You are on page 1of 9

Usiska, et al, Pengaruh Metode Rawat Luka Modern dengan Terapi Hiperbarik terhadap Proses .

Pengaruh Metode Rawat Luka Modern dengan Terapi Hiperbarik


terhadap Proses Penyembuhan Luka Ulkus Diabetik pada
Pasien Diabetes Mellitus di Jember Wound Center
(JWC) Rumah Sakit Paru Jember
(The Effect of Modern Wound Care Method with Hyperbaric
Therapy on Diabetic Ulcer Wound Healing Process in
Patients with Diabetes Mellitus at Jember Wound
Center(JWC) Jember Lung Hospital)

Yoland Septiane Usiska1, Wantiyah2, Nur Widayati3


1,2,3
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax. (0331) 323450
e-mail: yolandseptianeusiska@ymail.com

Abstract
Diabetes mellitus is a disease characterized by the increase of blood glucose level (hyperglycemia). One
of common complications in diabetic patients is diabetic foot ulcer. Modern wound care with hyperbaric
therapy can be used to improve wound healing process in diabetic ulcer. The purpose of this study was to
analyze the effect of modern wound care method with hyperbaric therapy on diabetic ulcer wound healing
process in patients with diabetes mellitus at Jember Wound Center (JWC) Jember Lung Hospital. The
design of study was pre experimental design with one group pretest and post test. The sampling
technique was consecutive sampling involving 8 respondents. Data were analyzed with dependent t-test.
The result showed a decrease of 12,625 in wound healing score after modern wound care with hyperbaric
therapy. Dependent t-test revealed p value of 0,000 ( = 0,05. It can be concluded that there is an effect
of modern wound care method with hyperbaric therapy on diabetic ulcer wound healing process in
patients with diabetes mellitus at Jember Wound Center (JWC) Jember Lung Hospital. Modern wound
care with hyperbaric therapy can be applied as one of method to improve wound healing process in
diabetic ulcer.

Keywords: modern wound care, hyperbaric therapy, wound healing process, diabetic ulcer.

Abstrak
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah
(hiperglikemia). Salah satu komplikasi yang umum pada pasien diabetes adalah ulkus kaki diabetik.
Perawatan luka modern dengan terapi hiperbarik dapat digunakan untuk meningkatkan proses
penyembuhan luka pada ulkus diabetes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
metode rawat luka modern dengan terapi hiperbarik terhadap proses penyembuhan luka ulkus diabetik
pada pasien diabetes mellitus di Jember Wound Center (JWC) Rumah Sakit Paru Jember. Desain
penelitian adalah pra eksperimen dengan one group pretest-postest. Teknik pengambilan sampel adalah
consecutive sampling berjumlah 8 responden. Data dianalisis dengan uji t dependen. Hasil menunjukkan
terdapat penurunan proses penyembuhan luka dengan skor 12.625 setelah dilakukan perawatan luka
modern dengan terapi hiperbarik. Uji t dependen didapatkan nilai p 0,000 ( = 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh metode rawat luka modern dengan terapi hiperbarik terhadap proses
penyembuhan luka ulkus diabetik pada pasien diabetes mellitus di Jember Wound Center (JWC) Rumah
Sakit Paru Jember. Perawatan luka modern dengan terapi hiperbarik dapat diterapkan sebagai salah satu
metode untuk meningkatkan proses penyembuhan luka pada ulkus diabetes.

Kata Kunci: Perawatan luka modern, terapi hiperbarik, proses penyembuhan luka, ulkus diabetik

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), Agustus,2015


Usiska, et al, Pengaruh Metode Rawat Luka Modern dengan Terapi Hiperbarik terhadap Proses .

