You are on page 1of 6

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

PENINGKATAN NILAI HAYATI JERAMI PADI MELALUI


BIO-PROSES FERMENTATIF DAN PENAMBAHAN ZINC
ORGANIK
(Improvement of the Nutritive Value of Rice Straw Through Fermentative
Bioprocess and Supplementation of Organic Zinc)
BUDI HARYANTO, SUPRIYATI, AMLIUS THALIB dan SRI NASTITI JARMANI
Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor16002

ABSTRACT
The degradation and fermentation of polysaccharides are affected by the physical characteristics, its
chemical entity, and the micro environment of the rumen. This experiment is intended to investigate the
effects of bio-process of rice straw and organic zinc supplementation, on the animal performance using 30
heads of growing sheep. The rice straw was fermented for 3 weeks, and the organic zinc was supplemented
either at 0, 30 or 60 ppm zinc equivalent. The data of experiment indicated that supplementation of organic
zinc at 60 ppm resulted in a higher rate of weight gain (55 g/day) as compared to the other treatments (45 to
45.7 g head-1day-1). Data of feed dry matter intake indicated a trend of decreasing as the supplementation of
organic Zn increased (632; 601 and 520, respectively). Similarly for the intake of neutral detergent fiber and
acid detergent fiber. The digestion of neutral detergent fiber and acid detergent fiber were not significantly
different, rangng from 62.34 to 68.23% and 49.46 to 57.63%, respectively. The ruminal fluid characteristics
indicated a relatively the same concentration of acetate, propionate and butyrate for all treatments. The mean
concentrations of acetate, propionate and butyrate were 5.05, 2.92 and 1.03 mM. The concentrations of
ammonia were in the range between 0.87 and 1.14 mM, and the pH varied between 5.93 and 6.20. It was
concluded that under the present experiment condition, the supplementation of organic zinc can be applied to
a level of 60 ppm Zn for improving the sheep production when fermented rice straw was fed as solely source
of fibrous feed.
Key Words: Probiotics, Organic Zinc, Sheep, Rice Straw
ABSTRAK
Produktivitas ternak ruminansia dipengaruhi oleh degradasi dan fermentasi komponen serat pakan yang
berkaitan dengan sifat fisika kimia bahan pakan tersebut, aktivitas ensimatis mikroba rumen serta kondisi
lingkungan mikro didalam rumen. Bahan pakan berserat seperti jerami padi mempunyai nilai nutrisi yang
rendah, oleh karena itu perlu diupayakan peningkatan nilai nutrisi melalui bio-proses fermentatif. Untuk
mendapatkan informasi respon produksi ternak domba terhadap penggunaan jerami padi hasil bio-proses
fermentatif dan penambahan mineral Zn didalam pakannya, maka penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan tiga puluh ekor domba jantan muda. Jerami padi difermentasikan selama 3 minggu
menggunakan Probion sebagai probiotik. Mineral Zn ditambahkan dalam pakan sebesar 0, 30 atau 60 ppm.
Konsentrat diberikan dalam jumlah 300 g ekor-1hari-1. Air minum disediakan setiap saat. Feeding trial
dilakukan selama 12 minggu dengan 2 minggu masa adaptasi. Parameter yang diamati meliputi kecernaan
serat (NDF, ADF) serta karakteristik rumen yang meliputi pH, konsentrasi NH3, dan konsentrasi VFA. Hasil
menunjukkan bahwa perubahanbobot hidup lebih tinggi apabila pakan konsentrat yang ditambah dengan 60
ppm Zn (Zn-organik) diberikan kepada ternak dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Penambahan zinc
organik cenderung memberikan pertambahan bobot hidup yang lebih tinggi dengan semakin tinggi tambahan
zinc organik tersebut. Rata-rata pertambahan bobot hidup harian adalah 48.57 g/hari dengan kisaran dari 45
hingga 55 g/hari. Konsumsi bahan kering pakan cenderung menurun dengan adanya penambahan zinc
organik, yaitu 632 g ekor-1hari-1 pada perlakuan kontrol (tanpa tambahan zinc organik); 601 g ekor-1hari-1
pada penambahan 30 ppm Zn dan 520 g ekor-1hari-1 pada penambahan 60 ppm Zn. Konsumsi NDF jerami
padi menurun dari 363 g ekor-1hari-1menjadi 334 dan 260 g ekor-1hari-1, berturut-turut pada penambahan Zn
30 dan 60 ppm. Sementara itu, kecernaan neutral detergent fiber (NDF) dan acid detergent fiber (ADF) tidak
terpengaruh oleh penambahan Zinc organik, yaitu berkisar antara 62,3468,23% untuk NDF dan 49,46

