Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK: Sungkai (Peronema canescens Jack) merupakan tumbuhan dari famili lamiaceae
yang banyak ditemukan di hutan hujan tropis. Daun P. canescens telah digunakan masyarakat
secara tradisional untuk penyakit darah tinggi. Informasi ilmiah mengenai kandungan senyawa
kimia dari P. canescens masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa
metabolit sekunder dari ekstrak n-heksana daun P.canescens dan menentukan aktivitas
antikolesterolnya. Isolasi diawali dengan ekstraksi 1000 g daun P. canescens dengan metode
maserasi menggunakan pelarut n-heksana. Pemisahan dan pemurnian senyawa dilakukan
menggunakan metode kromatografi. Identifikasi struktur senyawa hasil isolasi menggunakan
spektroskopi FTIR dan NMR (1H-NMR, 13C-NMR dan DEPT 135) dan dibandingkan dengan
literatur. Pengujian aktivitas antikolesterol dilakukan menggunakan metode fotometri dengan
reaksi Liebermann-Burchard. Senyawa hasil isolasi yang diperoleh berupa kristal putih sebanyak
11,82 mg. Berdasarkan analisa data spektroskopi senyawa hasil isolasi adalah golongan
triterpenoid yaitu asam betulinat. Senyawa hasil isolasi menunjukkan aktivitas antikolesterol
dengan nilai IC50 60,64 µg/mL, sedangkan standar antikolesterol simvastatin memberikan nilai
IC50 of 23,15 µg/mL. Senyawa asam betulinat untuk pertama kalinya dilaporkan dari daun P.
canesnens dan bersifat antikolesterol.
sebanyak tiga kali. Sampel yang telah kromatografi lapis tipis G60 F254 dengan eluen
dimaserasi kemudian disaring menggunakan yang sesuai (Pasaribu dkk, 2014). Penampak
kertas saring sehingga didapatkan filtrat. noda diamati menggunakan cahaya UV pada
Filtrat tersebut kemudian dipekatkan panjang gelombang 254 nm. Hasil KLT eluat
menggunakan rotary evaporator sehingga dengan pola kromatogram yang sama akan
didapatkan ekstrak kental n-heksana. Ekstrak digabungkan menjadi satu fraksi. Fraksi
kering hasil tiga kali maserasi kemudian di terpilih (FC4) menunjukkan terbentuknya
hitung persen rendemen dengan persamaan: kristal dan setelah dimurnikan didapatkan
berat ekstrak senyawa murni berupa kristal putih (11,82
% Rendemen = × 100%
berat sampel mg).
terhindar dari cahaya. Sebagai blanko adalah dan didapatkan 5 fraksi yaitu fraksi FA (2,36
2,5 mL larutan kolesterol 100 µg/mL. g), FB (2,94 g), FC (4.75 g), FD (0,83 g), dan
Pengukuran absorbansi larutan uji FE (1,78 g).
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada Berdasarkan pola KLT yang
panjang gelombang 420 nm, kemudian dibuat ditunjukkan pada Gambar 1 diketahui bahwa
regresi linear antara absorbansi dengan pada semua fraksi didapatkan noda yang
konsentrasi (Musa et al. 2019). cendrung tidak terpisah dengan baik seperti
pada fraksi FC didapatkan pola noda yang
Penentuan Nilai IC50 (Inhibitor lebih nonpolar daripada fraksi FB, hal ini
Concentration 50%) dapat disebabkan oleh perbedaan ketebalan
dalam penotolan sampel pada plat klt. Pada
Nilai absorbansi larutan baku kolesterol
fraksi FC menunjukkan terbentuknya padatan
dan absorbansi sampel yang diperoleh dari
putih, oleh karena itu fraksi FC dipilih untuk
pengukuran menggunakan spektrofotometer
dipisahkan lebih lanjut.
UV-Vis digunakan untuk menghitung %
H : E (8:2) H : E (8:2)
inhibisi kolesterol dengan rumus:
A-B
Inhibisi (%) = A x 100%
Keterangan:
A : Absorbansi blanko
B : Absorbansi sampel
C sp3 atau H yang terikat dengan C yang menunjukkan adanya sinyal untuk proton
mengikat gugus elektronegatif (C-O). Pada yang berasal dari objek pengotor pada pelarut
daerah pergeseran kimia 4,62 ppm (2H, s) metanol (Fulmer et al. 2010).
Analisis spektrum 13C-NMR (125 Hz) C yang khas untuk gugus karboksilat, dan
senyawa isolat pada Gambar 5 menunjukkan sinyal pada daerah δC 152 ppm dan 110 ppm
jumlah dan jenis karbon pada senyawa isolat. merupakan sinyal untuk C=C vinilik. Sinyal
Setelah dilakukan pelebaran spektrum pada daerah δC 79,7 ppm merupakan sinyal
didapatkan adanya 30 puncak karbon, yang karbon yang mengikat O yang khas untuk
merujuk pada rangka dari triterpenoid. Pada senyawa triterpenoid yang mengikat O pada
pergeseran kimia di atas 100 ppm terdapat 3 posisi C-3 menunjukkan adanya karbon
sinyal untuk C sp2. Selain itu juga terdapat alkohol. Selain itu daerah serapan dibawah δC
sinyal pada pergeseran kimia 79,7 ppm yang 60 ppm menunjukkan adanya sinyal untuk
merupakan sinyal untuk C sp3 yang terikat metil (CH3), metilen (CH2), metin (CH) dan
dengan gugus elektronegatif (C-O). Sinyal karbon kuarterner (C) pada sikloalifatik pada
pada δC 180,1 ppm menunjukkan sinyal atom triterpenoid.