Pendahuluan 2,5% [8]. Menurut data Dinas Kesehatan Jawa


Timur bahwa jumlah pasien DM tipe 2 yang
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit dirawat di rumah sakit di Jawa Timur pada tahun
yang ditandai oleh kenaikan kadar gula darah 2010 sebanyak 3.622 jiwa dan 161 (4,45%) jiwa
(hyperglycemia) kronik yang dapat menyerang diantaranya meninggal dunia. Jumlah ini
banyak orang di semua lapisan masyarakat [1]. meningkat pada tahun 2011 yaitu 5.551 jiwa dan
Diabetes mellitus sering disebut sebagai the 172 (3,10%) jiwa diantaranya meninggal dunia
great imitator (menyerupai penyakit lain) karena [9]. Berdasarkan jumlah penderita ulkus diabetik
penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dijelaskan bahwa prevalensi pasien ulkus
dan menimbulkan berbagai macam keluhan dan diabetik di Indonesia sekitar 15%, dengan angka
gejala yang sangat bervariasi. Diabetes mellitus amputasi 30%, angka mortalitas 32% dan ulkus
jika tidak ditangani dengan baik akan diabetik sebagai penyebab perawatan di rumah
mengakibatkan timbulnya beberapa komplikasi sakit yang terbanyak sebesar 80% untuk
bersama-sama atau terdapat satu masalah yang diabetes mellitus [10].
mendominasi seperti kelainan vaskuler, Pada pasien DM dengan luka ulkus diabetik,
retinopati, nefropati diabetik, neuropati diabetik perbaikan perfusi mutlak diperlukan karena hal
dan ulkus kaki diabetik [2]. tersebut akan sangat membantu dalam
Ulkus kaki diabetik merupakan salah satu pengangkutan oksigen dan darah ke jaringan
komplikasi pada pasien diabetes melitus (DM) yang rusak. Bila perfusi perifer pada luka
dan tergolong luka kronik yang sulit sembuh. tersebut baik maka akan baik pula proses
Kerusakan jaringan yang terjadi pada ulkus kaki penyembuhan luka tersebut. Perfusi sangat
diabetik diakibatkan oleh gangguan neurologis berhubungan erat dengan pengangkutan atau
(neuropati) dan vaskuler pada tungkai. penyebaran oksigen yang adekuat ke seluruh
Gangguan tersebut tidak secara langsung lapisan sel dan merupakan unsur penting dalam
menyebabkan ulkus kaki diabetik, namun diawali proses penyembuhan luka [3]. Peran perawat
dengan mekanisme penurunan sensasi disini adalah melakukan perawatan luka dengan
terhadap nyeri, perubahan bentuk kaki, atrofi baik serta melakukan pengkajian dan penilaian
otot kaki, pembentukan kalus, penurunan terhadap perfusi jaringan yang luka, penilaian
ketajaman penglihatan dan penurunan aliran perbaikan dan penambahan granulasi jaringan
darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke serta menilai proses penyembuhan luka gangren
jaringan. Perubahan-perubahan ini dapat terjadi tersebut [11].
dalam jangka waktu kira-kira 15 tahun bila Upaya yang telah dilakukan untuk
kondisi hiperglikemia tidak terkontrol [3]. menyembuhkan luka ulkus diabetik yang
Komplikasi jangka panjang dari diabetes meliputi: mechanical control, metabolic control,
mellitus salah satunya adalah ulkus diabetik vascular control, infection control, wound
(15%) dan merupakan penyebab terbanyak control, dan educational control. Mechanical
(85%) terjadinya amputasi pada pasien diabetes control terdiri dari istirahatkan kaki, hindari
mellitus [4]. Clayton & Tom mengungkapkan beban tekanan pada daerah luka, aktivitas pada
bahwa komplikasi lanjut ulkus diabetik adalah kaki memper-mudah penyebaran infeksi;
infeksi kronis [5]. Menurut The National Institute metabolic control misal pengendalian faktor-
of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, faktor lain, seperti: hipertensi,
diperkirakan 16 juta orang Amerika Serikat hiperkolesterolemia, gangguan elek-trolit,
diketahui mengalami diabetes dan jutaan anemia, gangguan fungsi ginjal, infeksi penyerta
diantaranya beresiko untuk mengalami diabetes. pada paru-paru; wound control terdiri dari
Dari keseluruhan pasien diabetes, 15% debridemen dan nekrotomi, pembalutan;
mengalami ulkus di kaki, dan 12-14% dari yang infection control seperti: pemberian antibiotik
mengalami ulkus di kaki memerlukan amputasi adekuat disesuaikan pemeriksaan kultur pus;
[6]. education control diantaranya pada pasien dan
Indonesia menempati urutan ke-4 di dunia keluarga, penjelasan tentang penyakitnya,
pada tahun 2010 setelah India, China, dan USA rencana tindakan diagnostik dan terapi, risiko-
dengan jumlah pasien DM tipe 2 sebanyak 8,4 risiko yang akan dialami dan prognosis; dan
juta jiwa dan diperkirakan meningkat pada tahun vascular control misal: memodifikasi faktor risiko
2030 sebanyak 21,3 juta jiwa [7]. Peningkatan berupa penghentian merokok, terapi medika
prevalensi DM tipe 2 juga terjadi di Jawa Timur. mentosa berupa pengobatan dan terapi
Jawa Timur memiliki prevalensi DM tipe 2 di atas hiperbarik [12].
prevalensi nasional (2,1%) dengan prevalensi

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), Agustus,2015


Usiska, et al, Pengaruh Metode Rawat Luka Modern dengan Terapi Hiperbarik terhadap Proses .

