Professional Documents
Culture Documents
Yonny Koentjoro
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jatim
Email : yonny_koentjoro@yahoo.co.id
Abstract Pruning is one form of plant maintenance actions and efforts to maximize plant
growth and development. Pruning is also aimed to increase fruit production in both quantity
and quality. Other technical treatment is also necessary in addition the provision of a balanced
fertilizer. This research aims to study the influence of Cucumis melo plants and the response
due to a variety of treatment and the trimming of compound fertilizer. Research was arranged
by using a factorial design and Randomized Complete Design. For the first factor is the
Pruning model consisting of 3-level and the second factor is rate of compound fertilizer A
Plus that consists of 4 levels. Results of research indicate that there are significant influence of
the interaction between treatment model pruning and compound fertilizer on the parameters :
leaf area, stem diameter and fruit swirl P1D3 combination treatment (not the main stem
pruned and pruned at the lateral branch of compound fertilizer dose of 30 grams / plant) to
provide the best results when compared to other treatment. Individual treatment model pruning
effect significantly on parameters stem diameter, fruit weight but did not significantly affect the
parameters of the thickness of meat and fruit sugar fruit where P1 treatment reached the highest
results of all parameters observed. Compound fertilizer treatment effect evident in all
parameters except the fruit sugar
Key words : Model pruning, compound fertilizer, growth and yield, Cucumis melo
Abstrak. Pemangkasan merupakan salah satu bentuk tindakan pemeliharaan dan upaya untuk
memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemangkasan juga ditujukan untuk
meningkatkan produksi buah baik secara kuantitas dan kualitas. Tindakan lainnya yang
diperlukan dalam upaya meningkatkan produksi adalah memberikan pemupukan yang
berimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respon tanaman melon terhadap
perlakuan pemangkasan dan pupuk majemuk. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan
Rancangan Acak Kelompok secara Faktorial. Sebagai faktor pertama adalah model
pemangkasan yang terdiri dari 3 level dan faktor perlakuan kedua adalah dosis pupuk majemuk
A+ Plus yang terdiri dari 4 level. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang nyata pada interaksi antara kedua perlakuan terhadap Luas daun, diameter batang dan
lingkar buah. Perlakuan P1D3 menunjukkan hasil terbaik jika dibandingkan dengan perlakuan
lainnya. Secara individual perlakuan model pemangkasan berpengaruh nyata pada parameter
diameter batang, berat buah tetapi tidak nyata pada parameter ketebalan daging buah dan
kadar gula, perlakuan P1 menunjukkan hasil tertinggi dari semua parameter yang diamati.
Pupuk majemuk berpengaruh nyata pada semua parameter kecuali kadar gula
PENDAHULUAN
Buah pada umumnya merupakan sumber serat (fibre) yang sangat penting bagi kesehatan
manusia khususnya untuk pencernaan makanan dalam tubuh manusia. Banyak penelitian yang
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsumsi serat dalam tubuh manusia dapat mengurangi
resiko timbulnya beberapa penyakit termasuk kanker usus.
Buah melon sebagai salah satu buah yang banyak digemari masyarakat merupakan buah
yang klimaterik yang mempunyai karakteristik antara lain : 1) Buah dengan pola respirasi yang
diawali dengan peningkatan secara lambat kemudian naik dan turun setelah mencapai puncak,
2) Dipanen pada saat pertumbuhan mencapai maksimum (mature) tetapi belum matang (unripe)
dan 3) Buah dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama sebelum dikonsumsi karena proses
pematangan buah akan terus berlanjut setelah buah dipetik.
