You are on page 1of 12

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

ISSN 2302-0253
pp. 85- 96

12 Pages

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PEKERJAAN ULANG


(REWORK) PADA PEMBANGUNAN GEDUNG DI DINAS
BINA MARGA DAN CIPTA KARYA UNSYIAH
Rahmatul Irfan1, Budi Aulia2, Mubarak2
1)

Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2)
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Abstract : The operation of a building construction project should be carried out through a
specific management system. Construction project must also have a definite schedule and
implementation plan. The general impact that would occur if the construction is not
accordance with the schedule and plan is that the delay in project realization and increased
the cost of the implementation. One of the factors causing such delay is due to the reworking
activities on one or more items of the construction process. The purpose of this study is to
determine the factors that cause rework on the building construction projects in the
Department of Highways and Settlements in Aceh Province. This research , that involved 55
respondents, used questionnaire as the instrument in collecting the data. The respondents are
consisting of 16 project owners, 23 contractors and 16 consultants. The instrument of this
research is a questionnaire that asked to 55 respondents, consisting of 16 project owners, 23
contractors and 16 consultants supervisor. This study was conducted to see the main factor of
the rework on construction projects. The results showed that factors caused the rework are
first, the unclear detail and the changed design were not clear and was a major cause of the
rework in the factors of design and documentation. Second, lack of control of the project
owner was one of the major causes of rework of managerial factors. Last, materials arrived
late and the lack of work experience was the cause of rework of resource factors. It is
recommended to the Highways Agency and Human Settlements in Aceh province to tighten
control over the project consultants and contractors to pay attention to the managerial
problem and procurement of materials in accordance with schedule and work volume.
Keywords: reconstruction, rework, building, Aceh Province

Abstrak : Penyelenggaraan proyek konstruksi suatu bangunan dilaksanakan melalui sistem manajemen
proyek tertentu. Proyek konstruksi mempunyai jadwal dan rencana pelaksanaan yang telah ditentukan.
Dampak umum yang akan terjadi apabila tidak sesuai dengan jadwal dan rencana pelaksanaan yakni
keterlambatan waktu pelaksanaan proyek serta meningkatnya biaya pelaksanaan. Salah satu faktor
penyebab keterlambatan tersebut adalah karena adanya aktivitas pekerjaan ulang (rework) pada satu
atau beberapa item pekerjaan konstruksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
yang menjadi penyebab rework pada proyek konstruksi gedung di Dinas Bina Marga dan Cipta Karya
Provinsi Aceh. Penelitian ini menggunakan instrumen kuisioner yang melibatkan 55 orang responden,
terdiri dari 16 orang Pemilik Proyek, 23 orang Kontraktor dan 16 orang Konsultan Pengawas.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor utama rework pada proyek-proyek pembangunan. Hasil
penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor penyebab rework diketahui item detail tidak jelas dan
perubahan desain merupakan penyebab utama munculnya rework dalam faktor desain dan dokumentasi.
Kurangnya kontrol Pemilik Proyek merupakan salah satu penyebab utama rework dari faktor
manajerial. Material datang terlambat dan kurangnya pengalaman kerja merupakan penyebab rework
dari faktor sumber daya. Disarankan kepada Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Aceh untuk
memperketat kontrol terhadap Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pelaksana proyek agar
memperhatikan masalah manajerial serta pengadaan bahan material sesuai dengan schedule dan
volume pekerjaan.
Kata kunci : Pekerjaan ulang, rework, bangunan gedung, Provinsi Aceh

Volume 1, No. 1, Agustus 2012

- 85

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Konstruksi secara umum diterjemahkan

karena adanya aktifitas rework (pekerjaan

sebagai bentuk pembuatan infrastruktur,

ulang) pada satu atau beberapa item

contohnya jalan, jembatan, irigasi, gedung

pekerjaan konstruksi. Rework tidak dapat

dan

pelaksanaan

dihindari dari dunia konstruksi. Sangat

pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur.

jarang, atau bahkan mustahil, untuk tidak

Dalam pelaksanaannya proyek konstruksi

menemui rework pada pelaksanaan suatu

membutuhkan suatu manajemen untuk

proyek

mengolah dari bahan baku sebagai input

memberikan dampak buruk pada performa

kegiatan menjadi suatu konstruksi. Secara

dan produktifitas, baik Konsultan maupun

umum

Kontraktor. Selain itu, rework merupakan

lain-lain,

sumber

serta

daya

adalah

suatu

konstruksi.

salah

dapat dimanfaatkan oleh kegiatan manusia

pembengkakan biaya dan keterlambatan

untuk kegiatan sosial ekonomi. Secara

proyek.

