Professional Documents
Culture Documents
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh:
REVI AGUSVINA
NIM: 1111104000003
i
iii
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi usia 0-6 bulan tanpa diberikan
makanan tambahan apapun. Pemberian ASI di Indonesia masih terbilang rendah data
dari KEMENKES menunjukkan bahwa prevalensi pemberian ASI Eksklusif di
Indonesia pada tahun 2013 sebesar 54,3%. Pelaksanaan IMD merupakan langkah
awal keberhasilan bayi untuk memulai belajar menyusu pertama sehingga ASI tetap
diproduksi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan IMD terhadap
keberhasilan ASI Eksklusif di Posyandu Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif desain case control dengan
pendekatan retrospektif. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
accidental sampling dengan jumlah 42 responden. Pengambilan data dengan
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan IMD
terhadap keberhasilan ASI Eksklusif (p = 0,102) dengan = 0.05, walaupun tidak ada
hubungan diketahui bahwa IMD dapat mempengaruhi lamanya pemberian ASI.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi setiap instansi
kesehatan untuk membuat kebijakan tertulis tentang pelaksanaan IMD dan pemberian
edukasi mengenai ASI Eksklusif yang akan dimonitoring dan dievaluasi sehingga
bagi tenaga kesehatan yang tidak melaksanakan kebijakan tersebut maka akan
mendapatkan sanksi.
Kata Kunci : Inisiasi Menyusu Dini, Keberhasilan ASI Eksklusif
Referensi
ivi
Nama
: REVI AGUSVINA
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
HP
: +6285273099319
: agusvinarevi@yahoo.co.id
Fakultas/Jurusan
PENDIDIKAN
1. TK Bhayangkari
1998 - 1999
1999 - 2005
2005 - 2008
2008 - 2011
2011 - sekarang
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Inisisasi
Menyusui Dini (IMD) terhadap Keberhasilan ASI Eksklusif di Posyandu
Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur.
Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna
mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
serta menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama
kuliah. Melalui penyusunan skripsi ini, banyak hal yang telah penulis peroleh
terutama dalam menambah pengetahuan penulis yang berhubungan dengan
aplikasi mata kuliah.
Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan
tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc selaku Ketua Program Studi dan
Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Yenita Agus, M.Kep, Sp.Mat, Ph.D dan Ibu Ratna Pelawati, S.Kep,
M.Biomed, selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya
untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan
bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan
proposal skripsi ini.
4.
ix
Dosen Penguji Skripsi, terima kasih sebesar-besarnya atas saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
5.
6.
7.
8.
9.
Orang tuaku, Bpk. Ahmad Darmawi Fatih dan Ibu Mulyati yang telah
mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendoakan
keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun
materil kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa,
Kakakku, Novalino Pratama dan seluruh keluargaku yang selalu
memberikan semangat tanpa pamrih.
Revi Agusvina
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Karya ................................................................................ ii
Abstract .............................................................................................................. iii
Abstrak ............................................................................................................... iv
Pernyataan Persetujuan ...................................................................................... v
Lembar Pengesahan ........................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ viii
Kata Pengantar ................................................................................................... ix
Daftar Isi ............................................................................................................ xi
Daftar Singkatan ................................................................................................ xiv
Daftar Tabel ....................................................................................................... xv
Daftar Bagan ..................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................................ 8
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9
F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) ............................................................... 11
1. Pengertian IMD................................................................................. 11
2. Manfaat IMD .................................................................................... 14
3. Perilaku bayi sebelum menyusu ....................................................... 16
4. Syarat-sayarat kondisi ibu dan bayi yang dapat dan tidak dapat
xi
............................................................................ 29
xii
................................................................................ 64
........................................................................................ 73
.................................................................................................. 74
Daftar Pustaka
Lampiran
xiii
DAFTAR SINGKATAN
UIN
IMD
SDKI
BPS
BKKBN
AKN
AKB
AKABA
WHO
ASI
MDGs
PASI
Kemenkes
: Kementrian Kesehatan
RISKESDAS
MP-ASI
UNICEF
WHO
PP
: Peraturan Pemerintah
JNPK-KR
LMKM
DEPKES
: Departemen Kesehatan
KESMAS
: Kesehatan Masyarakat
FIL
SPK
PP-ASI
KP-ASI
RT
: Rumah Tangga
RW
: Rumah Warga
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Definisi Operasional
48
60
61
61
62
62
63
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1
Refleks Penghisapan
32
2.2
Kerangka Teori
46
3.1
Kerangka Konsep
47
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 yang
dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan
Kementerian Kesehatan yang dirancang untuk menyediakan data
kependudukan, keluarga berencana, dan kesehatan dimana salah satu tujuan
dari SDKI 2012 adalah mengukur tingkat dan kecenderungan kematian
bayi dan anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak
adalah Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB),
dan Angka Kematian Balita (AKABA). Target penurunan AKB pada
MDGs 2015 yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup maka peningkatan
akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir (neonatal) menjadi
prioritas utama.
Berdasarkan hasil SDKI tahun 2012, AKN pada tahun 2012 sebesar
19 per 1000 kelahiran hidup menurun dari 20 per 1000 kelahiran hidup di
tahun 2007 dan 23 per 1000 kelahiran hidup berdasarkan hasil SDKI 2002.
Perhatian terhadap upaya penurunana AKN (0-28 hari) menjadi penting
karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 56% kematian bayi.
Komitmen global dalam MDGs menetapkan pada target ke empat terkait
kematian anak yaitu menurunkan angka kematian anak hingga dua per
tiga dalam kurun waktu 1990-2015.
yaitu
hormon
yang
merangsang
kelenjar
susu
untuk
juga
tindakan
penyelamatan
kehidupan,
karena
IMD
dapat
menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan
(Kemenkes, 2014).
Menurut agama islam menyusukan bayi adalah hak seorang ibu .
