You are on page 1of 8

Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012

Vol. 1 No. 2 Hal. 107-114


ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU

PENGARUH PEMANGKASAN DAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP


PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.)
Effects of Pruning and Organic Fertilizer on the Yield of
Cucumber (Cucumis sativus L.)

Oleh:
Slamet Yadi1), La Karimuna2*), dan Laode Sabaruddin2)
1)
Alumni Program Studi Agronomi Program Pascasarjana Unhalu
2)
Dosen Program Studi Agronomi Program Pascasarjana Unhalu
*) Alamat surat-menyurat: lkarimuna@hotmail.com

ABSTRACT. The aim of this research was to study the effects of pruning and organic fertilizer on the yield of
cucumber. This research was carried out in Lakawoghe village, Kusambi district Muna regency, Southeast
Sulawesi, held for four months from May to August 2011. Soil analysis was conducted at Natural Science and
Mathematis Laboratory, University of Haluoleo, Kendari. This research was arranged in Randomized Block Design
(RBD) in factorial pattern with two factors. The first factor was pruning (P), consisting of three leveis, i.e. without
pruning (P0), one leaf pruned and one branch pruned at 6-12 (P1) and two leaves pruned and two branches at 6-
12 (P2). The second factor was organic fertilizer (K), consisted of three levels i.e. without organic fertilizer (K0),
10 t ha-1 organic fertilizer (K1) and 20 t ha-1 organic fertilizer (K2). Variables observed were fruit length and fresh
weight of cucumber. Analysis of Variance (ANOVA) was used to study the treatment’s effect, if significant
difference, followed by Least Significance Difference (LSD) test at 95% confidence level. Results of research
showed that the interaction between pruning and organic fertilizer geve non significant difference to all variables
observed. Patrial effect of pruning gave significant influence on the fruit length of cucumber with the longest fruit
on P2 treatment (22.29) cm) and pruning treatment gave significant di fferent to the fruit weight with the highest
result obtained on p2 treatment (396.67 g plant-1). Moreover, partial effects of organic fertilizer treatment showed
significant influence on the fruit length of cucumber with the longest result obtained on K2 treatment (22.36 cm)
and pruning treatment gave significant result to fruit weight of cucumber with the highest average yield on K2
treatment (382.78 g plant-1) or equal yield of 48.23 t ha-1
Key words: Cucumber, Lakawoghe, organic fertilizer, pruning.

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemangkasan dan pemberian pupuk organik
terhadap produksi tanaman mentimun. Penelitian ini dilaksanakan di desa Lakawoghe Kecamatan Kusambi
Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara dan analisis tanah dilakukan di Laboratorium MIPA UNHALU Kendari.
Penelitian dilaksanakan selama empat bulan mulai Mei sampai Agustus 2011. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dalam pola faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu: Faktor pertama
pemangkasan (P) terdiri atas 3 taraf perlakuan yaitu: Tanpa Pemangkasan (P0), Pemangkasan satu daun dan satu
cabang pada ruas 6-12 (P1) dan Pemangkasan dua daun dan dua cabang pada ruas 6-12 (P2), faktor ke dua adalah
pemberian pupuk kandang (K) terdiri atas 3 taraf yaitu Tanpa pemberian pupuk organik kotoran ayam (K0),
Pemberian pupuk organik kotoran ayam 10 t ha-1 (K1) dan Pemberian pupuk organik kotoran ayam 20 t ha-1 (K2).
Uji anova dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan, apabila berpengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji
BNT pada taraf nyata 0,05. Variabel pengamatan meliputi: panjang buah dan berat segar buah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa interaksi antara pemangkasan dan pemberian pupuk organik tidak memberikan pengaruh
nyata terhadap semua pengamatan. Pemangkasan secara mandiri memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
terhadap panjang buah dengan rata-rata tertinggi diperoleh pada perlakuan P2 yaitu 22,29 cm, serta pemang-
kasan memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah (g pohonˉ¹) dengan rata-rata tertinggi diperoleh pada
perlakuan P2 yaitu 396,67 g pohonˉ¹ dengan produksi tertinggi 49, 98 t haˉ¹. Pupuk organik secara mandiri
memberikan pengaruh nyata terhadap panjang buah dengan rata-rata tertinggi diperoleh pada perlakuan K2 yaitu
22,36 cm, serta pemangkasan memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah (g buahˉ¹) dengan rata-rata
tertinggi diperoleh pada perlakuan K2 yaitu 382,78 g buahˉ¹ dengan produksi tertinggi sebesar 48,23 t haˉ¹.
Kata kunci: Cucumber, Lakawoghe, pemangkasan, pupuk organik.

107
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012 Vol. 1 No. 2 Hal. 107-114 ISSN: 2089-9858 ® PS AGRONOMI PPs UNHALU

