You are on page 1of 8

Rohma, et al, Pengaruh Metode Biblioterapi Terhadap Kemampuan Mencuci Tangan Pakai Sabun .

Pengaruh Metode Biblioterapi Terhadap Kemampuan


Mencuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Kelas 2
di SDN Banjarsengon 1 Kecamatan Patrang
Kabupaten Jember
(The Effects of Biblioterapi Method to Hand Washing With Soap
ability a Second Grade Student in SDN Banjarsengon 1
District of Patrang Jember Regency)

Nikmatul Rohma, Iis Rahmawati, Latifa Aini Susumaningrum


Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. Kampus Tegal Boto Jember 37 Telp./Fax. (0331) 323450
e-mail: nonierahma@gmail.com

Abstract

Wash hands with soap (HWWS) is to clean your hands and fingers with soap and water to be
clean and break the chains of germs that harm humans. Hand washing is taught as early as
possible in primary school children. Good ability will make the child more independent in
taking care of himself. Hand washing with bibliotherapy method provides health education to
elementary school children with reading stories about proper handwashing. This study use a
pre-experimental with one group pretest posttest design. The sampling technique used total
sampling with 22 respondents. Analysis of the data in this study using the Wilcoxon Signed
Rank Test. CTPS ability of respondents having supplied bibliotherapy method showed 77.3%
and 22.7% good category has the ability CTPS category enough. The results showed p value
= 0.000 which means no influence on the ability to use bibliotherapy method CTPS
sophomore in SD Banjarsengon 1 Patrang Jember. Suggestions for educational institutions to
develop learning models using biblioterapy for elementary school students to support the
effectiveness of the learning process in schools and use in everyday life.
Keywords : Hand washing with soap (HWWS), Ability, Elementary school, Bibliotherapy method

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Rohma, et al, Pengaruh Metode Biblioterapi Terhadap Kemampuan Mencuci Tangan Pakai Sabun .