daya

proyek

konstruksi

kontributor

utama

dapat

kemampuan dan kapasitas potensi yang

spesifik dapat dinyatakan bahwa sumber

satu

Rework

pada

Selain biaya langsung, rework juga

merupakan

membawa dampak tidak langsung. Biaya-

kemampuan dan kapasitas potensi yang

biaya administrasi (seperti overhead dan

dapat

kegiatan

paperwork) dan menurunnya produktivitas,

konstruksi. Sumber daya proyek konstruksi

motivasi dan moral pekerja dan personel

terdiri dari beberapa jenis diantaranya

adalah sedikit contoh dari dampak tidak

biaya, waktu, sumber daya manusia,

langsung ini. Lebih lanjut, biaya tidak

material,

yang

langsung ini biasanya jauh lebih besar

digunakan dalam pelaksanaan proyek.

daripada biaya langsung, dan diperkirakan bisa

Dimana

mengoperasionalkan

mencapai tiga sampai lima kali lebih besar.

sumber daya tersebut perlu dilakukan

Tujuan dari studi ini adalah untuk melakukan

dalam suatu sistem manajemen yang baik,

kajian

supaya tidak terlambat pelaksanaan proyek.

(pekerjaan ulang) pada pembangunan gedung

Keterlambatan pelaksanaan proyek

di Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi

akan menimbulkan akibat yang merugikan

Aceh. Batasan penelitian hanya membahas

bagi Pemilik maupun Kontraktor, karena

faktor-faktor penyebab rework yang terjadi

dampak keterlambatan adalah konflik dan

dibawah proyek pada Dinas Bina Marga dan

perdebatan tentang apa dan siapa yang

Cipta Karya Provinsi Aceh.

dimanfaatkan

dan

dalam

untuk

juga

peralatan

faktor-faktor

penyebab

rework

menjadi penyebab, juga tuntutan waktu


dan biaya tambah. Salah satu faktor
penyebab keterlambatan tersebut adalah

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada proses
Volume 1, No.1, Agustus 2012

- 86

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
pembangunan gedung yang ditangani oleh

wawancara

langsung

Dinas Bina Marga dan Cipta Karya

responden

dan

Provinsi

untuk

pembangunan gedung yang ditangani oleh

menyelesaikan penelitian ini adalah satu

Dinas Bina Marga dan Cipta Karya

bulan terhitung mulai 1 April s/d 30 Juni

Provinsi Aceh.

Aceh.

Waktu

kepada

observasi

para
pada

2010.
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini sampel diperoleh

Bahan dan Alat Penelitian


Alat yang digunakan dalam penelitian

dari perusahaan konstruksi yang bekerja

ini adalah kamera foto. Bahan yang

dan menyelesaikan proyek konstruksi di

dipergunakan dalam penelitian ini adalah

Dinas Bina Marga dan Cipta Karya

peta administrasi, 80 kuisioner yang

Provinsi Aceh pada Tahun 2005 s/d 2009.

diajukan kepada 80 orang responden.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara


kuisioner yang langsung berhubungan
dengan responden tanpa melalui perantara

Metode Penelitian
Metode

yang

digunakan

dalam

atau pihak lain. Nama-nama kontraktor dan

penulisan penelitian ini adalah deskriptif

jenis proyek diperoleh melalui daftar

kuantitatif. Penelitian deskriptif dilakukan

rekanan yang menangani proyek pada

secara kuantitatif agar dapat dilakukan

Dinas Bina Marga dan Cipta Karya

analisis dengan menggunakan program

Provinsi Aceh.

SPSS (Statistic Product and Service


Solution) Version 16.0. for windows.

Data primer
Data

diperoleh

langsung

melalui wawancara langsung. Data primer

Proses Penelitian
Proses

primer

penelitian

dari

adalah data yang diperoleh dari responden

perencanaan tugas, studi pustaka mengenai

melalui penyebaran kuisioner yang terdiri

faktor-faktor yang menyebabkan rework

dari beberapa pertanyaan untuk diisi

dan

melalui bimbingan langsung mengenai

perumusan

diawali

masalah.

lapangan/observasi

tempat

Studi
dengan

petunjuk

pengisiannya.

