Professional Documents
Culture Documents
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Disusun oleh:
NURFAUZIA
NIM : 1113104000001
ABSTRACT
Dental caries is often experienced by preschoolers. The impact of dental caries is to
make the child's mastication function decrease which will affect the growth of the child,
speech function is disturbed, affect the aesthetics of mouth, and will even result in the
permanent dentition of the child. This study aims to determine the characteristic description
of preschoolers (3-6) years old with caries in East Ciputat. The type of this research is
descriptive quantitative with total sampling (48 respondents). Data analysis using univariate
analysis. The results showed the characteristics of respondents majority of female gender and
majority age 5 years. Highest percentage of Bouttle Mouth in drinking milk in the age of ≥3-
6 years category never (29.2%), and drinking milk before bedtime until the highest category
never reached (39.6%). The highest percentage of cariogenic food (carbohydrate)
consumption was frequent category (39.6%) and consumption of sweet foods category
occasionally (33.3%) .The highest fluorine category was always (89.6%). Control to the
highest dentist category never (60.4%). While the percentage of habit of brushing teeth with
47.9% routine category, while the category is not routine 52.1%.
vi
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
ABSTRAK
Karies gigi sering dialami oleh anak usia prasekolah. Dampak karies gigi
yaitu menjadikan fungsi pengunyahan anak menurun yang akan berdampak pada
pertumbuhan anak, fungsi bicara terganggu, mempengaruhi estetika anak, dan bahkan
akan berakibat pada pertumbuhan gigi permanen anak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran karakteristik pada anak usia prasekolah (3-6) tahun dengan
karies di Ciputat Timur. Jenis penelitian ini adalah deskripitif kuantitatif dengan total
sampling (48 responden). Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil
penelitian menunjukkan karakteristik responden mayoritas jenis kelamin perempuan
dan mayoritas usia 5 tahun. Persentase tertinggi Bouttle Mouth pada minum susu di
usia ≥3-6 tahun kategori tidak pernah (29,2%), dan minum susu jelang tidur hingga
tertidur tertinggi kategori tidak pernah (39,6%). Persentase tertinggi konsumsi
makanan kariogenik (karbohidrat) yaitu kategori sering (39,6%) dan konsumsi
makanan manis kategori kadang-kadang (33,3%). Pemberian fluor tertinggi kategori
selalu (89,6%). Kontrol ke dokter gigi tertinggi kategori tidak pernah (60,4%).
Sedangkan persentase kebiasaan menggosok gigi dengan kategori rutin 47,9 %,
sedangkan kategori tidak rutin 52,1 %.
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nurfauzia
Agama : Islam
Email : Nurfauzia13@mhs.uinjkt.ac.id
PENDIDIKAN
ORGANISASI
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
skripsi dengan judul “Gambaran Karakteristik pada Anak Usia Praskeolah (3-6)
Muhammad saw. beserta sahabatnya yang telah menjadi suri teladan sehingga
proposal, penulis sadar bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis bermaksud
1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku dekan fakultas kedokteran dan
ix
5. Para dosen-dosen yang telah membekali penulis berbagai ilmu bermanfaat
7. Segenap staf dan karyawan perpustakaan FKG Muestopo dan FKG UI.
8. Ayahanda Sommeng dan Almrh. Ibu tercinta Hatirah yang tak henti-
motivasi.
9. Keluarga besarku yang tak bisa kusebutkan satu persatu, terimakasih atas
10. Sahabat-sahabatku (Faidah, Arna, Yatmi, Hayu, dan Ira) yang telah
penelitian.
11. Temanku Farah FKG UNHAS. Terimakasih atas segala bantuan dan
doanya.
penelitian.
x
Akhir kata semoga kita semua senantiasa berada dalam lindungan-Nya dan
apa yang telah penulis peroleh selama pendidikan, kelak dapat diamalkan di
lingkungan sekitar.
Wassalmu,alaikum Wr.Wb.
Nurfauzia
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………........i
ABSTRACT ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR............................................................................................. ix
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
xii
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
BAB II ..................................................................................................................... 9
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................... 9
A. Gigi ........................................................................................................... 9
2. Bagian-Bagian Gigi............................................................................... 9
B. Karies Gigi.............................................................................................. 12
1. Defenisi Karies.................................................................................... 12
E. Penelitian Terkait.................................................................................... 38
BAB III.................................................................................................................. 40
xiii
BAB IV ................................................................................................................. 44
1. Populasi ............................................................................................... 45
2. Sampel................................................................................................. 45
BAB V ................................................................................................................... 55
BAB VI ................................................................................................................. 60
PEMBAHASAN ................................................................................................... 60
xiv
A.Karakteristik Responden ............................................................................... 60
A. Simpulan ................................................................................................. 72
B. Saran ....................................................................................................... 73
LAMPIRAN .......................................................................................................... 80
xv
DAFTAR SINGKATAN
TK : Taman kanak-kanak
KE : Karies Email
KD : Karies Dentin
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR TABEL
Jenis Kelamin
Umur
Mouth”
Makanan Kriogenik”
Fluor”
dokter Gigi”
Menggosok Gigi”
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit gigi dan mulut yang paling sering ditemukan pada anak-anak di
kesehatan disebut dengan karies. Karies adalah adalah suatu penyakit infeksi
yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Bakteri yang menyerang gigi adalah
tertentu, bakteri jenis asam tersebut akan merusak email gigi hingga
gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini
menyebabkan gigi berlubang (Muttaqin, 2011). Jika tidak diobati, karies gigi
gigi dan mulut menjadi masalah dunia yang dapat memengaruhi kesehatan
1
2
Dentistry (AAPD), 70% anak-anak usia 2-5 tahun ditemukan karies. Hingga
saat ini, prevalensi dan keparahan karies pada anak usia prasekolah
Amerika Serikat, prevalensi karies pada anak usia 3-5 tahun sebesar 90%. Di
Australia diperoleh prevalensi ECC pada anak usia 0-4 tahun sebesar 56,1%
pada tahun 2009, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Schroth R pada
prevalensi ECC 53,0% pada tahun 2010 (Setiawati, 2012 dalam Suratri,
2016).
