You are on page 1of 10

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAUN SINGKONG (Manihot esculenta)

PADA BAKTERI Staphylococcus aureus dan Eschrichia coli

Antibacterial activity test of Cassava leaves (Manihot esculenta) on


Staphylococcus aureus and Escherichia coli

Azmi Prasasti, Anung Kustriyani, Abi Mas Udianto, Velisia Dini Permatasari, Putri Oktalia,
Nursiyatin
Program Studi Farmasi STIKES Banyuwangi Jl. Letkol Istiqlah No. 109, Banyuwangi, 68422
E-mail korespondensi: azmi554@gmail.com

Abstract – Staphylococcus aureus and Escherichia coli are bacteria that cause infections and they
are often found in the community. Infections caused by these bacteria are usually treated with
antibiotics. However, excessive and uncontrolled use of antibiotics can lead to antibiotic resistance
or immunity. This can result the infection will be more difficult to treat because of the bacteria's
resistance to the antibiotic. Thus, the treatment to minimize side effects of antibiotics resistance is
needed. One of the traetment is using the herbal ingredients. Cassava leaves are plants with various
properties, one of which is antibacterial. Therefore, this study aimed to determine the content of
secondary metabolites and to test the antibacterial activity of cassava leaf extract on S. aureus and
E. coli bacteria. The extraction method uses maceration. Antibacterial test using paper disc method
test. Variations in the concentration of cassava leaf extract were 50,000 ppm, 100,000 ppm, and
150,000 ppm. The results showed that cassava leaf extract contained alkaloids, flavonoids, tannins,
saponins and was able to inhibit the growth of S. aureus and E. coli bacteria. In S. aureus, the
concentration of 150,000 ppm produced the highest inhibition zone of 11.1 mm and the
concentration of 50,000 ppm produced the lowest inhibition zone of 8.6 mm. In E. coli a
concentration of 150,000 ppm resulted in the highest inhibition zone of 5.2 mm and the lowest
concentration of 3.5 mm. The response of cassava leaf extract was classified as a moderate response
in inhibiting the growth of S. aureus bacteria. While producing a weak response in inhibiting the
growth of E. coli bacteria. Statistical test for the inhibition zone of S. aureus showed normality of
0.500 and homogeneous 0.286, while for the inhibition zone of E.coli showed normal 0.96 and
homogeneous 0.281.

Keywords: Cassava leaves, Staphylococcus aureus, Escherichia coli

Abstrak – Staphylococcus aureus dan Escherichia coli merupakan bakteri penyebab infeksi yang
sering dijumpai di masyarakat. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut biasanya diobati
dengan antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik berlebih dan tidak terkontrol dapat menimbulkan
resistensi atau kekebalan antibiotik. Hal ini dapat berakibat, infeksi akan lebih sulit diobati karena
kekebalan bakteri terhadap antibiotik tersebut. Dengan demikian perlu adanya pengobatan dengan
meminimalisir efek samping. Salah satunya dengan bahan herbal. Daun singkong merupakan
tumbuhan dengan berbagai macam khasiat, salah satunya adalah antibakteri. Oleh karena itu pada
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan menguji aktivitas
antibakteri ekstrak daun singkong pada bakteri S. aureus dan E.coli. Metode ekstraksi menggunakan
maserasi. Pengujian antibakteri menggunakan uji metode cakram kertas. Variasi konsentrasi ekstrak
daun singkong 50.000 ppm, 100.000 ppm, dan 150.000 ppm. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak
daun singkong mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan mampu menghambat
pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli. Pada bakteri S. aureus konsentrasi 150.000 ppm
menghasilkan zona hambat tertinggi yaitu 11,1 mm dan konsetrasi 50.000 ppm menghasilkan zona
hambat terendah yaitu 8,6 mm. Pada E. coli konsentrasi 150.000 ppm menghasilkan zona hambat
tertinggi yaitu 5,2 mm dan konsentrasi terendah yaitu 3,5 mm. Respon ekstrak daun singkong
tergolong respon yang sedang dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus. Sedangkan
menghasilkan respon yang lemah dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli. Uji statistik
untuk zona hambat S.aureus menunjukkan normal 0,500 dan homogen 0,286, sedangkan untuk zona
hambat E.coli menunjukkan normal 0,96 dan homogen 0,281.
Kata kunci: Daun singkong, Staphylococcus aureus, Escherchia coli

