trotar pengembangan dapat dilakukan dengan fasilitas transit bagi

174 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 16 – Juli 2014, hal: 169 – 182
pejalan kaki. Fasilitas ini menyediakan yang relatif lama antara 10 – 20 menit
sarana untuk beristirahat, berlindung saat dengan tulisan peringatan atau tanda
panas dan hujan, berdiskusi dan parkir waktu. Hal ini agar dapat digunakan oleh
khusus sepeda. Pengguna dapat pengguna yang lain.
memanfaatkan fasilitas ini dalam waktu

Gambar 6. Desain Fasilitas Transit Pejalan Kaki dan Pengguna Sepeda

Fasilitas bagi pejalan kaki juga dapat 2. Kondisi Vegetasi sepanjang jalur
dilengkapi dengan pergola hijau yang transportasi
dibangun sepanjang trotoar. Makna lain Secara umum, semua kawasan
pergola adalah sebagai jalan untuk pejalan memiliki vegetasi jenis pohon dan perdu
kaki, diatas nya terdapat konstruksi untuk dengan fungsi sebagai peneduh, pengarah
tanaman merambat sebagai peneduh yang dan estetika. Keberadaan vegetasi tersebut
di potong oleh deretan tiang tiang. tersebar sepanjang koridor kampus yang
memberikan pengaruh langsung dan tidak
langsung bagi pengguna jalan. Pengaruh
langsung dapat berupa area teduh
sepanjang jalur pedestrian yang dilalui
pejalan kaki. Pengaruh tidak langsung
adalah keindahan lingkungan yang
membuat perjalanan menyenangkan.
Vegetasi jenis pohon sebagai peneduh
didominasi oleh pohon mahoni dan
angsana.Vegetasi jenis perdu terdapat di
beberapa titik taman dan devider jalan.

Gambar 7. Tampak Desain Pergola Hijau

Pengembangan Sistem Transportasi Hijau Kampus Universitas Negeri Semarang Sebagai Pendukung... – Teguh Prihanto 175
yang termasuk tipe perdu: agave, puring,
kucai, euphorbia, pandan, pisang, kamboja,
lantana, erpah, kacang-kacangan, erpah,
dan irish.

3. Jalur Bus
Bus kampus Unnes adalah kendaraan
yang melayani warga Unnes dalam
beraktifitas di kampus.Bus kampus yang
beroperasi sebanyak 4 bus dan rata – rata
memiliki panjang 679 cm, lebar 215 cm,
tinggi 298 cm. Jalur bus merupakan jalur
yang dikhususkan untuk dilalui bus yang
beroperasi dengan ditandai pembatas
berupa kerb atau marka. Jalur bus terdiri
dari satu lajur dan memiliki lebar jalur bus
yang berbeda. Lebar jalur bus 313 cm
Gambar 8. Kondisi umum vegetasi Kawasan dengan pembatas tepi kerb (lebar 10 cm,
Kampus Unnes Sekaran
tinggi 30 cm) dan pembatas jalur bus
Pengembangan vegetasi kampus dengan jalur sepeda berupa marka garis
perlu selalu dilakukan, terutama untuk berwarna kuning dengan lebar 10 cm. Dari
area-area yang memiliki tingkat hasil observasi diketahui lebar jalur bus
keterbukaan yang cukup tinggi. Area-area memenuhi kebutuhan ruang gerak bus.
tanpa perlindungan vegetasi peneduh
terasa panas dan tidak nyaman bagi
pelintas. Begitu pula dengan area yang
tanpa taman atau tanaman perdu yang
indah, terasa gersang dan tidak
menyenangkan. Pada kawasan kampus
barat saat ini telah cukup terasa teduh dan
indah, sedangkan kampus timur masih
perlu penambahan vegetasi lebih banyak
lagi. Vegetasi yang termasuk tipe pohon:
palm putri, palm ekor tupai, pucuk merah,
mahoni, cemara, glodogan pecut. glodogan
tiang, palm raja, angsana, trembesi, jati,
mangga, mahoni, jati, pucuk merah,
kersen, bambu china, asam jawa, tanjung,
sengon, kaliandra dan akasia. Sedangkan
Gambar 9. Jalur Bus Kampus

