You are on page 1of 9

INDONESIAN JOURNAL PHARMACEUTICAL AND HERBAL MEDICINE (IJPHM)

Akademi Farmasi Yannas Husada Bangkalan


Volume 1, No 2, April 2022
e-ISSN 2808-4187

SKRINING FITOKIMIA DAN PENETAPAN KADAR TOTAL FENOL


FLAVONOID DAN TANIN PADA DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.)
Nur Anisa1, Sarah Zielda Najib2
1,2
Akademi Farmasi Yannas Husada Bangkalan
Email: Anisa7980@gmail.com, czellda@gmail.com

ABSTRAK
Tanaman Kersen merupakan spesies tunggal dari Muntingia. Pemanfaatan Daun kersen masih belum
optimal karena dianggap tidak memiliki nilai ekonomis serta kurangnya pengetahuan mengenai
pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder, kadar fenol,
kadar flavonoid dan kadar tanin. Daun kersen diekstraksi dengan metode soxhletasi menggunakan pelarut
etanol 96%. Skrining fitokimia menggunakan beberapa reagen yang disesuaikan dengan jenis uji
fitokimia. Penetapan kadar menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai rendemen ekstrak etanol daun kersen yaitu 28.84%. Ekstrak etanol daun kersen
memiliki kandungan fenol, flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, dan steroid. Kadar fenol yang diperoleh
22.389 mgGAE/100gr, kadar flavonoid yang diperoleh 13.375 mgQE/100gr, dan kadar fenol yang
diperoleh 13.715 mgGAE/100gr. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun kersen
memenuhi persyaratan standardisasi Farmakope Herbal.

Kata Kunci : Muntingia calabura, Skrining Fitokimia, Kadar Fenol

ABSTRACT
Kersen plant is a single species from Muntingia. The utilization of cherry leaf is still not optimal because
it is considered to have no economic value and lack of knowledge about its use. This study aims to
determine the content of secondary metabolites, phenol, flavonoid and tannin. Cherry leaf extract was
extracted by soxhletation method using 96% solvent. Phytochemical screening uses several reagents that
are adapted to the type of phytochemical test. Assay using UV-Vis Spectrophotometry method. The results
of this study showed that the yield value of ethanol extract of cherry leaves was 28.84%. Cherry leaf
ethanol extract contains Phenols, Flavonoids, Tannins, Alkaloids, Saponins, and Steroids. The phenol
content obtained was 22,389 mgGAE/100gr, the flavonoid content obtained was 13,375 mgQE/100gr,
and the phenol content obtained was 13,715 mgGAE/100gr. The conclusion of this study is that the
ethanol extract of cherry leaves meets the requirements of Herbal Pharmacopoeia standardization.

Keywords: Muntingia Calabura, Phytochemical Screening, Phenol Levels

Diterima redaksi: 08-04-2022 G Selesai Revisi: 26-04-2022 GDiterbitkan: 28-04-2022

96
PENDAHULUAN Alat
Tanaman Kersen merupakan spesies Alat yang digunakan adalah pisau,
tunggal dari Muntingia. Pemanfaatan Daun gunting, kertas label, alat tulis, oven, beaker
kersen masih belum optimal karena glass, neraca analitik, blender, kertas saring,
dianggap tidak memiliki nilai ekonomis gelas ukur, corong kaca, tabung reaksi, rak
serta kurangnya pengetahuan mengenai tabung reaksi, pipet tetes, mikro pipet,
pemanfaatannya (Farida Y dkk, 2009). handscoon, masker, tissue, stopwatch, pipet
Secara empiris masyarakat sering volume, rotary evaporator, labu takar,
menggunakan bahan alam sebagai obat erlenmeyer dan seperangkat alat
tradisional, karena bukan hanya mudah di spektrofotometri UV-Vis.
dapat namun juga cukup sederhana dalam
cara pembuatannya (Latief A, 2012). Preparasi Sampel
Daun dari tanaman Kersen ini Daun Kersen diambil di siang hari
memiliki beberapa kandungan bioaktif yang sekitar jam 10:00 WIB ± 12:00 WIB.
bermanfaat untuk kesehatan. Daun Kersen Preparasi daun kersen sebanyak 4 kg daun
mengandung beberapa senyawa bioaktif kersen dimulai dengan memisahkan dari
seperti saponin, flavonoid, dan tanin tangkainya, dicuci dengan air mengalir,
(Surjowardojo, dkk, 2014). Kandungan kemudian diangin-anginkan di tempat yang
kimia daun Kersen menunjukkan adanya terkena matahari langsung, dan dikeringkan
flavonoid, saponin, tanin, triterpen, dan menggunakan oven 40-50oC selama 120
steroid (Amiruddin, 2007). menit. Daun kersen yang sudah kering
Berdasarkan uraian diatas, maka kemudian dilakukan sortasi kering.(5)
penelitian ini perlu dilakukan skrining Selanjutnya dihaluskan hingga membentuk
fitokimia, dan selanjutnya dilakukan serbuk simplisia yang halus. Hasil
penentuan kadar fenol, flavonoid, dan tanin penyerbukan simplisia daun kersen
ekstrak daun kersenyang ada di bangkalan kemudian disimpan pada wadah yang bersih,
dengan pengukuran absorbansi kering dan tertutup rapat (Puspitasari AD
spektrofotometri UV-Vis. dan Proyo, 2013).

