Professional Documents
Culture Documents
Abstract: Binjai is plant that’s widely spread in South Kalimantan. Binjai’s root contains saponins
and tannins as antibacterial. The purpose of study to analyze the differences in inhibitory activity of
binjai’s root ethanol extract against Shigella dysenteriae and Salmonella typhi in vitro. This study used
true experimental studies that’s posttest with control group design, consisting of 10 treatments of binjai’s
root ethanol extract (50%, 55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, 95%) and ciprofloxacin (positive
control). Data analysis was performed by one way ANOVA, post hoc Duncan, and t independent test (α =
0.05). The results of study showed that there were significant differences inhibitory power and inhibitory
power increased with increasing concentration also at the same concentration, the inhibitory activity of
binjai’s root ethanol extract was greater against to Salmonella typhi (23.12 mm) than Shigella dysenteriae
(20.81 mm). Ethanol extract of binjai’s root has optimum inhibition at concentration 90% towards the
growth both of bacteria. The conclusion is there are differences inhibitory activity of binjai’s root ethanol
extract on the growth of Shigella dysenteriae and Salmonella typhi in vitro.
Keywords: antibacterial activity, binjai’s root extract, Shigella dysenteriae, Salmonella typhi, in vitro.
Abstrak Binjai merupakan tanaman yang banyak tersebar di Kalimantan Selatan. Akar binjai
mengandung saponin dan tanin sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
perbedaan aktivitas daya hambat ekstrak etanol akar binjai terhadap Shigella dysenteriae dan Salmonella
typhi secara in vitro. Penelitian ini menggunakan studi true experimental dengan rancangan posttest with
control group design, terdiri dari 10 perlakuan ekstrak etanol akar binjai
(50%,55%,60%,65%,70%,75%,80%,85%,90%,95%) dan siprofloksasin (kontrol positif). Analisis data
dilakukan dengan uji one way ANOVA, post hoc Duncan, dan t independent (α=0,05). Hasil penelitian
menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat yang bermakna dari masing-masing perlakuan dan daya
hambat meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi serta didapatkan pada konsentrasi yang sama,
aktivitas daya hambat ekstrak etanol akar binjai lebih besar terhadap Salmonella typhi (23,12 mm)
dibandingkan Shigella dysenteriae (20,81 mm). Ekstrak etanol akar binjai memiliki daya hambat
optimum pada konsentrasi 90% terhadap pertumbuhan kedua bakteri uji. Simpulannya adalah terdapat
perbedaan aktivitas daya hambat ekstrak etanol akar binjai terhadap pertumbuhan Shigella dysenteriae
dan Salmonella typhi secara in vitro.
Kata-kata kunci: aktivitas antibakteri, ekstrak akar binjai, Shigella dysenteriae, Salmonella typhi, in
vitro.
193
Homeostasis, Vol. 2 No. 1, April 2019: 192-202
194
Suryani GE. dkk. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Akar...
binjai dengan konsentrasi berbeda. Ekstrak Masing-masing bakteri uji yang telah
etanol akar binjai diawali dengan distandarkan dengan Mc Farland I atau
pembuatan simplisia akar binjai. setara jumlah bakteri 3x108 cfu/ml
Isolat bakteri Shigella dysentriae kemudian dengan kapas lidi steril dioleskan
ATCC 13313 dan Salmonella typhi ATCC pada media Muller Hinton Agar. Kemudian
13311 yang digunakan dalam penelitian ini letakan paper disk yang sudah direndam
tumbuh dalam media Salmonella-Shigella dalam masing-masing perlakuan ekstrak
Agar (SSA) dan diinkubasi dalam waktu 24 etanol akar binjai (50%, 55%, 60%, 65%,
jam pada suhu 370C. Koloni hasil 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, 95%) ke dalam
pembentukan selama 24 jam diambil MHA yang sebelumnya berisi isolat bakteri.
