You are on page 1of 124

PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TENTANG PENULARAN HIV DI KOTA MEDAN


TAHUN 2008

SKRIPSI

Oleh :

ENDA MORA DALIMUNTHE


NIM : 031000109

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Enda Mora Dalimunthe : Perilaku Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Tentang Penularan Hiv Di Kota Medan
Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009

PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


TENTANG PENULARAN HIV DI KOTA MEDAN
TAHUN 2008

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

ENDA MORA DALIMUNTHE


NIM : 031000109

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul :
PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TENTANG PENULARAN HIV DI KOTA MEDAN
TAHUN 2008
Telah dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
ENDA MORA DALIMUNTHE
031000109
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi
Pada Tanggal 20 Maret 2009 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji :
Ketua Penguji

Drs. Eddy Syahrial,MS


NIP. 131 674 466

Penguji II

Penguji I

DR.Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM


NIP. 132 049 789

Penguji III

Drs. Tukiman, MKM


NIP. 131 688 345

Drs. Alam Bakti Keloko, MKes


NIP. 131 674 466

Medan, Maret 2009


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Dekan,

dr. Ria Masniari Lubis, MSi


NIP. 131 124 053

ABSTRACT

The world has been faced the HIV spread which caused AIDS continously,
faster, and it has death effects which are compared with other disaster that happened
in human history. Based on National AIDS Prevention Commission 2007, most of
Indonesian have been heard HIV/AIDS, but they did not know how the infection and
the prevention widely. Because of the wrong knowledge, AIDS suffer faced some
problems which is related ith their disease, namely physically and socially.
This research are aimed to know knowledge, attitude and action of University
of Sumatera Utara students about HIV infection in Medan City on 2008. this research
is a quantitative descriptive research. The population are about 3.225 peoples, and it
has been taken the samples are about 91 peoples by Proportional Stratified Random
Sampling, which is taken by using quesionare with interview method. Then, the datas
are given by using frequency distribution tables. The research result are about 91 of
University of Sumatera Utara student generally have the good knowledge (90.1%),
the middle knowledge (5.5%) and the less knowledge (4.4%). Beside that, they have
the good attitude (86.8%), the middle attitude (5.5%) and the less attitude (7.7%).
Finally, they have the good action (70.3%), the middle action (24.2%) and the less
action (5.5%).
Based on the research, it is suggested for University of Sumatera Utara
students so that can prevent of HIV infection by increasing the carefullness to HIV in
giving information to peer friend, family, and the sociaty. Giving information can be
done by socialization and mass media. To University of Sumatera Utara so that can
increase the cooperation among government and private sector and increase the
strategic program which has been done so that it is more optimal done in decreasing
HIV. Finally, this research is also sugestting about make a socilization center of HIV
infection by examination and promotion ways to prevent HIV infection to all of
University of Sumatera Utara students namely it is coming from government, private
sector/ Non-Government Organization even from University of Sumatera Utara.

Keywords : Behaviour, University Students,HIV Infection.

ABSTRAK

Dunia telah menghadapi penyebaran HIV yang menyebabkan AIDS terus


berlanjut, lebih cepat, lebih memiliki efek membinasakan, dibanding dengan
wabah/bencana lain yang terjadi dalam sejarah manusia. Menurut laporan Komisi
Penanggulangan AIDS Nasional Tahun 2007, banyak warga negara Indonesia pernah
mendengar tentang HIV/AIDS, tetapi pengetahuan tentang cara penularan dan
pencegahannya belum dikenal luas. Akibat pengetahuan yang salah penderita AIDS
menghadapi berbagai masalah dan penderitaan sehubungan dengan penyakit mereka,
disamping penderitaan secara fisik juga penderitaan secara sosial akibat kesan buruk
masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan
mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang penularan HIV di kota Medan tahun
2008. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini
sebanyak 3225 orang, dimana besar sampel adalah 91 orang dengan pemilihan
sampel dilakukan dengan Proporsional Stratified Random Sampling dimana data di
ambil menggunakan kuesioner dengan metode wawancara. Selanjutnya data disajikan
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil Penelitian 91 mahasiswa
Universitas Sumatera Utara ini umumnya berada pada kategori pengetahuan baik
sebesar 90,1%, memiliki pengetahuan kategori sedang sebesar 5,5% dan kurang
sebesar 4,4%. Selain itu kategori sikap baik sebesar 86,8%, sikap kategori sedang
sebesar 5,5% dan kurang sebesar 7,7%. Akhirnya pada kategori tindakan juga baik
sebesar 70,3%, tindakan sedang sebesar 24,2% dan kurang 5,5%.
Dari hasil penelitian disarankan kepada mahasiswa Universitas Sumatera
Utara agar bersama-sama mencegah penularan HIV dengan meningkatkan
kewaspadaan terhadap HIV baik itu melaui pemberian informasi kepada teman
sebaya, keluarga, masyarakat awam baik itu dari penyuluhan, media cetak maupun
media elektronik. Kepada Universitas Sumatera Utara agar dapat meningkatkan kerja
sama dengan pemerintah maupun swasta serta meningkatkan program strategis yang
selama ini sudah dilaksanakan sehingga program untuk mengurangi kasus penularan
HIV dapat terselenggara dengan lebih optimal. Penelitian ini juga menyarankan perlu
sebuah usaha sosialisasi melalui pelatihan dan upaya promosi tentang pencegahan
penularan HIV pada seluruh mahasiswa Universitas Sumatera Utara baik dari
pemerintah, pihak swasta/LSM maupun dari pihak Universitas sendiri.

Kata kunci : Perilaku, mahasiswa, penularan HIV

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama

: Enda Mora Dalimunthe

TTL

: Padang Sidempuan, 10 April 1985

Agama

: Islam

Alamat Rumah

: Jl. Benteng Hulu 17-I Kel. Tembung, Kec. Medan Tembung,


20225

Email

: enda_gunthank@yahoo.co.id

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri 6 Padang Sidempuan

: Tamat Tahun 1997

2. SLTP Negeri 1 Padang Sidempuan

: Tamat Tahun 2000

3. SMU Negeri 1 Padang Sidempuan

: Tamat Tahun 2003

4. FKM USU

: Tahun 2003

RIWAYAT ORGANISASI
1. Ketua Bidang PTKP HMI Komisariat FKM USU Periode 2006-2007
2. Sekretaris Jendral PEMA FKM USU Periode 2006-2007
3. Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan dan Pengabdian Masyarakat LKMI
HMI Cabang Medan Periode 2006-2007
4. MPKPK HMI Komisariat FKM USU Periode 2007-2008
5. Gubernur/Ketua Senat PEMA FKM USU Periode 2007-2008
6. Badan Pengawas Nasional (BPN) Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat Regional Sumatera Periode 2007-2008

7. Ketua Staf Advokasi Pengurus Harian Nasional Jaringan Mahasiswa


Kesehatan Indonesia (JMKI) Periode 2007-2009

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat kesehatan serta keselamatan, dan berkat rahmat dan hidayahNyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Perilaku Mahasiswa
Universitas Sumatera Utara Tentang Penularan HIV Di Kota Medan Tahun
2008.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, Msi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat USU.
2. Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak menyediakan waktu dan memberikan bimbingan, saran maupun
pengarahan selama penulisan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM selaku Dosen Pembimbing II yang
telah banyak menyediakan waktu dan memberikan bimbingan, saran maupun
pengarahan selama penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Tukiman, MKM selaku Kepala Departemen PKIP Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Penguji I
yang telah banyak membantu penulis dalam menjalankan pendidikan
khususnya di Departemen PKIP dari awal hingga akhir.

5. Bapak Drs. Alam Bakti Keloko, MKes selaku Dosen Penguji II yang telah
banyak

membantu

penulis

dalam

memberikan

masukan

untuk

memaksimalkan penyempurnaan hasil dari skripsi ini.


6. Ibu Dra. Syarifah, MS selaku Pembantu Dekan III FKM USU yang telah
banyak

membantu

penulis

dalam

memberikan

masukan

untuk

memaksimalkan hasil dari skripsi ini dan khususnya ketika berproses di FKM
USU dari awal hingga akhir.
7. Seluruh staff pengajar dan pegawai Departemen PKIP FKM USU, khususnya
Ibu dr. Linda T. Maas, MPH dan Ibu Lita Sri Andayani, SKM, MKes, serta
Bang Hendro yang telah banyak membantu penulis.
8. Ibu Drh. Hiswani, MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis.
9. Teristimewa untuk Ayahanda Syaiful Bahri Dalimunthe dan Ibunda Hj. Hafni
Sipahutar yang telah memberikan motivasi, semangat, dukungan serta
perjuangan untuk ananda baik moril maupun materil, dan terus mendoakan
agar dapat menyelesaikan pendidikan tinggi untuk masa depan yang lebih
baik. Semoga Allah SWT memberikan berkat umur yang panjang, sehat selalu
dan dilimpahi rezeki.
10. Saudaraku tersayang (Syafrida Dalimunthe, Parluhutan Dalimunthe serta Kak
Enni) terima kasih atas doa serta kasih sayang yang selalu diberikan kepada
penulis.
11. Saudara seperjuangan di PEMA FKM USU khususnya periode 2007-2008
(Angga, Fandrik, Adon, Blank, Fadli, Yoky, Nila, Dhani, Rima, Reni, Daniel,

Wawan, Andre gembung, Ulfa, Diana, Alkaustar, Afdol, Amru, Hengky, Pa


end, Dila, Nanda, Rizka, Penyoi, Isas, Adlin, Rizki, Juni, Popo, Lia H).
12. Saudaraku di HMI Komisariat FKM USU khususnya segenap Keluarga Besar
HMI Komisariat FKM USU terima kasih atas bimbingan, perhatian yang
menjadi inspirasi bagi penulis untuk meningkatkan kualitas

diri

baik

akademis maupun organisasi.


Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik
dari segi isi dan penyajiannya. Untuk itu, penulis mengharapkan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Medan, Maret 2009

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................i
ABSTRAK..................................................................................................................ii
RIWAYAT HIDUP PENULIS..................................................................................iv
KATA PENGANTAR................................................................................................v
DAFTAR ISI.............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL......................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
12.1..................................................................................................................Lat
ar Belakang...............................................................................................1
12.2..................................................................................................................Ru
musan Masalah.........................................................................................7
12.3..................................................................................................................Tuj
uan Penelitian...........................................................................................8
12.3.1...................................................................................................Tuj
uan Umum.................................................................................8
12.3.2...................................................................................................Tuj
uan Khusus................................................................................ 8
12.4..................................................................................................................Ma
nfaat Penelitian.........................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 9
2.1. Perilaku.................................................................................................... 9
2.1.1. Defenisi Perilaku......................................................................9
2.2. Pengetahuan............................................................................................10
2.3. Sikap........................................................................................................12
2.4. Tindakan................................................................................................. 16
2.5. Teori Snehandu B. Kar............................................................................17
2.6. Teori WHO..............................................................................................17
2.7. Fakultas Kesehatan................................................................................. 18
2.7.1. Fakultas Kedokteran (FK).......................................................19
2.7.2. Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)..................................20
2.7.3. Fakultas Kedokteran Gigi (FKG)............................................21
2.7.4. Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)...............................21
2.8. HIV/AIDS...............................................................................................22
2.8.1. Etiologi(Penyebab) AIDS....................................................... 24
2.8.2. Epidemiologi HIV...................................................................25
2.8.3. Pencegahan Penularan Infeksi HIV........................................ 28
2.8.4. Faktor Resiko Penularan Virus HIV........................................29
2.9. Upaya Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia................................... 30
2.10. Kerangka Konsep..................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 33
3.1. Jenis Penelitian....................................................................................... 33
3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian..................................................................33
3.2.1. Lokasi Penelitian......................................................................33

3.2.2. Waktu Penelitian.......................................................................33


3.3. Populasi dan Sampel...............................................................................33
3.3.1. Populasi....................................................................................33
3.3.2. Sampel......................................................................................34
3.4. Metode Pengumpulan Data.....................................................................35
3.5. Definisi Operasional............................................................................... 36
3.6. Aspek Pengukuran dan Instrumen..........................................................39
3.6.1. Aspek Pengukuran....................................................................39
3.6.2. Instrumen..................................................................................41
3.7. Tehnik dan Pengolahan Data.................................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN.............................................................................. 42
4.1. Gambaran Umum Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara......42
4.1.1. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara. 42 4.2.
Karakteristik Responden................................................................................42
4.2.1. Umur Responden..................................................................... 42
4.2.2. Jenis Kelamin...........................................................................43
4.2.3. Semester Pendidikan................................................................43
4.3. Pengetahuan Responden......................................................................... 44
4.3.1. Pengetahuan Responden Tentang Penyebab HIV....................44
4.3.2. Pengetahuan Responden Tentang Penularan HIV...................44
4.3.3. Pengetahuan Responden Tentang Pencegahan HIV................48
4.4. Sikap Responden.....................................................................................49
4.4.1 Sikap Responden Tentang Penularan HIV................................49
4.4.2 Sikap Responden Tentang Pencegahan HIV.............................51
4.5. Tindakan Responden...............................................................................54
4.6. Sumber Informasi Tentang HIV Responden...........................................55
BAB V PEMBAHASAN..........................................................................................57
5.1 Karakteristik Responden..........................................................................57
5.2. Pengetahuan Responden......................................................................... 58
5.2.1. Pengetahuan Responden Tentang Penyebab HIV....................58
5.2.2. Pengetahuan Responden Tentang Penularan HIV...................58
5.2.3. Pengetahuan Responden Tentang Pencegahan HIV................63
5.3. Sikap Responden.....................................................................................64
5.3.1. Sikap Responden Tentang Penularan HIV...............................64
5.3.2. Sikap Responden Tentang Pencegahan HIV............................67
5.4. Tindakan Responden...............................................................................69
5.5 Sumber Informasi Responden.................................................................72
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 74
6.1. Kesimpulan.............................................................................................74
6.2. Saran....................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................xii
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel
4.1

Distribusi Responden Mahasiswa Fakultas Kesehatan


Hal.
USU T.A. 2008/2009...........................................................................42
Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Umur..................................................42
Tabel 4.3 Distribusi Jenis Kelamin......................................................................43
Tabel 4.4 Distribusi Semester..............................................................................43
Tabel 4.5

Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Jenis Penyakit


HIV/AIDS di Kota Medan Tahun 2008..............................................44

Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Beberapa Gejala


HIV di Kota Medan Tahun 2008.........................................................44
Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Lama Rata-Rata
Gejala Sakit Penderita HIV di Kota Medan Tahun 2008.....................45
Tabel 4.8 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Siapapun Dapat
Terkena HIV di Kota Medan Tahun 2008...........................................45
Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Penularan
HIV di Kota Medan Tahun 2008.........................................................46
Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Perbuatan Paling
Banyak Membuat Orang Tertular HIV di Kota Medan Tahun 2008 ..47
Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Orang yang Paling
Banyak Membuat Orang Tertular HIV di Kota Medan Tahun 2008 ..47
Tabel 4.12 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Banyaknya Cara
Pencegahan HIV di Kota Medan Tahun 2008.....................................48
Tabel 4.13 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Penularan
HIV di Kota Medan Tahun 2008.........................................................49
Tabel 4.14 Distribusi Sikap Tidak Setuju Responden Tentang Penularan
HIV di Kota Medan Tahun 2008.........................................................49
Tabel 4.15 Distribusi Sikap Responden Tentang HIV Mengancam

Masyarakat Pada Saat ini di Kota Medan Tahun 2008........................49

Tabel 4.16 Distribusi Sikap Responden Tentang HIV Mengancam Masyarakat


Pada Tahun-Tahun Mendatang di Kota Medan Tahun 2008...............50
Tabel 4.17 Distribusi Sikap Responden Tentang Lokasi-Lokasi Pelacuran
Dapat Menyebarkan HIV di Kota Medan Tahun 2008........................50
Tabel 4.18 Distribusi Sikap Responden Tentang Sikap Anda Jika Ada
Teman yang Terjangkit HIV di Kota Medan Tahun 2008...................51
Tabel 4.19 Distribusi Sikap Responden Tentang Penderita HIV Harus Diasingkan
dan Dikucilkan dari Masyarakat di Kota Medan Tahun 2008.............51
Tabel 4.20 Distribusi Sikap Responden Tentang Janin yang Dikandung
Seorang Ibu Hamil yang Terjangkit HIV Sebaiknya Digugurkan Saja
di Kota Medan Tahun 2008.................................................................52
Tabel 4.21 Distribusi Sikap Setuju Responden Tentang Upaya Pencegahan
HIV di Kota Medan Tahun 2008.........................................................52
Tabel 4.22 Distribusi Sikap Responden tentang yang Sebaiknya Dilakukan
Terhadap Penderita HIV di Kota Medan Tahun 2008.........................53
Tabel 4.23 Distribusi Tingkat Sikap Responden Tentang Penularan HIV
di Kota Medan Tahun 2008.................................................................53
Tabel 4.24 Distribusi Tindakan Responden Tentang Upaya Pencegahan
Penularan HIV di Kota Medan Tahun 2008........................................54
Tabel 4.25 Distribusi Tingkat Tindakan Responden Tentang Banyaknya
Cara Penularan HIV di Kota Medan Tahun 2008................................55
Tabel 4.26 Distribusi Paling Banyak Mendapatkan Informasi Tentang HIV........55
Tabel 4.27 Distribusi Sumber Informasi Responden Mendapatkan Informasi
Tentang HIV dari Kurikulum/ Mata Kuliah........................................56

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia telah menghadapi AIDS, mengerikan dan penyebaran virus (HIV) yang
menyebabkan AIDS terus berlanjut, lebih cepat, lebih memiliki efek membinasakan,
dibanding dengan wabah/bencana lain yang terjadi dalam sejarah manusia. Karena itu
memenangkan peperangan melawan AIDS adalah satu prasyarat untuk mewujudkan
cita-cita hak asasi manusia yang amat berharga tersebut (Pettrucci, 2006).
Menurut UNAIDS sampai Desember 2007 ditemukan sejumlah 33,2 juta
orang penderita HIV yang terjadi sepanjang tahun 2007 dan telah menewaskan 2,1
juta orang. Sehingga, setiap hari ada 6800 orang terinfeksi HIV dan 5700 orang
meninggal karena AIDS.
Prevalensi HIV/AIDS pada tahun 2007 tertinggi terdapat di kawasan Asia
Tenggara dengan jumlah kasus HIV sebanyak kurang lebih 440 ribu orang dan
sebanyak 300 ribu orang telah meninggal karena AIDS.
Kasus HIV/AIDS pertama kali ditemukan pada tahun 1987 di Bali yaitu
seorang penderita AIDS warga negara Belanda. Pada tahun berikutnya HIV/AIDS
ditemukan di Jakarta dan Surabaya, dan semakin banyak provinsi yang melaporkan
adanya kasus HIV/AIDS. Jumlah penderita HIV/AIDS cenderung meningkat terus
dan daerah yang terinfeksi pun cenderung meluas. Penyebaran di Indonesia terutama
sangat dipengaruhi oleh perilaku seksual berisiko dan penyalahgunaan narkotika,
psikotropika dan zat adiktif (Napza) (Nasution, dkk, 2000).