METODE PENELITIAN Pembuatan Ekstrak


Bahan Sampel sebanyak 100 gram ekstrak
Bahan yang digunakan adalah daun kersen, dibungkus dengan kertas saring, ikat kedua
Etanol 96%, etanol 70%, Aquadest, Asam bagian ujungnya dengan benang, dimasukan
Klorida (FeCl3), Serbuk Magnesium (Mg), kedalam alat soklet, masukkan pelarut etanol
Asam Klorida pekat (HCl pekat), 96% sebanyak 500 mL ke dalam labu soklet
Aluminium Klorida (AlCl3), Natrium (labu alas bulat), dan 250 mL etanol 96% ke
Hidroksida (NaOH), Asam Sulfat (H2SO4), dalam tabung soklet untuk membasahi
asam galat, natrium karbonat (Na2CO3), sampel. Lakukan sokletasi dengan suhu
Kloroform, Meyer, Asam Asetat dan reagen 70oC sampai tetesan siklus tidak berwarna
Folin-Ciocalteau. lagi. Filtrat yang diperoleh kemudian

97
diuapkan dengan menggunakan rotary endapan putih yang menunjukkan positif
evaporator pada suhu tidak lebih dari 40oC alkaloid(Pamungkas, dkk, 2016).
dan diuapkan hingga menjadi ekstrak kental Uji Saponin
(Depkes RI, 1995). Sampel ekstrak kental etanol daun
Skrining Fitokimia kersen yang akan diuji didihkan terlebih
Uji Fenol dahulu dengan aquades diambil 5 mL,
Sejumlah sampel diekstrak dengan 20 ml dikocok dengan kuat. Jika ada busa yang
etanol 70%. Larutan yang dihasilkan terbentuk, kemudian tambahkan HCl 1 tetes
diambil sebanyak 1 ml kemudian dengan masih adanya busa maka hal itu
ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3 5%. menunjukkan positif mengandung saponin
Reaksi positif ditunjukkan dengan (Pamungkas, dkk, 2016).
terbentuknya warna hijau atau hijau biru Uji Steroid
(Putranti, 2013). Sampel ekstrak kental etanol daun
Uji Flavonoid kersen ditambahkan dengan pelarut eter
Sampel ekstrak daun kersen sebanyak 7 yang kemudian dipisahkan. Filtrat yang
ml, isikan pada 3 tabung reaksi, kemudian didapat ditambahkan dengan 2 tetes anhidrat
tabung 1 tambahkan 5 mL H2SO4 pekat, asam stearat dan 1 tetes H2SO4, adanya
tabung 2 tambahkan 5 mL HCl pekat serta steroid terbentuk warna dari biru sampai
berikan serbuk Mg, tabung 3 tambahkan ungu (Pamungkas, dkk, 2016).
dengan 5 mL NaOH. Adanya flavonoid
ditunjukkan dengan timbulnya warna merah, Penetapan Kadar
kuning atau jingga (Pamungkas, dkk, 2016). Penetapan Kadar Fenol
Uji Tanin a. Pembuatan Kurva Kalibrasi Asam Galat
Sampel ekstrak kental etanol daun dengan Reagen Fenol Folin Ciocalteu
kersen 1 mL dimasukkan kedalam tabung Ditimbang 50 mg asam galat,
reaksi, lalu ditambahkan 2 mL etanol 70% ditambahkan 1 mL etanol 96 %, lalu
kemudian di aduk, ekstrak ditambahkan ditambahkan aquades sampai volume akhir
FeCl3 sebanyak 3 tetes. Jika terjadi 50 mL, sehingga diperoleh konsentrasi 1
perubahan warna biru-hitam, hijau atau biru- mg/mL.(13) Dari larutan induk asam galat
hijau dan endapan maka menandakan tanin konsentrasi 1 mg/mL dipipet 1 mL, 1,25
secara umum (Pamungkas, dkk, 2016). mL, 1,5 mL, 1,75 mL dan 2 mL, secara
Uji Alkaloid berturut turut lalu diencerkan dengan
Sampel ekstrak kental etanol daun aquades sampai volume akhir 10 mL
kersen ditambahkan kloroform 20 mL, VHKLQJJD GLKDVLONDQ NRQVHQWUDVL J PO
disaring dan filtrat ditambahkan HCl 10%. asam galat, secara berturut-turut (Puspitasari
Hasil ekstraksi akan membentuk dua dan Wulandari, 2017).
lapisan, kemudian lapisan HCl diambil 5 mL Dari masing-masing konsentrasi larutan
dan dimasukan kedalam tabung reaksi. Dan asam galat dipipet 0,2 mL lalu ditambah
ditambahkan pereaksi meyer. Jika terbentuk 15,8 mL aquades dan 1 mL Reagen Folin
Ciocalteu dan dikocok sampai homogen