Abstrak
Pendahuluan Indonesia bahwa cuci tangan pakai sabun
mampu untuk mengurangi insiden angka
Program pemerintah tentang perilaku
kejadian diare sebanyak 45% yang artinya
hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah
sekitar sejuta anak di dunia dapat diselamatkan
merupakan salah satu usaha untuk menekan
dari penyakit tiap tahunnya dengan mencuci
kejadian kasus penyakit seperti diare,
kecacingan, infeksi saluran pernafasan atas tangan [4]. Data Jawa Timur dalam tahun 2013
(ISPA), infeksi kulit dan infeksi mata, Dalam UU dikatakan bahwa pencapaian PHBS untuk
Nomor 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang kabupaten Jember adalah 63,80 %, sedangkan
Kesehatan, bahwa Kesehatan Sekolah perkiraan kejadian diare adalah 97, 086 kasus
diselenggarakan untuk meningkatkan pada anak sekolah [5].
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik Cuci tangan pakai sabun secara teratur
dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara dapat menurunkan insiden diare hingga 42%
harmonis dan setinggi tingginya sehingga sampai 47% dan dapat menurunkan transmisi
diharapkan dapat menjadi sumber daya ISPA hingga lebih dari 30%. Cuci tangan pakai
sabun dapat diajarkan sedini mungkin pada
manusia yang berkualitas[1], tahun 2010
masa usia sekolah, pada masa ini anak menjadi
pemerintah membuat program Sanitasi Total
lebih baik dalam berbagai hal dikarenakan
Berbasis Masyarakat (STBM) yang terdapat 5
kemampuan dan ketahanan yang semakin baik
pilar yaitu stop buang air besar sembarangan,
sehingga periode tersebut akan membuat anak
cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air
mandiri dalam merawat dirinya, agar dapat
minum, pengelolaan sampah dan limbah cair
menanamkan nilai-nilai Perilaku Hidup Bersih
rumah tangga [2]. Pilar yang sangat dekat
dan Sehat (PHBS) [6]. Pada masa ini terjadi
dengan keseharian dan mudah dilakukan untuk
perkembangan kognitif sehingga pendidikan
berperilaku sehat yaitu mencuci tangan
kesehatan yang efektif harus disesuaikan.
memakai sabun. Permasalahan kesehatan lain
Pendidikan kesehatan yang efektif akan
yang muncul pada anak disekolah adalah
mengajari anak tentang tubuhnya dan dampak
perilaku kesehatan yang berkaitan dengan
pilihan yang mereka ambil terhadap kesehatan
kebersihan perorangan seperti kebiasaan
mereka [7]. Anak usia sekolah menyukai buku
mencuci tangan pakai sabun [3].
cerita bergambar karena beberapa diantaranya
Menurut World Health Organisation anak memperoleh kesempatan yang baik untuk
(WHO) dalam Departemen Kesehatan Republik
Cuci tangan pakai sabun (HWWS) adalah membersihkan tangan dan jari menggunakan air
dan sabun agar menjadi bersih dan memutuskan rantai kuman yang merugikan manusia.
Mencuci tangan diajarkan sedini mungkin pada anak sekolah dasar. Kemampuan yang baik
akan membuat anak lebih mandiri dalam mengurus dirinya. Perilaku mencuci tangan dengan
metode biblioterapi memberikan pendidikan kesehatan kepada anak SD dengan membaca
cerita tentang mencuci tangan yang benar. Penelitian ini menggunakan pra eksperimental
dengan one group pretest posttest desain. Teknik sampling yang digunakan total sampling
dengan 22 responden. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Wilcoxon Signed
Rank Test. Kemampuan CTPS dari responden setelah diberikan metode biblioterapi
menunjukkan 77,3% kategori baik dan 22,7% memiliki kemampuan CTPS kategori cukup.
Hasil penelitian menunjukkan nilai p value = 0,000 yang berarti ada pengaruh menggunakan
metode bibliotherapy terhadap kemampuan CTPS siswa kelas dua di SD Banjarsengon 1
Patrang Kabupaten Jember. Saran untuk lembaga pendidikan dengan mengembangkan
model pembelajaran menggunakan metode biblioterapy bagi siswa sekolah dasar untuk
mendukung efektivitas proses pembelajaran di sekolah dan penggunaan dalam kehidupan
sehari-hari.
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun
Rohma, et al, Pengaruh Metode Biblioterapi Terhadap Kemampuan Mencuci Tangan Pakai Sabun .