Pada dasarnya setiap budidaya jenis tanaman dalam upaya mencapai tingkat produktifitas
yang maksimal memerlukan perlakuan-perlakuan teknis tertentu termasuk mengatur
pertumbuhan dan kondisi lingkungan sekitar tanaman (iklim mikro) dan memenuhi kebutuhan
hara yang diperlukan dalam proses metabolisme tanaman. Beberapa upaya teknis dalam
mencapai hal tersebut dilakukan melalui pemupukan, penyulaman, pengairan, pemangkasan,
pengaturan jarak tanam dan lain-lain. Perlakuan teknis pemangkasan dan pemberian pupuk
secara berimbang merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
produktifitas tanaman melon yang lebih baik. Widodo (1996) mengemukakan bahwa tujuan
akhir pemangkasan yang berarti pembuangan bagian-bagian tertentu tanaman (cabang, ranting,
akar dan batang) dapat berarti bahwa pemangkasan mengandung 2 pengertian yang bersifat
dualistis, membuang bagian tanaman yang tak berguna di sisi lain untuk memperoleh suatu
tanggap pertumbuhan yang positif dari segi agronomis. Hasil penelitian Harsono (1991)
menyatakan bahwa pemangkasan batang utama tanaman melon yang dilakukan pada ruas ke 20
dan pada cabang tunas lateral ternyata menunjukkan pemangkasan batang utama memberikan
hasil yang berbeda nyata terhadap jumlah bunga betina dan diameter batang.
Dari segi penataan lingkungan perlakuan pemangkasan secara terbatas juga dapat mengatur
kelembaban dan suhu udara, intensitas sinar matahari yang berada disekitar tanaman.
Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman berkisar antara 70-80 %, dalam
kondisi kelembaban yang tinggi akan membuat tanaman menjadi rentan terhadap penyakit
terutama dari golongan cendawan/jamur. Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari
penuh sepanjang hari sekitar 10-12 jam. Sumarna dan Kusandriani (1994) mengemukakan
bahwa sinar matahari penuh dan kelembaban yang relatif rendah diperlukan oleh tanaman
melon, karena pada kelembaban yang rendah akan memacu dan memperkuat pertumbuhan
tanaman, meningkatkan kadar gula serta mempertajam aroma buah menjadi lebih harum.
Sebaliknya kelembaban yang tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman, mengurangi
pembungaan, mutu buah menjadi kurang baik dan dapat merangsang timbulnya serangan
penyakit pada daun. Tanaman melon akan tumbuh baik dan dapat berproduksi maksimal pada
kondisi lingkungan dengan temperatur yang cukup panas, pada fase perkecambahan benih suhu
yang diperlukan untuk tumbuh sempurna adalah sekitar 25-26oC, sedang pada fase pertumbuhan
kisaran suhu optimal yang dibutuhkan 20-30oC (Cahyono, 1996)
Setiap jenis tanaman dipastikan memerlukan unsur hara sebagai sebagai sumber makanan
bagi tanaman, jenis unsur hara yang diberikan paad tanaman melon sebaiknya mengandung
unsur hara makro dan mikro yang lengkap sesuai dengan kebutuhan tanaman (Widiarto, 1994).
Pemberian pupuk majemuk merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk
tanaman melon. Pupuk majemuk APlus merupakan pupuk buatan dengan mempunyai
kandungan unsur-unsur hara makro dan mikro (N =19 %, P2O3 = 9 %, K2O = 9 %, S = 4 %,
MgO = 4 %, CaO = 7 %, Fe = 1 %). Pada dasarnya unsur-unsur hara yang terdapat dalam
pupuk APlus ini memiliki sifat additive compatible yang menyatu dengan tanah tanpa merusak
komposisi unsur hara asli dalam tanah dan mencegah penurunan kesuburan dan produktifitas
lahan akibat penggunaan secara terus menerus tanpa pemeliharaan.
