Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This research was conducted to identify the phytochemical compounds and antioxidant activity of pepe
leaves (Gymnema reticulatum Br.) crude extract in various solvent types. The experimental design used in this
research was a completely randomized design with solvent type treatments consisting of 5 types : aquadest, ethyl
acetate 96%, acetone 70%, ethanol 70%, and methanol 95%. The treatment was repeated three times, so that 15
experimental units were obtained. Qualitative data obtained in this research were displayed with tables, while
quantitative data were analyzed by variance and if the treatment had a significant effect, then followed by
Duncan's test. The results showed that the treatment of solvent types affected phytochemical compounds that was
extracted from pepe leaves and had a significant effect (P<0.01) on yield, total phenol, total flavonoids, and
antioxidant activity. The best results showed that 70% acetone solvents were able to extract phytochemical
compounds from alkaloids, saponins, phenols, flavonoids, and steroids in the form of sterols and had the highest
antioxidant activity based on 62.06% free radical inhibition percentage with IC50 values of 200.775 mg/L, yield
32.35%, total phenol 36.14 mgGAE/g extract, and total flavonoids 50.37 mgQE/g extract.
*Korespondensi Penulis:
Email: prayogadekaega@gmail.com1)
111
Prayoga, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
112
Vol.8, No.2, Juni 2019. Identifikasi Senyawa Fitokimia dan Aktivitas .…
(pyrex), beaker glass (pyrex), vortex, gelas Penelitian ini menggunakan Rancangan
ukur (pyrex), erlenmeyer (pyrex), labu ukur, Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan 5
spatula, corong, pisau, tampah, shaker jenis pelarut yaitu : aquades (Q), etil asetat
(HEALTH), cawan porselen, blender 96% (S), aseton 70% (A), etanol 70% (E), dan
(Philips), oven (Blue-M), loyang, water bath, metanol 95% (M). Penelitian ini diulangan
tabung reaksi, kuvet, ayakan 60 mesh sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 15 unit
(Retsch), dan kertas label. percobaan. Data kualitatif yang diperoleh
pada penelitian ini ditampilkan dalam bentuk
Pelaksanaan Penelitian table kemudian dideskripsikan, sementara
Persiapan Sampel data kuantitatif selanjutnya dianalisis dengan
Daun yang dipilih dari tanaman pepe sidik ragam dan jika perlakuan berpengaruh
adalah 8 daun pertama dari pucuk tanaman. nyata akan dilanjutkan dengan uji Duncan
Daun pepe segar dicuci bersih kemudian (Gomez dan Gomez, 1995).
dipotong-potong dengan lebar ± 1 cm dan
dikeringkan dengan oven pada suhu 400C HASIL DAN PEMBAHASAN
selama 24 jam (kadar air ≤ sebesar 7,71%). Rendemen
Daun pepe yang telah dikeringkan, dihaluskan Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
menggunakan blender kemudian diayak jenis pelarut yang dipergunakan dalam
dengan ayakan 60 mesh. (Widarta dan Arnata, ekstraksi berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
2017). terhadap rendemen ekstrak daun pepe. Grafik
hubungan antara jenis pelarut dengan
Ekstraksi Daun Pepe rendemen ekstrak kasar daun pepe dapat
Serbuk daun pepe ditimbang masing dilihat pada Gambar 1.
masing 50 gram dan ditambahkan pelarut 45
38,74 ± 1,07 a
40
dengan perbandingan bahan dan pelarut 1:10, 32,35 ± 1,38 b
Rendemen (%)
35 31,45 ± 0,39 b
selanjutnya dimaserasi selama 30 jam pada 30
22,83 ± 0,73 c
suhu ruang. Selama proses maserasi 25
15
shaker pada jam ke 12 dan jam ke 24, masing- 10
6,18 ± 0,80 d
masing selama 30 menit. Setelah 30 jam 5
400C dengan kecepatan 100 rpm (Suryani et Keterangan : Notasi yang sama menunjukkan
perlakuan berbeda tidak nyata
al., 2015., yang dimodifikasi). Ekstrak kental (P>0,05).
yang diperoleh ditimbang untuk dihitung
rendemen ekstraknya kemudian ditempatkan Gambar 1. Grafik hubungan antara jenis
di dalam botol, untuk selanjutnya dilakukan pelarut dengan rendemen ekstrak
uji secara kualitatif dan kuantitatif. Uji kasar daun pepe.