98
serta didiamkan selama 8 menit. Sebanyak 10 mg kuersetin ditimbang
Diambahkan 3 mL larutan Na2CO3 10% lalu dilarutkan dengan metanol hingga larut,
lalu dikocok homogen, dan selanjutnya larutan tersebut dimasukkan dalam takar 100
didiamkan selama 2 jam pada suhu kamar mL, ditambahkan metanol p.a sampai tanda
(Puspitasari dan Wulandari, 2017). batas (Sindhe, dkk, 2013).
b. Penetapan Kandungan Fenol Total b. Pengukuran Panjang Gelombang
dengan Metoda Folin Ciocalteu Maksimum
Ditimbang 100 mg ekstrak kemudian Pengukuran panjang gelombang
dilarutkan sampai 10 mL dengan aquades maksimum dilakukan menggunakan
sehingga diperoleh konsentrasi 10 mg/mL. spektrofotometer UV-Vis dengan
Dari konsentrasi 10 mg/mL dipipet 1 mL pembandLQJ NXHUVHWLQ J P/ (Sindhe,
dan diencerkan dengan aquades hingga 10 dkk, 2013). Pada penelitian ini dicari
mL dan diperoleh konsentrasi ekstrak 1 serapan maksimum dari 400-800 nm
mg/mL. Dipipet 0,2 mL ekstrak, (Puspitasari dan Wulandari, 2017).
ditambahkan 15,8 mL aquades dan 1 mL c. Penentuan Operating Time
reagan Folin±Ciocalteu lalu dikocok.(12) Penentuan operating time berdasarkan
Didiamkan selama 8 menit kemudian manik et al (2014), dilakukan selama 30
ditambahkan 3 mL Na2CO3 10% ke dalam menit (Sindhe, dkk, 2013).
campuran. Didiamkan larutan selama 2 jam d. Pembuatan Kurva Baku Kuersetin
pada suhu kamar. Diukur serapannya Kurva standar kuersetin dibuat
dengan spektrofotometer UV-Vis pada berdasarkan metode yang dilakukan oleh
panjang gelombang serapan maksimum 765 manit et al. (2014). Larutan kuersetin dalam
nm (Sindhe, dkk, 2013). metanol dibuat dalam konsentrasi 2, 4, 6, 8,
c. Pentapan Panjang Gelombang 10, dan 12 ppm (Sindhe, dkk, 2013).
Maksimum e. Penentuan Kandungan Flavonoid Total
Ukur serapan larutan diukur dengan Analisis kuantitatif flavonoid total pada
spektrofotometer UV- Vis dengan ekstrak daun kersen dilakukan dengan
SHPEDQGLQJ DVDP JDODW J PO SDGD metode spektrofotometri menggunakan
panjang gelombang 500 - 700 nm, lalu pereaksi alumunium klorida. Sebanyak 0,2
dibuat kurva kalibrasi hubungan antara mL larutan sampel ditambah 3,7 mL
NRQVHQWUDVL DVDP JDODW J PO GHQJDQ metanol 0,1 mL AlCl3 10%, 0,1 mL Kalium
serapan. Asetat dan ditambahkan aquades hingga 5
d. Penetapan Serapan Kontrol mL. Pengukuran juga dilakukan terhadap
Dipipet larutan DPPH 50 µM sebanyak blanko berupa larutan sampel yang belum
3,8 mL dan ditambahkan aquades 0,2 mL. ditambahkan dengan pereaksi AlCl3.
Diukur serapan dengan spektrofotometer Kandungan flavonid total dinyatakan
UV-Vis (Okawar, 2001). sebagai jumlah gram kuersetin yang
Penetapan Kadar Flavonoid ekuivalen tiap gram ekstrak (Sindhe, dkk,
a. Pembuatan Larutan kuersetin Induk (100 2013).
ppm) Penetapan Kadar Tanin

