You are on page 1of 7

Jurnal Ilmiah Manuntung, 1(1), 1-7, 2015 Eko Kusumawati

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN


KECOMBRANG Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm
TERHADAP Salmonella typhi

Submitted : 23 Maret 2015


Edited : 10 Mei 2015
Accepted : 20 Mei 2015

Eko Kusumawati1, Risa Supriningrum2, & Reza Rozadi2


1
Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mulawarman Samarinda
2
Akademi Farmasi Samarinda
E-mail : ike_dara@yahoo.co.id

ABSTRACT
Research Test Antibacterial Activity of Ethanol Extracts of Leaves kecombrang against Salmonella
typhi aims to determine the antibacterial activity of ethanol extract of leaves kecombrang against Salmonella
typhi. The extract used is kecombrang leaf extract prepared by maceration using ethanol 95%, extracts
obtained test chemical classes of compounds to determine the content of the active compound. Antibacterial
activity test conducted at five concentrations of the extract is 20%, 40%, 60%, 80%, and 100%. Inhibition
zone measurement results are then analyzed using One Way ANOVA with SPSS 20 to determine whether
there is a difference at each concentration. The results showed kecombrang leaf ethanol extract 20%, 40%,
60%, 80%, and 100% produce inhibition zone diameter 3.9 mm; 6.5 mm; 6.75 mm; 7:45 mm; and 9:28 mm,
0 mm for the negative control and positive control 32.61 mm. The test results show the class of secondary
metabolites kecombrang leaf ethanol extract contains tannin, saponin, and flavonoids. Of statistical tests
concluded there were significant differences of treatment results in inhibition of the respective
concentrations of ethanol extracts of leaves kecombrang

K eywords : kecombrang (Etlingera elatior), identification secondary metabolites, antibacterial

PENDAHULUAN
Kecombrang merupakan salah satu jenis menghambat bakteri E. coli pada konsentrasi
rempah-rempah yang sejak lama dikenal dan 100% dan S. aureus pada konsentrasi 20%.
dimanfaatkan oleh manusia sebagai obat-obatan Bahan antibakteri diartikan sebagai bahan
berkaitan dengan khasiatnya, yaitu sebagai yang mengganggu pertumbuhan dan metabolisme
penghilang bau badan dan bau mulut1. Bagian bakteri, sehingga bahan tersebut dapat
yang biasa digunakan dari tanaman ini adalah menghambat pertumbuhan atau bahkan
bunga, daun dan batangnya. Beberapa penelitian membunuh bakteri4. Menurut David Stout,
menunjukkan bunga dan daun kecombrang berdasarkan cara kerjanya antibakteri dibedakan
memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri menjadi dua yaitu bakteriostatik dan bakteriosida.
gram positif maupun gram negatif2. Ningtyas3 Antibakteri bakteriostatik bekerja menghambat
melakukan penelitian tentang uji antioksidan dan perbanyakan populasi bakteri dan tidak
antibakteri ekstrak air daun kecombrang mematikan, sedangkan bakteriosida bekerja
(Etlingera elatior) sebagai pengawet alami membunuh bakteri. Bakteriostatik dapat bertindak
terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus sebagai bakteriosida dalam konsentrasi tinggi.
aureus. Dari hasil penelitiannya ekstrak air daun Kadar minimal yang dibutuhkan untuk
kecombrang memiliki beberapa senyawa yang di menghambat bakteri atau membunuhnya, masing-
asumsikan memiliki keterkaitan dengan masing dikenal sebagai Kadar Hambat Tumbuh
kemampuan antibakteri dari ekstrak tersebut, Minimal (KHTM) dan Kadar Bunuh Minimal
yaitu golongan fenolik, golongan alkohol, (KBM).
golongan monoterpen dan aromatik. Konsentrasi Uji antimikroba adalah diperolehnya suatu
yang digunakan yaitu, 20%, 40%, 60%, 80%, dan sistem pengobatan yang efektif dan efisien dengan
100%. Setelah dilakukan penelitian, diketahui melibatkan hasil metabolism sekunder dari
bahwa ekstrak air daun kecombrang dapat mikroorganisme. Dilakukan dengan berbagai cara.
Salah satunya adalah metode disc diffusion (tes