473

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

57,63% untuk ADF. Karakteristik cairan rumen, baik konsentrasi asam lemak mudah terbang, amonia
maupun derajat keasamannya tidak berbeda secara nyata. Rata-rata konsentrasi asetat, propionat dan butirat
berturut-turut adalah 5,05; 2,92 dan 1,03 mM, dengan konsentrasi amonia berkisar dari 0,871,14 mM dan
derajat keasaman (pH) bervariasi dari 5,936,20. Disimpulkan bahwa penambahan Zn organik dalam pakan
domba yang mendapatkan jerami padi fermentasi sebagai sumber pakan berserat dapat dilakukan hingga taraf
60 ppm Zn.
Kata Kunci: Probiotik, Zinc Organik, Domba, Jerami Padi

PENDAHULUAN
Jerami padi dari sebagian besar kawasan
persawahan belum dimanfaatkan sebagai
sumber pakan berserat bagi domba. Hal ini
disebabkan oleh nilai nutrisi jerami padi yang
relatif rendah dan tidak palatabel bagi ternak
domba.
Upaya untuk meningkatkan nilai nutrisi
jerami padi sudah sering dilakukan, baik
melalui proses fisik, kimia maupun biologis
(SOEJONO et al., 1987), namun penerapan
teknologi tersebut belum berkembang di
masyarakat.
Degradasi
dan
fermentasi
komponen serat dalam bahan pakan
dipengaruhi oleh sifat fisika kimia bahan pakan
tersebut, aktivitas ensimatis mikroba rumen
(MERTENS, 1977) serta kondisi lingkungan
mikro di dalam rumen (HUNGATE, 1966).
Pelekatan mikroba pada partikel pakan
merupakan faktor yang menentukan efektivitas
degradasi pakan tersebut didalam rumen (AKIN
dan BARTON, 1983; CHENG et al., 1990).
Peningkatan nilai nutrisi bahan pakan
berserat seperti jerami padi dapat dilakukan
melalui proses fermentasi sebelum bahan
tersebut diberikan pada ternak, maupun melalui
penciptaan lingkungan rumen yang sesuai
untuk perkembangan mikroba. Probion adalah
probiotik yang dikembangkan Balai Penelitian
Ternak dalam upaya membantu pemecahan
komponen serat dalam pakan. Pemanfaatan
Probion dalam pakan domba mampu
meningkatkan nilai kecernaan serat detergen
netral (NDF) dan meningkatkan kecepatan
pertambahan bobot hidup domba (HARYANTO
et al., 1998). Demikian pula pemberian
tambahan zinc organik dapat meningkatkan
nilai kecernaan ADF dari 51,4 menjadi 56,3%
(HARYANTO et al., 2003). Hasil penelitian
jerami padi sebelumnya (HARYANTO et al.,
2003) menunjukkan adanya pengaruh positif
proses fermentasi jerami padi terhadap nilai
kecernaan komponen serat, dimana lama

474

fermentasi 3 minggu dapat memberikan nilai


kecernaan in vivo yang paling tinggi (53,6%)
dibandingkan lama fermentasi satu atau 2
minggu (sekitar 45%). Meskipun demikian,
perlu dikembangkan upaya pemanfaatan
mikroorganisme lebih lanjut sehingga mampu
membantu meningkatkan nilai cerna serat
dalam pakan, baik melalui bioproses
fermentatif sebelum pakan diberikan kepada
ternak maupun melalui penambahan zinc
organik dalam pakan untuk membantu
memenuhi kebutuhan mikroba didalam rumen
sehingga proses degradasi komponen serat
akan lebih efektif.
Peningkatan degradasi komponen serat
akan menyebabkan adanya peningkatan
konsumsi pakan, sementara kecukupan nutrien
yang lain diharapkan dapat terpenuhi dari
sumber pakan yang dikonsumsi tersebut.
Sebagai hasil akhir dengan adanya peningkatan
efektivitas proses degradasi komponen serat
tersebut diharapkan akan dimanifestasikan
dalam bentuk peningkatan produktivitas ternak
seperti pertambahan bobot hidup yang lebih
tinggi.
MATERI DAN METODE
Penelitian in vivo dilakukan menggunakan
tiga puluh ekor domba jantan muda dengan
rataanbobot hidup awal 15,8 1,1 kg. Jerami
padi yang difermentasikan selama 3 minggu
menggunakan Probion digunakan sebagai
pakan sumber serat. Tiga macam konsentrat
disusun dengan kandungan protein kasar
sekitar 13%. Konsentrat dibedakan tambahan
kandungan zinc organik (0, 30 dan 60 ppm).
Ternak dibagi menjadi tiga kelompok dengan
rataanbobot hidup kelompok mendekati
keseragaman. Konsentrat diberikan sebanyak
300 g ekor-1hari-1. Air minum disediakan setiap
saat. Feeding trial dilakukan selama 12 minggu
dengan 2 minggu masa adaptasi. Parameter