Mekanisme kontrol vaskuler yang saat ini Penelitian ini di Jember Wound Center (JWC)
sedang dikembangkan sebagai salah satu Rumah Sakit Paru Jember. Waktu Penelitian
upaya penyembuhan luka ganggren adalah dilakukan pada tanggal 16 Maret 2015 hingga
dengan pemberian terapi hiperbarik oksigen 16 Juni 2015. Waktu penelitian ini dihitung mulai
(HBO). Terapi hiperbarik oksigen adalah terapi dari pembuatan proposal hingga penyusunan
yang mengharuskan pasien berada dalam suatu laporan dan publikasi penelitian.
ruangan bertekanan tinggi dan bernafas dengan Teknik pengumpul data dilakukan sebelum
oksigen murni (100%) pada tekanan udara lebih dan sesudah tindakan perawatan luka modern
besar daripada udara atmosfir normal, yaitu dengan terapi hiperbarik dengan alat pengum-
sebesar 1 ATA (Atmosfer Absolut) sama dengan pulan data menggunakan lembar observasi luka
760 mmHg. Pemberian oksigen tekanan tinggi ulkus diabetik Skala BWAT (Bates-Jensen
untuk terapi dilaksanakan dalam chamber atau Wound Assesment Tool) [14]. Pasien datang di
RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) [13]. hari pertama dilakukan observasi kondisi luka.
Terapi Hiperbarik kini telah hadir di rumah Pasien masuk ke dalam chamber hiperbarik
sakit provinsi di Kabupaten Jember yang dikenal selama 2 jam kemudian dilanjutkan dengan
dengan Jember Wound Center (JWC) Rumah rawat luka. Proses rawat luka dilakukan selama
Sakit Paru Jember. Berdasarkan hasil studi 30-45 menit. Perawatan luka dilakukan setiap 3
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di hari sekali hingga dilakukan penilaian pada hari
Jember Wound Center Rumah Sakit Paru ke-13 atau sebelum rawat luka ke-5. Data
Jember pada tanggal 11 September 2014 dianalisis dengan menggunakan uji t dependen
didapatkan data bulan Januari hingga Juli 2014 dengan derajat kepercayaan 95% (=0,05).
bahwa pasien diabetes mellitus mencapai 78
orang dan jumlah pasien diabetes dengan ulkus Hasil Penelitian
diabetik yang memerlukan tindakan perawatan
luka dengan hiperbarik dari Bulan Januari - Juli Tabel 1. Distribusi rata-rata proses penyem-
2014 sebanyak 27 orang kasus baru dan 44 buhan luka ulkus diabetik sebelum rawat
orang kasus lama dengan rerata penambahan luka modern dengan terapi hiperbarik di
pasien baru sebanyak 3-4 orang setiap bulan. Jember Wound Center (JWC) Rumah
Berdasarkan fenomena meningkatnya pasien Sakit Paru Jember pada Bulan Maret-Juni
diabetes yang disertai dengan komplikasi di 2015 (n=8)
Kabupaten Jember, munculnya metode rawat Proses Penyembuhan
Mean Median Modus
Standart
luka modern dengan menggunakan terapi Luka (Hari) Deviasi
hiperbarik di Jember Wound Center Rumah Data pretest 48,00 46,00 38 8,418
Sakit Paru Jember, dan masih minimnya teori Sumber: Data Primer Terolah (2015).
yang menyatakan bahwa terapi hiperbarik dapat
mempercepat proses penyembuhan luka ulkus Berdasarkan tabel 1, didapatkan data hasil
diabetik, maka peneliti bermaksud melakukan rata-rata proses penyembuhan luka sebelum
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dilakukan tindakan rawat luka modern dengan
pengaruh metode rawat luka modern dengan terapi hiperbarik adalah luka berada pada skor
terapi hiperbarik terhadap proses penyembuhan 48.
luka ulkus diabetik pada pasien diabetes mellitus
di Jember Wound Center (JWC) Rumah Sakit Tabel 2. Distribusi rata-rata proses penyem-
Paru Jember. buhan luka ulkus diabetik sesudah rawat
luka modern dengan terapi hiperbarik di
Metode Penelitian Jember Wound Center (JWC)
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Rumah Sakit Paru Jember pada
pra eksperimental dengan rancangan penelitian Bulan Maret-Juni 2015 (n=8)
one group pretest-posttest. Populasi dalam Proses Penyembuhan Standart
Mean Median Modus
Luka (Hari) Deviasi
penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes
Data posttest 35,38 37,50 49 11,575
mellitus dengan luka kaki diabetik (ulkus
diabetik) yang sedang menjalani rawat. Jumlah Sumber: Data Primer Terolah (2015).
sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 8 responden.Teknik sampling yang Berdasarkan tabel 2, didapatkan data hasil
digunakan yaitu consecutive sampling sesuai rata-rata proses penyembuhan luka setelah
kriteria inklusi dan ekslusi.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), Agustus,2015


Usiska, et al, Pengaruh Metode Rawat Luka Modern dengan Terapi Hiperbarik terhadap Proses .