Menurut

Dirjen

Pemberantasan

Penyakit

Menular

dan

Penyehatan

Lingkungan (Dirjen P2M & PL) Depkes RI (2005), potensi ancaman epidemi AIDS
di Indonesia semakin berat. Pada tahun 2010 jumlah orang yang mengidap
HIV/AIDS di Indonesia diperkirakan sebanyak 90.000-130.000 orang . Jumlah orang
yang diperkirakan rawan tertular HIV sebanyak 13 juta sampai 20 juta orang
(Muninjaya,1998).
Indonesia, secara kumulatif, pengidap HIV dan kasus AIDS Maret 2008
terdiri dari 11.868 orang pengidap HIV/AIDS. Dari jumlah tersebut laki-laki
sebanyak 9.337 orang dan perempuan 2446 orang. Kebanyakan pengidap HIV adalah
pada rentang usia 20-29 tahun sebanyak 6.364 orang. Diserangnya usia produktif ini
suatu tantangan yang perlu segera diatasi mengingat usia produktif adalah aset
pembangunan bangsa (Depkes RI 2008).
Data Subdit AIDS dan IMS Dit P2ML Depkes RI Maret 2008, menunjukkan
kasus AIDS Sumatera Utara mencapai 424 kasus dengan korban meninggal 79 orang,
sehingga menduduki peringkat ketujuh bila dibandingkan dengan 33 provinsi lain di
Indonesia, yakni setelah DKI Jakarta, Jawa Barat, Papua , Jawa Timur, Bali dan
Kalimantan Barat. Namun hal penting yang menjadikan Sumatera Utara sangat
potensial dalam peningkatan penyebaran HIV/AIDS adalah kedekatan provinsi
Sumatera Utara secara geografis dengan negara-negara tetangga yang mempunyai
kasus infeksi HIV/AIDS yang tinggi seperti Thailand dan Kamboja (Depkes RI,
2008).
Sumatera Utara, secara kumulatif, pengidap HIV dan kasus AIDS tahun 1987Maret 2008 terdiri dari 424 orang, dimana 226 orang penderita HIV, dan 198 orang

penderita AIDS. Kota Medan menempati urutan pertama dari 360 orang yang
teridentifikasi HIV/AIDS, sebagai Ibukota Provinsi, kota Medan sangatlah berisiko
tinggi terhadap penyebaran HIV/AIDS. Penyebaran kasus ini sangat dipengaruhi dari
perilaku individu beresiko tinggi terutama perilaku seks heteroseks, peredaran
narkoba khususnya penggunaan jarum suntik (Ditjen PPM/PL Depkes RI ,2008).
Untuk berhasilnya upaya pencegahan HIV/AIDS harus diketahui terlebih
dahulu pendapat-pendapat kelompok masyarakat tentang penyakit yang sekarang
telah menjadi pandemi ini. Oleh karena itu suatu penelitian untuk mengetahui
pandangan yang mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap AIDS perlu
dilakukan (Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1996).
Menurut laporan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (2007), banyak
warga negara Indonesia pernah mendengar tentang HIV/AIDS, tetapi pengetahuan
tentang cara penularan dan pencegahannya belum dikenal luas. Berbagai pendapat
tentang AIDS antara lain penyakit orang tidak baik, penyakit kutukan Tuhan,
penyakit kelompok homoseksual ditemukan dimasyarakat saat ini. Anggapan HIV
bisa menular melalui kontak sosial biasa seperti bersalaman, mengobrol, mencium
pipi dan melalui gigitan serangga. Anggapan keliru ini muncul karena ketika kasus
HIV/AIDS mulai banyak bermunculan sedangkan informasi tentang HIV/AIDS
sendiri belum banyak, sehingga masyarakat menganggap HIV/AIDS begitu mudah
menular.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997 pada 8.117
perempuan di perkotaan dan 20.693 di pedesaan, diketahui bahwa 51,5 % perempuan
berusia 15-49 tahun yang menikah pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Dalam

kelompok yang sama 29,0 % menyatakan bahwa AIDS dapat dicegah dengan cara
berhubungan seks dengan satu pasangan sementara 23,7 % berkata AIDS dapat
dicegah dengan tidak berhubungan seks dengan pelacur.
Akibat pengetahuan yang salah penderita AIDS menghadapi berbagai masalah
dan penderitaan sehubungan dengan penyakit mereka, disamping penderitaan secara
fisik juga penderitaan secara sosial akibat kesan buruk masyarakat. Banyak penderita
HIV/AIDS yag mengalami diskriminasi dan prasangka buruk masyarakat (Djoerban,
2001).
Keingintahuan seseorang tentang cara penularan HIV adalah sikap yang amat
positif, agar ia tahu orang lain dapat terhindar dari penularan HIV. Namun sebaliknya
keingintahuan akan identitas seseorang penderita AIDS atau seseorang yang
terinfeksi HIV seringkali berakibat buruk, misalnya penderita bisa menghilang dari
rumahnya. Penderita HIV/AIDS seharusnya dilindungi dari masalah tersebut, karena
dampaknya akan buruk sekali terhadap penderita keluarga maupun masyarakat
(Djoerban, 2001).
Dari data Depdiknas dan Departemen Kesehatan RI (2008) menunjukan
peningkatan tajam infeksi HIV/AIDS dari tahun ke tahun. Yang mengejutkan 70 %
dari 2267 penderita HIV/AIDS di DKI Jakarta atau 1586 di antaranya adalah
kalangan pelajar dan mahasiswa.
Sebagai sebuah fenomena HIV/AIDS belum banyak dikenal baik sehingga hal
ini semakin memicu penambahan jumlah penderitanya. HIV merupakan virus yang
tidak pandang bulu, dapat menyerang siapa saja tanpa memandang jenis kelamin,
status dan tingkat social. Namun ada kecenderungan besar virus ini

menimpa

kelompok masyarakat yang energik dan produktif dalam beraktifitas dimana termasuk
di dalamnya adalah mahasiswa. Mahasiswa adalah kelompok yang rentan tertular
HIV karena pola hidupnya yang relatif bebas sehingga memungkinnya melakukan
hubungan seks pranikah dimana cara penularan HIV paling sering adalah melalui
hubungan seksual yang tidak aman (Wijayani, 2003).
Sementara itu data di berbagai rumah sakit dan kepolisian menunjukkan
sekitar 25% penderita penyakit menular seksual seperti HIV dan pengguna Napza
adalah pelajar dan mahasiswa (penelitian Malla,1997), hal ini menunjukkan bahwa
mahasiswa merupakan kelompok yang berisiko tinggi tertulari HIV/AIDS, namun
selama ini terkesan sebagian mahasiswa tidak mau tahu mengenai bahaya HIV/AIDS
yang mengancam dirinya akibat perilaku mereka yang cenderung berisiko untuk
tertular (Baskoro, 2008).
Hasil penelitian Baskoro (2008) pada mahasiswa Universitas Negeri Malang
angkatan 2001/2002 disimpulkan sebagian besar mahasiswa menyatakan mereka
pernah mendengar atau membaca tentang HIV/AIDS, tetapi lebih dari

75%

mahasiswa mengaku belum pernah mendapatkan program pencegahan HIV/AIDS


secara terprogram. Sumber informasi mengenai HIV/AIDS menurut mahasiswa lebih
banyak didapat dari media cetak dan elektronik.
Dari hasil penelitian Ansariadi (1999) diperoleh hasil bahwa umumnya
mahasiswa Universitas Hasanudin sudah mengetahui bahwa penyakit AIDS
disebabkan oleh virus, tetapi masih terdapat pengetahuan yang keliru tentang cara
penularan HIV seperti ditularkan melalui air mata, kulit dan keringat (6%), dimana

hal ini akan mengakibatkan pengidap HIV akan dikucilkan dari masyarakat. Padahal
cara tersebut belum terbukti dapat menularkan HIV.
Selanjutnya menurut Ansariadi (1999), mengenai cara pencegahan umumnya
yang dikemukakan oleh mahasiswa Universitas Hasanudin adalah berhubungan seks
hanya dengan pasangannya (44,5%). Tetapi masih kurang yang menyebutkan
kondom sebagai cara pencegahan (20,1%) pada hal cara ini dianggap paling efektif
sekarang ini, walaupun belum populer di Indonesia. Hal ini juga nampak dari sikap
sekitar 50 % responden yang netral, dan tidak setuju dengan pernyataan bahwa jika
berhubungan seks dengan pekerja seks harus menggunakan kondom. Temuan lain
dari penelitian ini yang dapat menimbulkan masalah adalah masih tingginya
anggapan/sikap HIV/AIDS adalah penyakit kutukan Tuhan (34%).
Dari hasil penelitian Armunanto (1992) sebesar 31,49% mahasiswa
kedokteran UGM Yogyakarta, memiliki pengetahuan yang salah tentang penularan
AIDS, disebabkan ada anggapan gigitan serangga diduga dapat sebagai perantara
penularan AIDS.
Temuan diatas merupakan suatu ironi disebabkan mahasiswa sebagai
kelompok masyarakat yang dianggap memiliki tingkat intelektual yang tinggi masih
belum mengetahui tentang HIV/AIDS secara benar. Oleh sebab itu perlu dibuat suatu
pemetaan gambaran bagaimana pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap
HIV/AIDS.
Kelompok mahasiswa bidang pembelajaran kesehatan seperti mahasiswa
Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi dan
Program Studi Ilmu Keperawatan merupakan kelompok yang dianggap lebih banyak

mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS, baik dari materi perkuliahan maupun


sumber lain yang terdapat di lingkungan kampus, sehingga mereka ini dapat dijadikan
indikator bagi kelompok mahasiswa lainnya tentang pengetahuan dan sikap terhadap
HIV/AIDS.
Sesuai dengan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, pada Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara mahasiswanya mendapatkan materi
perkuliahan tentang HIV pada mata kuliah Biologi semester I, Patologi Anatomi
semester III, Mikrobiologi semester V, Patologi Klinik semester V, Penyakit Dalam
semester VI, dan Ilmu Kulit Kelamin semester VIII. Pada Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara mahasiswanya mendapatkannya pada mata
kuliah Epidemiologi Penyakit Menular semester VI. Pada Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara yakni pada mata kuliah Ilmu Penyakit Mulut dan Ilmu
Penyakit Kulit Kelamin di semester VI, sedangkan Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatera Utara pada mata kuliah Patologi Anatomi semester IV dan
Penyakit Menular Seksual di semester IV
Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti perilaku
mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang penularan HIV di kota Medan tahun
2008.

1.2 Rumusan masalah


Sesuai dengan latar belakang diatas, maka permasalahannya bagaimana
perilaku mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang penularan HIV di kota
Medan tahun 2008.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui perilaku mahasiswa
Universitas Sumatera Utara tentang penularan HIV di kota Medan tahun 2008.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Universitas Sumatera Utara
tentang penularan HIV di kota Medan tahun 2008.
2. Mengetahui sikap mahasiswa mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang
penularan HIV di kota Medan tahun 2008.
3. Mengetahui tindakan mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang
penularan HIV di kota Medan tahun 2008.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan gambaran tentang perilaku mahasiswa Universitas Sumatera
Utara tentang penularan HIV di kota Medan tahun 2008.
2. Sebagai pengembangan wawasan keilmuan peneliti dalam hal HIV.
3. Dapat memberikan informasi kepada mahasiswa dan seluruh pihak yang
berhubungan dalam penanggulangan masalah penularan HIV tentang masalah
penularan HIV serta akibat yang ditimbulkannya, sehingga dapat menjaga
jangan sampai terjangkit HIV.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku
2.1.1 Defenisi Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar. Menurut Robert Kwick (1974) perilaku adalah tindakan atau perbuatan
suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Menurut Ensiklopedia
Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap
lingkungannya. Skiner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktorfaktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respons
terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku
dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan
yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat
emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini
merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Perilaku dibedakan atas pengetahuan, sikap dan tindakan (Notoatamodjo, 2003)

2.2 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan juga dapat didefenisikan
sebagai sekumpulan informasi yang dipahami, yang diperoleh dari proses belajar
semasa hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri,
baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan.
Pada dasarnya pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang dapat memahami sesuatu gejala dan memecahkan masalah
yang dihadapinya. Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengalaman orang lain yang
disampaikan kepadanya, dari buku, teman, orang tua, guru, rasio, televisi, foster
majalah dan surat kabar.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan, sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Reksohadiprodjo,1990).
Pengetahuan yang ada pada diri manusia bertujuan untuk dapat menjawab
masalahmasalah kehidupan yang dihadapinya sehari-hari dan digunakan untuk
menawarkan berbagai kemudahan bagi manusia. Dalam hal ini pengetahuan dapat
diibaratkan sebagai suatu alat yang dipakai manusia dalam menyelesaikan persoalan
yang dihadapinya (Notoatmodjo,1993).

Dalam Notoatmodjo (1993), Asosiasi Psikologi Amerika berpendapat bahwa


dalam tidaknya pengetahuan seseorang terhadap penguasaan materi

dapat

digolongkan dalam enam tingkatan. Tingkatan tersebut dapat dijelaskan sebagai


Domain on the taxonomy of educational objectives (domain kognitif pengetahuan),
yaitu :
1. Tahu, yaitu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan ini ialah mengingat kembali
(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat
pengetahuan yang rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang tahu dapat
diukur dari kemampuan orang tersebut menyebutkannya, menguraikan,
mendefenisikan.
2. Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menguraikan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap suatu objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi, yaitu diartikan sebagai kemampuan untuk mempergunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di
sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dalam konteks atau situasi lain.

4. Analisis, yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke


dalam komponen-komponen terapi masih di dalam struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis, yaitu menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formalisasi dari formulasi-formulasi yang telah ada.
6. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dalam kuesioner
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden (Notoatmodjo, 1993).

2.3 Sikap
Menurut Notoatmodjo (1993), sikap merupakan reaksi atau respon yang
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Disebut juga bahwa
sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan juga merupakan
pelaksanaan motif tertentu.
Menurut Gerungan (1991), sikap merupakan pendapat maupun pandangan
seseorang tentang suatu objek yang mendahului tindakannya. Sikap tidak mungkin
terbentuk sebelum mendapat informasi, melihat atau mengalami sendiri suatu objek.

Manusia dilahirkan dengan sikap pandangan ataupun sikap perasaan tertentu,


tetapi sikap tersebut terbentuk sepanjanag perkembangannya. Peranan sikap didalam
kehidupan manusia sangat besar, sebab apabila sudah terbentuk pada diri manusia,
maka sikap itu akan turut menentukan cara-cara tingkah lakunya terhadap objekobjek sikapnya. Adanya sikap akan menyebabkan manusia akan bertindak secara
khas terhadap objeknya (Gerungan,1991).
Sikap dapat dibedakan menjadi :
1. Sikap Sosial
Suatu sikap sosial yang dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan
berulang-ulang terhadap objek sosial. Sikap sosial menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap suatu objek sosial, dan
biasanya objek sosial itu dinyatakan tidak hanya oleh seseorang saja tetapi oleh orang
lain yang sekelompok atau se-masyarakat.
2. Sikap Individual
Sikap individual dimiliki hanya oleh seorang saja. Dimana sikap-sikap
individual berkenaan dengan objek-objek yang bukan merupakan objek perhatian
sosial. Sikap-sikap individual dibentuk karena sifat-sifat pribadi diri sendiri
(Gerungan, 1991).
Sikap dapat diartikan sebagai suatu bentuk kecendrungan untuk bertingkah
laku, dapat juga diartikan sebagai suatu bentuk respon evaluatif yaitu suatu respon
yang sudah dalam pertimbangan oleh individu yang bersangkutan.

Sikap mempunyai karakteristik:


1. Selalu ada objeknya
2. Biasanya bersifat evaluatif
3. Relatif mantap
4. Dapat diubah
Sikap adalah kecendrungan untuk berespon baik secara positif atau negatif
terhadap orang lain, objek atau situasi. Sikap tidak sama dengan perilaku dan kadangkadang sikap tersebut baru diketahui setelah seseorang itu berperilaku. Tapi sikap
juga selalu tercermin dari perilaku seseorang (Ahmadi, 1999).
Menurut Ahmadi (1990), sikap dibedakan menjadi :
a.

Sikap positif, yaitu : sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan menerima


atau mengakui, menyetujui terhadap norma-norma yang

berlaku

dimana

individu itu berada.


b.

Sikap negatif, yaitu : sikap yang menunjukkan penolakan atau tidak menyetujui
terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada.

Sikap bila dilihat dari strukturnya mempunyai tiga komponen pokok yaitu :
1. Komponen kognitif (kepercayaan/ keyakinan) yaitu segala sesuatu ide atau
gagasan tentang sifat atau karakteristik umum suatu objek.
2. Komponen afektif (kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek)
biasanya merupakan perasaan terhadap suatu objek.
3. Komponen psikomotorik (kecenderungan untuk bertindak).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude).
Menurut Notoatmodjo (1993), sikap mempunyai beberapa tingkatan yaitu:
1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang atau subjek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan.
2. Merespon (responding) memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari suatu
sikap, karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah
berarti orang menerima ide tersebut.
3. Bertanggungjawab (responsible), bertanggung jawab atas sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko atau merupakan sikap yang paling tinggi.
4. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.
Secara langsung dapat dinyatakan pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu
objek, secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan
hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat responden.

2.4 Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan.
Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan :
1. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
2. Respon terpimpin (Guided Response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
3. Mekanisme (Mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek
tingkat tiga.
4. Adopsi (Adoption)
Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

2.5 Teori Snehandu B. Kar


Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa
perilaku itu merupakan fungsi dari (Notoatamodjo,2003) :
a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan
kesehatannya (behavior intention).
b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).
c. Ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan
(accessebility of information).
d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil keputusan
(personal autonomy).
e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action
situation).

2.6 Teori WHO


Tim kerja WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang
berperilaku tertentu adalah karena adanya 6 alasan pokok, yaitu:
a. Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
b. Kepercayaan
Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek dan

nenek.

Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya


pembuktian terlebih dahulu.

c. Sikap
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat.
d. Orang penting sebagai referensi
Perilaku orang, lebih lebih anak kecil, lebih banyak dipengaruhi oleh orang
orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka
apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.
e. Sumber sumber daya (resources)
Maksudnya adalah fasilitas fasilitas uang waktu tenaga dan sebagainya.
Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat,
yang dapat bersifat positif ataupun negatif.
f. Perilaku normal, kebiasaan nilai nilai, dan penggunaan sumber sumber
didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada
umumnya disebut kebudayaan. (Notoatmodjo,2003)

2.7 Fakultas Kesehatan


Fakultas Kesehatan adalah kumpulan dari beberapa fakultas yang fokus
pendidikannya terhadap penciptaan tenaga kesehatan yang handal dan memiliki
kemampuan dalam menjawab tantangan permasalahan kesehatan. Fakultas Kesehatan
yang ada di Universitas Sumatera Utara terdiri dari FK USU, FKM USU, FKG USU
dan Program Studi Ilmu Keperawatan USU.

