You are on page 1of 9

Jurnal Ilmiah Kefarmasian

Journal homepage : http://e-jurnal.stikesalirsyadclp.ac.id/index.php/jp

P e n g e m ba n g a n N an op ar t i k e l E k st r ak D aun
K e rse n ( Munti ngi a
c al a bu ra . l) d e n g an T e k n i k S e lf Na no
Em ul si fyi ng Drug De li ve ry S yste m ( SN E D D S ) u n t u k A p li k asi
A n t i b ak t e ri
Development of Nanoparticles Muntingia calabura.l Extract
using Self Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS)
Technique for Antibacterial Application

Septiana Indratmoko1, Asep Nurrahman Yulianto2, Axl Aprizal Herawan3


1,3 Program Studi S1 Farmasi, 2Program Studi D3 Farmasi, STIKES Al Irsyad Al
Islamiyyah Cilacap
Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia
Email : Indratmoko86@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK/ABSTRACT

Kata Kunci : Kandungan flavonoid dan tanin pada daun kersen dapat menghambat
ekstrak daun pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk
kesen, SNEDDS mengetahui pengaruh formulasi nanoemulsi daun kersen (Mutingia
Antibakteri calabura.L) terhadap karakteristik nanoemulsi menggunakan teknik Self Nano
Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) dan pengaruhnya sebagai
antibakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak etanol daun kersen diformulasi
dengan surfaktan, kosurfaktan dan minyak terpilih. Kemudian nanoemulsi
ekstrak daun kersen diuji ukuran partikel, potensial zeta, drug loading dan
stabilitas nanoemulsi. Nanoemulsi ekstrak etanol daun kersen dapat
dihasilkan dengan formula Tween 80, PEG 400 dan VCO perbandingan
6:1:1. Ukuran partikel nanoemulsi 12,4 nm, potensial zeta 30,8 mV, drug
loading yaitu 125 mg/ml dan stabil. Nanoemulsi ekstrak daun kersen dapat
memberikan aktivitas antibakteri lebih baik daripada ekstrak daun kersen.

27 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


Keyword : Muntingia leaves are plants that have benefits as inhibits the growth of
extract of Staphylococcus aureus bacteria. This study aims to determine the effect of
muntingia leaf nanoemulsion formulation (Mutingia calabura.L) on the
muntingia
characteristics of nanoemulsion using the Self Nano Emulsifying Drug
leaves, SNEDDS, Delivery System (SNEDDS) technique and its effect as an antibacterial to
Antibacterial Staphylococcus aureus. Ethanol extract of muntingia leaves was formulated
with selected surfactants, cosurfactants and oils. Then the kersen
nanoemulsion was tested for particle size, zeta potential, drug loading and
stability of muntingia leaf nanoemulsion. Nanoemulsion of muntingia leaf
ethanol extract can be produced with Tween 80 formula, PEG 400 and
VCO ratio of 6: 1: 1. The nanoemulsion particle size is 12.4 nm, zeta
potential is 30.8 mV, maximum drug loading is 125 mg / ml and is stable.
Nanoemulsion provides antibacterial activity.