menggunakan jarum ose dan disuspensikan Selanjutnya, media uji diinkubasi selama 24
kedalam 0,5 ml BHI cair, kemudian jam pada suhu 370C. Kemudian dilakukan
dilakukan inkubasi selama 8 jam pada suhu pembacaan hasil dengan ukuran dengan
370C dan dilakukan penambahan aquadest zona hambat pertumbuhan bakteri yang
steril pada bakteri di BHI, sehingga diukur dengan caliper mistar menggunakan
didapatkan kekeruhan sesuai dengan skala (mm). Penelitian ini dilakukan di
konsentarasi bakteri pada Mc Farland I Laboratorium Farmakologi dan
sebesar 3x108 CFU/ml. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Ekstrak etanol akar binjai akan dibuat Kedokteran Unlam Banjarbaru.
dalam berbagai konsentrasi yaitu 50%,
55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, HASIL DAN PEMBAHASAN
90%, 95% berat/volume (b/v) dengan cara Hasil penelitian rerata pengukuran diam
pengenceran. Kontrol positif yang eter zona hambat dari masing-masing perlak
digunakan adalah disk siprofloksasin 5 µg uan ekstrak akar binjai terhadap pertumbuha
dan kontrol negatif yang digunakan yaitu n Shigella dysenteriae dan Salmonella typhi
aquadest steril. dapat dilihat pada gambar berikut ini:
30
Rerata Diameter Zona Hambat (mm)
25,28 24,6
25 23,12
20,97 22,75 21,54
19,44 20,81
20 18,27 18,88
17,05 16,44 17,5
15,72
14,09 15,35
15 12,09 12,81 12,68 14,15
10,88 11,53
10
0
50% 55% 60% 65% 70% 75% 80% 85% 90% 95% KP
S. typhi S. dysenteriae
Konsentrasi Ekstrak Etanol Akar Binjai
Gambar 1 Rerata Diameter Zona Hambat dari Sediaan Ekstrak Akar Binjai
terhadap Shigella dysenteriae dan Salmonella typhi
Keterangan :
KP = Kontrol positif (siprofloksasin
195
Homeostasis, Vol. 2 No. 1, April 2019: 192-202
Berdasarkan hasil data penelitian pada stabilitas sediaan bahan aktif.12 Peningkatan
Gambar 1 memperlihatkan bahwa aktivitas zona hambat yang terbentuk dipengaruhi
daya hambat ekstrak etanol akar binjai oleh kemampuan zat aktif yang terkandung
memberikan efek daya hambat yang berbeda di dalam akar binjai untuk menghambat
terhadap Shigella dysenteriae dan pertumbuhan bakteri uji. Konsentrasi
Salmonella typhi, semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang meningkat dapat mempercepat
ekstrak etanol akar binjai maka semakin difusi, sehingga dapat memperluas diameter
tinggi pula efek daya hambatnya. Diameter zona hambat karena meningkatnya daya
zona hambat tertinggi pada perlakuan hambat antibakteri.13 Hasil penelitian
ekstrak etanol akar binjai terhadap Shigella sebelumnya menyebutkan bahwa akar dan
dysenteriae dan Salmonella typhi didapatkan batang binjai (Mangifera caesia Jack.)
