You are on page 1of 6

Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 1(3):36-41, Desember 2017 Made Lupita et al.

e-ISSN: 2598 - 3067

PERFORMA AYAM KUB (KAMPUNG UNGGUL BALITNAK) PERIODE GROWER PADA


PEMBERIAN RANSUM DENGAN KADAR PROTEIN KASAR YANG BERBEDA

THE PERFORMANCE OF KUB (KAMPUNG UNGGUL BALITNAK) CHICKEN AT THE


GROWER PHASE WITH DIFFERENT CRUDE PROTEIN RATION

Made Lupita Sari, Syahrio Tantalo dan Khaira Nova

Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture Lampung University


Soemantri Brojonegoro Street No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145
e-mail : madelupita25@gmail.com

ABSTRACT

The aims of research to know the effect of the different crude protein ration to the performance of KUB
chicken. The research was conducted in July to August 2017 in the poultry cage Integrated Field
Laboratory, Agriculture Faculty, University of Lampung. The chicken used in this research were 95
chicken at the age of 4--8 weeks old. Trial design that used is Completely Randomized Design (CRD)
with 3 treatments and 8replications. Every trial unit consist of 4 KUB chickens. The treatment is used
the ration with the crude protein of P0 : 15,60%; P1 : 12,81%; P2 : 10,05%. The data obtained were
analyzed using the analysis of variant of 5% level and continued with the BNT test. The observed
variables were the feed consumption, protein consumption, body weight gain, feed conversion, and
income over feed cost. The results showed that the different crude protein ration was not significant
(P>0,05) on feed consumption, protein consumption, body weight gain, feed conversion, and income over
feed cost of KUB chicken grower phase.

Keywords: Performance, Kampung Unggul Balitak (KUB) chicken, rations and crude protein.

PENDAHULUAN flu burung sehingga membuatnya lebih tahan


terhadap serangan Avian Influenza(AI). Sebagai
Ayam kampung memiliki potensi yang perbandingan, broiler tidak mengandung gen
cukup besar untuk dikembangkan. Jumlah tersebut, sementara pada ayam kampung biasa
populasi yang besar dan hampir dimiliki seluruh kandungan gen tersebut di bawah 60%.
penduduk menandakan bahwa ayam kampung Kelebihan lainnya, yaitu pada pemeliharaan
mudah dibudidayakan dengan kondisi iklim intensif dengan diberi ransum komersil mampu
yang ada. Fumihito et al.(1996) dan Pramual et menghasilkan daging secara cepat dalam waktu
al.(2013) menyatakan bahwa ayam Kampung di kurang dari 70 hari.
Indonesia berasal dari subspesies Gallus gallus Tatalaksana pemeliharaan ayam KUB
bankiva yang berasal dari Lampung, Jawa, dan meliputi tatalaksana pemberian ransum,
Bali. Ayam yang terdapat di pedesaan perkandangan, biosekuriti, dan lain-lain.
Indonesia adalah keturunan ayam hutan (Gallus Tatalaksana pemberian ransum merupakan hal
gallus) yang sebagian telah didomestikasi. penting yang harus diperhatikan agar
Ayam kampung memiliki ketahanan mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini akan
yang cukup baik dalam menghadapi iklim yang berpengaruh terhadap pertambahan bobot tubuh,
sulit, seperti musim kemarau yang panjang. produksi, dan kesehatan ternak, sehingga
Oleh sebab itu, ayam kampung merupakan memerlukan imbangan ransum yang baik,
ternak yang cukup mudah beradaptasi di daerah frekuensi serta jumlah pemberian ransum sesuai
lahan kering. Ada berbagai jenis ayam dengan kebutuhan.
kampung yang dapat dibudidayakan oleh Ayam KUB diberi ransum konsentrat
masyarakat Indonesia, salah satunya adalah yang mempunyai kadar protein kasar sekitar
ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB). 22% sedangkan kebutuhan protein ayam
Ayam KUB merupakan jenis ayam kampung pada masa pertumbuhan adalah 14%
kampung dengan galur baru yang dihasilkan (Resnawati et al., 1998). Budidaya ayam KUB
Badan Litbang Pertanian, Ciawi, Bogor. Ayam pada peternak umumnya menggunakan ransum
KUB mempunyai kelebihan, yaitu mengandung konsentrat yang mempunyai kadar protein kasar
gen MX++60%, gen penanda ketahanan terhadap sebesar 22%, yang menurut pernyataan