dilakukan tindakan rawat luka modern dengan


terapi hiperbarik adalah 35,38.
Tabel 3 Distribusi Proses Penyembuhan
Luka Ulkus Diabetik di Jember
Wound Center (JWC) Rumah Sakit Pembahasan
Paru Jember pada Bulan Maret- Berdasarkan hasil pengkajian menggunakan
Juni 2015 (n=8) 13 parameter BWAT (Bates Jensen Wound
Kode Pretest Postest Diff. Assessment Tools) pada tabel 1 dan tabel 2,
Resp. Nilai Kategori Nilai Kategori ()
1 43 Regenerasi luka 37 Regenerasi luka -6 serta tabel perubahan parameter setiap
2 52 Regenerasi luka 38 Regenerasi luka -14 responden, dilakukan pembahasan sebagai
3 58 Regenerasi luka 49 Regenerasi luka -9
4 61 Degenerasi luka 49 Regenerasi luka -12 berikut. Ukuran luka pada responden 5 dari skor
5 41 Regenerasi luka 17 Regenerasi luka -24 2 berubah menjadi skor 1, responden 8 dari skor
6 49 Regenerasi luka 40 Regenerasi luka -9 2 berubah ke skor 1. Dan responden 4 dari skor
7 42 Regenerasi luka 31 Regenerasi luka -11
8 38 Regenerasi luka 22 Regenerasi luka -16 5 berubah menjadi skor 4. Perubahan pada
Total 384 283 -101 ukuran luka, erat kaitannya dengan proses
Rerata 48 35,38 -12,625
angiogenesis. Menurut Veves, angiogenesis
mempunyai arti penting pada tahap proliferasi
Berdasarkan Tabel 3 dapat disimpulkan pada proses penyembuhan luka [16].
bahwa seluruh pasien ulkus diabetik mengalami Proses angiogenesis di awali dengan fungsi
penurunan rerata penyembuhan luka ulkus normal dari fibroblast dalam membentuk jaringn
diabetik tetapi tetap dalam makna regenerasi, fibrin. Peran fibroblast sangat besar pada proses
kecuali pada 1 orang mengalami perubahan perbaikan yaitu bertanggungjawab pada
status luka dari degenerasi menjadi regenerasi. persiapan menghasilkan produk struktur protein
Tabel menunjukkan penurunan rerata yang akan digunakan selama proses rekontruksi
penyembuhan luka sebanyak 12,625 dari nilai jaringan [11]. Peneliti menyimpulkan bahwa
rerata pretest 48 dan nilai rerata posttest 35,38. perubahan ukuran luka pada ulkus diabetik
terjadi melalui proses perbaikan luka melalui
Tabel 5.4 Distribusi Perbedaan Proses Penyem- proses angiogenesis. Pembentukan jaringan
buhan Luka Ulkus Diabetik Pasien Ulkus baru akan terbentuk apabila proses perawatan
Diabetik Sebelum dan Setelah Rawat luka yang dilakukan berjalan dengan optimal.
Luka Modern dengan Terapi Hiperbarik di Kedalaman luka akan mempengaruhi proses
Jember Wound Center (JWC) Rumah pembentukan jaringan baru, semakin dalam luka
Sakit Paru Jember pada Bulan Maret-Juni maka kondisi luka akan nampak kotor dan
2015 (n=8) banyak mengalami infeksi akibat dari
pertumbuhan bakteri. Kedalaman luka pada
Proses Penyembuhan p
Luka (Hari)
Mean SD T df
value
pasien ulkus diabetik dilihat apakah terdapat
sinus (luka dalam yang sampai berlubang) atau
Pretest 48.00 8,418
tidak. Bila terdapat sinus, maka perawat
Postest 35,38 11,575
melakukan irigasi dengan NaCl sampai pada
Hari1 Hari-13 -12,625 5,553 -6,430 7 0,000
kedalaman luka, sebab pada sinus terdapat
Sumber: Data Primer Terolah (2015). banyak kuman. Menurut Gitarja, pencucian
bertujuan untuk membuang jaringan nekrosis,
Hasil p-value perhitungan uji t dependen cairan luka yang berlebihan, sisa balutan yang
didapatkan nilai 0,000 (< = 0,05), dan nilai t digunakan dan sisa metabolik tubuh pada cairan
hitung didapatkan 6,430 (> t-tabel = 2,365). Nilai luka. Mencuci dapat meningkatkan,
negatif menunjukkan adanya penurunan skor memperbaiki dan mempercepat penyembuhan
nilai proses penyembuhan luka dan tingkat luka serta menghindari terjadinya infeksi [11].
kemaknaan p < 0,001, yang memiliki makna Ha Kondisi tepi luka yang menebal merupakan
gagal ditolak, maka dapat disimpulkan hasil kondisi luka yang belum mengalami proses
penelitian ini bahwa ada pengaruh yang amat penyembuhan luka, tetapi kondisi tepi luka yang
sangat bermakna antara metode perawatan luka semakin tipis dan samar menunjukkan proses
modern dengan terapi hiperbarik terhadap penyembuhan luka berjalan dengan baik.
proses penyembuhan luka ulkus kaki diabetik di Menurut Gabriel et al, sitokain mengatur
Jember Wound Center (JWC) Rumah Sakit Paru proliferasi sel, migrasi, sintesis matriks, deposit
Jember. dan degradasi respon radang dalam perbaikan.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), Agustus,2015


Usiska, et al, Pengaruh Metode Rawat Luka Modern dengan Terapi Hiperbarik terhadap Proses .

