Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Backgrounds: This study was based on emerging of complaint among community and
realty there were very needs treatment on family health nursing at the client have been
not pay hospital. Not all the community Health Care implement the health care family
according to concept, this matter among other things there is not same perception in
implementation level about elementary concept health care family.
Objective: Evaluating implementation community health nursing of home care visit of
the family in Region of Kebumen Regency.
Methods: This research was a research tipy evaluate the implementation community
health nursing of home care visit of the family presented descriptively in region of
Kebumen Regency. This research population was all Community Health Center in
Region of Kebumen Regency, this amount to 33 units, by sample in totalizing population,
so that sum up the subject research as 33 coordinator of Community Health nursing.
analize the data used by a descriptive analysis by frequency distribution.
Results: The result showed that 48,48% implementating community health nursing of
home care visit, 63,63% respondent accept the incentive fund for care family, only be
telling most (78,79%) insufficient. The format study of data familycare have not been
made available in all Community Health Center. 100% respondent telling have there is
coordinator of community health nursing and also been doing by 33 the Community
Health Center and 30,30% the training have been made community health nursing.
Conclusion: Home care visit family have been done 48,48% by Community Health
nursing at community health center.
Key Words: Family nursing, home care visit, nursing health.
Abstrak
Latar Belakang: Latar belakang penelitian ini adalah timbulnya keluhan dari
sebagian masyarakat dan nampak nyata sangat membutuhkan kegiatan perawatan
kesehatan yang dilakukan di lingkup keluarga melalui kunjungan rumah (home visit)
pada pasien-pasien yang tidak mampu lagi berobat di Rumah sakit oleh karana
keterbatasan sumber-sumber keluarga. Disisi lain Puskesmas belum menerapkan
asuhan keperawatan khususnya keperawatan keluarga sesuai konsep yang telah
diterbitkan oleh Departemen Kesehatan.
Tujuan: Mengevaluasi pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat di Wilayah
Kabupaten Kebumen.
Metode: Penelitian ini adalah suatu jenis penelitian evaluasi pelaksanaan perawatan
kesehatan masyarakat yang disajikan secara deskriptif di Wilayah Kabupaten
Kebumen. Populasi penelitian ini adalah seluruh puskesmas yang berada di wilayah
38
Pengantar
Masalah pelayanan perawatan
kesehatan
masyarakat
meliputi
pelayanan perawatan yang dilakukan
baik ruang rawat jalan Puskesmas/
puskesmas pembantu dan ruang
rawat inap puskesmas. Sasaran
pelayanan di luar gedung puskesmas
meliputi;
pelayanan
kesehatan
keluarga,
pelayanan
kelompok
khusus, pelayanan tindak lanjut di
rumah dan pelayanan terhadap kasus
resiko tinggi (Depkes, 1993).
Masalah kesehatan keluarga
meliputi masalah kesehatan ibu dan
anak,
termasuk
pelayanan
kontrasepsi, pemeliharaan anak dan
ibu sesudah persalinan, perbaikan
gizi,
keluarga dengan anggota
keluarga
penyakit
kronis
baik
menular maupun tidak dan usia
lanjut dengan ketidakmampuannya
(Depkes, 1998). Berdasarkan data
Dinas Kesehatan Kabupaten (2002)
didapatkan
bahwa
Kabupaten
Kebumen pada tahun 2002
yang
berpenduduk
1.179.352
orang
tersebar dalam 460 desa mempunyai
sarana kesehatan untuk rumah sakit
bersalin 5 unit, Puskesmas 33 unit,
Puskesmas Pembantu 74 unit, balai
pengobatan 29 unit, balai pengobatan
khusus mata 2 unit, dokter praktek
swasta 83 orang, bidan praktek
39
40
Hasil dan
Pembahasan
41
Tabel 1.