36
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 1(3):36-41, Desember 2017 Made Lupita et al.
e-ISSN: 2598 - 3067

Resnawati et al., (1998) ransum yang diberikan Peubah yang Diamati


melebihi kebutuhan protein kasar ayam KUB. Peubah yang diamati pada penelitian ini
Hal ini tentunya akan menyebabkan kerugian adalah konsumsi ransum, konsumsi protein,
karena kelebihan protein tersebut akan dibuang pertambahan berat tubuh, konversi ransum, dan
melalui ekskreta. Selain itu, harga ransum Income over feed cost (IOFC)
dengan kadar protein kasar yang tinggi relatif
lebih mahal, sehingga pengeluaran untuk
produksi ayam juga tinggi. Oleh sebab itu, HASIL DAN PEMBAHASAN
kebutuhan protein kasar untuk ayam KUB perlu
diteliti untuk mengetahui kebutuhan protein Hasil penelitian terhadap konsumsi
kasar periode grower dan mendapatkan ransum, konsumsi protein, pertambahan berat
performa yang optimal serta biaya yang tubuh (PBT), konversi ransum, dan Income over
dikeluarkan lebih efisien. feed cost (IOCF)disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata konsumsi ransum, konsumsi


MATERI DAN METODE protein, pertambahan berat tubuh,
konversi ransum, dan income over
Waktu dan Tempat feed cost ayam KUB selama
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 pemeliharaan
minggu pada Juni--Juli 2017, bertempat di
Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Perlakuan
Pertanian, Unviersitas Lampung. Analisis Peubah
P0 P1 P2
proksimat bahan pakan dilaksanakan di
Laboratorium Nutrisi Makanan Ternak, Jurusan Konsumsi ransum 366,27± 358,55± 347,8±
Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas (g/ekor/minggu) 40,06 13,83 21,62
Lampung dan Laboratorium Teknik Hasil Konsumsi protein 245,42± 221,51± 186,9±
Pertanian, Politeknik Negeri Lampung. (g/ekor/minggu) 13,91 8,58 11,63
PBT 138,67± 138,43± 118,2±
Materi (g/ekor/minggu) 16,35 9,84 6,63
Bahan yang digunakan pada penelitian 2,65± 2,60± 2,95±
ini yaitu 95 ekor ayam KUB umur 4 minggu, Konversi ransum
0,20 0,14 0,28
ransum hypro 511, dedak halus, jagung, serta 1,78± 1,97± 1,85±
seperangkat bahan kimia untuk analisis (IOFC)
0,18 0,11 0,17
proksimat. Keterangan :P0 : ransum dengan kadar protein
Alat-alat yang digunakan pada penelitian kasar 15,60%
ini antara lain: 24 petak kandang, feeder tray, P1 : ransum dengan kadar protein
tempat minum,timbangan digital kapasitas 10 kasar 12,81%
kg, alat kebersihan, dan alat analisis proksimat P2 : ransum dengan kadar protein
kasar 10,05%
Metode
Rancangan Percobaan Pengaruh Ransum Perlakuan terhadap
Penelitian ini menggunakan Rancangan Konsumsi Ransum
Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 3 perlakuan
dan 8 ulangan. Masing-masing ulangan terdiri Hasil analisis ragam menunjukkan
atas 4 ekor ayam KUB berumur 4 minggu. bahwa pemberian ransum perlakuan
Adapun perlakuan menggunakan ransum berpengaruh tidak nyata terhadap konsumsi
dengan kadar protein kasar sebagai berikut ransum (P>0,05). Rata-rata konsumsi ransum
R0 : ransum dengan kadar protein 15,60% yang dicapai oleh perlakuan berkisar antara
R1 : ransum dengan kadar protein 12,81% 347,80--366,27 g/ekor/minggu. Hal ini
R2 : ransum dengan kadar protein 10,05% menunjukan bahwa tingkat protein kasar dalam
ransum perlakuan mempunyai pengaruh yang
Analisis Data sama terhadap konsumsi ransum ayam KUB.
Data yang diperoleh dianalisis dengan Konsumsi ransum ayam KUB yang
analisis of variance (ANOVA) pada taraf nyata berpengaruh tidak nyata tersebut diduga
5%. Apabila hasil analisis ragam berpengaruh disebabkan oleh kandungan energi metabolis
nyata 5% pada satu peubah maka analisis yang relatif sama untuk setiap masing-masing
tersebut dilanjutkan uji BNT. ransum perlakuan, yaitu berkisar antara 3.085--
3.175 kkal/kg. Hal ini sesuai dengan pernyataan