PENDAHULUAN pemakaian bahan herbal (Li et al.,


Bakteri berdasarkan dinding 2019).
selnya dikelompokkan menjadi dua Daun singkong merupakan
yaitu Gram positif dan Gram negatif. tanaman yang mempunyai berbagai
Staphylococcus aureus merupakan macam khasiat, salah satunya sebagai
salah satu bakteri Gram positif yang antibakteri (Yujia Zhao et al., 2018).
hidup dipermukaan kulit yang Iklim tropis membuat tanaman
menyebabkan penyakit kulit seperti singkong mudah dijumpai di daerah
bisul, furunkulosis dan impetigo manapun di Indonesia (Laila et al.,
(Septiani et al., 2017). Bakteri ini 2015). Daun singkong dapat dijadikan
bersifat pathogen nosocomial sumber protein yang bisa dikonsumsi
(Fadlilah et al., 2021) zoonosis masyarakat (Chaiareekitwat et al.,
(Pradika et al., 2019) dan 2022). Selain itu, kandungan daun
menyebabkan infeksi pada luka singkong sangatlah beragam mulai
operasi (Wulandari, 2021). Bakteri metabolit sekunder, klorofil,
yang termasuk Gram negatif karotenoid dan protein
diantaranya Escherichia coli sebagai (Chaiareekitwat et al., 2022)
salah satu penyebab gangguan Pada penelitian ini bertujuan
pencernaan pada manusia (Percival & mengetahui kandungan metabolit
Williams, 2014). sekunder dan menguji aktivitas
Salah satu solusi untuk antibakteri ekstrak daun singkong
mengobati bakteri menggunakan dengan berbagai macam variasi
antibiotik (Adekoya et al., 2021). konsentrasi terhadap bakteri S. aureus
Namun, penggunaan antibiotik yang dan E. coli.
tidak terkontrol mempunyai efek
samping mulai yang ringan sampai METODE PENELITIAN
berat, seperti gangguan pencernaan Metode penelitian ini
(Dong et al., 2021), reaksi alergi menggunakan rancangan acak lengkap
(Ezzat et al., 2021), infeksi jamur (RAL), dilakukan pada bulan Mei –
(Aliabadi et al., 2021), sensitif Juli 2021 di laboratorium bahan alam
terhadap cahaya (Usman et al., 2020), dan laboratorium mikrobiologi
gigi berubah warna dan resistensi STIKES Banyuwangi. Bahan yang
antibiotik (Serra-Compte et al., 2021). digunakan adalah daun singkong yang
Resistensi antibiotik merupakan didapatkan dari daerah Wongsorejo,
kekebalan bakteri terhadap antibiotik Banyuwangi. Isolat bakteri S. aureus
(Usman et al., 2021). Ketika bakteri dan E. coli diperoleh dari laboratorium
yang menyebabkan infeksi sudah mikrobiologi STIKES Banyuwangi.
kebal, maka infeksi akan sulit Metode ekstraksi daun singkong
disembuhkan. Dengan demikian perlu menggunakan maserasi. Metode uji
adanya solusi pengobatan infeksi aktivitas antibakteri menggunakan
bakteri tanpa atau meminimalisir efek metode cakram kertas.
samping, salah satunya dengan
Ekstraksi Uji triterpenoid
Daun singkong sebanyak 800 g Ekstrak kental 0,5 g
dicuci bersih, kemudian dirajang dan ditambahkan asam asetat glasial dan
dikering-anginkan selama 5 hari pada ditambahkan 1 ml H2SO4 pekat. Jika
suhu ruang 27°-28°C. Simplisia kering berwarna merah atau ungu, maka