Sitokain termasuk PDGF, TGF dan EGF secara hidroaktif gel dan salep metcovazin sehingga
bersama membentuk suatu patogenik, netrofil membantu proses peluruhan jaringan nekrotik
kemudian makrofag. Berdasarkan teori tersebut, pada saat rawat luka berikutnya. Menurut
proses fagositosis oleh makrofag terjadi pada Gitarja, hidroaktif gel mampu melakukan proses
luka dengan melakukan proses pembersihan peluruhan jaringan nekrotik oleh tubuh sendiri.
jaringan sekitar luka yang mengalami Hidrogel banyak mengandung air, yang akan
penebalan, sehingga terbentuk jaringan tipis dan membuat suasana luka yang tadinya kering
samar yang merangsang munculnya jaringan karena jaringan nekrotik menjadi lembab.
fibroblast dan berfungsi membentuk benang Metcovazin berfungsi untuk support autolysis
fibrin sebagai awal proses angiogenesis [17]. debridement (meluruhkan jaringan nekrosis)
Keberadaan terowongan akan menghambat menghindari trauma saat membuka balutan,
proses penyembuhan luka, karena kondisi yang mengurangi bau tak sedap, mempertahankan
memiliki terowongan tidak menyatu dengan suasana lembab dan granulasi [11].
dasar luka sehingga akan menimbulkan eksudat Eksudat yang berlebihan pada luka ulkus
didalam terowongan. Terowongan diukur oleh menghambat respon penyembuhan luka.
perawat dengan menggunakan kapas lidi dan Menurut Morison, terdapat suatu keseimbangan
dimasukkan sepanjang terowongan pada luka, yang sangat halus antara kebutuhan akan
kemudian diberi tanda pada kapas lidi terhadap lingkungan luka yang lembab, dan kebutuhan
luas terowongan. Menurut Gitarja, kapas lidi untuk mengeluarkan eksudat berlebihan yang
steril dimasukkan ke dalam luka dengan hati-hati dapat mengakibatkan terlepasnya jaringan.
untuk menilai ada tidaknya goa/saluran sinus Eksotoksin dan sel-sel debris yang berada di
dan mengukurnya searah jarum jam [11]. dalam eksudat dapat memperlambat
Perawat melakukan penekanan pada luka penyembuhan akibat respon inflamasi yang
sebelum akhirnya dilakukan pembalutan, agar berlangsung terus menerus [18]. Menurut
luka mengalami proses perlekatan dan peneliti bahwa luka ulkus yang mengandung
diharapkan terowongan tidak ada lagi. eksudat akan menimbulkan efek tidak
Tipe jaringan dan jumlah jaringan nekrotik terbentuknya fibrinogen pada luka, karena luka
perlu dilakukan evaluasi, karena akan terus mengalami inflamasi dan timbul eksudat,
mempengaruhi pembentukan jaringan granulasi. sehingga proses pembentukan kolagen sebagai
Menurut Morison, adanya jaringan nekrotik dan respon dari pembentukan jaringan baru juga
krusta yang berlebihan di tempat luka dapat akan terhambat.
memperlambat penyembuhan dan meningkat- Luka yang terinfeksi seringkali ditandai
kan risiko terjadinya infeksi klinis [18]. Gitarja dengan adanya eritema yang makin meluas,
menambahkan bahwa jaringan nekrotik dapat edema, cairan berubah purulent, nyeri,
menghalangi proses penyembuhan luka dengan peningkatan temperatur tubuh dan bau yang
menyediakan tempat untuk bakteri. Untuk khas serta jumlah leukosit yang meningkat [11].
membantu penyembuhan luka, maka tindakan Kondisi edema jaringan pada luka pasien
debridement sangat dibutuhkan. Debridement sebagai respon tubuh terhadap infeksi, sehingga
dapat dilakukan dengan beberapa metode luka yang dilakukan perawatan luka dengan baik
seperti mechanical, surgical, enzimatic, autolisis akan mengalami pengurangan edema jaringan
dan biochemical. Cara yang paling efektif dalam dan warna kulit disekitar luka akan berangsur
membuat dasar luka menjadi baik adalah normal sesuai dengan kondisi kulit asli pasien.
dengan metode autolisis debridement [11]. Luka ulkus pada pasien mengalami
Suriadi menyatakan bahwa, autolisis debride- pertumbuhan jaringan granulasi yang baik
men adalah suatu cara peluruhan jaringan sebagai respon dari fase inflamasi. Menurut
nekrotik yang dilakukan oleh tubuh sendiri Suriadi, pada fase inflamasi terjadi proses
dengan syarat utama lingkungan luka harus granulasi dan kontraksi, fase ditandai dengan
dalam keadaan lembab [15]. pembentukan jaringan granulasi dalam luka.
Perawat melakukan kombinasi pada proses Pada fase ini makrofag dan lymposit masih ikut
debridement yang dilakukan, yaitu melakukan berperan, tipe sel predominan mengalami
manual debridement dengan cara memotong proliferasi dan migrasi termasuk sel epitel,
atau membuang jaringan nekrotik disekitar luka fibroblast dan sel endothelial. Proses ini
yang menghitam dan jaringan nekrotik kuning tergantung pada metabolik, konsentrasi oksigen
yang berada pada bagian dalam luka, kemudian dan faktor pertumbuhan [15]. Menurut peneliti,
menjaga kelembapan luka dengan cara kadar oksigen yang baik akan membuat proses
melakukan pembalutan yang mengandung granulasi berlangsung dengan baik, sehingga

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), Agustus,2015


Usiska, et al, Pengaruh Metode Rawat Luka Modern dengan Terapi Hiperbarik terhadap Proses .

