You are on page 1of 7

ARTIKEL

EFEK EKSTRAK AIR DAN ALKOHOL PADA SIWAK


(Salvadora persica L.) TERHADAP PENINGKATAN
AKTIVITAS DAN KAPASITAS FAGOSITOSIS SEL
MAKROFAG

*Sofnie Marusin, **Chairul


* Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Batan, Jln. Cinere Pasar Jumat, Jak-Sel,
e-mail : sofnie@batan.go.id
** Lab. Bahan Alam, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong Science Center,
Cibinong, Indonesia

EFFECT OF WATER AND ALCOHOL EXTRACTS OF SIWAK (SALVADORA PERSICA L.) ON


ACTIVITY AND CAPACITY OF MACROPHAGE CELLS

Abstract
This research was conducted to observe immunomodulator properties by in vitro assay of water and
alcohol extracts of siwak(Salvadora persica L.) had been done by observing Specific Phagositosis
Activity (SPA) and Index Phagositosis (IP) of mice peritonium macrophage cells level induced by S.
epidermidis bacteria. Each extracts was tested at various concentration in logarithmic order (0.1, 1.0,
10.0 and 1000 g), and Echinae extract (1000 g) and distilled water had been used as positive and
negative control, respectively. The results showed the remarkable phagocytosis activity (SPA) and
Index Phagocytosis (IP) of water and alcohol extracts at various concentration of 0.1, 1.0, 10.0 and
1000 g/mL on S. epidermidis bacteria and gave different significantly from the number of phagocytosis
bacteria by macrophage cells compared to positive and negative control. And the extract in higher dose
(1000 g/ml) had higher SPA and IP compared to negative control (>50%). Almost all tested extracts
resulted in increasing SPA (62 95%) and IP (625 955), respectively. Increasing of the doses
administration caused in the increasing of SPA and IP level in straight proportion. Alcohol extract also
resulted in better SPA and IP level compared to water extract. All tested extracts at 1000 g/ml
concentration enhance the SPA and IP level. Water extract enhanced SPA and IP at the level of 57.7
and 76.1%, while alcohol extract enhanced 82,7% and 90,2% compare to negative control,
respectively. The efective of SPA and IP of the tested extracts as imunostimulant was in low dose (0
100 g), but administration of extract in higher doses (100- 1000 g) indicated imunorestoration
tendency, especially on water extract. Doses of extract administration resulted in significant difference
(P<0.05) of SPA and IP.

Keyword: Salvadoraceae; Salvadora persica L.; Siwak, Immunomodulator, phagocytosis, Macrophage


cell.

Abstrak
Siwak (Salvadora persica L.) adalah sejenis tumbuhan yang (terdapat dalam Al-Quran, Surah 34:16)
ranting dan akarnya digunakan sebagai sikat gigi. Pada penelitian ini telah dilakukan uji
imunomodulator dari ekstrak air dan alkohol ranting siwak dengan melihat peningkatan
aktivitas/spesific phogositosis activity (SPA) dan Kapasitas/index phagositosis (IP) sel makrofag
peritonium mencit (Mus musculus) yang diinduksi dengan bakteri Stahylococcus epidermidis. Masing-
masing ekstrak diberikan dengan variasi dosis (0.1 g - 1000 g), dan ekstrak Echinae (1000 g), air
suling yang digunakan sebagai kontrol positif dan negatif. Hasil skrining aktivitas fagositosis (SPA) dan

38 Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor 1, Maret Tahun 2012


kapasitas fagositosis (IP) ekstrak air dan alkohol terhadap bakteri S. epidermidis dengan variasi dosis
logaritma perlakuan 0.1 1000 g menunjukkan adanya perbedaan yang cukup signifikan dari jumlah
bakteri yang difagositosis oleh sel makrofag dibandingkan kontrol (-)(>50%). Hampir semua ekstrak
siwak yang diuji memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan SPA dan IP berturut-turut 62 95% dan
IP 625 955. Peningkatan dosis yang diberikan berbanding lurus dengan peningkatan SPA dan IP.
Ekstrak alkohol yang memberikan SPA dan IP yang lebih baik dibandingkan ekstrak air. Semua ekstrak
yang diujikan pada konsentrasi 1000 g memberikan peningkatan SPA dan IP ekstrak air mempunyai
kenaikan berturut-turut 57.7 dan 76.1%, sedangkan ekstrak alkohol 82,7 dan 90,2% dibandingkan
kontrol (-). SPA dan IP yang diperlihatkan oleh bahan uji pada pemberian dosis 0 100 g memberikan
efek imunostimulan, sedangkan pada dosis tinggi 100- 1000 g cenderung memberikan efek
imunorestorasi terutama ekstrak airnya. Analisis statistic memberikan perbedaan SPA dan IP yang
signifikan antara dosis perlakuan.