A. PENDAHULUAN Berdasarkan penelitian ekstrak daun


Di Indonesia, tumbuhan kersen kersen memiliki kelarutan yang rendah dan
(Muntingia calabura L.) banyak tumbuh di bioavailabilitas oral yang kurang maksimal.
pinggir jalan, di halaman rumah, di pinggir Simplisia maupun ekstrak daun kersen lebih
selokan dan tempat-tempat yang tidak dominan larut dalam etanol dibandingkan
kondusif untuk tumbuh. Secara ilmiah, dengan air (Mintowati, et al., 2013).
beberapa jenis flavonoid dan flavon telah SNEDDS adalah metode penghantaran
diisolasi dan diidentifikasi dari Muntingia obat dengan pembuatan campuran
calabura L. Tanaman ini mengandung isotropik minyak, surfaktan, kosurfaktan
banyak flavonoid yaitu flavon, flavanon, dan obat yang mampu membentuk
dan flavan (Zakaria, et al., 2006). Ekstrak nanoemulsi minyak dalam air secara
daun Muntingia calabura L. memiliki spontan di dalam saluran cerna dan
aktivitas antiinflamasi, antipiretik, menghasilkan ukuran tetesan yang
antibakteri (diantaranya Escherichia coli, berukuran nanometer (Patel, et al., 2011 &
Proteus vulgaris, Bacillus cereus) dan Makardia, et al., 2013). Dalam formula
aktivitas antistaphyloccocal (Staphylococcus SNEDDS komposisi minyak menentukan
aureus) (Zakaria, et al., 2006). ukuran nanoemulsi yang terbentuk,
Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak pemilihan jenis minyak didasarkan dari
etanoldaun kersen diketahui mengandung kemampuannya untuk melarutkan obat
senyawa metabolit sekunder golongan (Wardhani, 2016).
flavonoid, tanin, saponin dan steroid Surfaktan berperan dalam menurunkan
(Amirrudin, 2007). Berdasarkan tegangan permukaan. Pemilihan Surfaktan
pendekatan yang mengasumsikan bahwa dalam SNEDDS pada umumnya didasarkan
daun kersen mengandung senyawa pada keamanan penggunaan dan nilai
antimikroba dan senyawa flavonoid, serta hidrofilik (HLB). Nilai HLB yang tinggi akan
hasil uji fitokimia terhadap ekstrak kental mempermudah turunnya tegangan
etanol daun kersen menunjukan salah antarmuka minyak dengan air saat formula
satunya mengandung senyawa flavonoid SNEDDS bertemu dengan cairan lambung.
dan uji daya mikroba terhadap bakteri E. Surfaktan yang digunakan yaitu tween 80
coli, P. aeruginosa, S. aureus, dan B. dipilih sebagai bahan awal pada skrining
subtilis. surfaktan karena memiliki nilai HLB yang
tinggi yaitu 15 untuk tween 80.

28 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


Kosurfaktan menentukan waktu obat dalam basis minyak (Amrutkar, et al.,
emulsifikasi dan ukuran nanoemulsi. 2014). Penelitian ini melakukan
Kosurfaktan akan menempatkan posisinya pengembangan nanopartikel ekstrak etanol
diantara surfaktan. Kosurfaktan berupa daun kersen dengan komponen minyak,
senyawa amfifilik seperti Propilen glikol, surfaktan, dan kosurfaktan dengan metode
polietilen glikol, dan glikol ester yang simplex lattice design (SLD). Oleh karena
memiliki afinitas terhadap fase air dan itu, pada penelitian ini ekstrak daun kersen
minyak (Makadia, et al., 2013). PEG 400 akan diformulasikan dalam bentuk Self-
dipilih sebagai bahan awal pada skrining Nanoemulsifying Drug Delivery System
kosurfaktan karena dapat membantu (SNEDDS) dengan tujuan untuk
solubilisasi surfaktan hidrofilik maupun meningkatkan efektifitas.