Ini telah ditegaskan oleh Allah swt.,
Allah Taala berfirman
}233 {
Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun
penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah
menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut.
hasil
survei
yang
dilakukan
peneliti
dengan
dilakukan IMD. Selain itu, masih sedikitnya ibu yang memberikan ASI
Eksklusif di Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur sebanyak 60%.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa ibu yang melaksanakan
IMD adalah faktor pemungkin yang kuat terhadap keberhasilan ASI
eksklusif (Dinartiana dan Sumini, 2011; Fikawati dan Syafiq, 2009).
Namun, hasil tersebut berbeda dengan penelitian Sari (2012) dimana tidak
ada perbedaan pola pemberian ASI (pemberian kolostrum, pemberian
pralakteal, pemberian ASI eksklusif, frekuensi dan lama pemberian ASI)
antara Ibu IMD dan tidak IMD. Perbedaan hasil penelitian tersebut
menarik peneliti untuk mengetahui lebih lanjut ada atau tidaknya
hubungan pelaksanaan IMD terhadap keberhasilan ASI ekslusif di
Posyandu Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur.
B. Rumusan Masalah
Beberapa penelitian menyatakan bahwa ibu yang melaksanakan
IMD adalah faktor pemungkin yang kuat terhadap keberhasilan ASI
eksklusif (Dinartiana dan Sumini, 2011; Fikawati dan Syafiq, 2009).
Namun, hasil tersebut berbeda dengan penelitian Sari (2012) dimana tidak
ada perbedaan pola pemberian ASI (pemberian kolostrum, pemberian
pralakteal, pemberian ASI eksklusif, frekuensi dan lama pemberian ASI)
antara Ibu IMD dan tidak IMD. Perbedaan hasil penelitian tersebut
menarik peneliti untuk mengetahui lebih lanjut ada atau tidaknya
hubungan pelaksanaan IMD terhadap keberhasilan ASI ekslusif di
Posyandu Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran karakteristik (usia, jenis persalinan dan paritas)
responden di Posyandu Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur?
2. Bagaimana persentase IMD di Posyandu Kelurahan Cempaka Putih
Ciputat Timur?
3. Bagaimana persentase keberhasilan ASI Eksklusif di Posyandu
Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur?
4. Bagaimana hubungan IMD terhadap keberhasilan ASI Eksklusif di
Posyandu Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur ?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan IMD terhadap keberhasilan ASI Eksklusif
di Posyandu Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran karakteristik responden di Posyandu
Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur
2. Mengetahui persentase IMD di Posyandu Kelurahan Cempaka
Putih Ciputat Timur.
3. Mengetahui persentase keberhasilan ASI Eksklusif di Posyandu
Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur.
4. Mengetahui hubungan IMD terhadap keberhasilan ASI Eksklusif
di Posyandu Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas Ciputat Timur
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
tenaga kesehatan di Puskesmas Ciputat Timur tentang
pentingnya
10
orang-orang terdekat khususnya para ibu dan calon ibu agar mereka
memahami cara menyusui dan gizi yang terbaik untuk bayi dan
termotivasi untuk melakukan IMD dan memberikan ASI eksklusif
demi kesehatan bayi maupun ibu.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah yang bertujuan untuk mengetahui hubungan IMD terhadap
keberhasilan ASI Eksklusif di Posyandu Kelurahan Cempaka Putih
Ciputat Timur. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik
kuantitatif case control dengan menggunakan pendekatan retrospektif.
Subjek yang akan diteliti adalah ibu dengan bayi usia di 6 - 7 bulan di
Posyandu Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur. Waktu penelitian dari
bulan Mei sampai Juni 2015.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
1. Pengertian IMD
IMD merupakan kemampuan bayi mulai menyusu sendiri
segera setelah dia dilahirkan. Pada prinsipnya IMD merupakan kontak
langsung antara kulit ibu dan kulit bayi, bayi segera ditengkurapkan di
dada atau di perut ibu setelah seluruh badan dikeringkan (bukan
dimandikan), kecuali pada telapak tangannya. Kedua telapak tangan
bayi dibiarkan tetap terkena cairan ketuban karena bau dan rasa cairan
ketuban ini sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu yang
akan menuntun bayi untuk menemukan puting (Siswosuharjo dan
Chakrawati, 2010). Menurut UNICEF dan WHO (2014) IMD
dilakukan satu jam pertama setelah kelahiran.
Pengertian IMD menurut Kemenkes (2014) adalah proses bayi
menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari
puting susu ibunya sendiri (tidak dituntun ke puting susu). Dua puluh
empat jam pertama setelah ibu melahirkan adalah saat yang sangat
penting untuk keberhasilan menyusui selanjutnya. Pada jam-jam
pertama setelah melahirkan dikeluarkan hormon oksitosin yang
bertanggung jawab terhadap produksi ASI.
Menurut pokok-pokok Peraturan Pemerintah No.33 Tahun
2012 tentang pemberian ASI eksklusif IMD adalah suatu proses
dimana bayi begitu dilahirkan dari rahim ibu, tanpa dimandikan
11
12
terlebih dahulu segera diletakkan pada perut dan dada ibu dengan kulit
bayi melekat atau bersentuhan langsung pada kulit ibu. Proses ini
dilakukan sekurangnya selama 1 jam dan /atau sampai dengan bayi
berhasil meraih puting ibu untuk menyusu langsung sesuai
kebutuhannya atau lamanya menyusu saat IMD ditentukan oleh bayi.
IMD dapat dilakukan dalam semua jenis kelahiran normal maupun
dengan bantuan vakum atau operasi.
IMD adalah pemberian air susu ibu dimulai sedini mungkin
segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi
tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Biarkan kontak kulit bayi ke kulit ibu menetap selama setidaknya 1
jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri (JNPK-KR 2007
dalam Martini, 2012)
Berdasarkan berbagai pengertian IMD diatas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa IMD adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan tanpa dimandikan terlebih dahulu, seluruh badan bayi
dikeringkan kecuali telapak tangannya, bayi diletakkan tengkurap di
dada ibu dengan kontak langsung antara kulit bayi dan kulit ibu
setidaknya selama satu jam sampai dengan bayi berhasil meraih puting
ibu untuk menyusu langsung sesuai kebutuhannya atau lamanya
menyusu saat IMD ditentukan oleh bayi.