mendapatkan wawasan mengenal masalah dari 11 responden kemampuan cuci tangannya


pribadi dan juga masalah sosial [8]. sangat kurang karena menggunakai air dalam
baskom, dari hasil wawancara hal tersebut
Proses terbentuknya perilaku dengan disebabkan karena sedikitnya informasi ataupun
pelajaran di sekolah yang membahas tentang
penyampaian ide yang menarik tentang teknik
PHBS sehingga peneliti tertarik untuk meneliti
dasar yang paling penting dalam pencegahan adanya pengaruh metode biblioterapi terhadap
dan pengontrolan penularan infeksi adalah cuci kemampuan mencuci tangan pakai sabun pada
tangan. Mencuci tangan adalah menggosok siswa sekolah dasar.
dengan sabun secara bersama seluruh kulit
permukaan tangan dengan kuat dan ringkas Metode Penelitian
yang kemudian dibilas dibawah aliran air [9].
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian pre eksperimentaldengan rancangan
Membacakan cerita untuk anak sangat
penelitian one group pretest posttest. Populasi
efektif sebagai media menanamkan nilai
dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas
keimanan, akidah dan akhlaqul karimah
2 di SDN Banjarsengon 1 yang berjumlah 25
secara baik. Ucapan dan tindakan tokoh utama
responden. Jumlah sampel yang digunakan
sebuah cerita yang sedang dibaca merupakan
dalam penelitian ini sebanyak 22 anak. Teknik
sebuah kepastian nilai kebenaran bagi anak
sampling yang digunakan yaitu total sampling
anak [10]. Cerita juga mengandung ide
sesuai criteria inklusi dan ekslusi.
pemikiran, pesan, imajinasi, dan bahasa
tertentu. Setiap unsur ini akan membekas dalam Penelitian ini dilaksanakan di SDN
membentuk pribadi seorang anak [10]. Banjarsengon 1 Kecamatan Patrang Kabupaten
Jember. Waktu Penelitian dilakukan pada bulan
Orang tua atau guru dapat memberikan Februari 2015 sampai dengan Juni 2015. Waktu
metode yang bisa digunakan dalam penelitian ini dihitung mulai dari pembuatan
menjelaskan kepada anak sekolah agar mudah
proposal sampai penyusunan laporan dan
dipahami dengan komunikasi kreatif verbal
maupun non verbal, salah satunya komunikasi publikasi penelitian.
kreatif verbal yaitu biblioterapi. Penggunaan
buku dalam proses terapeutik dan supportif Teknik pengumpul data dalam penelitian
disebut biblioterapi [6], Oleh karena itu, ini menggunakan lembar observasi responden.
Data dianalisis dengan menggunakan uji
biblioterapi menjadi salah satu solusi efektif
Wilcoxon Signed Rank Test dengan derajat
untuk menyampaikan health education pada
kepercayaan 95% (=0,05).
anak.
Orang tua atau guru dapat memberikan
metode yang bisa digunakan dalam Hasil Penelitian
menjelaskan kepada anak sekolah agar mudah Karakteristik Jenis Kelamin Responden
dipahami dengan komunikasi kreatif verbal Tabel 1. Karakteristik Jenis Kelamin Anak pada
maupun non verbal, salah satunya komunikasi siswa kelas 2 di SDN Banjarsengon 1
kreatif verbal yaitu biblioterapi. Penggunaan Kecamatan Patrang Kabupaten
buku dalam proses terapeutik dan supportif Jember pada bulan Mei Juni 2015
disebut biblioterapi [6], Oleh karena itu, (n=22)
biblioterapi menjadi salah satu solusi efektif
untuk menyampaikan health education pada Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
anak. jeniskelamin (f)
Laki laki 11 50
Berdasarkan studi pendahuluan yang
Perempuan 11 50
telah peneliti lakukan bahwa Kecamatan
Total 22 100
Patrang adalah wilayah dengan anak sekolah
Sumber : (Data Primer, Juni, 2015)
terbanyak di Kabupaten Jember. SDN
Banjarsengon 1 merupakan salah satu sekolah
Tabel 1. Menunjukkan jumlah responden
dengan sarana prasarana yang kurang
laki laki dan peremempuan adalah sama yaitu
memadai, dari hasil peneliti didapatkan bahwa 8

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Rohma, et al, Pengaruh Metode Biblioterapi Terhadap Kemampuan Mencuci Tangan Pakai Sabun .

50% responden pada laki laki dan 50% Hasil analisis data tabel 4 menunjukkan
responden perempuan. bahwa kemampuan responden sesudah
diberikan metode biblioterapi berada pada
kategori baik yaitu 77,3%.