terapi hiperbarik merupakan salah satu metode Proses penyembuhan luka ulkus kaki
yang dilakukan untuk membantu mengoptimal- diabetik pada pasien ulkus diabetik diawali
kan kebutuhan oksigen pada jaringan luka ulkus dengan diberikannya terapi hiperbarik. Melalui
diabetik. beberapa penelitian, terapi hiperbarik dapat
Setelah dilakukan tindakan perawatan luka membantu proses penyembuhan luka. Menurut
modern dengan terapi hiperbarik, didapatkan Mahdi, adapun cara hiperbarik pada prinsipnya
kondisi luka mengalami epitelisasi yang cukup adalah diawali dengan pemberian O2 100%,
baik. Epitelisasi merupakan salah satu bentuk tekanan 2 3 Atm. Tahap selanjutnya
dari pembentukan jaringan baru pada fase dilanjutkan dengan pengobatan decompresion
proliferasi fibroblast. Menurut Suriadi, pada fase sickness. Maka akan terjadi kerusakan jaringan,
proliferasi fibroblast merupakan elemen utama penyembuhan luka, hipoksia sekitar luka.
dalam proses perbaikan dan berperan dalam Kondisi ini akan memicu meningkatnya
produksi struktur protein yang digunakan dalam fibroblast, sintesa kolagen, peningkatan leukosit
rekontruksi jaringan. Pada fase ini terjadi killing, serta angiogenesis yang menyebabkan
angiogenesis dimana kapiler baru serta jaringan neovaskularisasi jaringan luka. Kemudian akan
baru mulai tumbuh. Angiogenesis terjadi terjadi peningkatan dan perbaikan aliran darah
bersamaan dengan fibroplasia [15]. Berdasarkan mikrovaskular [13]. Menurut peneliti, pemberian
ketiga belas parameter BWAT diatas, maka oksigen murni 100%, membantu memperbaiki
peneliti dapat menyimpulkan bahwa 8 vaskularisasi pada luka ulkus kaki diabetik yang
responden mengalami proses penyembuhan semula berwarna kehitaman (hipoksia jaringan)
luka ulkus diabetik. lambat laun berubah warna menjadi kemerahan,
Berdasarkan hasil penelitian dengan dengan adanya kondisi hiper oksigen didalam
melakukan perawatan luka modern dengan luka tersebut, merangsang keluarnya faktor
hiperbarik, didapatkan status penilaian luka pertumbuhan luka (growth factor) sebagai
sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan pada pemicu proses angiogenesis pada luka.
8 pasien yang mengalami luka ulkus kaki Mathieu berpendapat bahwa fibroblast
diabetik, status penilaian luka sebelum dan dalam beberapa hari mengalir ke daerah luka
sesudah tersebut dilakukan pengolahan data dan mulai terbentuk jaringan kolagen.
untuk mengetahui apakah memiliki pengaruh Disamping itu juga terjadi neurovaskularisasi
perawatan luka modern dengan terapi hiperbarik yang disebabkan oleh inflamasi dan kebutuhan
terhadap proses penyembuhan luka ulkus kaki perbaikan jaringan, merangsang pembentukan
diabetik. Hasil uji statistik dengan menggunakan pembuluh darah baru. Pembentukan jaringan
uji t dependen diperoleh hasil rerata penilaian kolagen oleh fibroblast merupakan dasar dari
sebelum dilakukan perawatan luka modern proses penyembuhan luka, karena kolagen
dengan terapi hiperbarik adalah 48, dan adalah protein penghubung yang mengikat
sesudah dilakukan perawatan luka modern jaringan yang terpisah menjadi satu [19]. Hal ini
dengan terapi hiperbarik selama 13 hari sependapat menurut Suriadi bahwa pada fase
didapatkan hasil rerata 35,38, dapat dikatakan proliferasi fibroblast adalah merupakan elemen
mengalami penurunan rerata nilai penyembuhan utama dalam proses perbaikan dan berperan
luka ke arah perbaikan luka. dalam produksi struktur protein yang digunakan
Hasil p-value perhitungan uji t dependen dalam rekontruksi jaringan. Pada fase ini terjadi
didapatkan nilai 0,000 (p < ) dengan tingkat angiogenesis dimana kapiler baru serta jaringan
kemaknaan p < 0,001 yang memiliki arti amat baru mulai tumbuh. Angiogenesis terjadi
sangat bermakna dan nilai t hitung didapatkan bersamaan dengan fibropalsia [15].
6,430 (t-tabel = 2,365). Secara statistik dapat Kontrol metabolik merupakan salah satu
disimpulkan bahwa ada pengaruh perawatan metode yang digunakan untuk membantu
luka modern dengan terapi hiperbarik terhadap proses penyembuhan luka. Penatalaksanaan
proses penyembuhan luka ulkus diabetik di holistik kaki diabetik menurut PERKENI,
Jember Wound Center (JWC) Rumah Sakit Paru meliputi: metabolic control, vaskuler control,
Jember dengan tingkat kemaknaan amat sangat infection control, wound control, pressure
berpengaruh. Hal tersebut dapat dibuktikan control, dan education control [20]. Pada
pada hasil penelitian hari pertama dan hari penatalaksanaan kontrol infeksi, pemberian
ketiga belas pada kedelapan pasien ulkus antibiotik dilakukan pada saat dilakukan
diabetik yang dapat dilihat pada lampiran perawatan luka dengan memberikan campuran
dokumentasi. bubuk metronidazole dan beberapa campuran
antibiotik yang tersedia dalam bentuk saschet,

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), Agustus,2015


Usiska, et al, Pengaruh Metode Rawat Luka Modern dengan Terapi Hiperbarik terhadap Proses .

