You are on page 1of 3

Telaah Jurnal Gerontik Format PICOT

EFFECTS OF FOOT REFLEXOLOGY INTEGRATED WITH MEDICAL USE ON


HEMOGLOBIN A1C AND ANKLE BRACHIAL INDEX IN OLDER
ADULTS WITH TYPE 2 DIABETES MELLITUS

Abstract

OBJECTIVE: To compare hemoglobin A1c (HbA1c) levels and ankle brachial index (ABI) in
older adults with type 2 diabetes mellitus (T2DM) between the experimental group and the
control group two months after receiving the foot reflexology program, and to compare
HbA1c levels and ABI in older adults with T2DM in the experimental group before and two
months after receiving the foot reflexology program.
MATERIALS AND METHODS: A randomized experimental design with a randomized
controlled two-group pretest-posttest design. The purpose of the study was to investigate the
effects of foot reflexology integrated with medication use on HbA1c and ABI in older adults
with T2DM who sought treatment at the diabetes clinic of Manorom Hospital, Manorom
District, Chai Nat Province. The study sample consisted of 40 older adults with T2DM who
sought treatment at the diabetes clinic who met the inclusion criteria. The subjects were
recruited through random sampling, with 20 assigned into the experimental group and the
other 20 into the control group. The subjects in the experimental group received foot
reflexology every day for a period of two months, while those in the control group did not
receive such treatment. All of the subjects in both groups received pharmacological treatment
of diabetes with either oral medication or insulin injection as prescribed in the treatment
plan based on their measurements with HbA1c used the ARRAY High Performance Liquid
Chromatography (HPLC), and ABI level use the doppler ultrasound with handheld doppler
probe. Data were analyzed using inferential statistics, Independent t-test and Paired t-test.
RESULTS: The results revealed that after receiving foot reflexology, the HbA1c of the
experimental subjects was lower than that of the control subjects (t = 2.76, p = 0.009, SD =
1.37). In addition, their ABI levels in the right leg and left leg were higher than those of the
control subjects (t = 5.921, p < 0.001, SD = 0.044 and t = 9.155, p = < 0.0001, SD = .016
respectively). Also, after receiving foot reflexology, the subjects in the experimental group
had lower HbA1c (t = 10.54, p < 0.001, SD = 0.96) and ABI levels in their right leg and left
leg (t = -8.475, p < 0.001, SD = 0.044 and t = -10.249, p < 0.001, SD = 0.060 respectively).
CONCLUSION: Foot reflexology can reduce HbA1c and increase ABI in older adults with
T2DM. It can be implemented as a complementary therapy to control diabetes and reduce
severity of complications of diabetic foot in older adults with T2DM.

Keywords: foot reflexology, older adults with type 2 diabetes, hemoglobin A1c, ankle
brachial index, HbA1c, ABI
PENGARUH PIJAT KAKI REFLEKSI TERPADU DENGAN PENGOBATAN MEDIS
PADA HEMOGLOBIN A1c DAN ANKLE BRACHIAL INDEX PADA DEWASA TUA
DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2

ANALISIS DENGAN FORMAT PICOT


1. POPULASI dan SAMPEL
Populasi : pasien dewasa tua dengan DM Tipe 2 yang mencari pengobatan di klinik diabetes
yang ditemui.
Sampel : 40 responden dengan masing-masing untuk kelompok intervensi dilakukan
penelitian dengan pijat refleksi dengan pengobatan insulin dan kelompok kontrol tanpa
perlakuan hanya pengobatan DM dengan insulin saja.
2. INTERVENSI
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental acak (randomized
experimental design) dengan metode pretest-postest dua kelompok kontrol acak (randomized
controlled two-group pretest-posttest), artinya penelitian yang dilakukan secara acak untuk
mengetahui penilaian sebelum dan sesudah perlakuan dengan 2 kelompok kontrol. Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling yaitu pengambilan sampel
secara acak dengan orang yang menderita kaki diabetes sampai dengan jumlah sampel
terpenuhi.
3. COMPARASION
Pembanding pada jurnal ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Jeong dan Castro,
et al. Menurut penelitian yang dilakukan Jeong yang mempelajari efek self-refleksi kaki pada
pasien dengan DMT2 dan menemukan bahwa self refleksi kaki membantu mengurangi
perifer neuropati, terutama mati rasa dan rasa sakit dan merangsang sirkulasi darah ke kaki
langsung yang membantu mengurangi hilangnya sensasi ke kaki dan tekanan kaki. Hal ini
juga mengalami penurunan HbA1c dua jam setelah makan dan mengurangi rasa sakit dan
mati rasa pada kaki yang merupakan akibat komplikasi sistem saraf perifer di penderita
diabetes. Dan Penelitian yang dilakukan oleh Castro-Snchez, et al. juga menemukan bahwa
tekanan darah kaki bagian bawah dan darah sirkulasi di kaki meningkat statistik significan.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pijat relaksasi menjadikan sirkulasi lebih baik
pada pembuluh darah di kaki orang-orang dengan DMT2.