37
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 1(3):36-41, Desember 2017 Made Lupita et al.
e-ISSN: 2598 - 3067

Rasyaf (2005) bahwa konsumsi ransum Winedar et al., (2006)menyatakan bahwa


dipengaruhi oleh kebutuhan energi dan kadar konsumsi protein ransum broiler sebesar 13,49
energi ransum. Apabila kadar energi dalam g/ekor/hari dan semakin meningkat sampai
ransum sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan 16,79 g/ekor/harisampai umur 5
maka ransum yang dikonsumsi lebih sedikit dan minggu. Menurut Mide dan Harfiah (2013)
sebaliknya. bahwa konsumsi protein broiler sampai umur 6
Kadar energi metabolis yang terdapat minggu sebesar 124,49g/ekor/minggu dengan
pada ransum sudah memenuhi kebutuhan hidup pemberian energi metabolis 3034 kkal/kg dan
ayam. Menurut Dewi et al. (2011), ayam protein kasar18,07%.
kampung umur 0--10minggu disarankan untuk Konsumsi protein pada penelitian ini
menggunakan level energi 3.100--2.900 kkal/kg lebih besar dibandingkan dengan konsumsi
untuk pertumbuhan dan produksi karkas. Hal protein broiler. Menurut Mide dan Harfiah
ini menunjukkan bahwa kadar energi metabolis (2013), konsumsi protein broiler sampai umur 6
dalam ransum perlakuan sudah memenuhi minggu sebesar 124,49 g/ekor/minggu
kebutuhan ayam KUB. Oleh sebab itu, jumlah sedangkan konsumsi protein ayam KUB
ransum yang dikonsumsi relatif sama untuk berkisar antara 186,98--245,42 g/ekor/minggu.
pertumbuhan ayam KUB. Hal tersebut Apabila dilihat kadar protein kasar dalam
memperkuat bahwa kadar protein kasar 15,60%, ransum, diduga protein kasar ransum ayam
12,81%, dan 10,05% dalam ransum KUB lebih rendah, sehingga konsumsi protein
berpengaruh tidak nyata terhadap konsumsi yang didapat lebih tinggi. Semakin tinggi kadar
ransum ayam KUB pada penelitian yang telah protein kasar maka konsumsi ransum semakin
dilakukan. rendah, begitu sebaliknya. Namun dalam
Kadar serat kasar juga dapat penelitian ini, ransum dengan kadar protein
memengaruhi konsumsi ransum. Kadar serat kasar berbeda menghasilkan konsumsi protein
kasar dalam ransum unggas tidak boleh lebih yang relatif sama.
dari 8% karena dapat menyebabkan ternak lebih Ransum dengan kadar protein kasar yang
cepat kenyang. Ransum dengan kadar serat berbeda ini mempunyai pengaruh yang sama
kasar yang tinggi lebih lama untuk dicerna pada masing-masing perlakuan. Hal ini diduga
sehingga dapat memengaruhi kecepatan karena konsumsi ransum ayam KUB yang juga
mengonsumsi ransum (Tanwiriah et al., 2006). sama dan hasil yang didapat berpengaruh tidak
Kadar serat kasar dalam ransum yang digunakan nyata, sehingga konsumsi protein juga
pada penelitian ini berkisar 6,02--6,27%. Kadar berpengaruh tidak nyata terhadap performa
serat kasar tersebut dianggap sudah baik dan ayam KUB. Besarnya protein yang diserap oleh
tidak memengaruhi daya cerna ransum pada tubuh tergantung dari banyaknya protein (asam
ayam KUB. amino), kualitas dan kuantitas protein ransum
Bentuk ransum yang digunakan juga yang diberikan Nieto et al.(1995).
dapat memengaruhi konsumsi ransum. Bentuk Kadar energi metabolis yang relatif
ransum yang digunakan pada penelitian ini sama menyebabkan konsumsi ransum yang
berbentuk mash. Ransum dengan bentuk mash dihasilkan sama, sehingga konsumsi protein
menghasilkan konsumsi ransum yang sama. juga sama. Kadar energi metabolis yang
Hal ini dikarenakan ransum yang digunakan digunakan pada penelitian ini berkisar antara
mempunyai partikel yang sama sehingga ayam 3.085--3.175 kkal/kg sehingga kadar energi
KUB tidak dapat memilih ransum yang metabolis yang digunakan dianggap masih sama
dikonsumsi. Oleh sebab itu, pemberian ransum dan belum memengaruhi konsumsi ransum dan
dengan kadar protein kasar berbeda berpengaruh konsumsi protein. Hal ini sesuai dengan
tidak nyata terhadap konsumsi protein. pernyataan Wahju (2004), energi metabolis
dengan selisih 100--150 kkal/kg belum
Pengaruh Ransum Perlakuan terhadap memengaruhi performa ayam.
Konsumsi Protein
Pengaruh Ransum Perlakuan terhadap
Hasil analisis ragam menunjukkan Pertambahan Berat Tubuh (PBT)
bahwa pemberian ransum perlakuan
berpengaruh tidak nyata terhadap konsumsi Hasil analisis ragam menunjukkan
protein (P>0,05). Rata-rata konsumsi protein bahwa pemberian ransum dengan kadar protein
yang dicapai oleh perlakuan berkisar kasar berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
antara186,98--245,42 g/ekor/minggu. Hal ini terhadap pertambahan berat tubuh ayam KUB.
menunjukan bahwa ransum perlakuan memiliki Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ransum
pengaruh yang sama terhadap konsumsi protein. dengan kadar protein kasar 15,60%, 12,81%,