176 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 16 – Juli 2014, hal: 169 – 182
Untuk keperluan penentuan kapasitas, b) Lebar jalur minimum adalah 4,5 m,
yang dimaksudkan dengan jalur bus ialah memungkinkan 2 kendaraan dengan
sebarang lajur pada badan jalan tempat lebar maksimum 2,1 m saling
bus beroperasi. Menurut RSNI T- 14 – berpapasan. Papasan 2 kendaraan
2004, Geometri Jalan Perkotaan :16 lebar maksimum 2,5 m yang terjadi
a) Lebar jalur ditentukan oleh jumlah dan sewaktu-waktu dapat memanfaatkan
lebar lajur serta bahu jalan. bahu jalan.

Tabel 2. Lebar Lajur Jalan dan Bahu Jalan

Sumber : RSNI T- 14 – 2004, Geometri Jalan Perkotaan :16

Gambar 10. Tipikal Penampang Melintang Jalan Perkotaan 2-Lajur-2arah


Sumber : RSNI T- 14 – 2004, Geometri Jalan Perkotaan

Lebar lajur khusus bus sekurang - lintas sepada, dibutuhkan sekurang-


kurangnya sama dengan lebar lajur lalu kurangnya 4,5 m yang diperlukan dalam hal
lintas standar yaitu 3,5 m, atau dalam bus menyalib sepeda.
kisaran antara 3 sampai 4 m. Semakin
sempit lajur yang digunakan akan 4. Jalur Sepeda
menurunkan kecepatan bus kecuali bila Jalur sepeda adalah jalur yang
dilengkapi dengan roda pengarah (Guided dikhususkan untuk pengguna sepeda dan
bus way). Lajur khusus bus perlu diperlebar terpisah dari kendaraan lain yang dibatasi
lagi kalau digunakan bersama dengan lalu oleh marka. Jalur sepeda memiliki dimensi

Pengembangan Sistem Transportasi Hijau Kampus Universitas Negeri Semarang Sebagai Pendukung... – Teguh Prihanto 177
yang berbeda, misalnya pada jalur antara FMIPA – PKMU memiliki lebar jalur 190
KOPMA/FMIPA – simpang tiga barat cm. Sepanjang jalur barat KOPMA – PKMU
FMIPA memiliki lebar jalur 117 cm, jalur ini, marka digunakan sebagai pemisah
antara Simpang tiga barat FMIPA – antara jalur sepeda dengan jalur bus,
bundaran selatan FMIPAmemiliki lebar jalur dimana marka tersebut memiliki tebal 10
197 cm, dan jalur antara Bundaran selatan cm.

Gambar 10. Kondisi Jalur Sepeda Kawasan Kampus Barat

Tata sirkulasi kendaraa ramah Prossedure (SOP) Konservasi 2013


lingkungan dan sepeda di Kampus dengan penetapan jalur sesuai Gambar 11
mengacu pada Standard Operating berikut:

Gambar 11. Jalur sepeda kampus Unnes Sekaran

5. Parkir pergerakan kendaraan bermotor di jalur


Dalam mendukung terciptanya kondisi utama kampus yang diprioritaskan untuk
tertib, rapi dan ramah lingkungan maka kendaraan ramah lingkungan atau pejalan
disediakan titik-titik parkir yang dapat kaki. Ada 7 titik parkir yang disediakan
menampung sejumlah kendaraan bermotor. untuk memenuhi kebutuhan pengguna,
Akses titik parkir melalui jalan umum dan yaitu: Gerbang barat sisi utara, PKMU,
cenderung menghindari jalur utama GSG, Masjid Ulil Albab, FIP, FIS dan
kampus. Upaya ini untuk meminimalisir selatan lapangan FIK.