Sesuai dengan Buku Pedoman Program Pendidikan Fakultas Kedokteran


Universitas Sumatera Utara, Buku Pedoman Program Pendidikan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Buku Pedoman Program Pendidikan


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan Buku Panduan
Departemen Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara terdapat kurikulum
pendidikan bahan ajaran yang membahas muatan informasi tentang salah satu
Penyakit Menular Seksual yakni HIV/AIDS.
Mata Kuliah dan banyaknya beban kredit semester untuk mata kuliah yang
ada muatan penyakit menular seksuanya cukup beragam, mulai dari 2 SKS sampai ke
5 SKS dan waktu pemberiannya mulai dari semester I sampai semester VIII.
2.7.1 Fakultas Kedokteran(FK)

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

memiliki

visi:

Melaksanakan proses pembelajaran yang menghasilkan Tenaga Kesehatan dalam


beberapa bidang yang handal dalam ilmu, teknologi dan keterampilan kerja; dan misi:
Mendidik mahasiswa yang meliputi beberapa jenjang dan disiplin dalam lingkup
kedokteran melalui proses belajar dengan menyelesaikan masing-masing kurikulum
sehingga mempunyai cukup pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk :
1. Melakukan profesinya dalam suatu sistem pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebijaksanaan umum pemerintah yang berdasarkan Pancasila
2. Mampu mengenal, merumuskan dan menjalankan prioritas kesehatan
masyarakat dimasa sekarang dan yang akan datang serta berusaha dengan
bekerja untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui perencanaan,
implementasi dan evaluasi program yang bersifat promotif, preventative,
kuratif dan rehabilitatif

3. Memanfaatkan

sebaik-baiknya

sumber

dan

tenaga

lainnya

dalam

meningkatkan kesehatan masyarakat


4. Bekerja selaku unsur pimpinan dalam suatu tim kesehatan
5. Mendidik dan mengikut sertakan masyarakat untuk meningkatkan taraf
kesehatannya
6. Mengelola sistem administrasi yang meliputi sarana, prasarana dan sumber
daya manusia yang mampu berdaya guna untuk saat sekarang dan masa yang
akan datang
2.7.2 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara memiliki visi
Fakultas untuk pengembangan tenaga kesehatan masyarakat; sedangkan misi:
1. Menyelenggarakan

dan

mengembangkan

pendidikan

ilmu

kesehatan

masyarkat dalam bidang administrasi dan kebijakan kesehatan, kependudukan


dan kesehatan reproduksi, biostatistika dan informasi kesehatan, epidemiologi,
gizi kesehatan masyarakat, keselamatan dan kesehatan kerja, kesehatan
lingkungan serta pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku.
2. Menyelenggarakan
pengembangan

dan

ilmu,

mengembangkan

teknologi

dan

penelitian

pemecahan

ilmiah

masalah

untuk

kesehatan

masyarakat.
3. Menyelenggarakan

dan

mengembangkan

kegiatan

pengabdian

pada

masyarakat yang mendukung upaya pemecahan masalah kesehatan

masyarakat

secara

konseptual

maupun

secara

langsung

dalam

pembangunan kesehatan masyarakat.


2.7.3 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG)
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara memiliki visi sebagai
pusat pendidikan ilmu kedokteran gigi mampu menghasilkan lulusan yang
berkualitas, mampu bersaing secara global dan mampu mengembangkan diri sesuai
dengan

kebutuhan

lingkungan

kerja;

sebagai

pusat

penelitian

mampu

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di bidang kedokteran gigi;


sebagai pusat pengabdian pada masyarakat mampu berperan sebagai pusat konsultasi
dan rujukan dibidang ilmu kedokteran gigi; sedangkan misinya Menyelenggarakan
pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat di bidang ilmu kedokteran
gigi serta meningkatkan peranan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara dalam membina masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan
membina masyarakat ilmiah yang sehat, melalui peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi bidang kedokteran gigi.

2.7.4 Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)


Program Studi Ilmu Keperawatan memiliki visi Menjadi pusat pendidikan
keperawatanterbaik di wilayah Regional dan menghasilkan lulusan kerja yang siap
pakai dengan kompetensi Internasional. Sedangkan misinya terdiri dari :
1. Menyediakan pendidikan keperawatan yang berkualitas melalui kegiatan
pembelajaran dan aktivitas akademik bermutu lainnya yang berfokus pada
kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat.

2. Menyediakan lingkungan belajar yang inovatif untuk belajar dan penelaahan


ilmiah untuk menyiapakan perawat sebagai klinisi, pemimpin, peneliti dan
agen pembaharu.
3. Mengembangkan kemitraan yang dirancang untuk menyediakan pelayanan
kesehatan, dan menciptakan ilmu pengetahuan baru dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat.
4. Meningkatkan ilmu dan disiplin keperawatan melalui pengembangan,
diseminasi, dan penggunaan pengetahuan yang baru.

2.8 HIV/AIDS
Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan penyebab AIDS
(Acquired Immuno Deficiency Sindrome). Virus ini dapat merusak sel-sel system
imun yang menyebabkan kekebalan tubuh hilang, sehingga sangat mudah terserang
berbagai jenis penyakit (Djoerban, 2001).
AIDS adalah penyakit yang fatal, sudah banyak penderita AIDS yang
meninggal. Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan
penyakit AIDS. Obat yang ada sekarang ini hanya bermanfaat mengurangi
penderitaan, memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang lama hidup penderita
AIDS. Pembagian tingkat klinis infeksi HIV tersebut adalah : (1) Tingkat klinik 1
(Asimtomatik/LPG); (2) Tingkat klinik 2 (dini); (3) tingkat klinik3 (Menengah)

dan

(4) Tingkat klinik 4 (lanjut). Ada pula yang membagi gambaran klinik AIDS dalam 3
kelompok yaitu : (1) Akibat langsung HIV; (2) Gejala infeksi Opurtunistik dan (3)
kanker (Djoerban, 2001).

Virus HIV terdapat di dalam darah, mani, cairan vagina, cairan otak, air susu
penderita HIV, namun HIV ditularkan hanya melalui virus yang terdapat dalam
darah, air mani, dan cairan vagina. Penularan virus ini adalah melalui hubungan
seksual, suntikan jarum yang terkontaminasi HIV. Transfusi darah atau komponen
darah terkontaminasi HIV, ibu yang hamil ke bayi yang dikandungnya dan sperma
terinfeksi HIV yang di simpan di bank sperma, yang dimaksud hubungan seksual
adalah hubungan seksual dengan jenis (lelaki perempuan ), hubungan homoseksual
( lelaki-lelaki) atau biseksual, yaitu lelaki kadang-kadang berhubungan seksual
dengan lelaki dan kadang-kadang juga dengan wanita (Djoerban, 2001 ).
Walaupun secara umum semua orang dapat tertular HIV namun beberapa
kelompok mempunyai resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan perilaku
seksualnya.
Masyarakat menjadi sasaran program kegiatan penanggulangan HIV/AIDS
dibedakan berdasarkan resiko, yaitu: (1) kelompok resiko tinggi yang mencakup:
pekerja seks komersil, pengguna narkotika dengan jarum suntik yang bergantian,
mitra pekerja seks komersil, pengemudi barang, nelayan dan narapidana. (2)
Kelompok resiko rendah yang mencakup remaja/generasi muda, pasangan usia subur,
calon pasangan suami-istri, tenaga kerja wanita, karyawan (Pegawai Negeri dan
Swasta) dan aparat keamanan (TNI/Polri) (Djoerban, 2001).

2.8.1 Etiologi (Penyebab) AIDS


AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala
penyakit infeksi atau keganasan yang timbul sebagai akibat menurunnya daya tahan
tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Dari keterangan tersebut jelaslah bahwa sebelum seseorang menderita AIDS,
dalam tubuhnya terlebih dahulu terjadi kerusakan sistem kekebalan tubuh. Akibat
kerusakan sistem kekebalan tubuh ini, penderita akan menjadi peka terhadap infeksi
termasuk infeksi kuman yang dalam keadaan normal sebenarnya tidak berbahaya.
Infeksi kuman dalam bentuk ini disebut infeksi opurtunistik (Rachimhadi, 1992).
Penyakit ini pertama kali ditemuka n di Afrika, Haiti dan Amerika Serikat
pada tahun 1978. pada tahun 1979, pertama kali ditemukan adanya kasus-kasus
sarkoma kaposi dan penyakit-penyakit infeksi yang jarang ditemukan di Eropa, dan
pada saat itu para ilmuwan belum tahu bahwa kasus-kasus itu adalah kasus AIDS.
Pada tahun 1981, Amerika Serikat melaporkan kasus-kasus sarkoma kaposi
dan penyakit infeksi yang jarang terdapat di kalangan homo seksual. Hal ini
menimbulkan dugaan yang kuat bahwa transmisi penyakit ini terjadi melalui
hubungan seksual.
Pada tahun 1982, CDC-USA (Centre of Disease Control) Amerika Serikat
untuk pertama kalinya membuat definisi AIDS dan sejak itu surveilan AIDS dimulai.
Pada tahun 1982-1983 mulai diketahui adanya transmisi di luar jalur hubungan
seksual, yaitu melalui transfusi darah, pengguna jarum suntik secara bersama-sama
oleh penyalahguna narkotika suntik. Pada tahun ini juga Luc Montignier dari Pasteur

Institutte,

Paris

menemukan

bahwa

penyebab

kelainan

ini

adalah

LAV

(Lympodhenopaty Assosiated Virus).


Pada tahun 1984 diketahui adanya transmisi heteroseksual di Afrika kemudian
pada tahun yang sama diketahui bahwa HIV juga menyerang sel Limfosit T Penolong
(CD4). Pada tahun ini juga Gallo dkk dari national Institute of Health, Bethesda
Amerika Serikat menemukan HTLV- III (Human T Lympotropic Virus Tipe III)
sebagai sebab kelainan ini.
Pada tahun 1985 ditemukan antigen untuk melakukan tes Elisa, pada tahun ini
juga diketahui bahwa HIV juga menyerang sel otak. Pada tahun 1986 International
Committee on Taxonomi of Viruses, memutuskan nama penyebab AIDS adalah HIV
sebagai pengganti nama LAV dan HTLV- III.
2.8.2 Epidemiologi HIV
Epidemiologi HIV meliput i agent, host, environment, serta penularannya
yaitu :
1. Agent/Virus
HIV termasuk retro virus yang sangat mudah mengalami mutasi sehingga sulit
untuk menemukan obat yang dapat membunuh virus tersebut. Daya penularan virus
HIV tergantung pada jumlah virus yang ada di dalam darahnya dimana semakin
banyak jumlah virus yang ada di dalam darahnya maka semakin tinggi daya
penularannya juga penyakitnya semakin parah (Djoerban, 2001).
Virus HIV, sebagaimana virus lainnya sebenarnya sangat lemah dan mudah
mati diluar tubuh. Virus akan mati bila dipanaskan sampai dengan temperatur 60 C

Selama 30 menit dan lebih cepat dengan mendidihkan air dan dapat dihancurkan
dengan deterjen yang dikonsentrasikan dan dapat di nonaktifkan dengan radiasi yang
dapat digunakan untuk mensterilkan peralatan medis. Inaktivasi secara kimiawi
dapat dilaksanakan dengan etanol 70% dan Glutaraldehid 2% (Rachimhadi,1992).
2. Host/Manusia.
Distribusi penderita HIV di Amerika Serikat, Eropa, dan Afrika tidak jauh
berbeda dimana kelompok terbesar berada pada usia 30-39 tahun dan menurun pada
kelompok umur yang lebih besar dan lebih kecil. Hal ini membuktikan bahwa
penularan HIV secara seksual merupakan pola transmisi utama. Mengingat masa
inkubasi HIV berkisar antara 5-10 tahun, maka infeksi terbesar terjadi pada
kelompok umur muda dimana tingkat seksual yang paling aktif yaitu usia 20-29
tahun.
3. Environment/lingkungan.
Lingkungan biologis, sosial, budaya dan agama sangat menentukan
penyebaran HIV. Adanya Ulkus Genitalis, Herpes Simpleks dan STS (Serum Tes Of
Syphilis) yang positif akan meningkatkan prevalensi karena lukaluka ini menjadi
tempat masuknya HIV. Faktor lainnya seperti tindakan transfusi darah serta
penyuntikan yang sering dilakukan selama proses kehamilan dan

persalinan pada

wanita serta krisis ekonomi yang menyebabkan banyak gadis-gadis yang belum
masuk usia puber yang jatuh ke dunia pelacuran karena ingin memenuhi kebutuhan
keluarganya (Djoerban, 2001).

4. Transmisi/ Penularan.
Penularan HIV dapat dibedakan 2 jenis ,yaitu :
a. Secara kontak seksual
i. Ano-genital: cara hubungan seksual ini merupakan perilaku seksual dengan
resiko tertinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi mitra seksual yang pasif
menerima ejakulasi semen dari pengidap HIV.
ii. Orogenital: cara hubungan seksual ini termasuk menelan semen dari mitra
seksual pengidap HIV.
iii. Genito-genital: penularan secara hetero seksual dapat terjadi dari laki-laki
ke wanita atau dari wanita ke laki-laki.
b. Secara non seksual
Penularan secara non seksual dapat terjadi melalui :
i. Penularan parenteral, yaitu akibat penggunaan jarum dan alat tusuk lainnya
(alat tindik, tatto) yang telah terkontaminasi terutama pada penyalahguna
narkotika, suntik dengan menggunakan jarum suntik secara bersamasama/bergantian. Disamping itu dapat pula disebabkan pemakaian alat suntik
oleh petugas kesehatan yang kurang steril.
ii. Darah/produk darah, transfusi darah/pemakaian produk darah dari donor
dengan HIV(+), mengandung resiko yang sangat tinggi.
iii. Penularan transplasental, yaitu penularan dari ibu yang mengandung HIV(+)
kepada anak, mempunyai resiko 50%. Penularan dapat terjadi selama dalam
kandungan (Transplacental) atau pada saat lahir.

HIV tidak menular, karena :


1. Bersentuhan dengan penderita HIV
2. Berjabat tangan dengan penderita HIV
3. Hidup serumah dengan penderita HIV (tidak mengadakan hubungan seksual)
4. Penderita HIV bersin atau batuk di dekat kita
5. Melalui alat makan atau minum
6. Gigitan nyamuk atau serangga lainnya
7. Bersama-sama berenang di kolam dengan penderita HIV
8. Bersentuhan dengan pakaian atau barang lain dari bekas penderita HIV
9. Berciuman di pipi dengan penderita HIV
2.8.3 Pencegahan Penularan Infeksi HIV
HIV merupakan yang akan mendatangkan kematian karena vaksin atau
obatnya belum ditemukan, maka pencegahan merupakan upaya yang harus dilakukan.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
1. Pencegahan penularan melalui jalur non seksual :
a. Transfusi darah, cara dapat dicegah dengan menggunakan skrining darah
donor sebelum ditransfusikan kepada orang lain.
b. Pencegahan penularan melalui jarum suntik oleh dokter atau paramedis dapat
dicegah dengan menggunakan jarum suntik sekali pakai (Muninjaya, 1998).
2. Pencegahan melalui jalur seksual

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan dengan menganjurkan kepada ibu


yang menderita HIV untuk tidak memilih melahirkan anak (hamil). Selain itu
menurut Muninjaya (1998), perlu dilakukan pendekatan melalui penyuluhan

dalam

bentuk KIE (komunikasi, informasi, edukasi) kepada masyarakat terutama


masyarakat yang berisiko tinggi serta remaja/pemuda. Kaum ulama dan tokoh agama
juga perlu dijadikan sasaran penyuluhan agar mereka ikut pro aktif mengembangkan
strategi penyuluhan yang berdimensi keimanan. Masyarakat yang berisiko rendah
juga perlu dilibatkan untuk mencegah penyebaran infeksi HIV dengan menanamkan
rasa keimanan serta kesetiaan pada pasangan/tidak berganti-ganti pasangan dalam
berhubungan seksual.
2.8.4 Faktor Resiko Penularan HIV
Beberapa faktor resiko penularan HIV yang berkembang di masyarakat patut
diwaspadai karena kemungkinan akan menjadi pemicu ledakan HIV di Indonesia.
Situasi berisiko yang memungkinkan berkembangnya HIV di masyarakat adalah
praktek pelacuran yang semakin berkembang tidak saja di kota-kota besar tetapi
sudah merambah ke daerah pedesaan, pemakaian kondom di kalangan PSK dan para
pelanggannya masih rendah, pergaulan bebas yang menjurus kepada perilaku seks
bebas yang tidak aman, semakin banyak pemakaian narkotika melalui jarum suntik
secara bergantian, serta masih rendahnya kepedulian serta tingkat pengetahuan
masyarakat tentang cara penularan HIV, penyebab HIV, dan orang yang berisiko
tertular HIV.
Kemiskinan iman serta lunturnya nilai-nilai agama, norma-norma budaya dan
kemiskinan ekonomi juga ikut mendorong berkembangnya masyarakat yang serba
boleh (permissive society) di bidang seksual, peningkatan mobilitas penduduk dari
desa ke kota, serta semakin berkembangnya penggunaan narkotika suntik di kalangan
remaja dan pemuda (Muninjaya, 1998).

2.9 Upaya Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia


Masalah AIDS telah menjadi masalah internasional, World Health
Organization (WHO) mengambil keputusan untuk menghadapi masalah AIDS yang
memberikan bantuan kepada setiap negara anggota untuk mengembangkan program
AIDS nasional dengan memperhatikan srategi global WHO yaitu dengan
menginterogasikannya kedalam sistem yang ada dan bersifat edukatif dan preventif
agar setiap orang dapat melindungi dirinya dari HIV/AIDS.
Prinsip dasar penanggulangan HIV/AIDS dan narkoba di Indonesia :
1. Setiap upaya penanggulangan HIV/AIDS dan narkoba harus mencerminkan
nilai-nilai sosio-budaya masyarakat setempat.
2. Setiap kegiatan diharapkan untuk mempertahankan dan memperkukuh
ketahanan dan kesejahteraan keluarga serta sistem dukungan sosial yang
mengakar dalam masyarakat.
3. Pencegahan penularan HIV dan penyalahgunaan narkoba diarahkan kepada
upaya pendidikan dan penyuluhan untuk memantapkan perilaku.
4. Setiap orang berhak mendapatkan informasi yang benar guna melindungi diri
sendiri dan orang lain terhadap infeksi HIV dan penyalahgunaan narkoba.
5. Setiap kebijakan, pelayanan dan kegiatan harus tetap menghormati harkat dan
martabat individu.
6. Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV harus didahului dengan
penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan yang bersangkutan. Sebelum
dan sesudah pemeriksaan harus diberikan konseling yang memadai dan hasil
pemeriksaan wajib dirahasiakan.

7. Setiap pemberi

layanan

berkewajiban

diskriminasi pada pengidap HIV.

memberikan pelayanan tanpa

2.10 Kerangka Konsep


Karakteristik :
Umur
Jenis Kelamin
Tempat Tinggal
Fakultas
Semester

PENGETAHUAN

TINDAKAN
SIKAP
MAHASISWA TENTANG PENULARAN HIV

Sumber Informasi
Majalah
Surat kabar
Televisi
Radio
Internet
Petugas kesehatan
Anggota keluarga
Teman
Poster/selebaran
Kurikulum/mata kuliah

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian


Skema diatas menunjukkan bahwa karakteristik seperti umur, jenis kelamin,
tempat tinggal, fakultas, semester serta sumber informasi responden yang meliputi
majalah, surat kabar, televisi, radio, internet, petugas kesehatan, anggota keluarga,
teman, poster/selebaran dan kurikulum/mata kuliah mempengaruhi pengetahuan dan
sikap responden dan selanjutnya tindakan mahasiswa Universitas Sumatera Utara
tentang penularan HIV.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian

ini

merupakan

penelitian

deskriptif

kuantitatif,

untuk

menggambarkan bagaimana perilaku mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang


penularan HIV di kota medan tahun 2008.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Sumatera Utara, pada Fakultas
Kedokteran (FK), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Kedokteran Gigi
(FKG) dan Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK).
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan berlangsung dari bulan Juni tahun 2008 sampai
dengan bulan Desember 2008. Dimulai dari penelusuran pustaka, survei awal,
pengumpulan data sampai penulisan laporan.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi yang akan diteliti adalah kelompok mahasiswa yang ada di
Universitas Sumatera Utara yaitu Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Kesehatan
Masyarakat (FKM), Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK), karena mahasiswa bidang pendidikan kesehatan diharapkan

nantinya dapat memberikan informasi yang benar tentang masalah HIV kepada
masyarakat yang ingin mengetahui lebih banyak tentang masalah HIV. Dimana

Kriteria mahasiswa masih duduk pada semester satu sampai delapan (I-VIII) tahun
ajaran 2007-2008 dengan jalur masuk Universitas Sumatera Utara melalui Penyaluran
Minat dan Prestasi (PMP), Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan juga
program kelas mandiri.
Populasi penelitian yang memenuhi kriteria yaitu FK = 1380 orang, FKM =
855 orang, FKG = 648 orang dan PSIK=342, sehingga jumlah seluruh populasi =
3225 orang.
Jumlah Populasi seluruh mahasiswa FK, FKM, FKG dan PSIK Tahun 20042007
Tahun Masuk
FK
184
332
378
486
1380

2004
2005
2006
2007
Total

Fakultas
FKM
182
219
262
192
855

FKG
130
156
171
191
648

PSIK
48
57
116
121
342

3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini ditarik secara Proporsional Stratified Random
Sampling di karenakan keadaan responden yang heterogen sehingga semua sifat dapat
terwakili.Jumlah sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
2

NZ P(1 P)
2

NG Z P(1 P)

N = ukuran populasi

= 3225

Z = tingkat keandalan = 95%

= 1,96

P = proporsi populasi

= 0,50

G = galat pendugaan

= 0,10

dari perhitungan rumus di atas diperoleh besar sample sebanyak = 91 orang.