Penyebaran

mewawancarai Pemilik Proyek, Kontraktor

kuisioner dilakukan sebanyak 80 kuisioner

Pelaksana

Pengawas

dengan komposisi 20 kuisioner untuk

sebagai pelaksanaan konstruksi. Tahap

Pemilik Proyek; Konsultan Pengawas 30

kedua dimulai dari analisa data laporan.

kuisioner

Langkah selanjutnya pembahasan dan

sebanyak 30 kuisioner. Kuisioner yang

penyerahan tesis. Penulis menggunakan

terisi dan yang kembali kepada penulis

kuisioner

sebanyak 55 responden meliputi Pemilik

87 -

dan

Konsultan

dengan

cara

melakukan

Volume 1, No. 1, Agustus 2012

dan

Kontraktor

Pelaksana

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Proyek sebanyak 16 kuisioner; Konsultan
Pengawas

sebanyak

Kontraktor

Pelaksana

16

kuisioner;

sebanyak

kuisioner.

Tidak

seluruh

data

responden

yang

berpangkat

23

Pengolahan Data Penelitian


Setelah seluruh data yang diperoleh
melalui

kuisioner

kemudian

dari

diadakan tahapan berikutnya, yaitu analisis

sebagai

data. Analisis studi ini menggunakan metode

Kontraktor, Pelaksana, Pemilik Proyek,

kuantitatif,

maupun

menggunakan

konsultan

terkumpul,

proyek

yang

dioperasikan

program

SPSS

dengan
(Statistic

menegembalikan formulir kuisioner yang

Product and Service Solution) Version 16.0.

telah diajukan karena mereka tidak punya

for windows.

cukup waktu untuk berpartisipasi dalam


penelitian ini karena kesibukan yang ada.

KAJIAN PUSTAKA

Proyek Konstruksi Bangunan Gedung


Suatu proyek konstruksi

Data sekunder

terdapat

Data Sekunder berupa data mengenai

berbagai kegiatan yang dilakukan oleh

jumlah Pemilik Proyek, Kontraktor dan

orang-orang yang terlibat di dalam proyek

Konsultan dengan berbagai kualifikasi

itu sendiri. Menurut Soeharto (1995),

tingkat yang terdapat di Pemerintah Aceh

kegiatan proyek dapat diartikan sebagai

dan

Jasa

suatu kegiatan sementara yang berlangsung

Konstruksi dan Inkindo. Pengumpulan data

dalam jangka waktu terbatas, alokasi

yang berkaitan dengan proyek dilakukan

sumber dana tertentu dan dimaksudkan

dengan ketentuan umum, kebijaksanaan

untuk melaksanakan tugas yang sasarannya

dan keputusan, hasil-hasil survey, hasil

telah digariskan dengan tegas. Banyak

studi kelayakan, dokumen perencanaan

kegiatan dan pihak-pihak yang terlibat di

lengkap dengan persyaratan teknis yang

dalam

diperlukan.

menimbulkan banyak permasalahan yang

diperoleh

dari

Asosiasi

pelaksanaan

proyek

konstruksi

bersifat kompleks. Kompleksitas proyek


tergantung tiga macam hubungan yaitu 1)

Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data semestinya

jumlah macam kegiatan di dalam proyek,

representatif dan sejalan dengan tujuan

2) macam dan jumlah hubungan antar

penelitian.

hal

kelompok (organisasi) di dalam proyek itu

tersebut maka teknik pengumpulan data

sendiri, 3) macam dan jumlah hubungan

yang dilakukan untuk penelitian ini adalah

antar kegiatan (organisasi) di dalam proyek

kuisioner,

dengan pihak luar. Kompleksitas ini

Demi

merealisasikan

wawancara,

dokumentasi.

observasi

dan

tergantung pada besar kecilnya ukuran


suatu proyek. Proyek kecil dapat saja
bersifat lebih kompleks dari pada proyek
Volume 1, No.1, Agustus 2012

- 88

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
dengan

ukuran

yang

lebih

besar.

Kompleksitas memerlukan pengaturan dan


pengendalian

yang

sedemikian

akhir pelaksanaan yang berupa hasil


pembangunan.

rupa

sehingga tidak terjadi benturan-benturan

Perencanaan (Planning)

dalam pelaksanaan proyek dan perlu juga

Perencanaan salah satu fungsi penting

adanya manajemen proyek yang handal

dalam

manajemen

dan tangguh untuk menopang pelaksanaan

memilih dan menentukan langkah-langkah

proyek.

kegiatan yang akan datang dan diperlukan


untuk

mencapai

konstruksi,

tujuan

dan

yaitu

sasaran.