99
a. Penentuan Panjang Gelombang kemudian dikocok dan didiamkan selama 5
Maksimum menit. Ke dalam larutan tersebut ditambah 2
Ditimbang asam galat sebanyak 10 mg, ml larutan Na2CO3 15%, dikocok homogen
dilarutkan dan ditambahkan aquades sampai dan didiamkan selama 5 menit kemudian
volume 100 ml sehingga didapatkan baku ditambahkan aquades sampai volume 10 ml,
induk 100 ppm. Pada penelitian ini serapan diamkan pada range waktu stabil yang
larutan diukur dengan spektrofotometer UV- diperoleh. Konsentrasi yang didapatkan
Vis dengan pembanding asam galat pada dilakukan replikasi sebanyak tiga kali
NRQVHQWUDVL J P/ SDGD panjang (Amelia, FR, 2015).
gelombang 500 - 900 nm (Amelia, FR,
2015). HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Penentuan Waktu Stabil Preparasi Sampel
Waktu stabil didapat pada menit ke 90 Ekstraksi simplisia dilakukan dengan
yang ditunjukan dengan perubahan metode soxhletasi. Metode soxhletasi ini
absorbansi yang sangat kecil pada menit bertujuan untuk menarik senyawa tertentu
tersebut (Amelia, FR, 2015). seperti metabolit sekunder yang terdapat
c. Pembuatan Kurva Baku Asam Galat pada simplisia.
dengan Reagen Folin Ciocalteu Pemilihan metode ekstraksi soxhletasi
Larutan baku induk asam galat dipipet karena metode ini mempunyai banyak
sebanyak 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, 5 keuntungan dibandingkan dengan metode
ppm, 6 ppm, 7 ppm dan dimasukkan ke ekstraksi lainnya. Keuntungan utama
dalam labu ukur 10 ml, lalu ditambahkan 1 metode ekstraksi soxhletasi yaitu pelarut
ml reagen Folin Ciocalteu, dikocok dan dapat menarik senyawa organik dalam
didiamkan selama 5 menit. Ke dalam bahan alam secara berulang kali dan pelarut
larutan tersebut ditambah 2 ml larutan yang digunakan lebih sedikit dibandingkan
Na2CO3 15%, dikocok homogen dan dengan metode maserasi atau perkolasi.
didiamkan selama 5 menit. Lalu Hasil ekstraksi daun kersen dari pelarut
ditambahkan aquades sampai tepat volume etanol 96% dapat dilihat pada tabel 1
10 ml, dikocok homogen dan didiamkan berikut:
selama 90 menit. Dilakukan pengambilan
larutan baku induk asam galat sebanyak Tabel 1. Hasil Rendemen Ekstrak
tujuh kali sehingga didapatkan tujuh Berat Berat Hasil
konsentrasi dan dibuat kurva baku standar Serbuk Ekstrak Rendemen
asam galat (Amelia, FR, 2015). 250 gr 72.1 gr 28.84 %
d. Penetapan Kadar
Sebanyak 100 mg ekstrak daun kersen Etanol digunakan sebagai cairan penyari
dilarutkan dengan aquades sampai volume karena mampu menarik komponen senyawa
100 ml. Larutan ekstrak yang diperoleh polar dan non polar.
kemudian dipipet sejumlah 0.2 mL dan Menurut Anita, dkk (2013), hasil
ditambah 1 ml reagen Folin Ciocalteu, penelitian menunjukkan bahwa hasil
rendemen ekstrak daun kersen yang

