Professional Documents
Culture Documents
[The Effect of Solvent Type to The Quality of Red Dragon Fruit Peel (Hylocereus
polyrhizus) Extracts]
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of the type of solvent on extract yield, total phenolics and IC 50
values of the skin of red dragon fruit and also obtain the best type of solvent that provides extract
yield, total phenolics and the highest or best IC50 value for extracting red dragon fruit peels. There are
3 types of solvents used (95% ethanol, ethyl acetate and acetone: water (7: 3) with a sample-solvent
ratio (5:1 v/b). The data obtained were analyzed using a Completely Randomized Design that was
applied to observations of extract yield, phenolics total and IC50 values, if the treatment had a very
significant or significant effect followed by continued Tukey HSD test at 1% or 5% level. The results
showed that the solvent ratio very significantly affected the extract yield, phenolics total and IC50 value
of red dragon fruit peel extract. Ethanol 95% solvent is the best solvent for extracting dragon fruit
peels because it has the highest yield (26.15%), total phenolic (64.75 ppm) and antioxidant activity
(IC50 value) (120.53 ppm) highest or best.
Keywords : IC50, the red dragon fruit skin, solvent ratio, extract yield, phenolics total
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap rendemen ekstrak, total
fenolat dan nilai IC50 dari kulit buah naga merah dan juga memperoleh jenis pelarut terbaik yang
memberikan rendemen ekstrak, total fenolat dan nilai IC50 tertinggi atau terbaik untuk mengekstrak
kulit buah naga merah. Jenis pelarut yang digunakan ada 3 jenis pelarut (etanol 95%, etil asetat dan
aseton:air (7:3) dengan perbandingan pelarut-sampel (5:1 v/b). Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang diterapkan pada pengamatan rendemen ekstrak, total
fenolat dan nilai IC50, jika perlakuan berpengaruh sangat nyata atau nyata dilanjutkan uji lanjut BNJ
pada taraf 1% atau 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pelarut berpengaruh sangat nyata
terhadap rendemen ekstrak, total fenolat dan nilai IC50 ekstrak kulit buah naga merah. Pelarut etanol
95% merupakan pelarut terbaik untuk mengekstraksi kulit buah naga karena memiliki nilai rendemen
(26,15%), total fenolat (64,75 ppm) dan aktivitas antioksidan (nilai IC 50) (120,53 ppm) tertinggi atau
terbaik.
Kata kunci: IC50, Kulit buah naga merah, jenis pelarut, rendemen ekstrak, total fenolat
dan dibuat menjadi tepung dengan Penentuan Total Fenolat (Folin et al.,
menggunakan blender, kemudian siap 1944)
25
20
15
10
Selanjutnya, dibuat kurva % inhibisi dan
5
ditentukan IC50 berdasarkan persamaan 0
Etanol 95% Etil Asetat Aseton:Air
regresi yang diperoleh. (7:3)
Jenis Pelarut
Rancangan Penelitian/Analisis Data
**Keterangan: Superskrip dengan huruf yang
Penelitian ini dirancang berbeda menunjukkan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap perbedaan yang nyata pada
uji BNJ taraf 1%.
(RAL) atau analisa of varian (ANOVA)
Gambar 1. Rerata Rendemen Ekstrak (%)
yaitu untuk perlakuan jenis pelarut dengan
Kulit Buah Naga Pada Perlakuan
3 jenis pelarut yaitu pelarut etanol 95%, Jenis Pelarut.
Gambar 2 menunjukkan bahwa polar pula, salah satu pelarut yang bersifat
rendemen ekstrak tertinggi dihasilkan polar yaitu etanol.
pada perlakuan pelarut etanol 95% yaitu Semakin tinggi tingkat kepolaran
26,15% yang tidak berbeda dengan dari pelarut maka rendemen yang
perlakuan pelarut aseton:air (7:3) pada uji diperoleh semakin meningkat, semakin
lanjut BNJ 1%, sedangkan rendemen polar pelarut maka daya ekstraksi akan
ekstrak terendah dihasilkan pada semakin bagus. Hal ini karena
perlakuan pelarut etil asetat yaitu 21, 63% mengalirnya pelarut ke dalam sel bahan
yang berbeda dengan perlakuan pelarut yang akan menyebabkan protoplasma
etanol 95% dan aseton:air (7:3) pada uji membengkak, dan kandungan sel dalam
lanjut BNJ 1%. Aseton, methanol dan bahan tersebut akan terlarut sesuai
etanol merupakan pelarut polar. Aseton dengan kelarutannya. Kepolaran pelarut
merupakan pelarut polar-aprotik yang dan kepolaran bahan yang diekstraksi
sedangkan methanol dan etanol yang tinggi (Cikita et al., 2016). Dari ketiga
merupakan pelarut polar-protik yaitu jenis pelarut diperoleh bahwa jenis pelarut
etanol yang menunjukkan hasil terbaik
yang dapat memberikan ion OH-,
dimana memberikan rendemen yang
sehingga lebih mudah berinteraksi
paling besar dibandingkan jenis pelarut
dengan gugus fungsional yang polar
etil asetat dan aseton:air (7:3).