Tindakan yang pertama dilakukan adalah

Manajerial
Menurut Basri (2004), manajerial

pengumpulan data yang berkaitan dengan

adalah proses perencanaan, pengarahan,

proyek yang akan dilaksanakan, antara lain

pengorganisasian,

ketentuan

terhadap

dan

pengawasan

usaha-usaha

para

umum,

kebijaksanaan

dan

anggota

keputusan, hasil-hasil survey, hasil studi

organisasi dan penggunaan sumber daya

kelayakan, dokumen perencanaan lengkap

organisasi lainnya, agar mencapai tujuan

dengan persyaratan teknis yang diperlukan.

organisasi yang telah ditetapkan. Menurut

Tahap

Muhammad (2007) manajerial merupakan

pelaksanaan fisik proyek telah berjalan,

suatu proses yang khas, yang terdiri dari

data dan informasi ini kemudian dianalisis

tindakan

dan

perencanaan

pengorganisasian

(planning),
(organizing),

selanjutnya

dibandingkan

analisis

dan

dilakukan

apabila

dengan

data-data

perencanaan dasar. Kegiatan ini meliputi

penggerakan atau pelaksanaan (actuating),


pengawasan

adalah

dan

membandingkan

hasil

(controlling),

yang

pelaksanaan fisik di lapangan terhadap

menentukan

serta

perencanaan dasar, kemudian dilakukan

untuk

mencapai sasaran yang telah ditetapkan

pembetulan

melalui sumber daya manusia dan sumber

pekerjaan selalu terkontrol menuju sasaran

daya

yang

lain.

Keberhasilan

dalam

pengendalian proyek antara lain ditentukan


oleh

ketersediaan

puncak

(top

pihak

management)

proyek.

perencanaan

perencanaan

agar

untuk

pengendalian (Soeharto, 1995).

untuk

pengendalian

dalam

Pengorganisasian (Organizing)
Menurut

Basri

(2004),

pengorganisasian

adalah

penentuan,

proyek

pengelompokkan dan pengaturan berbagai

memiliki ruang lingkup yang cukup luas,

kegiatan dalam rangka pencapaian suatu

karena mencakup tahap kegiatan sejak

tujuan, meliputi penugasan kepada orang-

awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan

orang dalam kegiatan serta menunjukkan

89 -

Manajerial

dan

disebut

diperlukan

manajemen

mengerahkan orang dan sumber daya lain


dalam

yang

Volume 1, No. 1, Agustus 2012

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
hubungan kewenangan yang dilimpahkan

dalam arah kebijaksanaan yang telah

kepada setiap orang yang ditugaskan untuk

ditetapkan. Dalam rangka pelaksanaan

melaksanakan tugas tersebut, dituangkan

pada prinsipnya setiap operasi pekerjaan

dalam bentuk struktur formal.

selalu diawali dengan membuat rencana,

Pengelompokkan

dan

pengaturan

kemudian

selama

berlangsungnya

sebagai kegiatan untuk pencapaian suatu

pelaksanaan harus diperhatikan upaya

tujuan dapat dilakukan dengan cara:

mengukur hasil-hasil yang dicapai untuk

1.

dibandingkan terhadap rencana semula.

Pemberi tugas (Owner)


Orang

atau

badan

yang

memberikan atau menyuruh untuk


mengerjakan

yang

Menurut Basri (2004) pengawasan

bangunan.

adalah suatu proses penilaian selama

berupa

pelaksanaan kegiatan dengan tujuan agar

perseorangan, badan, atau instansi

hasil pekerjaan sesuai dengan rencana,

atau lembaga pemerintahan ataupun

dengan mengusahakan agar semua anggota

swasta.

kelompok

melaksanakan

Perencana (Designer)

berpedoman

pada

membayar
Pemberi

2.

bangunan dan
pekerjaan

tugas

dapat

Orang atau badan yang membuat


perencanaan
pekerjaan

3.

Pengawasan (Controlling)

lengkap
bangunan.

dari

mengadakan

kegiatan

perencanaan,

tindakan

serta

korektif

dan

suatu

perbaikan atau penyesuaian apabila terjadi

Perencanaan

penyimpangan. Unsur pengawasan ini

dapat berupa perseorangan atau badan

sangat

hukum yang bergerak dalam bidang

pengendalian,

karena

perencanaan pekerjaan bangunan.

pengendalian

selalu

Kontraktor (Contractor)

pengawasan, merupakan umpan balik yang

Orang atau badan hukum yang


menerima

dan

menyelenggarakan

pekerjaan bangunan menurut biaya


yang

tersedia

dan

erat

diperlukan

hubungannya

untuk

dengan
sebenarnya

memerlukan

menjaga

proses

pelaksanaan tetap pada jalur benar menuju


sasaran yang hendak dicapai.

melaksanakan

sesuai dengan peraturan dan syarat-

Faktor-Faktor

syarat serta gambar-gambar rencana

Rework

yang telah ditetapkan.