PENDAHULUAN cabang dan bakal buah dibuang, lalu dipangkas


pada ruas ke-6 sampai ke-12 ditinggalkan tiga daun
Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan dapat meningkatkan produksi tanaman mentimun.
salah satu jenis sayuran dari famili cucurbitales yang Penambahan bahan organik seperti pupuk
sudah populer ditanam petani di Indonesia. kandang ke dalam tanah merupakan salah satu tek-
Tanaman mentimun berasal dari benua Asia, tepat- nik budidaya yang lebih baik dari segi teknis, eko-
nya Asia Utara, meski sebagian ahli menduga berasal nomis, sosial maupun dari lingkungan karena tidak
dari Asia Selatan. Para ahli tanaman memastikan menimbulkan pencemaran dan dapat memperbaiki
daerah asal mentimun adalah India, tepatnya di sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk kandang
lereng gunung Himalaya (Rukmana, 1944). mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan
Pembudidayaan mentimun meluas seluruh tanaman untuk pertumbuhannya. Pupuk kandang
dunia, baik daerah beriklim panas (tropis) maupun di mengandung unsur makro seperti nitrogen (N),
daerah beriklim sedang (sub tropis). Di Indonesia fosfor (P), kalium (K) kalsium (Ca), magnesium
tanaman mentimun ditanam di daerah daratan (Mg), dan sulfur (S). Unsur fosfor dalam pupuk
rendah dan dataran tinggi 0–1000 meter di atas per- kandang sebagian besar berasal dari kotoran padat
mukaan laut. Daerah yang menjadi pusat perta- (Karama et al., 1996).
naman mentimun adalah Propinsi Jawa Barat, Pupuk kandang yang akan digunakan da-
Daerah Istimewa Aceh, Bengkulu, Jawa Timur dan lam penelitian ini adalah kotoran ayam. Komposisi
Jawa Tengah. Buah mentimun dibutuhkan masyara- kotoran ternak berbeda-beda, rata-rata pupuk ko-
kat baik untuk pemenuhan gizi bagi tubuh, juga toran ternak matang yang sudah siap diberikan
dibutuhkan bagi industri kosmetik dalam negeri. pada tanah mengandung nitrogen 0,5%, asam folat
Dewasa ini Indonesia telah mengekspor buah menti- 0,25%, kalium 0,5% serta unsur kalsium, magne-
mun ke beberapa negara seperti Malaysia, Singa- sium dan sulfur. Berdasarkan unsur hara yang di-
pura, Jepang, Inggris, Perancis, dan Belanda (Samadi, kandung oleh beberapa jenis pupuk kotoran ternak
2002). ternyata kandungan unsur hara N, P, dan K yang
Produksi mentimun di Indonesia sesuai cukup baik terdapat pada pupuk kotoran ayam bila
data BPS (2008) mencapai 3,5-4,8 t haˉ¹, walaupun dibandingkan dengan jenis pupuk kotoran ternak
potensi produksi tanaman mentimun dapat menca- lainnya seperti pupuk kotoran sapi, domba, kuda
pai 20 t haˉ¹ terutama jika menanam mentimun dan kerbau (Lingga, 1991).
hibrida. Produksi mentimun Kabupaten Muna menu- Berdasarkan beberapa uraian tersebut
rut data BPS (2008) hanya mencapai 1,46 t haˉ¹ yang maka dilakukan penelitian tentang pengaruh pe-
menunjukkan bahwa produksi mentimun masih ren- mangkasan dan pemberian pupuk organik kotoran
dah dibandingkan dengan produksi mentimun se- ayam terhadap produksi tanaman mentimun.
cara nasional, yang disebabkan oleh beberapa fak-
tor antara lain sistem budidaya yang belum intensif BAHAN DAN METODE
dan rendahnya kesuburan tanah. Oleh karena itu
perlu dilakukan perbaikan tehnik budidaya tanaman Penelitian dilaksanakan di Desa Lakawo-
mentimun. Salah satu teknik budidaya yang intensif ghe Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Propinsi
untuk meningkatkan hasil panen mentimun adalah Sulawesi Tenggara pada ketinggian 60 meter di atas
pemangkasan dan pemupukan. permukaan air laut. Analisis tanah dilakukan di
Pemangkasan merupakan tindakan budidaya yang laboratorium MIPA Unhalu Kendari. Penelitian ini di
umum dilakukan untuk mengatasi adanya pertumbuhan laksanakan selama 4 bulan mulai bulan Mei sampai
vegetatif yang berlebihan pada tanaman. Pemangkasan dengan Agustus 2011. Bahan yang digunakan
tanaman ada dua macam, yaitu pemangkasan untuk dalam penelitian ini adalah benih mentimun varie-
memilih batang produksi dan pemangkasan pemeliharaan. tas Hijau Roket, pupuk organik kotoran ayam,
Pemangkasan produksi perlu dilakukan agar tanaman pupuk Urea, SP-36, KCl dan insektisida Sevin 85
dapat berproduksi maksimal dengan melakukan pemilihan SP, dan Furadan. Alat yang digunakan terdiri dari
batang yang dipelihara, sedangkan pemangkasan pemeli- pacul, tembilang, sekop, parang, sabit, alat penyi-
haraan dilakukan dengan memangkas bagian tanaman ram, tali, bambu, label penelitian, pisau tajam dan
yang tidak berguna. Menurut Suwito (1990) jika daun timbangan.
terlalu lebat, maka harus dilakukan pemangkasan, Penelitian ini disusun dengan mengguna-
dengan cara memotong pada daun tanaman dan kan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dalam pola
ditinggalkan 3–4 helai daun saja, Dengan perlakuan faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah
pemangkasan maka tanaman akan cepat bercabang pemangkasan (P) terdiri atas tiga taraf perlakuan
dan berbuah. Selanjutnya menurut Soeb (2000) bah- yaitu: tanpa pemangkasan (P0), pemangkasan satu
wa pemangkasan pada ruas satu sampai lima daun dan satu cabang pada ruas 6–12 (P1) dan