Besar sampel setiap fakultas di tentukan sesuai dengan proporsional, dengan
tujuan untuk mendapatkan hasil yang representatif :

1. 1380 x 91
3225

= 39

Jumlah sampel FK

= 39 orang

2. 855 x 91
3225

= 24

Jumlah sampel FKM = 24 orang

3. 648 x 91
3225

= 18

Jumlah sampel FKG = 18 orang

4. 342 x 91
3225

= 10

Jumlah sampel PSIK = 10 orang

Pengambilan sampel ditentukan secara proporsional, yaitu sampel ditentukan


dengan menyeleksi setiap unit sampel yang sesuai dengan ukuran unit sampel.
Dengan demikian sampel tersebut representatif untuk populasi yang sedang diteliti
sampai mencukupi sesuai dengan jumlah sampel pada fakultas/program studi
tersebut.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara
langsung terhadap responden terpilih pada data mahasiswa yang masih aktif kuliah di
fakultas/program studi yang akan diteliti dengan pedoman kuesioner penelitian yang
telah disusun dan di uji coba.

3.5 Definisi Operasional


Sesuai fokus kajian dan tujuan penelitian, deskripsi fokus penelitian akan
disusun berdasarkan pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa Universitas
Sumatera Utara terhadap penularan HIV di kota Medan tahun 2008. Sebagai
pedoman awal untuk pengumpulan informasi sesuai fokus penelitian, digunakan
defenisi yang dikembangkan seperti uraian dibawah ini.
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui mahasiswa tentang HIV/AIDS
dimulai dari gejala, penularan, masa periodik dan penanggulangannya.
2. Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon mahasiswa yang masih tertutup
terhadap stimulus untuk menghindar dari HIV.
3. Tindakan
Tindakan adalah bagaimana cara mahasiswa dalam bertindak dan beraktifitas
terhadap penularan HIV.
4. Mahasiswa
Mahasiswa adalah kelompok individu yang sedang mengikuti pendidikan
yang terdaftar secara syah pada salah satu program akademik pada Universitas.
5. Fakultas

Fakultas adalah suatu tempat menimba ilmu mahasiswa di lingkungan


Universitas Sumatera Utara yang memiliki fokus bahasan sesuai dengan namanya
masing-masing.

6. Penularan
Penularan adalah proses terjangkitnya virus dari satu individu terhadap
individu lainnya yang disebabkan adanya kontak langsung maupun

tidak

langsung diantara kedua individu tersebut.


7. HIV (Human Immunodeficiency Virus)
HIV adalah virus yang dapat menyebabkan menurunnya sistem kekebalan
tubuh terhadap penyakit.
8. Umur
Umur adalah lama hidup respoden yang dihitung melalui ulang tahun terakhir
responden dalam tahun pada saat penelitian dilakukan.
9. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan organ biologis responden yang terdiri lakilaki dan perempuan, terutama pada organ reproduksi.
10. Tempat Tinggal
Tempat Tinggal adalah rumah ataupun bangunan untuk menetap responden
dalam beraktifitas selain di universitas.
11. Semester
Semester adalah lamanya mahasiswa kesehatan mengikuti perkuliahan dalam
setiap enam bulannya.
12. Majalah

Majalah adalah salah satu media informasi cetak yang terbit perminggu,
perbulan ataupun pertahun.

13. Surat Kabar


Surat Kabar adalah salah satu media informasi cetak yang terbit setiap hari
14. Televisi
Televisi adalah salah satu media informasi elektronik yang menampilkan
suara dan gambar hidup yang bergerak.
15. Radio
Radio adalah salah satu media informasi elektronik yang memperdengarkan
suara melalui gelombang elektromagnetik.
16. Internet
Internet adalah salah satu media informasi elektronik yang memiliki situssitus dan dapat menampilkan banyak perkembangan informasi terbaru dari seluruh
belahan bumi.
17. Petugas Kesehatan
Petugas Kesehatan adalah semua orang yang bekerja dan beraktifitas untuk
tujuan menyehatkan orang lain mulai dari pencegahan sampai pada pengobatan.
18. Anggota Keluarga
Anggota Keluarga adalah kesatuan yang terdiri dari ayah, ibu, kakak maupun
adik yang masih memiliki hubungan darah langsung
19. Teman
Teman adalah orang yang memiliki kedekatan dengan responden dalam
kesehariannya dan dalam beraktifitas sering bersama-sama.

20. Poster/selebaran
Poster/selebaran adalah media informasi cetak yang menampilkan gambargambar yang dapat menarik perhatian orang yang melihat gambar dan informasi yang
terkandung di dalamnya.
21. Kurikulum/mata kuliah
Kurikulum adalah semua garis-garis besar program belajar yang diberikan
fakultas/program studi terhadap mahasiswa di Universitas Sumatera Utara.
3.6 Aspek pengukuran dan Instrumen
3.6.1 Aspek Pengukuran
Pengukuran pengetahuan, sikap dan tindakan didasarkan pada jawaban
responden dari semua pertanyaan yang diberikan (Hadi Pratomo, 1986):
Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kesehatan terhadap penularan HIV
dalam penelitian ini diukur dengan metode skoring terhadap kuesioner yang telah
diberi bobot. Jumlah pertanyaan ada 26 buah, untuk pertanyaan no 9,10 dan 12
jawaban benar diberikan bobot 3 sedangkan jawaban salah di berikan bobot 1, untuk
pertanyaan no 11 apabila jawaban 1-3 point diberikan bobot 1, apabila jawaban 4-6 di
berikan bobot 2, apabila jawaban 7-9 diberikan bobot 3, untuk no 13-31 jawaban
benar diberikan bobot 3 sedangkan jawaban salah di berikan bobot 1, untuk
pertanyaan no 32-33 tidak diberikan bobot karena untuk mengetahui gambaran
distribusi frekuensi pengetahuan responden dan semua jawabannya benar, untuk no
34 apabila jawaban 1-2 point diberikan bobot 1, apabila jawaban 3-4 di berikan bobot

2, apabila jawaban 5-6 di berikan bobot 3. Nilai tertinggi dari keseluruhan pertanyaan
adalah 72.
Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh responden, maka dapat dikategorikan
tingkat pengetahuan HIV mahasiswa fakultas kesehatan terhadap HIV, dibagi dalam
3 kategori, yaitu:
1. Nilai baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari total nilai (55-72)
2. Nilai sedang, apabila jawaban responden benar 40-75% dari total nilai (29-54)
3. Nilai kurang, apabila jawaban responden benar < 40% dari total nilai (0-28)
Sikap
Sikap mahasiswa fakultas kesehatan terhadap HIV dalam penelitian ini diukur
dengan metode skoring terhadap kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah
pertanyaan ada 18 buah, untuk pertanyaan no 35-52 masing-masing jawaban benar
diberi bobot 3 dan jawaban salah diberi bobot 1, . Nilai tertinggi dari keseluruhan
pertanyaan adalah 54.
Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh responden, maka dapat dikategorikan
kedalam 3 kategori sikap,yaitu:
1. Nilai baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari total nilai (42-54)
2. Nilai sedang, apabila jawaban responden benar 40-75% dari total nilai (2241)
3. Nilai kurang, apabila jawaban responden benar < 40% dari total nilai (0-21)
Tindakan

Tindakan mahasiswa fakultas kesehatan terhadap HIV dalam penelitian ini


diukur dengan metode skoring terhadap kuesioner yang telah diberi bobot.

Jumlah

pertanyaan ada 13 buah, untuk no. 53 jawaban ya diberi bobot 3 sedangkan tidak
diberi bobot 1, untuk pertanyaan no. 54-65 masing-masing jawaban benar diberi
bobot 3, kadang-kadang diberi bobot 2 dan jawaban salah diberi bobot 1. Nilai
tertinggi dari keseluruhan pertanyaan adalah 39.
Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh responden, maka dapat dikategorikan
kedalam 3 kategori tindakan,yaitu:
1. Nilai baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari total nilai (31-39)
2. Nilai sedang, apabila jawaban responden benar 40-75% dari total nilai (1630)
3. Nilai kurang, apabila jawaban responden benar < 40% dari total nilai (0-15)
3.6.2 Instrumen
Alat yang dipakai untuk pengumpulan data adalah kuesioner.

3.7 Tehnik dan Pengolahan Data


Tehnik dan Pengolahan Data dilakukan dengan menggunakan komputer
program SPSS seri 11.5, kemudian hasilnya disajikan dalam tabel distribusi
frekwensi.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara
4.1.1. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara
Responden yang diambil pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas
Sumatera Utara yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi dan Program Studi Ilmu Keperawatan Tahun
Ajaran 2008/2009 berjumlah 91 orang yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1. Distribusi Responden Mahasiswa Fakultas Kesehatan USU T.A.
2008/2009
Tahun Masuk
Fakultas
FK
FKM
FKG
PSIK
17
6
2
2005
13
6
2
6
2006
9
12
16
2
2007
Total
39
24
18
10

4.2. Karakteristik Responden


Adapun gambaran karakteristik Mahasiswa Fakultas Kesehatan USU
berdasarkan umur, jenis kelamin, tempat tinggal dan semester yaitu:
4.2.1. Umur Responden
Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut Umur
No Umur (Tahun)
Jumlah (orang)
17
2
1
18
12
2
19
24
3
20
29
4
21
21
5
22
3
6
Jumlah
91

%
2,2
13,2
26,4
31,9
23,1
3,3
100,0

Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa sebagian besar umur responden
yaitu berusia 20 tahun sebanyak 29 orang (31,9%), sedangkan sebagian kecil umur
responden yaitu berusia 17 tahun sebanyak (2,2%).
4.2.2. Jenis Kelamin
Tabel 4.3. Distribusi Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Pria
1
Wanita
2
Total

Frekuensi
44
47
91

%
48,4
51,6
100,0

Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui bahwa sebagian besar jenis kelamin
responden yaitu wanita sebanyak 47 orang (51,6%), sedangkan jenis kelamin pria
yaitu berusia 44 orang (48,4%).
4.2.3. Semester Pendidikan Tabel
4.4. Distribusi Semester
No
Semester
Tiga (III)
1
Lima (V)
2
Tujuh(VII)
3
Total

Frekuensi
39
27
25
91

%
42,9
29,7
27,5
91

Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui bahwa sebagian besar semester


responden yaitu semester Tiga(III) sebanyak 39 orang (42,9%), sedangkan sebagian
kecilnya yaitu semester Tujuh (VII) sebanyak 25 orang (27,5%).

4.3. Pengetahuan Responden


4.3.1. Pengetahuan Responden Tentang Penyebab HIV
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua responden memiliki
pengetahuan penyebab HIV adalah virus yaitu sebanyak 91 orang (100%).

4.3.2. Pengetahuan Responden Tentang Penularan HIV


Tabel 4.5. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang
HIV/AIDS di Kota Medan tahun 2008
No Jenis Penyakit
Frekuensi
3
1
Tidak menular,
penyakit keturunan,
penyakit kutukan
Menular
88
2
Total
91

Jenis Penyakit
%
3,3
96,7
100,0

Berdasarkan tabel 4.5 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden


tentang jenis penyakit HIV/AIDS yaitu sebanyak 88 orang (96,7%) menjawab
menular, sedangkan sebagian kecil menjawab tidak menular,penyakit keturunan dan
penyakit kutukan yaitu sebanyak 3 orang (3,3%).
Tabel 4.6. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Beberapa Gejala HIV di
Kota Medan tahun 2008
No Jumlah Jawaban
Frekuensi
%
Di jawab 1-3 gejala HIV (1-3 jawaban)
50
54,9
1
Di jawab 4-6 gejala HIV (1-6 jawaban)
30
33,0
2
Di jawab 7-9 gejala HIV (1-9 jawaban)
11
12,1
3
Total
91
100,0

Berdasarkan tabel 4.6 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden


tentang beberapa gajala HIV yaitu sebanyak 50 orang (54,9%) menjawab 1-3

gejala

HIV, sedangkan sebagian kecil menjawab 7-9 gejala HIV yaitu sebanyak 11 orang
(12,1%).
Tabel 4.7. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Lama Rata-Rata Gejala
Sakit Penderita HIV di Kota Medan tahun 2008
No Gejala Yang Ditunjukkan
Frekuensi
%
Langsung menunjukkan gejala,
26
28,6
1
Di bawah 1 tahun setelah terkena
HIV,
11-15 tahun setelah terkena HIV
65
71,4
2
Kurang lebih 4-10 tahun setelah
terkena HIV
Total
91
100,0

Berdasarkan tabel 4.7 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden


tentang lama rata-rata gejala sakit penderita HIV yaitu kurang lebih 4-10 tahun
setelah terkena HIV sebanyak 65 orang (71,4%), sedangkan sebagian kecil menjawab
langsung menunjukkan gejala, di bawah 1 tahun setelah terkena HIVdan 11-15 tahun
setelah terkena HIV yaitu sebanyak 26 orang (28,6%).
Tabel 4.8. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Siapapun Dapat Terkena
HIV di Kota Medan tahun 2008
No Siapapun dapat terkena HIV
Frekuensi
%
Tidak
2
2,2
1
Ya
89
97,8
2
Total
91
100,0

Berdasarkan tabel 4.8 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden


tentang siapapun dapat terkena HIV yaitu sebanyak 89 orang (97,8%) menjawab Ya,
sedangkan sebagian kecil menjawab tidak yaitu sebanyak 2 orang (2,2%).

Tabel 4.9. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Penularan HIV di


Kota Medan tahun 2008
No
Cara Penularan HIV
Ya
Tidak
Jumlah
N
%
n
%
n
%
76
83,5
15
16,5
91
100,0
1 HIV tidak tertular bila kulit/selaput lendir
utuh terkena darah orang penderita HIV
61
67,0
30
33,0
91
100,0
2 HIV tidak bisa tertular bila kulit/selaput
lendir utuh terkena cairan sperma(air
mani) orang penderita HIV
60
65,9
31
34,1
91
100,0
3 HIV tidak bisa tertular bila kulit/selaput
lendir utuh terkena cairan kemaluan
wanita orang penderita HIV
66
72,5
25
27,5
91
100,0
4 HIV tidak bisa tertular bila kulit/selaput
lendir utuh tersentuh orang penderita HIV
86
94,5
5
5,5
91
100,0
5 HIV tidak bisa tertular bila tinggal
serumah dengan orang penderita HIV
86
94,5
5
5,5
91
100,0
6 HIV tidak bisa tertular bila bersentuhan
badan dengan orang penderita HIV
66
72,5
25
27,5
91
100,0
7 HIV tidak bisa tertular bila berciuman
tanpa luka dengan orang penderita HIV
70
76,9
21
23,1
91
100,0
8 HIV tidak bisa tertular bila berjabat
tangan dengan orang penderita HIV
67
73,6
24
26,4
91
100,0
9 HIV tidak bisa tertular bila memeluk
orang penderita HIV
71
78,0
20
22,0
91
100,0
10 HIV tidak bisa tertular bila memakai
pakaian orang penderita HIV
77
84,6
14
15,4
91
100,0
11 HIV tidak bisa tertular bila menggunakan
WC umum bersama dengan orang
penderita HIV
77
84,6
14
15,4
91
100,0
12 HIV tidak bisa tertular bila berenang
bersama dengan orang penderita HIV
90
98,9
1
1,1
91
100,0
13 HIV bisa tertular bila berhubungan
seksual dengan orang penderita HIV
91
100,0
0
0,0
91
100,0
14 HIV bisa tertular bila mendapat transfusi
darah dari orang penderita HIV
91
100,0
0
0,0
91
100,0
15 HIV bisa tertular bila disuntik dengan
jarum bekas dipakai orang penderita HIV
91
100,0
0
0,0
91
100,0
16 HIV bisa tertular pada bayi dalam
kandungan seorang ibu yang terkena HIV
61
67,0
30
33,0
91
100,0
17 HIV tidak bisa tertular melalui gigitan
serangga yang telah menggigit orang
penderita HIV

Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui distribusi frekuensi responden tentang


cara penularan HIV terbanyak adalah bila mendapat transfuse darah dari orang
penderita HIV, bila disuntik dengan jarum bekas dipakai orang penderita HIV dan
pada bayi dalam kandungan seorang ibu yang terkena HIV yaitu sebanyak 91 orang
(100,0%), sedangkan paling sedikit HIV tidak bisa tertular bila kulit/selaput lendir
utuh terkena cairan kemaluan wanita orang penderita HIV yaitu sebanyak 60 orang
(65,9%).
Tabel 4.10. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Perbuatan yang Paling
Banyak Membuat Orang Tertular HIV di Kota Medan tahun 2008
No Perbuatan yang paling banyak membuat
Frekuensi
%
orang tertular HIV
Homoseksual dengan pasangan tidak tetap
3
3,3
1
Heteroseksual dengan pasangan tidak tetap
21
23,1
2
Penggunaan jarum suntik bersama
67
73,6
3
Total
91
100,0

Berdasarkan tabel 4.10 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden


tentang Perbuatan yang paling banyak membuat orang tertular HIV yaitu sebanyak 67
orang (73,6%) menjawab Penggunaan jarum suntik bersama, sedangkan sebagian
kecil menjawab Homoseksual dengan pasangan tidak tetap yaitu sebanyak 3 orang
(3,3%).
Tabel 4.11. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Orang yang Paling
Banyak Tertular HIV di Kota Medan tahun 2008
No Orang yang paling banyak tertular HIV
Frekuensi
%
Wanita Tuna Susila
6
6,6
1
22
24,2
2
Wanita/pria yang sering berganti pasangan
dalam berhubungan seksual
Pecandu narkoba suntik
63
69,2
3
Total
91
100,0

Berdasarkan tabel 4.11 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden


tentang Orang yang paling banyak tertular HIV yaitu sebanyak 63 orang (69,2%)
menjawab Pecandu narkoba suntik, sedangkan sebagian kecil menjawab Wanita Tuna
Susila yaitu sebanyak 6 orang (6,6%).

4.3.3. Pengetahuan Responden Tentang Pencegahan HIV


Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua responden menjawab ya
tentang HIV dapat dicegah penularannya yaitu sebanyak 91 orang (100%).

Tabel 4.12. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Banyaknya Cara


Pencegahan HIV di Kota Medan tahun 2008
No Jumlah Jawaban
Frekuensi
%
Di jawab 1-2 cara pencegahan HIV (1-2 jawaban)
13
14,3
1
Di jawab 3-4 cara pencegahan HIV (1-4 jawaban)
44
48,4
2
Di jawab 5-6 cara pencegahan HIV (1-6 jawaban)
34
37,4
3
Total
91
100,0

Berdasarkan tabel 4.12 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden


banyaknya cara pencegahan HIV yaitu sebanyak 44 orang (48,4%) menjawab 3-4
cara pencegahan HIV, sedangkan sebagian kecil menjawab 1-2 cara pencegahan HIV
yaitu sebanyak 13 orang (14,3%).