yang

Menyebabkan

Andi dkk (2005) menyatakan bahwa


faktor-faktor

yang menyebabkan rework

Pelaksanaan (Actuating)

dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu

Menurut Basri

faktor desain dan dokumentasinya, faktor

(2004), kegiatan-

kegiatan pelaksanaan harus menuju kepada

manajerial,

dan

faktor

sumber

arah tujuan yang hendak dicapai dan tetap

(resources). Faktor yang terkait dengan desain


Volume 1, No.1, Agustus 2012

daya

- 90

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
dan dokumentasinya biasanya lebih langsung

Analisis Statistik Deskriptif

berhubungan dengan proses desain yang

Pengolahan data dilakukan dengan

melibatkan desainer (Konsultan) dan pemilik

metode mean rank yang menunjukkan nilai

proyek. Andi dkk, (2005) mengidentifikasikan

tingkat

enam faktor yang berkaitan dengan desain dan

variabel berikut ini.

rata-rata

dari

masing-masing

dokumentasinya. Kelompok kedua berkaitan


dengan faktor-faktor manajerial dan terdiri dari
tujuh faktor. Faktor-faktor ini bisa disebabkan
oleh semua pihak di konstruksi, baik itu
pemilik, desainer (Konsultan Perencana),
Konsultan

Pengawas

dan

Kontraktor.

Kelompok terakhir, faktor sumber daya,


berhubungan dengan pekerja dan peralatan
proyek, sehingga kontraktor lebih banyak
terkait dengan faktor-faktor tersebut. Faktor
sumber daya ini biasanya muncul pada fase
konstruksi dan terjadi mengakibatkan adanya
kesalahan pengerjaan di lapangan (Andi,
2005).

Faktor Desain dan Dokumentasi


Faktor desain dan dokumentasi terdiri
dari enam faktor rework, yaitu kesalahan
desain, buruknya koordinasi dokumen,
perubahan
kurangnya

desain,

detail

pemahaman

(Constructability)

tidak

jelas,

konstruksi

dan

kurangnya

pengetahuan bahan. Hasil analisa faktor


penyebab rework tersebut diketahui faktor
desain dan dokumentasi, secara detail tidak
jelas penyebab utama munculnya rework
bagi Konsultan Pengawas dan Kontraktor,
sementara
menempatkannya

Pemilik
pada

Proyek
posisi

ketiga.

Penyebab rework yang kedua untuk faktor

HASIL PEMBAHASAN

desain dan dokumentasi adalah perubahan

Latar Belakang Responden


Analisis pengolahan data dilakukan

desain. Untuk perubahan desain Pemilik

untuk memberikan gambaran dari hasil

Proyek

respon yang dijawab oleh responden

kedua dan Kontraktor Pelaksana pada

terhadap

posisi

butir-butir

pertanyaan

pada

menempatkannya

ketiga,

sementara

pada

posisi

Konsultan

kuisioner. Data yang didapatkan kemudian

Pengawas menempatkannya pada posisi

disajikan dalam bentuk grafik. Responden

kedua seperti pada Gambar 1.

yang

diminta

partisipasinya

dalam

pengisian kuisioner penelitian ini terdiri


dari

kontraktor,

pemilik

konsultan pengawas yang

proyek

dan

telah bekerja

pada proyek konstruksi selama 5 tahun,


atau dari tahun 2005 sampai dengan tahun
2009 di bawah Dinas Bina Marga dan
Cipta Karya Provinsi Aceh.
91 -

Volume 1, No. 1, Agustus 2012

Gambar 1. Hasil Perankingan Faktor


Desain dan Dokumentasi

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Dimana :

E = Buruknya Alur Informasi

A = Kesalahan Desain

F = Pertimbangan yang Salah di

B = Buruknya Koordinasi Dokumen


C = Perubahan Desain

Lapangan
G = Kurangnya Antisipasi Keadaan Alam

D = Detail Tidak Jelas


E = Kurangnya Constructability
F = Kurangnya Pengetahuan Bahan

Faktor Sumber Daya


Selanjutnya,

faktor

rework

pada

pembangunan gedung yakni faktor sumber


daya yang meliputi kurangnya pengalaman

Faktor Manajerial
Faktor manajerial yang menyebabkan

kerja,

bekerja

tidak

sesuai

prosedur,

rework pada pembangunan gedung terdiri

kurangnya pengetahuan kerja, jumlah kerja

tujuh faktor, yaitu kurangnya teamwork,

lembur terlalu banyak, material terkirim

kurangnya kontrol, jadwal yang terlalu

tidak sesuai, material datang terlambat,

padat,

lapangan,

material tidak berada pada tempat yang

buruknya alur informasi, pertimbangan

tepat saat dibutuhkan, pengiriman bahan

yang salah di lapangan dan kurangnya

yang terhambat, kurang mencukupinya

antisipasi keadaan alam. Pada faktor

peralatan, peralatan tidak sesuai dengan

manajerial, kurangnya kontrol menjadi

spesifikasi teknis yang disyaratkan dan

penyebab utama rework. Analisis deskriftif

peralatan tidak berada dalam kondisi yang

mean rank ditampilkan pada Gambar 2.