kualitatif dilakukan untuk identifikasi
senyawa fitokimia meliputi: alkaloid, fenol, Berdasarkan pada Gambar 1 dapat dilihat
flavonoid, saponin, triterpenoid dan sterol. bahwa rata-rata rendemen rendemen ekstrak
Sementara itu uji kuantitatif meliputi daun pepe tertinggi didapat pada perlakuan
penentuan total fenol, total flavonoid, dan ekstraksi dengan pelarut aquades yaitu
aktivitas antioksidan. 38,74%, sementara rendemen terendah
Rancangan Penelitian dan Analisis Data terdapat pada perlakuan ekstraksi dengan
113
Prayoga, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
pelarut etil asetat 96% yaitu 6,18%. Jenis adalah aquades (9), metanol (6,6), aseton
pelarut yang digunakan pada proses ekstraksi (5,4), etanol (5,2), dan etil asetat (4,3)
mempengaruhi hasil rendemen ekstrak daun (Barwick, 1997). Polaritas pelarut-pelarut ini
pepe. Menurut Voight (1994) proses ekstraksi akan semakin meningkat seiring dengan
terjadi dengan mengalirnya pelarut ke dalam penurunan konsentrasinya jika dilarutkan
sel yang menyebabkan protoplasma dalam air (Kumoro et al., 2009). Senyawa-
membengkak dan bahan yang terkandung senyawa yang terkandung pada daun pepe
dalam sel akan terlarut sesuai dengan kemungkinan memiliki sifat polar dan
kelarutannya. Kemampuan melarutkan yang mendekati kepolaran pelarut aquades
tinggi ini berhubungan dengan kepolaran sehingga menghasilkan persentase rendemen
pelarut dan kepolaran senyawa yang yang lebih tinggi dibanding dengan pelarut
diekstraksi (Vogel, 1978). Semakin mirip yang lainnya. Penelitian Syafitri et al., (2014)
kepolaran pelarut dengan kepolaran zat yang menunjukan bahwa pelarut air menghasilkan
terkandung dalam bahan yang diekstraksi persentase rendemen yang tinggi pada
maka akan semakin banyak komponen zat ekstraksi buah harendong mentah
yang dapat diekstraksi sehingga dapat terjadi dibandingkan pelarut etanol 96% dan etanol
peningkatan rendemen yang diperoleh. 70%.
Peningkatan tersebut disebakan oleh semakin
mudahnya pengikatan zat dalam bahan oleh Identifikasi Senyawa Fitokimia Secara
pelarut. Setiap jenis pelarut memiliki polaritas Kualitatif
yang berbeda, dan pada jenis pelarut yang Data hasil identifikasi senyawa fitokimia
sama dengan konsentrasi yang berbeda juga ekstrak daun pepe pada perlakuan berbagai
memiliki polaritas yang berbeda (Tan et al., jenis pelarut dapat dilihat pada Tabel 1.
2013). Polaritas dari pelarut secara berurutan
114
Vol.8, No.2, Juni 2019. Identifikasi Senyawa Fitokimia dan Aktivitas .…
kompleks dari reaksi senyawa alkaloid pada sampel. Menurut Robinson (1991)
dengan ion logam K+ pada masing-masing senyawa saponin memiliki gugus polar dan
pereaksi yang digunakan (Marliana et al., non-polar bersifat aktif permukaan sehingga
2005). Hasil positif untuk pengujian alkaloid saat saponin dikocok dengan air akan
minimal ditunjukkan oleh reaksi mengalami hidrolisis dan dapat membentuk
pembentukan endapan pada dua reagen dari misel. Struktur misel yang terbentuk
tiga reagen yang dipergunakan dalam menyebabkan gugus polar menghadap keluar
pengujian sehingga pada pengujian alkaloid, dan gugus non-polar menghadap kedalam
sehingga hasil positif ditunjukkan oleh sehingga akan tampak seperti busa.
perlakuan dengan pelarut aquades, aseton, Hasil positif pengujian fenol dengan
etanol, dan metanol. Ekstrak dengan terjadinya warna hijau hingga hijau kehitaman
perlakuan pelarut etil asetat menunjukkan pada sampel setelah penambahan FeCl3 5 %
reaksi positif hanya terjadi pada reagen Mayer ditunjukkan pada semua perlakuan jenis
dengan terbentuknya endapan putih sehingga pelarut. Senyawa fenol memiliki gugus
pengujian dapat dianggap negatif. Menurut hidroksil yang dapat bereaksi dengan ion Fe3+
Endarini (2016) garam alkaloid berbeda pada larutan FeCl3 5 % sehingga terjadinya
sifatnya dengan alkaloid bebas dalam bentuk pembentukan senyawa kompleks berwarna
basa. Alkaloid dalam bentuk basa biasanya hijau kehitaman (Harborne, 1987).