yang diperoleh kemudian dimasukkan ekstrak mengandung triterpenoid.
ke dalam wadah maserasi dan
ditambahkan etanol 70% sampai Uji Aktivitas Antibakteri
terendam sempurna. Proses maserasi Larutan uji ekstrak disiapkan
dilakukan selama 2x24 jam dengan dengan membuat larutan induk
sesekali pengadukan. Ekstrak cair 150.000 ppm. Larutan induk dibuat
yang diperoleh kemudian dikentalkan dengan menimbang ekstrak kental 4 g
pada suhu 40°C dengan tekanan 1 atm. dan diencerkan dalam 20 ml DMSO.
Konsentrasi 100.000 ppm diambil 2 ml
Uji Kualitatif Metabolit Sekunder dari konsentrasi induk kemudian
Uji alkaloid diencerkan dengan 4 ml DMSO.
Ekstrak kental 0,5 g Konsentrasi 50.000 ppm diambil dari
ditambahkan 2 tetes HCl 1% sampai 2 ml dari konsentrasi induk, kemudian
larut, lalu ditambahkan 1 ml reagen diencerkan 4 ml DMSO.
Mayer. Jika menghasilkan endapan Alat yang digunakan disterilisasi
atau larutan berubah menjadi keruh, menggunakan autoclave suhu 121°C
maka ekstrak mengandung alkaloid. selama 15 menit. Suspensi bakteri
dibuat sesuai dengan standart 0,5 Mc
Uji flavonoid Farland, yaitu dengan menggunakan
Ekstrak kental 1 g ditambahkan Optic Density (OD) sebesar 0,1 pada
2 tetes NaOH 10% lalu dikocok kuat. λ625 nm. Selanjutnya sebanyak 1 ml
Jika berubah warna menjadi coklat, suspensi bakteri dimasukkan ke dalam
kuning atau hijau maka ekstrak cawan petri, lalu ditambahkan 15 ml
mengandung flavonoid. media Nutrient Agar (NA),
homogenkan dan biarkan memadat.
Uji saponin Permukaan agar diletakkan kertas
Ekstrak kental 0,5 g cakram steril yang sudah di tetesi
ditambahkan 2 ml air panas, dikocok masing-masing konsentrasi, 50.000
kuat, ditambahkan 2 tetes HCl 2 N. ppm, 100.000 ppm dan 150.000 ppm.
Jika tedapat busa setebal 1-10cm Kontrol negatif menggunakan
selama kurang lebih 10 menit, maka aquadest. Kontrol positif
ekstrak mengandung saponin menggunakan Amoksicilin 5%.
Kemudian diinkubasi selama 24 jam
Uji tanin dalam suhu ruang. Pengamatan zona
Ekstrak kental 0,5 g hambat diukur menggunakan jangka
ditambahkan 2 tetes air, lalu sorong.
ditambahkan 1 ml FeCl3 10%. Jika
berubah warna menjadi hitam Analisis Data
kehijauan atau warna biru tua, maka Data yang diperoleh akan
ekstrak mengandung tanin. dianalisis secara statistik
menggunakan SPSS versi 21. Uji
normalitas menggunakan Kolmogorov disajikan pada Tabel 1. Rendemen
Smirnov. Uji homogenitas yang diperoleh sebanyak 4,46%. Nilai
menggunakan One Way ANOVA rendemen berdasarkan Farmakope
Herbal Indonesia tidak boleh kurang
HASIL DAN PEMBAHASAN dari 7,2%, sehingga rendemen yang
Ekstraksi didapatkan tidak sesuai dengan
Ekstrak cair yang diperoleh persyaratan tersebut. Hal tersebut
berwarna hijau pekat seperti yang disebabkan karena kurangnya waktu
ditunjukkan pada Gambar 1. Ekstrak saat proses ekstraksi, suhu yang terlalu
kental yang diperoleh berwarna hijau rendah serta simplisia yang masih
kehitaman.Adapun data hasil ektraksi terlalu kasar (Wahyuni Djoko, 2020).