konsentrasi 95%, sedangkan diameter zona mengandung senyawa aktif antibakteri yaitu
hambat terendahnya pada konsentrasi 50%. saponin dan tanin.7
Perlakuan ekstrak etanol akar binjai 95% Saponin menghambat pertumbuhan
terhadap Shigella dysenteriae bakteri dengan zat aktif permukaan yang
memperlihatkan efek zona hambat tertinggi dimiliki, sehingga meningkatkan
yaitu 22,75 mm, sedangkan zona hambat permeabilitas dinding sel bakteri. Dinding
terendah pada konsentrasi 50% yaitu sebesar sel bakteri yang meningkat permeabilitasnya
10,88 mm. Rerata zona hambat tertinggi dari maka akan menyebabkan lisis atau pecahnya
perlakuan ekstrak etanol akar binjai pada dinding sel bakteri, sehingga pertumbuhan
konsentrasi 95% terhadap Salmonella typhi bakteri terhambat.8,14
yaitu sebesar 25,28 mm, sedangkan rerata Tanin membentuk senyawa kompleks
zona hambat terendah pada konsentrasi 50% dengan protein dan memiliki peran yang
yaitu sebesar 12,09 mm. Zona hambat dari sangat penting karena fungsinya sebagai
perlakuan kontrol positif (siprofloksasin) pengendap protein dan penghelat logam.15
terhadap Shigella dysenteriae adalah sebesar Peran tanin sebagai pengendap protein inilah
21,54 mm, sedangkan terhadap Salmonella yang dapat mengganggu transport protein
typhi sebesar 24,6 mm. Rerata zona hambat dalam sel bakteri. Selain itu, senyawa tanin
dari perlakuan kontrol positif dapat menginaktifkan adhesi sel dan enzim
(siprofloksasin) terhadap Shigella dalam sel mikroba sehingga sel bakteri tidak
dysenteriae dan Salmonella typhi ada di terbentuk serta mengganggu pembentukan
bawah rerata zona hambat perlakuan ekstrak dinding sel bakteri dengan cara merusak
etanol akar binjai 95%. polipeptida dinding sel bakteri.16,17
Terbentuknya zona hambat dipengaruhi Hasil uji perlakuan kontrol positif
oleh beberapa faktor yaitu suhu, pH, waktu, (siprofloksasin) pada penelitian ini terhadap
jenis mikroorganisme, kandungan senyawa Shigella dysenteriae didapatkan rerata zona
oganik, dan konsentrasi senyawa hambat 21,54 mm yang termasuk dalam
antibakteri.11 Selain itu, terdapat faktor- kategori sensitif, sedangkan terhadap
faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi Salmonella typhi didapatkan rerata zona
stabilitas bahan aktif yaitu suhu, radiasi hambat sebesar 24,60 mm yang termasuk
cahaya, udara (O2, CO2, dan uap air) dan kategori intermediet.18
kelembapan. Faktor-faktor lingkungan lain Data penelitian ini mempunyai sebaran
yang mempengaruhi stabilitas, yaitu pH 7,0, normal dan homogen (p>0,05). Hasil uji
sifat air dan kondisi biotik, serta keberadaan one-way ANOVA diperoleh nilai p = 0,00
bahan kimia lain yang berpotensi sebagai (p<0.05) menunjukkan terdapat perbedaan
kontaminan sehingga dapat mempengaruhi efek daya hambat yang bermakna diantara
196
Suryani GE. dkk. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Akar...
perlakuan-perlakuan yang diuji. Uji lanjutan mengetahui kelompok perlakuan mana saja
menggunakan post hoc Duncan untuk yang memberikan efek berbeda bermakna.