(WHO) tahun 2012, penyakit rongga mulut yang sering dialami oleh anak-
anak adalah penyakit gigi berlubang (karies gigi) dan penyakit periodental.
menurut Riskesdas 2007 dan 2013 meningkat dari 23,2% menjadi 25,9%.
29,7% tahun 2007 menjadi 31,1% pada tahun 2013. Sama halnya dengan
penduduk yang bermasalah dengan gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir
dari tenaga medis gigi (perawat gigi,dokter gigi dan dokter gigi spesialis),
meningkat dari 6,9% tahun 2007 menjadi 8,1% tahun 2013 (RISKESDAS
2007 & 2013). Dari data tersebut, diantaranya dari provinsi Banten sebanyak
3
23,7% yang bermasalah dengan gigi dan mulut dengan 33,1% diantaranya
menerima perawatan dari tenaga medis gigi dan 7,9% dari Effective Medical
disebabkan oleh faktor kebiasaan buruk anak maupun orang tua atau orang
(Mamengko, 2016). Namun, karies gigi bukan hanya disebabkan oleh satu
tersebut dipengaruhi oleh masa anak yang masih berada dalam rentang
prasekolah. Prasekolah adalah usia yang berada diantara 3-6 tahun (Potter &
Perry, 2005). Memasuki usia prasekolah risiko anak mengalami karies sangat
tinggi. Gigi susu atau gigi sulung lebih mudah terserang karies dibandingkan
pada gigi permanen. Hal tersebut dikarenakan enamel pada gigi permanen
lebih lebih padat dibandingkan pada gigi susu. Hal ini menjadi salah satu
4
2008).
gigi tetap si anak. Hal ini juga ditunjang dalam sebuah penelitian, dikatakan
meningkat (Sheiham, 2006). Selain itu, bila anak memiliki gigi yang tidak
sehat, dia akan sulit mencerna makanan sehingga proses pertumbuhan si anak
gigi dan mulut adalah penyakit yang irreversibel, yaitu tidak dapat kembali
56,78% anak mengalami karies, sedangkan target WHO untuk tahun 2010
adalah anak usia 5 tahun 90% bebas karies. Karies menjadi salah satu bukti
2008). Hal ini juga dibuktikan dari rendahnya presentase kebiasaan perawatan
dengan kebiasaan menggosok gigi masih kurang baik. Provinsi Banten sendiri
perilaku higiene mengosok gigi yang benar masih kurang, yaitu sebanyak
yaitu 33 orang anak (56,0 %) dan yang tidak sampai menjelang tidur
berjumlah 54 orang (79,41%) dan yang <3x dalam sehari hanya berjumlah 14
orang (20,59 %). Penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor sacara
menggosok gigi di malam hari sebelum tidur hanya terkadang dilakukan dan
setelah sarapan.
tersebut ditandai dengan adanya gigi anak yang keropos, berlubang, dan
bahkan ada pula gigi anak yang hilang, dimana dalam hal ini anak masih
bahwa tingkat penderita karies gigi di sekolah ini cukup tinggi. Dari jumlah
6
anaknya tersebut jarang melakukan gosok gigi dan dikatakan pula bahwa
anaknya masih belum bisa menggosok gigi dengan baik dan benar. Kepala
penelitian terkait masalah karies gigi pada anak”. Atas dasar inilah, peneliti
B. Rumusan Masalah
Masalah kesehatan gigi hingga saat ini masih menjadi sorotan
Karies gigi merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
dialami oleh anak usia prasekolah. Prevalensi yang tinggi pada anak akan
(gigi permanen). Masalah kesehatan mulut banyak pula dialami oleh siswa-
siswi di Play Group dan TK Hom Pim Pa. Ditemukan 49 orang (89%) anak
yang mengalami karies gigi dari total siswa-siswi 55 orang. Di sekolah ini
juga belum pernah dilakukan penelitian terkait karies gigi. Oleh karena itu,
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
mulut siswa siswi di sekolah tersebut. Selain itu, penilitian ini juga
tahun dengan karies di Ciputat Timur serta menjadi bahan informasi atau
A. Gigi
yang memilki struktur bervariasi dan banyak fungsi (Muttaqin, 2010). Gigi
dalam mulut dalam bentuk partikel besar akan diubah ke dalam partikel
makanan dan akan dibantu dengan saliva agar terkstur makanan yang
2. Bagian-Bagian Gigi
Manusia semasa hidupnya dilengkapi dengan dua set gigi (gigi susu
atau gigi sulung dan gigi permanent) (Sodikin, 2011). Gigi susu akan
9
10
mulai tumbuh pada usia enam bulan dan biasanya akan tumbuh
keseluruhan 20 gigi susu hingga usia dua tahun dan akan tanggal pada usia
berikut.
a. Email
(Achmad, 2015). Email merupakan lapisan gigi paling luar yang dibentuk
dibandingkan seluruh bagian gigi yang dan memiliki daya tahan yang lebih
Sanders, 2007). Email terdiri dari 97% zat anorganik (terutama kalsium
fosfat) yang akan memberikan perlindungan pada gigi, namun akan tererosi
oleh bakteri yang bersifat asam dalam mulut dan akan menyebabkan
terjadinya karies gigi (Sloane, 2012). Pada gigi sulung (gigi susu), memiliki
b. Dentin
Dentin terletak di bawah email yang dibentuk oleh sel odontoblas (Scanlon
& Sanders, 2007). Kedalaman dentin pada gigi susu lebih kecil (Achmad,
2015).
11
c. Sementum
merupakan bahan tulang yang disekresikan oleh sel-sel yang terletak pada
dengan kuman yang banyak, lapisan sementum menjadi lebih tebal dan
(Guyton, 2008).
d. Pulpa
Pada ruang atau rongga pulpa, berisi pulpa gigi yang menjalar ke
(Sloane, 2012).
12
Gigi susu atau gigi sulung pertama akan mulai tumbuh pada usia
kurang dari enam bulan (anatar usia 4-6 bulan) dan paling lambat antara
keseluruhan 20 gigi susu biasanya selesai pada usia dua tahun (Scanlon &
Sanders, 2007). Gigi yang 20 buah tersebut, yaitu 10 gigi atas dan 10 gigi
akan tanggal secara otomatis pada masa kanak-kanak dan selanjutnya akan
digantikan oleh gigi permanen. Gigi permanen (gigi tetap) ini akan tumbuh
pada usia 6-8 tahun hingga berjumlah lengkap, yaitu terdiri dari 32 buah
gigi yang terdiri dari gigi insisivus, kaninus, premolar, dan molar.