Gambar 1. Ekstrak daun singkong dengan pelarut etanol 70% menggunakan


metode maserasi

Tabel 1. Hasil ektraksi daun singkong menggunakan metode maserasi dengan


pelarut etanol 70%.
Bahan basah Simplisia kering Ekstrak kental Hasil rendemen
800 g 500 g 22,3 g 4,46%

Analisis Fitokimia pada Tabel 2. Hasil pengujian


Hasil uji fitokimia kualitatif triterpenoid penunjukkan negatif,
daun singkong menunjukkan adanya karena senyawa triterpenoid bersifat
kandungan senyawa metabolit non polar sehingga tidak bisa diikat
sekunder golongan senyawa alkaloid, oleh senyawa polar etanol (Ergina,
flavonoid, tanin, saponin, dan 2014)
triterpenoid seperti yang disajikan
Tabel 2. Hasil uji kualitatif kandungan metabolit sekunder daun singkong
Golongan Senyawa Hasil Keterangan
Alkaloid Adanya endapan +
Flavonoid Hijau kekuningan +
Tanin Hitam +
Saponin Buih yang stabil +
Triterpenoid Coklat kemerahan -

(a) (b)
Gambar 2. Zona hambat ekstrak daun singkong pada bakteri (a) S. aureus dan (b)
E. coli

Uji Antibakteri metabolisme energi (Abeysinghe et


Aktivitas antibakteri daun al., 2021). Mekanisme tanin sebagai
singkong terhadap bakteri S. aureus antibakteri yaitu menonaktifkan fungsi
dan E. coli disajikan pada Gambar 2. materi genetik dengan mencegah
Ekstrak daun singkong mampu sintesis enzim reverse transkriptase
menghambat pertumbuhan bakteri dan DNA topoisomerase pada sel
S. aureus dan E. coli dengan adanya bakteri (Liu et al., 2020). Mekanisme
zona bening yang disajikan pada Tabel saponin sebagai antibakteri dapat
3. Hal ini diduga adanya aktivitas menurunkan tegangan permukaan
antibakteri dari metabolit sekunder dinding sel bakteri, sehingga
yang terkandung di dalam ekstrak mengganggu kelangsungan hidup
kental daun singkong (Mawan et al., bakteri (Ying Zhao et al., 2020).
2018). Mekanisme alkaloid sebagai
Mekanisme antibakteri dari antibakteri yaitu merusak susunan
flavonoid yaitu dengan menghambat peptidoglikan sehingga menyebabkan
sintesis asam nukleat, menghambat kematian sel bakteri (Chi et al., 2018).
fungsi membran sel dan menghambat
Tabel 3. Zona hambat ekstrak daun singkong
Rerata diameter zona hambat (mm) dalam
Mikroba Uji konsentrasi ekstrak (ppm)
50.000 100.000 150.000
S. aureus 8,6 9,1 11,1
E.coli 3,5 4,4 5,2