Tabel 4. Rata-rata Berat Buah (kg) pada Perlakuan Pemangkasan dan Pemberian
Dosis Pupuk Majemuk
Perlakuan Rata-rata berat Buah per Tanaman (kg)
Pemangkasan
P1 0,82 b
P2 0,68 a
P3 0,74 a
Dosis pupuk
D0 0,73 ab
D1 0,67 b
D2 0,75 b
D3 0,80 b
Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf sama dalam kolom perlakuan
yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji Duncan 5 %
Pemangkasan
P1 3,90 a
P2 3,70 a
P3 3,87 a
Dosis pupuk
D0 3,69 a
D1 3,67 a
D2 3,86 ab
D3 4,08 b
Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf sama dalam kolom perlakuan
yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji Duncan 5 %
Adanya hubungan positif antara ketebalan daging buah dengan berat buah menunjukkan
pengaruh hubungan antara keduanya, hal ini dapat diasumsikan bahwa dengan semakin
bertambahnya ketebalan daging buah cenderung meningkatkan berat buah (Gambar 1) besaran
peranan ketebalan daging buah terhadap peningkatan berat buah ditunjukkan dengan nilai r 2
sebesar 0,745 (74,5 %). Peningkatan volume buah juga diduga merupakan hasil peningkatan
beberapa proses fisiologis pada tanaman dan peningkatan volume buah (berat buah) akan
diikuti oleh proses lainnya seperti proses pematangan buah dan peningkatan kadar bahan-bahan
tertentu dalam tanaman dan buah. Hubungan antara ketebalan daging buah dengan kadar gula
dalam buah juga menunjukkan hubungan yang positif walaupun secara statistika tidak berbeda
nyata (r = 0,032) (Gambar 2), hal ini bisa memberikan arti bahwa ketebalan daging buah tidak
secara langsung terhadap peningkatan kadar gula dalam buah, sehingga dengan semakin
meningkatnya ketebalan daging buah tidak selalu diikuti dengan peningkatan kadar gula.
Perlakuan pemangkasan ternyata juga tidak berpengaruh terhadap kadar gula pada buah
justru perlakuan pemangkasan menunjukkan kecenderungan menurunkan kadar gula dalam
buah, kecenderungan yang sama juga pada perlakuan pemberian pupuk majemuk menunjukkan
semakin meningkatnya pemberian pupuk majemuk APlus justru menurunkan kadar gula dalam
buah walaupun memberikan pengaruh yang berbeda nyata (Tabel 6), kondisi seperti ini diduga
disebabkan karena adanya interaksi faktor eksternal dan internal (genetis) tanaman.
Goldsworthy dan Fisher (1984) dan Salisbury dan Ross (1969) mengemukakan bahwa
pertumbuhan tanaman merupakan hasil dari pengaruh interaksi antara faktor eksternal terutama
faktor lingkungan disekitar tanaman dengan faktor internal tanaman yang terkait dengan
kemampuan tanaman dalam mengadaptasikan dirinya dengan adanya perubahan-perubahan
lingkungan yang terjadi disekitar tanaman baik yang bersifat normal maupun ekstrim.
Tabel 6. Rata-rata Kadar Gula (%) pada Perlakuan Pemangkasan dan Pemberian
Dosis Pupuk Majemuk
Pemangkasan
P1 12,85 a
P2 11,35 a
P3 11,60 a
Dosis pupuk
D0 13,23 c
D1 10,77 a
D2 11,77 b
D3 11,97 b
Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf sama dalam kolom perlakuan
yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji Duncan 5 %
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono. B. 1996. Mensukseskan Tanaman Melon. CV. Aneka Ilmu. Solo. Halaman 24-33
Gardner, FP., R.B. Pearce dan R.I Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta. Hal. 14-18
9 -17 Efektifitas Model Pemangkasan dan Pemberian …….(Yonny Koentjoro) -16-
Berkala Ilmiah Agroteknologi Plumula Vol. 1 No 1 Januari 2012
Goldsworthy, P.R. dan N. M. Fisher (ed). 1984. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik
(terjemahan). Gadjah Mada University Press. 874 p.
Harsono. H. 1991. Pengaruh Pemangkasan dan Penjarangan Buah terhadap Kualitas Tanaman
Melon (Cucumis melo, L.). Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Howeler. 1981. Mineral Nutrition and Fertilizer of Cassava CIAT. Columbia. 50p
Salisbury, F.B. and C. Ross. 1969. Plant physiology. Wadsworth Pub. Co. Inc., California. 747
p.
Saptarini, N., E. Widayati, L. Sari, 1998. Membuat Tanaman Cepat Tumbuh. PS. Jakarta Seri
Teknologi XXIII /274
Sumarna, A. dan Kusandriani, Y. 1994. Pengaruh Kombinasi Dosis Urea dan KCl serta
Pemangkasan Cabang terhadap Pertumbuhan dan Analisa Paprika Kultivar California
Wonder. Bulletin Penelitian Hortikultura XXVII (1) : 12-18.