38
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 1(3):36-41, Desember 2017 Made Lupita et al.
e-ISSN: 2598 - 3067

10,05% menghasilkan pertambahan berat tubuh sehingga hal tersebut dapat memengaruhi
ayam KUB yang sama pada umur 4--8 minggu. pertambahan berat tubuh yang dihasilkan.
Pertambahan berat tubuh yang relatif
sama ini disebabkan oleh konsumsi ransum dan Pengaruh Ransum Perlakuan terhadap
konsumsi protein yang juga relatif sama. Konversi Ransum
Konsumsi ransum dan konsumsi protein yang
sama pada penelitian ini juga menyebabkan Hasil analisis ragam menunjukkan
pertambahan berat tubuh setiap perlakuan sama. bahwa ransum dengan kadar protein kasar yang
Rata–rata pertambahan berat badan ayam berbeda berpengaruh tidak nyata (P>0,05)
kampung super umur 3--10 minggu yang terhadap nilai konversi ransum. Konversi
diberikan ransum secara ad-libitum, yaitu ransum yang tidak berpengaruh nyata ini
103,47 g/ekor/minggu (Wicaksono, 2015). dipengaruhi oleh konsumsi ransum dan
Menurut Aryati et al. (2013) rata-rata pertambahan berat tubuh ayam KUB yang juga
pertambahan berat tubuh ayam kampung umur berpengaruh tidak nyata.
7--8 minggu sebesar 136 g/ekor/minggu. Hal Konversi ransum merupakan pembagian
ini menunjukan bahwa ransum perlakuan antara konsumsi ransum dengan pertambahan
dengan tingkat protein yang berbeda berat badan yang dicapai pada suatu periode
mempunyai pengaruh yang sama terhadap waktu tertentu. Bila rasio kecil berarti
pertambahan berat tubuh. Namun, pertambahan pertambahan berat badan memuaskan peternak
berat tubuh yang dihasilkan sudah dianggap atau konsumsi ayam kampung tidak banyak.
sangat baik karena sesuai dengan hasil Konversi inilah yang sebaiknya digunakan
penelitian Aryati et al. (2013), yaitu dengan sebagai petunjuk produksi karena sekaligus
rata-rata pertambahan berat tubuh 136 melibatkan berat badan dan konsumsi ransum
g/ekor/minggu. Rata-rata suhu kandang selama (Rasyaf, 2005). Ayam kampung super (umur 3-
penelitian berkisar anatara 25,85--29,65 ˚C. -10 minggu) dengan pemberian ransum ad-
Menurut Gunawan dan Sihombing (2004) suhu libitum memiliki nilai konversi ransum 5,0--5,5
yang nyaman bagi ayam 19--27ºC.Suhu (Wicaksono, 2015). Konversi ransum ayam
kandang yang tinggi terjadi pada saat siang hari, buras yang dipelihara dengan sistem
namun hal ini diduga tidak berpengaruh nyata pemeliharaan intensif berkisar antara 4,9--6,4.