100
menunjukkan nilai rendemen lebih tinggi
adalah metode sokletasi sebesar 28,92% Penetapan Kadar Fenol
dibandingkan metode maserasi sebesar Penetapan kadar fenol didasarkan pada
26,58% (Puspitasari AD dan Proyogo, kurva kalibrasi tersebut didapatkan
2013). persamaan regresi y = 0.0108x + 0.0008 dan
Skrining Fitokimia nilai koefisien determinasi (R2) yaitu 0.9959
Skrining fitokimia merupakan tahap yang mempunyai arti 99.5% serapan
awal yang dilakukan pada saat pengujian, dipengaruhi oleh konsentrasi, seperti tertera
dimana dalam uji ini akan diperoleh pada gambar 1.
golongan senyawa yang terdapat dalam
sampel yang akan di uji. Hasil skrining
fitokimia dapat dilihan pada tabel 2:
Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia

Metabolit Pereaksi Hasil


Sekunder Pereaksi

Fenol FeCl3 5% ++ Gambar 1. Kurva Kalibrasi Asam Galat


NaOH ++ Pada Uji Fenol
H2SO4 Pekat ++
Flavonoid HCl Pekat + ++ Tabel 3 Hasil penentuan kadar fenolik
Serbuk Mg Kandungan Rata-rata
Tanin FeCl3 + Fenol kandungan
Alkaloid Meyer ++ Replikasi (mg GAE/g fenol
Saponin HCl ++
ekstrak) (mg GAE/g
Steroid Asam +
asetat+H2SO4 ekstrak)
Keterangan: R1 22.389
(++):Senyawa lebih banyak/ warna pekat R2 22.389 22.389
(+) :Terkandung senyawa/warna muda R3 22.389

Dari tabel 2 menunjukkan hasil Berdasarkan hasil penelitian ini


pengujian positif pada uji golongan diperoleh kadar fenolik total ekstrak daun
metabolit fenol, flavonoid, tanin, alkaloid, kersen sebesar 22.389 mg GAE/g ekstrak,
saponin dan steroid/terpenoid pengujian dari artinya dalam setiap gram ekstrak daun
ekstrak etanol daun kersen. Hasil positif kersen terdapat fenolik yang setara dengan
fenol, flavonoid, tanin dan steroid/terpenoid 22.389 mg asam galat. Senyawa fenolik
ditunjukkan dengan terjadinya perubahan yang terkandung dalam ekstrak daun kersen
warna. Pada uji alkaloid hasil positif merupakan hasil metabolit sekunder.
ditunjukkan dengan terbentuknya endapan
putih dan pada uji saponin hasil positif Penetapan Kadar Flavonoid
ditunjukkan dengan adanya busa setelah Penetapan kadar fenol didasarkan pada
penambahan HCl. kurva kalibrasi pada gambar diperoleh

101
persamaan regresi y = 0.0135x + 0.1161 dan nilai koefisien korelasi (R2) yaitu 0.9994
koefisien determinasi R2 = 0.9949, angka ini yang mempunyai arti 99.9% serapan
mendekati 1 yang menunjukkan kurva dipengaruhi oleh konsentrasi.
kalibrasi linier dan terdapat hubungan antara
konsentrasi larutan kuersetin dengan nilai
serapan. Persamaan regresi linier ini
digunakan untuk menghitung kandungan
flavonoid total dalam ekstrak etanol daun
kersen, seperti tertera pada gambar 2.