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

Pertambahan bobot hidup yang lebih tinggi


pada domba yang mendapatkan tambahan Znorganik di dalam pakannya menunjukkan
bahwa ada respons positif ternak terhadap Znorganik tersebut. Pengaruh penambahan zinc
organik yang lebih tinggi di dalam pakan
menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap
kecepatan pertambahan bobot hidup. Hal ini
menggambarkan bahwa penambahan zinc
mineral dalam bentuk organik pada taraf 60
ppm zinc mampu menunjang performans
ternak yang lebih baik. Pertambahan bobot
hidup harian yang dapat dicapai adalah 55
g/hari apabila 60 ppm Zn ditambahkan dalam
pakannya, sedangkan penambahan 30 ppm Zn
atau tanpa penambahan Zn memberikan
pertambahan bobot hidup harian sebesar 45
dan 45,7 g/hari. Apakah mekanisme kerja
pengaruh penambahan zinc organik ini melalui
adanya peningkatan nilai kecernaan komponen
serat, masih harus menunggu data lebih lanjut,
karena nilai kecernaan serat dalam penelitian
ini masih belum memberikan perbedaan yang
nyata diantara perlakuan yang diberikan.

yang diamati meliputi kecernaan serat (NDF,


ADF) serta karakteristik rumen yang meliputi
pH, konsentrasi NH3, dan konsentrasi VFA.
Analisis
data
dilakukan
menggunakan
rancangan acak kelompok (STEEL dan TORRIE,
1980). Prosedur GOERING dan VAN SOEST
(1970) yang telah dimodifikasi digunakan
untuk menganalisa komponen serat detergen
asam dan serat detergen netral.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perubahanbobot hidup domba selama
pengamatan berlangsung ditunjukkan dalam
Gambar 1. bahwa pertambahan bobot hidup
domba yang mendapatkan pakan dengan
tambahan Zn-organik 60 ppm, lebih tinggi bila
dibandingkan
dengan
domba
yang
mendapatkan pakan tanpa tambahan Zn-organik
maupun penambahan 30 ppm. Konsumsi bahan
kering
pakan,
komponen
serat
dan
kecernaannya Tabel 1. Data karakteristik rumen
yang meliputi pH, konsentrasi amonia dan
konsentrasi asam lemak mudah terbang (asetat,
propionat, iso-butirat, butirat, iso-valerat dan
valerat) ditunjukkan dalam Tabel 2.

PBHH (kg)

4
3
2
1
0
-1
1

10

11

12

13

14

15

Waktu (minggu)

Tanpa Zn

+ 30 ppm Zn

+ 60 ppm Zn
G

Gambar 1. Pertambahan bobot hidup domba selama 15 minggu pengamatan

475

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

Tabel 1. Pengaruh penambahan zinc organik terhadap konsumsi pakan dan kecernaan pada domba yang
diberi pakan jerami padi hasil bio-proses fermentatif menggunakan Probion

Penambahan Zn-organik (ppm)

Parameter
0

30

60

Rataan

Konsumsi bahan kering, g/ekor/hari

632

601

520

584

Konsumsi BK jerami

363

334

260

319

Konsumsi BK konsentrat

269

267

260

265

Konsumsi Protein Kasar

78

75

67

73

Konsumsi NDF

454

417

325

399

Konsumsi NDF jerami

266

244

190

233

Konsumsi NDF konsentrat

189

173

135

165

Konsumsi ADF

286

263

204

251

Konsumsi ADF jerami

212

194

151

186

Konsumsi ADF konsentrat

74

68

53

65

Kecernaan bahan kering (%)