yang kemudian ditaburkan pada luka untuk steril dan teroksigenasi sehingga dengan
mengurangi infeksi dan menghilangkan bau harapan kondisi permukaan luka mendapatkan
pada luka ulkus kaki diabetik. Menurut Waspadji, cukup oksigenasi dan siap untuk dilakukan
kontrol infeksi merupakan pengetahuan debridement.
mengenai jenis mikroorganisme pada ulkus, Tehnik debridement yang dilakukan oleh
dengan demikian dapat pula dilakukan perawat adalah dengan manual atau mekanikal
penyesuaian antibiotik yang digunakan dengan debridement dan autolysis debridement. Manual
tetap melihat hasil biakan kuman dan debridement dilakukan dengan melakukan
resistensinya [12]. tindakan pemotongan pada sebagian jaringan
Perawatan luka adalah serangkaian kegiatan yang dianggap telah mati (nekrosis) berwarna
yang dilakukan untuk merawat luka agar dapat kehitaman disekitar luka. Menurut Gitarja,
mencegah terjadinya trauma (injuri) pada kulit jaringan nekrotik dapat menghalangi proses
membran mukosa atau jaringan lain, fraktur, luka penyembuhan luka dengan menyediakan tempat
operasi yang dapat merusak permukaan kulit. untuk bakteri. Untuk membantu penyembuhan
Serangkaian kegiatan itu meliputi pembersihan luka, maka tindakan debridement sangat
luka, memasang balutan, mengganti balutan, dibutuhkan. Debridement dapat dilakukan
pengisian (packing) luka, memfiksasi balutan, dengan beberapa metode seperti mechanical,
tindakan pemberian rasa nyaman yang meliputi surgical, enzimatic, autolisis dan biochemical.
membersihkan kulit dan daerah drainase, irigasi, Cara yang paling efektif dalam membuat dasar
pembuangan drainase, pemasangan perban luka menjadi baik adalah dengan metode
[21]. Sependapat menurut Gitarja bahwa tehnik autolisis debridement [11].
perawatan luka Diabetes Mellitus meliputi: Tindakan perawatan luka modern dengan
pencucian luka, debridement, dan dressing terapi hiperbarik ini dilakukan selama 13 hari (2
(pembalutan) [11]. minggu) untuk mendapatkan hasil yang optimal,
Tindakan pertama kali yang dilakukan oleh yaitu: munculnya jaringan granulasi dan
perawat adalah melakukan pengkajian terhadap epitelisasi. Menurut Gitarja bahwa fase
kondisi luka dengan membuka perban. Menilai proliferasi terjadi antara 1 hingga 3 minggu
kondisi luka dengan menggunakan 13 item dengan ditandai munculnya fibroblast, terbentuk
BWAT dengan dibantu oleh peneliti, kemudian jaringan kolagen, sel makrofag, terjadi
melakukan pencucian luka dengan angiogenesis, tumbuh jaringan granulasi dan
menggunakan nacl 0,9% dan dikombinasikan epitelisasi jaringan [11]. Menurut peneliti,
dengan pijatan dan gosokan lembut pada area penyembuhan luka akan secara otomatis terjadi,
luka. Menurut Gitarja, teknik pencucian luka apabila kondisi luka yang baik, tanpa komplikasi
yang sering dilakukan diantaranya teknik penyerta sehingga memungkinkan luka akan
swabbing, scrubbing, showering, hydroteraphi, beregenerasi pada lingkungan yang kondusif.
whirlpool dan bathing. Tehnik swabbing dan Berdasarkan hasil penelitian ini, faktor yang
scrubbing tidak terlalu dianjurkan karena dapat berperan dalam proses penyembuhan luka
menyebabkan trauma pada jaringan granulasi meliputi: status nutrisi, usia, derajat kedalaman
dan epithelium juga mambuat bakteri luka, dan kondisi hiperglikemia pada responden.
berdistribusi, bukan mengangkat bakteri. Pada Terbukti bahwa pada pasien ulkus diabetik
saat menggosok atau scrubbing dapat dengan kondisi hiperglikemi akan menghambat
menyebabkan perdarahan sehingga luka proses penyembuhan luka. Karena itulah kontrol
menjadi terluka sehingga dapat meningkatkan metabolik harus tetap dijalankan selama periode
inflamasi atau dikenal dengan persisten perawatan luka pada responden, hingga gula
inflamasi [11]. darah terkontrol, dengan harapan penyembuhan
Teknik showering, whirpool, bathing adalah luka akan berjalan dengan optimal.
teknik yang paling sering digunakan.
Keuntungan dari teknik ini adalah dengan Simpulan dan Saran
tekanan yang cukup dapat dapat mengangkat
bakteri yang terkolonisasi, mengurangi trauma, Kesimpulan dari hasil penelitian adalah ada
dan mencegah infeksi silang serta tidak pengaruh yang amat sangat bermakna antara
menyebabkan luka menjadi trauma. Tehnik yang metode rawat luka modern dengan terapi
dilakukan oleh perawat adalah mengkombina- hiperbarik terhadap proses penyembuhan luka
sikan tehnik pencucian dengan hydrotherapy, ulkus diabetik pada pasien diabetes mellitus di
yaitu pencucian luka dengan memberikan Jember Wound Center (JWC) Rumah Sakit Paru
semprotan pada luka dengan menggunakan air Jember, hal ini dibuktikan dengan hasil uji t

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), Agustus,2015


Usiska, et al, Pengaruh Metode Rawat Luka Modern dengan Terapi Hiperbarik terhadap Proses .