B. METODE 96% dengan rotary evaporator


Alat dengan suhu 50oC.
Alat yang digunakan yaitu sarung 2. Identifikasi Senyawa
tangan (Sensi Gloves), masker (Sensi Mask), Ekstrak ditimbang 250 mg
kain flanel, stopwatch (Diamond), kemudian di tambahkan 5-6 tetes HCl
micropipet (Socorex), cawan porselin, pekat dan logam Mg, membentuk warna
neraca analisis digital Ohauss (PioneerTM), merah tua yang menunjukan adanya
gelas beaker (Pyrex), alat-alat gelas (Pyrex), flavonoid dan pembentukan warna orange
Particle size and Zeta potensial Analyzer, menandakan adanya flavon (Wulandari,
sentrifugator, pH meter (Delta), labu 2017).
erlenmeyer (Iwaki), Vortex mixer (VM- Ekstrak ditimbang 250 mg,
300), Sonicator, Cawan Petri, Autoklaf, ditambahkan dengan 2 mL air sampai
Waterbatch, Magnetic Stirer (Cimarec), semua bagian ekstrak terendam dan
Spektrofotometri UV-Vis (Genesys 10S uv- kemudian dikocok dengan tangan.
vis), dan Design Expert 8.0.7.1. Terdapat busa setelah pengocokan, busa
ditunggu selama 10 menit jika busa tetap
Bahan konstan maka ekstrak positif mengandung
Bahan pembuatan SNEDDS meliputi senyawa saponin (Tiwar, et al., 2011)
ekstrak daun kersen, etanol 96% (Brataco), Ekstrak sebanyak 250 mg
akuades (Brataco), minyak ikan, minyak ditambahkan 3 mL air hangat. Ekstrak
jagung, minyak kedelai, minyak zaitun, diujikan dengan 1-2 tetes FeCl 1%
minyak kelapa, tween 80 (Brataco), PEG terbentuk warna hijau kehitaman
400 (Brataco), akuades (Brataco), larutan menunjukan adanya senyawa golongan
dapar ph 7, nutrien agar, bakteri tanin (Lestari, et al., 2016).
staphyloccocus aureus.
3. Uji solubilitas ekstrak daun kersen
PROSEDUR PENELITIAN dalam pembawa
1. Pembuatan ekstrak daun kersen Ekstrak Daun Kersen dimasukan
(Mutingia calabura L) ke dalam tabung reaksi masing-masing
Daun kersen yang telah dipilih berisi 10 mL pembawa (minyak ikan
dicuci dan dikeringkan sampai kering cucut botol, minyak jagung, minyak
dan lalu di buat serbuk. Pembuatan kelapa, minyak zaitun, minyak kedelai
ekstrak daun kersen yaitu simplisia PEG 400 dan Tween 80) secara
yang telah siap diekstraksi dengan terpisah. Kemudian perbandingan
metode maserasi menggunakan surfaktan, kosurfaktan dan minyak
penyari etanol 96% dengan cara menggunakan simplex lattice design,
perendaman selama 3 hari. campuran ini dikondisikan dalam
Selanjutnya disaring dengan kain untuk waterbatch pada suhu 45°C selama 10
memisahkan maserat dengan simplisia. menit. Proses pelarutan ekstrak dalam
Kemudian dilakukan penguapan etanol pembawa dimaksimalkan dengan alat
29 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
sonikator selama 15 menit dan melalui sentrifugasi 3000 rpm selama
dibiarkan selama 24 jam dalam suhu 20 menit.
ruang untuk dilihat homogenitasnya.
Setelah 24 jam ekstrak yg tidak terlarut 4. Optimasi Formulasi
dipisahkan dari ekstrak yang terlarut
Pembuatan formula SNEDDS ekstrak SNEDDS ekstrak daun kersen dapat
daun kersen dilakukan dengan dilihat pada tabel 1.
menggunakan metode SLD. Formula

Tabel I. Komposisi Bahan untuk Menentukan Formulasi Optimum


PEG
Formulasi Tween 80 VCO
400
1 1 1 6
2 1 3,5 3,5
3 1 6 1
4 3,5 3,5 1
5 1 1 6
6 4,333 1,833 1,833
7 3,5 3,5 1
8 1,833 4,333 1,833
9 2,667 2,667 2,667
10 1 6 1
11 1,833 1,833 4,333
12 6 1 1
13 6 1 1
14 3,5 1 3,5