Slamet Yadi, et al., 2012. Pengaruh Pemangkasan dan Pemberian Pupuk Organik ………………. 108
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012 Vol. 1 No. 2 Hal. 107-114 ISSN: 2089-9858 ® PS AGRONOMI PPs UNHALU

pemangkasan dua daun dan dua cabang pada ruas Sebelum penanaman setiap lubang tanam
6–12 (P2). Faktor ke dua adalah pemberian pupuk diberikan Furadan 3G. Penanaman dilakukan lang-
kandang (K) terdiri atas tiga taraf yaitu tanpa pem- sung di petak percobaan tanpa disemai. Biji di-
berian pupuk organik kotoran ayam (K0), pembe- tanam dalam lubang yang dibuat dengan tugal dan
rian pupuk organik kotoran ayam 10 t haˉ¹ (K1) dan tiap lubang tanam diisi dengan 2 biji benih kemu-
pemberian pupuk organik kotoran ayam 20 t haˉ¹ dian lubang tersebut ditutup dengan tanah. Setelah
(K2). satu minggu penanaman maka dilakukan penja-
Dari kedua faktor tersebut terdapat 9 kom- rangan tanaman dan disisakan 1 tanaman untuk
binasi perlakuan dan masing-masing perlakuan diu- tiap lubang. Pemeliharaan tanaman dilakukan sete-
lang sebanyak tiga kali sehingga di peroleh 27 unit lah penanaman benih sampai panen, terdiri dari:
percobaan. Luas petak percobaan adalah 3,6 × 1,5 (1) Pengajiran; berfungsi untuk merambatkan ta-
m. Jarak tanam yang digunakan adalah 60 × 50 cm. naman, memudahkan pemeliharaan dan tempat
Dengan demikian dalam satu petak percobaan ter- penopang buah. Pengajiran dilakukan 2 MST yang
dapat 18 tanaman dan untuk petak tanaman sampel ditancapkan pada jarak 10 cm dari batang tanaman
terdapat 2 tanaman. dengan tinggi ajir 2 m; (2) Penyiangan pertama di-
Persiapan lahan dimulai dengan pembersih- lakukan pada waktu tanaman berumur 2 MST dan
an gulma pada lahan penelitian dengan mengguna- diulang saat berumur 3 MST.
kan parang dan pacul. Tanah yang sudah dibersihkan Pemangkasan dilakukan sesuai dengan
dipacul sedalam 20 cm kemudian bongkahan-bong- perlakuan pemangkasan yang diberikan yaitu de-
kahan tanah digemburkan dan diratakan dengan ngan perlakuan pemangkasan satu daun dan satu
menggunakan garpu tanah. Pembuatan plot dilaku- cabang pada ruas 6–12 dan pemangkasan dua daun
kan setelah pengolahan tanah. Ukuran bedengan dan dua cabang pada ruas 6–12 dengan menggu-
dengan panjang 360 cm dan lebar 150 cm dengan 27 nakan pisau tajam. Selain itu pengendalian hama
bedengan, sebanyak tiga ulangan, jarak antar kelom- dan penyakit dilakukan dengan intesiktida Sevin
pok 100 cm, jarak antar petak 50 cm dan tinggi untuk mengendalikan kutu daun dan membuang
bedengan 30 cm. Setelah itu dibuat saluran-saluran tanaman yang terserang hama dan penyakit. Panen
drainase antar petak percobaan selebar 20 cm pertama dilakukan pada umur tanaman 35 hari
dengan kedalaman 20-30 cm, kemudian dilakukan setelah tanam, setelah itu panen dilakukan secara
pemupukan. bertahap 3 kali dalam 1 minggu, dipilih buah yang
Pupuk organik yaitu pupuk kandang kotor- sudah layak panen yaitu buah berwarna sama
an ayam diberikan 2 minggu sebelum tanam (MST). mulai dari pangkal sampai ujung berwarna hijau
Dilakukan dengan cara disebar merata dalam larikan keputihan. Panen dilakukan dengan cara memetik
dangkal sejauh 10 cm dari lubang tanam kemudian (memotong) tangkai buah dengan pisau tajam agar
ditutup dengan tanah tipis. Pupuk dasar yang digu- tidak merusak tanaman.
nakan adalah dengan dosis anjuran yaitu Urea 100 Variabel yang diamati adalah: (1) panjang
kg haˉ¹, KCl 50 kg haˉ¹ dan SP-36 100 kg haˉ¹ buah (cm), dilakukan dengan mengukur panjang
dilakukan pada saat tanam dan diberikan hanya satu buah mulai dari pangkal buah sampai ujung buah,
kali pada saat tanam. Pembuatan lubang tanaman dan (2) Bobot segar buah (g), dilakukan dengan
disesuaikan dengan jarak lubang tanam dibuat cara melakukan penimbangan terhadap buah segar
dengan ke dalam lubang tugal antara 2,4-3,0 cm, yang baru dipanen. Penempatan perlakuan pada
kemudian dibuat larikan pupuk antara lubang tanam satuan percobaan untuk setiap kelompok dilakukan
sejauh 10 cm. secara acak. Model linear rancangan yang digu-
nakan adalah:

Yijk    i  j  k  ( ) jk  ijk


Keterangan: Yijk = Nilai hasil pengamatan pada kelompok k-i yang diberi taraf ke-j pemangkasan dan pemberian berbagai dosis pupuk
organik kotoran ayam pada taraf ke-k; = Nilai tengah umum; = pengaruh aditif kelompok taraf ke-k; = Pengaruh aditif pada
taraf ke-i dari faktor pemangkasan; = pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor pupuk organik kotoran ayam; = Efek interaksi
antara pemangkasan dan pemberian berbagai dosis pupuk organik kotoran ayam taraf ke-k, dan = Galat percobaan pada
kelompok ke-i dengan perlakuan pemangkasan pada taraf k-j dan pemberian pupuk kandang kotoran ayam pada taraf ke-k.