C=C
C-OH
C=O
Karboksilat
Tabel 1. Data perbandingan pergeseran kimia H-NMR dan C-NMR senyawa isolat dengan
literatur
senyawa isolat Hong et al (2015)
Posisi δC δH δH Jenis Karbon
δC (ppm)
(ppm) (∑H, mult, J) (∑H, mult, J)
1,66 (2H, dt, J=3,0; 13,0
1 40,1 39,5 CH2
Hz)
2 28,1 28,3 1,87 (1H, m) CH2
3 79,7 3,11 (1H, dd, J = 5 Hz) 72,3 3,46 (1H, t, J =7,8 Hz) CH
4 40,0 39,3 C
5 56,9 55,9 0,82 (1H, m) CH
2,63 (1H, dt, J=3,0; 12,7,
6 19,5 18,8 CH2
Hz), 1,41 (1H, m)
7 35,6 34,8 1,42 (1H, m), 1,40 (1H, m) CH2
8 42,0 41,1 C
9 52,0 51,0 1,39 (1H, m) CH
10 38,4 37,5 C
11 22,1 21,2 2,68 (1H, m) CH2
12 26,9 26,1 CH2
13 39,7 38,6 2,74(1H, td-like) CH
14 43,6 42,9 C
15 31,7 30,3 1,90 (1H, m), 1,28 (1H, m) CH2
2,63 (1H, dt, J = 3,0, 12,7
16 33,4 32,9 CH2
Hz), 1,56 (2H, m)
17 57,5 56,6 C
18 48,6 49,8 1,76 (1H, t, J=11,4 Hz) CH
19 50,5 47,5 CH
20 152,0 151,3 C
21 30,9 31,2 2,24 (1H, m), 1,52 (1H, m) CH2
22 38,2 37,6 2,26 (1H, m), 1,59 (1H, m) CH2
23 28,7 1,06 (3H, s) 28,7 1,23 (3H, s) CH3
24 16,2 0,95 (3H, s) 16,4 1,06 (3H, s) CH3
25 16,7 0,75 (3H, s) 16,4 0,83 (3H, s) CH3
26 16,8 0,85 (3H, s) 16,3 1,01 (3H, s) CH3
27 15,1 0,96 (3H, s) 14,9 1,07 (3H, s) CH3
28 180,1 178,9 C
4,71 (1H, d, J=2,5 Hz),
29 110,2 109,9 4,95 (1H, s), 4,77 (1H, s) CH2
4,59 (1H, d, J=2 Hz)
30 19,6 1,70 (3H, s) 19,5 1,79 (3H, s) CH3
Berdasarkan data pada Tabel 2, 3 dan 4 medicinal plants used in Daraa Tafialet
dinyatakan bahwa nilai IC50 untuk senyawa region (province of Errachidia)
hasil isolasi memiliki nilai IC50 sebesar 60,64 Morocco. Journal of
µg/mL sedangkan nilai IC50 untuk simvastatin Ethnopharmacology. 198, 16-530.
sebesar 23,15 µg/mL. Senyawa hasil isolasi
memiliki aktivitas antikolesterol yang cukup Egbubine, C. O., Adeyemi, M. M & Habila, J.
kuat, namun aktivitasnya lebih kecil D. (2020). Isolation and
dibandingkan dengan simvastatin. Hal ini characterization of betulinic acid from
dikarenakan nilai IC50 senyawa isolat lebih the stem bark of Feretia canthioides
besar dibandingkan dengan simvastatin. Hiern and its antimalarial potential.
Aktivitas antikolesterol senyawa isolat hampir Bulletin of the National Research
3 kali lebih rendah dibandingkan dengan Centre. 44(49), 1-7.
simvastatin. Nilai IC50 ekstrak heksana Emrizal dkk. 2012. Isolasi senyawa dan uji
sebesar 1115,37 µg/mL yang mana lebih besar aktivitas anti-inflammasi ekstrak
dibandingkan dengan IC50 senyawa isolat dan metanol daun puwar kincung (Nicolaia
simvastatin sehingga aktivitas antikolesterol speciosa Horan). Jurnal Penelitian
sangat kecil dibandingkan dengan senyawa Farmasi Indonesia. 1(1), 1-5.
isolat dan simvastatin.