Komponen Manajemen Kegiatan Perkesmas di Puskesmas
se-Kabupaten Kebumen (N: 33)
Poses Kegiatan
Pengorganisasian
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Fokus
Pengamatan
pada
Keberadaannya
Koordinator Perkesmas
Koordinator Perawatan Keluarga
Kerjasama lintas program
Rencana disseminasi informasi
Susun rencana perkesmas
Rencana pembagian desa binaan
Rencana lintas program
Penyusunan jadwal kunjungan
Disseminasi informasi perkesmas
Perkesmas
Rujukan
Kunjungan rumah
Monitoring
Kegiatan Perkesmas tertulis
Catatan harian di rumah
(%)
100
0
33.33
33.33
63.63
100
100
36.36
73
64
100
48.48
57.57
100
0
42
membutuhkan
manajer
yang
memberikan informasi kepada semua
bagian serta memberikan hak dan
tanggungjawab
dalam
membuat
keputusan dan jaringan kerja.
Kegiatan perkesmas
yang
mencapai 64%, rujukan 100% dan
kunjungan rumah hanya 48,48%.
Sebenarnya ini dilakukan bersamaan
dengan program kegiatan lain karena
kegiatan perkesmas itu masuk dalam
program Kesehatan Ibu dan Anak,
Balai Pengobatan, P2M dan program
kegiatan
lain
di
luar Gedung
Puskesmas yang dilaksanakan oleh
perawat maupun bidan.
Perkesmas
Data
Perencanaan
Di dalam
Gedung
Puskesmas
Di luar
Gedung;
Kunjungan
rumah
Permintaan Pasien
Dana
Dari bagan tersebut dapat dijelaskan
bahwa kunjungan rumah dapat
berjalan apabila ada data tentang
pasien
yang
akan
dikunjungi,
perencanaan
yang
jelas
serta
tersedianya alat transportasi dan
dana insentif kunjungan rumah.
Begitu
juga
kunjungan
dapat
dilaksanakan
apabila
adanya
permintaan dari pasien dengan
43
rumah
yang
disertakan
nama
sasaran, alamat keluarga, tanggal
kunjungan, masalah/ diagnosa serta
ada cap/ tandatangan dari desa yang
bersangkutan,
tetapi
tidak
menyertakan tujuan dan tidak ada
kegiatan monitoring. Dalam hal ini
tidak sesuai dengan Lindberg, et. al
(1998)
mengatakan
bahwa
implementasi
bermaksud
untuk
menyelesaikan
masalah
yang
didasarkan pada pencapaian tujuan
atau hasil yang telah direncanakan.
Monitor
pelaksanaan
perkesmas
dilakukan oleh 57,57% puskesmas,
hal ini jelas sangat mengkuatirkan
sehingga perlu diadakan evaluasi oleh
Kepala Puskesmas maupun dinas
kesehatan untuk perbaikan. Hal
tersebut sesuai yang diungkap oleh
Sims dan Szilagyi (1975) bahwa
pelaksanaan
pekerjaan
harus
dievaluasi oleh atasannya masingmasing
dengan
memperhatikan
beberapa
aspek,
diantaranya:
kuantitas
pekerjaan,
kualitas
pekerjaan, tingkat ketergantungan,
kemampuan untuk berhubungan
dengan orang lain, inisiatif, kehadiran
dan ketepatan waktu, pengetahuan
tentang
pekerjaan,
kemampuan
perencanaan, dan penampilan secara
keseluruhan.
Karakteristik responden pada
penelitian ini dilihat dari segi umur,
tingkat pendidikan, masa kerja,
status
pegawai
dan
pelatihan
perkesmas.
Tingkat
pendidikan
perawat sebagian besar adalah SPK
atau 72.23% hal ini jelas dapat
mempengaruhi
hasil
dari
pekerjaannya. Kegiatan perkesmas
meliputi kegiatan perawatan di dalam
gedung dan luar gedung puskesmas
yang mana kegiatan akan lebih baik
apabila dikerjakan oleh perawat
perawat professional yaitu setingkat
diploma sehingga perlu
untuk
ditingkatkan tingkat pendidikannya.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat
44
45
46
Tabel 2.