IMD disebut juga sebagai proses Breast Crawl atau merangkak
mencari payudara. Ada beberapa hal yang menyebabkan bayi mampu
menemukan sendiri puting ibunya dan mulai menyusu (Aprilia, 2010).
13
a. Sensory Inputs
Sensory Inputs terdiri dari:
1) Indra penciuman yaitu bayi sensitif terhadap bau khas
ibunya setelah melahirkan.
2) Indra penglihatan, karena bayi baru dapat mengenal pola
hitam dan putih, bayi akan mengenali puting dan wilayah
areola payudara ibunya karena warna gelapnya.
3) Indra pengecap, bayi mampu merasakan cairan amniotik
yang melekat pada jari-jari tangannya.
4) Indra pendengaran, sejak dari dalam kandungan ia paling
mengenal suara ibunya.
5) Indra perasa dilakukan melalui sentuhan kulit ke kulit yang
akan memberi kehangatan dan rangsangan lainnya.
b. Central component
Otak bayi yang baru lahir sudah siap segera mengeksplorasi
lingkungannya dan lingkungan yang paling dikenalnya adalah
tubuh ibunya. Rangsangan ini harus segera dilakukan karena jika
terlalu lama dibiarkan, bayi akan kehilangan kemampuan ini. Inilah
yang menyebabkan bayi yang langsung dipisah dari ibunya sering
menangis daripada bayi yang langsung ditempelkan ke tubuh
ibunya.
c. Motor outputs
Gerak bayi yang merangkak di atas tubuh ibunya adalah
gerak yang paling alamiah yang dapat dilakukan bayi setelah lahir.
14
15
biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama. Pemberian ASI lebih
awal dapat membantu bayi untuk belajar menyusu (UNICEF, 2015)
e. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui
eksklusif dan akan lebih lama disusui. Menunda permulaan menyusu
lebih dari satu jam menyebabkan kesukaran menyusui.
f. Pelekatan bayi pada ibu dan penghisapan puting ibu merangsang
pengeluaran horman oksitosin dan prolaktin. Hormon prolaktin akan
merangsang produksi ASI. Sedangkan, fungsi hormon oksitosin
adalah:
1) Membantu rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran
ari-ari (plasenta) dan mengurangi perdarahan ibu.
2) Merangsang produksi hormon lain yang membuat ibu menjadi
lebih rileks, lebih mencintai bayinya, meningkatkan ambang
nyeri, dan perasaan sangat bahagia.
3) Menenangkan ibu dan bayi serta mendekatkan mereka berdua.
4) Merangsang pengaliran ASI dari payudara. Jika dirangsang oleh
hormon oksitosin, otot yang melingkari pabrik ASI ini akan
mengerut (berkontraksi) dan menyemprotkan ASI dari pabrik
ASI ke saluran ASI (Roesli, 2009).
g. Bayi mendapatkan ASI kolostrum yaitu ASI yang pertama kali
keluar. Bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih
dulu mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan.
Menurut
Queensland
Maternity
and
Neonatal
Clinical
16
manfaat bagi ibu dan bayi. Manfaat bagi ibu yaitu menstimulus
pelepasan oksitosin yang akan meminimalkan kehilangan darah,
mengurangi kecemasan, meningkatkan ikatan emosional ibu dan bayi,
serta dapat mencegah atau meringankan masalah menyusui (misalnya
pembengkakan, puting sakit). Sedangkan manfaat bagi bayi yaitu
menjaga suhu tubuh agar tetap hangat, mengurangi lamanya waktu
menangis,
meningkatkan
interaksi
dengan
ibu,
meningkatkan
b.
17
c.
d.
e.
4. Syarat-syarat ibu dan bayi yang dapat dan tidak dapat dilakukan
IMD
Syarat dilakukannya IMD adalah apabila ibu dan bayi dalam
keadaan sehat, bugar, tidak gawat darurat, meskipun kelahiran dilakukan
melalui operasi caesar, IMD tetap bisa dilakukan (Info, 2013). Menurut
PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI eksklusif bahwa
pelaksanaan IMD ini dapat tidak dilaksanakan apabila terdapat indikasi
medis demi keselamatan ibu dan bayi.
18
tidak
mungkin
menelan
(labiokisis,
palatognatokisis,
19
20
21
22
23
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
24
25
puting ke mulut bayi. Beri waktu 30 menit atau 1 jam lagi kulit
melekat pada kulit
10) Rawat gabung ibu dan bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam.
Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas
indikasi medis.
e. Langkah IMD dalam Asuhan Bayi Baru Lahir (JNPK-KR 2008,
dalam Martini, 2012)
Langkah 1: Lahirkan, lakukan penilaian pada bayi, keringkan
1)
26
bayi
belum
menyusu
dalam
waktu
satu
jam
dalam
waktu
dua
jam
bayi
belum
menyusu,
27
beberapa
intervensi
yang
dapat
mengganggu
28
ASI
Eksklusif
sudah
dikampanyekan
sejak
ASI
Eksklusif
dan
kesesuaian
dengan
kesiapan
29
30
yang
berperan
dalam
proses
laktasi
yaitu
(UNICEF,2010):
a. Prolaktin
Prolaktin sebagai hormon yang merangsang produksi ASI.
Fungsi hormon ini tergantung pada waktu menyusui. Hal yang perlu
diperhatikan yaitu anjurkan kontak payudara dan kulit dalam waktu
yang lama dan sering untuk merangsang produksi ASI, anjurkan
menyusu
dini
dan
pastikan
pelekatan
yang
efektif
untuk
31
ada kemungkinan
terjadinya
32
Penghisapan
Hipotalamus
Jalur saraf
Hipofisis posterior
Hipofisis anterior
Oksitosin
Prolaktin
Kontraksi sel mioepitel yang
mengelilingi alveolus
Penyemprotan susu
Sekresi susu
33
3.