Tabel.1 Aktivitas Zona Hambat dari Beberapa Perlakuan Konsentrasi Ekstrak Akar Binjai terhadap
Shigella dyseteriae Berdasarkan Uji Post Hoc Duncan dengan Tingkat Kepercayaan 95% pada
α=0,05
Perlak EEAB EEA EEA EEA EEA EEA EEA EEA EEA EEA KP
uan 50% B B B B B B B B B
55% 60% 65% 70% 75% 80% 85% 90% 95%
EEAB
50%
EEAB
55% TB
EEAB
60% BB TB
EEAB
65% BB BB TB
EEAB
70% BB BB BB TB
EEAB
75% BB BB BB BB TB
EEAB
80% BB BB BB BB BB TB
EEAB
85% BB BB BB BB BB BB TB
EEAB
90% BB BB BB BB BB BB BB BB
EEAB
95% BB BB BB BB BB BB BB BB BB
KP BB BB BB BB BB BB BB BB TB TB
Keterangan :
BB = Berbeda bermakna
TB = Tidak berbeda bermakna
EEAB = Ekstrak Etanol Akar Binjai
KP = Kontrol Positif (Siprofloksasin 5 µg)
197
Homeostasis, Vol. 2 No. 1, April 2019: 192-202
Tabel 2 Aktivitas Zona Hambat dari Beberapa Perlakuan Konsentrasi Ekstrak Akar Binjai
terhadap Salmonella typhi Berdasarkan Uji Post Hoc Duncan dengan Tingkat
Kepercayaan 95% pada α=0,05
Perlak EEAB EEA EEA EEA EEA EEA EEA EEA EEA EEA KP
uan 50% B B B B B B B B B
55% 60% 65% 70% 75% 80% 85% 90% 95%
EEAB
50%
EEAB
55% TB
EEAB
60% BB TB
EEAB
65% BB BB TB
EEAB
70%
BB BB BB TB
EEAB
75% BB BB BB BB TB
EEAB
80% BB BB BB BB BB TB
EEAB
85% BB BB BB BB BB BB TB
EEAB
90% BB BB BB BB BB BB BB BB
EEAB
95% BB BB BB BB BB BB BB BB BB
KP BB BB BB BB BB BB BB BB TB TB
Keterangan :
BB = Berbeda bermakna
TB = Tidak berbeda bermakna
EEAB = Ekstrak Etanol Akar Binjai
KP = Kontrol Positif (Siprofloksasin 5 µg)
198
Suryani GE. dkk. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Akar...
yang menyatakan pada konsentrasi mulai somatik (antigen O), dan antigen kapsul
25% ekstrak metanol kulit batang kasturi (antigen K).22,23
dapat menghambat pertumbuhan Shigella Salmonella typhi dan Shigella
dysenteriae dan memiliki efek zona hambat dysenteriae merupakan bakteri gram negatif
terbesar pada konsentrasi 100%.19 yang bersifat patogen, namun kedua bakteri
Perbedaan rerata efek zona hambat tersebut memiliki sistem ketahanan yang
antara dua kelompok sampel bakteri uji pada berbeda-beda. Ketahanan terhadap antibiotik
penelitian ini dilakukan dengan uji lanjutan dapat menyebabkan perubahan virulensi
yaitu uji t independent. Uji ini dilakukan mikroorganisme. Bakteri gram negatif
untuk membandingkan efektivitas dari terutama Enterobacteriaceae memiliki
perlakuan ekstrak etanol akar binjai terhadap plasmid yang berfungsi sebagai gen self-
Shigella dysenteriae dan Salmonella typhi. replicating pada bakteri. Plasmid ini telah
Hasil analisis uji t independent pada beradaptasi dengan serovar sehingga
penelitian ini didapatkan nilai p=0,351 , memungkinkan bakteri ini bertahan terhadap
sehingga dikatakan tidak signifikan. Hasil antibiotik. Plasmid mayor banyak ditemukan
uji ini menggunakan rerata zona hambat dari pada Salmonella spp dan Escherichia coli.