tidak larut dalam air tetapi mudah larut dalam Hasil positif pengujian flavonoid dengan
pelarut organik (seperti benzena, eter, terjadinya warna merah, kuning atau jingga
kloroform) sementara dalam bentuk pada sampel setelah penambahan serbuk Mg
garamnya, alkaloid mudah larut dalam pelarut dan HCl ditunjukkan pada semua perlakuan
polar. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan jenis pelarut. Serbuk logam Mg dan HCl
senyawa alkaloid didalam ekstrak daun pepe berfungsi mereduksi inti benzopiron yang
merupakan senyawa alkaloid dalam bentuk terdapat pada struktur flavonoid dan
garamnya karena reaksi positif ditunjukkan membentuk garam flavilium yang berwarna
pada pelarut yanng bersifat polar. merah atau jingga (Achmad, 1986 dalam
Uji saponin dilakukan dengan metode Khotimah, 2016).
Forth, yaitu hidrolisis saponin dalam air. Pengujian triterpenoid dan steroid
Timbulnya busa pada uji Forth menunjukkan menunjukkan hasil negatif pada golongan
adanya glikosida yang mempunyai senyawa triterpenoid disemua perlakuan jenis
kemampuan membentuk buih dalam air yang pelarut. Sementara hasil positif ditunjukkan
terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa pada golongan steroid dengan terbentuknya
aglikonnya. Hasil positif pengujian saponin warna hijau setelah penambahan asam asetat
dengan terjadinya pembentukan busa anhidrida dan asam sulfat pekat pada
ditunjukkan pada perlakuan dengan pelarut perlakuan pelarut etil asetat, aseton dan
aquades, aseton, etanol, dan metanol. Reaksi metanol. Hal ini dikarenakan ketiga pelarut
positif ditandai dengan busa yang terbentuk tersebut memiliki kepolaran dan sifat yang
tidak kurang dari 10 menit setelah sesuai dengan golongan senyawa steroid
pengocokan serta stabil dengan penambahan dikarenakan steroid adalah senyawa turunan
HCl 2M (Setyowati et al., 2014). Sementara lipid yang tidak terhidrolisis (Iling et al.,
pada perlakuan dengan pelarut etil asetat, 2017). Penambahan asam asetat anhidrida
pembentukan busa tidak terjadi sehingga dalam uji Liebermann-Burchard berfungsi
pengujian dapat dianggap negatif dikarenakan untuk menyerap air dan membantu
kelarutan sampel etil asetat sangat rendah pengoksidasian asam oleh asam sulfat, karena
didalam air sehingga terjadi pengendapan reaksi pengoksidasian asam tersebut tidak
115
Prayoga, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
akan berlangsung jika masih terkandung air Folin-Ciocalteau dan absorbansinya dapat
didalam senyawa yang direaksikan. diukur pada panjang gelombang 760 nm.
Senyawa fenolat (garam alkali) atau gugus
Identifikasi Senyawa Fitokimia Secara fenolik-hidroksi akan mereduksi asam
Kuantitatif heteropoli yang terdapat pada reagen Folin-
1. Total Fenol Ciocalteau menjadi suatu kompleks
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa molibdenum-tungsten yang berwarna biru.
jenis pelarut yang dipergunakan dalam Penambahan Na2CO3 berfungsi untuk
ekstraksi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) menciptakan kondisi basa agar terjadi
terhadap total fenol ekstrak daun pepe. Grafik disosiasi proton pada senyawa fenolik
hubungan antara jenis pelarut dengan total menjadi ion fenolat sehingga dapat bereaksi
fenol ekstrak kasar daun pepe dapat dilihat dengan reagen Folin-Ciocalteau (Apsari dan
pada Gambar 2. Susanti, 2011 dalam Wachidah, 2013).
50
45
43,40 ± 1,20 a Penelitian Fidrianny et al. (2013)
Total Fenol (mg GAE/g ekstrak)
40
32,77 ± 0,84 c
36,14 ± 1,25 b
menyatakan bahwa pelarut etanol
35
30
menghasilkan persentase total fenol yang
23,33 ± 0,50 d
25
20
17,44 ± 0,93 e
lebih tinggi dibandingkan pelarut etil asetat
15 dan n-Heksan pada ekstrak daun binahong.