Komposisi ASI
Perbedaan Komposisi ASI dari hari ke hari (stadium laktasi)
sebagai berikut (Roesli, 2009) :
a. Kolostrum
Kolostrum yaitu ASI yang keluar dari hari pertama sampai
hari ke-4/ke-7 (Roesli, 2009). Air susu pertama yang diterima
oleh bayi pada tiap penyusuan disebut foremilk (air susu awal)
(Sears dan Martha, 2003 ). Sedangkan, bagian ASI yang keluar
setelah foremilk selesai, yaitu pada akhir sesi menyusui disebut
hindmilk. Hindmilk berfungsi memenuhi kebutuhan gizi si kecil
dan membuatnya merasa kenyang dan segera menyudahi menyusu
(Jannah, 2012).
Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya
zat anti-infeksi dan berprotein tinggi. Sebenarnya volume
kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung
bayi yang berusia 1-2 hari. Cairan emas yang encer dan seringkali
berwarna kuning atau dapat pula jernih ini lebih menyerupai darah
daripada susu, sebab mengandung sel hidup yang menyerupai sel
darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit (Roesli, 2009).
Kolostrum
lebih
banyak
mengandung
protein
dibandingkan dengan ASI yang matang. Mengandung zat antiinfeksi 10-17 kali lebih banyak dibanding ASI matang. Kadar
karbohidrat dan lemak rendah dibandingkan dengan ASI matang.
34
merupakan
pencahar
yang
ideal
untuk
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru
lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi
makanan yang akan datang. Oleh sebab itu, kolostrum harus
diberikan pada bayi (Roesli, 2009).
b. ASI transisi / peralihan
ASI yang keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke14. ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai
sebelum menjadi ASI yang matang. Kadar protein makin merendah,
sedangkan kadar karbohidrat an lemak makin meninggi. Volume
akan makin meningkat (Roesli, 2009).
c. ASI matang (mature)
ASI yang keluar setelah hari ke-14. ASI matang merupakan
ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya,
komposisi relatif konstan (Roesli, 2009).
Komponen unggul yang terkandung dalam ASI yang dapat
melindungi bayi dari berbagai penyakit (Bahiyatun, 2009) :
1) Faktor bifidus berperan dalam proses perkembangan bakteri
yang menguntungkan (bifidobakteri) dalam usus bayi,
untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang merugikan
sehingga memberi perlindungan pada sistem pencernaan
bayi. Faktor bifidus ini akan rusak dalam 2 hari setiap kali
35
bayi diberi susu buatan (susu sapi). Hal ini disebabkan oleh
adanya protein asing atau protein asal mamalia lain yang
akan menimbulkan alergi dan bayi akan mengalami diare.
Selain itu, akibat dari pemberian susu buatan yaitu vitamin
yang harusnya dibentuk di usus tidak dapat dibentuk
sehingga sangat merugikan perkembangan bayi yang
sedang mengalami tumbuh kembang (Purwanti, 2004).
2) Laktoferin berperan mengikat zat besi dalam ASI, sehingga
zat besi tidak digunakan oleh bakteri patogen untuk
pertumbuhannya.
3) Lakoperosidase dan sel-sel fagosit berperan membunuh
bakteri patogen.
4) Faktor antistafilokokus berperan menghambat pertumbuhan
Staphylococcus patogen
5) Komplemen berperan memperkuat kegiatan fagosit.
6) Sel limfosit dan makrofag berperan mengeluarkan zat
antibodi untuk meningkatkan imunitas terhadap penyakit.
7) Lisozim berperan membantu pencegahan terhadap penyakit.
8) Interferon berperan menghambat pertumbuhan virus
9) Faktor
pertumbuhan
epidermis
berperan
membantu
36
protein
ASI
cukup
tinggi
dan
37
3) Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding
dengan susu sapi dan susu formula. Lemak omega 3 dan
omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi
banyak ditemukan dalam ASI. Selain itu, ASI juga
mengandung
banyak
asam
lemak
rantai
panjang
energi
yang
diperlukan
untuk
38
tubuh, dan
39
4. Manfaat ASI
Manfaat ASI eksklusif (Aprilia, 2010)
a. Bagi Bayi
1) Mendapatakan kolostrum yang mengandung zat kekebalan
tubuh terutama Imunoglobulin A (IgA) yang melindungi
bayi dari berbagai infeksi terutama diare, serta membantu
pengeluaran meconium feses bayi baru lahir.
2) Makanan terlengkap untuk bayi yang terdiri dari proporsi
seimbang dan kuantitas cukup atas semua zat gizi yang
diperlukan untuk enambulan pertama kehidupannya.
3) Mudah dicerna dan diserap
4) Selalu bersih dan siap tersedia dalam suhu yang sesuai
5) Melindungi bayi terhadap alergi dan penyakit, khususnya
gangguan pencernaan.
6) Mencegah hipotermia pada bayi baru lahir.
b. Bagi ibu
1) Merupakan metode kontrasepsi yang efisien 98 % selama
enam bulan pertama pascakelahiran ( jika bayi hanya diberi
ASI dan sang ibu mengalami menstruasi kembali)
2) Menempelkan segera bayi payudara membantu pengeluaran
plasenta karena isapan bayi merangsang kontraksi rahim.
3) Memberikan
ASI
segera
(dalam
waktu
60
menit)
40
41
42
a. Faktor Psikologis
Tidak ada faktor yang lebih penting daripada kebahagiaan,
pikiran rileks. Kekuatiran dan ketidakbahagiaan adalah paling
efektif untuk mengurangi atau menghilangkan sekresi susu.