Kata kunci : Salvadoraceae; Salvadora persica L.; Siwak, Immunomodulator, Fagositosis, sel makrofag.

Submit: 16 Agustus 2011, Review 1: 25 Agustus 2011, Review 2: 25 Agustus 2011, Eligible article: 21 November 2011

Pendahuluan infeksi mikroorganisme), kemudian sel fagosit


mengikat/memakannya melalui reseptor non

A
danya senyawa-senyawa kimia
spesifik. Bila mikro-organisme sudah berada dalam
Concanavalin (Con A), Phytohemag-
sel, lisosom akan bergabung dengan fagosom
glutinin (PHA), Cyclosporin, Cyclo-
membentuk fagolisosom dan selanjutnya
phosphamide (Cytoxan), Curcumin, echinacin dan
mikroorganisme dapat dibunuh dengan mekanisme
Tactrolimus (FK 506) yang dapat meningkatkan
mikro-bisidal.1,2,3, 4,5
atau menekan efektivitas sistem imun sangat
membantu untuk mengatasi masalah sistem imun Penggunaan tanaman obat pada awalnya
pada manusia. Dalam ilmu kedokteran, imunitas didasarkan pada pengalaman empiris nenek moyang
pada mulanya berarti resisten relative terhadap kita, sehingga perlu dilakukan penelitian ilmiah
suatu mikroorganisme. Resisten terbentuk untuk membuktikan khasiatnya. Salah satu khasiat
berdasarkan respon imunologik. Selain mem-bentuk bahan alam yang mulai banyak diteliti adalah
resistensi terhadap suatu infeksi, respon imun juga aktivitas sebagai imunostimulan, yaitu zat yang
dapat mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit. dapat merangsang sistem imun atau memperbaiki
Oleh karena itu pada masa sekarang arti respon fungsi sistem imun.1 Banyak tanaman obat yang
imun sudah lebih luas, yang pada dasarnya telah terbukti berkhasiat sebagai imunostimulan,
mencakup pengobatan maupun pencegahan suatu imunosupreesan dan imunorestorasi. Saat ini
penyakit pengaruh faktor atau zat asing yang terdapat beberapa jenis tumbuhan telah digunakan
berasal dari luar tubuh. Efektivitas sistem imun sebagai imuno-modulator, antara lain; Allium
dapat menurun karena berbagai faktor, diantaranya sativum, Andrographis paniculata, Curcuma
karena usia atau penyakit. Proses fagositosis xanthorriza, Echina angustifoloia, Plantago major,
merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh Phyllanthus niruri, Zingiber officinalis dll.4,5
(immun) non spesifik dalam menghadapi serangan Siwak (Salvadora persica L.) merupakan
berbagai benda asing, termasuk mikroorganisme. tumbuhan yang penting berasal dari Arab Saudi dan
Sel utama yang berperan dalam fagositosis (disebut Negara-negara Afrika Utara. Ranting dan akarnya
sel fagosit) adalah sel mononuklear (monosit dan yang telah dipotong-potong lebih kurang sejengkal,
makrofag) dan sel polimorfonuklear atau granulosit banyak dijual selama musim haji digunakan sebagai
(terutama netrofil). Proses fagositosis yang efektif sikat gigi dan mempunyai khasiat sebagai
pada invasi mikroorganisme dini dapat mencegah antibakteri terutama bakteri yang terdapat di
timbulnya penyakit. Secara keseluruhan, mulut.7,8,9,10,11
penghancuran mikroorganisme dalam proses Siwak diketahui mengandung minyak atsiri
pertahanan tubuh terjadi dalam beberapa tahap, dan berbagai senyawa kimia lainnya antara lain,
yaitu kemotaksis (gerakan sel fagosit ke tempat senyawa organik trietilamin, alkaloid (salvo-

Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor 1, Maret Tahun 2012 39


dorine), flavonoid, antraquinon, tannin, saponin, Simplisia yang telah dirajang dan
sterol, vitamin C dan senyawa an-organik yaitu, dikeringkan timbang 100 gram duplo, kemudian
klorida, kalsium, sejumlah besar fluorida, silika dan masing-masing diekstraksi dengan dengan cara
sulfur. Diketahui bahwa komponen kimia minyak maserasi menggunakan air dan etanol 95% selama
atsiri yang terdapat pada daun miswak terdiri dari 24 jam. Filtratnya disaring dan dipisahkan,
benzil nitrile, eugenol, thymol, isothymol, penyarian dilakukan sampai filtrat tidak berwarna
eucalyptol, isoterpinolen, dan beta-caryophyllen.13 lagi selanjutnya kumpulkan filtrat dikeringkan
Menurut Khalil (2006), hasil investigasi fitokimia dengan evaporator dan freeze dryer sehingga
pada rantingnya telah diindifikasi terdapat diperoleh ekstrak kering dengan bobot tetap yaitu
beberapa senyawa amida antara lain, ekstrak air dan etanol 95 %.
butanediamide, N1,N4-bis (phenylmethyl)-2(S)- B. Uji Aktivitas Fagositosi
hydroxy-butanediamide, N-benzyl-2-
Aktivitas imunostimulan ditentukan dengan
phenylacetamide, N-benzylbenzamide and
menghitung aktivitas fagositosis dan kapasitas
benzylurea.12
fagositosis sel makrofag peritonium mencit. Nilai
Dari penelusuran pustaka sampai saat ini aktivitas fagositosis (SPA) adalah persentase sel
dijumpai beberapa penelitian yang berkaitan dengan makrofag yang aktif melakukan proses fagositosis
penggunaan atau khasiat (efikasi) lainnya dari di antara 100 sel makrofag.
siwak yaitu, sebagai obat cacing, peluruh batu pada
kandungan kemih, repelen, sitotoksik, antikanker, Aktivitas fagositosis (%) = jumlah sel makrofag aktif x 100%
antikonvulsan, sedative dan anti ulcer. Oleh karena
jumlah sel makrofag total
itu kami tertarik untuk melakukan penelitian dari
siwak yang berhubungan dengan imun atau sistem
kekebalan tubuh. Pada kesempatan ini dilaporkan Kapasitas fagositosis (IP) = jumlah bakteri yang
hasil skrining efektivitas dan kapasitas fagositosis difagosit oleh 50 sel makrofag.
sel makrogfag peritoneum mecit (Mus musculus)
yang diinduksi dengan S. epidermidis terhadap Sebelum dilakukan uji fagositosis, terlebih
ekstrak air dan alkohol 95% dari siwak (Salvadora dahulu dilakukan uji viabilitas untuk mengetahui
persica) untuk mengetahui efektivitas kemampuan hidup sel makrofag dan perhitungan
imunomodulatornya. jumlah sel. Viabilitas dinyatakan dengan persentase
jumlah sel makrofag yang hidup terhadap jumlah
sel makrofag total. Nilai viabilitas yang
Bahan dan Cara dipersyaratkan adalah tidak kurang dari 95 %.
Bahan Uji 1. Aklimatisasi Hewan Percobaan. (Malole,
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini M.B.M., dkk, 1989) Sebelum digunakan,
adalah: Shajar al-Miswak (Arabic) atau Siwak hewan percobaan harus diadaptasikan dengan
(Salvadora persica L.) yang dibeli di Mekah, Saudi lingkungan. Aklimatisasi dilakukan minimal
Arabia, yang diekstraksi menggunakan pelarut selama 14 hari dan selama waktu tersebut
etanol 95% ( p.a); EDTA 0,2 M (anti koagulan); hewan percobaan hanya diberi makan dan
PBS (Phosphate Buffer Saline); ektrak Echinae minum hingga mencapai bobot yang
(Im-Boost) diperoleh dari PT. SOHO. diharapkan 30 g.
Hewan coba: mencit putih (Mus musculus) 2. Pembuatan Mdium Pertumbuhan Bakteri
galur Swis Webster (jantan), suspensi bakteri uji S. (Michaelson, S., 1998).
epidermis dan Giemsa untuk pewarnaan. a. Pembuatan Phosphate Buffer Saline (PBS).
Alat: Alat yang digunakan antara lain, Natrium klorida 2,0 gram, kalium klorida 50
Autoklaf, incubator, sentrifus, Mikropipet (pipet mg, dinatrium hidrogen fosfat 0,38 gram dan
effendof), seperangkat alat-alat gelas yang telah kalium dihidrogen fosfat dilarutkan dalam
disterilkan, alat bedah, mikroskop cahaya, aquades hingga volume 250 mL.
spektrofotometer UV/Vis, dan haemositometer b. Pembuatan Agar Miring Mueller Hinton.
Sebanyak 3,8 gram Mueller Hinton Agar
Metode dilarutkan dalam 100 mL aquades dan
A. Pembuatan ekstrak dididihkan untuk melarutkan medium dengan
sempurna. Kemudian dimasukkan ke dalam