terhadap pertambahan berat tubuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Pertambahan berat tubuh dipengaruhi konversi ransum yang didapat lebih kecil
oleh umur, lingkungan, dan genetik dimana dibandingkan dengan penelitian Wicaksono
berat tubuh awal fase penggemukaan (2015), yaitu dengan nilai rata-rata berkisar
berhubungan dengan bobot badan yang akan antara 2,60--2,95. Nilai konversi ransum
dihasilkan. Faktor utama yang memengaruhi tersebut mengartikan bahwa untuk
pertambahan berat badan adalah jumlah meningkatkan 1 kg bobot badan membutuhkan
konsumsi ransum ayam serta kandungan energi 2,60--2,95 kg ransum. Nilai konversi ransum
dan protein yang terdapat dalam ransum, karena yang rendah juga menunjukkan kualitas rasum
energi dan protein sangat penting dalam yang digunakan pada penelitian ini sudah sangat
memengaruhi kecepatan pertambahan berat baik, karena nilai konversi ransum yang
badan. dihasilkan sangat kecil dan pertambahan berat
Selain itu, ransum perlakuan yang tidak tubuh yang dihasilkan ayam KUB juga melebihi
berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat penelitian sebelumnya. Nilai konversi ransum
tubuh dikarenakan ransum perlakuan juga tidak yang dihasilkan relatif sama pada masing-
berpengaruh nyata terhadap konsumsi protein. masing perlakuan. Hal ini diduga disebabkan
Ransum perlakuan yang diberikan pada ayam oleh konsumsi ransum dan pertambahan berat
KUB mempunyai kadar protein kasar yang tubuh yang sama sehingga kadar protein yang
semakin rendah. Apabila dilihat dari nilai rata- berbeda dalam ransum menunjukkan efisiensi
rata konsumsi ransum, didapat bahwa nilai ransum yang baik karena nilai konversi ransum
konsumsi ransum semakin rendah pada setiap yang didapat rendah.
perlakuan, begitu pun pada nilai konsumsi Semakin baik mutu ransum, semakin
protein. Sehingga hal-hal tersebut sangat kecil pula nilai konversi ransumnya. Baik atau
memengaruhi pertambahan berat tubuh ayam tidak mutu ransum ditentukan oleh
KUB. Hal ini sejalan dengan penyataan Wahju keseimbangan zat gizi pada ransum dengan
(2004) yang menyatakan bahwa, semakin yang dibutuhkan oleh tubuh ayam kampung.
menurunnya konsumsi ransum, maka konsumsi Ransum yang kekurangan salah satu unsur gizi
protein yang didapat juga samakin menurun dari zat gizi akan mengakibatkan ayam
mengonsumsi ransum secara berlebihan untuk