a. Uji Stabilitas
SNEDDS berisi ekstrak hingga volume akhir 5,0 mL.
daun kersen sebanyak 100 μL Campuran dihomogenisasikan
ditambahkan akuades, hingga dengan bantuan vortex selama
volume 5 mL. Media 30 detik. Hasil pencampuran
dihangatkan dan dijaga tetap yang homogen dan
berada pada suhu 37°C memberikan tampilan visual
sebagaimana suhu fisiologis jernih menjadi tanda awal
tubuh. Campuran keberhasilan pembuatan
dihomogenisasi dengan vortex SNEDDS. Emulsi yang telah
selama 30 detik. Masing- diperoleh diukur serapannya
masing formula dilakukan uji pada panjang gelombang 650
stabilitas dan turbiditas untuk nm dengan blanko akuades
menentukan formula yang untuk mengetahui tingkat
terbaik. Formula yang jernih kejernihannya (Patel, et al;.,
dan stabil merupakan tanda 2011). Semakin jernih atau
terbentuknya sistem absorbansi semakin mendekati
nanopartikel. Hasil absorbansi akuades maka
pencampuran diamati setiap diperkirakan tetesan emulsi
jam selama 4 jam untuk telah mencapai ukuran
mengetahui stabilitasnya nanometer (Patel, et al;.,
(Indratmoko, et al;., 2014). 2011).
b. Uji Turbiditas 5. Pengamatan Emulsification Time
Sejumlah 100,0 µL calon Penghitungan emulsification
formula ditambah akuades time dilakukan terhadap
30 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
nanoemulsi ekstrak daun kersen Pengujian pH di lakukan di suhu
dalam media akuades. Media ruangan.
sebanyak 500 mL dikondisikan
pada suhu 37°C pada alat 8. Uji Aktivitas Antibakteri
disolution tester tipe aparatus 2 Nutrien agar (NA) sebanyak
dengan kecepatan 100 rpm. 20 ml dituang kedalam cawan
SNEDDS 1 mL berisi ekstrak daun petri steril, kemudian kedalam
kersen diteteskan ke dalam media cawan petri steril juga dimasukkan
secara cepat. Pengamatan 20μl suspensi bakteri. Cawan petri
dilakukan terhadap waktu yang digoyang perlahan agar suspensi
diperlukan sejak awal penetesan bakteri tersebar merata dan
hingga terbentuk nanoemulsi. didiamkam supaya mengeras.
Nanoemulsi yang terbentuk, Setelah mengeras, pada agar
ditandai dengan terlarutnya tersebut dibuat 3 lubang, dan
SNEDDS ekstrak daun kersen masing masing lubang diisi dengan
secara sempurna dalam media 50 μl nanoemulsi ekstrak daun
(Patel, et al., 2011). kersen, clindamicin dan aquades
6. Karakterisasi Nanoemulsi Ekstrak sebagai kontrol, kemudian
Daun Kersen dinkubasi pada suhu 370C.
Staphylococcus aureus diinkubasi
Untuk mengetahui selama 24 jam secara aerob.
karakterisasi dari nanoemulsi Konsentrasi ekstrak dan SNEEDS 6
ekstrak daun kersen terdapat dua ppm dan diambil masing-masing
parameter yaitu ukuran tetesan dengan 100 microliter.
dan distribusi ukuran tetesannya
dengan alat Particle Size Analyzer C. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan pengukuran potensial zeta. Ekstraksi Simplisia Daun Kersen
Nanoemulsi ekstrak daun kersen Serbuk simplisia daun kersen
disiapkan dari 100 μL SNEDDS diekstrak menggunakan pelarut ekstrak
berisi ekstrak daun kersen etanol 96% dengan perbandingan 1:10
ditambah dengan akuades hingga menggunakan metode maserasi.
volume emulsi sebanyak 5 mL Metabolit sekunder yang terkandung
kemudian dihomogenkan dengan di dalam ekstrak kental daun kersen
vortex selama 30 detik. tersebut memiliki kepolaran yang sama
7. Uji pH dengan etanol sehingga dapat
Pengukuran pH sediaan terekstrak sempurna sesuai dengan
dilakukan menggunakan pH konsep like disolve like. Berdasarkan
meter. Sebelum digunakan, hasil ekstraksi diperoleh ekstrak kental
terlebih dahulu elektroda sebesar 15,3 gram sehingga diperoleh
dilakukan kalibrasi menggunakan rendemen ekstrak sebesar 7,65%.
larutan standar dapar ph 7. Hasil uji fitokimia ekstrak daun kersen
Apabila nilai pH sudah sesuai dapat dilihat pada tabel 2.
dengan nilai pH standar dapar
dan stabil. Setelah itu elektroda
dicelupkan ke dalam sediaan nilai
pH akan tertera pada layar.