semua perlakuan yang diuji dan hasil ini Plasmid mediated quinolon resistance
menggambarkan bahwa perlakuan sediaan (PMQR) banyak dihubungkan dengan
ekstrak etanol akar binjai memiliki daya ketahanan Enterobacteriaceae terhadap
hambat yang lebih besar pada konsentrasi quinolon. PMQR jenis qnrD banyak
yang sama terhadap Salmonella typhi ditemukan pada Salmonella spp dan pada
dibandingkan Shigella dysenteriae. CLSI 2017 didapatkan zona hambat sensitif
Perbedaan aktivitas zona hambat dari Salmonella typhi sebesar ≥31 mm atau lebih
hasil uji ekstrak etanol akar binjai dalam besar dibandingkan zona hambat sensitif
menghambat pertumbuhan bakteri uji ini pada Shigella dysenteriae. Salmonella typhi
yaitu secara teori karena terdapat perbedaan dan Shigella dysenteriae memiliki O157:H7
dari toksin yang dihasilkannya serta yang termasuk dalam plasmid IncF yaitu
perbedaan pada morfologi dan faktor berperan sebagai pembawa virulensi dan
virulensinya. Shigella dysenteriae penentu resistensi, namun perbedaannya
menghasilkan eksotoksin, yaitu toksin shiga. terdapat pada patogenesis masing-masing
Toksin ini mirip dengan toksin shiga yang bakteri (toksin, resistensi serum dan lain-
dihasilkan oleh STEC, toksin ini memiliki lain).24,25
satu subunit A dan lima subunit B. Subunit Kontrol positif yang digunakan dalam
B mengikat ke host sel glikolipid (Gb3) dan penelitian ini adalah antibiotik golongan
memudahkan transfer subunit A ke dalam quinolon yaitu siprofloksasin (5µg),
sel. Subunit A ini akan memisahkan rRNA antibiotik ini efektif digunakan untuk untuk
28S di 60S subunit ribosom, sehingga melawan bakteri gram negatif.25 Peran
mencegah pengikatan aminoasil transfer siprofloksasin dalam menghambat
RNA dan mengganggu sintesis protein.20,21 pertumbuhan bakteri sama seperti
Pada Salmonella typhi tersusun dari kandungan senyawa kimia dalam binjai
lipopolisakarida yang berfungsi sebagai yaitu senyawa tanin. Keduanya sama-sama
endotoksin. Salmonella typhi juga bekerja dalam menggendalikan topologi
mempunyai antigen permukaan yang DNA dengan menghambat enzim yang
berperan penting dalam proses patogenitas, sangat berperan penting dalam replikasi dan
yaitu antigen flagel (antigen H), antigen fungsi kromosom pada pertumbuhan bakteri
yaitu enzim topoisomerase II (DNA gyrase)
199
Homeostasis, Vol. 2 No. 1, April 2019: 192-202
dan topoisomerase IV. Inhibisi terhadap ekstrak akar binjai sebelum diolah menjadi
enzim topoisomerase II akan mencegah bahan fitofarmaka.
gulungan DNA relaksasi sehingga
transkripsi dan replikasi terganggu, DAFTAR PUSTAKA
sedangkan inhibisi enzim topoisomerase IV 1. Muttaqin GME, Hartoyo E, Marisa D.
dapat merusak pemisahan replikasi DNA Gambaran isolat bakteri aerob diare
kromosom.22,26 pada anak yang dirawat di RSUD Ulin
Penelitian ini hanya mengkaji aktivitas Banjarmasin. Berkala Kedokteran.
daya hambat antibakteri ekstrak etanol akar 2015;12(1):87-93.
binjai terhadap Shigella sysenteriae dan 2. Uppal B, Perween N, Aggarwal P,
Salmonella typhi secara in vitro. Hasil Kumari SK. A Comparative study of
penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan bacterial and parasitic intestinal
ekstrak etanol akar binjai memiliki daya infection in India. Journal of Clinical
hambat optimum yang relatif sama dalam and Diagnostic. 2015; 9(3): 1-4.
menghambat kedua bakteri uji. Ekstrak 3. I, Febriani R. Skrining aktivitas
etanol akar binjai dapat dijadikan sebagai antibakteri ekstrak etanol daun terhadap
bahan fitofarmaka dengan melakukan tahap Salmonella typhi resisten kloramfenikol.
uji lebih lanjut yaitu dapat dilakukan uji zat Journal of Pharmaceutical Science and
aktif murni sehingga bisa dipisahkan antara Clinical Research. 2017; 02: 66-77.
zat aktif yang bekerja dengan zat aktif 4. Radam R, Soendjoto MA,
lainnya guna mencegah efek antagonis dari Prihatiningtyas E. Pemanfaatan
zat aktif lain yang terdapat pada akar tumbuhan yang berkhasiat obat oleh
binjai.27 Pengujian secara in vivo dan uji masyarakat di kabupaten Tanah Bumbu,
toksisitas dengan uji toxicological screening Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar
terhadap hewan coba dapat dilakukan untuk Nasional Lahan Basah. 2016: 486-92.
