Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Keywords: Lime Skin, Salmonella thypi, Escherichia coli, Agar diffusion, MIC
ABSTRAK
Infeksi saluran pencernaan merupakan infeksi yang disebabkan oleh
beberapa bakteri antara lain yaitu bakteri Salmonella thypi dan Escherichi
coli. Kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) mengandung senyawa kimia yang
bermanfaat antara lain adalah flavonoid, alkaloid, tannin, saponin dan fenolat
yang berfungsi sebagai antibakteri. Mekanisme Tannin dapat mengikat salah
satu protein membrane yang dimiliki oleh bakteri hal ini dapat merusak
ketersedian reseptor sehingga mengganggu proses metabolisme sel tersebut.
Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kulit
jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap bakteri Salmonella thypi dan
Escherichia coli dan konsentasi hambat minimum ekstrak kulit jeruk nipis
(Citrus aurantifolia) terhadap bakteri Salmonella thypi dan Escherichia coli.
Penelitian ini menggunakan metode difusi cakram. Konsentrasi ekstrak kulit
jeruk nipis yang digunakan adalah 0,7%, 1%, 3%, 5%, 8%, 10%, 20%, dan
40%. KHM didapatkan pada konsentrasi 1%, pada konsentrsi 0,7% tidak
menunjukan zona hambat. Ekstrak kulit jeruk nipis memiliki efek antibakteri,
semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit jeruk nipis, semakin luas zona
hambatnya. Analisis data menggunakan one way ANOVA hasil menunjukan
adanya perbedaan bermakna antar setiap kelompok perlakuan P>0,05.
Kata Kunci : Kulit Jeruk Nipis, Salmonella thypi, Escherichia coli, Difusi agar,
KHM
2
PENDAHULUAN
Penyakit infeksi saluran pencernaan adalah penyakit yang menyerang
system pencernaan manusia. Secara umum infeksi ini disebabkan oleh
beberapa mikroorganisme seperti bateri, virus, jamur, dan parasit. Pada
tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang,
dengan kematian 100 orang, sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33
Kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang
(Kemenkes, 2011).
Pada tahun 2008, angka kesakitan tifoid di Indonesia dilaporkan sebesar
81,7 per 100.000 penduduk, dengan sebaran menurut kelompok umur
0,0/100.000 penduduk (0–1 tahun), 148,7/100.000 penduduk (2–4 tahun),
180,3/100.000 (5-15 tahun), dan 51,2/100.000 (≥16 tahun). Angka ini
menunjukkan bahwa penderita terbanyak adalah pada kelompok usia 2-15
tahun (WHO, 2008).
Salmonella typhi dan Escherichia coli adalah flora normal yang
merupakan strain bakteri yang menyebabkan terjadinya demam tifoid dan
diare. Salmonella typhi dan Escherichia coli masuk ke dalam tubuh melalui
makanan atau minuman yang tercemar dan dapat menyebabkan penyakit
tifus dan diare.
Pengobatan penyakit infeksi bakteri umumnya menggunakan antibiotik,
tetapi penggunaan yang tidak tepat menyebabkan resistensi sehingga
masyarakat beralih menggunakan obat tradisional. Obat tradisional semakin
banyak dipilih karena lebih aman daripada obat sintesis, harga obat lebih
murah dan efek samping yang kecil.
Kandungan kulit jeruk nipis dapat menghambat bakteri Salmonella typhi
pada konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, 100% dan berdasarkan
penelitian Dwiyanti et al, 2018, perasan jeruk nipis dapat menghambat
bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%
dan 100%. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit jeruk nipis, semakin
menekan pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dan Escherichia coli. Pada
penelitian sebelumnya konsentrasi terendah adalah 6,25%. Berdasarkan hal
tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui kemampuan daya hambat ekstrak
kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap bakteri Salmonella typhi dan
Escherichia coli dan berapa konsentrasi hambat minimum ekstrak kulit jeruk
nipis (Citrus aurantifolia) untuk menghambat Salmonella typhi dan
Escherichia coli.
METODE PENELITIAN
3
Tabel 2. Hasil Pengamatan Diameter Zona Hambat Ekstrak Kulit Jeruk Npis
Terhadap Bakteri Salmonella typhi dan Escherichia coli
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penilitian ini adalah :
1. Ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella thypi dan Escherichia coli.
2. Konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) diperoleh pada konsentrasi 1%.
3. Pada konsentrasi 0,7% ekstrak kulit jeruk nipis tidak memberikan zona
hambatan tehadap bakteri Salmonella thypi dan Escherichia coli.
4. Hasil uji One Way ANOVA menunjukan terdapat perbedaan antar
kelompok perlakuan baik pada bakteri Salmonella thypi maupun
Escherichia coli
10
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyanti, R. D., Nailah, H., Muhlisin, A., Lutpiaatina, L.2018. Efektivitas Air
Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dalam menghambat
Pertumbuhan Escherichia coli. Jurnal skala kesehatan. Vol. 9, No.
2.
Politeknik Kesehatan Banjarmasin.
Kemenkes, R.I., 2011. Buku saku petugas kesehatan: Lintas diare. Ditjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 2, pp.4-11.
Pratiwi, D., Suswati, I., Abdullah,, M. 2013. Efek Antibakteri Ekstrak Kulit
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Salmonella Typhi Secara
In Vitro. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.