Slamet Yadi, et al., 2012. Pengaruh Pemangkasan dan Pemberian Pupuk Organik ………………. 109
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012 Vol. 1 No. 2 Hal. 107-114 ISSN: 2089-9858 ® PS AGRONOMI PPs UNHALU

HASIL Tabel 3. Rata-rata panjang buah (cm) tanaman men-


timun pada pemberian berbagai dosis pupuk organik.
Rekapitulasi sidik ragam pengaruh pemang- Panjang BNT
kasan dan pemberian pupuk organik terhadap per- Perlakuan Pupuk Organik
buah (cm) 0,05
tumbuhan dan produksi tanaman mentimun diurai- Tanpa pupuk organik (K0) 0,31
20,21a
kan pada Tabel 1.
Kotoran ayam 10 t haˉ¹ (K1) 21,07b
Tabel 1. Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh pemang- Kotoran ayam 20 t haˉ¹ (K2) 22,36c
kasan dan pemberian pupuk organik terhadap produksi Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak
tanaman mentimun sama berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf
kepercayaan 95%
Hasil Uji F
No Variabel Yang diamati
PxK P K
1 Panjang buah (cm) tn * * Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
2 Berat buah (gram buahˉ¹) tn * * pemangkasan dan pemberian pupuk organik
Keterangan: tn = Berpengaruh tidak nyata; * = Berpengaruh nyata, memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
P = pemangkasan, dan K = pupuk organik
berat buah tanaman mentimun sedangkan inter-
aksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata
terhadap berat buah tanaman mentimun. Hasil uji
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pe- BNT 0,05 pengamatan berat buah mentimun disa-
mangkasan dan pemberian pupuk organik memberi- jikan pada Tabel 4 dan 5.
kan pengaruh sangat nyata terhadap panjang buah
tanaman mentimun sedangkan interaksi kedua perla- Tabel 4. Rata-rata berat buah (g buahˉ¹) tanaman men-
kuan berpengaruh tidak nyata terhadap panjang buah timun pada perlakuan pemangkasan
tanaman mentimun. Hasil uji BNT 0,05 pengamatan
Berat
panjang buah mentimun disajikan pada Tabel 2 dan 3. BNT
Perlakuan pemangkasan buah (g
0,05
buahˉ¹)
Tabel 2. Rata-rata panjang buah (cm) tanaman mentimun
pada perlakuan pemangkasan. Tanpa pemangkasan (P0) 336,78a 10,08
Pemangkasan 1 daun 1 cabang ( P1) 338,56b
Panjang BNT
Perlakuan pemangkasan Pemangkasan 2 daun 2 cabang (P2)
buah (cm) 0,05 396,67c
Tanpa pemangkasan (P0) 0,31 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak
19,64a
sama berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf keperca-
Pemangkasan 1 daun 1 cabang ( P1) 21,72b yaan 95%
Pemangkasan 2 daun 2 cabang (P2) 22,29c
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama Tabel 5. Rata-rata berat buah (g buahˉ¹) tanaman men-
berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf kepercayaan 95% timun pada pemberian berbagai dosis pupuk organik
Berat buah BNT
Perlakuan pupuk organik
(g buahˉ¹) 0,05
Tanpa pupuk organik (K0) 328,33a 10,08
Kotoran ayam 10 t haˉ¹ (K1) 360,89b
Kotoran ayam 20 t haˉ¹ (K2) 382,78c
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak
sama berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf
kepercayaan 95%.

Slamet Yadi, et al., 2012. Pengaruh Pemangkasan dan Pemberian Pupuk Organik ………………. 110
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012 Vol. 1 No. 2 Hal. 107-114 ISSN: 2089-9858 ® PS AGRONOMI PPs UNHALU

Gambar 2 : Kurva pengaruh pemberian berbagai pupuk organik terhadap produksi buah mentimun