64.72

66,09

63,81

64,87

Kecernaan NDF (%)

66,05

68,23

62,34

65,54

Kecernaan ADF (%)

54,62

57,63

49,46

53,90

Pertambahan bobot hidup harian, g

45,7

45,0

55,0

48,6

Konversi pakan

15,1

12,8

11,0

12,8

Tabel 2. Pengaruh penambahan zinc organik terhadap karakteristik cairan rumen pada domba yang diberi
pakan jerami padi hasil bio-proses fermentatif menggunakan Probion

Parameter

Penambahan Zn-organik (ppm)


0

30

60

Rataan

pH

6,20

6,02

5,93

6,05

Konsentrasi Amonia, mmol

1,14

0,89

0,87

0,97

Konsentrasi asam lemak mudah terbang, mg/100 ml


Asetat

5,06

4,29

5,82

5,06

Propionat

2,49

2,91

3,38

2,93

Isobutirat

0,15

0,13

0,13

0,14

Butirat

1,10

0,93

1,09

1,04

Isovalerat

0,13

0,13

0,16

0,14

Valerat

0,18

0,20

0,21

0,19

Kemungkinan yang terjadi adalah adanya


peningkatan perkembangan mikroba rumen
yang diikuti dengan peningkatan produksi
ensim pemecah serat oleh mikroba rumen,
karena penambahan Zinc akan mempengaruhi
proses sintesis protein oleh mikroba yang salah
satu kemungkinannya adalah sintesis ensim
tersebut. Hal ini berkaitan dengan kenyataan
bahwa Zinc adalah mikro mineral yang
diperlukan sebagai kofaktor dari berbagai kerja

476

ensim, termasuk ensim DNA polimerase yang


berperan dalam proses sintesis protein.
Berdasarkan dugaan ini, disarankan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut yang
berkaitan dengan parameter pertumbuhan
mikroba rumen dan sintesis protein mikroba
sebagai konsekuensi adanya pertumbuhan
mikroba tersebut.
Pertambahan bobot hidup yang dapat
dicapai dalam penelitian ini cukup tinggi

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

sekitar 4 minggu sejak diberi pakan jerami padi


fermentasi sebagai sumber pakan berserat
utama.
Nilai kecernaan bahan kering pakan, NDF
dan ADF sebagaimana ditunjukkan dalam
Tabel
1
menggambarkan
adanya
kecenderungan peningkatan nilai cerna apabila
Zn organik ditambahkan pada taraf 30 ppm,
meskipun tidak nyata secara statistik.
Karakteristik
cairan
rumen
tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata diantara
perlakuan yang diamati. Derajat keasaman
(pH) cairan rumen bervariasi dari 5,96,2 dan
nilai ini menggambarkan kondisi keasaman
cairan rumen yang agak dibawah normal. Pada
kondisi normal rataan derajat keasaman cairan
rumen mendekati 6,9 (HUNGATE, 1966).
Sementara itu, konsentrasi amonia bervariasi
antara 0,871,14 mM dimana nilai ini lebih
rendah daripada konsentrasi normal yaitu
sekitar 3,57 mM (SATTER dan SLYTER, 1977).

mengingat pakan yang diberikan adalah jerami


padi yang pada umumnya tidak dimakan oleh
ternak domba pada kondisi lapangan.
Pertambahan bobot hidup yang dicapai domba
pada kondisi lapangan adalah sekitar 30 g/hari
(CHANIAGO et al., 1983), sedangkan hasil
penelitian pemanfaatan jerami padi fermentasi
sebagai pakan domba yang telah dilakukan
sebelum
penelitian
ini
mendapatkan
pertambahan bobot hidup harian yang sama,
yaitu sekitar 50 g/hari (HARYANTO et al., 2003:
2004)
Konsumsi jerami padi harian mengalami
fluktuasi sebagaimana digambarkan dalam
Gambar 2. Fluktuasi ini menunjukkan
kecenderungan meningkat dengan semakin
bertambahnya waktu. Hal ini berkaitan dengan
adaptasi domba terhadap pakan jerami padi
fermentasi yang semakin baik, yang juga
ditunjukkan
dengan
adanya
perbaikan
pertumbuhanbobot hidup ternak setelah
mengalami penurunan dalam kurun waktu

Tanpa Zn-organik
30 ppm Zn-organik
60 ppm Zn-organik

700
600

Konsumsi (g/hari)