memastikan keamanan bahan baku sebelum 5. Noor A, Ningsih RD, Hasbianto A,
digunakan sebagai obat herbal maupun Sabur A. Sebaran dan keragaman
sintesis.28,29,30 plasma nutfah mangga di kalimantan
selatan. Prosiding Seminar Nasional
PENUTUP Sumber Daya Genetik Pertanian. 2014:
Simpulan pada penelitian ini adalah 208-18.
terdapat perbedaan aktivitas daya hambat 6. Todorov SD, Bogsan CS. Tropical
ekstrak etanol akar tanaman binjai fruits: from cultivation to consumption
(Mangifera caesia Jack.) terhadap and health benefits. New York: Nova
pertumbuhan Shigella dysenteriae dan Science Publishers; 2016.
Salmonella typhi secara in vitro. 7. Mustikasari K, Ariyani D. Studi potensi
Saran pada penelitian ini yaitu perlu binjai (Mangifera caesia) dan kasturi
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai (Mangifera casturi) sebagai antidiabetes
zat aktif murni ekstrak tanaman obat. melalui skrining fitokimia pada akar
Sebelum menjadi bahan fitofarmaka, ekstrak dan batang. Sains dan Terapan Kimia.
akar binjai perlu diuji secara in vivo untuk 2008; 2(2): 64-73.
mengetahui efek yang ditimbulkan secara 8. Arabski M, Ciuk AW, Czerwonka G,
langsung terhadap organisme hidup. Selain Lankoff A, Kaca W. Effects of saponins
itu, pada penelitian ini dapat dilakukan uji against clinical E.coli strains and
toksisitas untuk mengetahui dosis aman eukaryotic cell line. Journal of
200
Suryani GE. dkk. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Akar...
201
Homeostasis, Vol. 2 No. 1, April 2019: 192-202
23. PRH Christopher, KV David, SM John, 27. Sukadana IM. Aktivitas antibakteri
V Sankarapandian. Antibiotic therapy senyawa flavonoid dari kulit akar awar-
for Shigella dysentery. The Cochrane awar (Ficus septica Burm F). Jurnal
Collaboration and published in The Kimia. 2010; 4(1): 63-70.
Cochrane Library. 2009; 4: 5-8. 28. Taha SO. In vivo atimicrobial activity
24. Patel JB, Weinstein MP, Eliopoulos of ethanol extract of sumac (Rhus
GM, Jenkins SG, Lewis II JS, Limbago coriaria) on Kliebsiella pneumonia.
B, Mathers AJ, Mazzulli T, Patel R, British Journal of Pharmachology and
Richter SS, Satlin M, Swenson JM, Toxicology. 2013; 4(1): 1-4.
Traczewski MM, Turnidge JD, Zimmer 29. Bhardwaj S, Gupta D. Study of acute,
BL. Performance standards for sub acute and chronic toxicity test.
antimicrobial susceptibility testing. International Journal of Advanced
Clinical and Laboratory Standards Research in Pharmaceutical & Bio
Institute. 27th Edition. 2017; 37(1): 36- Sciences. 2012; 2(2): 103-29.
39. 30. Parasuraman S. Toxicological
25. Carattoli A. Resistance plasmid families screening. Journal of Pharmacology and
in Enterobacteriaceae. Antimicrobial Pharmacotherapeutics. 2011; 2(2): 74-8.
Agents and Chemotheraphy. 2009;
53(6): 2227-38.
26. Sood D, Kumar N, Singh A, Sakharkar
MK, Tomar V, Chandra R.
Antibacterial and pharmacological
evaluation of fluoroquinolones: a
chemoinformatics approach. Genomic
& Informatics. 2018; 16(3): 44-51.
202