4. OUT CAME
Rata-rata tingkat HbA1c dan ABI yang lebih tua orang dewasa dengan DMT2 dari
kelompok yang menerima 2 bulan Program Pijat refleksi kaki dan kelompok yang tidak
menerima refleksi kaki dibandingkan. Ditemukan bahwa setelah menerima Program pijat
refleksi kaki selama 2 bulan, tingkat HbA1c rata-rata kelompok eksperimen lebih rendah
dibandingkan kontrol kelompok, dan statistik signifikan pada 0,05 (t = 2,76, p = 0,009, SD =
1,37), dan nilai rata-rata arteri perifer lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol,
dan statistik signifikan pada 0,001 tingkat (t = 5,921, p < 0,001, SD = 0,044 dan t =
9,155, p = <0,001, SD = 0,016, masing-masing).
Perbandingan tingkat rata-rata HbA1c dan ABI orang dewasa tua dengan diabetes
mellitus tipe 2 yang kelompok kontrol setelah menerima program pijat refleksi kaki selama 2
bulan menunjukkan bahwa tingkat HbA1c rata-rata adalah lebih rendah dari sebelum
menerima program refleksi kaki, dan statistik signifikan pada 0,001 tingkat (t = 10,54, p <
0,001, SD = 0,96) dan ABI adalah lebih tinggi dari sebelum menerima program ini, dan
statistik signifikan pada 001 tingkat (t = -8,475, p <0,001, SD = 0,044 dan t = -10,249, p
<0,001, SD = 0,060, masing-masing).

5. TIME
Penelitian ini dilakukan di klinik diabetes dari Rumah Sakit Manorom, District
Manorom, Chai Nat Provinsi antara 5 Januari sampai 30 Juni 2015.

MANFAAT DAN KEKURANGAN


1. Manfaat
a. Pijat refleksi kaki merupakan metode yang membutuhkan ketangkasan dan ketelitian
dan menyediakan lebih banyak manfaat khusus, salah satunya akan membantu
memperlambat keparahan penyakit pembuluh darah perifer pada orang-orang dengan
DMT2 dan efektif mengurangi hilangnya kaki atau amputasi kaki.
2. Kekurangan
Penelitian ini tidak lepas dari peran pengobatan medis juga untuk menurunkan gula dalam
darah, yaitu dengan insulin dan obat minum, maka dapat menjadi faktor bias terhadap hasil
penelitian yang menggunakan program pijat refleksi kaki untuk penderita diabete tipe 2.

SIMPULAN DAN SARAN


1. Simpulan
Refleksi kaki dapat membantu mengurangi HbA1c dan meningkatkan ABI pada orang
dewasa tua dengan DMT2. Hal ini dapat diimplementasikan sebagai terapi komplementer
untuk mengendalikan diabetes dan mengurangi keparahan komplikasi pada kaki diabetik
pada orang dewasa tua dengan DMT2.

2. Saran
Perlu dilakukan evaluasi terhadap pijat refleksi kaki yang dilakukan pada orang
dewasa tua dengan DMT2 tanpa penggunaan obat medis insulin, agar terapi ini betul-betul
memiliki hasil yang signifikan sebagai terapi untuk menurunkan tingkat HBA1c dan
meningkatkan ABI pada orang dewasa tua dengan DMT2.

You might also like