Karakteristik Umur Responden

Tabel 2. Karakteristik umur responden siswa


kelas 2 di SDN Banjarsengon 1
Kecamatan Patrang Kabupaten Pengaruh metode biblioterapi terhadap
Jember pada bulan Mei Juni 2015 kemampuan CTPS
(n=22)
Karakteristik Mean Median SD Min Max Tabel5. Perbedaan Kemampuan Mencuci
Umur 7,7273 8,0000 0,7025 7,00 9,00
Tangan Pakai Sabun sebelum dan
Sumber : (Data Primer, Juni 2015) sesudah diberikan metode biblioterapi
Tabel 2 menunjukkan bahwa rata rata siswa kelas 2 di SDN Banjarsengon 1
umur responden adalah 7,72 yang artinya 7 Kecamatan Patrang Kabupaten
tahun dan umur tertinggi responden 9 tahun dan Jember pada bulan Mei Juni 2015
umur termudah responden 9 tahun. (n=22)
Kemampuan Sebelum Setelah P
Kemampuan CTPS sebelum diberikan mencuci tangan F Persen F Perse Valu
metode biblioterapi pakai sabun (%) n (%) e
Tabel 3. Distribusi kemampuan mencuci tangan Kurang 14 63,6 0 0
pakai sabun sebelum diberikan Cukup 8 36,4 5 22,7 0,000
metode biblioterapi siswa kelas 2 di Baik 0 0 17 77,3
SDN Banjarsengon 1 Kecamatan TOTAL 22 100 22 100
Patrang Kabupaten Jember pada Hasil analisis tabel 5 menunjukkan terdapat
bulan Mei Juni 2015 (n=22) perbedaan kemampuan mencuci tangan pakai
sabun sebelum diberikan metode biblioterapi
Kemampuan mencuci Sebelum yaitu 63,6% dengan kategori kurang dan
tangan pakai sabun (f) Persen (%)
setelah diberikan metode biblioterapi menjadi
Kurang 14 63,6 77,3% yang berada apa kategori baik. Hasil uji
Cukup 8 36,4 statistik dengan wilcoxon signed rank test
Total 22 100 didapatkan nilai p = 0,000.
Sumber : (Data Primer, Juni 2015)
Hasil analisis Tabel 3 menunjukkan bahwa Pembahasan
kemampuan responden sebelum diberikan
metode biblioterapi berada pada kategori kurang Karakteristik Responden
yaitu 63,6%. Hasil analisis tabel 1 menunjukkan bahwa
dari 22 responden yang diteliti diketahui bahwa
Kemampuan CTPS sesudah diberikan jenis kelamin laki laki dan perempuan
metode biblioterapi berjumlah sama yaitu 11 anak (50%) laki laki
Tabel 4. Kemampuan mencuci tangan pakai dan 11 anak (50%) perempuan. Jenis kelamin
sabun sesudah diberikan metode sangat penting bagi perkembangan selama
biblioterapi siswa kelas 2 di SDN hidupnya akan mengalami peningkatan tekanan
Banjarsengon 1 Kecamatan Patrang tekanan dari para orang tua, guru, kelompok
Kabupaten Jember pada bulan Mei sebaya dan masyarakat [11], Pada masa anak
Juni 2015 (n=22) usia sekolah sangat senang bermain dan
Kemampuan mencuci Sesudah menirukan gerakan secara langsung karena
tangan pakai sabun (f) Persen (%) anak akan bermain sesuai jenis kelamin
Cukup 5 22,7
mereka.Anak akan bermain sesuai jenis kelamin
Baik 17 77,3 mereka, maka sikap orang tua dan anggota
Total 22 100 keluarga penting terhadap sehubungan dengan
Sumber : (Data Primer, Juni 2015) jenis kelamin mereka, seperti anak laki- laki
yang lebih disukai dari pada anak perempuan.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Rohma, et al, Pengaruh Metode Biblioterapi Terhadap Kemampuan Mencuci Tangan Pakai Sabun .