Tabel 4.13. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Penularan HIV


di Kota Medan tahun 2008
No Pengetahuan Responden
Frekuensi
%
Baik
82
90,1
1
Sedang
5
5,5
2
Kurang
4
4,4
3
Total
91
100,0

Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat diambil kesimpulan sebanyak 82 orang


(90,1 %) memiliki tingkat pengetahuan baik, sedangkan sebagian kecil sebanyak 4
orang (4,4%) memiliki tingkat pengetahuan kurang.

4.4. Sikap Responden


4.4.1 Sikap Responden Tentang Penularan HIV

No
1
2
3
4
5

Tabel 4.14. Distribusi Sikap Tidak Setuju Responden Tentang Penularan HIV di
Kota Medan tahun 2008
Penularan HIV
Setuju
Tidak Setuju
Jumlah
N
%
n
%
n
%
11
12,1
80
87,9
91
100,0
Penderita HIV harus dihindari
karena takut tertular
22
24,2
69
75,8
91
100,0
Bukan homoseks akan terhindar
dari penularan HIV
11
12,1
80
87,9
91
100,0
Bukan PSK akan terhindar dari
penularan HIV
9
9,9
82
90,1
91
100,0
Bukan pecandu Narkoba akan
terhindar dari penularan HIV
26
28,6
65
71,4
91
100,0
Orang bermoral dan beragama
akan terhindar dari penularan HIV

Berdasarkan tabel 4.14 diatas diketahui distribusi frekuensi tidak setuju


responden tentang penularan HIV terbanyak adalah bukan pecandu Narkoba akan
terhindar dari penularan HIV yaitu sebanyak 82 orang (90,1%), sedangkan paling
sedikit adalah orang bermoral dan beragama akan terhindar dari penularan HIV yaitu
sebanyak 65 orang (71,4%).
Tabel 4.15. Distribusi Sikap Responden Tentang HIV Mengancam Masyarakat
Pada Saat Ini di Kota Medan tahun 2008
No HIV mengancam masyarakat pada saat ini
Frekuensi
%
Setuju
2
2,2
1
Tidak Setuju
89
97,8
2
Total
91
100,0

Berdasarkan tabel 4.15 diatas bahwa sebagian besar sikap responden tentang
HIV mengancam masyarakat pada saat ini yaitu sebanyak 89 orang (97,8%)
menjawab tidak setuju, sedangkan sebagian kecil menjawab setuju yaitu sebanyak 2
orang (2,2%).
Tabel 4.16. Distribusi Sikap Responden Tentang HIV Mengancam Masyarakat
Pada Tahun-Tahun Mendatang di Kota Medan tahun 2008
No HIV mengancam masyarakat pada tahunFrekuensi
%
tahun mendatang
Setuju
4
4,4
1
Tidak Setuju
87
95,6
2
Total
91
100,0

Berdasarkan tabel 4.16 diatas bahwa sebagian besar sikap responden tentang
HIV mengancam masyarakat pada tahun-tahun mendatang yaitu sebanyak 87 orang
(95,6%) menjawab tidak setuju, sedangkan sebagian kecil menjawab setuju yaitu
sebanyak 4 orang (4,4%).
Tabel 4.17. Distribusi Sikap Responden Tentang Lokasi-Lokasi Pelacuran Dapat
Menyebarkan HIV di Kota Medan tahun 2008
No Lokasi-lokasi pelacuran dapat menyebarkan HIV
Frekuensi
%
Setuju
11
12,1
1
Tidak Setuju
80
87,9
2
Total
91
100,0

Berdasarkan tabel 4.17 diatas bahwa sebagian besar sikap responden tentang
lokasi-lokasi pelacuran dapat menyebarkan HIV yaitu sebanyak 80 orang (87,9%)
menjawab tidak setuju, sedangkan sebagian kecil menjawab setuju yaitu sebanyak 11
orang (12,1%).

Tabel 4.18. Distribusi Sikap Responden Tentang Sikap Anda Jika Ada Teman
Yang Terjangkit HIV di Kota Medan tahun 2008
No Sikap anda jika ada teman yang terjangkit
Frekuensi
%
HIV
Menjauhinya
3
3,3
1
Berinteraksi seperlunya dengannnya
10
11,0
2
Memberinya dukungan moril
78
85,7
3
Total
91
100,0

Berdasarkan tabel 4.18 diatas bahwa sebagian besar sikap responden tentang
jika ada teman yang terjangkit HIV yaitu sebanyak 78 orang (85,7%) menjawab
memberinya dukungan moril, sedangkan sebagian kecil menjawab menjauhinya yaitu
sebanyak 3 orang (3,3%).

4.4.2 Sikap Responden Tentang Pencegahan HIV


Tabel 4.19. Distribusi Sikap Responden Tentang Penderita HIV Harus
Diasingkan & Dikucilkan Dari Masyarakat di Kota Medan tahun 2008
No Penderita HIV harus diasingkan &
Frekuensi
%
dikucilkan dari masyarakat
Setuju
6
6,6
1
Tidak Setuju
85
93,4
2
Total
91
100,0

Berdasarkan tabel 4.19 diatas bahwa sebagian besar sikap responden tentang
Penderita HIV harus diasingkan & dikucilkan dari masyarakat yaitu sebanyak 85
orang (93,4%) menjawab tidak setuju, sedangkan sebagian kecil menjawab setuju
yaitu sebanyak 6 orang (6,6%).

Tabel 4.20. Distribusi Sikap Responden Tentang Janin Yg Dikandung Seorang


Ibu Hamil Yg Terjangkit HIV Sebaiknya Digugurkan Saja di Kota Medan
tahun 2008
No Janin yg dikandung seorang ibu hamil yg
Frekuensi
%
terjangkit HIV sebaiknya digugurkan saja
Setuju
12
13,2
1
Tidak Setuju
79
86,8
2
Total
91
100,0

Berdasarkan tabel 4.20 diatas bahwa sebagian besar sikap responden tentang
Janin yg dikandung seorang ibu hamil yg terjangkit HIV sebaiknya digugurkan saja
yaitu sebanyak 79 orang (86,8%) menjawab tidak setuju, sedangkan sebagian kecil
menjawab setuju yaitu sebanyak 12 orang (13,2%).
Tabel 4.21. Distribusi Sikap Setuju Responden Tentang Upaya Pencegahan HIV
di Kota Medan tahun 2008
No
Upaya Pencegahan HIV
Setuju
Tidak Setuju
Jumlah
N
%
n
%
n
%
87
95,6
4
4,4
91
100,0
1 Lokasi pelacuran ditutup untuk
menghindari penyebaran HIV
79
86,8
12
13,2
91
100,0
2 Kondom dapat mencegah menularnya
HIV
77
84,6
14
15,4
91
100,0
3 Penggunaan kondom tepat dalam
mencegah menularnya HIV
67
73,6
24
26,4
91
100,0
4 Pria yang suka jajan harus lebih
diwaspadai daripada wanita tuna susila
dalam menyebarkan HIV
84
92,3
7
7,7
91
100,0
5 Pria yg berhubungan seks dengan
pelacur sebaiknya memakai kondom
78
85,7
13
14,3
91
100,0
6 Tidak berhubungan seks dengan
pelacur dapat menghindarkan diri dari
HIV

Berdasarkan tabel 4.21 diatas diketahui distribusi frekuensi setuju responden


tentang upaya pencegahan HIV terbanyak adalah lokasi pelacuran ditutup untuk
menghindari penyebaran HIV yaitu sebanyak 87 orang (95,6%), sedangkan paling

sedikit adalah pria yang suka jajan harus lebih diwaspadai daripada wanita tuna susila
dalam menyebarkan HIV yaitu sebanyak 67 orang (73,6%).
Tabel 4.22. Distribusi Sikap Responden tentang yang Sebaiknya Dilakukan
Terhadap Penderita HIV di kota Medan tahun 2008
No Apa yang sebaiknya dilakukan terhadap
Frekuensi
%
penderita HIV
Dikurung dan dibiarkan saja
3
3,3
1
Dikirim ke tempat penampungan khusus
19
20,9
2
Dirawat di rumah sakit
69
75,8
3
Total
91
100,0

Berdasarkan tabel 4.22 diatas bahwa sebagian besar sikap responden tentang
yang sebaiknya dilakukan terhadap penderita HIV yaitu sebanyak 69 orang (75,8%)
menjawab dirawat di rumah sakit, sedangkan sebagian kecil menjawab dikurung dan
dibiarkan saja yaitu sebanyak 3 orang (3,3%).
Tabel 4.23. Distribusi Tingkat Sikap Responden Tentang Penularan HIV di
Kota Medan tahun 2008
No Sikap Responden
Frekuensi
%
Baik
79
86,8
1
Sedang
5
5,5
2
Kurang
7
7,7
3
Total
91
100

Berdasarkan tabel 4.23 diatas dapat diambil kesimpulan sebanyak 79 orang


(86,8%) memiliki tingkat sikap baik, sedangkan sebagian kecil sebanyak 5 orang
(5,5%) memiliki tingkat sikap sedang.

4.5. Tindakan Responden


Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua responden menjawab ya
pernah melakukan tindakan pencegahan penularan HIV yaitu sebanyak 91
orang(100%).
Tabel 4.24. Distribusi Tindakan Responden Tentang Upaya Pencegahan
Penularan HIV di Kota Medan tahun 2008
No
Upaya Pencegahan
Ya
Kadang2 Tidak
N
%
n
% N %
6,6 75 82,4
1 Dengan menjauhi orang penderita HIV 10 11,0 6
21 23,1 6
6,6 64 70,3
2 Dengan menjauhi tinggal serumah
dengan orang penderita HIV
72 79,1 2
2,2 17 18,7
3 Dengan menjauhi berciuman sampai
menyebabkan luka dgn penderita HIV
4
4,4
6
6,6 81 89,0
4 Dengan menjauhi berjabat tangan
dengan penderita HIV
18 19,8 4
4,4 69 75,8
5 Dengan menjauhi memeluk orang
penderita HIV
22 24,2 17 18,7 52 57,1
6 Dengan menjauhi memakai pakaian
orang penderita HIV
78 85,7 13 14,3
7 Dengan menjauhi berhubungan
seksual dengan penderita HIV
18 19,8 19 20,9 54 59,3
8 Dengan menjauhi menggunakan WC
bekas dipakai penderita HIV
73 80,2 5
5,5 13 14,3
9 Dengan menjauhi mendapat transfusi
darah dari penderita HIV
23 25,3 19 20,9 49 53,8
10 Dengan menjauhi berenang bersama
dengan penderita HIV
80 87,9 11 12,1
11 Dengan menjauhi disuntik dengan
jarum bekas dipakai penderita HIV
82 90,1 9
9,9
12 Dengan menjauhi kulit atau selaput
lendir luka terkena darah penderita
HIV

Jumlah
N
%
91 100,0
91 100,0
91 100,0
91 100,0
91 100,0
91 100,0
91 100,0
91 100,0
91 100,0
91 100,0
91 100,0
91 100,0

Berdasarkan tabel 4.24 diatas bahwa paling banyak tindakan responden


tentang upaya pencegahan penularan HIV yaitu sebanyak 81 orang

(89,0%)

menjawab dengan menjauhi berjabat tangan dengan penderita HIV, sedangkan paling

sedikit yaitu sebanyak 49 orang (53,8%) menjawab dengan menjauhi berenang


bersama dengan penderita HIV.
Tabel 4.25. Distribusi Tingkat Tindakan Responden Tentang Banyaknya Cara
Penularan HIV di Kota Medan tahun 2008
No
1
2
3

Tindakan Responden
Baik
Sedang
Kurang
Total

Frekuensi
64
22
5
91

%
70,3
24,2
5,5
100

Berdasarkan tabel 4.25 diatas dapat diambil kesimpulan sebanyak 64 orang


(70,3%) memiliki tingkat tindakan baik, sedangkan sebagian kecil sebanyak 5 orang
(5,5%) memiliki tingkat tindakan kurang.

4.6. Sumber Informasi Tentang HIV Responden


Tabel 4.26. Distribusi Paling Banyak Mendapatkan Informasi Tentang HIV
No
Sumber Informasi
Frekuensi
%
9
9,9
1
Majalah
27
29,7
2
Televisi
16
17,6
3
Internet
12
13,2
4
Poster/Selebaran
27
29,7
5
Kurikilum/Mata Kuliah
Total
91
100,0

Berdasarkan tabel 4.26 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden


mendapatkan informasi tentang HIV dari televisi dan kurikulum/mata kuliah yaitu
sebanyak 27 orang(29,7%), sedangkan sebagian kecilnya mendapatkan informasi
tentang HIV dari majalah sebanyak 9 orang (9,9%).

Tabel 4.27. Distribusi Sumber Informasi Responden Mendapatkan Informasi


Tentang HIV dari Kurikulum/Mata Kuliah di Fakultas/Program Studi di
Universitas Sumatera Utara tahun 2008
No
Ya
Tidak
Jumlah
Kurikulum/Mata Kuliah
membahas tentang HIV
n
%
n
%
N
%
Biologi
38
41,8
53
58,2
91
100,0
1
Patologi Anatomi
15
16,5
76
83,5
91
100,0
2
3
4
5
6
7
8
9

Mikrobiologi
Patologi Klinik
Penyakit Dalam
Epidemiologi Penyakit Menular
Ilmu Penyakit Mulut
Ilmu Penyakit Kulit Kelamin
Penyakit Menular Seksual

44
32
31
13
40
4

48,4
35,2
34,1
14,3
44,0
4,4

47
59
60
78
91
51
87

51,6
64,8
65,9
85,7
100,0
56,0
95,6

91
91
91
91
91
91
91

100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0

Berdasarkan tabel 4.27 diatas diketahui distribusi frekuensi paling banyak


mendapatkan informasi tentang HIV dari kurikulum/mata kuliah adalah Mikrobiologi
yaitu sebanyak 44 orang (48,4%), sedangkan paling sedikit ataupun tidak ada sama
sekali pada mata kuliah Ilmu Penyakit Mulut yaitu sebanyak 0 orang (0%).

BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang
telah diberi skor dan dianalisa secara kuantitatif yang bersifat diskriptif dapat dilihat
bahwa umur responden bervariasi antara 17 tahun sampai 22 tahun. Jumlah
responden yang paling banyak berada pada umur 20 tahun yaitu sebesar 31,9% (Tabel
4.2), sedangkan yang paling sedikit berumur 17 tahun yaitu sebesar 2,2% (Tabel 4.2).
Sebagian besar jenis kelamin responden adalah wanita sebesar 51,6% (Tabel 4.3),
sedangkan paling sedikit adalah pria sebesar 48,4% (Tabel 4.3). Untuk semester
sebagian besar responden pada saat ini berada pada semester tiga(III) yaitu sebesar
42,9%, sedangkan paling sedikit semester tujuh (VII) yaitu sebesar 27,5% (Tabel
4.4). Umur responden paling banyak 20 tahun menurut asumsi peneliti dikarenakan
responden saat di datangi oleh peneliti ke kampus masing-masing adalah mahasiswa
yang duduk pada semester tiga(III), dimana menurut asumsi peneliti pada semester
ini mahasiswa banyak melakukan aktifitasnya di kampus karena mata kuliah pada
saat semester ini membutuhkan konsentrasi yang lebih ekstra di banding pada saat
semester lain terutama semester tujuh(VII) yang merupakan saat-sat semester akhir
normal dikarenakan banyaknya belajar praktikum laboratorium. Selain itu dari data
mahasiswa tahun 2008 dari setiap fakultas yang dikumpulkan oleh peneliti
menunjukkan jumlah mahasiswa wanita lebih banyak daripada pria dan ini sesuai
dengan hasil yang ditemukan oleh peneliti bahwa perempuan lebih banyak yakni
sebesar 51,6%.

5.2. Pengetahuan Responden


Untuk mengetahuai pengetahuan responden, peneliti melihat dari (1)
pengetahuan responden tentang penyebab HIV, (2) pengetahuan responden tentang
penularan HIV dan (3) pengetahuan responden tentang pencegahan HIV.
5.2.1. Pengetahuan Responden Tentang Penyebab HIV
Berdasarkan hasil penelitian diketahui hasil penelitian bahwa semua
responden mengetahui penyebab HIV adalah virus.
Hal ini menurut peneliti sudah sesuai dengan pendapat Umar (2006), HIV
atau Human Immunodeficiency adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh
manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari selsel darah putih yang bertugas menangkal infeksi, dimana merupakan pengetahuan
dasar ketika responden mempelajari HIV baik itu di saat pendidikan formal maupun
informal yang di dapatkan responden.
5.2.2. Pengetahuan Responden Tentang Penularan HIV
Berdasarkan tabel 4.5 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden
tentang jenis penyakit HIV/AIDS yaitu sebanyak 88 orang (96,7%) menjawab
menular, sedangkan sebagian kecil menjawab tidak menular,penyakit keturunan dan
penyakit kutukan yaitu sebanyak 3 orang (3,3%).
Dari hasil penelitian yang di dapat sudah sesuai dengan pendapat Djoerban
(2001), dimana HIV termasuk retro virus yang sangat mudah mengalami mutasi
sehingga sulit untuk menemukan obat yang dapat membunuh virus tersebut. Daya
penularan virus HIV tergantung pada jumlah virus yang ada di dalam darahnya
dimana semakin banyak jumlah virus yang ada di dalam darahnya maka semakin

tinggi daya penularannya juga penyakitnya semakin parah. Sehingga jelas HIV
merupakan penyakit menular, walaupun masih ada 3,3% responden yang menjawab
HIV penyakit tidak menular, penyakit keturunan dan penyakit kutukan. Hal ini
menurut asumsi peneliti dikarenakan masih ada pengetahuan responden yang didapat
di masyarakat asal daerahnya yang mengatakan HIV merupakan penyakit keturunan
maupun penyakit kutukan.
Berdasarkan tabel 4.6 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden
tentang beberapa gajala HIV yaitu sebanyak 50 orang (54,9%) menjawab 1-3 gejala
HIV, sedangkan sebagian kecil menjawab 7-9 gejala HIV yaitu sebanyak 11 orang
(12,1%).
Menurut asumsi peneliti kenapa responden memiliki pengetahuan gejala HIV
berkisar antara 1-3 gejala HIV dikarenakan tingkat pengetahuannya belum secara
mendalam tetapi masih membahasnya pada tataran pengetahuan dasar, sedangkan
menurut The Centre for Harm Reduction (2001), AIDS didefenisikan sebagai tahap
infeksi HIV lanjutan yang parah. Pada masa ini, sistem kekebalan menjadi rusak
sehingga tidak dapat menyerang infeksi lain yang biasa dicegahnya. Infeksi ini
disebut infeksi oportunistik, yang jarang mereka dengan kekebalan yang baik. Infeksi
oportunistik yang sering pada AIDS adalah tuberkulosis (TB), pneumonia
Pneumocystis carinii dan meningitis kriptokokus. Berbagai kanker dapat berkembang
seperti sarkoma Kaposi atau kanker pada sistem kekebalan yang dikenal dengan
limfoma.
Berdasarkan tabel 4.7 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden
tentang lama rata-rata gejala sakit penderita HIV yaitu kurang lebih 4-10 tahun

setelah terkena HIV sebanyak 65 orang (71,4%), sedangkan sebagian kecil menjawab
langsung menunjukkan gejala, di bawah 1 tahun setelah terkena HIV dan 11-15
tahun setelah terkena HIV yaitu sebanyak 26 orang (28,6%).
Dari hasil penelitian diketahui sebanyak 71,4% responden yang mengetahui
lama rata-rata gejala sakit penderita HIV kurang lebih 4-10 tahun setelah terkena
HIV, tetapi tidak sedikit juga yang memiliki pengetahuan salah yakni 28,6%
responden. Hal ini menurut asumsi peneliti dikarenakan responden banyak hanya
mengetahui bahwa HIV akan menularkan dalam waktu dekat dan tidak akan
berselang lama akan menunjukkan gejala-gejalanya. Padahal menurut The Centre for
Harm Reduction (2001) pada masa bertahun-tahun ini, orang yang terinfeksi HIV
tidak mempunyai gejala: masa HIV tanpa gejala rata-rata 4-10 tahun tergantung pada
kekebalan tubuh. Walaupun tidak punya gejala, HIV sangat aktif menggandakan diri
dan membunuh sel di sistem kekebalan. Pada masa ini, viral load biasanya sangat
rendah, karena sistem kekebalan tubuh terus menerus membunuh virus baru yang
dihasilkan penggandaan HIV. Namun pada akhir masa ini, penggandaan lebih cepat
dari pada pembunuhannya oleh sistem kekebalan, dan viral load mulai naik lagi.
Sebelum permulaan AIDS, beberapa gejala sering muncul, termasuk kurang tenaga,
kehilangan berat badan, demam dan keringat berlebihan, serta ruam kulit yang tahan
lama.
Berdasarkan tabel 4.8 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden
tentang siapapun dapat terkena HIV yaitu sebanyak 89 orang (97,8%) menjawab Ya,
sedangkan sebagian kecil menjawab tidak yaitu sebanyak 2 orang (2,2%).