2012). Gigi molar pertama akan tumbuh pada usia sekitar enam tahun
B. Karies Gigi
1. Defenisi Karies
(lubang) pada usia muda dan penyakit periodental (pyorrhea) pada usia
lebih dari 35 tahun (Potter & Perry, 2005). Karies gigi adalah suatu proses
patologis berupa proses kerusakan yang terbatas pada jaringan keras gigi
13
yang dimulai dari email terus ke dentin (Ahmad, 2013). Karies gigi adalah
(Adams, 2014). Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak
Karies gigi adalah penyakit kronis yang umum terjadi pada usia
gigi.
karbohidrat, basilus asam laktat pada saliva yang secara normal ditemukan
pada mulut, yang membentuk lapisan gigi yang disebut plak. Plak adalah
transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala gigi pada
margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan netralisasi, yang
gigi dan email. Lubang pertama kali mulai sebagai diskolorasi pengapuran
kecoklatan atau kehitaman (Potter & Perry, 2005). Karies adalah penyakit
tersebut menyebabkan rasa tidak nyaman dan terkadang gigi perlu dicabut.
(Rosdahl, 2015). Selain itu, masih banyak lagi faktor penyebab terjadinya
karies, diantaranya;
multifaktorial terjadi karena adanya interaksi dari tiga faktor utama dan
a. Mikroorganisme
Lingkungan yang cocok bagi bakteri untuk berkembang biak adalah pada
saat aliran saliva berkurang dan kontak antara plak dan substrat meningkat
(Zafar, 2006).
b. Substrat
2013).
adalah ketika saliva dalam rongga mulut berkurang dan kontak antara plak
botol (bottle mouth). Mulut botol pada bayi yang menyusu merupakan
masalah serius pada gigi yang terjadi ketika bayi meminum susu atau ASI
handuk saat akan tidur (Potter & Perry, 2012). Permasalahan pada gigi
dalam susu dengan gigi yang sedang tumbuh (Potter & Perry, 2012).
berbeda pula. Gigi dengan lekukan yang dalam merupakan daerah yang
Karies gigi sering terjadi pada permukaan gigi yang spesifik baik pada
gigi susu maupun gigi permanen. Gigi susu akan mudah mengalami karies
17
pada permukaan yang halus sedangkan pada gigi permanen sering terjadi
d. Saliva
mukus ke dalam mulut serta sebagai pelumas makanan agar menjadi lebih
e. Waktu
masalah yang serius ketika bayi meminum susu atau minuman manis lain
dengan botol yang disanggah handuk atau selimut saat akan tidur. Erosi
enamel gigi, lubang yang dalam dan gigi tanggal terjadi akibat lamanya
mulut kontak dengan gula dalam susu dan jus pada gigi yang sedang
(Rosdahl, 2014). Pemberian susu pada anak menjelang tidur akan berisiko
Kusumawati & Raharjo, 2012). Bottle mouth ini telah terbukti menjadi
penelitian-penelitian terkait.
2013) dikatakan bahwa sebagian besar anak Play Group Kuncup Mekar
menderita karies botol yaitu sebesar 55,6% sedangkan anak bebas karies
hanya 44,4%. Jika botol tetap harus diberikan selama tidur, hendaknya isi
a. Tidak dianjurkan untuk anak usia kurang dari 12 bulan minum susu
menyanggahnya.
literatur lain juga dikatakan bahwa erosi enamel gigi, lubang yang
dalam dan gigi tanggal terjadi akibat lamanya kontak dengan gula
dalam minuman manis (susu dan jus) pada gigi yang sedang tumbuh.
2012).
2005).
karies. Akan tetapi, bukan pada berapa banyak jumlah karbohidrat yang
Hall, 2008) atau dengan kata lain aktivitas karies sangat dipengaruhi oleh
banyak yang memiliki penyakit karies. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Rosidi, 2012).
c) Pemberian Fluor
menjadi lebih keras daripada biasanya, tetapi ion fluor menggantikan ion-
enamel kurang dapat larut. Fluor dapat menjadikan gigi tiga kali lebih
tahan terhadap timbulnya karies daripada gigi tanpa fluor (Guyton & Hall,
2008). Pemberian fluor dilakukan setiap enam bulan sekali atau dua kali
kadangkala ada bagian gigi yang sulit dibersihkan atau dijangkau hanya
gigi lubang atau retak, sedangkan area ini sangat berpotensi karies. Hal ini
dapat diatasi dengan obsturasi lubang dan retakan dengan sealent sebagai
metode yang paling efektif untuk mencegah karies (Putri, 2015). Mulut
yang positif yang mana akan membantu anak dalam mencapai potensi
diperkenalkan pada dokter gigi, bahkan sebelum dia berusia satu tahun.
Kunjungan ini sangat berarti bagi ibu dan anak. Setelah gigi graham
dalam keadaan sehat atau tidak teerjadi gangguan dengan tujuan untuk
konsultasi dan memberikan efek psikologis yang baik pada anak terhadap
f) Jenis Kelamin
perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki. Hal ini juga
ditunjang dalam sebuah refrensi bahwa wanita berisiko sedikit lebih tinggi
sama, yaitu sebesar 48,45% pada laki-laki dan sebesar 43,45% pada
perempuan. Hal ini disebabkan antara lain karena erupsi gigi anak
g) Usia
Amperawati (2014) dari 100 murid yang diperiksa didapatkan 7 murid usia
empat tahun (7%) mengalami karies, terbanyak pada usia lima tahun yaitu
murd (15%).