(Marnoto et al., 2012). Oleh karena itu,
aseton menghasilkan rendemen ekstrak Total Fenolat
yang lebih rendah (24,37%) dibanding Fenol merupakan senyawa yang
pelarut polar-protik (etanol). banyak ditemukan pada tumbuhan.
Hasil uji fitokimia menunjukkan Fenolik memiliki cincin aromatik dengan
bahwa kepolaran senyawa yang satu atau lebih gugus hidroksil (OH-) dan
terkandung pada ekstrak kulit buah naga gugus-gugus lain penyertanya. Senyawa
yaitu senyawa flavonoid dan alkaloid fenolik kebanyakan memiliki gugus
mempunyai kepolaran yang mendekati hidroksil lebih dari satu sehingga disebut
kepolaran pelarut etanol 95%, sehingga polifenol (Lestari et al., 2014). Senyawa
rendemen ekstrak yang diperoleh lebih fenolik memiiki sifat gugus H+ yang mudah
tinggi dibandingkan pelarut aseton:air melepaskan diri sehingga senyawa fenolik
(7:3) dan etil asetat. Menurut Simanjuntak bersifat asam (Firdiyaniet al., 2015).
et al. (2014) senyawa golongan flavonoid Hasil analisis ragam menunjukkan
termasuk senyawa polar dan dapat bahwa perlakuan jenis pelarut
diekstraksi dengan pelarut yang bersifat memberikan pengaruh sangat nyata
terhadap total fenolat ekstrak kulit buah
naga. Hasil analisis uji lanjut BNJ 1% dan etil asetat dan aseton:air (7:3) yang
rerata total fenolat ekstrak kulit buah naga tingkat kepolarannya berada dibawah
pada perlakuan jenis pelarut dapat dilihat etanol.
pada Gambar 2. Suatu senyawa akan terlarut baik
antioksidan. Semakin rendah nilai IC50 bereaksinya molekul difenil pikri hirazil
maka akan semakin baik aktivitas dengan atom hidrogen dari antioksidan
antioksidannya. sehingga terbentuk senyawa difenil pikril
hidrazin, yang terlihat terjadinya
300 BNJ 1% = 5,60 284,33c
perubahan warna DPPH dari ungu
250
menjadi kuning.
Nilai IC50 (ppm)
200
160,60b Apabila suatu senyawa memiliki
150 120,53a nilai IC50 kurang dari 200 ppm dikatakan
100
memiliki aktivitas antioksidan yang baik.
50
Sedangkan suatu senyawa masih
0 dikatakan memiliki potensi sebagai
Etanol 95% Etil Asetat Aseton:Air
(7:3) antioksidan, namun aktivitasnya kurang
Jenis Pelarut baik apabila memiliki nilai IC50 di atas 200
**Keterangan: Superskrip dengan huruf yang ppm sampai 1.000 ppm (Widianingsih,
berbeda menunjukkan
perbedaan yang nyata pada
2016).
uji BNJ taraf 1%. Suhu, pH, sinar, oksigen, serta
Gambar 3. Rerata Nilai IC50 (ppm) Kulit faktor lainnya seperti ion logam
Buah Naga Pada Perlakuan
merupakan faktor yang mempengaruhi
Jenis Pelarut.
kestabilan antioksidan. Selain itu, proses
Tabel 1 Nilai IC50 terhadap aktivitas analisis tidak langsung dilakukan saat
antioksidan ekstrak kental telah siap, sehingga kondisi
Aktivitas Antioksidan Nilai IC50 (ppm)
dan masa penyimpanan sampel
Sangat Kuat < 50 menyebabkan senyawa fenol yang diduga
Kuat 50 - 100
terdapat didalamnya mengalami
Sedang 100 – 200
degradasi. Selain itu, kandungan unsur
Lemah > 200
hara pada tanaman juga mempengaruhi
zat aktif pada tanaman (Sari dan Ayati,
Berdasarkan penggolongan 2018).
kekuatan aktivitas antioksidan (Molyneux,
2004), pelarut etanol dan etil asetat KESIMPULAN
karena diperoleh nilai IC50 100 – 200 ppm, telah dilakukan maka dapat disimpulkan
memiliki aktivitas antioksidan yang sangat nyata terhadap rendemen ekstrak, total
lemah dengan nilai IC50>200 ppm. fenolat dan nilai IC50 ekstrak kulit buah
Menurut Agutina et al. (2017) bahwa naga merah. Pelarut etanol 95%
mengekstraksi kulit buah naga karena Folin, Octo, Ciocalteu, Vintila. 1944. On
Tyrosine and Tryptophane
memberikan nilai rendemen (26,15%),
Determinations in Proteins,
total fenolat (64,75 ppm) dan aktivitas Jour.Bio.Chem., 73 : 627-650,
1927, in. Todd-Sanford, 10: 412.
antioksidan (nilai IC50) (120,53 ppm)
tertinggi atau terbaik. Hernani, Marwati, T., & Winarti, C. 2007.
