Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan: Kurva Sigmoid Pertumbuhan
Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan: Kurva Sigmoid Pertumbuhan
Oleh:
DEWI PUSPITA SARI
F1071141060
ABSTRACT
The growth of plants is a plant that is irreversible volume increase
and can be measured. Growth started from germination, inflorescence,
and seed production. Parts of plants that can be measured include height,
weight, leaf area, and leaf number. While the growth of a plant is
influenced by the environment including soil temperature, air temperature,
dry and wet, rainfall, humidity, and evaporation. Therefore, this practice is
done with the aim to measure the rate of growth of corn plants. This lab
procedure is done by planting 32 pots which consists of five kernels of
corn in one pot. Given 4 treatments with each treatment consisting of 8
pots, namely fertilizer destructive treatment, non-fertilizers destructive,
fertilizer non-destructive, non-destructive and non-fertilizer. The corn crop
was treated and observed growth ranging from high, number of leaves,
fresh weight, dry weight and leaf area. While environmental factors
measured were soil temperature, air temperature, dry, wet, humidity,
evaporation, and precipitation. The observations carried out for 8 weeks
until flowering maize. The observation is obtained by the treatment plant
corn destructive and non destructive fertilizers dying on the fifth week.
While the corn crop with the treatment of non-fertilizer destructive and
non-destructive non-fertilizer to grow and bloom until the eighth week so
its growth to form a sigmoid curve. Corn plants that have high growth,
number of leaves, and large areas are non-destructive in the treatment of
non-fertilizer sequential averages are 41.24 cm, 6 leaves, and 253 cm.
Wet weight and dry weight of the destructive treatment every week has
increased, except for the wet weight of the destructive fertilizers in the
second week.
Keywords: destructive, corn, sigmoid curve, non-destructive, non-fertilizer
ABSTRAK
Pertumbuhan tumbuhan merupakan pertambahan volume tumbuhan
yang ireversibel dan dapat diukur. Pertumbuhan ini dimulai dari germinasi,
perbungaan, dan produksi biji. Bagian tumbuhan yang dapat diukur
diantaranya adalah tinggi, berat, luas daun, dan jumlah daun. Sedangkan
pertumbuhan suatu tumbuhan dipengaruhi oleh lingkungan diantaranya
suhu tanah, suhu udara, dry and wet, curah hujan, kelembaban, dan
evaporasi. Oleh karena itu dilakukan praktikum ini dengan tujuan untuk
mengukur laju tumbuh tanaman jagung. Prosedur praktikum ini dilakukan
dengan penanaman 32 pot yang terdiri atas 5 biji jagung dalam 1 pot.
Diberikan 4 perlakuan dimana setiap perlakuan terdiri atas 8 pot, yaitu
perlakuan destruktif pupuk, destruktif non pupuk, non destruktif pupuk,
dan non destruktif non pupuk. Tanaman jagung ini dirawat dan diamati
pertumbuhannya mulai dari tinggi, jumlah daun, berat basah, berat kering
dan luas daun. Sedangkan faktor lingkungan yang diamati adalah suhu
tanah, suhu udara, dry, wet, kelembaban, evaporasi, dan curah hujan.
pengamatan ini dilakukan selama 8 minggu hingga jagung berbunga.
Hasil pengamatan yang diperoleh adalah tanaman jagung dengan
tanaman.
ketersediaannya
harus
Salah
satu
unsur
dalam
keadaan
hara
cukup
penting
adalah
yang
nitrogen.
secara
irigasi. Pemberian pupuk dalam band pada saat tanam dan dalam
larikan pada saat pemupukan susulan lebih baik daripada pemberian
secara sebar
pada
saat
tanam
dan
saat
pemupukan susulan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui dan membuktikan bahwa kurva
sigmod
pertumbuhan
percobaan ini.
pada
tanaman
jagung,
maka
dilakukanlah
Pada
observasi
kali
ini,
akan
diamati
pertumbuhan
dan
makhluk
hidup,
sehingga
mempengaruhi
nyata dalam
dalam
pertumbuhan
dan
perkembangan
seperti
air
dalam
udara
atau
tanah.