Akademi Farmasi Samarinda 1


Jurnal Ilmiah Manuntung, 1(1), 1-7, 2015 Eko Kusumawati

Kirby & Bauer). Metode ini digunakan untuk melakukan penelitian tentang uji aktivitas
menentukan aktivitas agen mikroba. Piringan antibakteri dari ekstrak etanol daun kecombrang
yang berisi agen anti mikroba diletakkan di media (Etlingera elation)dengan menggunakan bakteri
Agar yang telah ditanami mikroorganisme yang uji Salmonella typhi dengan menggunakan etanol
akan berdifusi pada media Agar tersebut. Area 95% sebagai larutan penyari. Etanol
jernih mengindikasikan adanya hambatan dipertimbangkan sebagai penyari karena lebih
pertumbuhan mikroorganisme oleh agen selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam
antimikroba pada permukaan media Agar. etanol 20% ke atas, netral, absorbsinya baik, dan
Berdasarkan uraian di atas, dalam rangka panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih
pengembangan obat tradisional yang memiliki sedikit5.
aktivitas antibakteri, maka peneliti tertarik

METODE PENELITIAN
Objek Penelitian Uji golongan senyawa kimia
Objek penelitian adalah daun kecombrang Identifikasi golongan senyawa kimia
yang akan dibuat dalam bentuk ekstrak dengan dilakukan pada ekstrak dengan prosedur
konsentrasi 20 %, 40 %, 60 %, 80 % dan 100% sebagai berikut:
selanjutnya diujikan terhadap bakteri Salmonella 1. Uji alkaloid
typhi menggunakan media Mueller Hinton Agar 10 mg ekstrak daun kecombrang
(MHA). dimasukkan ke dalam tabung ditambahkan
1 ml HCl 2 N lalu ditambahkan air suling 9
Sampel dan Teknik Sampling ml. Dipanaskan selama 2 menit setelah
Daun kecombrang diperoleh dari dipanaskan kemudian disaring
daerah Samarinda Kelurahan Air Putih. Daun menggunakan kertas saring sehingga
kecombrang dipanen langsung dari pohon, yang didapat ekstrak daun kecombrang. Diambil
tumbuh di kelurahan Air Putih Samarinda. Panen 3 tetes dari filtrate yang diperoleh lalu
dilakukan pada pagi hari. Daun yang digunakan ditambahkan 2 tetes pereaksi Meyer
adalah daun tua dan dipetik dari beberapa pohon. menghasilkan endapan putih/kuning.
Selanjutnya, diambil 3 tetes filtrate yang
Prosedur Penelitian diperoleh, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi
Pembuatan ekstrak etanol simplisia daun Bouchardat menghasilkan endapan coklat-
kecombrang hitam. Diambil 3 tetes filtrat, lalu
Daun kecombrang dicuci bersih, ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendrof
ditiriskan, selanjutnya dikeringkan dengan cara menghasilkan endapan merah bata.
di angin-anginkan selama 1 minggu. Setelah Alkaloid dianggap positif jika terjadi
itu dirajang dan dibuat serbuk dengan cara endapan atau paling sedikit 2 atau 3 dari
diblender kemudian diayak dengan percobaan di atas6.
menggunakan ayakan mesh 40. Pembuatan 2. Uji tanin
ekstrak etanol serbuk simplisia daun 10 mg ekstrak daun kecombrang
kecombrang dilakukan secara remaserasi dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dengan cara menimbang simplisia serbukan ditambahkan 1 sampai 2 tetes larutan
daun kecombrang sebanyak 200 g. Selanjutnya Fe(Cl)3 1%. Bila terbentuk warna biru tua
dimasukkan sampel ke dalam toples kaca, dan hijau kehitaman, menunjukkan adanya
ditambahkan 1 L etanol 95% kemudian diaduk tanin atau sepuluh tetes ekstrak daun
selama 6 jam pertama lalu didiamkan selama kecombrang dimasukkan ke dalam tabung
24 jam. Disaring ekstrak yang diperoleh reaksi ditambahkan 1 sampai 2 tetes larutan
menggunakan kertas saring. Ampas dimaserasi gelatin. Bila timbul endapan menunjukkan
kembali dengan 1 L etanol 95%, kemudian adanya tanin.
diaduk selama 6 jam pertama, lalu didiamkan 3. Uji Flavonoid
kembali selama 24 jam. Ekstrak yang 10 mg ekstrak daun kecombrang
diperoleh disaring dengan kertas saring. dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Kemudian ekstrak yang didapat dipekatkan ditambahkan 5 tetes HCl pekat, sedikit
dengan cara diuapkan. Ekstrak yang telah serbuk Mg dan 5 tetes amil alkohol
dikentalkan dimasukkan ke dalam wadah dan kemudian dikocok. Bila terbentuk warna
ditimbang. merah, jingga, atau kuning menunjukkan
adanya flavonoid.