Gambar 3. Kurva Kalibrasi Asam Galat


Pada Uji Tanin

Tabel 5 Hasil penentuan kadar tanin


Kandungan Rata-rata
Tanin kandungan
Gambar 2. Kurva Kalibrasi Kuersetin Replikasi (mg GAE/g Tanin
ekstrak) (mg GAE/g
Tabel 4 Hasil penentuan kadar flavonoid ekstrak)
Kandungan Rata-rata
R1 13.715
Flavonoid kandungan
Replikasi (mg GAE/g Flavonoid R2 13.715 13.715
ekstrak) (mg GAE/g R3 13.715
ekstrak)
R1 13.474
R2 13.326 13.375 Berdasarkan hasil penelitian ini
R3 13.326 diperoleh kadar tanin ekstrak daun kersen
sebesar 13.715 mg GAE/g ekstrak, artinya
Pada pengukuran senyawa flavonoid dalam setiap gram ekstrak daun kersen
total dibuat sebanyak tiga replikasi untuk terdapat tanin yang setara dengan 13.715 mg
keperluan akurasi data. Berdasarkan hasil asam galat. Senyawa tanin yang terkandung
penelitian ini diperoleh kadar flavonoid total dalam ekstrak daun kersen merupakan hasil
ekstrak daun kersen sebesar 13.375 mg metabolit sekunder sebagai sumber bahan
QE/g ekstrak, artinya dalam setiap gram baku obat.
ekstrak daun kersen terdapat flavonoid yang
setara dengan 13.375 mg kuersetin. KESIMPULAN
Rendemen ekstrak etanol daun kersen yaitu
Penetapan Kadar Tanin 28.84% dengan metode soxhletasi. Melalui
Penetapan kadar fenol didasarkan pada uji fitokimia ekstrak daun kersen
kurva kalibrasi tersebut didapatkan mengandung senyawa metabolit sekunder
persamaan regresi y = 0.013x + 0.0023 dan fenol, flavonoid, tanin, steroid dengan

102
ditunjukkannya perubahan warna, pada
senyawa metabolit sekunder alkaloid Pamungkas JD, Anam K, Kusrini D.
ditunjukkan dengan adanya endapan dan Penentuan Total Kadar Fenol dari
pada senyawa metabolit sekunder saponin Daun Kersen Segar, Kering dan
ditunjukkan dengan adanya busa. Rontok serta Uji Aktivitas
Kadar fenolik total ekstrak daun kersen Antioksidan dengan Metode DPPH.
sebesar 22.389 mg GAE/g ekstrak. Kadar J Kim Sains dan Apl. 2016;19(1):15.
flavonoid total ekstrak pada daun kersen
sebesar 13.375 mg QE/g ekstrak. Kadar
tanin pada ekstrak daun kersen sebesar Puspitasari AD, Proyogo LS. Terhadap
13.715 mg GAE/g ekstrak. Kadar Flavonoid Total Ekstrak
Etanol Daun Kersen ( Muntingia
DAFTAR PUSTAKA
calabura. J Farm. 2013;16±23.
Amelia, F R. Penentuan Jenis Tanin dan
Penetapan Kadar Tanin dari Buah Puspitasari AD, Wulandari RL. Aktivitas
Bungur Muda (Lagerstroemia Antioksidan dan Penetapan Kadar
speciosa Pers.) Spektrofotometri dan Flavonoid Total Ekstrak Etil Asetat
Permanganometri,. J Ilm Mhs Univ Daun Kersen (Muntingia calabura). J
Surabaya. 2015;4(2):1±20. Pharmascience. 2017;4(2):167±75.

Amiruddin ZZ. Free radical scavenging Putranti Rika. Skrining Fitokimia Dan
actifity of some plants available in Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Malaysia. In: IJPT. 2007. p. 6:87-91 Rumput Laut. 2013.

Departemen Kesehatan RI. Farmakope Sindhe AM, Bodke YD dan CA.


Indonesia. Edisi IV. 1995. Jakarta Antioxidant and in vivo anti-
hyperglycemic activity of muntingia
Farida Y., Sugiatuti S., Sari WL. Uji
calabura leaves extracts. 2013. 5(3):
aktivitas antioksidan pada buah talok
dengan metode DPPH dan Rancimat. 427-435.
In: Seminar PATPI.h 9-16. 2009. p.
Jakarta: Fakultas Farmasi
Surjowardojo, P., I. Sarwiyono. Thohari AR.
Universitas Pancasila.
Quantitative and qualitative
Latief A. Obat Tradisional. 2012. Jakarta: phytochemicals analysis of
EGC.

103
Muntingia Calabura. J Biol Agric
Healthc. 2014;4:h.84-88.

Orak H. Total antioxidant activities,


phenolics, anthocyanins,
polyphenoloxidase activities in red
grape varieties. Electronic Journal
of Polish Agricultural University
Food Science and Technology. 2006.
9: I17 ± 118.

Okawa M, J Kinjo, T Nohara and M Ono.


Modification method DPPH (2-2-
difenil-1-pikrilhidrazil) radical
scavenging activity of flavonoids
obtained from some medicinal
plants. Biol. Pharm. Bull. 2001.
24(12): 1202-1205.

Waterhouse A. Folin-Ciocalteau micro


method for total phenol in wine,
Department of Viticulture & Enology
University of California. 1999.
Davis: 152-178.

104

You might also like