Tabel 2. Menunjukkan bahwa rata rata


umur anak adalah 7,72 yang artinya umur anak Kemampuan CTPS sesudah diberikan
7 tahun lebih dan umur paling tua adalah 9 metode biblioterapi
tahun. Umur merupakan faktor bawaan yang Hasil penelitian kemampuan anak
berhubungan erat dengan pertumbuhan dan setelah diberikan metode biblioterapi berada
perkembangan anak. Anak usia sekolah dasar pada kategori baik yaitu 17 orang (77,3%), Hasil
merupakan masa belajar di dalam dan di luar responden dengan kemampuan mencuci tangan
sekolah, dimana harus menjalani tugas tugas pakai sabun pada kategori cukup adalah siswa
perkembangan yaitu belajar, ketrampilan fisik, yang memiliki kategori kemampuan mencuci
sikap sehat, bergaul dengan teman sebaya tangan pakai sabun yang kurang pada awal
dalam membentuk ketrampilan dasar, sebelum dilaksanakan metode bibliotherapi.
membentuk konsep untuk kehidupan sehari Peningkatan nilai ini dapat dipengaruhi oleh
hari , memperoleh kebebasan pribadi, dan faktor faktor yang mempengaruhi seperti
membentuk nurani nilai moral dan nilai sosial. sarana prasarana dan media pembelajaran.
Perubahan tersebut dikarenakan pemberian
Kemampuan CTPS Sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode biblioterapi media cerita bergambar sehingga dapat
Hasil penelitian terkait data yang membangkitkan motivasi dan rangsangan untuk
diperoleh sebelum diberikan metode belajar, karena cerita bergambar mempermudah
bibliotherapi yang dilakukan, didapatkan data mereka untuk menerima pesan pesan yang
bahwa kemampuan mencuci tangan pakai dapat disampaikan kepada anak untuk belajar.
sabun siswa kelas 2 di SDN Banjarsengon 1 Cuci tangan sangat penting karena
Kecamatan Patrang Kabupaten Jember berada merupakan salah satu kebersihan yang sangat
pada kategori kurang sebanyak 14 responden penting selain itu mencuci tangan dapat
(63,6%).
diartikan menggosokkan dengan sabun secara
Kemampuan dalam hal ini berada pada
tahap mengambil sabun dari total reponden bersama seluruh kulit permukaan tangan
hanya 3 orang yang memakai sabun dan kemudian dibilas dibawah air yang mengalir [9].
membersihkan punggung tangan serta dibawah
kuku terdapat 1 responden, sedangkan yang Intervensi biblioterapai dapat
mengeringkan kedua tangan dengan handuk menumbuhkan kepercayaan diri untuk
terdapat 5 responden, sehingga kemampuan membicarakan masalah masalah yang sulit di
dalam hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa diskusikan akibat perasaan takut, malu, dan
faktor kemampuan yaitu : kemampuan perasaan bersalah. Sehingga perasaan takut,
intelektual dan kemampuan fisik [12]. malu dan rasa bersalah yang ada dapat
Kemampuan mencuci tangan pada termotivasi untuk melakukan cuci tangan [13].
siswa kelas 2 di SDN Banjarsengon 1 Selain itu sarana dan prasarana untuk
Kecamatan Patrang Kabupaten Jember masih membantu terbentuknya kemampuan responden
banyak yang berada pada kategori kurang salah dalam mencuci tangan pakai sabun merupakan
satunya adalah kemampuan intelektual. salah satu faktor yang memegang peranan
Perubahan kognisi memberikan kemampuan penting. Tempat penampung air atau kran air,
untuk berfikir secara logis tentang waktu dan sabun dan handuk kecil seharusnya ada di
lokasi dan untuk memahami hubungan antara setiap sekolah, karena dengan adanya alat dan
benda dan pikiran [7]. fasilitas tersebut dapat menumbuhkan
Kemampuan anak mencuci tangan dalam kebiasaan dalam kegiatan cuci tangan dan
memperoleh informasi sangatlah penting untuk meningkatkan kemampuan anak dalam hal
pendidikan kesehatan tentang pentingnya mencuci tangan pakai sabun.
perilaku hidup bersih dan sehat untuk selalu di
ajarkan dan di terapkan. Cuci tangan pakai Pengaruh Metode Biblioerapi terhadap
sabun bagi sebagaian masyarakat yang lain Kemampuan CTPS pada Siswa Kelas 2 di
belum menjadi kebiasaan rutin terutama bagi SDN Banjarsengon 1 Kecamatan Patrang
anak anak, sehingga akan membangkitkan Kabupaten Jember
individu untuk melakukan suatu tindakan, Hasil analisis data penelitian
karena cuci tangan pakai sabun dapat menunjukkan terdapat perbedaan mencuci
menghilangkan sejumlah besar virus dan bakteri tangan sebelum diberikan metode biblioterapi
yang menjadi penyebab berbagai penyakit. dengan buku cerita bergambar yang mempunyai