Dari hasil penelitian 97,8% responden mengetahui siapapun dapat terkena


HIV, hal ini sesuai dengan Umar (2006) siapapun dapat terkena HIV dimana
kelompok resiko tinggi terdapat pada pasangan seksual pengidap HIV, pecandu
narkoba suntik, Wanita Pekerja Seks (WPS), waria, petugas kesehatan yang
berhubungan dengan darah dan secret penderita infeksi HIV, penerima transfusi darah
dan produk darah serta janin yang dikandung oleh pengidap HIV. Namun masih ada
sebanyak 2 orang responden yang memiliki pengetahuan bahwa tidak semua orang
dapat terkena HIV. Sedangkan untuk 2,2% responden yang menjawab belum sesuai
di atas dari asumsi peneliti dikarenakan responden menganggap selama menjauhi
hubungan seksual dengan penderita HIV dan Narkoba maka akan terhindar dari HIV,
padahal mungkin saja dapat tertular dari jarum suntik maupun saat donor darah yang
terkadang ketika kita tidak tahu apakah petugas kesehatannya menggunakan alat-alat
ataupun media yang terbebas dari virus HIV.
Berdasarkan tabel 4.9 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden
tentang Perbuatan yang paling banyak membuat orang tertular HIV yaitu sebanyak 67
orang (73,6%) menjawab Penggunaan jarum suntik bersama, sedangkan sebagian
kecil menjawab Homoseksual dengan pasangan tidak tetap yaitu sebanyak 3 orang
(3,3%).
Dari hasil penelitian diketahui dari lima hal yang peneliti pilihkan kepada
responden orang paling banyak tertular HIV diketahui pengguna jarum suntik
bersama yang paling banyak sebanyak 73,6%, sedangkan Homoseksual dengan
pasangan tidak tetap paling sedikit yaitu 3,3%. Pengetahuan responden tentang
penyebab orang paling banyak tertular HIV menurut asumsi peneliti bahwa

responden mengetahui adanya banyak orang disekitar lingkungan tempat tinggalnya


maupun yang disaksikan di media baik itu elektronik maupun cetak kalau orang
tertular HIV dikarenakan penggunaan jarum suntik bersama orang yang tertular HIV
yang dapat terjadi dimanapun tempatnya, sedangkan asumsi peneliti penyebab
pengetahuan responden paling sedikit perilaku homoseksual dengan pasangan tidak
tetap dikarenakan sangat sedikitnya peluang untuk melakukan kontak dan mengetahui
keberadaan pasangan homoseksual ini, selain itu juga pemberitaan media tidak
banyak menyinggung tentang perilaku homoseksual sehingga tidak banyak responden
yang tahu penularan HIV melalui media ini. Selanjutnya komunitas homoseksual ini
tidak begitu banyak di ketahui keberadaannya dan cenderung sembunyi-sembunyi
sehingga tidak banyak menularkan HIV jika dibandingkan dengan kelompok pemakai
jarum suntik bersama yang jumlahnya dalam tingkatan kumpul-kumpul berkelompok.
Berdasarkan tabel 4.11 diatas bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang
Orang yang paling banyak tertular HIV yaitu sebanyak 63 orang (69,2%)
menjawab Pecandu narkoba suntik, sedangkan sebagian kecil menjawab Wanita Tuna
Susila yaitu sebanyak 6 orang (6,6%).
Dari hasil penelitian diketahui pengetahuan responden tentang orang paling
banyak tertular HIV sebanyak 69,2% menjawab pecandu narkoba suntik. Hal ini
menurut asumsi peneliti sudah sesuai dengan penelitian pada penjelasan di atas
tentang pengetahuan responden media penularan HIV melalui jarum suntik, sehingga
ketika ditanyakan orang yang paling banyak tertular HIV tidak mengherankan jika
responden menjawab pecandu narkoba suntik, selain itu juga ini sesuai dengan The
Centre for Harm Reduction (2001), dimana HIV umumnya menular

diantara

pengguna narkoba suntikan dengan penggunaan peralatan suntik (jarum suntik,


semprit, turniket, sendok, air, saringan dan permukaan) bergantian dengan seseorang
yang terinfeksi virus HIV. Ada kemungkinaan penggunaan peralatan suntik
bergantian ini akan terjadi paa saat baru setelah terinfeksi dalam giliran, waktu viral
load adalah tinggi terinfeksi.
5.2.3. Pengetahuan Responden Tentang Pencegahan HIV
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua responden menjawab ya
tentang HIV dapat dicegah penularannya yaitu sebanyak 91 orang(100%).
Hal ini menurut asumsi peneliti bahwa responden mendapatkan pengetahuan
bahwa HIV dapat dicegah pada saat duduk di bangku perkuliahan maupun ketika
membaca buku maupun bacaan tentang HIV dan ini sesuai dengan program Komisi
Penanggulangan AIDS yang telah dimulai secara sistematis sejak tahun 1994 yakni
Upaya

Penanggulangan

HIV

dan AIDS

di

Indonesia

(Strategi

Nasional

Penanggulangan HIV dan AIDS 2007-2010).


Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat diambil kesimpulan tingkat pengetahuan
responden tentang penularan HIV pada umumnya termasuk kedalam kategori baik
yaitu sebesar 90,1%. Pengetahuan responden ini dapat dipengaruhi tingkat
pendidikan responden pada umumnya mendapatkan sumber informasi tentang HIV
dari kurikulum/mata kuliah sebesar 29,7% (Tabel 4.29). Hal ini sejalan dengan
Thorndike dkk yang dikutip Janz, et al (2002), yang menggunakan teori belajar untuk
memahami perilaku. Penguatan yang mempengaruhi dugaan/hipotesis membuat
situasi lebih baik daripada mempengaruhi perilaku itu secara langsung. Selain itu
menurut asumsi peneliti adanya matakuliah/kurikulum tentang HIV dan banyaknya

media yang dekat dengan responden baik itu elektronik maupun cetak sehingga
menyebabkan pengetahuan responden sebagian besar masuk dalam kategori baik.

5.3. Sikap Responden


Untuk mengetahuai sikap responden, peneliti melihat dari sikap responden
tentang penularan HIV dan sikap responden tentang pencegahan HIV.
5.3.1. Sikap Responden Tentang Penularan HIV
Berdasarkan tabel 4.14 diatas diketahui distribusi frekuensi tidak setuju
responden tentang penularan HIV terbanyak adalah bukan pecandu Narkoba akan
terhindar dari penularan HIV yaitu sebanyak 90,1%, sedangkan paling sedikit adalah
orang bermoral dan beragama akan terhindar dari penularan HIV yaitu sebanyak
71,4%.
Dari hasil penelitian sebanyak 90,1% responden tidak setuju bukan pecandu
narkoba akan terhindar dari penularan HIV, karena sebaliknya pecandu narkoba yang
paling banyak tertular HIV sesuai dengan The Centre for Harm Reduction (2001),
HIV umumnya menular diantara pengguna narkoba suntikan dengan penggunaan
peralatan suntik (jarum suntik, semprit, turniket, sendok, air, saringan dan
permukaan) bergantian dengan seseorang yang terinfeksi virus HIV. Ada
kemungkinaan penggunaan peralatan suntik bergantian ini akan terjadi paa saat baru
setelah terinfeksi dalam giliran, waktu viral load adalah tinggi terinfeksi. Selain itu
menurut asumsi peneliti sesuai dengan pengetahuan sebagian besar responden bahwa
media penularan HIV paling banyak melalui pemakaian jarum suntik bersama dan
pada orang pemakai narkoba suntik, sehingga mempengaruhi sikap responden

yang

tidak setuju mengatakan bahwa pecandu narkoba akan terhindar dari HIV, padahal
peluang untuk tertular HIV pada kelompok ini jauh lebih besar daripada kelompok
lainnya.
Berdasarkan tabel 4.15 diatas bahwa sebagian besar sikap responden tentang
HIV mengancam masyarakat pada saat ini yaitu sebanyak 97,8% menjawab tidak
setuju, sedangkan sebagian kecil menjawab setuju yaitu sebanyak 2,2%. HIV tidak
mengancam masyarakat pada saat ini dari jawaban sebagian besar responden menurut
asumsi peneliti dikarenakan pemikiran sebagian besar responden bahwa HIV tidak
akan mengancam selama seseorang itu menjauhi segala tindakan ataupun media yang
memungkinkan akan terjangkitnya virus HIV, sehingga dengan upaya-upaya yang
dilakukan baik oleh pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat maupun masyarakat
sendiri HIV tidak akan mengancam. Namun dari hasil penelitian di atas menjadi
sebuah kajian untuk kita bersama karena tidak sesuai dengan Dirjen Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen PPM & PL) Depkes RI (2005)
yang mengatakan potensi ancaman epidemi HIV di Indonesia semakin berat pada saat
sekarang ini.
Berdasarkan tabel 4.16 diatas bahwa sebagian besar sikap responden tentang
HIV mengancam masyarakat pada tahun-tahun mendatang yaitu sebanyak 95,6%
menjawab tidak setuju, sedangkan sebagian kecil menjawab setuju yaitu sebanyak
4,4%. Hal ini menurut asumsi peneliti sama pembahasan sebelumnya pada table 4.17
dikarenakan pemikiran sebagian besar responden bahwa HIV tidak akan mengancam
selama seseorang itu menjauhi segala tindakan ataupun media yang memungkinkan
akan terjangkitnya virus HIV, sehingga dengan upaya-upaya yang dilakukan baik

oleh pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat maupun masyarakat sendiri HIV


tidak akan mengancam. Padahal dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dirjen
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun
2005, dimana pada tahun 2010 diperkirakan jumlah orang yang mengidap HIV/AIDS
di Indonesia diperkirakan meningkat hingga 90.000-130.000 orang. Jumlah orang
yang rawan tertular HIV sebanyak 13 juta sampai 20 juta orang. Ini cukup jelas dapat
kita lihat bahwa pada tahun-tahun mendatang HIV masih juga tetap

dapat

mengancam masyarakat.
Berdasarkan tabel 4.18 diatas bahwa sebagian besar sikap responden tentang
jika ada teman yang terjangkit HIV yaitu sebanyak 85,7% menjawab memberinya
dukungan moril, sedangkan sebagian kecil menjawab menjauhinya yaitu sebanyak
3,3%. Memberi dukungan moril jika ada teman yang terjangkit HIV sebagian besar
sikap responden menurut asumsi peneliti dikarenakan pengetahuan responden yang
tahu betapa menderitanya seorang yang terjangkit HIV dan dengan memberikan
dukungan moril yang dapat membuat seorang pengidap HIV dapat menjalankan
aktifitas dan menikmati hidupnya walaupun dengan kondisi kesehatan yang kurang
baik sehingga di butuhkan apresiasi dukungan moril yang dapat menabahkan hati
serta mengurangi penderitaan orang yang terjangkit HIV, dimana hal ini sesuai
dengan Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS 2007-2010 Komisi
Penanggulangan AIDS yakni perlu memperhatikan dampak terhadap tatanan sosial
serta meminimalisir stigma dan diskriminasi terhadap pengidap HIV.

5.3.2. Sikap Responden Tentang Pencegahan HIV


Berdasarkan tabel 4.19 diatas bahwa sebagian besar sikap responden tentang
Penderita HIV harus diasingkan dan dikucilkan dari masyarakat yaitu sebanyak
93,4% menjawab tidak setuju, sedangkan sebagian kecil menjawab setuju yaitu
sebanyak 6,6%. Sikap responden yang tidak setuju tentang penderita HIV harus
diasingkan dan dikucilkan dari masyarakat menurut asumsi peneliti responden sudah
benar sadar akan tidak berbahanya dalam hal kemungkinan menularkan HIV seorang
yang tertular HIV di dalam satu lingkungan komunitas selama ia tidak melakukan
tindakan yang dapat menyebabkan tertularnya penyakitnya kepada orang lain, tidak
melakukan perbuatan asusila dan meresahkan masyarakat dan ini sesuai dengan
Strategi

Nasional

Penanggulangan

HIV

dan

AIDS

2007-2010

Komisi

Penanggulangan AIDS yakni perlu memperhatikan dampak terhadap tatanan sosial


serta meminimalisir stigma dan diskriminasi terhadap pengidap HIV. Selanjutnya
menurut asumsi peneliti responden yang setuju tentang penderita HIV harus
diasingkan dan dikucilkan dari masyarakat sebanyak 6,6% dikarenakan adanya
ketakutan besar akan kemungkinan dia dapat tertular di tambah lagi responden
tersebut mencari wilayah amannya dengan cara menjauhi orang yang tertular HIV
ataupun dengan jalan mengasingkan ataupun mengucilkan dalam satu lingkungan
tertentu yang di anggap dapat menjauhkan dirinya dari kemungkinan tertular.
Berdasarkan tabel 4.20 diatas bahwa sebagian besar sikap responden tentang
janin yg dikandung seorang ibu hamil yg terjangkit HIV sebaiknya digugurkan saja
yaitu sebanyak 86,8% menjawab tidak setuju, sedangkan sebagian kecil menjawab
setuju yaitu sebanyak 13,2%. Sebagian besar responden memiliki sikap tidak

setuju

tentang janin yg dikandung seorang ibu hamil yg terjangkit HIV sebaiknya


digugurkan saja menurut peneliti dikarenakan rasa kasihan responden dan ingin
memberikan kesempatan untuk hidup bagi calon bayi dikarenakan dari sudut pandang
responden di tambah lagi pengetahuan yang di dapat ketika di bangku kuliah tentang
HIV bahwasanya ada kesempatan untuk dapat hidup selamat serta hidup secara
normal bagi bayi yang dikandung oleh penderita HIV. Hal ini sejalan dengan
pendapat Umar (2006), tanpa intervensi resiko penularan HIV dari ibu ke janin
berkisar 15-45%. Peluang janin untuk selamat lebih besar daripada kemungkinan
tertular, sehingga semestinya janin yang di kandung ibu hamil diberikan kesempatan
untuk hidup.
Berdasarkan tabel 4.22 bahwa sebagian besar sikap responden tentang yang
sebaiknya dilakukan terhadap penderita HIV yaitu sebanyak 75,8%

menjawab

dirawat di rumah sakit, sedangka n sebagian kecil menjawab dikurung dan dibiarkan
saja yaitu sebanyak 3,3%. Sikap sebagian besar responden tentang penderita HIV
sebaiknya dirawat di rumah sakit menurut asumsi peneliti dikarenakan pengetahuan
responden jika ada penderita HIV dapat di pantau untuk mengurangi dampak negatif
yang mungkin dapat terjadi disamping untuk proses pengobatan jika terjadi sakit pada
penderita HIV dapat lebih mudah karena tersedia sarana pengobatan dan tenaga
kesehatan yang dapat menangani di banding jika penderita di kurung dan dibiarkan
saja yang dapat semakin menambah penderitaan orang yang tertular HIV. Hal ini
sesuai dengan Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS 2007-2010 Komisi
Penanggulangan AIDS yang salah satu tujuan khususnya menyediakan dan
meningkatkan mutu pelayanan perawatan, pengobatan, dan dukungan kepada ODHA

yang terintegrasi dengan upaya pencegahan, walaupun tetap saja masih ada 3
responden yang memiliki sikap agar penderita HIV dibiarkan saja.
Berdasarkan tabel 4.23 diatas dapat diambil kesimpulan sebanyak 86,8%
responden memiliki tingkat sikap baik, 5,5% memiliki tingkat sikap sedang
sedangkan sebanyak 7,7% lagi memiliki tingkat sikap kurang. Hal ini menurut
asumsi peneliti dikarenakan tingkat pengetahuan responden yang juga berada pada
kategori baik sehingga mempengaruhi sikap responden yang sebagian besar juga pada
kategori baik, disamping sumber informasi tentang HIV baik elektronik maupun
cetak bagaimana seharusnya bersikap terhadap penderita HIV.
Selain itu sikap responden ini dapat dipengaruhi tingkat pendidikan responden
yang

pada

umumnya

mendapatkan

sumber

informasi

tentang

HIV

dari

kurikulum/mata kuliah sebesar 29,7 % (Tabel 4.29). Sikap merupakan kehidupan


emosional atau evaluasi orang terhadap obyek, artinya bagaimana penilaian orang
tersebut terhadap obyek tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat Janz, et al (2002),
yang menyatakan bahwa sikap responden positif tentang pencegahan penularan HIV,
hal ini disebabakan merasa adanya kerentanan dan keseriusan terhadap suatu
penyakit.

5.4. Tindakan Responden


Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua responden menjawab
pernah melakukan tindakan pencegahan penularan HIV. Hal ini menurut asumsi
peneliti karena tidak begitu susahnya untuk setiap mahasiswa yang masih menjunjung
tinggi kesusilaan serta jauh dari tindakan kriminal seperti Narkoba suntik yang

merupakan sebuah tindakan pencegahan penularan HIV sehingga semua responden


menjawab pernah melakukan tindakan pencegahan penularan HIV.
Berdasarkan tabel 4.24 diatas ditemukan beberapa hal tentang upaya
pencegahan penularan HIV yaitu responden menjawab Ya sebanyak 10 orang
(11,0%) dengan menjauhi penderita HIV dan Ya sebanyak 21 orang (23,1%)
dengan menjauhi tinggal serumah dengan orang penderita HIV, dimana menurut
asumsi peneliti responden masih ada yang takut tertular HIV dengan cara menjauhi
penderita dan menjauhi tinggal serumah dengan penderita HIV padahal HIV tidak
menular hidup serumah dengan penderita HIV selama tidak mengadakan hubungan
seksual. Selanjutnya hasil temuan penulis bahwa responden masih ada sebanyak 4
orang (4,4%) menjauhi berjabat tangan dengan orang penderita HIV dan sebanyak 18
orang (19,8%) menjauhi memeluk orang penderita HIV, dimana menurut asumsi
peneliti bahwa responden masih ada rasa takut tertular bila berjabat tangan dan
memeluk penderita HIV padahal HIV tidak menular dengan jalan bersentuhan
langsung dengan penderita HIV selama tidak ada perlukaan maupun perdarahan di
antara kedua orang yang melakukan sentuhan.
Selanjutnya berdasarkan tabel 4.24 diatas ditemukan bahwa 13 orang
(14,3%) responden menjawab Tidak melakukan tindakan upaya pencegahan
penularan HIV dengan menjauhi berhubungan seksual dengan penderita HIV padahal
sesuai dengan yang tercantum pada buku Petunjuk Pencegahan Penularan HIV
Secara Seksual atas izin WHO Tahun 1996 penerbitannya oleh Depkes RI sangat
jelas bahwa salah satu penularan HIV melalui hubungan seksual (dari seorang yang
sudah terinfeksi HIV kepada mitra seksualnya), sehingga diketahui masih

ada

tindakan responden yang kurang sesuai dengan tindakan yang seharusnya. Pada
pendalaman penelitian penulis juga menemukan hal yang sama yakni 13 orang
(14,3%) responden menjawab Tidak melakukan tindakan menjauhi mendapat
transfusi darah dari penderita HIV dan 11 orang (12,1%) responden menjawab
Tidak dengan menjauhi disuntik dengan jarum bekas dipakai penderita HIV dimana
kemungkinan adanya darah penderita HIV pada jarum suntik sangat besar, hal ini
sangat bertentangan dengan tindakan yang seharusnya dilakukan yakni menjauhi
mendapat transfusi darah dari penderita HIV sesuai dengan yang tercantum pada
buku Petunjuk Pencegahan Penularan HIV Secara Seksual atas izin WHO Tahun
1996 penerbitannya oleh Depkes RI selain secara seksual juga disebutkan salah satu
penularan HIV melalui paparan darah, produk-produk darah atau transplantasi alat
tubuh atau jaringan penderita HIV.
Tingkat tindakan responden tentang penularan HIV pada umumnya termasuk
kedalam kategori baik yaitu sebesar 70,3% (Tabel 4.28). Tindakan responden ini
dapat dipengaruhi pengetahuan dan sikap responden tentang penularan HIV yang
pada umumnya juga pada kategori baik, tetapi masih tetap ada responden sebanyak
5,5% yang memiliki tindakan kurang. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo
(2003), yang menyatakan bahwa setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek
kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang
diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan
apa yang disebut praktek (practice) kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku
kesehatan (overt behavior).