baik. Hasil perankingan selanjutnya dibuat

kurangnya

informasi

dalam bentuk grafik batang seperti pada


Gambar 3.

Gambar 2. Hasil Perankingan Faktor


Manajerial

Dimana :
A = Kurangnya Teamwork
B = Jadwal yang Terlalu Padat

Gambar 3. Hasil perankingan Faktor


Sumber Daya

C = Kurangnya Kontrol

Dimana :

D = Kurangnya Informasi Lapangan

A = Kurangnya Pengalaman Kerja


Volume 1, No.1, Agustus 2012

- 92

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
B = Bekerja tidak Sesuai Prosedur

Faktor Desain dan Dokumentasi

C = Kurangnya Pengetahuan Kerja

Rework Akibat Kesalahan Desain

D = Jumlah Kerja Lembur Terlalu Banyak

Faktor yang terkait dengan desain

E = Material Terkirim tidak Sesuai

dan

F = Material Datang Terlambat

berhubungan dengan proses desain yang

G = Material tidak Berada pada Tempat

melibatkan Konsultan dan Pemilik Proyek.

yang Tepat saat Dibutuhkan

dokumentasinya

Kesalahan

dan

langsung

permintaan

perubahan

H = Pengiriman Bahan yang Terhambat

desain pada proyek pembangunan Dinas

I = Kurang Mencukupinya Peralatan

Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi

J = Peralatan tidak sesuai dengan

Aceh baru diketahui setelah pekerjaan

Spesifikasi Teknis yang Disyaratkan


K = Peralatan tidak Berada dalam Kondisi
yang Baik

konstruksi berjalan, hal tersebut telah


menyebabkan

pihak

membongkar

dan

pekerjaan

yang

dokumentasi

Pembahasan
Rework terjadi pada proyek akibat

Kontraktor

harus

mengerjakan

ulang

sama.

yang

Desain
kurang

dan
jelas

menyebabkan penundaan pada proyek

dari kesalahan dalam perencanaan dan

konstruksi,

sehingga

terjadi

rework

penjadwalan pengadaan bahan konstruksi.

mengakibatkan membengkaknya biaya dan

Pengadaan bahan konstruksi mencakup

waktu konstruksi.

kegiatan perencanaan jumlah dan jenis


bahan

yang

digunakan.

Pembelian,

pengangkutan dan pengiriman, penentuan


rute untuk pengangkutan dan pengiriman,
mengatur

persediaan

Dokumentasi
Buruknya

koordinasi

dokumentasi

serta

pada proyek pembangunan gedung di

penyimpanan bahan konstruksi yang tepat.

Dinas Bina Marga dan Cipta Karya

Sebelum melaksanakan proyek disarankan

Provinsi

untuk mengadakan survey di lokasi proyek

keterlambatan atribut dokumen desain

dan

yang dilakukan oleh konsultan pelaksana.

daerah

perencana
untuk

sekitar

bahan

Rework Akibat Buruknya Koordinasi

proyek,

sehingga

mengetahui keadaan lokasi

selanjutnya

menjadi

Aceh

Keterlambatan

disebabkan

kelengkapan

oleh

dokumen

bahan

gambar telah memperlambat informasi

pertimbangan dalam merencanakan bahan

yang diperlukan oleh kontraktor dalam

material yang akan digunakan pada proyek.

mengerjakan
sehingga

perkerjaan

pemilik

proyek

konstruksi
melakukan

koordinasi dokumen dengan konsultan


perencana untuk menyelesaikan pekerjaan
desainnya.
93 -

Volume 1, No. 1, Agustus 2012

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
proyek

Rework Akibat Perubahan Desain

belum

berjalan

maksimal.