3. Akibat Karies
pada gigi, mulut dan pada anak itu sendiri. Kerusakan gigi menyebabkan
rusaknya struktur gigi dan jika tidak diobati dalam jangka waktu panjang,
Kerusakan gigi anak yang sudah parah dan tidak dapat lagi dipertahankan
adanya perbaikan asupan nutrisi setelah perawatan dan yang kedua infeksi
kronik dari karies terkait pulpitis dan abses diketahui akan menekan
estetik dan petunjuk arah gigi tetap yang akan erupsi. Gigi sulung pada
anak usia prasekolah jika tidak segera ditangani sampai karies lanjut, maka
gigi secara dini yang menyebabkan erupsi gigi permanen tidak normal
4. Tingkatan-Tingkatan Karies
ngilu saat gigi terkena yang dingin (Machfoeds, 2008). Lesi awal pada gigi
Jika serangan asam terus berlanjut, maka permukaan halus gigi akan
diagnosis lebh lanjut hingga 3-4 tahun, sehingga kerusakannya akan tetap
(Putri, 2015).
26
gigi. Pada tingkatan ini, seseorang akan merasakan ngilu pada gigi jika
gigi lesi tersebut tersentuh makanan tekstur keras atau ada rangsangan
dingin seperti es. Seseorang bisa merasakan tanda gejalanya karena pada
Orang yang menderita pulpitis akan merasakan sakit yang sangat saat
menentukan sisi bagian gigi yang sakit karena sakitnya sudah menjalar ke
nantinya tumbuh tidak teratur. Hal ini disebabkan karena jaringan tulang
rahang mengalami gangguan, yakni akarakar gigi yang mati dan bahkan
Salah satu penyakit gigi yang dapat dicegah adalah karies gigi
2014).
pencegahan gigi. Berhubung dengan usia anak yang masih tidak peduli
29
dan sekitar plak gigi. Dokter harus memberi rekomendasi pada orang tua
yang sekiranya dapat diterima oleh anak dan orang tua yaitu dengan lebih
meningkatkan potensi karies pada plak. Kedua, plak yang sudah lama
yang drastis.
termasuk dalam hal ini konsumsi permen karet, gula-gula, dan minuman
ringan yang mengandung gula (manitol, sarbitol, aspartam). Ahli gigi telah
(Sodikin, 2011)
Pemajanan fluor atau fluorida pada gigi sangat penting karena akan
karies (Putri, 2015). Fluor dapat diberikan secara sistemik maupun topikal.
kemudian akibat pencernaan maka fluor itu akan bekerja hingga bereaksi
topikal dilakukan setiap enam bulan sekali untuk anak-anak, dan untuk
topikal, gigi mereka harus dalam keadaan bersih samapi bebas dari plak
(Putri ,2015).
struktur gigi dari ion kalsium dan ion fosfat yang ada pada saliva. Ion-ion
fluorida yang tidak larut ini menggantikan garam yang larut dan
gigi karies yang masih baru dan tidak mengalami kavitasi diremineralisasi
melalui proses yang sama. Mekanisme yang ketiga yaitu; fluorida telah
penyikatan gigi minimal dua kali sehari, dan melakukan flossing setiap
hari serta kunjungan ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali (Achmad, 2015).
Menggosok gigi yang baik sedikitnya empat kali sehari (setelah makan
dan waktu tidur) merupakan dasar program higiene mulut yang efektif.
makanan manis dalam waktu 30 menit untuk mengurangi aksi plak (Potter
& Perry, 2005). Menggosok gigi pada malam hari sebelum tidur sangat
32
penting karena ketika tidur akan terjadi interaksi antara bakteri dalam
anak perlu diajarkan untuk menggosok gigi minimal setelah makan dan
sebelum tidur di malam hari. Gigi harus disikat dengan gerakan rol, mulai
dari gusi ke arah permukaan gigi dan sikat harus menembus celah diantara
setiap gigi. Akan tetapi gigi yang berdekatan sulit untuk menembus
menghilangkan plak gigi atau artikel makanan. dan penggunaan pasta gigi
sikat gigi secara vertikal dna membuat beberapa stroke up dan stroke
5. Bersihkan lidah dan jagalah bau napas tetap segar (American Dental
Association, 2005)
yang mengandung flourida akan mengurangi risiko karies. Hal lainya yang
menjadi perhatian adalah sikat gigi yang digunakan. Sikat gigi hendaknya
memilki pegangan yang lurus dan bulunya harus cukup kecil agar
33
hendaknya diganti setiap tiga bulan sekali (Potter & Perry, 2005).
pengobatan serta dapat pula menghadirkan seorang dokter gigi yang akan
permen karet xylitol selama 5-30 menit setelah makan atau mengudap.
timbul setelah makan. penurunan tingkat karies cukup besar jika xylitol
karies lanjut pada lubang dan retakan tidak efektif. Oleh karena itu akan
Tujuan dari pemberian sealent yaitu; secara mekanis menutup lubang dan
retakan dengan rsin yang tahan asam, tertutupnya lubang dan retakan
karet.
sifatnya kualitatif (Potter & Perry, 2012). Setiap manusia normal akan
usia diantara 3 sampai 6 tahun (Potter & Perry, 2012). Pada usia tersebut,
35
1. Perkembangan Fisik
serta orang tua sangat dibutukan. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 (33
motorik halus anak. Motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
2. Perkembangan Kognitif
dari luar mereka atau yang tampak terjadi (Piaget, 1952). Artifisialisme,
Pada periode ini sering timbul pertanyaan dari mereka; siapa yang
36
ketiga adalah tipe memberi alasan penilaian alami (Potter & Perry, 2005).
3. Perkembangan psikososal
D. Kerangka Teori
(Cameron A &
Widmer, 2008)
(Gambar 2.1)
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi
(Sumber: Cameron A & Widmer, 2008 ; Putri MH, 2015 & Achmad, 2015)
38
E. Penelitian Terkait
yang lebih dari dua kali sehari masih terkategori rendah yaitu hanya 10,2%
menderita karies botol yaitu sebesar 55,6% sedangkan anak bebas karies
18,7% infant mengalami kerusakan gigi akibat gigi botol dan 30,9% dari
usia prasekolah (3-5) tahun. Dikatakan juga bahwa pada anak usia
39
A. Kerangka Konsep
itu, faktor langsung juga akan sangat berpengaruh jika disertai dengan
40
41
B. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
I Dependen Yaitu suatu proses patologis berupa Melalui Kaca mulut (1)Ada karies Nominal
kerusakan yang terjadi pada jaringan observasi dan Sonde
1. Karies Gigi keras gigi; yaitu email, dentin dan dan (0)Tidak ada
sementum dan merupakan pula penyakit pemeriksaan karies
kronis yang pada umumnya diderita oleh langsung
anak usia prasekolah sehingga terhadap
memerlukan perhatian khusus. objek
peneliti pada
saat
penelitian
dilakukan.