2 Akademi Farmasi Samarinda


Jurnal Ilmiah Manuntung, 1(1), 1-7, 2015 Eko Kusumawati

4. Uji Saponin konsentrasi dibuat 3 kali pengulangan pada


10 mg ekstrak daun kecombrang setiap cawan. Dilakukan hal yang sama pada
dimasukkan kedalam tabung ditambahkan 5 perlakuan kontrol positif menggunakan larutan
ml air panas dan dikocok selama 15 menit, kloramfenikol 0,1% dan kontrol negatif
lalu ditambahkan 1 sampai 2 tetes HCl 2 N. menggunakan larutan DMSO 1%. Setelah itu
Jika terbentuk busa permanen menunjukkan diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam.
adanya saponin6. Diamati dan diukur zona hambat yang
terbentuk.
Uji aktivitas antibakteri
Disiapkan 7 cawan petri yang sudah Analisis Data
disterilkan, setelah itu dituang media MHA Data hasil penelitian yang diperoleh
sebanyak 20 ml ke dalam cawan kemudian dianalisis dengan uji Statistic menggunakan
didiamkan hingga memadat. Lalu diusapkan SPSS IBM 20. Apabila data yang diperoleh
suspensi Salmonella typhi menggunakan berdistribusi normal, maka digunakan One
cotton swap kepermukaan media hingga Way ANOVA dan apabila data tidak
merata. Setelah itu diambil kertas cakram berdistribusi normal maka menggunakan
menggunakan pinset steril, dimasukkan Kruskal-Wallis signifikansi (α = 5%). Metode
kedalam ekstrak etanol daun kecombrang analisis yang digunakan adalah deskriptif,
kosentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% yaitu data berupa zona hambat (mm) dan
yang sebelumnya telah dilarutkan dengan golongan senyawa metabolit sekunder yang
larutan DMSO 1%, kemudian diletakkan terkandung dalam daun kecombrang (Etlingera
dipermukaan media dan masing-masing elatior (Jack) R.M.Sm).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Ekstraksi Daun Kecombrang merusak zat aktif yang ditarik. Etanol 95%
Sebanyak 200 g serbuk simplisia disari dipilih karena tidak toksik dan senyawa
menggunakan etanol 95%. Ekstraksi flavonoid, saponin dan tanin dapat larut dalam
dilakukan dengan metode remaserasi, dengan pelarut yang polar sehingga senyawa aktif
tujuan untuk mendapatkan zat aktif yang lebih yang dapat memberikan aktivitas antibakteri
banyak dari proses ektraksi tersebut. Metode dapt ditarik. Etanol tidak bersifat racun, tidak
maserasi atau remaserasi dipilih, karena eksplosif bila bercampur dengan udara, tidak
metode ini cara pengerjaannya sederhana dan korosif dan mudah diperoleh7.
mudah. Selain itu faktor kerusakan zat aktif Uji Golongan Senyawa Kimia
lebih kecil karena pada metode ini tidak Berdasarkan uji golongan senyawa
menggunakan panas yang mungkin dapat kimia, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Uji golongan senyawa kimia