PEMBAHASAN ketersediaan fotosintat yang sangat dibutuhkan


dalam pertambahan panjang batang tanaman
Hasil pengukuran pengaruh pemangkasan (Soeb, 2000).
dan pemberian pupuk organik terhadap tinggi tan- Hasil uji BNT 0,05 menunjukkan bahwa
aman pada saat tanaman berumur 15 dan 30 HST tinggi tanaman mentimun umur 30 HST tertinggi
menunjukkan bahwa Pertumbuhan tanaman ditan- diperoleh pada perlakuan pemberian pupuk
dai dengan pertambahan ukuran sel dan jumlah sel. organik kotoran ayam dosis 20 t haˉ¹ (K2) sebesar
Menurut Sitompul dan Guritno (1995) bahwa pan- 162,56 cm berbeda nyata dengan perlakuan pem-
jang batang atau tinggi tanaman merupakan indika- berian pupuk organi kotoran ayam dosis 10 t haˉ¹
tor pertumbuhan tanaman yang dapat digunakan (K1) sebesar 149, 68 cm dan perlakuan tanpa pem-
untuk mengukur pengaruh lingkungan. Hasil peng- berian pupuk organik kotoran ayam (K0) sebesar
amatan pengaruh pemangkasan terhadap panjang 124,02 cm. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
batang tanaman mentimun (Tabel 2) menunjukkan bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan
bahwa perlakuan pemangkasan dapat meningkatkan dan produksi tanaman. Bahan organik merupakan
pertumbuhan tanaman. Hal ini diduga berkaitan sumber unsur hara N, P, K sehingga ketersediaaan
dengan suplai air, nutrisi dan fotosintat yang lebih unsur N, P, dan K akan mempengaruhi perkem-
tinggi dibandingkan dengan tanpa perlakuan pe- bangan sel dalam tanaman sehingga laju pertum-
mangkasan sehingga mendorong proses-proses pe- buhan berjalan cepat. Bahan organik berperan pen-
mbelahan sel, pembesaran dan pemanjangan sel ting dalam meningkatkan kesuburan tanah. Pembe-
pada batang tanaman. Menurut Heddy (1997) bah- rian bahan organik dapat meningkatkan pertum-
wa pertumbuhan tanaman adalah proses bertam- buhan dan produksi tanaman. Hal ini sejalan
bahnya ukuran dari suatu organisme yang mencer- dengan pendapat Suriadikarta et al. (2005) yang
minkan bertambahnya protoplasma. Penambahan menyimpulkan bahwa sumbangan bahan organik
ini disebabkan oleh bertambahnya ukuran organ terhadap pertumbuhan tanaman bermula dari
tanaman seperti tinggi tanaman sebagai akibat dari pengaruhnya terhadap sifat fisik, kimia dan biologi
metabolisme tanaman yang dipengaruhi oleh faktor tanah. Bahan organik berperan sebagai penambah
lingkungan seperti air, sinar matahari dan nutrisi unsur hara N, P dan K bagi tanaman dari hasil mi-
dalam tanah. neralisasi mikroorganisme, merupakan transfor-
Pemangkasan merupakan upaya mencipta- masi oleh mikroorganisme dari unsur bahan orga-
kan keadaan tanaman menjadi lebih baik, sehingga nik menjadi anorganik sehingga tersedia bagi ta-
sinar matahari dapat masuk keseluruh bagian ta- naman.
naman meningkatnya intersepsi cahaya yang masuk Hasil pengukuran pengaruh pemangkasan
ke tajuk tanaman serta meningkatnya sirkulasi udara dan pemberian pupuk organik terhadap jumlah
dan ketersediaan CO2 dalam tajuk. Ketersediaan daun tanaman mentimun pada umur 15 dan 30
cahaya dan CO2 yang cukup serta faktor-faktor HST dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
lainnya yang mendukung akan meningkatkan laju pemangkasan memberikan pengaruh sangat nyata
fotosintesis yang pada akhirnya meningkatkan terhadap jumlah tanaman pada umur 15 dan 30

Slamet Yadi, et al., 2012. Pengaruh Pemangkasan dan Pemberian Pupuk Organik ………………. 111
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012 Vol. 1 No. 2 Hal. 107-114 ISSN: 2089-9858 ® PS AGRONOMI PPs UNHALU