178 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 16 – Juli 2014, hal: 169 – 182
Gambar 11. Titik Parkir Kawasan Kampus Unnes Sekaran

Identifikasi proyek pengembangan surrounding atau mengelilingi kawasan kampus,

infrastruktur transportasi internal Kampusn baik kawasan barat maupun timur. Jalan ini juga
menjadi akses kendaraan bermotor menuju ke
Pada Tahun 2014 ini adalah tahun
implementasi proyek-proyek Unnes yang kantong-kantong parkir yang telah
disediakan/dikembangkan di beberapa titik.
didanai oleh Islamic Development Bank (IDB).
Akses ini khusus pada jalan dengan lebar 4 m.
Beberapa proyek terkait dengan penyediaan
Dengan model surrounding, maka diharapkan
infrastruktur transportasi internal adalah
akan meminimalisir pergerakan kendaraan di
penyediaan akses jalan bagi sepeda dan
jogging track. Jalan ini dibuat dengan sistem area tengah, khususnya kendaraan bermotor.

Gambar 12. Jaringan Jalan Kampus Untuk Sepeda Dan Jogging Track

Pengembangan Sistem Transportasi Hijau Kampus Universitas Negeri Semarang Sebagai Pendukung... – Teguh Prihanto 179
Tingkat Polutan di Titik-Titik Terpilih CO Pengaruh bagi
Hb (%)
Titik-titik pencemaran dipilih berdasarkan (ppm) manusia
penglihatan
tingkat kepadatan dan frekuensi pergerakan
100 15 Sakit kepala, pusing,
kendaraan bermotor yang mengindikasikan kelelahan
peningkatan kadar polusi. Saat ini kepadatan 250 32 Kehilangan
lebih didominasi oleh penggunaan sepeda kesadaran
750 60 Kematian setelah
motor, terutama yang melintas pada Jalur: Gg
beberapa waktu
Cempakasari menuju ke Fakultas Teknik dan 1000 66 Kematian mendadak
Fakultas Ilmu Keolahragaan. Parameter polutan (Stainley E. Manahan, 1979)
menggunakan gas CO yang keluar dari sepeda
Dampak yang di timbulkan adalah
motor. Berdasarkan survey lapangan Tinov N.
disajikan pada Tabel 5 berikut ini:
(2014), pencemaran udara diambil dari hasil
Tabel 5. Dampak Co Pada Manusia Menurut Stainley
pengukuran maksimal yang dibagi menjadi 3 E. Manahan
kadar
waktu puncak : (1) Pagi (Masuk Kuliah – 09.00); Lokasi Waktu CO Dampak
(ppm)
(2) Siang (11.00 - 13.00) dan (3) Sore (15.00 –
PAGI 4 Penurunan daya
Depan Bank
Berakhir Kuliah) disajikan pada Tabel 2 sebagai BNI Capem SIANG 4
tahan tubuh dan
pandangan
berikut:. UNNES
SORE 4 penglihatan

PAGI 4 Penurunan daya


Tabel 2. Kadar Co Maksimal dalam pengukuran per 5 Depan Parkir tahan tubuh dan
SIANG 4
menit FT UNNES pandangan
SORE 4 penglihatan
kadar CO (ppm)
Lokasi
PAGI SIANG SORE PAGI 35
Sakit Kepala,
Depan Parkir
SIANG 12 Pusing, dan
Depan Bank BNI Capem GSG UNNES
4 4 4 Kelelahan
UNNES SORE 22
Depan Parkir FT UNNES 4 4 4
PAGI 3 Penurunan daya
Depan Parkir GSG UNNES 35 12 22 Halte FIK I
tahan tubuh dan
(Depan
SIANG - pandangan
Halte FIK I (Depan Dekanat Dekanat FIK)
3 - - penglihatan
FIK) SORE -
Jalan Cempaka Sari 103 85 52 Kehilangan
PAGI 103
kesadaran
Jalan
SIANG 85 Sakit Kepala,
Parameter untuk dampak kesehatan yang Cempaka Sari
Pusing, dan
SORE 52 Kelelahan
terjadi berdasarkan hasil pengukuran kadar CO
mengacu pada buku dengan judul :
KESIMPULAN
‘Enviromental chemistry fourth edition ‘ karya
Kesimpulan
Stainley E. Manahan ditunjukkan pada tabel 4
Berdasarkan identifikasi kondisi di
berikut
lapangan, sistem transportasi internal Kampus
Tabel 2. Efek Paparan Terus-Menerus Untuk
Berbagai Tingkat Karbon Monoksida Unnes di Sekaran sebagian telah
CO Pengaruh bagi terimplementasi dalam bentuk elemen-elemen
Hb (%)
(ppm) manusia
fisik, yaitu infrastruktur transportasi internal
10 2 Penurunan daya
tahan tubuh dan Kampus Unnes, sarana transportasi dan sistem
pandangan pengaturannya. Infrastruktur yang tersedia