Tenaga kesehatan yang waspada mengenali dan menghargai
kekuatiran ini, terutama jika bayi adalah anak pertama, dengan
meyakinkan dan menjelaskan secara bijaksana dapat membantu
atau meminimalkan kekuatiran dengan demikian turut membantu
keberhasilan menyusui. Perhatian harus diberikan terhadap faktorfaktor sosial dan budaya untuk memberikan rencanan dukungan
untuk individu ibu
b. Kelelahan
Menghindari kelelahan adalah penting ,tetapi ibu harus
cukup latihan fisik untuk menaikkan kesehatan fisiknya.
c. Higiene
Sehari sekali susu harus dicuci. Jika sabun mengeringkan
susu dan daerah puting, sabun harus dihentikan. Daerah puting
harus selalu kering. Perawatan harus dilakukan untuk mencegah
iritasi dan infeksi puting yang disebabkan oleh penyusuan awal
yang lama, maserasi karena puting basah atau tergosok pakaian.
d. Diet
43
untuk
menghasilkannya.
Ibu
yang
menyusui
tersebut
menyebabkan
distres
pada
bayinya.
atau
pencahar
derivat-anthroquinon,
obat-obat
44
C. Sepuluh
Langkah
Menuju
Keberhasilan
Menyusui
(LMKM)
Sarana
Pelayanan
Kesehatan
(SPK)
mempunyai
kebijakan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
45
9.
Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI
46
D. Kerangka Teori
Manfaat IMD
IMD
Bagi Ibu :
Prinsip IMD
1. Kontak langsung antara kulit ibu dan kulit
bayi (Siswosuharjo dan Chakrawati, 2010)
2. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya
sendiri sampai menyusu sendiri (KEMENKES,
2014; JNPK-KR 2007 dalam Martini 2012)
Bagi Bayi :
Isapan bayi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
peningkatan produksi
ASI:
1. Skin to skin antara
ibu dan bayi
2. Edukasi posisi,
perlekatan dan
tangan ibu saat
menyusui
3. Sering menyusui
4. Lamanya
menyusui tidak
dibatasi
5. Rooming in
a. Menstimulus pelepasan
oksitosin
b. Mencegah masalah
menyusui
Menstimulus
pengeluaran
hormon oksitosin
dan prolaktin
Sekresi susu
dan produksi ASI
(UNICEF, 2010)
ASI EKSKLUSIF
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Variabel atau peubah merupakan suatu konsep yang mempunyai
variasi nilai dan variasi nilai itu tampak jika variabel itu didefinisikan
secara operasional atau ditentukan tingkatannya (Danim, 2003). Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen (variabel bebas) merupakan
variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen
(variabel terikat). Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas (Hidayat,
2007).
Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu variabel bebas
(independen) yakni IMD, sedangkan variabel terikat (dependen) yaitu
keberhasilan ASI eksklusif.
IMD
47
48
B. Definisi Operasional
Tabel 3.2. Definisi Operasional
No. Variabel
1.
2.
3.
Definisi Operasional
Cara Ukur
Inisiasi
Proses
bayi
menyusu
setelah Wawancara
Menyusu Dini dilahirkan, dimana bayi diletakkan
(IMD)
tengkurap di dada ibu dengan kontak
langsung antara kulit bayi dan kulit ibu
sampai bayi dapat menyusu sendiri.
(Siswosuharjo dan Chakrawati, 2010;
KEMENKES, 2014 ; JNPK-KR 2007
dalam Martini, 2012)
ASI Eksklusif Pemberian ASI yang diberikan dari Wawancara
hari pertama kelahiran sampai usia
enam bulan tanpa tambahan makanan
atau minuman.
(Budiasih, 2008)
Data
Demografi:
a. Usia
Alat Ukur
Kuesioner C
Kuesioner B
Kesioner A.3
Hasil Ukur
Skala
Ukur
0= Tidak IMD (lihat Nominal
panduan kuisioner)
1=
IMD
(lihat
panduan kuisioner)
0= Tidak
(lihat
kuesioner)
1= ASI
(lihat
kuesioner)
Eksklusif Nominal
panduan
Eksklusif
panduan
1 = kelompok
tidak ideal
tahun
dan
tahun)
2 = kelompok
usia Ordinal
(<20
>35
usia
49
b. Jenis
Persalinan
(JP)
20 35 tahun
kelompok usia tidak ideal yaitu usia
dibawah 20 tahun dan usia diatas
35 tahun
Kuesioner A.5
Kuesioner A.4
1 = Primipara
2 = Multipara
3 =Grande
Multipara
Nominal
50
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat, maka hipotesis
penelitian yang muncul adalah :
1. H0
2. H1
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian case control dengan
pendekatan retrospektif. Penelitian dimulai dengan mengukur variabel
dependen, kemudian membagi subjek penelitian menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok kasus (subjek yang terkena penyakit atau efek tertentu) dan
kelompok kontrol (subjek tanpa penyakit atau tanpa efek tertentu).
Selanjutnya peneliti mengukur variabel independen (faktor resiko) yang
terjadi pada responden dimasa lalu secara retrospektif (Dharma, 2011).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2015 di Posyandu
Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur dengan jumlah posyandu
sebanyak 20.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi ialah semua bagian atau anggota dari objek yang akan
diamati. Populasi bisa berupa orang, benda, objek, peristiwa, atau apa
pun yang menjadi objek dari survei kita (Eriyanto, 2007). Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia 6 - 7
bulan yang melakukan kunjungan di Posyandu Kelurahan Cempaka
Putih Ciputat Timur.
51
52
2. Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat
dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan
sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat
mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2008). Penentuan sample pada
penelitian
ini
menggunakan
teknik
convinience/
accidental/
53
Instrumen
yang
digunakan
untuk
kedua
variabel,
54
55
F. Etika Penelitian
Pada penelitian ini subjek yang dipergunakan adalah manusia, maka
peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian. Jika hal ini tidak
dilaksanakan, maka peneliti akan melanggar hak-hak (otonomi) manusia.
Secara umum prinsip etika dalam penelitian/pengumpulan data dapat
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai
hak-hak subjek dan prinsip keadilan (Nursalam, 2008).
1. Prinsip manfaat
Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari
keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa
partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan,
tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek
dalam bentuk apa pun.
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)
a. Hak
untuk
ikut/tidak
menjadi
responden
(right
to
self
determination)
Subjek mempunyai memutuskan apakah mereka bersedia menjadi
subjek ataupun tidak.
b. Informed consent
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian yang akan dilaksanakan dan mempunyai hak untuk
bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden.