Pada bakteri S. aureus, digunakan sebagai kontrol negatif


konsentrasi 150.000 ppm karena tidak memberikan daya hambat
menghasilkan zona hambat terbesar terhadap pertumbuhan bakteri
yaitu 11,1 mm dan zona hambat sehingga tidak mengganggu hasil
terkecil sebesar 8,6 mm yaitu pada pengamatan, selain itu penggunaan
konsentrasi 50.000 ppm. Uji DMSO untuk pengenceran ekstrak
Kolmogorov Smirnov menunjukkan kental karena dapat melarutkan hampir
hasil normal dengan nilai signifikansi semua senyawa baik polar maupun
lebih dari 0,05 (Nuryadi, dkk 2017), non polar (Nonci dkk, 2016).
yaitu 0,500. Uji One Sample Anova Hasil penelitian menunjukkan
menunjukkan hasil homogen dengan bahwa ekstrak daun singkong mampu
signifikan nilai lebih dari 0,05 yaitu menghambat S. aureus lebih baik
0,286 (Nuryadi, dkk 2017). daripada menghambat E. coli. Hal
Pada bakteri E. coli, konsentrasi tersebut disebabkan komposisi
150.000 ppm menghasilkan zona dinding sel bakteri yang berbeda
hambat terbesar yaitu 5,2 mm, (Atsamnia et al., 2017). Suatu ekstrak
sedangkan konsentrasi 50.000 ppm mampu membunuh mikroba dengan
menghasilkan zona hambat terkecil cara masuk melalui dinding sel, dan
yaitu 3,5 mm. Uji Kolmogorov merusak komponennya. S. aureus
Smirnov menunjukkan hasil normal merupakan bakteri Gram positif yang
dengan nilai signifikansi lebih dari dinding selnya mengandung banyak
0,05 yaitu 0,96 (Nuryadi, dkk 2017). peptidoglikan dan sedikit lipid.
Uji One Sample Anova menunjukkan Berbeda dengan E.coli yang
hasil homogen dengan nilai signifikan merupakan Gram negatif dengan
lebih dari 0,05, yaitu 0,281 (Nuryadi et dinding sel relatif kompleks, dan
al., 2017). mempunyai membran luar yang
Pada kontrol positif melindungi peptidoglikan serta
menggunakan Amoksisilin banyak mengandung lipid (Hidayati,
menghasilkan rata-rata diameter zona 2017).
hambat 24,6 mm. Amoksicilin Pada umumnya senyawa
merupakan antibakteri dengan antibakteri akan dihambat oleh
spektrum luas, bersifat bakterisidal membran lipopolisakarida yang
(membunuh bakteri) pada bakteri dimiliki oleh bakteri Gram negatif.
Gram positif dan Gram negatif Membran tersebut bersifat hidrofilik
(Harianto et al., 2012). dan hidrofob. Oleh karena itu, E. coli
Pada kontrol negatif menghasilkan zona hambat lebih
menggunakan larutan DMSO. DMSO rendah daripada S. aureus (Djenane et
al., 2012). Berdasarkan klasifikasi (AWaRe) Classification: A Cross-
diameter zona hambat, ekstrak daun Sectional Study. The Lancet
singkong memiliki respon lemah Infectious Diseases, 21(10), 1429-
terhadap bakteri E. coli dan memiliki 1440.
respon sedang terhadap bakteri S. Aliabadi, S., Anyanwu, P., Beech, E.,
aureus (Fryano et al., 2016). Jauneikaite, E., Wilson, P., Hope,
R., Majeed, A., Muller-Pebody,
SIMPULAN, SARAN, DAN B., & Costelloe, C. (2021). Effect
REKOMENDASI Of Antibiotic Stewardship
Interventions In Primary Care On
Pada uji fitokimia ekstrak daun
Antimicrobial Resistance Of
singkong mengandung alkaloid,
Escherichia coli Bacteraemia In
flavanoid, tanin dan saponin. Pada uji
England (2013–18): A Quasi-
aktivitas antibakteri ekstrak daun
Experimental, Ecological, Data
singkong mampu menghambat
Linkage Study. The Lancet
pertumbuhan bakteri S. aureus dan E.
Infectious Diseases.
coli. Zona hambat yang dihasilkan
Atsamnia, D., Hamadache, M.,
ekstrak daun singkong pada bakteri S.
Hanini, S., Benkortbi, O., &
aureus lebih luas daripada bakteri E.
Oukrif, D. (2017). Prediction Of
coli disebabkan karena perbedaan
The Antibacterial Activity Of