500
400
300
200
100
0
1

15

22

29

36

43

50

57

64

71

78

85

92

Waktu (hari)

Gambar 2. Konsumsi jerami padi fermentasi harian selama pengamatan

477

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

Konsentrasi amonia cairan rumen yang


rendah ini kemungkinan ada hubungannya
dengan kadar protein tercerna yang rendah
didalam rumen, atau adanya sintesis protein
mikroba rumen yang lebih tinggi. Mana yang
lebih mungkin terjadi, perlu adanya
pengamatan lebih lanjut yang berkaitan dengan
pemanfaatan nitrogen (amonia) didalam rumen
untuk sintesis protein sel mikroba sehingga
akan dapat diperoleh jawaban yang lebih
akurat.
Konsentrasi asam-asam lemak mudah
terbang (VFA) Tabel 2 menggambarkan
adanya nilai yang terlalu rendah, meskipun
proporsi molar diantara komponen asam lemak
mudah terbang menunjukkan kondisi yang
normal (HUNGATE, 1966).
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa penggunaan jerami padi hasil bio-proses
fermentatif menggunakan Probion selama 3
minggu dan penambahan zinc organik dalam
pakan domba berpengaruh positif terhadap
produktivitas ternak.
Penggunaan jerami padi hasil bio-proses
fermentatif menggunakan Probion disarankan
untuk dikembangkan lebih lanjut. Pengamatan
yang berkaitan dengan parameter pertumbuhan
mikroba rumen dan sintesis protein mikroba
rumen perlu dilakukan untuk mendapatkan
penjelasan mengenai respon pertambahan
bobot hidup yang lebih tinggi apabila
ditambahkan Zn organik didalam pakannya.
DAFTAR PUSTAKA

AKIN, D.E. and F.E. BARTON. 1983. Rumen


microbial attachment and degradation of plant
cell walls. Fed. Proc. 42: 114121
CHANIAGO, T.D., J.M. OBST, A. PARAKKASI and M.
WINUGROHO. 1983. Growth of Indonesian
sheep under village and improved
management systems. In Sheep and Goats in
Indonesia. Proc. Scientific Meeting on Small
Ruminant Research. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan. Bogor. Pp. 109
113.

478

CHENG, K.J., T.A. MCALLISTER, H. KUDO and J.W.


COSTERTON. 1990. The importance of
adhesion in microbial digestion of plant
materials. In: The Rumen Ecosystem. S.
HOSHINO, R. ONODERA, H. MINATO and H.
ITABASHI (eds.). JSSP. Tokyo. pp 129-135
GOERING, H.K. and P.J. VAN Soest. 1970. Forage
fiber analysis. USDA Agriculture Handbook
No. 39. Washington.
HARYANTO, B., A. THALIB dan ISBANDI. 1998.
Pemanfaatan
probiotik
dalam
upaya
peningkatan efisiensi fermentasi pakan di
dalam rumen. Balitnak, Ciawi Bogor.
HARYANTO, B., D.SASTRADIPRADJA, D.A. ASTUTI
and F. DWIRANTI. 2001. EAAP Publ. 15th
Energy Metabolism Symposium. Denmark.
HARYANTO, B., D. LUBIS, A. THALIB, SUPRIYATI dan
S. N. JARMANI. 2003. Pemanfaatan probiotik
(probion) dan mineral (zinc organik) dalam
pakan domba. Balai Penelitian Ternak.Bogor.
HARYANTO, B., SUPRIYATI dan S. N. JARMANI. 2004.
Pemanfaatan probiotik dalam bio-proses
peningkatan nilai nutrisi jerami padi untuk
pakan domba. Pros. Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor,
4-5 Agustus 2004. Puslitbang Peternakan.
Bogor. hlm. 298304.
HUNGATE, R.E. 1966. The rumen and its microbes.
Academic Press. Washington. USA.
MERTENS, D.R. 1977. Dietary fiber components:
Relationship to the rate and extent of ruminal
digestion. Fed. Proc. 36: 187192
SOEJONO, M., R. UTOMO dan WIDYANTORO. 1987.
Peningkatan nilai nutrisi jerami padi dengan
berbagai perlakuan. Pros. Limbah Pertanian
sebagai pakan dan manfaat lainnya. Grati, 1617 Nopember 1987. hlm. 2135.
STEEL, R.G.D. and J.H. TORRIE. 1980. Principles
and Procedures of Statistics. McGraw-Hill
Book Co. New York

You might also like