31 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


Tabel 2. Hasil Fitokimia Ekstrak Daun kersen
No Metabolit Reagen Indikator Hasil
Sekunder
1 Flavonoid Mg, HCl pekat Berwarna jingga +
kecoklatan
2 Saponin Aquades, HCl 2 N Terbentuknya Buih +
3 Tanin FeCl3 Terbentuknya warna hijau +
kehitaman

Berdasarkan tabel 2, ekstrak PEG 400 dan minyak sebesar 6:1:1 yang
daun kersen mengandung flavonoid, memiliki nilai transmintasi tertinggi yaitu
saponin dan tanin. Metabolit sekunder 98,5% dan tidak ada pemisahan.
tersebut diharapkan memiliki aktivitas Hasil pengamatan optimasi drug
antibakteri saat dilakukan pengujian. loading ekstrak daun kersen pada formula
SNEDDS menunjukkan konsentrasi
Formulasi SNEDDS Ekstrak Daun Kersen maksimal ekstrak daun kersen dalam
Hasil yang diperoleh pada uji formula SNEDDS sebesar 100mg/5mL.
solubilitas minyak yang dapat terlarut dan Perhitungan emulsification time
homogen dengan jernih adalah VCO, bertujuan untuk memperoleh gambaran
selain VCO tidak dapat terlarut sempurna. waktu yang dibutuhkan SNEDDS untuk
Surfaktan (Tween 80 dan kosurfaktan (PEG membentuk nanoemulsi ketika bertemu
400) yang digunakan dapat terlarut dengan cairan saluran cerna. Hasil
sempurna. Dipilihnya Tween 80 dan PEG pengamatan emulsification time SNEDDS
400 karena memiliki nilai HLB sesuai yang formula 1 mampu membentuk nanoemulsi
dibutuhkan untuk sediaan self dalam media aquades selama 49,55 detik.
nanoemulsyfying drug delivery system Menurut penelitian yang dilakukan
(SNEDDS) berkisar antara 15-21. (Meirista, 2014) syarat emulsification time
Optimasi formula dilakukan pada 14 kurang dari 5 menit.
formulasi dengan perbedaan antara Tween
80, PEG 400 dan minyak. Ke 14 formula Karakteristik SNEDDS ekstrak daun kersen
dilakukan uji stabilitas dan turbiditas. Hasil a. Ukuran droplet nanoemulsi
uji stabilitas ke 14 formula dengan formula Ukuran droplet yang didapat dari
ke 12 dan 13 tidak ada pemisahan. tetesan nanoemulsi yaitu 12,4 nm
Sehingga dapat disimpulkan formula sesuai dengan persyaratan nanoemulsi
tersebut stabil. Sedangkan formulasi yang yaitu ukuran droplet kurang dari 1000
lainnya terdapat pemisahan. Hasil uji nm (Patel, et al., 2013). Nilai
turbiditas ke 14 formula dengan nilai polydispersiyi index (PI) tetesan 0,347
transmitansi tertinggi pada formula 12 menunjukkan nilai polydispersity index
sebesar 97,7%. Semakin nilai turbiditas dibawah 1 mengartikan keseragaman
mendekati 100% maka SNEDDS ukuran nanoemulsi yang terbentuk
menghasilkan dispersi yang jernih dan (Meirista, 2014). Perolehan ukuran
transparan dengan ukuran mencapai tetesan nanoemulsi telah mencapai
nanometer (Bali, et al., 2010). Menurut hasil yang diharapkan. Hal ini sesuai
penelitian (Mou, et al., 2008 dan Porter, et dengan hasil transmitansi sebelumnya
al., 2008) bahwa semakin kecil ukuran yang memberikan gambaran awal
partikel pada sediaan SNEDDS akan perolehan tetesan nanoemulsi. Tetesan
semakin meningkatkan stabilitas dan nanoemulsi terdistribusi dengan ukuran
penyebaran dalam media disolusi. 12,4 nm. Nilai polydispersity index
Dari data hasil dari stabilitas dan kurang dari 1 (0,347) berfungsi sebagai
turbiditas dapat diketahui formula optimal. indikator distribusi ukuran yang
Formula optimal yaitu formula ke 12 homogen. Semakin kecil ukuran
dengan perbandingan antara Tween 80, partikel diharapkan akan menghasilkan