Pemilihan Pelarut Pada Pemurnian
UCAPAN TERIMA KASIH Ekstrak Lengkuas (Alpinia
galanga) Secara Ekstraksi . Jurnal
Penulis mengucapkan terima kasih Pascapanen, 4(1): 1-8.
kepada Institusi Fakultas Pertanian
Kayaputri I. L., D. M. Sumanti., M. Djali, R.
Universitas Tadulako yang telah Indiarto., & D. L. Dewi. 2014.
memberikan dana penelitian melalui Kajian Fitokimia Ekstrak Kulit Biji
Kakao (Theobroma cacao L.).
skema penelitian dosen pemula dan Chimica et Natura Acta, 2(1): 83-
kepada Dewi Indriany, S.Si selaku laboran 90.
MIPA Fakultas MIPA Universitas Tadulako Lestari, P. P., Kusrini, D., & Anam, K.
yang telah membantu penulis dalam 2014. Anthocyanin Identification of
Methanol-HCl Extract Active
melakukan penelitian. Fraction in Rosella (Hibiscus
sabdariffa. L) and Its Potential as
DAFTAR PUSTAKA Xanthine Oxidase Inhibitor. Jurnal
Sains dan Matematika, 22(3): 72-
Agustina W., Nurhamidah., & D. 78.
Handayani. 2017. Skrining
Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Marnoto, T., G. Haryono., D. Gustinah &
Beberapa Fraksi dari Kulit Batang F. A. Putra. 2012. Ekstraksi
Jarak (Ricinus communis L.). Tannin Sebagai Bahan Pewarna
ALOTROP Jurnal Pendidikan dan Alami dari Tanaman Putri Malu
Ilmu Kimia, 1(2): 117-122. (Mimosapudica) Menggunakan
Pelarut Organik. Reaktor, 14(1):
Brand Williams., & W. Cuvelier, M.E. 39-45.
1995. Use of a free radical method
to evaluate antioksidant activity. Molyneux, P. 2004. The use of the stable
Food science and technology, 28 free radical diphenylpicrylhydrazyl
(1): 25 – 30 (DPPH) for estimating antioxidant
Cikita I., I. H. Hasibuan., & R. Hasibuan. activity. Songklanakarin Journal of
2016. Pemanfaatan Flavonoid Science and Technology, 26
Ekstrak Daun Katuk (Sauropus (November 2003), 211-219.
androgynus (L) Merr) Sebagai
Antioksidan Pada Minyak Kelapa. Muhammad Ilham Noor, EviYufita*,
Jurnal Teknik Kimia USU, 5(1): 45- Zulfalina. 2016. Identifikasi
51. Kandungan Ekstrak Kulit Buah
Naga Merah Menggunakan Fourier
Firdiyani F., T. W. Agustini., & W. F. Transform Infrared (FTIR) dan
M ’ruf. 2 5. Ek tr k Senyawa
Fitokimia. Journal of Aceh Physics
Bioaktif Sebagai Antioksidan Alami
Spirulina platensis Segar dengan Society (JAcPS), 5(1): 14-16.
Pelarut yang Berbeda. JPHPI, Rivai, H., Putra, R. Y., & Krisyanella.
18(1): 28-37. 2012. Penentuan Pengaruh Jenis
Pelarut Pengekstrak Terhadap
Wahyuningtyas S. E. P., I. D. G. M.
Permana., A. A. I. S. Wiadnyani.
2017. Pengaruh Jenis Pelarut
Terhadap Kandungan Senyawa
Kurkumin dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Kunyit
(Curcuma domestica Val.). Jurnal
ITEPA, 6(2): 61-70.
Widianingsih M. 2016. Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Metanol Buah
Naga Merah (Hylocereus
polyrhizus (F.A.C Weber) Britton &
Rose) Hasil Maserasi Dan
Dipekatkan Dengan Kering Angin.
Jurnal Wiyata, 3(2): 146-150.
Yuswi, N. C. 2017. Ekstraksi Antioksidan
Bawang Dayak (Eleutherine
palmifolia) Dengan Metode
Ultrasonic Bath (Kajian Jenis