Uji Pereaksi Hasil Pustaka Keterangan
Alkaloid Meyer tidak ada endapan Endapan Putih _
Bouchardat Endapan coklat Endapan Coklat- +
Hitam
Dragendorf tidak ada endapan Endapan Merah Bata _
Tanin FeCl3 1% Hijau Kehitaman Biru Tua atau Hijau +
Kehitaman
Flavonoid HCl Pekat + Kuning Merah, Kuning, +
Mg, + Amil Jingga
Alkohol
Saponin HCl 2N Berbuih Buih tidak hilang +

Dari tabel di atas, dapat diketahui jika terjadi endapan atau paling sedikit 2 atau
bahwa ekstrak etanol daun kecombrang yang 3 dari percobaan diatas. Dalam pengujiannya
diperoleh peneliti mengandung tanin, yang lakukan, hanya 1 pereaksi saja yang
flavonoid dan saponin. Berdasarkan literature positif, ini dapat dikatakan ekstrak daun
untuk uji alkaloid, alkaloida dianggap positif kecombrang yang pratikkan miliki tidak
Akademi Farmasi Samarinda 3
Jurnal Ilmiah Manuntung, 1(1), 1-7, 2015 Eko Kusumawati

mengandung alkaloid. Pada Uji flavonoid, Agar). Aktivitas antibakteri tampak dengan
dalam literatur disebutkan bahwa flavonoid terbentuknya zona hambat di sekitar kertas
positif jika terjadi warna merah, kuning, dan cakram yang diukur menggunakan jangka
jingga. Berdasarkan pengujian yang lakukan sorong. Pada penelitian ini digunakan media
di dapatkan warna kuning jingga dan dapat Mueller Hinton Agar, karena media ini telah
disimpulkan bahwa ekstrak positif direkomendasikan oleh FDA dan WHO untuk
mengandung flavonoid. Untuk uji tanin yang tes antibakteri terutama bakteri aerob dan
lakukan didapatkan hasil yang positif atau facultative anaerobic bacteria untuk makanan
mengandung tanin, ini ditandai dengan dan materi klinis. Media agar ini juga telah
terbentuknya warna hijau kehitaman. terbukti memberikan hasil yang baik dan
Berdasarkan literatur, jika terjadi warna biru reproduksibel. Dalam penelitian ini peneliti
atau hijau kehitaman menunjukkan adanya menggunakan metode disc diffusion atau
tanin. Secara kimia terdapat dua jenis utama kertas cakram dikarenakan bakteri yang
tanin yang tersebar tidak merata dalam dunia ditanam pada media dalam metode ini bersifat
tumbuhan. Tanin terkondensasi hampir aerob yaitu tumbuhnya bakteri memerlukan
terdapat semesta di dalam paku-pakuan dan oksigen sehingga bakteri tersebut tumbuh di
gimnospermae, serta tersebar luas dalam permukaan media. Metode disc diffusion
angiospermae, terutama pada jenis tumbuhan dilakukan dengan menggunakan piringan atau
berkayu. Sebaliknya, tanin yang kertas cakram (Wathman nomor 4) yang
terhidrolisiskan penyebarannya terbatas berisi agen anti mikroba, diletakkan di media
kepada tumbuhan berkeping dua8. agar yang telah ditanami mikroorganisme
Jenis tanin yang terkandung di dalam yang akan berdifusi pada media agar tersebut.
ekstrak etanol daun kecombrang adalah tanin- Area jernih mengindikasikan adanya
terkondensasi, karena jenis tumbuhan yang hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh
digunakan yaitu tumbuhan kecombrang agen antimikroba pada permukaan media
bersub-divisi angiospermae. Kandungan agar9.
senyawa kimia saponin juga terdapat dalam Kontrol positif yang digunakan dalam
ekstrak etanol daun kecombrang, ini ditandai penelitian ini adalah kloramfenikol.
dengan terbentuknya buih selama kurang dari Kloramfenikol dipilih karena berspektrum
10 menit dan tidak hilang pada penambahan luas yaitu efektif untuk bakteri gram positif
asam klorida 2N. Dalam literatur disebutkan dan gram negatif serta mikroorganisme lain10.
bahwa apabila buih tidak hilang pada Mekanismenya dengan menghambat sintesis
penambahan 1 tetes asam klorida 2N protein, mencegah ujung aminoasil t-RNA
menunjukkan adanya saponin. bergabung dengan peptidil tranferase (enzim
yang menghubungkan asam amino dengan
Uji Aktivitas Antibakteri rantai peptide selama proses sintesis
Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol protein)11. Pada pengujian antibakteri ini
daun kecombrang terhadap Salmonella typhi diperoleh hasil yang disajikan pada Tabel 2.
dilakukan dengan metode disc diffusion
menggunakan media MHA (Mueller Hinton