5.5. Sumber Informasi Responden


Berdasarkan tabel 4.26 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden
mendapatkan informasi tentang HIV dari televisi dan kurikulum/mata kuliah yaitu
sebanyak 27 orang(29,7%), sedangkan sebagian kecilnya mendapatkan informasi
tentang HIV dari majalah sebanyak 9 orang (9,9%). Menurut asumsi peneliti
responden mendapatkan informasi tentang HIV dari televisi dan kurikulum/mata
kuliah karena melalui media ini responden paling sering dan banyak melakukan
interaksi langsung dimana dalam media ini banyak terkandung informasi tentang
HIV, sehingga memiliki kesempatan lebih besar dari media lain terutama majalah
dalam mendapatkan informasi tentang HIV.
Berdasarkan tabel 4.27 diatas diketahui distribusi frekuensi paling banyak
mendapatkan informasi tentang HIV dari kurikulum/mata kuliah adalah Mikrobiologi
yaitu sebanyak 44 orang (48,4%), sedangkan paling sedikit ataupun tidak ada sama
sekali pada mata kuliah Ilmu Penyakit Mulut yaitu sebanyak 0 orang (0%). Menurut
asumsi peneliti responden paling banyak mendapatkan informasi tentang HIV dari
kurikulum/mata kuliah Mikrobiologi di karenakan pada mata kuliah ini banyak
membahas berbagai macam penyakit yang salah satunya mengupas secara lebih
dalam hal penyakit menular yakni HIV. Selain itu juga dihubungkan dengan fakultas
yang mempelajari mata kuliah mikrobiologi ada 3 fakultas yakni Fakultas
Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Program Studi Ilmu Keperawatan,
sedangkan Fakultas Kedokteran Gigi tidak mempelajari mikrobiologi dan dari hasil
penelitian pada responden dari Fakultas Kedokteran Gigi tidak banyak membahas
tentang HIV terutama pada mata kuliah Ilmu Penyakit Mulut. Sehingga kaitannya

dengan Fakultas responden menurut asumsi peneliti sangat berpengaruh terhadap


prilaku responden, jika responden berasal dari fakultas yang memang betul-betul
banyak membahas tentang HIV maka prilaku responden tersebut akan baik.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian perilaku mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang
penularan HIV di Kota Medan Tahun 2008, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengetahuan responden tentang penularan HIV yaitu sebesar 90,1% memiliki
pengetahuan kategori baik, sebesar 5,5% memiliki pengetahuan kategori
sedang, sedangkan sebesar 4,4% memiliki pengetahuan kategori kurang.
2. Sikap responden tentang penularan HIV yaitu sebesar 86,8% memiliki sikap
kategori baik, sebesar 5,5% memiliki sikap kategori sedang, sedangkan
sebesar 7,7% memiliki sikap kategori kurang.
3. Tindakan responden tentang penularan HIV yaitu sebesar 70,3% memiliki
tindakan kategori baik, sebesar 24,2% memiliki tindakan kategori sedang,
sedangkan sebesar 5,5% memiliki tindakan kategori kurang.
6.2. Saran
1. Diharapkan kepada mahasiswa Universitas Sumatera Utara agar bersamasama mencegah penularan HIV dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap
HIV baik itu melaui pemberian informasi kepada teman sebaya, keluarga,
masyarakat awam baik itu dari penyuluhan, media cetak maupun media
elektronik.
2. Diharapkan Universitas Sumatera Utara dapat meningkatkan kerja sama
dengan pemerintah maupun swasta serta meningkatkan program strategis

yang selama ini sudah dilaksanakan sehingga program untuk mengurangi


kasus penularan HIV dapat terselenggara dengan lebih optimal.
3. Diharapkan perlu sebuah usaha sosialisasi melalui pelatihan dan upaya
promosi tentang pencegahan penularan HIV pada seluruh mahasiswa
Universitas Sumatera Utara baik dari pemerintah, pihak swasta/LSM maupun
dari pihak Universitas sendiri sebagai upaya strategis pencegahan dan
penanggulangan penularan HIV.
4. Diharapkan perlu studi lebih lanjut maupun lomba karya tulis ilmiah tentang
skripsi ini, sehingga memperkaya referensi acuan untuk penentuan programprogram baru dalam hal pencegahan dan penanggulangan penularan HIV.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. 2007 AIDS Epidemic Updates. http://www.unaids.org/data. 24


Januari 2008.
Anonim, 2007. Global Summary of The AIDS epidemic, December 2007.
http://www.unaids.org/data. 24 Januari 2008.
Anonim, 2007. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia dilapor s/d September
2007. http://www.spiritia or.id/data. 24 Januari 2008.
Departemen Kesehatan RI,2006. Statistik Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia.
Jakarta
Erviani, Ni Komang. 2006. Bergerak Bersama Menanggulangi HIV/AIDS.
http://warnawarnibali.blogspot.com/2007/12/bergerak-bersamamenanggulangi-hiv-aids-1132.html. 29 Desember 2007.
Janz NK, Champion VL, dan Strechar VJ, 2002. The Health Belief Model, Dalam
Glanz K, Rimer BK, Lewis FM. Health Behavior And Health Education,
3 rd edition, Jossay Bass.
Khadijah, Siti. 1997. Pengetahuan dan Sikap Terhadap AIDS
Serta
Hubungannya dengan Karakteristik Supir Angkutan Umum di
Terminal Sambu Medan Tahun 1997, Medan
KPAN, 2002. Pola Laporan Eksekutif Menteri Kesehatan Republik Indonesia
tentang Ancaman HIV/AIDS di Indonesia Perlunya Penanggulangan
lebih nyata, Jakarta
KPAND, 2007. Gambaran Kasus HIV dan AIDS Sumatera Utara, Medan
Laporan Eksekutif Menkes, 2002. Ancaman HIV/AIDS di Indonesia Perlunya
Penanggulangan Lebih Nyata, Jakarta
Nasution , Rizali, dkk, 2000. AIDS Kita Bisa Kena, Kita Bisa Cegah ( 10 Esai
Terbaik Kelompok Perguruan Tinggi dan SMU/Kejuruan). Manora, Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rineka
Cipta. Jakarta.

Pettrucci, Ardian. 2006. Gambaran Epidemi AIDS di Asia dan Indonesia.


http://www.mail-archive.com/sma1bks@yahoogroups.com/msg02843.html.
19 Januari 2008.

Pratomo Hadi, 1986. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan


Masyarakat. Depdikbud RI, Jakarta
Sarwono, Solita. 1993. Sosiologi Kesehatan. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
The Centre for Harm Reduction, Macfarlane Burnet Centre for Medical Research dan
Asian Harm Reduction Network, 2001. Pedoman Mengurangi Dampak
Buruk Narkoba di Indonesia. Edisi Indonesia. Jakarta.
WHO AIDS Seri 6, 1996. Petunjuk Pencegahan Penularan Human Immuno
Deficiency Virus(HIV) Secara Seksual. Depkes RI, Jakarta.
Zein Umar, 2006. 100 Pertanyaan Seputar HIV/AIDS Yang Perlu Anda Ketahui.
Cetakan I, USU Press, Medan

KUESIONER :
PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TENTANG PENULARAN HIV DI KOTA MEDAN
TAHUN 2008
I.
1.
2.
3.

DATA RESPONDEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin

4. Tempat Tinggal
5. Fakultas

6. Semester

: .............................................................
: ................ tahun
: 1) Pria
2) Wanita
: ............................................................
: 1) Fakultas Kedokteran
2) Fakultas Kesehatan Masyarakat
3) Fakultas Kedokteran Gigi
4) Program Studi Ilmu Keperawatan
: ......................................

II. SUMBER INFORMASI TENTANG HIV


7. Selama ini darimana saja Anda paling banyak mendapatkan informasi
tentang HIV?
1) Majalah
2) Surat kabar
3) Televisi
4) Radio
5) Internet
6) Petugas kesehatan
7) Anggota keluarga
8) Teman
9) Poster/selebaran
10) Kurikulum/Mata Kuliah
8. Mata kuliah apa di fakultas/program studi anda yang membahas tentang
HIV dan pada semester berapa?(jawaban dapat lebih dari satu)
No
Mata Kuliah
Y
Tida
Semeste
a
k
r
1) Biologi
2) Patologi Anatomi
3) Mikrobiologi
4) Patologi Klinik
5) Penyakit Dalam
6) Epidemiologi Penyakit
Menular
7) Ilmu
Penyakit Mulut
8) Ilmu Penyakit Kulit
Kelamin Menular
9) Penyakit
Seksual

III.PENGETAHUAN TENTANG PENULARAN HIV


9. Menurut Anda apakah penyebab HIV itu?
1) virus
2) bakteri
3) kuman ganas
4) jamur
5) parasit
10. Menurut Anda jenis penyakit apakah HIV/AIDS itu?
1) Menular
2) Tidak menular
3) Penyakit keturunan
4) Penyakit kutukan
11. Sebutkanlah beberapa gejala HIV yang anda ketahui : (jawaban dapat
lebih dari satu)
1) Berat badan menurun > 10% per bulan
2) Lelah berkepanjangan
3) Diare kronis > 1 bulan
4) Demam > 1 bulan
5) Mati rasa di kaki/tangan
6) Sulit mengontrol gerak
7) Kesadaran menurun + gangguan neurologis
8) Batuk > 1 bulan
9) Peradangan kronis pada alat reproduksi
12. Menurut Anda berapa lama rata-rata penderita HIV menunjukkan
gejala sakit?
1) Langsung menunjukkan gejala setelah terkena HIV
2) Di bawah 1 tahun setelah terkena HIV
3) Kurang lebih 5-10 tahun setelah terkena HIV
4) 11-15 tahun setelah terkena HIV
Untuk Pertanyaan no 13-31 berikan tanda checklist(V) pada kolom Y jika Anda
menjawab Ya, kolom T jika Anda menjawab Tidak.
No
13
14
15
16
17
18

Pertanyaan
Apakah Anda tahu siapapun dapat terkena HIV?
Apakah Anda tahu HIV tidak tertular apabila kulit atau selaput lendir utuh
terkena darah orang penderita HIV?
Apakah Anda tahu HIV tidaktertular apabila kulit atau selaput lendir utuh
terkena cairan sperma(air mani) orang penderita HIV?
Apakah Anda tahu HIV tidak bisa tertular apabila kulit atau selaput lendir
utuh terkena cairan kemaluan wanita orang penderita HIV?
Apakah Anda tahu HIV tidak bisa tertular apabila kulit atau selaput lendir
utuh tersentuh orang penderita HIV?
Apakah Anda tahu HIV tidak bisa tertular apabila tinggal serumah dengan
orang penderita HIV?

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Apakah Anda tahu HIV tidak bisa tertular apabila bersentuhan badan
dengan orang penderita HIV?
Apakah Anda tahu HIV tidak bisa tertular apabila berciuman tanpa luka
dengan orang penderita HIV?
Apakah Anda tahu HIV tidak bisa tertular apabila berjabat tangan dengan
orang penderita HIV?
Apakah Anda tahu HIV tidak bisa tertular apabila memeluk orang
penderita HIV?
Apakah Anda tahu HIV tidak bisa tertular apabila memakai pakaian orang
penderita HIV?
Apakah Anda tahu HIV tidak bisa tertular apabila menggunakan WC
umum bersama dengan orang penderita HIV?
Apakah Anda tahu HIV tidak bisa tertular apabila berenang bersama
dengan orang penderita HIV?
Apakah Anda tahu HIV bisa tertular apabila berhubungan seksual dengan
orang penderita HIV?
Apakah Anda tahu HIV bisa tertular apabila mendapat transfusi darah
dari orang penderita HIV?
Apakah Anda tahu HIV bisa tertular apabila disuntik dengan jarum bekas
dipakai orang penderita HIV?
Apakah Anda tahu HIV bisa tertular pada bayi dalam kandungan seorang
ibu yang terkena HIV?
Apakah Anda tahu HIV tidak bisa tertular melalui gigitan serangga yang
telah menggigit orang penderita HIV?
Apakah Anda tahu HIV dapat dicegah penularannya?

32. Menurut Anda perbuatan seperti apakah yang membuat orang paling
banyak tertular HIV?
1) Homoseksual (hubungan seks sejenis) pasangan tetap
2) Homoseksual (hubungan seks sejenis) pasangan tidak tetap
3) Heteroseksual (hubungan seks lain jenis) pasangan tetap
4) Heteroseksual (hubungan seks lain jenis) pasangan tidak tetap
5) Penggunaan jarum suntik bersama
6) Lain-lain (sebutkan)............................................
33. Menurut Anda orang yang bagaimana yang paling banyak tertular HIV?
1) Homoseksual
2) Wanita tuna susila
3) Gigolo
4) Wanita/pria yang sering ganti pasangan dalam hubungan seksual
5) Pecandu narkotika suntik
6) Petugas kesehatan
7) Penerima transfusi darah
8) Lain-lain (sebutkan)..................................................
34. Menurut Anda dengan cara apa saja HIV dapat dicegah? (jawaban
dapat lebih dari satu)
1) Mendapatkan imunisasi/vaksinasi

2)
3)
4)
5)

Melakukan hubungan seksual dengan pasangan tetap


Tidak menggunakan jarum suntik sembarangan
Tidak melakukan hubungan seksual dengan pelacur
Melakukan hubungan seksual dengan menggunakan alat
kontrasepsi/kondom
6) Lain-lain (sebutkan)...............................................
IV.SIKAP TENTANG PENULARAN HIV
Untuk pertanyaan no.35-50 berikan tanda checklist(V) pada kolom S jika
Anda setuju dan kolom TS jika Anda tidak setuju
No

Pernyataan

35

Penderita HIV harus dihindari karena takut tertular

36

Penderita HIV harus diasingkan dan dikucilkan dari masyarakat

37

Bukan homoseks akan terhindar dari penularan HIV

38
39

Bukan pekerja seks komersial(PSK) akan terhindar dari penularan


HIV
Bukan pecandu Narkoba akan terhindar dari penularan HIV

40

Orang bermoral dan beragama akan terhindar dari penularan HIV

41

Janin yang dikandung seorang ibu hamil yang terjangkit HIV


sebaiknya digugurkan saja

42

Lokasi pelacuran ditutup untuk menghindari penyebaran HIV

43

HIV mengancam masyarakat pada saat ini

44

HIV mengancam masyarakat pada tahun-tahun mendatang

45

Kondom dapat mencegah menularnya HIV

46

Penggunaan kondom tepat dalam mencegah menularnya HIV

47

Pria yang suka jajan harus lebih diwaspadai daripada wanita tuna
susila dalam menyebarkan HIV

48

Pria yang berhubungan seks dengan pelacur sebaiknya memakai


kondom

49

Lokasi-lokasi pelacuran dapat menyebarkan HIV

TS

50

Tidak berhubungan seks dengan pelacur dapat menghindarkan diri


dari HIV

51. Bagaiman sikap anda jika ada teman anda yang terjangkit HIV?
1) Memberinya dukungan moril
2) Berinteraksi seperlunya dengannya
3) Menjauhinya
52. Menurut Anda apa yang sebaiknya dilakukan terhadap penderita HIV?
1) Di rawat dirumah sakit khusus
2) Di kirim ke tempat penampungan khusus
3) Di kurung dan di biarkan saja
V. TINDAKAN TERHADAP PENULARAN HIV
53. Apakah Anda pernah melakukan pencegahan penularan HIV?
1) Ya
2) Tidak
Jika pernah bagaimana cara pencegahan HIV yang anda lakukan?(cheklist =V
jika: Ya =Y, Kadang-kadang =KK dan Tidak = T)
N
o
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65

Tindak
Dengan menjauhi orangan
penderita HIV
Dengan menjauhi tinggal serumah dengan
orang
penderita
Dengan
menjauhiHIV
berciuman sampai
menyebabkan luka dengan orang penderita
HIV
Dengan
menjauhi berjabat tangan dengan
orang penderita
Dengan
menjauhiHIV
memeluk orang penderita
HIV
Dengan menjauhi memakai pakaian orang
penderita
HIV
Dengan menjauhi
berhubungan seksual
dengan orang penderita HIV
Dengan menjauhi menggunakan WC
bekas dipakai orang penderita HIV
Dengan menjauhi mendapat transfusi darah dari
orang penderita HIV
Dengan menjauhi berenang bersama dengan
orang penderita
Dengan
menjauhiHIV
disuntik dengan jarum
bekas dipakai orang penderita HIV
Dengan menjauhi kulit atau selaput lendir
luka terkena darah orang penderita HIV