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Rohma, et al, Pengaruh Metode Biblioterapi Terhadap Kemampuan Mencuci Tangan Pakai Sabun .

kemampuan cuci tangan kurang. Setelah mengkombinasikan kegiatan mendengarkan


diberikan metode biblioterapi berada pada cerita, membaca puisi, menonton film dan
kategori baik yaitu 17 orang (77,3%), dan tidak gambar didalam rangkaian biblioterapi sehingga
ada responden yang memiliki kemampuan aktivitas berjalan menarik dan menyenangkan.
mencuci tangan pada kategori kurang. Bahan bacaan yang terseleksi, terencana dan
terarah sebagai suatu prosedur treatment atau
Kemampuan dalam hal ini menunjukkan tindakan tujuan terapeutik yang diyakini bahwa
bahwa metode biblioterapi dengan membaca pembaca dapat mempengaruhi sikap, perasaan
cerita bergambar dapat meningkatkan dan perilaku sesuai yang diharapkan.
kemampuan mencuci tangan pakai sabun siswa Hasil penelitian melalui uji coba beda
kelas 2 di SDN Banjarsengon 1 Kecamatan Wilcoxon signed rank test didapatkan p value
Patrang Kabupaten Jember. Faktor lain yang sebesar 0,000. Pengambilan keputusan
dapat mempengaruhi salah satunya yaitu dilakukan dengan melihat derajat kemaknaan
penyampaian materi atau guru dalam melatih (=0,005) yaitu jika p value < (0,05) maka
kemampuan anak didiknya. hipotesis nol (Ho) ditolak. Nilai p value penelitian
ini menunjukkan nilai p value < (0,05) yang
Kemampuan anak juga dapat dilatih
dengan menggunakan berbagai macam cara berarti memiliki nilai sangat bermakna sehingga
salah satunya dengan pemanfaatan media dapat disimpulkan ada pengaruh metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik bibliotherapi terhadap kemampuan mencuci
anak usia sekolah. Metode bibliotherapi dengan tangan pakai sabun siswa kelas 2 di SDN
penggunaan bahan melalui cerita bergambar Banjarsengon 1 Kecamatan Patrang Kabupaten
akan menumbuhkan keinginan dan kemauan Jember.
anak untuk belajar bagaimana cara berperilaku
Berdasarkan hasil data yang didapatkan
hidup sehat, selain itu juga dapat menjadi
dan juga teori yang emendukung hasil
motivasi dan rangasangan untuk belajar.
penelitian, maka peneliti berasumsi bahwa untuk
Dukungan psikoterapi melalui bahan meningkatkan pengetahuan pada anak sekolah
bacaan dapat membantu seseorang yang diperlukan media yang menarik dan juga
mengalami permasalah personal. Prinsip dari menyenangkan sehingga pesan yang akan
bibliotherapi dengan cara melalui membaca disampaikan pada anak menjadi lebih mudah
seseorang bisa mengenali dirinya, informasi dan untuk diterima.
pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan
membaca menjadi masukan untuk memecahkan
Simpulan dan Saran
masalah yang dihadapi seseorang [13]. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah
metode biblioterapi berpengaruh signifikan
Metode biblioterapi pada dasarnya terhadap kemampuan siswa kelas di 2 SDN
merupakan penyeleksian bahan bacaan untuk Banjarsengon 1 Kecamatan Patrang Kabupaten
seorang klien yang sangat relevan dengan Jember dalam melakukan cuci tangan pakai
situasi lingkungan hidupnya [14]. Hasil sabun, hal ini dibuktikan dengan hasil uji
penelitian metode bibliotherapi mempunyai Wilcoxon signed rank test dengan p value
beberapa kelebihan, pertama dapat membantu (0,000)< (0,05) yang berarti memiliki nilai
penyelesaian masalah yang anak anak hadapi sangat bermakna. Hasil ini menunjukkan
setiap hari di sekolah dasar seperti kemarahan, memanfaatkan ketertarikan anak pada cerita
bullying atau konsep diri. Hasil studi yang lain bergambar (biblioterapi) agar pesan pesan
memvalidasi khasiat bibliotherapi dalam dapat disampaikan atau informasi kesehatan
berbagai bidang lain yang berhubungan dengan kepada pada anak.
anak anak seperti bakat, kecemasan, agresi,
ketidakmampuan, ketegasan dan perubahan Saran yang direkomendasi oleh peneliti
sikaip, intimadasi serta penganiayaan [15]. adalah metode biblioterapi dapat diterapkan
Biblioterapi disebut juga terapi membaca,
oleh guru dan orangtua untuk meningkat
dimana sebuah terapi yang didalamnya seorang
yang mengalami masalah diminta membaca kemampuan personal tentang informasi
buku buku bersifat membantu dirinya dan kesehatan pada anak.
memotivasi agar mempercepat penyembuhan.
Hal ini diperkuat dalam pendapat [14], dengan