Analisis Bivariat Variabel Independent dan Dependent Perkesmas
di Wilayah Kabupaten Kebumen.
Variabel Independent
SDM
Sumber Dana
Sarana Penunjang
Pengorganisasian
Perencanaan
Pelaksanaan
47
Idealnya adalah
Rumah Sakit
Puskesmas
Pasien
Kenyataannya adalah:
XX
X
Pasien
Puskesmas
Rumah Sakit
XX
Keterangan:
X
XX
Kegiatan berjalan
Ada tetapi sedikit
Tidak ada
48
49
Kepustakaan
Anderson, E.T. dan Mc Fortune,
J.M. 1999. Community as client. J.B.
Lipincott Company, Philadelphia.
Arikunto, S. 1996. Prosedur
Penelitian. Penerbit Rineka Cipta
Karya, Jakarta.
Azwar
A.
1996.
Pengantar
Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga,
Binarupa Aksara, Jakarta.
Bailon, SG. Dan Maglaya A.S.
1978. Family Health Nursing. UP
College of Nursing, Dilman, Quenzon
City, Philliphines.
Bahar,
E.
1995.
Menuju
Peningkatan
Produktifitas
dan
Kualitas Sumber Daya Manusia
Indonesia:
Perlunya
Reformasi
Kesehatan Jiwa. Penerbit Universitas
Sriwijaya, Palembang.
Claire W. 2003. Home Enteral
Nutition. JCN Online-Journal. Vol 18.
Issu 02. Home nutrition.htm.
Donadebian, A . 1979. Aspect of
Medical Care Aministration Spesifying
Requirement
for
Health
Care,
Cambridge Havard University Press.
Departemen Kesehatan RI. 1996.
Pedoman Pemantauan dan Penilaian
Program
Keperawatan
Kesehatan
Masyarakat, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1992.
Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV,
Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1993.
Petunjuk
Pelaksanaan Perawatan
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Seri A dan B, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1998.
Panduan
Asuhan
Keperawatan
Keluarga, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1994.
Pedoman Pemantauan dan Penilaian
Program
Perawatan
Kesehatan
Masyarakat, Jakarta.
Freadman.
1998.
Family
of
Nursing. Mosby Communication, St.
Louis.
Gillies,
A.D.
1989.
Nursing
Management : A System Approach. 3
rd edition, W.B. Saunders Company,
Philladelphia.
Hariyanto.
1997.
Hubungan
Tingkat
Pengetahuan
Petugas
Puskesmas
dengan
Cakupan
Penanganan Kasus Resiko Tinggi di
Kabupaten Kebumen.Tesis, MMPK
Universitas Gajah Mada, Yogjakarta.
Hamid, A.Y. 2003. Perkembangan
Asuhan
Keperawatan
Kesehatan
Jiwa. Jurnal Keperawatan Indonesia
(JKI). Vol. 5, No. VIII, hal. 9-13.
Jakarta.
Keliat,
B.A.
1997.
Persepsi
Keperawatan Jiwa di Masa Depan.
Jurnal Keperawatan Indonesia (JKI).
Vol. 1, No. 2, hal. 59-65. Jakarta.
Logan, B.B.
& Dawkins, C.E.
1986. Family Centered Nursing In the
Community. Addison Wesley Publising
Company, California.
Pitoyo Assaat. 2000. Analisis
Faktor-faktor
yang
Berhubungan
dengan
Kinerja
Perawat
dalam
Melaksanakan Perawatan Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Wilayah
Kabupaten Dati II Semarang. Tesis,
MMPK
Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Potter
and
Perry.
1991.
Fundamental of Nursing . Mosby
Company, St. Louis.
Reinke, WA. 1994. Perencanaan
Kesehatan
untuk Meningkatkan
Effektivitas Manajemen, Gajah Mada
Univercity Press, Yogjakarta.
Rafei, U. M. 2001. Striving for
Better Health in South-East Asia
Region: Selected Speeches. New Delhi:
WHO.
50
51