Tabel 2. Hasil pengukuran diameter zona hambat ekstrak etanol daun kecombrang terhadap
Salmonella typhi.

Konsentrasi Zona Hambat (mm)


I II III Rata-rata (mm)
Kontrol Negatif 0 0 0 0
20% 5.65 3.35 2.7 3.90
40% 7.1 6.75 5.65 6.50
60% 8.2 6.3 5.8 6.76
80% 8.85 7.85 7.3 7.45
100% 12.15 9 6.7 9.28
Kontrol Positif 32 33,8 32,05 32.61

4 Akademi Farmasi Samarinda


Jurnal Ilmiah Manuntung, 1(1), 1-7, 2015 Eko Kusumawati

a b c

d e f

Gambar 1. Aktivitas antibakteri daun kecombrang terhadap bakteri Salmonella typhi

Keterangan : a = kontrol negatif


b = perlakuan dengan konsentrasi 20%
c = perlakuan dengan konsentrasi 40%
d = perlakuan dengan konsentrasi 60%
e = perlakuan dengan konsentrasi 80%
f = perlakuan dengan konsentrasi 100%
g = kontrol positif = kloramfenikol

Berdasarkan dari data yang telah tersaji sangat berpengaruh terhadap terbentuknya
pada Tabel 2 dan Gambar 1 di atas untuk rata- zona hambat yang dihasilkan. Menurut
rata diameter zona hambat terbesar terletak Ningtyas3 bahwa semakin tinggi konsentrasi
pada konsentrasi 100%. Penentuan yang digunakan maka semakin tinggi daya
konsentrasi ekstrak etanol daun kecombrang hambatnya, hal ini dikarenakan semakin
Akademi Farmasi Samarinda 5
Jurnal Ilmiah Manuntung, 1(1), 1-7, 2015 Eko Kusumawati