39
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 1(3):36-41, Desember 2017 Made Lupita et al.
e-ISSN: 2598 - 3067

mencukupi kekurangan zat yang diperlukan SIMPULAN DAN SARAN


tubuhnya (Sarwono, 1996).
Simpulan
Pengaruh Ransum Perlakuan terhadap Berdasarkan hasil penelitian dapat
IOFC (Income Over Feed cost) disimpulkan bahwa Pemberian ransum dengan
kadar protein kasar yang berbeda pada ayam
Hasil analisis ragam menunjukkan KUB tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
bahwa ransum dengan kadar protein kasar terhadap konsumsi ransum, konsumsi protein,
berbeda berpengaruh tidak nyata (P>0,05) pertambahan berat tubuh, konversi ransum, dan
terhadap nilai IOFC. Hal ini menunjukan income over feed cost (IOFC).
bahwa pemberian ransum dengan kadar protein
kasar 15,60%, 12,81%, 10,05% menghasilkan Saran
nilai IOFC ayam KUB yang sama pada umur 4- Berdasarkan hasil penelitian disarankan pada
-8 minggu. peternak dan penelitian selanjutnya sebagai
Nilai IOFC yang berpengaruh tidak nyata berikut
disebabkan oleh nilai konsumsi ransum dan 1. Peternak disarankan menggunakan kadar
bobot badan akhir yang relatif sama, sehingga protein kasar dalam ransum sebesar 12,81%
nilai jual yang dihasilhan juga relatif sama. untuk ayam KUB periode grower karena
Rata-rata nilai IOFC yang didapat berkisar nilai pertambahan berat tubuh yang tinggi,
antara 1,78--1,97. Nilai tersebut menunjukkan konversi ransum yang rendah, dan IOFC
bahwa setiap Rp. 1 yang dikeluarkan untuk yang tinggi.
produksi ayam KUB, mendapat keuntungan 2. Penelitian selanjutnya disarankan
sebesar Rp. 0,78--0,97. Penggunaan ransum menggunakan ayam KUB dengan
yang berkualitas baik dan harganya yang relatif membedakan antara jantan atau betina, agar
rendah merupakan tuntutan ekonomis untuk mendapatkan dan mengetahui respon
mencapai tingkat efisiensi ransum. Hasil pertumbuhan ayam KUB yang optimal.
penelitian Andriani (2012) menunjukkan bahwa 3. Bentuk ransum untuk penelitian selanjutnya
nilai IOFC broiler berkisar 1,91--2,18, artinya disarankan menggunakan bentuk ransum
setiap pengeluaran Rp1,00 akan mendapatkan crumble atau pellet untuk ayam KUB
penerimaan sebesar Rp1,91--2,18. Besarnya periode grower.
nilai IOFC yang baik untuk usaha peternakan
adalah >1 (Rasyaf, 2005).
Income Over Feed Cost (IOFC) adalah DAFTAR PUSTAKA
perbandingan dari total pendapatan dengan total
biaya ransum digunakan selama usaha Andriani, D. 2012. Pengaruh Kepadatan
penggemukan ternak. Income Over Feed Cost Kandang terhadap Performan Broiler di
ini merupakan tolak ukur untuk melihat Semi Closed House. Skripsi. Universitas
seberapa besar biaya ransum yang merupakan Lampung. Bandar Lampung.
biaya terbesar dalam usaha penggemukan Dewi , G.A.M.K. 2010 b. Effect of balance
ternak. Keuntungan yang diperoleh dengan energy–protein ration for performance of
menghitung selisih pendapatan usaha Kampung chickens. Proced. Bioscience
peternakan dikurangi biaya ransum. Pendapatan and Biotechnology Conference.
merupakan perkalian antara produksi Universitas Udayana, Bali. 18 (3) 23--24.
peternakan atau pertambahan bobot badan Aryanti, F., Aji M.B., Budiono N. 2013.
akibat perlakuan dengan harga jual (Nova et al., Pengaruh Pemberian Air Gula Merah
2002). Harga jual ayam KUB sebesar Rp. terhadap Performans Ayam Kampung
30.000,00 dan harga ransum P0 : Rp. 6.000,00; Pedaging. Jurnal Sains Veteriner. ISSN :
P1 : Rp. 5.343,00; dan P2 : Rp. 4.787,50. 31 (2) : 0126--0421.
Nilai IOFC yang didapat pada penelitian Fumihito A.S., Miyake, T., Takada, M., Singu,
ini berkisar 1,69--1,82. Hal ini menunjukkan R., Endo, T., Gojobori, T., Kondo, N.,
bahwa nilai IOFC ayam KUB yang didapat Ohno, S. 1996. Monophyletic origin and
hampir sama dengan nilai IOFC broiler. Selain unique dispersal patterns of domestic
itu, hal ini juga menunjukkan bahwa ransum fowis. Proc Nati Acad Soi. 93:6792-
yang digunakan mempunyai kualitas yang baik. 6795.
Nilai IOFC ayam KUB yang didapat bisa lebih Gunawan, Sihombing DTH. 2004. Pengaruh
besar dibandingkan dengan broiler diduga suhu lingkungan tinggi terhadap kondisi
kerena harga jual ayam KUB lebih tinggi fisiologis dan produktivitas ayam buras.
dibandingkan dengan broiler. Wartozoa. 14 (1) : 31-38.