dependen dengan p value (0,000)<(0,05) 27 (5), p. 1047-105. (http://www.who.int/


yang berarti memiliki nilai amat sangat diabetes/facts/en/diabcare0504.pdf,diakses
bermakna. pada tanggal 13 April 2014).
[8] RISKESDA, 2013. Riset Kesehatan Dasar
Saran yang direkomendasi oleh peneliti Tahun 2013. Badan Penelitian dan
adalah terapi hiperbarik dapat dijadikan alternatif Pengembangan Kesehatan Kementerian
pengobatan terbaru dalam menangani Kesehatan RI Tahun 2013.
permasalah luka ukus diabetik dengan rawat [9] Dinkes Jatim. 2012. Profil Kesehatan
luka modern sehingga meyakinkan pada Provinsi Jawa Timur Tahun 2012.
masyarakat bahwa luka ulkus diabetik dapat (http://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokum
disembuhkan en/1380615402_profil_kesehatan_provinsi_
jawa_timur_2012.pdf, diakses pada tanggal
Ucapan Terima Kasih 13 April 2014).
[10] Riyanto, Budi. 2007. Infeksi pada kaki
Penulis menyampaikan terima kasih kepada diabetik. Semarang: Universitas
responden penelitian, staf karyawan, dan Diponegoro.
petugas kesehatan di Jember Wound Center [11] Gitarja, Widasari. 2008. Perawatan Luka
(JWC) Rumah Sakit Paru Jember, yang Diabetes.Edisi 2 Bogor. Wocare Publishing.
membantu peneliti dalam melaksanakan [12] Waspadji, Sarwono. 2009. Kaki Diabetik,
penelitian. dalam Sudoyo, Aru. 2009. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Ed.V Jilid III. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Daftar Pustaka [13] Mahdi, Harijanto. 2009. Ilmu Kesehatan
Bawah Air dan Hiperbarik. Surabaya.
[1] Hasnah. 2009. Pencegahan penyakit
Lembaga Kesehatan Keangakatan Lautan
Diabetes Mellitus tipe 2. FIK Keperawatan
(Lakesla).
UIN : Makassar. Jurnal Media Gizi Pangan,
[14] Harris, C., Barbara B.J., Parslow, N.,
Vol. VII, Edisi 1, Januari-Juni 2009. (http://
Raizman, R., Singh M. 2009. The Journal
www.academia.edu/5595120/1-pencegah
of wound care canada: The Bates-Jensen
an-penyakit-diabetes-mellitus, diakses pada
Wound Assessment Tool (BWAT):
tanggal 13 April 2014).
Development of a Pictorial Guide for
[2] Poerwanto, Angga. 2012. Mekanisme
Training Nurses Volume 7, Number 2, 2009.
Terjadinya Gangren Pada Penderita
(http://www.southwesthealthline.ca, diunduh
Diabetes Mellitus. FK-UWK: Surabaya.
pada tanggal 13 April 2014).
[3] Smeltzer & Bare. 2001. Buku Ajar
[15] Suriadi. 2007. Manajemen luka. STIKEP
Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Muhammadiyah. Pontianak.
Suddarth (Vol. 2) edisi 11. Jakarta: EGC.
[16] Veves, Aristidis. 2006. The Diabetic Foot.
[4] American Diabetes Association (ADA).
2nd ed. Ner Jersey. Hurana Press.
2007. Diagnosis and Classification of
[17] Gabriel, A., Mussman, J., Rosenberg, L.Z.,
Diabetes Mellitus. Diabetes Care.
Torre, J.I. 2009. Wound Healing, Growth
(http://www.anidiab.com/es/doc/
Factors. (http://www.dermaclose.com/docu
diagnostico_y_clasificacion_de_la_dm.pdf,
ment-items/education-training/wound-treat-
diakses pada tanggal 13 April 2014).
ment/wound-healing.pdf, diakses tanggal
[5] Clayton & Tom. 2009. A Review of The
07 September 2014).
Pathophysiology; Clasification and Treat-
[18] Morison, Moya. 2004. Manajemen Luka.
ment of Foot Ulcer in Diabetic Patient. (http:
Alih Bahasa oleh Tyasmono A.F. Jakarta:
//www.clinical_diabetes_mellitus./article.htm
EGC.
, diakses pada tanggal 13 April 2014).
[19] Mathieu, Daniel. 2006. Handbook on
[6] NIDDK. 2008. Diagnosis of Diabetes,
Hyperbaric Medicine. Lille, France.
National Institute of Diabetes and Digestive
Springer.
and Kidney Diseases. (http://www.niddk.
[20] PERKENI. 2011. Konsensus pengelolaan
nih.gov, diakses pada tanggal 4 Juli 2014).
dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di
[7] Wild S., Roglic G., Green A., Sicree
Indonesia. (http://ml.scribd.com/doc/73323
R., King H. 2004. Global Prevalence of
977/Konsensus-DM-Tipe-2-Indonesia-2011,
Diabetes: Estimates for The Year 2000 and
diakses pada tanggal 13 April 2014).
Projections for 2030. Diabetes Care Volume

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), Agustus,2015


Usiska, et al, Pengaruh Metode Rawat Luka Modern dengan Terapi Hiperbarik terhadap Proses .

[21] Bryant & Nix. 2007. Acute & Chronic


Wounds. Current Management Concepts.
USA. St. Missouri. Mosby Elsevier.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), Agustus,2015

You might also like