32 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


uji aktivitas yang lebih baik diterima maka sediaan dapat
dibandingkan dengan ekstrak biasa. menyebabkan iritasi yang
b. Potensial Zeta mengakibatkan ketidaknyamanan
Potensial zeta yang dihasilkan 30,8 mV dalam penggunaan. Berdasarkan hasil
dari hasil yang didapatkan nilai pH yang didapat adalah 6. Nilai ini
potensial zeta lebih besar dari nilai dapat diterima karena masih dalam
yang diharapkan (-30mV dan rentang pH sebesar 4,5 – 6.
+30mV), tetapi menunjukkan Berdasarkan penelitian (Yuliani, et al.,
kestabilan yang baik yang dibuktikan 2016) pH 4,5 – 6 merupakan pH yang
tidak terjadinya flokulasi. disyaratkan.
c. Uji pH
Pengukuran pH bertujuan untuk Uji Aktivitas Antibakteri
mengetahui pH sistem yang masuk Sediaan SNEDDS ekstrak daun kersen
kedalam tubuh masih dalam rentang selanjutnya diuji aktivitasnya dalam
pH yang masih diterima karena hal ini menghambat bakteri Staphylococcus
berkaitan dengan keamanan dan aureus. Hasil uji anti bakteri dapat dilihat
kenyamanan sediaan ketika digunakan. pada tabel 3.
Apabila tidak sesuai dengan pH yang

Tabel 3. Uji aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus


Konsentrasi Diameter zona hambat (mm) Rata-rata
Ulangan I Ulangan II Ulangan III (mm)
SNEDDS ekstrak daun kersen 5,5 5.3 5,6 5,46
Ekstrak daun kersen 1,4 1,5 1,1 1,33
Kontrol (+) klindamisin 17,5 16,5 16,5 16,83
Kontrol (-) aquadest 0 0 0 0

Pada tabel 3 menunjukkan hasil time 49,55 detik dan formulasi


uji antibakteri SNEDDS ekstrak daun stabil selama 4 jam.
kersen lebih baik dibandingkan dengan 3. SNEDDS ekstrak daun kersen
ekstrak daun kersen. Dari hasil uji memiliki daya antibakteri
analisis ANOVA, SNEDDS ekstrak daun Staphylococcus aureus yang lebih
kersen memiliki hasil perbedaan yang baik dibandingkan dengan ekstrak
signifikan dalam menghambat daun kersen.
pertumbuhan bakteri dibandingkan
dengan ekstrak daun kersen. SARAN

KESIMPULAN 1. Formulasi SNEDDS ekstrak daun


kersen dapat dihasilkan dengan
Berdasarkan pembahasan yang telah formulasi minyak, surfaktan dan
diuraikan, maka diambil kesimpulan: kosurfaktan dengan perbandingan
1. Formulasi SNEDDS ekstrak daun yang lebih variatif.
kersen dapat dihasilkan dengan 2. Uji ukuran partikel SNEDDS ekstrak
formulasi minyak, surfaktan dan daun kersen dengan metode yang
kosurfaktan dengan perbandingan lain.
6:1:1 yaitu 6 bagian tween 80, 1 3. SNEDDS ekstrak daun kersen yang
bagian PEG 400 dan 1 bagian VCO. mempunyai daya antibakteri diuji
2. Uji ukuran partikel SNEDDS ekstrak pada berbagai bakteri selain
daun kersen yaitu 12,4 nm, Staphylococcus aureus.
potensial zeta 30,8 mv, drug
loading 100 mg/5ml, emulsification