40
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 1(3):36-41, Desember 2017 Made Lupita et al.
e-ISSN: 2598 - 3067

Mide, M.Z., Harfiah., 2013. Pengaruh penelitian. Balai Penelitian


Penambahan Tepung Daun Ternak,Bogor.
Katuk(Saoropus androgynus) dalam Sarwono, B., 1996. Beternak Ayam Kampung.
Ransum Berbasis Pakan Lokal Penebar Swadaya, Jakarta.
terhadapPerformans Broiler. Buletin Tanwiriah, W., D. Garnida dan I.Y.
Nutrisi danMakanan Ternak. 9 (1) : 18-- Asmara.2006.Pengaruh Tingkat Protein
26. dalam Ransum terhadap Performa Entok
Nieto, R. C. Prieto, I. Fernandez – Figares and Lokal (Muscovy duck) pada Periode
J.F.Aguilera, 1995. Effect of dietary Pertumbuhan.Seminar Teknologi
protein qualityon energy metabolism in Peternakan dan Veteriner Fakultas
growing chickens. British Journal of Peternakan Universitas Padjajaran.
Nutrition 74, 163 – 172. Bandung.
Nova, K., T. Kurtini, dan Riyanti. 2002. Buku Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan
Ajar. Mnejemen Usaha Ternak Unggas. ke-V. Gadjah Mada University Press.
Universitas lampung. Bandar Lampung. Yogyakarta.
Pramual, P., Meeyen, K., Wongpakam, K., Wicaksono, D. 2015. Perbandingan Fertilitas,
Klinhom, U. 2013. Genetic diversity of Susut Tetas, Daya Tetas, danBobot Tetas
thai native chicken inferred from Ayam Kampung pada Peternakan
mitocondrial DNA sequences. Trop Nat Kombinasi. 1 (2) 1--6.
Hist. 13:97--106. Winedar, H., Listyawati, S.,Sutarno., 2006.
Rasyaf, M 2005. Beternak Ayam Petelur. Daya Cerna Protein Pakan,
Penebar Swadaya. Jakarta. KandunganProtein Daging, dan
Resnawati, H., A. Gozali., I Barchia., A. P. PertambahanBerat Badan Ayam broiler
Sinurat., T. Antawidjaja. 1998. setelahPemberian Pakan yang
Penggunaan Berbagai Tingkat Energi Difermentasidengan Effective
dalam Ransum Ayam Buras Microorganisms-4(EM-4). Jurnal
yangDipelihara secara Intensif. Laporan Bioteknologi. 3 (1) Hlm : 14--19

41

You might also like