II Independen Adalah kebiasaan buruk pada anak Wawancara Kuesioner (1)Tidak Ordinal
1. menyusu ataupun meminum minuman Pernah
Bouttle saat sedang tertidur. Botol yang dimaksud (2)Jarang
Mouth yaitu botol apapun,baik botol the use a (3)Kadang-
sippy or no-spill cup. kadang
(4)Sering
(5)Selalu
42
3. Pemberian Adalah pemberian fluor pada anak yang Wawancara Kuesioner (1)Selalu Nominal
flour dilakukan secara topikal (dioleskan pada (2)sering
gigi anak) secara rutin serta penggunaan (3)kadamg-
pasta gigi yang mengandung fluorida. kadang
Dikatakan rutin jika dilakukan setiap 6 (4)Jarang
bulan sekali. (5)Tidak
Pernah
4. Kebiasaan Adalah kebiasaan anak menggosok gigi Wawancara Kuesioner 1.Rutin = skor Nominal
menggosok minimal dua kali sehari (setelah makan ≥ mean
gigi dan sebelum tidur) guna mencegah
makanan menempel pada gigi yang 2.Tidak rutin =
nantinya akan menyebabkan terbentuknya skor < mean
plak.
(mean= 18.25)
5. Kontrol ke Adalah waktu kunjungan ke dokter gigi wawancara Kuesioner (1)selalu Nominal
dokter gigi yang dilakukan secara rutin setiap 6 bulan (2)Sering
sekali. (3)Akdang-
kadang
(4)Jarang
(5)Tidak
43
Pernah
6. Jenis Adalah klasifikasi jenis seksual yang Melalui Kuesioner (1)Laki-laki Nominal
kelamin dimilki responden. observasi
langsung (2)Perempuan
7. Usia Lama hiudup responden yang telah wawancara kuesioner Usia respondne Interval
dilalui, ditemui sejak lahir sampai ulang pada saat
tahun terakhir saat mengisi kuesioner pengisin
akuesionet
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
peneliti ingin melihat gambaran proporsi atau rerata suatu variabel dimana
kebiasaan menggosok gigi, kontrol ke dokter gigi, jenis kelamin dan usia)
B. Waktu Penelitian
C. Lokasi Penelitian
bahwa di lokasi tersebut insidensi karies gigi sangat tinggi yaitu sebesar 89
44
45
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan dijadikan responden
atau bagian dari populasi yang akan diselidiki atau diukur. Sampel dapat
2011). Pada penelitan ini karena jumlah populasi hanya 48 anak, maka
sebelumnya jumlah populasi ada 49 anak. Kriteria sampel terbagi jadi dua;
a. Kriteria inklusi : Anak usia 3-6 tahun yang mengalami karies gigi
hadir.
47
mempengaruhi kejadian karies gigi di Play Group dan TK Homp Pim Pa.
1. Instrume n Penelitian
pernyataan yang disusun berdasarkan teori yang ada dan harus dijawab
responden.
terjadinya karies gigi berdasarkan teori. Kuesioner ini berisi lima belas
akan dilakukan uji validitas dan reabilitas. Validitas adalah indeks yang
alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Sumantri, 2011). Untuk
fluor ditemukan satu pertanyaan dengan nilai r hasil kurang dari r tabel
(0,361) yaitu 0.214 sehingga dikatakan tidak valid. Pertanyaan yang tidak
jika hasil dari crombach alpha ≥ 0,6 (Hastono, 2011). Dari hasil uji reliabel
TK tersebut.
50
5. Siswa dan siswi yang ditemukan ada karies, akan diberikan kuesioner oleh
didampingi oleh orang tua atau wali mereka masing- masing. Wawancara
terjawab.
1. Pengolahan Data
a. Editing data
yang kurang lengkap, kurang jelas, kurang relevan, dan jawaban yang
b. Coding data
karies dinyatakan dengan angka (1) dan dikatakan tidak ada karies dengan
angka (0).
c. Entry data
d. Cleaning data
data yang sudah diolah apakah ada kesalahan atau tidak (Hastono, 2006).
H. Analisa Data
masing variabel yang diteliti. Variabel yang dijadikan fokus penelitian yaitu
kontrol ke dokter gigi, dan jenis kelamin). Pada penelitian ini menggunakan
jenis data kategorik, oleh karena itu akan menggunakan nilai proporsi atau
tersebut akan diisi oleh masing-masing responden dan dibantu oleh orang tua
1. Kuesioner Demografi
fluor, kebiasaan menggosok gigi, dan kontrol ke dokter gigi) dengan jumlah
J. Etika Penelitian
maksud dan tujuan dari peneliti. Jika subjek bersedia, maka dianjurkan
ukur tetapi hanya dengan menulis kode pada lembar pengumpulan data
menggunakan inisial.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2007). Data yang didapatkan oleh
populasi yang besar dan tidak membutuhkan waktu yang lama (Sumantri,
54
2011). Jumlah populasi hanya 48 anak, maka sampel yang diambil yaitu
HASIL PENELITIAN
perempuan yang mengalami karies gigi memiliki jumlah yang lebih besar
2. Umur (Th)
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Responden Karies Gigi Berdasarkan Umur
(n=48)
karies gigi adalah 5 tahun dengan confident interval 95% diyakini bahwa rata-
rata usia berada pada rentang 4,66-5,17 dan standar deviasi (standar
penyimpanan data terhadap nilai rata-rata) 0,871. Umur paling muda adalah 3
55
56
1. Bouttle Mouth
Tabel 3.3
Distribusi Responden Berdasarkan “Boutle Mouth”
(n=48)
3-6 tahun dengan persentase paling tinggi yaitu pada kategori tidak pernah
(18,8%).
memiliki kebiasaan meminum susu atau minuman manis jelang tidur hingga
anak tertidur dengan persentase paling tinggi juga pada kategori tidak
Tabel 3.4
Distribusi Responden Berdasarkan “Konsumsi Makanan Kriogenik”
(n=48)
paling tinggi yaitu pada kategori sering berjumlah 19 orang (39,6%) dan
persentase terendah yaitu pada kategori jarang berjumlah 2 orang (4,2 %).