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Rohma, et al, Pengaruh Metode Biblioterapi Terhadap Kemampuan Mencuci Tangan Pakai Sabun .

Ucapan Terima Kasih [8] Akbar, Hawadi. Psikologi pekembangan


anak, mengenal sifat, bakat dan
Penulis menyampaikan terima kasih
kepada responden penelitian di SDN kemampuan anak. Jakarta. 2010.
Banjarsengon 1 Kecamatan Patrang Kabupaten
Jember, yang membantu peneliti dalam [9] Potter PA, Perry AG. Fundamental
melaksanakan penelitian. keperawatan: Konsep Proses, dan Praktik.
Edisi 4. Jakarta: EGC. 2005.

[10] Yuni K,dkk. Meningkatkan perilaku cuci


tangan melalui metode bernyanyi. Jurnal
Daftar Pustaka Pediomaternal Vol 3 Nomer 1 Oktober
[1] Indonesia Kementerian Kesehatan RI. April. Fakultas Keperawatan Universitas
Promosi kesehatan indonesia, pedoman Airlangga. 2014.
pengolahan promosi kesehatan dalam
pencapaian PHBS. Jakarta. 2009. [11] Gunarsa. Psikologi perkembangan. Jakarta.
[2] Permenkes. 2014. Tentang sanitasi total PT.BKK. Gunung Mulia. 2004.
berbasis masyarakat. http://stbm-
indonesia.org/dkfaq.php Tanggal 12 April [12] Robbins SP, Timothy AJ. Perilaku
2015 organisasi. Jakarta : Salemba Empat. 2008.
[3] Adisasmito W. Asuhan keperawatan anak
dengan gangguan system gastrointestinal. [13]Setyoadi, dkk. Terapi modalitas
Jakarta : Salemba Medika. 2007. keperawatan pada klien psikogeriatrik.
[4] Currtis C. The effect of hand washing with
Jakarta : Salemba Medika. 2011.
soap on diarrhea risk in the community.
Lancet infect dis. Vol. 5 no 3. 2010.
[5] Jember. Dinas kesehatan. Profil kesehatan [14] Eliasa, Imania, Eva. Biblioterapi sebagai
provinsi Jawa Timur tahun 2012. Jember : sebuah metode tindakan yang bermakna.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Universitas Negeri Yogyakarta. 2013.
2013.
[6] Wong DL, dkk. Buku ajar keperawatan [15] Wawan D,dkk. Penerapan biblioterapi di
pediatrik Edisi 4. Jakarta: EGC. 2003. Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo.
[7] Potter, Perry. Fundamental keperawatan Ejurnal mahasiswa Universitas Padjajaran
buku 1 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika. . Vol 1, No 1 2012. 2012.
2009.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


:

You might also like