tinggi konsentrasi semakin banyak kandungan ekstraseluler dan protein yang dapat larut
bahan aktif antibakterinya. Jenie dan serta dengan dinding sel bakteri13. Senyawa
Kuswanto12 menyatakan bahwa keefektifan tanin merupakan senyawa metabolit sekunder
suatu zat antimikroba dalam menghambat yang tergolong senyawa fenol terkondensasi
pertumbuhan tergantung pada sifat mikroba dan banyak terdapat pada tumbuhan
uji, konsentrasi dan lamanya waktu kontak, Angiospermae. Tanin dalam konsentrasi
dan sifat biostatistik dapat meningkat dengan rendah mampu menghambat pertumbuhan
semakin tingginya konsentrasi yang kuman maupun pada konsentrasi tinggi dapat
ditambahkan. bersifat membunuh bakteri. Senyawa fenolik
Menurut tabel David Stout, daya bekerja sebagai antimikroba dengan cara
hambat antibakteri ekstrak etanol daun mengkoagulasi atau menggumpalkan
kecombrang pada konsentrasi 100% potoplasma kuman sehingga terbentuk ikatan
menghasilkan zona hambat sebesar 9.28 mm yang stabil dengan protein kuman dan pada
yang masuk dalam kategori antibakteri kerja saluran pencernaan, tanin diketahui mampu
sedang. Daya antimikroba ekstrak daun mengeliminasi toksin14.
kecombrang ini disebabkan oleh karena Data yang diperoleh dianalisis
adanya bahan-bahanaktif yang terkandung di mengunakan SPSS IBM 20. Terlebih dahulu
dalamnya yang berperan utama dalam data dianalisis untuk mengetahui apakah
menghambat pertumbuhan maupun berdistribusi normal. Pada uji One-Sampel
membunuh bakteri Salmonella typhi. Bahan Kolmogorov-Smirnov test menunjukan
aktif tersebut diantaranya adalah saponin, bahwa nilai D (Absolute) lebih besar dari 0,05
flavonoid dan tanin. atau signifikansi lebih besar dari 0,05, ini
Saponin adalah senyawa penurun menunjukkan bahwa data yang diperoleh
tegangan permukaan yang kuat yang peneliti berdistribusi normal. Selanjutnya
menimbulkan busa bila dikocok dalam air. dilakukan analisis menggunakan uji One Way
Sifat saponin menyerupai sabun (bahasa latin ANOVA. Berdasarkan Uji One Way ANOVA
sapo berarti sabun).Saponin bekerja sebagai menunjukkan bahwa uji tersebut memiliki
antimikroba dengan mengganggu stabilitas signifikansi kurang dari 0,05 dengan
membran sel bakteri sehingga menyebabkan keputusan yang berarti terdapat perbedaan
sel bakterilisis. Flavonoid berefek bermakna dari hasil perlakuan pada daya
antimikroba melalui kemampuan untuk hambat masing-masing konsentrasi ekstrak
membentuk kompleks dengan protein etanol daun Kecombrang.

SIMPULAN
Dari hasil penelitian mengenai aktivitas kesimpulan bahwa semakin besar konsentrasi
antibakteri ekstrak etanol daun kecombrang ekstrak etanol kecombrang, semakin besar
terhadap bakteri Salmonella typhidiperoleh pula zona hambat yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hidayat dan Hutapea. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Balai Penelitian dan Pengembangan
Departemen Kesehatan RI.
2. Hudaya, Adeng. 2010. Uji Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Air Bunga Kecombrang (Etlingera
elatior) Sebagai Pangan Fungsional Terhadap Staphylococus aureus dan Eschericia coli. Skripsi.
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
3. Ningtyas, Rina. 2010. Uji Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Air Daun Kecombrang (Etlingera elatior
(Jack) R.M. Smith). Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
4. Lathifah, Qurrotua’yunin. 2008. Uji Efektifitas Ekstrak Kasar Senyawa Antibakteri Pada Buah
Belimbing Wuluh (Averrhoabilimbi L.) Dengan Variasi Pelarut. Skripsi. Malang: Universitas Islam
Negeri Malang.
5. Departemen Kesehatan RI. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
6. Departemen Kesehatan RI. 1987. Analisis Obat Tradisional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

6 Akademi Farmasi Samarinda


Jurnal Ilmiah Manuntung, 1(1), 1-7, 2015 Eko Kusumawati

7. Handoko, T. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi Empat. Jakarta: Gaya Baru.
8. Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
9. Pratiwi., S. T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.
10. Mycek, MJ. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi I.Jakarta.Widya Medika.
11. Olson. J. 2004. Belajar Mudah Farmakologi. Cetakan 1. EGC. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
12. Jenie, B.S.L. dan Kuswanto. 1994. Aktivitas antimilcroba dari pigmen angkak yang diproduksi oleh
Monasnrs purpuracs terhadap beberapa milcroba patogen dan perusak makanan.Prosiding Pertemuan
Ilmiah Tahunan Permi.
13. Ardananurdin, Alhamfaib. 2004.Uji Efektivitas Dkok Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)
Sebagai Anttimikroba Terhadap Bakteri Salmonella Typhi Secara in vitro. Jurnal kedokteran. FK
Unibraw.
14. Hapsari, Lukyta Setyo. 2013. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Akar Rumput Belulang (Eluesine
indicaGaerin). Samarinda.: Akademi Farmasi Samarinda.

Akademi Farmasi Samarinda 7

You might also like