Tabel 3.5
Distribusi Responden Berdasarkan “Penggunaan Pasta Gigi”
(n=48)
PEMBAHASAN
penelitian yang dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka dan
(54,2%). Mayoritas responden dalam penelitian ini adalah perempuan, hal ini
sesuai dengan jumlah siswi Play Group dan TK Hom Pim Pa yang didominasi
(56,0 %) dan 11 orang anak laki-laki (44,0%) yang mengalami karies gigi.
jenis kelamin menunjukkan adanya persentase yang hampir sama, yaitu sebesar
dan 2013 lebih tinggi perempuan daripada laki-laki. Hal ini juga ditunjang
60
61
dalam sebuah referensi bahwa wanita berisiko sedikit lebih tinggi daripada laki-
laki (Putri, 2015). Pernyataan ini setara dengan pernyataaan dalam sebuah literatur
Velker (1973) mengatakan bahwa prevalensi karies gigi wanita lebih tinggi
gigi sulung anak perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki. Hal
ini disebabkan antara lain erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibanding anak
laki-laki.
tingkat keparahan karies yang lebih tinggi daripada laki-laki. Kontribusi gen
enamel. Jika terjadi gangguan pada gen atau berkurangnya produksi protein
responden adalah usia 5 tahun dengan jumlah 21 orang (43,8 %). Usia 3
tahun berjumlah 3 orang (6,2 %). Usia 4 tahun berjumlah 11 orang (22,9 %).
62
usia 5 tahun yang mengalami karies gigi. Pada penelitian Utami (2013)
ditemukan mayoritas kejadian karies gigi pada anak usia 5 tahun yaitu
Responden dalam penelitian ini adalah siswa siswi usia prasekolah (3-
6) tahun. Hal ini juga dijelaskan dalam sebuah literatur bahwa memasuki usia
menjaga kebersihan gigi dan mulut (Mamengko, 2016). Secara anatomi, gigi
sulung yang memiliki email yang lebih tipis dibandingkan pada gigi
terhdap karies gigi, karena pada usia ini anak-anak masih memiliki pola
rendah, serta anak masih tergantung pada orang tuanya dalam hal
1. Bouttle Mouth
usia ≥ 3-6 tahun dengan persentase paling tinggi yaitu pada kategori tidak
Wirata, 2013) dikatakan bahwa sebagian besar anak Play Group Kuncup
Mekar menderita karies botol yaitu sebesar 55,6% sedangkan anak bebas
orang (39,0%). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
jumlah 47 orang (87,0 %), sedangkan yang mengonsumsi >3 kali sehari
hingga anak tertidur dengan persentase paling tinggi juga pada kategori
rendah yaitu pada kategori selalu dengan jumlah 7 orang (14,6%).Hasil ini
anak tertidur berjumlah 33 orang anak (56,0 %) dan yang tidak sampai
anaknya mengonsumsi minuman manis atau susu pada malam hari hingga
prasekolah karena pada usia tersebut masih ditemukan banyak anak yang
pada anak menjelang tidur akan berisiko anak tersebut mengalami nursing
bottle syndrome (sindrom botol susu). Pada umumnya, gigi yang sering
terkena kerusakan akibat bouttle mouth adalah gigi bagian depan. Pada
saat tidur, gigi-gigi rahang bawah akan tertutup lidah , sehingga genangan
air susu akan lebih mengenang di gigi bagian atas (Nugroho, 2012).
65
krius, kue, dll) dengan persentase paling tinggi yaitu pada kategori sering
jarang berjumlah 2 orang (4,2 %). Hasil ini ditunjang dalam penelitian
(2014), juga dikatakan bahwa sebagian besar orang tua memiliki kebiasaan
memiliki kebiasaan konsumsi makanan manis (permen, coklat, ice cream, dll)
PH plak menjadi 5,5 atau kurang dan menstimulasi terjadinya proses karies.
yaitu bukan dilihat dari banyaknya yang dikonsumsi, namun dilihat pada
kariogenik (Guyton & Hall, 2008). Hal ini sesuai dengan pendapat Zr.Be
karies jauh lebih besar dibandingkan dengan mengonsumsi <3 kali perhari
Mamengko 2016).
menempel pada sela-sela gigi dan sepanjang garis gusi. Hal ini yang akan
plak gigi (Sodikin, 2012). Makanan yang menempel tersebut juga akan
permukaan gigi, selain itu juga akan menyediakan makanan cadangan energi
faktor yang paling sering terjadi pada usia prasekolah. Ditunjang dalam
didukung oleh Rimm (2003) bahwa usia anak prasekolah pada umumnya
ibu mengenai diet yang baik bagi anak masih tergolong rendah, sehingga
artinya meskipun orang tua atau anak itu sendiri telah mengatahui dampak
anak yang mengonsumsi jajanan semakin besar. Hal ini mungkin juga
membuat daya tarik anak semakin meningkat dalam hal jajanan. Didukung
(Mamengko, 2016).
juga untuk melindungi gigi dari karies. Penggunaan pasta gigi yang
sebuah penelitian Sari (2014) dikatakan bahwa sebnayak 95,1 % anak dengan
kadang 3,7%, jarang 1,2 % dan yang tidak pernah tidak ada.
gigi dari terbentuknya karies. Selain itu, fluor berfungsi menghambat enzim
serta membantu remineralisasi pada lesi awal karies. Fluor dapat diberikan
dalam bentuk fluoridasi air minum, pasta gigi, obat kumur, dan tablet fluor.