KK

Frequency Table
Kesimpulan Pengetahuan

Valid

Baik
Sedang
Kurang
Total

Frequency
82
5

Percent
90,1
5,5

Valid Percent
90,1
5,5

Cumulative
Percent
90,1
95,6
100,0

4,4

4,4

91

100,0

100,0

Kesimpulan Sikap

Valid

Baik
Sedang

Frequency
79
5

Percent
86,8
5,5

Valid Percent
86,8
5,5

Cumulative
Percent
86,8
92,3

Kurang

7,7

7,7

100,0

91

100,0

100,0

Total

Kesimpulan Tindakan

Valid

Baik
Sedang
Kurang
Total

Frequency
64
22

Percent
70,3
24,2

Valid Percent
70,3
24,2

Cumulative
Percent
70,3
94,5
100,0

5,5

5,5

91

100,0

100,0

Frequency Table
umur

Valid

17
18

Frequency
2
12

Percent
2,2
13,2

Valid Percent
2,2
13,2

Cumulative
Percent
2,2
15,4

19

24

26,4

26,4

41,8

20

29

31,9

31,9

73,6

21

21

23,1

23,1

96,7

22

3,3

3,3

100,0

91

100,0

100,0

Total

jenis kelamin

Valid

Pria
Wanita
Total

Frequency
44
47

Percent
48,4
51,6

Valid Percent
48,4
51,6

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
48,4
100,0

Fakultas

Valid

Cumulative
Percent
42,9
69,2

FK
FKM

Frequency
39
24

Percent
42,9
26,4

Valid Percent
42,9
26,4

FKG

18

19,8

19,8

89,0

PSIK

10

11,0

11,0

100,0

Total

91

100,0

100,0

Semester

Valid

3
5

Frequency
39
27

Percent
42,9
29,7

Valid Percent
42,9
29,7

Cumulative
Percent
42,9
72,5

25

27,5

27,5

100,0

Total

91

100,0

100,0

Paling banyak mendapatkan informasi ttg HIV

Valid

Majalah
Televisi

Frequency
9
27

Percent
9,9
29,7

Valid Percent
9,9
29,7

Cumulative
Percent
9,9
39,6

Internet

16

17,6

17,6

57,1

Poster/selebaran

12

13,2

13,2

70,3

Kurikulum/Mata Kuliah

27

29,7

29,7

100,0

Total

91

100,0

100,0

Pada mata kuliah Biologi membahas tentang HIV

Valid

Ya
Tidak
Total

Frequency
38
53

Percent
41,8
58,2

Valid Percent
41,8
58,2

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
41,8
100,0

Mata kuliah Biologi pada semester

Valid

0
1
Total

Frequency
53
38

Percent
58,2
41,8

Valid Percent
58,2
41,8

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
58,2
100,0

Pada mata kuliah Patologi Anatomi membahas tentang HIV

Valid

Ya
Tidak
Total

Frequency
15
76

Percent
16,5
83,5

Valid Percent
16,5
83,5

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
16,5
100,0

Mata kuliah Patologi Anatomi pada semester

Valid

0
2

Frequency
76
4

Percent
83,5
4,4

Valid Percent
83,5
4,4

Cumulative
Percent
83,5
87,9

2,2

2,2

90,1
100,0

4
Total

9,9

9,9

91

100,0

100,0

Pada mata kuliah Mikrobiologi membahas tentang HIV

Valid

Ya
Tidak
Total

Frequency
44
47

Percent
48,4
51,6

Valid Percent
48,4
51,6

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
48,4
100,0

Mata kuliah Mikrobiologi pada semester

Valid

0
3

Frequency
47
14

Percent
51,6
15,4

Valid Percent
51,6
15,4

Cumulative
Percent
51,6
67,0

30

33,0

33,0

100,0

Total

91

100,0

100,0

Pada mata kuliah Patologi Klinik membahas tentang HIV

Valid

Ya
Tidak
Total

Frequency
32
59

Percent
35,2
64,8

Valid Percent
35,2
64,8

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
35,2
100,0

Mata kuliah Patologi Klinik pada semester

Valid

0
5
Total

Frequency
59
32

Percent
64,8
35,2

Valid Percent
64,8
35,2

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
64,8
100,0

Pada mata kuliah Penyakit Dalam membahas tentang HIV

Valid

Ya
Tidak
Total

Frequency
31
60

Percent
34,1
65,9

Valid Percent
34,1
65,9

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
34,1
100,0

Mata kuliah Penyakit Dalam pada semester

Valid

0
6
Total

Frequency
60
31

Percent
65,9
34,1

Valid Percent
65,9
34,1

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
65,9
100,0

Pada mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular membahas tentang


HIV

Valid

Ya
Tidak
Total

Frequency
13
78

Percent
14,3
85,7

Valid Percent
14,3
85,7

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
14,3
100,0

Mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular pada semester

Valid

0
6
Total

Frequency
78
13

Percent
85,7
14,3

Valid Percent
85,7
14,3

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
85,7
100,0

Pada mata kuliah Ilmu Penyakit Mulut membahas tentang


HIV
Cumulative
Percent
Frequency
Percent
Valid Percent
Valid
Tidak
91
100,0
100,0
100,0

Valid

Mata kuliah Ilmu Penyakit Mulut pada semester


Cumulative
Percent
Frequency
Percent
Valid Percent
0
91
100,0
100,0
100,0

Pada mata kuliah Penyakit Kulit Kelamin membahas tentang HIV

Valid

Ya
Tidak
Total

Frequency
40
51

Percent
44,0
56,0

Valid Percent
44,0
56,0

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
44,0
100,0

Mata kuliah Penyakit Kulit Kelamin pada semester

Valid

0
6

Frequency
51
12

Percent
56,0
13,2

Valid Percent
56,0
13,2

Cumulative
Percent
56,0
69,2

28

30,8

30,8

100,0

Total

91

100,0

100,0

Pada mata kuliah Penyakit Menular Seksual membahas tentang HIV

Valid

Ya
Tidak
Total

Frequency
4
87

Percent
4,4
95,6

Valid Percent
4,4
95,6

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
4,4
100,0

Mata kuliah Penyakit Menular Seksual pada semester

Valid

0
4

Frequency
87
1

Percent
95,6
1,1

Valid Percent
95,6
1,1

Cumulative
Percent
95,6
96,7

3,3

3,3

100,0

91

100,0

100,0

Total

Penyebab HIV

Valid

Frequency
91

Virus

Percent
100,0

Cumulative
Percent
100,0

Valid Percent
100,0

HIV/AIDS merupakan jenis penyakit

Frequency
Valid

tidak menular,
penyakit keturunan,
penyakit kutukan

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

3,3

3,3

3,3

Menular

88

96,7

96,7

100,0

Total

91

100,0

100,0

Beberapa gejala HIV yang anda ketahui

Valid

1-3 jwbn
4-6 jwbn

Frequency
50
30

Percent
54,9
33,0

Valid Percent
54,9
33,0

Cumulative
Percent
54,9
87,9
100,0

7-9 jwbn

11

12,1

12,1

Total

91

100,0

100,0

Berapa lama rata-rata penderita HIV menunjukkan gejala sakit


Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Lngsng mennjukkan
gejala, <1
thn,11-15setelah terkena
HIV

26

28,6

28,6

28,6

Kurang lebih 5-10 tahun


setelah terkena HIV

65

71,4

71,4

100,0

Total

91

100,0

100,0

Apakah anda tahu siapapun dapat terkena HIV

Valid

Tidak
Ya
Total

Frequency
2
89

Percent
2,2
97,8

Valid Percent
2,2
97,8

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
2,2
100,0

Apa Anda tahu HIV tdk tertular bila kulit/selaput lendir utuh terkena
darah orang penderita HIV

Valid

Tidak
Ya
Total

Frequency
15
76

Percent
16,5
83,5

Valid Percent
16,5
83,5

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
16,5
100,0

Apa Anda tahu HIV tdk tertular bila kulit/selaput lendir utuh terkena
cairan sperma (air mani) orang penderita HIV

Valid

Tidak
Ya
Total

Frequency
30
61

Percent
33,0
67,0

Valid Percent
33,0
67,0

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
33,0
100,0

Apa Anda tahu HIV tdk bisa tertular bila kulit/selaput lendir utuh terkena
cairan kemaluan wanita orang penderita HIV

Valid

Cumulative
Percent

Tidak
Ya
Total

Frequency
31
60

Percent
34,1
65,9

Valid Percent
34,1
65,9

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
34,1
100,0

Apa Anda tahu HIV tdk bisa tertular bila kulit/selaput lendir utuh
tersentuh orang penderita HIV

Valid

Tidak
Ya
Total

Frequency
25
66

Percent
27,5
72,5

Valid Percent
27,5
72,5

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
27,5
100,0

Apa Anda tahu HIV tdk bisa tertular bila tinggal serumah dengan orang
penderita HIV

Valid

Tidak
Ya
Total

Frequency
5
86

Percent
5,5
94,5

Valid Percent
5,5
94,5

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
5,5
100,0

Apa Anda tahu HIV tdk bisa tertular bila bersentuhan badan dengan
orang penderita HIV

Valid

Tidak
Ya
Total

Frequency
5
86

Percent
5,5
94,5

Valid Percent
5,5
94,5

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
5,5
100,0

Apa Anda tahu HIV tdk bisa tertular bila berciuman tanpa luka dengan
orang penderita HIV

Valid

Tidak
Ya
Total

Frequency
25
66

Percent
27,5
72,5

Valid Percent
27,5
72,5

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
27,5
100,0

Apa Anda tahu HIV tdk bisa tertular bila berjabat tangan dengan orang
penderita HIV

Valid

Tidak
Ya
Total

Frequency
21
70

Percent
23,1
76,9

Valid Percent
23,1
76,9

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
23,1
100,0

Apa Anda tahu HIV tdk bisa tertular bila memeluk orang penderita HIV

Valid

Tidak
Ya
Total

Frequency
24
67

Percent
26,4
73,6

Valid Percent
26,4
73,6

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
26,4
100,0

Apa Anda tahu HIV tdk bisa tertular bila memakai pakaian orang
penderita HIV

Valid

Tidak
Ya
Total

Frequency
20
71

Percent
22,0
78,0

Valid Percent
22,0
78,0

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
22,0
100,0

Apa Anda tahu HIV tdk bisa tertular bila menggunakan WC umum
bersama dengan orang penderita HIV

Valid

Tidak
Ya
Total

Frequency
14
77

Percent
15,4
84,6

Valid Percent
15,4
84,6

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
15,4
100,0

Apa Anda tahu HIV tdk bisa tertular bila berenang bersama dengan
orang penderita HIV

Valid

Tidak
Ya
Total

Frequency
14
77

Percent
15,4
84,6

Valid Percent
15,4
84,6

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
15,4
100,0

Apa Anda tahu HIV bisa tertular bila berhubungan seksual dengan
orang penderita HIV

Valid

Tidak
Ya
Total

Frequency
1
90

Percent
1,1
98,9

Valid Percent
1,1
98,9

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
1,1
100,0

Apa Anda tahu HIV bisa tertular bila mendapat transfusi darah dari
orang penderita HIV

Valid

Ya

Frequency
91

Percent
100,0

Valid Percent
100,0

Cumulative
Percent
100,0

Apa Anda tahu HIV bisa tertular bila disuntik dengan jarum bekas
dipakai orang penderita HIV

Valid

Ya

Frequency
91

Percent
100,0

Valid Percent
100,0

Cumulative
Percent
100,0

Apa Anda tahu HIV bisa tertular pada bayi dalam kandungan
seorang ibu yang terkena HIV

Valid

Ya

Frequency
91

Percent
100,0

Valid Percent
100,0

Cumulative
Percent
100,0

Apa Anda tahu HIV tidak bisa tertular melalui gigitan serangga yang
telah menggigit orang penderita HIV

Valid

Tidak
Ya
Total

Frequency
30
61

Percent
33,0
67,0

Valid Percent
33,0
67,0

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
33,0
100,0

Apa Anda tahu HIV dapat dicegah penularannya

Valid

Ya

Frequency
91

Percent
100,0

Valid Percent
100,0

Cumulative
Percent
100,0

Perbuatan yang paling banyak membuat orang tertular HIV


Frequency
Valid

Homoseksual dengan
pasangan tidak tetap
Heteroseksual dengan
pasangan tidak tetap

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

3,3

3,3

3,3

21

23,1

23,1

26,4

Penggunaan jarum
suntik bersama

67

73,6

73,6

100,0

Total

91

100,0

100,0

Orang yang bagaimana yang paling banyak tertular HIV

Valid

Frequency
6

Percent
6,6

Valid Percent
6,6

Cumulative
Percent
6,6

22

24,2

24,2

30,8

Pencandu Narkoba
Suntik

63

69,2

69,2

100,0

Total

91

100,0

100,0

Wanita Tuna Susila


Wanita/pria yg sering
berganti pasang dlm
berhub seksual

Dengan cara apa HIV dapat dicegah


Valid

Valid

1-2 jwbn
3-4 jwbn

Frequency
13
44

Percent
14,3
48,4

Valid Percent
14,3
48,4

Cumulative
Percent
14,3
62,6

5-6 jwbn

34

37,4

37,4

100,0

Total

91

100,0

100,0

Penderita HIV harus dihindari karena takut tertular


Cumulative
Percent
Frequency
Percent
Valid Percent
Setuju
11
12,1
12,1
12,1
Tidak Setuju
80
87,9
87,9
100,0
Total
91
100,0
100,0

Penderita HIV harus diasingkan&dikucilkan dr masyarakat

Valid

Setuju
Tidak Setuju
Total

Frequency
6
85

Percent
6,6
93,4

Valid Percent
6,6
93,4

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
6,6
100,0

Bukan homoseks akan terhindar dr penularan HIV

Valid

Setuju
Tidak Setuju
Total

Frequency
22
69

Percent
24,2
75,8

Valid Percent
24,2
75,8

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
24,2
100,0

Bukan PSK akan terhindar dari penularan HIV

Valid

Setuju
Tidak Setuju
Total

Frequency
11
80

Percent
12,1
87,9

Valid Percent
12,1
87,9

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
12,1
100,0

Bukan pecandu Narkoba akan terhindar dari penularan HIV

Valid

Setuju
Tidak Setuju
Total

Frequency
9
82

Percent
9,9
90,1

Valid Percent
9,9
90,1

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
9,9
100,0

Orang bermoral dan beragama akan terhindar dari penularan HIV

Valid

Setuju
Tidak Setuju
Total

Frequency
26
65

Percent
28,6
71,4

Valid Percent
28,6
71,4

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
28,6
100,0

Janin yg dikandung seorang ibu hamil yg terjangkit HIV sebaiknya digugurkan


saja

Valid

Setuju
Tidak Setuju
Total

Frequency
12
79

Percent
13,2
86,8

Valid Percent
13,2
86,8

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
13,2
100,0

Lokasi pelacuran ditutup untuk menghindari penyebaran HIV

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
4
87

Percent
4,4
95,6

Valid Percent
4,4
95,6

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
4,4
100,0

HIV mengancam masyaraat pada saat ini

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
2
89

Percent
2,2
97,8

Valid Percent
2,2
97,8

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
2,2
100,0

HIV mengancam masyarakat pada tahun-tahun mendatang

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
4
87

Percent
4,4
95,6

Valid Percent
4,4
95,6

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
4,4
100,0

Kondom dapat mencegah menularnya HIV

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
12
79

Percent
13,2
86,8

Valid Percent
13,2
86,8

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
13,2
100,0

Penggunaan kondom tepat dalam mencegah menularnya HIV

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
14
77

Percent
15,4
84,6

Valid Percent
15,4
84,6

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
15,4
100,0

Pria yg suka jajan harus lebih diwaspadai drpd wanita tuna susila dlm
menyebarkan HIV

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
24
67

Percent
26,4
73,6

Valid Percent
26,4
73,6

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
26,4
100,0

Pria yg berhubungan seks dgn pelacur sebaiknya memakai kondom

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
7
84

Percent
7,7
92,3

Valid Percent
7,7
92,3

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
7,7
100,0

Lokasi-lokasi pelacuran dapat menyebarkan HIV

Valid

Tidak Setuju
Setuju
Total

Frequency
11
80

Percent
12,1
87,9

Valid Percent
12,1
87,9

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
12,1
100,0

Tdk berhubungan seks dgn pelacur dapat menghindarkan diri dari HIV

Valid

Tidak Setuju
Setuju

Frequency
13
78

Percent
14,3
85,7

Valid Percent
14,3
85,7

91

100,0

100,0

Total

Cumulative
Percent
14,3
100,0

Sikap anda jika ada teman yang terjangkit HIV

Valid

Valid

Frequency
3

Percent
3,3

Valid Percent
3,3

Cumulative
Percent
3,3

10

11,0

11,0

14,3

Memberinya dukungan
moril

78

85,7

85,7

100,0

Total

91

100,0

100,0

Menjauhinya
Berinteraksi seperlunya
dengannya

Apa yang sebaiknya dilakukan terhadap penderita HIV


Cumulative
Percent
Frequency
Percent
Valid Percent
Di kurung dan
3
3,3
3,3
3,3
dibiarkan saja
Dikirim ke tempat
19
20,9
20,9
24,2
penampungan khusus
Di rawat di rumah sakit
khusus

69

75,8

75,8

Total

91

100,0

100,0

100,0

Apa Anda pernah melakukan pencegahan penularan HIV

Valid

Ya

Frequency
91

Percent
100,0

Valid Percent
100,0

Cumulative
Percent
100,0

Pencegahan dengan menjauhi orang penderita HIV

Valid

Ya
Kadang-kadang

Frequency
10
6

Percent
11,0
6,6

Valid Percent
11,0
6,6

Cumulative
Percent
11,0
17,6
100,0

Tidak

75

82,4

82,4

Total

91

100,0

100,0

Pencegahan dengan menjauhi tinggal serumah dengan orang penderita HIV

Valid

Ya
Kadang-kadang

Frequency
21
6

Percent
23,1
6,6

Valid Percent
23,1
6,6

Cumulative
Percent
23,1
29,7
100,0

Tidak

64

70,3

70,3

Total

91

100,0

100,0

Pencegahan dengan menjauhi berciuman sampai menyebabkan luka dgn


penderita HIV

Valid

Tidak
Kadang-kadang

Frequency
17
2

Percent
18,7
2,2

Valid Percent
18,7
2,2

Cumulative
Percent
18,7
20,9
100,0

Ya

72

79,1

79,1

Total

91

100,0

100,0

Pencegahan dengan menjauhi berjabat tangan dengan penderita HIV


Cumulative
Percent
Frequency
Percent
Valid Percent
Valid
Ya
4
4,4
4,4
4,4
Kadang-kadang
6
6,6
6,6
11,0
Tidak
81
89,0
89,0
100,0
Total

91

100,0

100,0

Pencegahan dengan menjauhi memeluk orang penderita HIV

Valid

Frequency
18
4

Percent
19,8
4,4

Valid Percent
19,8
4,4

Cumulative
Percent
19,8
24,2

Tidak

69

75,8

75,8

100,0

Total

91

100,0

100,0

Ya
Kadang-kadang

Pencegahan dengan menjauhi memakai pakaian orang penderita HIV

Valid

Frequency
22
17

Percent
24,2
18,7

Valid Percent
24,2
18,7

Cumulative
Percent
24,2
42,9

Tidak

52

57,1

57,1

100,0

Total

91

100,0

100,0

Ya
Kadang-kadang

Pencegahan dengan menjauhi berhubungan seksual dengan penderita


HIV

Valid

Tidak
Ya

Frequency
13
78

Percent
14,3
85,7

Valid Percent
14,3
85,7

91

100,0

100,0

Total

Cumulative
Percent
14,3
100,0

Pencegahan dengan menjauhi menggunakan WC bekas dipakai penderita HIV

Valid

Frequency
18
19

Percent
19,8
20,9

Valid Percent
19,8
20,9

Cumulative
Percent
19,8
40,7

Tidak

54

59,3

59,3

100,0

Total

91

100,0

100,0

Ya
Kadang-kadang

Pencegahan dengan menjauhi mendapat transfusi darah dari penderita HIV

Valid

Frequency
13
5

Percent
14,3
5,5

Valid Percent
14,3
5,5

Cumulative
Percent
14,3
19,8

Ya

73

80,2

80,2

100,0

Total

91

100,0

100,0

Tidak
Kadang-kadang

Pencegahan dengan menjauhi berenang bersama dengan penderita HIV

Valid

Frequency
23
19

Ya
Kadang-kadang

Percent
25,3
20,9

Valid Percent
25,3
20,9

Cumulative
Percent
25,3
46,2
100,0

Tidak

49

53,8

53,8

Total

91

100,0

100,0

Pencegahan dengan menjauhi disuntik dengan jarum bekas dipakai


penderita HIV

Valid

Tidak
Ya
Total

Frequency
11
80

Percent
12,1
87,9

Valid Percent
12,1
87,9

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
12,1
100,0

Pencegahan dengan menjauhi kulit atau selaput lendir luka terkena darah
penderita HIV

Valid

Kadang-kadang
Ya
Total

Frequency
9
82

Percent
9,9
90,1

Valid Percent
9,9
90,1

91

100,0

100,0

Cumulative
Percent
9,9
100,0

You might also like