40 Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor 1, Maret Tahun 2012


tabung reaksi besar bertutup kapas masing- diteteskan larutan PBS sebanyak kurang lebih
masing sebanyak 15 mL dan disterilkan, 3 mL. Abdomen diusap perlahan dengan
selanjutnya dimiringkan dan didinginkan tangan selama 2-3 menit kemudian cairan
hingga padat. peritonium disedot dengan pipet steril dan
c. Pembuatan Medium Cair Nutrient Broth. dimasukkan ke dalam vial.
Sebanyak 1,3 gram Nutrient Broth dilarutkan 7. Perhitungan Jumlah Sel Makrofag dan Uji
dalam 100 mL aquades dan dipanaskan jika Viabilitas Sel
perlu untuk melarutkan medium dengan Suspensi sel makrofag dicampur dengan
sempurna. Kemudian dimasukkan ke dalam larutan tripan biru 0,08% dalam PBS (harus
tabung reaksi kecil bertutup kapas masing- dibuat baru) sama banyak, lalu dimasukkan ke
masing sebanyak 10 mL dan disterilkan. counting chamber hemositometer. Selanjutnya
3. Pembuatan Larutan Uji. Masing-masing dilakukan perhitungan jumlah sel yang hidup
ekstrak yang telah dibuat dilarutkan dalam (tidak terwarnai oleh tripan biru) dan jumlah
larutan PBS dengan variasi konsentrasi total sel untuk mengetahui viabilitas sel.
logaritma 0,1, 1,0, 10,0 dan1000 g/ml dan Perhitungan jumlah sel makrofag dilakukan
untuk meningkatkan kelarutan tambahkan dengan cara menghitung jumlah sel dalam 80
beberapa tetes DMSO. kotak kecil di bagian tengah. Karena diketahui
4. Pembuatan Suspensi Bakteri Staphylococcus bahwa volume cairan dalam chamber = 0,1
epidermidis (FI IV, 1995) mm3 dan jumlah kotak kecil total adalah 400
Bakteri Staphylococcus epidermidis yang maka jumlah sel/mL dapat dihitung.
tumbuh pada agar miring MHA diambil 8. Uji Fagositosis (Sheehan, P.C., et. al., 1980,
dengan menggunakan ose steril, lalu ditanam Wagner and Jurcic, 1991, Wagner, H., 1999)
dalam 10 mL medium NB cair secara aseptik, 200 L suspensi bakteri, 200 L sel makrofag
diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 370C, dan 200 L larutan uji diinkubasikan selama
kemudian disentrifuge 3000 rpm selama 1 jam. 30 menit pada suhu 370C, kemudian
Supernatannya dibuang, lalu pelet yang ditambahkan 50 L larutan Na2EDTA 0,2 M
diperoleh disuspensikan dalam 10 mL PBS. untuk mengakhiri fagositosis. Sebagai kontrol
Kekeruhannya diukur dengan spektrofotometer
positif digunakan 200 L suspensi bakteri, 200
pada 580 nm dan disesuai-kan hingga
L sel makrofag dan 200 L larutan levamisol
diperoleh suspensi dengan transmitan 25%
HCl dengan konsentrasi yang sama dengan
(setara dengan 109 sel/mL)..
larutan uji dan sebagai kontrol negatif
5. Sterilisasi Peralatan dan Bahan (Dwijoseputro, digunakan 200 L suspensi bakteri, 200 L sel
D., 2003)
makrofag dan 200 L larutan PBS. Masing-
Alat-alat yang akan digunakan pada proses uji masing dibuat preparat ulas dengan cara
imunostimulan harus disterilkan dalam oven meneteskan 100 L campuran suspensi ke
pada suhu 1200C selama 5 jam. Bahan-bahan kaca obyek, mengusapnya dengan kaca obyek,
seperti Phosphate buffered saline (PBS), lalu dikeringkan dan difiksasi dengan metanol
aquades dan medium pertumbuhan bakteri selama 6 menit. Kelebihan metanol dibuang.
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C
Dilakukan pewarnaan dengan mencelupkan-
selama 20 menit. Sebelum digunakan, lampu
nya ke dalam larutan Giemsa 2% dan
UV pada laminair air flow dinyalakan selama
didiamkan selama 45 menit. Setelah itu
2 jam.
dicelupkan empat kali ke dalam asam asetat
6. Penyiapan Sel Makrofag Peritonium Mencit 1%, dibilas dengan aquades mengalir,
Mencit dianestesi dengan kapas yang diba- diletakkan dengan posisi vertikal dan dibiarkan
sahi eter. Setelah mati, kulit bagian abdomen mengering di udara. Preparat apus/ulas yang
dibersihkan dengan etanol 70% dan dikelupas sudah jadi diamati di bawah mikroskop dengan
dengan gunting. Membran peritonium perbesaran 10 x 40. Kemudian dilakukan
dibersihkan dengan etanol 70% kemudian penetapan aktivitas dan kapasitas fagositosis
digunting sedikit hingga rongga peritonium sel makrofag.
berlubang. Ke dalam rongga peritonium C. Perhitungan statistik

Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor 1, Maret Tahun 2012 41


Uji ANOVA satu arah dan dilanjutkan perlakuan 0.11000 g menunjukkan adanya
dengan metode Beda Nyata Terkecil (BNT). perbedaan yang cukup signifikan. Ini terjadi
Dengan mengunakan metode tersebut diatas, hasil tergantung pada jumlah sel makrofag yang
pengamatan setiap kelompok dapat langsung memfagositosis bakteri baik ekstrak air maupun
dibandingkan terhadap kelompok lain dan tidak ekstrak etanol serta dosis yang diberikan dari
hanya dibandingkan dengan kontrol dilakukan masing-masing jenis ekstrak yang diuji. Hampir
terhadap masing-masing kelompok uji, baik semua ekstrak siwak (lihat pada metode) yang diuji
aktivitas dan kapasitas fagositosis dari variasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan SPA
konsentrasi logaritma yang diberikan 0,11000 62%-95% dan IP 625955 bila dibandingkan
g/ml maupun terhadap konrol (-) dan kontrol (+) kontrol K (-), kontrol (+) SPA 52% menjadi 97% ,
dengan nilai signifikan p > 0.05 terhadap kontrol (-) sedangkan IP 502 menjadi 1076. Dari hasil dapat
dan nilai signfikan p > 0.05 terhadap kontrol dilihat bahwa ekstrak etanol yang memberikan SPA
(+).(Sudjana, 1994). Analisa data menggunakan dan IP yang cukup baik dengan peningkatan SPA
piranti lunak (software SPSS 12.0) yang dan IP berbanding lurus dengan konsentrasi. Kalau
berdasarkan pada homogenitas dari setiap variabel dilihat masing-masing peningkatan SPA dan IP
dan nilai kenormalan dari setiap varian grup pada konsentrasi 1000 g dibandingkan kontrol (-),
diperoleh hasil pengujian dengan nilai homo- terlihat bahwa SPA ekstrak air mempunyai
genitas terdistribusi homogen dan nilai kenormalan kenaikan 57.7% dan IP 76.1%, sedangkan ekstrak
terdistribusi normal dapat diketahui. alkohol SPA (82,7%) dan IP (90,2%). (Tabel 1).
Kalau dilihat dari grafik peningkatan SPA dan IP
Hasil dan Pembahasan yang berbanding lurus dengan konsentrasi, maka
dapat dikatakan bahwa peningkatan yang tajam dari
Hasil ekstraksi ranting siwak, dengan penyari
masing-masing ekstrak dan K (+) terjadi pada
air diperoleh 1017%, dan penyari etanol 95%
konsentrasi antara 0.1 100 g, sedangkan pada
diperoleh rendemen 17-22%. Dalam hal ini
konsentrasi 100 1000 g terlihat peningkatannya
berarti pada ekstrak etanol lebih banyak bahan
tidak begitu besar, tetapi pada IP dari ekstrak
kimia terkandung dalam simplisia yang dapat tersari
alkohol pada kensentrasi 100 1000 g
(terekstraksi). Sedangkan hasil skrining aktivitas
memperlihatkan peningkatan yang cukup signifikan
fagositosis (SPA) dan kapasitas fagositosis (IP)
dibandingkan ekstrak air (Gambar 1 dan 2).
ekstrak air dan alkohol terhadap bakteri S.
epidermidis dengan variasi dosis logaritma