Fluor dapat menjadikan gigi tiga kali lebih tahan terhadap timbulnya karies
terendah yaitu pada kategori sering berjumlah 1 orang (2,1%). Penelitian ini
orang tua yang masih dalam kategori kurang dalam hal memeriksakan gigi
anaknya secara rutin ke dokter gigi jauh lebih tinggi yaitu 42 orang (85,7 %)
Orang tua harus berperan aktif dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut anaknya. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan
membawa anaknya ke dokter gigi meskipun anak tidak sedang ada keluhan.
melakukan pemeriksaan gigi secara rutin dan agar anak terbiasa berhadapan
dengan dokter gigi yang nantinya akan memberikan efek psikologis yang
Berdasarkan penelitian yang terdiri dari 2 kategori yaitu rutin dan tidak
gigi dengan rutin dan 25 orang anak (52,1%) yang tidak rutin. Dapat diartikan
bahwa kebiasaan yang tidak rutin dalam hal kebiasaan menggosok gigi
70
perawatan gigi pada anak toddler sebagian besar dalam kategori kurang baik
bakteri dan plak. Sisa makanan bila tidak dibersihkan akan mengalami
makanan dari partikel makanan yang tertinggal pada gigi akibat cara
menyikat gigi yang salah (Rosdahl, 2015). Oleh karena itu, dalam
bentuk sikat gigi yang digunakan, namun juga perlu diperhatikan tata cara
menggosok gigi yang baik dan benar. Menggosok gigi dengan baik penting
untuk memelihara mulut yang sehat dan mencegah gigi busuk (Rosdahl,
kebersihan mulutnya secara benar dan efektif, maka orang tua harus
C. Keterbatasan Penelitian
yang ada dan dibuat dalam bentuk pernyataan atau sejenis dengan
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan data di Paly Group dan
(45,8%).
dengan jumlah 21 orang (43,8%) dan paling sedikit usia 3 tahun berjumlah
3 orang (6,2%).
a) Meminum susu atau minuman manis di usia ≥ 3-6 tahun dengan persentase
b) Meminum susu atau minuman manis jelang tidur hingga anak tertidur
(14,6%).
72
73
(4,2 %).
(8,3%).
orang (4,2%).
(2,1%).
orang (47,9 %), dan yang tidak rutin berjumlah 25 orang (52,1 %).
B. Saran
dan mulut siswa siswi di sekolah dengan menjalin kerja sama antar
puskesmas setempat.
Achmad, H. (2015). Karies dan Perawatan Pulpa pada Gigi Anak. Jakarta:
Sagung Seto.
Guyton, Arthur C & Hal. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC.
Guzman-Amstrong, S. (2005). Rampant Caries. The Jurnal of School Nursing,
vol.21, 272-278. Http: //jsn. Sagepub.com/conten/21/5/272.
76
77
Kemenkes RI. (2014). Pusat Data dan Informasi:Situasi Kesehatan Gigi dan
Mulut. Jakarta.
Machfoeds. (2008). Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu
Hamil.Yogyakarta: Fitramaya.
Mamengko W, Shirley & Krista. (2016). Gambaran Konsumsi Jajanan dan Status
Karies pada Anak Usia 3-5 Tahun di Kelurahan Rinegetan Kecamatan Tondano
Barat. Jurnal e-GiGi (eG). Vol.4 No.1 : 17-21.
Maulani. (2005). Kiat Merawat Gigi Anak. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.
Mitchell L, Mitchel D, & McCaul. (2015). Kedokteran Gigi Klinik. Jakarta: EGC.
Mustika, Carabelly & Cholil. (2014). Insidensi Karies Gigi pada Anak Usia
Prasekolah di TK Merah Mandiangin Martapura Periode 2012-2013. Dentino. Vol
II No.2:200-204.
Oktriananda, Bedi. Hubungan Waktu, Teknik Menggosok Gigi dan Jenis Makanan
yang Dikonsumsi dengan Kejadian Karies Gigi pada Murid SDN Payakumbuh di
Wilayah Kerja Puskesmas Lampasi Payakumbuh Tahun 2011. UNAND,Padang.
Potter & Perry. (2012). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Putri, M.H. (2015). Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan
Pendukung Gigi. Jakarta: EGC.
Rosdahl, C.B & Kawalski. (2012). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC.
Supariani, Artawa & Wirata. (2013). Hubungan Karbohidrat pada Susu yang
Dikonsumsi dengan Kejadian Karies Gigi Botol pada Anak Play Group. Jurnal
Kesehatan Gigi.Vol.1 No.1.
Susi, Hafni Bachtiar & Ummul Azmi. (2012). Hubungan Status Sosial Ekonomi
Orang Tua dengan Karies pada Gigi Sulung Anak Umur 4 dan 5 tahun. Majalah
Kedokteran Andalas. Vol 36 No.1. 96-105.
Sutjipto Rahel , Herawati & Kuntari. (2014). Prevalensi Early Childhood Caries
and Savere Early Childhood Caries pada Anak Praseoklah di Gunung Anyar
Surabaya. Dental. Vol 47 No.4:186-189.
Utami, S. (2013). Hubungan antara Plak Gigi dengan Tingkat Keparahan Karies
Gigi Anak Usia prasekolah. IDJ. Vol 2 No.2: 9-14.
Whitmer, E. (2012). Tooth Decay in Young Children: You Can Prevent it!.The
University of Arizona Cooperative Extension.
Widayati, N. (2014). Faktor yang berhubungan dengan Karies Gigi pada Anak
Usia 4-6 Tahun. Jurnal Berkala Epidemiologi. Vol 2 No.2:196-205.
Wong, L Dnna. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC.
Kepada Yth.
Orang Tua Siswa/siswi
Di Tempat
Jakarta,....Maret
2017
Orang Tua/Wali responden
(........................................)