ketebalan dinding sel kedua bakteri
Garlic Extract On E. coli, S.
tersebut. Pada penelitian berikutnya
aureus And B. subtilis By
sebaiknya dilakukan uji kuantitatif
Determining The Diameter Of
untuk mengetahui kadar masing-
The Inhibition Zones Using
masing metabolit sekunder.
Artificial Neural Networks. LWT -
Food Science and Technology,
DAFTAR PUSTAKA
82, 287-295.
Abeysinghe, D. T., Kumara, K. A. H., Chaiareekitwat, S., Latif, S.,
Kaushalya, K. A. D., Chandrika, Mahayothee, B., Khuwijitjaru, P.,
U. G., & Alwis, D. D. D. H. Nagle, M., Amawan, S., &
(2021). Phytochemical Screening, Müller, J. (2022). Protein
Total Polyphenol, Flavonoid Composition, Chlorophyll,
Content, In Vitro Antioxidant Carotenoids, And Cyanide
And Antibacterial Activities Of Content Of Cassava Leaves
Sri Lankan Varieties Of Murayya (Manihot esculenta Crantz) As
koenigii and Micromelum Influenced By Cultivar, Plant
minutum leaves. Heliyon, 7(7), Age, And Leaf Position. Food
e07449. Chemistry, 372, 131173.
Adekoya, I., Maraj, D., Steiner, L., Chi, W.-Q., Jiang, Y.-H., Hu, J., &
Yaphe, H., Moja, L., Magrini, N., Pan, J. (2018). Cytotoxic and
Cooke, G., Loeb, M., & Persaud, antibacterial aspidofractinine
N. (2021). Comparison of alkaloids from Kopsia
Antibiotics Included In National hainanensis. Fitoterapia, 130,
Essential Medicines Lists of 138 259-264.
Countries Using the WHO Djenane, D., Aïder, M., Yangüela, J.,
Access, Watch, Reserve Idir, L., Gómez, D., & Roncalés,
P. (2012). Antioxidant And Terhadap Pertumbuhan Candida
Antibacterial Effects Of albicans Secara In Vitro. Jurnal
Lavandula And Mentha Essential Ilmiah Farmasi UNSRAT, Vol. 5
Oils In Minced Beef Inoculated No. 1.
With E. coli O157:H7 And S. Harianto, W, S., & Transitawuri, F.
aureus During Storage At Abuse (2012). Perbandingan Mutu Dan
Refrigeration Temperature. Meat Harga Tablet Amoksisilin 500 Mg
Science, 92(4), 667-674. Generik Dengan Non Generik
Dong, L., Meng, L., Liu, H., Wu, H., Yang Beredar Di Pasaran (Vol.
Hu, H., Zheng, N., Wang, J., & 3).
Schroyen, M. (2021). Effect Of Hidayati, P. R. (2017). Potensi Ekstrak
Therapeutic Administration Of Β- Etanol Batang Kapuk Randu
Lactam Antibiotics On The Sebagai Antibakteri.
Bacterial Community And Bioeksperimen: Jurnal Penelitian
Antibiotic Resistance Patterns In Biologi, Vol. 3 No. 1.
Milk. Journal of Dairy Science, Laila, F., Zanetta, C. U., Waluyo, B.,
104(6), 7018-7025. Amien, S., & Karuniawan, A.
Ergina, S. N., Indarini Dwi Pursitasari. (2015). Early Identification of
(2014). Uji Kualitatif Senyawa Genetic Diversity and Distance
Metabolit Sekunder Pada Daun from Indonesia Cassava Potential
Palado (Agave angustifolia) Yang as Food, Industrial and Biofuel
Diesktraksi Dengan Pelarut Air Based on Morphological
Dan Etanol. Jurnal Akademika Characters. Energy Procedia, 65,
Kimia, Vol. 3 No. 3, 165-172. 100-106.
Ezzat, H., Rady, M., Hathout, R. M., Li, J., Olaleye, O. E., Yu, X., Jia, W.,
Abdel-Halim, M., & Mansour, S. Yang, J., Lu, C., Liu, S., Yu, J.,
(2021). Enhanced Anti-Bacterial Duan, X., Wang, Y., Dong, K.,
Effect Of Kojic Acid Using He, R., Cheng, C., & Li, C.
Gelatinized Core Liposomes: A (2019). High Degree Of
Potential Approach To Combat Pharmacokinetic Compatibility
Antibiotic Resistance. Journal of Exists Between The Five-Herb
Drug Delivery Science and Medicine Xuebijing And
Technology, 64, 102625. Antibiotics Comedicated In
Fadlilah, S. L. N. m., Effendi, M. H., Sepsis Care. Acta Pharmaceutica
Tyasningsih, W., Suwanti, L. T., Sinica B, 9(5), 1035-1049.