HST dan sedangkan pemberian pupuk organik ber- ini diduga peranan bahan organik dapat mensuplai
pengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah
umur 30 HST sedangkan interaksi kedua perlakuan yang cukup selama pertumbuhannya. Pemberian
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun bahan organik dapat meningkatkan ketersediaan
tanaman umur 15 dan 30 HST. unsur hara N yang sangat berpengaruh terhadap
Hasil uji BNT 0,05 (Tabel 4) menunjukkan jumlah daun, hal ini sejalan dengan Buckman dan
bahwa jumlah daun tanaman mentimun umur 15 Brady (1995) bahwa peningkatan unsur N dalam
HST tertinggi diperoleh pada perlakuan pemang- tanah yang bersumber dari bahan organik berarti
kasan 2 daun dan 2 cabang (P2) sebesar 13,83 cm, peningkatan kesuburan vegetatif tanaman.
berbeda nyata dengan perlakuan pemangkasan 1 Lebih lanjut Setyorini et al. (1998) menje-
daun dan 1 cabang (P1) sebesar 12,89 cm dan tanpa laskan bahwa ketersediaan unsur hara yang seim-
pemangkasan (P0) sebesar 11,42 cm. Sementara itu, bang akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan
jumlah daun tanaman mentimun umur 30 HST ter- perkembangan tanaman. Aktivitas meristem pada
tinggi diperoleh pada perlakuan pada perlakuan pe- pertambahan panjang batang dan jumlah daun
mangkasan 2 daun dan 2 cabang (P2) sebesar 17,17 sangat ditentukan oleh unsur hara N, P, dan K,
cm, berbeda nyata dengan perlakuan pemangkasan Bahan organik berperan penting dan merupakan
1 daun dan 1 cabang (P1) sebesar 16,00 cm dan faktor kunci dalam berbagai proses biokimia dalam
tanpa pemangkasan (P0) sebesar 14,20 cm. Hal ini tanah yang dapat meningkatkan kesuburan tanah
diduga bahwa pemangkasan merupakan tindakan budi- sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ta-
daya yang dilakukan untuk mengatasi adanya pertumbuhan naman. Lebih lanjut menurut Gardner et al. (1995)
vegetatif yang berlebihan pada tanaman. bahwa jumlah daun dipengaruhi oleh lingkungan
Menurut Sartono dan Sahat, (1999) bahwa tumbuh serta ketersediaan unsur hara. Pemberian
pemangkasan pucuk daun merupakan tindakan pe- pupuk kandang dapat meningkatkan keterseidiaan
matahan dominansi apikal. Meristem apikal dan daun- unsur hara antara lain unsur N, hal ini sejalan
daun muda merupakan pusat sintesis TAA dan IAA ter- dengan pernyataan Buckman dan Brady (1995)
sebut kemudian ditransportkan ke bagian batang se- bahwa peningkatan unsur N dalam tanah yang me-
hingga menghambat perkembangan tunas-tunas lateral. ngandung bahan organik (pupuk kandang) dapat
Tunas-tunas lateral terdapat diketiak daun dan perkem- meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman
bangannya berkorelasi dengan jaraknya terhadap meris- (akar, batang dan daun).
tem apikal. Tunas lateral yang dekat ujung batang tetap Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pe-
dorman sedangkan yang agak jauh dari ujung batang mangkasan memberikan pengaruh sangat nyata
berkembang menjadi cabang. terhadap lingkar batang tanaman mentimun pada
Pemanjangan batang dan daun terutama ter- umur 15 dan 30 HST sedangkan pemberian pupuk
jadi pada meristem ujung yang memerlukan hormon organik pengaruh nyata terhadap jumlah umur 30
pertumbuhan dan mempunyai jumlah sel atau pun akti- HST. Interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak
vitas sel yang tinggi. Sebenarnya usaha untuk mening- nyata terhadap lingkar batang tanaman umur 15
katkan produksi tanaman budidaya itu tergantung dari dan 30 HST.
pengelolaan meristem, yaitu bagaimana meningkatkan Hasil uji BNT 0,05 (Tabel 5) menunjukkan
jumlah cabang, pembungaan dan luas daun. Cara untuk bahwa lingkar batang tanaman mentimun umur 15
meningkatkan daun menjadi lebih banyak dan lebih besar HST tertinggi diperoleh pada perlakuan pemang-
seringkali dengan meningkatkan jumlah cabang dari kasan 2 daun dan 2 cabang (P2) sebesar 18,57 cm,
meristem ujung yang muncul dari kuncup dorman berbeda nyata dengan perlakuan pemangkasan 1
pada ketiak daun. daun dan 1 cabang (P1) sebesar 17,61 cm dan
Daun merupakan organ fotosintat utama. tanpa pemangkasan (P0) sebesar 16,70 cm.
Jumlah daun dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh Sementara itu, lingkar batang tanaman mentimun
serta ketersediaan unsur hara. Ketersediaan unsur umur 30 HST tertinggi diperoleh pada perlakuan
hara yang seimbang akan mempengaruhi laju per- pada perlakuan pemangkasan 2 daun dan 2 cabang
tumbuhan dan perkembangan tanaman. Hasil uji (P2) sebesar 20,27 cm, berbeda nyata dengan
BNT 0,05 (Tabel 5) menunjukkan bahwa jumlah daun perlakuan pemangkasan 1 daun dan 1 cabang (P1)
tanaman mentimun umur 30 HST tertinggi dipero- sebesar 19,03 cm dan tanpa pemangkasan (P0)
leh pada perlakuan pemberian pupuk organik kotor- sebesar 18,75 cm. Hal ini diduga perlakuan pe-
an ayam dosis 20 t haˉ¹ (K2) sebesar 16,64 helai ber- mangkasan dapat menciptakan kondisi lingkungan
beda nyata dengan perlakuan pemberian pupuk yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Pemangkas-
organi kotoran ayam dosis 10 t haˉ¹ (K1) sebesar an merupakan tindakan budidaya yang umum dilakukan
15,69 helai dan perlakuan tanpa pemberian pupuk untuk mengatasi adanya pertumbuhan vegetatif yang
organik kotoran ayam (K0) sebesar 15,03 helai. Hal berlebihan pada tanaman. Menurut Saptarini (1999)

Slamet Yadi, et al., 2012. Pengaruh Pemangkasan dan Pemberian Pupuk Organik ………………. 112
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012 Vol. 1 No. 2 Hal. 107-114 ISSN: 2089-9858 ® PS AGRONOMI PPs UNHALU