Tanah
yang
lembab
pertumbuhan
dalam
kondisi
yang
berbeda.
Ketika
Cara
kerja
yang
dilakukan
dalam
praktikum
kurva
sigmoid
Tang
Ting
in
gal
Bagian
Kele
gi
atas
mba
tana
daun
man
(cm)
Daun
Akar
19
2,06
Luas
BB
BK
BB
ah
(cm2)
(gr)
(gr)
(gr)
0,2
0,0-
0,2
0,0
0,5
0,3
0,7
0,0
0,6
0,3
0,3
0,0
april
Suhu
Tanah
Udara
(C)
(C)
29
32
BK
Juml
e-
Suhu
(gr
pan
Dry
Wet
(%)
(C)
(C)
24,
53,
27,
5
24,
27,
57,
14
50
14
31,
28,
55,
34
36
2016
2
26
19,4
April
39
28
31
2016
3
3
Mei
2016
32
29
31
10
40,0
Mei
2,1
0,3
0,4
0,0
1,8
1,0
2,0
0,3
29
31
25,
28,
43,
43
00
00
27,
29,
00
29
2016
5
17
36
2,67
Mei
30
30
2016
6
24
33
3,27
Mei
2,0
0,0
3,0
0,5
31
32
27,
28,
78
25
2016
7
31
31
0,6
0,3
0,3
Mei
27,57
25,29
25,
29,
29
00
2016
8
7
Juni
32,0
2,1
0,3
0,4
28,89 29,00
27,
29,
43
57
2016
Rata
28,1
4,12
rata
95
8,25
2,0
0,5
1,6
0,2
29,08
30,16
32,
29
49,
29
46,
43
47,
71
26,
28,
48,0
61
43
Dry
Wet
Kele
(C)
mba
Tang
Ting
gal
Bagian
Suhu
Suhu
gi
atas
Tanah
Udara
tana
daun
man
(C)
(C)
(cm)
ke
Daun
Juml
ah
Akar
Luas
2
(cm )
BB
BK
BB
BK
(gr)
(gr)
(gr)
(gr
)
(C)
pan
(%)
19
april
31,7
0,21
2,9
31,
76
2016
2
26
April
28,1
Mei
0,31
5,7
7
2016
4
10
21,4
Mei
10
0,55
17
31,7
Mei
5
0,21
24
2.51
16
28
29
47
2,9
31,
76
0,1
0.8
Mei
41
29
44
28
42
41
29
29
29
41
30
30
44
28
10
28
28
26
21,
2016
6
28,
2,4
2016
5
42
29
0,59
29
2016
3
25
30
30
41
25
28
42
28
28
1.3
0.2
20
26
28
23
42
27
29
23
23
41
27
26
28
22
43
28,37
28,25
26,
21,
42
87
42
2016
7
31
11.8
Mei
0.4
0,2
0.6
0.3
0.3
0.2
0.7
0.4
2016
8
21.0
Juni
2016
Rata
22,
rata
12
5,37
2,85
1,8
7
Ming
Tanggal
Tinggi
Jumla
Suhu
gu
tanama
Tana
ke-
n (cm)
daun
2,06
(C)
6
19,45
39
32
40,02
36
28,16
19 april
1
2016
31 Mei
29
21,47
10
2016
7Juni
si
(C)
(C)
n (%)
(ml)
0,0-2
0,20
0,06
29
0,30
0,75
0,04
28
0,63
0,35
0,33
0,01
29
2,13
0,35
0,45
0,06
29
2,67
1,89
1,02
2,0
0,34
30
29C
29C
29
23
41
0,59
28C
30C
26
21
44
0,31
29C
30C
28
23
41
0,55
27.12
22.12
42
0.995
(C)
0,25
0,55
2016
24 Mei
Kelembapa
2016
17 Mei
Wet
2016
10 Mei
Dry
Udara
2016
3 Mei
Evapora
2016
26 April
Suhu
2016
Rata rata
5.125
27.37
5
28.75
Tanggal
Tinggi
Jumla
Suhu
gu
tanama
Tana
ke-
n (cm)
daun
(C)
31
19 april
1
2016
5,19
Suhu
Udara
(C)
30C
Evapora
Dry
Wet
Kelembapa
si
(C)
(C)
n (%)
(ml)
28
23
28
32,5
12,9
26 April
2
29C
2016
16.31
17.53
18.11
2016
24 Mei
2016
17 Mei
17,71
2016
10 Mei
18,4
18.42
2016
2016
Rata rata
41
25
33C
30
22
43
38
39C
35C
29
28
42
41
28C
28C
25
20
42
22
30C
28
23
28
33
34C
31 C
26
28
31
33,2
28C
28 C
13
35
22
36
30,5
22,5
36,25
30.83
11 Mei
8
23
34C
33
2016
31 Mei
29C
27
3 Mei
3
15,57
4,5
21
26,75
Destruktif pupuk
30
25
Tinggi (cm) 20
15
10
5
0
1
30
25
20
15
10
Destruktif pupuk
5
0
1
dan
pengambilan
data
dilakukan
mulai
dari
adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap suatu benda untuk mengetahui
adanya cacat, retak, atau discountinuity lain tanpa merusak benda yang
kita tes atau inspeksi. Pada dasarnya tes ini dilakukan untuk menjamin
bahwa material yang kita gunakan masih aman dan belum melewati
damage tolerance.
Pada pengamatan jumlah daun bahwa untuk setiap minggunya
mengalami pertumbuhan yang signifikan juga. Hal ini dikarenakan
tumbuhan
mulai
mempersiapkan
untuk
proses
asimilasi
atau
dalam
pertumbuhannya
mengalami
tiga
fase
pertumbuhan yaitu fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Proses
pertumbuhan ini dipengaruhi beberapa faktor internal seperti gen dan
hormon pertumbuhan dan faktor eksternal seperti cahaya, nutrisi, air,
kelembaban, dan sebagainya. Menurut (Rukmana, 1997) tanaman jagung
memiliki daya adaptasi yang baik di daerah tropis, seperti di Indonesia.
Tanaman ini dapat tumbuh dan bereproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai ke dataran tinggi. Sehingga tanaman jagung dapat
beradaptasi dengan baik. Salah satu cara tumbuhan jagung beradaptasi
yaitu dengan menggulung daunnya ketika pada suhu tinggi atau
kekurangan agar dapat mengurangi peguapan. Oleh karena itu, tanaman
jagung harus disiram setiap hari.
KESIMPULAN
Secara keseluruhan, grafik yang dihasilkan pada pertumbuhan
jagung menunjukkan hasil yang relatif signifikan walaupun pada pengujian
destruktif pupuk dan non destruktif pupuk terjadi kegagalana pertumbuhan
karena
mengalami
kematian
yang
disebabkan
kesalahan
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Akmala, Ika, 2011. Kurva Pertumbuhan Sigmoid. (online). http://ikaakmala.blogspot.com/2011/11/kurva-pertumbuhan-sigmoid.html.
diakses tanggal 23 July 2013.
Campbell, Neil A. dan Jane B. Reece. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid
2. Jakarta: Erlangga.
Dwidjoseputro. 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Effendi, S.1985. Bercocok Tanam Jagung. Jakarta: Jasaguna.
Latunra. 2007. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan II. Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Lehrsch, G. A., R. E. Sojka dan D. T. Westermann. 2000. Nitrogen
Placement, Row Spacing, And Furrow Irrigation Water Positioning
Effects On Corn Yield. Agronomy Journal 92: 1266-1275.
Munawar, Siti. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkambangan. (online). http://sitimunawarohcr7.wordpress.com/ipa1/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-danperkembangan/. Diakses tanggal 23 July 2016.
Myrna, Nyimas. 1939. Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays l.) yang
Diberi Pupuk N Dengan Dosis Dan Cara Pemberian Yang Berbeda