56
Informasi
yang
diperoleh
dipergunakan
untuk
proses
57
3. Entry
Entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat
tabel kontingensi. Program untuk analisa data menggunakan SPSS 22.
4. Tabulasi
Tabulasi adalah usaha untuk menyajikan data, terutama
pengolahan data yang akan menjurus ke analisis kuantitatif. Biasanya
pengolahan data seperti ini menggunakan tabel, baik tabel ditribusi
frekuensi maupun tabel silang.
H. Analisis Data
1. Analisa Univariat
Diperlukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan data
secara sederhana. Cara penyajiannya
58
BAB V
HASIL PENELITIAN
59
60
univariat
dilakukan
untuk
menganalisa
variabel-variabel
Frekuensi
Presentase
10
23,8%
32
42
76,2%
100,0%
b. Jenis Persalinan
Pengelompokkan responden berdasarkan kategori jenis persalinan
digambarkan pada tabel 5.2 berikut:
61
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Persalinan di Posyandu
Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur
(n=42)
Jenis Persalinan
Persalinan tidak normal (vakum, caesar,
forsep)
Persalinan normal
Total
Frekuensi
Presentase
20
47,6%
22
42
52,4%
100,0%
Frekuensi
Presentase
Primipara
14
33,3%
Multipara
Grand Multipara
Total
25
3
42
59,5%
7,1%
100,0%
62
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pelaksanaan ASI Eksklusif di
Posyandu Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur
(n=42)
Pelaksanaan ASI Ekslusif
Frekuensi Presentase
21
50,0%
ASI Eksklusif
Total
21
42
50,0%
100,0%
Jumlah responden ASI eksklusif dan yang tidak ASI Eksklusif adalah
sama. Hal ini dikarenakan penentuan jumlah responden sesuai dengan desain
yang digunakan yaitu case control dimana jumlah pada kelompok kasus sama
dengan jumlah kelompok kontrol.
3. Persentase Pelaksanaan IMD
Pengelompokkan responden berdasarkan kategori pelaksanaan IMD dapat
dilihat pada tabel 5.4 berikut ini :
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pelaksanaan IMD di Posyandu
Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur
(n=42)
Pelaksanaan IMD
Frekuensi
Presentase
Tidak IMD
28
66,7%
IMD
Total
14
42
33,3%
100,0%
Dari hasil tabel di atas disimpulkan bahwa sebagian besar responden tidak
melakukan IMD dengan jumlah 28 orang (66,7%), sedangkan yang
melakukan IMD sebanyak 14 orang (33,3%).
63
Tidak ASI
Eklsusif
n
%
17
81,0
4
19,0
n
11
10
%
52,4
47,6
Total
21
21
100
100
P-value
0,102
Dari tabel 5.6 di atas, hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,102. Hal
tersebut menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara variabel IMD
dengan keberhasilan ASI Eksklusif (p<0,05) sehingga hipotesis H0 diterima
bahwa tidak ada hubungan IMD terhadap keberhasilan ASI Eksklusif di
Posyandu Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur.
BAB VI
PEMBAHASAN
64
65
66
67
tidak eksklusif memiliki 2 anak (Fikawati dan Syafiq, 2009). Jumlah paritas
yang mempengaruhi keberhasilan ASI Eksklusif disini lebih dititik beratkan
pada pengalaman seorang ibu dalam menyusui. Pengalaman ibu dalam
menyusui akan membentuk pengetahuan ibu dengan sendirinya mengenai
menyusui, baik itu pemberian ASI Eksklusif, manfaat ASI, cara menyusui
yang baik dan benar, gizi ibu menyusui, serta cara agar ASI tetap diproduksi.
2. Pemberian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air
putih sampai bayi berumur 6 bulan
68
dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya
(Roesli, 2009 ).
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan
bayi baik fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada makanan di dunia ini yang sesempurna ASI
(Hubertin 2003 dalam Purwanti, 2004). ASI mengandung nutrisi, hormon,
unsur kekebalan faktor pertumbuhan, antialergi, serta anti inflamasi (Purwanti,
2004 ).
ASI memberi manfaat tidak hanya untuk bulan-bulan pertama kehidupan
bayi. Pemberian ASI akan memberi dampak positif bagi bayi sampai ke masa
dewasanya (Damayanti, 2010). Beberapa penelitian memberikan hasil positif
terhadap keterkaitan antara pemberian ASI dengan peningkatan kecerdasan
anak. ASI merupakan sumber AA dan DHA yang membuat kadar AA dan
DHA pada bayi yang disusui tetap tinggi di plasma dan sel darah
merahnya.asupan DHA dan AA secara alami telah diatur dalam ASI (Kasdu,
2004).
Menurut Kemenkes (2014) persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi
0-6 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 54,3%. Persentase ini masih
terbilang cukup rendah. Permasalahan terkait pencapaian cakupan ASI
Eksklusif antara lain pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk
bayi 0-6 bulan yg tidak ada masalah medis, masih banyak tenaga kesehatan
ditingkat layanan yang belum peduli atau belum berpihak pada pemenuhan
69
hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif, yaitu masih mendorong untuk
memberi susu formula pada bayi 0-6 bulan, masih sangat terbatasnya tenaga
konselor ASI, serta belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi,
advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI, dan belum semua rumah sakit
melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM)
(Kemenkes, 2014).
3. Pelaksanaan IMD
IMD didefinisikan sebagai proses membiarkan bayi menyusu sendiri
setelah kelahiran. Bayi diletakkan di dada ibunya dan bayi itu sendiri dengan
segala upayanya mencari puting untuk segera menyusu. Jangka waktunya
adalah sesegera mungkin setelah melahirkan (Yuliarti, 2010 ).
Kebanyakan bayi baru lahir sudah siap mencari puting dan menghisapnya
dalam waktu satu jam setelah lahir. Isapan bayi penting dalam meningkatkan
kadar hormon prolaktin, yaitu hormon yang merangsang kelenjar susu untuk
memproduksi ASI. Isapan itu akan meningkatkan produksi susu 2 kali lipat.