menyatakan bahwa perlakuan pemangkasan pada ta- laju fotosintesis yang dikendalikan oleh ketersedia-
naman mengakibatkan sinar matahari masuk ke an unsur hara dan air. Selama memasuki fase rep-
dalam seluruh bagian tanaman dan terjadi proses roduktif maka daerah pemanfaatan reproduksi
fotosintesis. Hasil fotosintesis kemudian banyak menjadi sangat kuat dalam memanfaatkan hasil
digunakan untuk pertumbuhan batang tanaman. fotosintesis dan membatasi pembagian hasil asimi-
Pertumbuhan lingkar batang dipengaruhi lasi untuk daerah pertumbuhan vegetatif (terhenti).
ketersediaan unsur hara dan penyerapan unsur Hal ini menyebabkan fotosintat yang dihasilkan
hara dalam tanah oleh tanaman menunjukkan bah- difokuskan untuk ditransfer ke bagian buah guna
wa lingkar batang tanaman mentimun umur 30 HST perkembangannya.
tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian pu- Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pe-
puk organik kotoran ayam dosis 20 t haˉ¹ (K2) mangkasan dan pemberian pupuk organik membe-
sebesar 20,18 cm berbeda nyata dengan perlakuan rikan pengaruh sangat nyata terhadap berat buah
pemberian pupuk organi kotoran ayam dosis 10 t tanaman mentimun sedangkan interaksi kedua per-
haˉ¹ (K1) sebesar 19,03 cm dan perlakuan tanpa lakuan berpengaruh tidak nyata terhadap panjang
pemberian pupuk organik kotoran ayam (K0) sebe- buah tanaman mentimun. Hasil uji BNT 0,05 me-
sar 18, 83 cm. Hal ini diduga bahwa penambahan nunjukkan bahwa berat buah tanaman mentimun
bahan organik dalam tanah maka kandungan bahan tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian pu-
organik dalam tanah juga meningkat. puk organik kotoran ayam dosis 20 t haˉ¹ (K2)
Tanaman memperoleh unsur hara dari sebesar 382,78 g berbeda nyata dengan perlakuan
hasil dekomposisi dan proses mineralisasi bahan pemberi-an pupuk organi kotoran ayam dosis 10 t
organik sehingga tanaman dapat mengabsorbsi haˉ¹ (K1) sebesar 360,89 g dan perlakuan tanpa
unsur hara dalam tanah untuk dapat tumbuh de- pemberian pupuk organik kotoran ayam (K0) se-
ngan baik. Perbedaan nyata antar perlakuan dosis besar 328,33 g. Hal ini diduga bahwa pemberian
bahan organik terindikasi bahwa pemberian bahan pupuk organik berperan positif dalam menyedia-
organik mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan kan unsur hara bagi tanaman. Ketersediaan unsur
biologi tanah. Menurut Priyadarshini (1999) bahwa hara dalam tanah memungkinkan pertumbuhan
pertumbuhan vegetatif tanaman (diameter batang) dan produksi tanaman berlangsung dengan baik.
menjadi lebih baik seiring dengan bertambahnya Menurut Karson et al. (2000) menyatakan
dosis bahan organik yang ditambahkan kedalam bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman diten-
tanah. tukan oleh laju fotosintesis yang dikendalikan oleh
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pe- ketersediaan unsur hara. Kelebihan dan kekurang-
mangkasan dan pemberian pupuk organik memberi- an unsur hara yang diberikan pada tanaman meng-
kan pengaruh sangat nyata terhadap panjang buah akibatkan proses fotosintesis tidak berjalan efektif
tanaman mentimun sedangkan interaksi kedua per- dan fotosintat yang dihasilkan berkurang, menye-
lakuan berpengaruh tidak nyata terhadap panjang babkan jumlah fotosintat yang ditranslokasikan ke
buah tanaman mentimun. Hasil pengamatan pan- buah menjadi berkurang hal ini menyebabkan
jang buah tanaman mentimun menunjukkan bahwa penurunan berat buah dan kualitas buah (Gardner,
panjang buah mentimun meningkat seiring dengan 1991).
peningkatan dosis bahan organik yang diberikan. Pada penelitian ini jarak tanam yang digu-
Hasil uji BNT 0,05 menunjukkan bahwa panjang nakan adalah 60 x 50 cm dan jarak antar petak/
buah tanaman mentimun tertinggi diperoleh pada bedengan adalah 50 cm maka populasi per hektar
perlakuan pemberian pupuk organik kotoran ayam adalah 21.000 tanaman dengan produksi buah per
dosis 20 t haˉ¹ (K2) sebesar 22,36 cm berbeda nyata pohon sebesar 6 buah pohonˉ¹ maka produksi buah
dengan perlakuan pemberian pupuk organi kotoran per hektar pada perlakuan tanpa pemberian pupuk
ayam dosis 10 t haˉ¹ (K1) sebesar 21,07 cm dan per- organik kotoran ayam (K0) mencapai produksi se-
lakuan tanpa pemberian pupuk organik kotoran besar 41,37 t haˉ¹, perlakuan pemberian pupuk
ayam (K0) sebesar 20,21 cm. Hal ini diduga pembe- orga-nik 10 t haˉ¹ (K1) sebesar 45,47 t haˉ¹ dan
rian bahan organik berperan positif dalam menye- perlakuan pemberian pupuk organik kotoran ayam
diakan unsur hara bagi tanaman yang mengakibat- 20 t haˉ¹ (K2) sebesar 48,23 t haˉ¹. Dari hasil
kan buah mentimun jadi lebih panjang dari panjang penelitian tersebut menunjukkan bahwa berat
buah yang sesungguhnya (deskripsi tanaman menti- buah tertinggi ditunjukan pada pemberian pupuk
mun). Ketersediaan unsur hara dalam tanah me- organik dengan dosis 20 t haˉ¹ sebesar 382,78 g
mungkinkan pertumbuhan dan produksi tanaman pohonˉ¹ sehingga produksi buah segar tanaman
berlangsung baik. mentimun adalah 48,23 t haˉ¹.
Menurut Koswara (1992) bahwa pertum- Berdasarkan hasil dan pembahasan dari
buhan dan produksi tanaman akan ditentukan oleh penelitian, maka disimpulkan sebagai berikut: Tidak