Fujioka, T & Kashiwada, Y. (1994). Anti-
KESIMPULAN AIDS agents, 11. betulinic acid and
platanic acid as anti-HIV principles
Senyawa triterpenoid asam betulinat from Syzigium claviflorum, and the anti-
atau asam 3β-hidroksilup-20(29)-en-28-oat HIV activity of structurally related
telah berhasil diisolasi dari ekstrak n-heksana triterpenoids. Journal of Natural
P. canescens, serta menunjukkan aktivitas Products. 57(2), 243–247.
antikolesterol yang cukup kuat dengan nilai
IC50 60,64 µg/mL. Fulmer, G. R et al. 2010. NMR chemical
shifts of trace impurities: common
laboratory solvent, organics, and gases
DAFTAR PUSTAKA in deuterated solvent relevant to the
organometallic chemist.
Anggraini, D. I & Nabillah, L. F. (2018).
Activity test of suji leaf extract Organometallics. 29, 2176-2179.
(Dracaena angustifolia Roxb.) on in Hong, E. H., et al. (2015). Anti-influenza
vitro cholesterol lowering. Jurnal Kimia activity of betulinic acid from Zizyphus
Sains dan Aplikasi. 21(2), 54-58. jujuba on Influenza A/PR/8 Virus.
Eddouks, M., Ajebli, M & Hebi, M. (2017). Biomolecules & Therapeutics. 23(4),
Ethnopharmacological survey of 345-349.
Kitagawa, I., et al. (1994). Indonesian Rastogi, S. et al. (2020). Medicinal plants of
medicinal plants. VII seven new the genus Betula-Traditional uses and a
clerodane-type diterpenoids, phytochemical-pharmacological review
peronemins A2, A3, B1, B2, B3, C1 and Subha. Journal of Etnopharmacology.
D1 from the leaves of Peronema 159(2020), 62–83.
canescens (Vebenaceae). Journal of
Chemistry and Pharmautical Bulletin. Sadino, A., Sahidin, I and Wahyuni, W. 2016.
Antioxidant activity of ethanol extract
42(5), 1050-1055.
of Polygonum pulchrum Blume.
Kumar, D. et al. (2010). Phytomedicine Anti- Pharmacology and Chlinic Pharmacy
leukemic activity of Dillenia indica L . Research. 1(2), 48-54.
fruit extract and quantification of
betulinic acid by HPLC. Phytomedicine. Sami, A. et al. (2006). Pharmacological
properties of the ubiquitous natural
17(6), 431–435.
product betulin. European Journal of
Kusriani, R. H., Nawawi, A & Turahman, T. Pharmautical Sciences. 29(2006), 1–13.
(2015). Uji aktivitas antibakteri ekstrak
dan fraksi kulit batang dan daun sungkai Simanjuntak, P. (1996). Studi kimia senyawa
glikosida tumbuhan sungkei, Peronema
(Peronema Canescens Jack) terhadap
Staphylococcus aureus Atcc 25923 dan canescens (Verbenaceae). Indonesian
Journal of Applied Chemistry. 6(1), 8-
Escherichia coli ATCC 25922. Jurnal
Farmasi Galenika. 2(1), 8-14. 12.
Li, L.H., Dutkiewicz, E. P., Huang, Y. C., Sitepu, N. (2020). In vitro test of antibacterial
Zhou, H.B & Hsu, C. C. (2018). ethanol extract, n-hexane fraction and
Analytical methods for cholesterol ethyl acetate fraction of sungkai leaf
quantification. Journal of Food and (Peronema canescens) against
Salmonella typhi. Asian Journal of
Drug Analysis. 27(2019), 375-386.
Pharmaceutical Research and
Muharni, Fitrya, & Nurmaliana, R. (2016). Development. 8(3), 57-60.
Skrining fitokimia aktifitas antioksidan
dan antibakteri dari tumbuhan obat Soica, C. et al. (2014). Betulinic Acid in
tradisional etnis Musi. Palembang. Complex with a Gamma-Cyclodextrin
Laporan Penelitian Ristoja, Departemen Derivative Decreases Proliferation and
in Vivo Tumor Development of Non-
Kesehatan Republik Indonesia.
Metastatic and Metastatic B164A5
Musa, W. J. A., Situmeang, B & Sianturi, J. Cells. International Journal of
(2019). Anti-cholesterol triterpenoid Molecular Sciences. 2014(15), 8235–
acids from Saurauia vulcani Korth. 8255.
(Actinidiaceae). International Journal Thomas, A. N. S. (1993). Tanaman obat
of Food Properties. 22(1), 1439-1444. tradisional 1. Yogyakarta: Kanisius.
Oyebode, O. et al. 2016. Use of traditional
Yani, A. P & and Putranto, M. H. (2014).
medicine in middle-income countries : a Examination of the sungkai’s young leaf
WHO-SAGE study. Health Policy and extract (Peronema canescens) as an
Planning, 31(1): 984–99. antipiretic, immunity, antiplasmodium
Pasaribu, S. P., Erwin dan Istianti, S. 2014. and teratogenity in mice (Mus.muculus).
Isolasi dan identifikasi senyawa International Journal of Science and
flavonoid daridaun tumbuhan kerahau Engineering. 7(1), 30-34.
(Callicarpa longifolia Lam.). Jurnal Yogeeswari, P & Sriram, D. (2005). Betulinic
Kimia Mulawarman, 11(2): 80-83. acid and its derivatives: A review on
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,