Lampiran 6
KUESIONER
Tujuan:
Petunjuk Pengisian:
I. DATA DEMOGRAFI
DATA UMUM
A. Identitas Responden
1. No Responden :
2. Nama (Inisial) siswa/siswi :
3. Jenis kelamin : Perempuan Laki-Laki
4. Usia : Tahun
DATA KHUSUS
Petunjuk pengisian:
1. Beri ta
2. Jika salah mengisi jawaban, coret/silang jawaban tersebut dan beri tanda
ceklis pada jawaban yang dianggap benar
2 Anak saya
mengonsumsi makanan
manis (permen, coklat,
ice cream, pop ice, dll)
diantara waktu makan
Correlations
P1 P2 Skor_total
P1 Pearson Correlation 1 .978** .995**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
P2 Pearson Correlation .978** 1 .995**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
Skor_total Pearson Correlation .995** .995** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.989 2
2. Scale: ALL VARIABLES (Konsumsi Makanan Kariogenik)
Correlations
P1 P2 Skor_total
P1 Pearson Correlation 1 .612** .898**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
P2 Pearson Correlation .612** 1 .897**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
**
Skor_total Pearson Correlation .898 .897** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.759 2
Correlations
P1 P2 Skor_total
*
P1 Pearson Correlation 1 -.369 .829**
Sig. (2-tailed) .045 .000
N 30 30 30
P2 Pearson Correlation -.369* 1 .214
Sig. (2-tailed) .045 .257
N 30 30 30
Skor_total Pearson Correlation .829** .214 1
Sig. (2-tailed) .000 .257
N 30 30 30
Correlations
P1 P2 Skor_total
*
P1 Pearson Correlation 1 -.369 .829**
Sig. (2-tailed) .045 .000
N 30 30 30
*
P2 Pearson Correlation -.369 1 .214
Sig. (2-tailed) .045 .257
N 30 30 30
Skor_total Pearson Correlation .829** .214 1
Sig. (2-tailed) .000 .257
N 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alphaa N of Items
-.935 2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
1.000 2
5. Scale: ALL VARIABLES (Kebiasaan Menggosok Gigi)
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Skor_Total
P1 Pearson Correlation 1 -.145 .306 .570** .436* .488** .447* .446* .459* .697**
Sig. (2-tailed) .444 .100 .001 .016 .006 .013 .014 .011 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P2 Pearson Correlation -.145 1 .434* .310 .142 .174 .210 .278 .127 .380*
Sig. (2-tailed) .444 .017 .095 .454 .359 .265 .136 .503 .039
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P3 Pearson Correlation .306 .434* 1 .290 .475** .294 .184 .552** .005 .577**
Sig. (2-tailed) .100 .017 .120 .008 .115 .329 .002 .981 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P4 Pearson Correlation .570** .310 .290 1 .392* .546** .591** .351 .595** .786**
Sig. (2-tailed) .001 .095 .120 .032 .002 .001 .057 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P5 Pearson Correlation .436* .142 .475** .392* 1 .622** .594** .263 .200 .701**
Sig. (2-tailed) .016 .454 .008 .032 .000 .001 .160 .290 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P6 Pearson Correlation .488** .174 .294 .546** .622** 1 .826** .313 .470** .782**
Sig. (2-tailed) .006 .359 .115 .002 .000 .000 .092 .009 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** **
P7 Pearson Correlation .447 .210 .184 .591 .594 .826** 1 .099 .624** .786**
Sig. (2-tailed) .013 .265 .329 .001 .001 .000 .603 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P8 Pearson Correlation .446* .278 .552** .351 .263 .313 .099 1 .198 .555**
Sig. (2-tailed) .014 .136 .002 .057 .160 .092 .603 .293 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P9 Pearson Correlation .459* .127 .005 .595** .200 .470** .624** .198 1 .650**
Sig. (2-tailed) .011 .503 .981 .001 .290 .009 .000 .293 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Skor_Total Pearson Correlation .697** .380* .577** .786** .701** .782** .786** .555** .650** 1
Sig. (2-tailed) .000 .039 .001 .000 .000 .000 .000 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.840 9
Hasil Univariat
1. Jenis Kelamin
Statistics
N Valid 48
Missing 0
jeniskelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
2. Usia
Statistics
N Valid 48
Missing 0
Mean 4.92
Median 5.00
Std. Deviation .871
Minimum 3
Maximum 6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
3. Bouttle Mouth
a. Pernyataan 1
Statistics
botolmood1
N Valid 48
Missing 0
Mean 3.08
Median 3.00
Std. Deviation 1.596
Minimum 1
Maximum 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidakpernah 14 29.2 29.2 29.2
Jarang 3 6.2 6.2 35.4
Kadang-kadang 9 18.8 18.8 54.2
Sering 9 18.8 18.8 72.9
Selalu 13 27.1 27.1 100.0
Total 48 100.0 100.0
b. Pernyataan 2
Statistics
botolmood2
N Valid 48
Missing 0
Mean 2.67
Median 3.00
Std. Deviation 1.548
Minimum 1
Maximum 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidakpernah 19 39.6 39.6 39.6
Jarang 3 6.2 6.2 45.8
Kadang-kadang 8 16.7 16.7 62.5
Sering 11 22.9 22.9 85.4
Selalu 7 14.6 14.6 100.0
Total 48 100.0 100.0
Statistics
kariogenik1
N Valid 48
Missing 0
Mean 3.35
Median 4.00
Std. Deviation 1.229
Minimum 1
Maximum 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidakpernah 7 14.6 14.6 14.6
Jarang 2 4.2 4.2 18.8
Kadang-kadang 13 27.1 27.1 45.8
Sering 19 39.6 39.6 85.4
Selalu 7 14.6 14.6 100.0
Total 48 100.0 100.0
b. Pernyataan 2
Statistics
karigenik2
N Valid 48
Missing 0
Mean 2.90
Median 3.00
Std. Deviation 1.225
Minimum 1
Maximum 5
Statistics
flour1
N Valid 48
Missing 0
Mean 1.15
Median 1.00
Std. Deviation .461
Minimum 1
Maximum 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Selalu 43 89.6 89.6 89.6
Sering 3 6.2 6.2 95.8
Kadang-kadang 2 4.2 4.2 100.0
Total 48 100.0 100.0
Statistics
N Valid 48
Missing 0
Mean 4.38
Median 5.00
Std. Deviation 1.003
Minimum 1
Maximum 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Selalu 2 4.2 4.2 4.2
Sering 1 2.1 2.1 6.2
Kadang-kadang 3 6.2 6.2 12.5
Karang 13 27.1 27.1 39.6
Tidakpernah 29 60.4 60.4 100.0
Total 48 100.0 100.0
N Valid 48
Missing 0
Mean .52
Median 1.00
Std. Deviation .505
Minimum 0
Maximum 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rutin 23 47.9 47.9 47.9
Tidak Rutin 25 52.1 52.1 100.0
Total 48 100.0 100.0