Rahmahani, J., Harijani, N., Liu, M., Feng, M., Yang, K., Cao, Y.,
Ramandinianto, S. C., & Zhang, J., Xu, J., Hernández, S.
Khairullah, A. R. (2021). H., Wei, X., & Fan, M. (2020).
Antibacterial of Cinnamon Bark Transcriptomic And Metabolomic
(Cinnamomum burmannii) Analyses Reveal Antibacterial
Essential Oil Against Methicillin- Mechanism Of Astringent
Resistant Staphylococcus aureus. Persimmon Tannin Against
Jurnal Medik Veteriner, 4(1), 56. Methicillin-Resistant
Fryano, K., Abijulu, J., & Leman, M. Staphylococcus aureus Isolated
(2016). Uji Daya Hambat Ekstrak From Pork. Food Chemistry, 309,
Daun Durian (Durio zybethinus) 125692.
Mawan, A. R., Indriwati, S. E., & determination in wastewater and
Suhadi. (2018). Aktivitas receiving freshwater and marine
Antibakteri Ekstrak Metanol environment. Environmental
Buah Syzygium polyanthum Pollution, 271, 116313.
terhadap Pertumbuhan Bakteri Usman, M. R., Prasasti, A., Islamiah,
Escherchia coli. Bioeksperimen: S., Firdaus, A. N., Marita, A. W.,
Jurnal Penelitian Biologi, Vol. 4 Fajriyah, S., Noviyanti, A. R., &
No.1. Eddy, D. R. (2021). Degradation
Nuryadi, Astuti, T., Utami, E., & of Ciprofloxacin by Titanium
Budiantara, M. (2017). Dasar- Dioxide (TiO2) Nanoparticles:
Dasar Statistik Penelitian. Optimization of Conditions,
Yogyakarta: SIBUKU MEDIA. Toxicity, and Degradation
Percival, S. L., & Williams, D. W. Pathway. Bulletin of Chemical
(2014). Chapter Six - Escherichia Reaction Engineering &
coli. In S. L. Percival, M. V. Catalysis, 16(4), 752-762.
Yates, D. W. Williams, R. M. Usman, M. R., Prasasti, A., Islamiah,
Chalmers, & N. F. Gray (Eds.), S., Firdaus, A. N., Marita, A. W.,
Microbiology of Waterborne Fajriyah, S., & Yanti, E. F.
Diseases (Second Edition) (pp. (2020). Ceftriaxone Degradation
89-117). London: Academic by Titanium Dioxide (TiO2)
Press. Nanoparticles: Toxicity and
Pradika, A. Y., Chusniati, S., Degradation Mechanism. Jurnal
Purnama, M. T. E., Effendi, M. Kimia Valensi, 6(1), 82-89.
H., Yudhana, A., & Wibawati, P. Wahyuni Djoko, S. T., Ratna Djamil,
A. (2019). Uji Total Escherichia Partomuan Simanjuntak. (2020).
coli pada Susu Sapi Segar di Standardisasi Ekstrak Etanol
Koperasi Peternak Sapi Perah Herba Pegagan (Centella
(KPSP) Karyo Ngremboko asiatica). Saintech Farma, Jurnal
Kecamatan Purwoharjo Ilmu Kefarmasian, 13 No. 2.
Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Wulandari, S. (2021). Anti-Bacterial
Medik Veteriner, 2(1), 1. Activity Test of Ethanol Extracts
Septiani, Dewi, E. N., & Wijayanti, I. and Ethlacetate Fraction from the
(2017). Aktivitas Antibakteri Extract of Jatropha Curcas L.
Ekstrak Lamun (Cymodocea Leaves against Staphylococcus
rotundata) Terhadap Bakteri aureus. Journal of Vocational
Staphylococcus aureus dan Health Studies, 5(1), 31.
Escherichia coli. Saintek Zhao, Y., Su, R., Zhang, W., Yao, G.-
Perikanan, 13(1), 1-6. L., & Chen, J. (2020).
Serra-Compte, A., Pikkemaat, M. G., Antibacterial Activity Of Tea
Elferink, A., Almeida, D., Saponin From Camellia oleifera
Diogène, J., Campillo, J. A., Shell By Novel Extraction
Llorca, M., Álvarez-Muñoz, D., Method. Industrial Crops and
Barceló, D., & Rodríguez-Mozaz, Products, 153, 112604.
S. (2021). Combining an effect- Zhao, Y., Teixeira, J. S., Gänzle, M.
based methodology with chemical M., & Saldaña, M. D. A. (2018).
analysis for antibiotics Development Of Antimicrobial
Films Based On Cassava Starch,
Chitosan And Gallic Acid Using
Subcritical Water Technology.
The Journal of Supercritical
Fluids, 137, 101-110.

You might also like