Tabel 1. Nilai (%) Aktivitas Fagositosis (SPA) dan Kapasitas Fagositosis (IP) Ekstrak Air dan
Alkohol 95% Siwak (S. persica)
Konsentrasi (g) (%) aktivitas fagositosis SPA Kapasitas fagositosis (IP)
K (-) K (+) EA EE K (-) K (+) EA EE
0 52 502
0.1 59* 62* 63* 625* 625* 505*
1 72* 64* 74* 701* 723* 563*
10 82* 72* 81* 762* 805* 733*
100 93* 79* 89* 870* 831* 763*
1000 97* 82* 95* 1076* 884* 955*

SD 2 3 2 15 12 10
Keterangan:
*) Memberikan perbedaan yang bermakna(signifikan) dibandingkan kontrol negatif
K (-) H2O K (+) Ekstrak Echinae (Im-Boost)
EA Ekstrak air EE Ekstrak alkohol 95 %

42 Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor 1, Maret Tahun 2012


100
Kontrol (-)
% Aktivitas sel makrofag

80 Kontrol (+)

Ekstrak air
60
Ekstrak etanol

40

20

0
0 0.1 1.0 10.0 100.0 1000.0
Konsentrasi (ug)

Gambar 1. % Aktivitas fagositosis (SPA) sel makrofag

1200

1000 Kontrol (-)


Kapasitas fogositas

Kontrol (+)
800
Ekstrak air

600 Ekstrak etanol

400

200

0
0 0.1 1.0 10.0 100.0 1000.0
Konsentrasi (ug)
Gambar 2. Kapasitas fagositosis (IP) sel makrofag

Aktivitas dan kapasitas fagositosis yang Hasil uji ANOVA dari masing-masing
diperlihatkan oleh bahan uji, pada pemberian dosis perlakuan memperlihatkan adanya perbedaan yang
0 100 g memberikan efek imunostimulan, signifikan baik aktivitas dan kapasitas fagositosis
sedangkan pada dosis tinggi 100- 1000 g dari variasi konsentrasi yang diberikan maupun
cenderung memberikan efek imunorestorasi terhadap konrol (-) dan kontrol (+) dengan nilai
terutama pada ekstrak air. Aktivitas atau efektivitas signifikan 0.375 (p > 0.05) terhadap kontrol (-) dan
imunomudulator dari siwak tidak lepas dari nilai signfikan 0.56 (p > 0.05) terhadap kontrol (+).
kandungan kimia yang terdapat dalam bahan uji Analisis data dengan SPSS 12.0 yang berdasarkan
tersebut. pada homogenitas dari setiap variabel dan nilai
Menurut Inalci et.al. (2005),17 beberapa kenormalan dari setiap varian grup diperoleh hasil
komponen bioaktif yang berasal dari alam pengujian dengan nilai homogenitas terdistribusi
mempunyai efek pleitropik (mempunyai beragam homogen dan nilai kenormalan terdistribusi normal.
efek fisiologis) dan mempunyai kombinasi berbagai Dengan kata lain bahwa hasil pengujian mempunyai
komponen bioaktif pada satu simplisia atau ekstrak nilai signifikan lebih besar dari 0.05, menyatakan
akan memberikan efek sinergis. Hi diterima (Hi adalah pada tiap kelompok

Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor 1, Maret Tahun 2012 43


perlakuan mempunyai nilai rata-rata yang berbeda). 5. Ebadi M., 2002. Pharmacodynamic Basis of
Dari analisa statistik ini dapat disimpulkan bahwa Herbal Medicine, CRC Press, New York,
terdapat perbedaan yang bermakna dari aktivitas Washingtone DC,
dan kapasitas fagositosis antar ekstrak yang 6. Wagner, H (Editor). 1999. Immunomodulatory
digunakan dan antar variasi konsentrasi perlakuan. Agents from Plants : Search for potent
Aktivitas dan kapasitas fagositosis akan meningkat immunostimulant agents from plants and other
seiring dengan peningkatan konsentrasi yang natural sources, Basel, p. 1-32.
diberikan, artinya aktivitas dan kapasitas fagositosis
7. Farooqi MIH., Plants of the Quran, Sidrah
berbanding lurus dengan konsentrasi yang
Publishers, Lucknow India; 1997, 101 10 2.
diberikan, makin besar konsentrasi yang diberikan
makin besar aktivitas dan kapasitas fago-sitosisnya. 8. Al-Mohaya MA, Darwazeh A, Al-Khudair W.
2002. Oral fungal colonization and oral
candidiasis in renal transplant patients: the
Kesimpulan dan Saran relationship to Miswak use, Oral Surg Oral
Hampir masing-masing ekstrak siwak yang Med Oral Pathol Oral Radiol Endod.,
digunakan dan yang diuji memperlihatkan ,93(4):455-60.
bahwa terjadi peningkatan SPA 62 95% dan 9. al-Otaibi M. 2004. The miswak (chewing
IP 625 955 dibandingkan kontrol K (-) dan stick) and oral health. Studies on oral hygiene
kontrol (+), SPA 52% dan 97%, sedangkan IP practices of urban Saudi Arabians, Swed Dent
502 dan 1076. J Suppl. 167: 2-75.
Dari hasil juga dapat dilihat bahwa ekstrak 10. Darout IA, Albandar JM, Skaug N 2000.
alkohol memberikan SPA dan IP yang cukup Periodontal status of adult Sudanese habitual
baik dengan peningkatan SPA dan IP users of miswak chewing sticks or
berbanding lurus dengan konsentrasi. toothbrushes, Acta Odontol Scand. 58(1):25-
Kalau dilihat masing-masing peningkatan 30.
SPA dan IP pada konsentrasi 1000 g 11. Sofrata AH, Claesson RL, Lingstrm PK,
dibandingkan kontrol (-), terlihat bahwa SPA Gustafsson AK. 2008. Strong antibacterial
ekstrak air mempunyai kenaikan 57.7% dan IP effect of miswak against oral microorganisms
76.1%, ekstrak alkohol SPA (82,7%) dan IP associated with periodontitis and caries, J
(90,2%) (Perhitungan adalah SPA/IP dikurangi Periodontol. 79(8):1474-9.
K (-) dibagi K(-) dikali 100%, dariTabel 1. 12. Khalil AT.2006. Benzylamides from Salvadora
Perlu dilakukan isolasi dan karakterisasi persica, Arch Pharm Res. 29(11):952-6.
senyawa aktif sebagai imunomodulator dari 13. Alali F., Al-lafi T. 2003. GC-MS analysis and
siwak .(S. persica). bioactivity testing of the volatile oil from the
leaves of the toothbrush tree Salvadora persica
Daftar Pustaka L, Nat Prod Res Jun;17(3):189-94
1. Bratawidjaja, K. 2002. Imunologi Dasar, Ed. 14. Malole, M.B.M., Utami Purnomo, C.S. 1989.
IV, Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Penggunaan Hewan-hewan Percobaan di
Jakarta. Laboratorium, Institut Pertanian Bogor, Bogor,
hal. 94
2. Naingolan, N.1990. Peranan Imunologi dalam
bidang kedokteran, Majalah Kedokteran 15. Michaelson Sam,
Indonesia, Unversitas Sumatera Utara, Medan; http://www.dsto.defence.gov.au.ANTISPAM,
620-624. Thu Nov 12
3. Kresno, S.B. 1996. Imunologi: Diagnosis dan 16. Dwidjoseputro, DF. 2003. Dasar-dasar
Prosedur Laboratorium, Ed. III, Fakultas Mikrobiologi, Penerbit Djambatan, Jakarta,
Kedokteran Universitas Indonesia. hal. 22-23.
4. Mills, S and Bone,K, 2000. Principles and 17. Sheehan, P.C., Hrapchak B.R. 1980. Theory
Practice of Phytotherapy, Modern Herbal and Practice of Histotechnology, Second
Medicine, Churchill Livingstone Edition. Edition, St Louis, hal. 157.

44 Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor 1, Maret Tahun 2012

You might also like