Itulah bedanya isapan dengan perasan (Yuliarti, 2010). Rangsangan ini harus
segera dilakukan karena jika terlalu lama dibiarkan, bayi akan kehilangan
kemampuan ini (Aprilia, 2010).
Menurut UNICEF (2006) dalam Aprilia (2010), ada banyak sekali
masalah yang dapat menghambat pelaksanaan IMD yaitu kurangnya
kepedulian terhadap pentingnya IMD, kurangnya konseling oleh tenaga
kesehatan tentang praktik IMD, masih kuatnya kepercayaan keluarga bahwa
70
ibu memerlukan istirahat yang cukup setelah melahirkan dan menyusui sulit
dilakukan, adanya kepercayaan masyarakat yang menyatakan bahwa
kolostrum yang keluar pada hari pertama tidak baik untuk bayi, adanya
kepercayaan masyarakat yang tidak mengizinkan ibu untuk menyusui dini
sebelum payudaranya dibersihkan.
B. Hasil Analisis Bivariat
1. Hubungan IMD terhadap Keberhasilan ASI Eksklusif di Posyandu
Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur
Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui
eksklusif dan akan lebih lama disusui (Roesli, 2012). Isapan bayi yang penting
dalam meningkatkan kadar hormon prolaktin, yaitu hormon yang merangsang
kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Isapan tersebut akan meningkatkan
produksi susu 2 kali lipat (Yuliarti, 2010).
Bayi yang dibiarkan menyusu sendiri, setelah berhenti menyusu baru
dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang dan diukur. Pada usia 10 jam saat bayi
diletakkan kembali di bawah payudara ibunya, ia tampak dapat menyusu dengan
baik (Rigard dan Alade 1990 dalam Roesli, 2012). Hasil penelitian Juliastuti
(2011) pada ibu yang mempunyai bayi umur 6-12 bulan di Desa Bejijong,
Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto dengan jumlah sampel 85
responden menunjukkan bahwa makin dilaksanakan IMD maka akan semakin
tinggi pemberian ASI Eksklusif (OR = 5,3; p = 0,002).
Hal penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sari (2012) yang diperoleh
71
nilai p = 0,548 yaitu tidak ada perbedaan pemberian ASI Eksklusif antara ibu
IMD dan tidak IMD. Pola pemberian ASI dalam penelitian kuantitatif meliputi
pemberian kolostrum, pemberian pralakteal, pemberian ASI eksklusif, frekuensi
dan lama pemberian ASI. Peneliti menyimpulkan dari hasil penelitian bahwa ibu
tidak memberikan ASI eksklusif disebabkan ibu yang tidak mengetahui manfaat
ASI Eksklusif dan kriteria yang dikatakan ASI Eksklusif sehingga ibu cenderung
memberikan makanan atau minuman tambahan kepada bayinya sebelum usia 6
bulan.
Pemberian
makanan
ataupun
minuman
tambahan
inilah
yang
72
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini.
Keterbatasan penelitian tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Desain penelitian yang bersifat retrospektif (case control) sehingga recall bias
sangat mungkin terjadi. Peneliti mencoba meminimalkan bias recall dengan
memilih responden dengan bayi usia 6-7 bulan.
2. Jumlah responden yang terbatas kemungkinan dapat mempengaruhi hasil
hipotesis.
3. Adanya kemungkinan bias pada hasil penelitian ini bahwa keberhasilan ASI
Eksklusif bukan hanya dipengaruhi oleh IMD saja, melainkan bisa juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti: pengetahuan, pengalaman, budaya,
orang tua, serta kunjungan antenatal.
4. Instrumen penelitian belum baku dan dikembangkan sendiri oleh peneliti
sehingga hasilnya masih belum dapat mewakili secara keseluruhan.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan dan
dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1.
Gambaran karakteristik ibu yang mempunyai bayi usia 6-7 bulan di Posyandu
Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur yang menjadi responden dalam
penelitian ini, yaitu : usia responden berkisaran 20 - 35 tahun dengan paritas
59,9% multipara dan jenis persalinan normal 52,4%.
2.
3.
Persentase pada ASI Eksklusif adalah sama yaitu ibu yang memberikan ASI
Eksklusif sebanyak 21 responden (50%) dan ibu yang tidak memberikan ASI
Eksklusif sebanyak 21 responden (50%). Hal ini dikarenakan sesuai dengan
desain penelitian yang digunakan yaitu case control.
4.
Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel IMD
dengan variabel keberhasilan ASI Eksklusif (p = 0,102).
73
74
B. Saran
1. Bagi Perawat
Perawat harus memahami pelaksanaan IMD dengan tepat serta mengetahui
akan manfaat dari pelaksanaan IMD maupun pemberian ASI Eksklusif. Adanya
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif
adalah jelas mengenai keharusan bagi setiap ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif kepada anaknya selama 6 bulan dan diteruskan sampai usia 24 bulan.
Disini peran perawat dan tenaga kesehatan yaitu sangat penting dalam
memberikan edukasi kepada setiap ibu tentang pelaksanaan IMD dan pemberian
ASI Eksklusif.
2. Bagi Puskesmas Ciputat Timur
Adanya PP nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif
merupakan
landasan
awal
dalam
pembuatan
kebijakan
mengenai
75
berhubungan
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, D.N. (2007). Faktor yang Berperan dalam Kegagalan ASI
Eksklusif. Artikel Universitas Diponegoro.
Aprillia,Y. (2010). Hipnostetri: rileks, nyaman dan aman saat hamil
& melahirkan. Jakarta: GagasMedia.
Arifah, I.N. (2009). Perbedaan Waktu Keberhasilan Inisiasi Menyusui
Dini antara Persalinan Normal dengan Caesar di Ruang An
Nisa RSI Sultan Agung Semarang. Skripsi Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Arvin, B.K. (2000). Nelson ilmu kesehatan anak edisi 15 volume 3.
Jakarta: EGC.