180 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 16 – Juli 2014, hal: 169 – 182
adalah jaringan jalan, pedestrian dan parkir DAFTAR PUSTAKA
kendaraan bermotor serta shelter sepeda Badan Pengembangan Konservasi. 2012.
Desain Green Corridor Kampus Unnes
dengan kondisi yang masih belum optimal
Kawasan Timur Mendukung Kenyamanan
memenuhi kebutuhan pengguna. Demikian juga Pejalan Kaki dan Pengguna Sepeda.
Laporan Kegiatan Divisi Green
layanan Sarana bus kampus dan sepeda
Architecture and Internal Transportation
kampus yang belum optimal karena terkendala System Bidang Internal Transportation
System.
jumlah yang masih kurang dalam mendukung
pergerakan dan kenyamanan civitas akademika Departemen Perhubungan. 1996, Pedoman
Teknis Perekayasaan Tempat
sebagai pengguna. Kawasan kampus barat
Pemberhentian Angkutan Umum. Jakarta.
memiliki tingkat kenyamanan lebih baik
Hairulsyah. 2006. Kajian Tentang Transportasi
dibanding dengan kawasan kampus timur. Hal
Di Kota Medan Dan Permasalahannya
ini lebih didukung oleh lengkapnya jaringan (Menuju Sistem Transportasi Yang
Berkelanjutan). Jurnal Perencanaan &
infrastruktur dan banyaknya vegetasi yang
Pengembangan Wilayah Wahana Hijau
hampir sepenuhnya meneduhi pedestrian. Vol. 1 No. 3 April 2006
Kenyamanan juga dipengaruhi oleh tingkat
Khisty C Jotin. Dan B. Kent Lall. 2006. Dasar-
polutan di dalam kawasan kampus yang pada dasar Rekayasa Transportasi. Jakarta :
Erlangga.
tingkat tertentu masih dapat ditolelir. Namun
justru polutan dengan dampak kritis terjadi pada Lampiran No. 10 Keputusan Direktur Jenderal
Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999
akses menuju kampus yaitu Gg Cempakasari.
Tanggal 20 Desember 1999, Pedoman
Teknik Direktorat Jendral Bina Marga.
Jakarta : PT. Mediatama Saptakarya.
Saran
Guna mendorong optimalisasi daya Neufert,Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2.
Jakarta : Erlangga.
dukung infrastruktur dan sarana transportasi
RSNI T – 14 – 2004. Geometri Jalan Perkotaan
internal perlu kajian yang memberikan output . Departemen Pekerjaan Umum.
rekomendasi pembenahan desain infrastruktur
Sani, Zulfiar. 2010, Transportasi (Suatu
yang memenuhi standar keamanan dan Pengantar). Jakarta : Universitas
Indonesia (UI-Press).
kenyamanan pengguna. Sarana transportasi
juga perlu dikembangkan baik kuantitas maupun Surani, R., 2002. Pencemaran dan Toksi-kologi
Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta.,
kualitas guna memberikan kenyamanan
Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada
pergerakan dan daya dukung kinerja civitas University Press, Jakarta.
akademika. Badan Pengembangan Konservasi
Tinov, N. 2014. Informasi Digital Kemudahan
telah mempublikasi SOP dan produk buku Transportasi Menuju Jurusan Teknik Sipil
Universitas Negeri Semarang Dengan
panduan yang dapat diintegrasikan dengan unit
Menggunakan Sistem Informasi Geografis
perencanaan dan unit teknis (rumah tangga) (SIG). Skripsi. Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang.
untuk mengimplementasikan konsep yang telah
disusun secara bertahap yang dimulai dari
Kawasan Kampus Barat

Pengembangan Sistem Transportasi Hijau Kampus Universitas Negeri Semarang Sebagai Pendukung... – Teguh Prihanto 181
182 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 16 – Juli 2014, hal: 169 – 182

You might also like