Jika dilakukan perubahan desain akan

Komunikasi dan koordinasi kurang terjadi

ada penambahan biaya konstruksi yang

pada masa awal proyek (fase awal desain)

besar. Pengaruh rework perubahan desain

akan menyebabkan terjadinya perubahan

adalah makin besarnya biaya konstruksi

desain, yang kemudian akan menimbulkan

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

rework.

proyek, untuk mengurangi biaya maka fase


desain harus direncanakan dengan cermat.
Segala informasi yang diperlukan oleh

Faktor Sumber Daya


Rework Akibat Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu

konsultan perencana untuk proses desain


harus tersedia

sehingga

menghasilkan

faktor yang menentukan keberhasilan dari


suatu pelaksanaan proyek. Tenaga kerja

desain yang berkualitas.

yang

Rework Akibat Kurangnya Teamwork


setuju

untuk

menempatkan faktor kurangnya teamwork


sebagai

penyebab

rework.

Kurangnya

kerjasama antara pihak-pihak terkait dalam


proyek

terjadi

sebagai

akibat

sistem

procurement yang dipakai, di mana pada


umumnya yang dipakai di Indonesia
adalah sistem tradisional (desain-tenderbangun). Sistem tradisional ini telah
berulang kali disebutkan sebagai salah satu
penyebab

utama

buruknya

koordinasi

antara Konsultan dan Kontraktor. Rata-rata


responden Pemilik Proyek, Konsultan
Pengawas
memberikan

dan

Kontraktor

nilai

pada

proyek

pembangunan gedung di Dinas Bina

Faktor Manajerial

Responden

diperkerjakan

tinggi

Pelaksana
kurangnya

Marga dan Cipta Karya Provinsi Aceh


adalah tenaga kerja dari pulau Jawa. Untuk
menghindari rework yang diakibatkan oleh
tenaga

kerja,

maka

kontraktor

mendatangkan tenaga kerja dari pulau


Jawa untuk mencapai target pembangunan
yang telah ditentukan. Perencanaan tenaga
kerja

proyek

yang

menyeluruh

dan

terperinci dan harus mengikuti jenis dan


kapan

keperluan

tenaga

dibutuhkan.

Dengan mengetahui dari awal perencanaan


tentang perkiraan jumlah tenaga kerja dan
jadwal kebutuhannya, maka dapat dimulai
kegiatan pengumpulan informasi perihal
sumber penyediaan tenaga kerja baik
kuantitas maupun kualitasnya.

teamwork pada pembangunan gedung di


Dinas Bina Marga dan Cipta Karya
Provinsi Aceh (ranking 4, ranking 4 dan
ranking 4). Penulis berpendapat bahwa
untuk kasus ini, konsultan melihat kerja
sama antara mereka dengan pihak pemilik

Rework Akibat Peralatan


Peralatan merupakan salah satu sarana
penunjang untuk kelancaran pelaksanaan
proyek, sehingga alat yang baik dengan
operator

yang

mampu

akan

Volume 1, No.1, Agustus 2012

sangat
- 94

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
mempengaruhi
proyek.

kecepatan

Perencanaan

alat

pelaksanaan

SIMPULAN DAN SARAN

yang

Kesimpulan

akan

digunakan dalam proyek merupakan suatu


hal

yang

penting,

merencanakan

karena

peralatan

1.

Penelitian

dilakukan

terhadap

55

dengan

responden, terdiri dari 16 Pemilik

proyek,

Proyek,

23

Kontraktor

dan

16

setidaknya alat yang akan dipergunakan

responden Konsultan. Penelitian ini

akan

dilakukan untuk melihat faktor utama

dipersiapkan

kuantitas

alat

kualitas

itu

maupun

sendiri,

rework

juga

pada

proyek-proyek

mempersiapkan tenaga kerja yang ahli

pembangunan di Dinas Bina Marga

dalam

sehingga

dan Cipta Karya Provinsi Aceh.

masalah kerusakan peralatan, produktifitas

Rework tidak dapat dihindari dari

peralatan,

keterlambatan

pengiriman

dunia konstruksi. Usaha-usaha untuk

peralatan,

kekurangan

peralatan,

mengurangi atau mencegah terjadinya

kemampuan Operator yang kurang dan

rework harus dilakukan mengingat

kesalahan manajemen peralatan yang salah

dampak yang diakibatkan cukup besar

dapat dihindari sedikit mungkin.

terhadap keberlangsungan proyek.

mengoperasikannya,

2.

Faktor

rework

pada

proyek

pembangunan di Dinas Bina Marga

Rework Akibat Material/Bahan


diakibatkan

dan Cipta Karya Provinsi Aceh adalah

keterlambatan pengiriman bahan adalah

faktor desain dan dokumentasi, faktor

kesalahan dari perencanaan. Keterlambatan

manajerial dan sumber daya. Faktor

pengiriman

proyek

tersebut merupakan penyebab utama

pembangunan gedung di Dinas Bina

munculnya rework bagi Konsultan

Marga dan Cipta Karya Provinsi Aceh

Pengawas dan Kontraktor.