Danim, S. (2003). Metode penelitian kebidanan: prosedur, kebijakan, dan
etik. Jakarta: EGC.
Damayanti, D. (2010). Asyiknya Minum ASI Tips Nikmati Memberi ASI
plus Resep-resep praktis untuk ibu menyusui. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Djaja, S. & Soemantri, S. (2003). Penyebab kematian bayi baru lahir
(neonatal) dan sistem pelayanan kesehatan yang berkaitan di
Indonesia survei kesehatan rumah tanga (SKRT) 2001. Jurnal.
Bul.Penel.Kesehatan, Vol.31. No.3. 2003: 155 - 165.
Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Aritonang, I. & Priharsiwi, E. (2006). Busung lapar. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Bahiyatun. (2009). Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta:EGC.
Budiarto, E. (2003). Metodelogi penelitian kedokteran: sebuah pengantar.
Jakarta: EGC.
Budiasih, K.S. (2008). Handbook ibu menyusui. Bandung: Hayati Qualiti.
Budirahardja. (2011). Pedoman teknis pemberian injeksi vitamin K1
profilaksis pada bayi baru lahir. Direktorat bina kesehatan dirjen
bina gizi dan kesehatan Ibu dan Anak.
Danim, S. (2003). Riset keperawatan: sejarah dan metodelogi. Jakarta:
EGC.
Early
initiation
of
breastfeeding
(http://www.who.int/elena/titles/early_breastfeeding/en/
(2014).
Inisiasi
Menyusu
Dini.
26
Desember
(http://www.bayi.web.id/iniasi-menyusu-dini.html dikutip pada
tanggal 25 Januari 2015)
Enjoy
your
pregnancy,
mom!.
Jakarta:
metodelogi
penelitian
kesehatan.
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) TERHADAP
KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KELURAHAN
CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera,
Nama
: Revi Agusvina
NIM
: 1111104000003
Saya mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan sedang
melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk
menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (S.Kep). Pada lampiran ini
terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian. Untuk itu saya
harap dengan segala kerendahan hati agar kiranya ibu bersedia meluangkan waktunya
untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Kerahasiaan jawaban ibu akan dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti.
Pertanyaan dari peneliti ini mohon dijawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa
yang dipertanyakan sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik untuk
penelitian ini.
Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi ibu untuk peran
sertanya dalam studi saya.
Apakah Ibu bersedia menjadi responden?
YA / TIDAK
Tertanda
Responden
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) TERHADAP
KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KELURAHAN
CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR
Tujuan:
Kuesioner ini dirancang untuk mengidentifikasi: Hubungan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) terhadap Keberhasilan ASI Eksklusif di Posyandu Kelurahan Cempaka Putih
Ciputat Timur.
Petunjuk:
1. Kuesioner akan diisi oleh peneliti dan pertanyaan akan diajukan langsung oleh
peneliti
2. Setiap jawaban dimohon untuk dapat memberikan jawaban yang jujur
3. Ibu dapat bertanya langsung pada peneliti jika ada kesulitan dalam memahami
pertanyaan yang diajukan
A. Data Demografi/Identitas:
1. Nomor responden :
2. Nama Ibu
3. Umur ibu
?:
1. Persalinan normal
2. Persalinan tidak normal
Vakum
Forcep
Caesar
Lampiran 4
Hasil Olahan SPSS Univariat
Usia Ibu
Frequency
Valid kelompok usia tidak
ideal
kelompok usia ideal
Total
Percent
Valid primipara
multipara
grand
multipara
Total
23.8
23.8
23.8
32
42
76.2
100.0
76.2
100.0
100.0
Valid
Percent
Cumulative
Percent
20
47.6
47.6
47.6
22
42
52.4
100.0
52.4
100.0
100.0
Paritas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
14
33.3
33.3
33.3
25
59.5
59.5
92.9
3
7.1
7.1
42
100.0
100.0
ASI Eksklusif
Frequency Percent Valid Percent
Valid Tidak ASI
Eksklusif
ASI Ekslusif
Total
Cumulative
Percent
10
Jenis Persalinan
Frequenc
y
Percent
Valid persalinan tidak
normal
persalinan normal
Total
Valid
Percent
100.0
Cumulative Percent
21
50.0
50.0
50.0
21
42
50.0
100.0
50.0
100.0
100.0
Frequency
Valid Tidak
IMD
IMD
Total
IMD
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
28
66.7
66.7
66.7
14
42
33.3
100.0
33.3
100.0
100.0
Lampiran 5
Hasil Olahan SPSS Bivariat
Missing
Percent
42
100.0%
Total
Percent
0
Percent
0.0%
42
100.0%
Tidak IMD
Count
% within ASI Eksklusif
IMD
Total
11
28
81.0%
52.4%
66.7%
10
14
19.0%
47.6%
33.3%
21
21
42
100.0%
100.0%
100.0%
Count
% within ASI Eksklusif
Total
17
Count
% within ASI Eksklusif
ASI Ekslusif
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig.
Exact Sig.
Exact Sig.
(2-sided)
(2-sided)
(1-sided)
.050
Continuity Correction
2.679
.102
Likelihood Ratio
3.952
.047
Pearson Chi-Square
3.857
b
.100
3.765
.052
42
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.00.
b. Computed only for a 2x2 table
.050
Lampiran 6
Rekapitulasi Jawaban Responden pada Kuesioner
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Usia
2
1
1
2
2
2
1
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
JP
1
1
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
1
1
1
2
1
2
2
2
1
2
2
1
1
1
2
2
2
1
Paritas
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
1
3
2
1
1
2
3
1
1
1
1
1
1
2
1
2
2
2
2
2
P1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
P2
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
2
2
2
1
1
2
1
2
2
2
2
2
1
1
1
1
2
2
1
1
2
2
1
2
2
2
1
1
1
2
KETERANGAN
Usia
JP
Paritas
P1
P2
= Usia Responden
= Jenis Persalinan yang dilakukan
= Paritas Responden saat melakukan kunjungan
= Pertanyaan ASI Eksklusif
= Pertanyaan IMD
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0