This document summarizes the analysis of DNA sequencing results using BioEdit and BLAST. It discusses how BioEdit was used to align and translate two DNA sequences from GenBank. The aligned sequences showed variations between the sequences. BLAST analysis identified one sequence as likely being from Arabidopsis thaliana in the KCS18 gene. High homology is indicated by high bit scores over 150 and low E values under 10-4. Query coverage of 100% for Brassica oleracea indicates a very high level of genetic similarity.
This document summarizes the analysis of DNA sequencing results using BioEdit and BLAST. It discusses how BioEdit was used to align and translate two DNA sequences from GenBank. The aligned sequences showed variations between the sequences. BLAST analysis identified one sequence as likely being from Arabidopsis thaliana in the KCS18 gene. High homology is indicated by high bit scores over 150 and low E values under 10-4. Query coverage of 100% for Brassica oleracea indicates a very high level of genetic similarity.
This document summarizes the analysis of DNA sequencing results using BioEdit and BLAST. It discusses how BioEdit was used to align and translate two DNA sequences from GenBank. The aligned sequences showed variations between the sequences. BLAST analysis identified one sequence as likely being from Arabidopsis thaliana in the KCS18 gene. High homology is indicated by high bit scores over 150 and low E values under 10-4. Query coverage of 100% for Brassica oleracea indicates a very high level of genetic similarity.
Sekuens Hasil Alignment Bioedit yang akan Dianalisis Menggunakan BLAST
Hasil Data Analisis Sekuensing dengan Menggunakan BLAST Bioedit adalah software yang digunakan untuk mengkonversi pick PNA hasil sekuens dalam terjemahan urutan basa nukleotida serta analisis kesejajaran multiple alignment Clustal W (Hall, 2013). Bioedit biasa digunakan dalam penelitian untuk melakukan sekuensing DNA. Sekuensing DNA atau pengurutan DNA adalah proses atau teknik penentuan urutan basa nukleotida pada suatu molekul DNA. Urutan tersebut dikenal sebagai sekuens DNA, yang merupakan informasi paling mendasar suatu gen atau genom karena mengandung instruksi yang dibutuhkan untuk pembentukan tubuh makhluk hidup (Rogers, 2011). Sekuensing DNA dapat dimanfaatkan untuk menentukan identitas maupun fungsi gen atau fragmen DNA lainnya dengan cara membandingkan sekuens-nya dengan sekuens DNA lain yang sudah diketahui (Glick et al., 2010). Analisis data hasil sekuensing yang dilakukan saat praktikum menggunakan dua buah sekuen yang diambil di GenBank. Kedua sekuen dimasukkan ke aplikasi bioedit dan direverse complement. Hasil reverse complement akan menunjukkan banyak bagian yang kosong, bagian tersebut merupakan variasi antar sekuen. Kedua sekuen kemudian dialignment, deretan sekuen atas yang tidak direverse kemudian yang nantinya akan di BLAST (Nejad et al., 2013). Hasil sekuensing umumnya berupa kromatogram. Kromatogram yang baik ditunjukkan dengan grafik dengan puncak (peak) yang berwarna warni dan tinggi serta terpisah satu sama lain. Menurut Febriana et al. (2015) peak yang tinggi menunjukkan nilai kepercayaan yang tinggi pula. Jadi semakin tinggi peak trace maka makin dapat dipercaya jenis nukleotida yang ditunjukkannya. Peak yang lemah, rendah dan saling bertumpuk menandakan kurang baiknya hasil analisis sekuensing DNA. Namun peak yang saling tumpang tindih juga menunjukkan adanya varian nukleotida. Hasil sekuensing ini nantinya akan disimpan dalam bentuk file FASTA, sehingga hanya akan terdapat basa nukleotidanya saja, seperti apa yang didapat pada hasil praktikum. Hasil sekuens melalui program bioedit adalah masih terdapatnya bagian yang kosong, hal ini kemungkinan karena sekuens tersebut berasal dari spesies, famili atau genus yang berbeda. Langkah selanjutnya saat dilakukan BLAST menunjukkan bahwa berdasarkan nilai tertinggi yang didapat kemungkinan spesies tersebut adalah Arabidopsis thaliana yang termasuk gen KCS18. Hasil analisis dengan program BLASTX dinyatakan dengan besarnya nilai scorebits dan E value. Nilai E value dan scorebits menunjukkan tingkat homologi gen yang dianalisis dengan protein yang bersesuaian pada database. Homologi yang tinggi ditunjukkan dengan nilai score bits yang semakin besar (>150) dan E value yang kecil (<10-4). Nilai score bits ditunjukkan oleh warna hasil analisis BLASTX yaitu warna hitam, biru, hijau, merah muda dan merah. Warna hitam menunjukkan nilai score bits kurang dari 40, warna biru menunjukkan nilai score bits antara 40 sampai dengan 50, warna hijau menunjukkan nilai score bits 50 sampai dengan 80, warna merah muda menunjukkan nilai score bits 80 sampai dengan 200, dan warna merah menunjukkan nilai score bits lebih besar sama dengan 200. Semakin besar nilai score bits maka semakin tinggi tingkat homologi gen yang diperoleh dengan protein lain yang bersesuaian pada database. Query coverage menunjukkan berapa persen sekuens yang sejajar. Pada hasil dari situs BLAST yang telah dilakukan, query coverage menunjukkan angka 100% untuk spesies Brassica oleracea. Hal ini berarti spesies yang kita analisis memiliki tingkat kemiripan gen yang sangat tinggi dengan Brassica oleracea. DAFTAR REFERENSI
Febriana A, A Farajallah, D Perwitasari. 2015. Kejadian Indel Simultan pada Intron 7
Gen Branched-Chain -Ketoacid Dehydrogenase E1a (BCKDHA) pada Sapi Madura (Simultaneous Indel of Intron 7 of Branched-Chain -Ketoacid Dehydrogenase E1a (BCKDHA) Gene in Madura Cattle). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 20 (2): 97-102. Glick BR, Pasternak JJ, and Patten CL. 2010. Molecular Biotechnology: Principles and Applications of Recombinant DNA. Washington DC: ASM Press. Nejad AM, Narimani Z, Hosseinkhan N. 2013. Next Generation Sequencing and Sequence Assembly. New York: Springer. Rogers K. 2011. New Thinking about Genetics, New York: Britannica Educational Publishing.