33 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


PUSTAKA Tesis, Fakiltas Farmasi Universitas
1. Amrutkar, C., Salunkhe, K., Gadjah Mada, Yogyakarta.
Chaudhari, S., 2014, Study on Self
Nano Emulsifying Drug Delivery 7. Mou, D., Chen, H., Du, D., Mao,
System of Poorly Water Soluble C., Wan, J., Xu, H., & Yang, X.
Drug Rosuvastatin Calcium, World (2008). Hydrogelthickened
Journal of Pharmaceutical Research, nanoemulsion system for topical
3 (4): 2137-2151. delivery of lipophilic drugs. Int. J.
Pharm. (353). 270-276
2. Bali, V., Ali, M. & Ali, J. (2010).
Study of Surfactant Combinations 8. Patel, J., Kevin, G., Patel, A., Raval,
and Development of a Novel M., dan Sheth, N. 2011, Design and
Nanoemulsion for Minimising development of a self-
Variations in Bioavailability of nanoemulsifying drug delivery
Ezetimibe. Colloids and Surfaces system for telmisartan for oral drug
Biointerfaces; 76; 410-420 delivery. International Journal of
Pharmaceutical Investigation,1, 112–
3. Indratmoko, S., Martien, R., dan 118
Ismail, H.,2014 Pengembangan
Nanopartikel Ekstrak Temulawak 9. Patel, H.C., Parmar, G., Seth, A.K.,
(curcuma xanthoriza, roxb) dengan Patel, J.D., Patel, SR., 2013.
Teknik Self-Nanoemulsifying Drug Formulation and Evalution of O/W
Delivery System (SNEDDS) Nanoemulsion of Ketoconazole, 15.
menggunakan Fase Minyak Ikan
Cucut Botol (centrocymus 10. Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M.,
crepidater) sebagai obat Kaur, G., & Kaur H., 2011.
Antiinflamasi, Tesis Universitas Phytochemical Screening And
Gadjah Mada, Yogyakarta Extraction: A Review, International
Pharmaceutica sciencia, 1 (1), 98-
4. Lestari, J. H. S. 2016. Dekok Daun 106.
Kersen (Mintingia calabura) Sebagai
Cairan Sanitasi Tangan Daun Buah 11. Wardhani, I.M., 2016 Optimasi
Apel Manalagi. Skirpsi s1. Fakultas Formula Sediaan SNEDDS (Self-
Teknobiologi, Universitas Atma Nanoemulsifying Drug Delivery
Jaya Yogyakarta. Ygyakarta System) Dari Ekstrak Kloroform
DaunSalam (Syzygium polyanthum
5. Makadia H.A., Bhatt A.Y., Parmar (Wight) Walp.) Dengan Oleic Acid
R.B., Paun J.S., dan Tank H.M., Sebagai Minyak Pembawa, Skripsi,
2013, Self-Nanoemulsifying Drug Falkultas Matematika dan Ilmu
Delivery System (SNEDDS): Future Pengetahuan Alam Universitas
Aspects, Asian J Pharm Res, 3(1): Sebelas Maret, Surakarta.
21-24
12. Yuliani, S. H. Et al. 2016.
6. Meirista, Indri., 2014. Formulasi Perbandingan Stabilitas Fisis Sediaan
dan Uji Aktivitas Nano-Herbal Nanoemulsi Minyak Biji Delima
AntiHiperkolestrol Dari Kombinasi dengan Fase Minyak Long-chain
Ekstrak Temulawak (Curcuma trygliserida dan medium-chain
xanthorhiza Roxb.) dan Sambung trygliserida. Traditional Medicine
Nyawa (Gynura procumbens Journal,21(2).
(Lour.)Merr.) menggunakan
Myritol1318 sebagai Fase Minyak,

34 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


1 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

You might also like