Rework

yang

material

pada

disebabkan karena kontraktor membeli

3.

Faktor

desain

dan

dokumentasi

material pada vendor yang jauh dari lokasi

langsung berhubungan dengan proses

proyek, sehingga pengiriman

material

desain yang melibatkan Konsultan

sering terlambat. Selain bahan, tenaga

dan Pemilik Proyek. Kesalahan dan

kerja,

juga

permintaan perubahan desain pada

merupakan faktor yang sangat menentukan

proyek pembangunan Dinas Bina

kelancaran proyek konstruksi, karena jika

Marga dan Cipta Karya Provinsi Aceh

terjadi

baru

dan

peralatan,

kemacetan

keuangan

keuangan

akan

mempengaruhi seluruh kegiatan proyek.

diketahui

setelah

pekerjaan

konstruksi berjalan, hal tersebut telah


menyebabkan pihak Kontraktor harus
membongkar dan mengerjakan ulang
pekerjaan

95 -

Volume 1, No. 1, Agustus 2012

yang

sama.

Faktor

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
manajerial
kontrol

terhadap
pekerjaan

kurangnya
di

lapangan

akibat

rework.
Disarankan kepada Kontraktor Pelaksana

yang tidak melaksanakan pengawasan

proyek hendaknya memperhatikan kebutuhan

internal dan Konsultan Pengawas

tenaga kerja sehingga tidak terjadi kekurangan

yang kurang baik dalam menjalankan

tenaga kerja.

pengawasannya

saat

pekerjaan sedang berlangsung. Pada


faktor sumber daya, Pemilik Proyek
menempatkan kurangnya pengetahuan
bekerja

pada

posisi

konsultan pengawas

pertama,

menempatkan

posisi pertama yaitu bekerja tidak


sesuai prosedur, sementara Kontraktor
Pelaksana

menempatkan

material

datang terlambat pada posisi pertama.


Saran
Disarankan kepada Dinas Bina Marga
dan Cipta Karya Provinsi Aceh untuk
memperketat

kontrol

terhadap

Konsultan dan Kontraktor Pelaksana


proyek agar memperhatikan masalah
manajerial serta pengadaan bahan
material sesuai dengan schedulle dan
volume. Hal tersebut ditujukan agar
rework

yang

mengakibatkan

membengkaknya biaya dan waktu


konstruksi dapat dikendalikan.
2.

bangunan

disebabkan oleh Kontraktor Pelaksana

kegiatan

1.

pembongkaran

Disarankan kepada Dinas Bina Marga


dan Cipta Karya Provinsi Aceh dalam
penyusunan dokumen kontrak kerja
dengan Konsultan dan Kontraktor

DAFTAR PUSTAKA
Winata, S. dan Hendarlim, Y., 2005. Faktorfaktor
Penyebab
Rework
pada
Pekerjaan Konstruksi. Dimensi Teknik
Sipil Vol. 7 No. 1, Maret 2005.
Universitas Kristen Petra. Surabaya.
Anonim. 2008. Likert Scale.
http://www.en.wikipedia.org/wiki/Likert
scale
Wikipedia,
the
free
encyclopedia.htm
Basri, A., 2004. Rancangan Sistem Informasi
Manajemen Pengendalian Persediaan
Material pada Proyek Konstruksi,
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Hitchcock, R.J., 2003. Standardized Building
Performance Metrics. Final Report.
USA: Ernest Orlando Lawrence
Berkeley National Laboratory.
Muhamad, et al., 2007. Perhitungan Harga
Satuan Tertinggi Bangunan Gedung
Negara.
Konferensi
Nasional,
Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Palaneeswaran, E. et al., 2007. Rework in
Projects: Learning from Errors.
Surveying and Built Environment Vol
18 (2).
Palaneeswaran, et al. 2005. Management of
Rework in Hong Kong Construction
Projects. The Queensland University of
Technology
Research
Week
International Conference. Conference
Proceeding. Australia: Brisbane.
Sarwono, J., 2006. Panduan Cepat dan Mudah
SPSS 16. Yogyakarta: Andi Offset.
Soeharto, I., 1995. Manajemen Proyek dan
Konseptual
Sampai
Operasional.
Jakarta: Erlangga.
Sugiyono, 2005. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Supranto, J., 1992. Statistika dan Sistem
Informasi untuk Pimpinan. Jakarta:
Erlangga.

pelaksana untuk memuat pasal-pasal


tentang masalah perubahan desain dan

Volume 1, No.1, Agustus 2012

- 96

You might also like