Slamet Yadi, et al., 2012. Pengaruh Pemangkasan dan Pemberian Pupuk Organik ………………. 113
Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012 Vol. 1 No. 2 Hal. 107-114 ISSN: 2089-9858 ® PS AGRONOMI PPs UNHALU

terdapat interaksi antara Perlakuan pemangkasan Heddy, S., 1997. Ekofisologi Pertanaman. Sinar
dan pemberian berbagai dosis pupuk organik kotor- Baru. Malang.
an ayam terhadap semua variabel pertumbuhan dan Koswara, J., 1992. Pengaruh Dosis dan Waktu Pem-
produksi tanaman mentimun. Terdapat pengaruh berian Pupuk N dan K Terhadap Pertum-
pemangkasan dan terdapat pengaruh pemberian buhan dan Produksi Jagung Manis Seleksi
pupuk organik secara mandiri terhadap rata-rata Dermaga 2 (SD2) J.II. Pertanian Indonesia
tinggi tanaman, jumlah daun, lingkar batang umur 2(1): 1-6.
15 dan 30 HST, panjang dan berat buah serta Lingga, P., 1995. Petunjuk Penggunaaan Pupuk,
produksi tertinggi ditunjukkan pada pemangkasan Penebar Swadaya, Jakarta.
dua daun dan dua cabang sebesar 49,98 t haˉ¹, Prima, T. S., 1999. Petunjuk Teknis Budidaya
pemberian pupuk organik ditunjukkan pada pembe- Tanaman. Taninda Subur Indonesia,
rian pupuk organik dengan dosis 20 ton haˉ¹ dengan Yogyakarta.
produksi 48,23 t haˉ¹. Priyadarshini, R. 1999. Estimasi Modal C (C-Stock),
Masih perlu dilakukan penelitian lebih lan- Masukan Bahan Organik dan Hubungan-
jut untuk mendapatkan dosis pupuk organik kotoran nya dengan Populasi Cacing Tanah Pada
ayam yang optimal bagi pertumbuhan dan produksi Sistem Wanatani. Tesis. Malang Program
tanaman mentimun serta perlu dilakukan penelitian Pasca Sarjana. UNIBRAW.
lanjutan pada lahan yang sama untuk mengetahui Rembon, F. S., 1998. Sifat Kimia Tanah. Angkasa
pengaruh residu. Bandung.
Rukmana, R., 1994. Budidaya Mentimun. Yogya-
Ucapan Terima kasih karta.
Sartono, P. dan S. Sahat, 1999. Pengaruh Pemang-
Selama mengikuti penelitian ini dengan kasan Batang Terhadap Produksi Benih
segala kerendahan hati saya menyampaikan peng- Wortel. Buletin Penelitin Hortikultura 27(3)
har-gaan dan terima kasih kepada Bapak Prof. : 109-113.
Dr.Sc.Agr., Ir. H La Karimuna, M.Sc. selaku ketua Sitompul, S. M. dan B. Guritno, 1995. Analisis Per-
komisi pembimbing dan Bapak Dr. Ir. H Laode tumbuhan Tanaman. Gadjah Mada
Sabaruddin, M.Si selaku anggota komisi pembimbing University Press, Yogyakarta.
atas segala curahan waktu dan tenaganya dalam Soeb, M., 2000, Pengaruh Pemangkasan dan Pem-
memberikan bimbingan, arahan dan masukan sejak berian Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan
perencanaan penelitian hingga tersusunnya tesis ini. Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis
sativus L.). Skripsi Sarjana Fakultas Perta-
KEPUSTAKAAN nian USU. Medan.
Sumpena, U., 2001. Budidaya Mentimun. Penebar
Adiningsih, S. J., 2000. Peranan Bahan Organik Swadaya, Jakarta.
Tanah Dalam Sistem Usaha Tani Konservasi. Suriadikarta, D.A., T. Prihatini, D. Setyorini, dan W.
Materi Pelatihan Revitalisasi Keterpaduan Hartatik. 2005. Teknologi Pengelolaan
Usaha Ternak dan Sistem Usaha Tani. Bogor. Bahan Organik Tanah. Hlm 169-222. Dalam
Buckman, H.O. dan Brady, N.C., 1995. Ilmu Tanah. Teknologi Pengelolaan Lahan Kering` Puslit-
Terjemahan Soegiman PT. Bharata Karya bangtanah. Badan Litbang Pertanian.
Aksa, Jakarta. Sutono, S., A. Abdurachman, dan I. Juarsah. 1996.
Cahyono, B., 2003. Timun. Aneka Ilmu, Semarang, Perbaikan Tanah Podsolik Merah Kuning
Gardner, F.P., R.B. Peace dan R.L. Mitchell., 1991. (Haplorthox) Menggunakan Bahan Organik
Fisiologi Tanaman. Gadjah Mada Universty dan Anorganik: Suatu Percobaan Rumah
Press. Yogyakarta. Kaca. Prosiding Pertemuan Pembahasan
Ginting, C., 1994. Fungsi Bahan Organik dan Pupuk dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan
Kandang dalam Menurunkan Tingkat Kema- Agroklimat. Puslittanak, pp 17-37.
saman Tanah dan Pengaruhnya terhadap Sutopo, L., 1998. Pengaruh Kualitas Benih dan
Kualitas Produksi Kedelai. Lembaga Peneli- Pemangkasan Terhadap Cabang dan Kuali-
tian Universitas Haluoleo, Kendari. tas Tomat Kultivar Gondol dan Intan. Bule-
Hartatik, W. dan Widowati, L. R., 2007. Pertanian tin Hasil penelitian Hortikultura. Deptan,
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Fakultas Jakarta.
Pertanian USU, Medan. Suwinto, 1990. Memanfaatkan Lahan Bercocok-
Harjadi, 1989. Dasar-Dasar Hortikultura. Jurusan tanam Mentimun Hibrida, Kanisius,
Budidaya Pertanian. IPB. Bogor, 508 hal. Yogyakarta.

Slamet Yadi, et al., 2012. Pengaruh Pemangkasan dan Pemberian Pupuk Organik ………………. 114

You might also like