10
5
Widarta dan Arnata (2017) juga mendapatkan
0
Aquades Etil asetat Aseton Etanol Metanol
hasil kandungan total fenol yang tinggi
Jenis Pelarut menggunakan pelarut etanol 70%
Keterangan : Notasi yang sama menunjukkan dibandingkan pelarut aseton 70% pada
perlakuan berbeda tidak nyata
(P>0,05).
ekstrak daun alpukat. Sementara pada ekstrak
daun gayam, kandungan total fenol yang
Gambar 2. Grafik hubungan antara jenis paling besar didapat dari ekstrak etanol
pelarut dengan total fenol dibandingkan ekstrak metanolnya (Lestari et
ekstrak kasar daun pepe. al., 2018).
200
dalam tumbuhan umumnya adalah senyawa 150
0
12,70 ± 0,61 e 20,10 ± 0,78 d
Jenis pelarut
Pengujian total fenol didasarkan pada
Keterangan : Notasi yang sama menunjukkan
prinsip pembentukan senyawa kompleks perlakuan berbeda tidak nyata
berwarna biru ketika bereaksi dengan reagen (P>0,05).
116
Vol.8, No.2, Juni 2019. Identifikasi Senyawa Fitokimia dan Aktivitas .…
117
Prayoga, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
(Kahkonen et al., 1999 dalam Rohman 2007). memiliki korelasi positif dengan
Grafik hubungan antara total fenol dengan meningkatnya total fenol yang dihasilkan.
aktivitas antioksidan dan total flavonoid dengan Sementara berdasarkan peningkatan total
aktivitas antioksidan pada ekstrak daun pepe flavonoid terhadap aktivitas antioksidan
dapat dilihat pada Gambar 5A dan 5B. ekstrak daun pepe, korelasi positif
50 etanol ditunjukkan pada pelarut aquades, etanol dan
total fenol (mg GAE/g ekstrak)
45
aseton. Hal ini sesuai dengan penelitian
40
aseton
35
aquades Rohman et al. (2007) yang menyatakan
30 bahwa terdapat korelasi antara total fenol
25 metanol
20 etil asetat
R² = 0,9936 dengan aktivitas antioksidan dan total
15 flavonoid dengan aktivitas antioksidan pada
10 ekstrak daun mengkudu.
5
0
Berdasarkan hasil analisis yang telah
A)
0 20 40
aktivitas antioksidan (%)
60 80
dilakukan, pelarut aseton 70% memberikan
perlakuan terbaik dibandingkan dengan
350
etil asetat
pelarut aquades, etil asetat, etanol dan
total flavonoid (mg QE/g ekstrak)
300
metanol pada ekstraksi daun pepe ditunjukkan
250
dengan persentase penghambatan radikal
200
bebasnya yang lebih tinggi, sehingga
150
perlakuan ini dipilih untuk diuji penentuan
metanol
100
aseton
IC50. Grafik hubungan antara konsentrasi
50
aquades etanol
R² = 0.8974
ekstrak daun pepe dengan aktivitas
0
0 20 40 60 80
antioksidannya dapat dilihat pada Gambar 6.
B) aktivitas antioksidan (%)
60
Aktivitas Antioksidan (%)
y = 0,2503x - 0,2539
Gambar 5. Hubungan antara total fenol dengan 50
R² = 0,9972
10
Gambar 5 menunjukkan korelasi antara
0
total fenol dengan aktivitas antioksidan dan 0 50 100 150 200 250
pada ekstrak daun pepe dengan perlakuan Gambar 6. Grafik hubungan antara konsentrasi
jenis pelarut. Koefisien korelasi (R²) antara ekstrak daun pepe dengan aktivitas
total fenol dengan aktivitas antioksidan antioksidan.
ekstrak daun pepe pada pelarut etil asetat, Gambar 6 menunjukkan bahwa
metanol, dan aseton sebesar 0,9936, peningkatan konsentrasi ekstrak berbanding
sementara koefisien korelasi (R²) antara total lurus dengan persentase aktivitas antioksidan.
flavonoid dengan aktivitas antioksidan Berdasarkan analisis regresi linier diperoleh
ekstrak daun pepe pada pelarut aquades, persamaan yaitu y = 0,2503x – 0,2539 dengan
etanol, dan aseton sebesar 0,8974. Sarwono nilai koefisien korelasi (R2) sebesar 0,9972.
(2006) menyatakan bahwa koefisien korelasi Berdasarkan persamaan tersebut didapatkan
(R²) yang mempunyai nilai 0,75 keatas dapat nilai IC50 sebesar 200,775 mg/L. Menurut
dikategorikan memiliki korelasi sangat kuat. Blois (1958) nilai IC50 yang didapat dalam
Aktivitas antioksidan ekstrak daun pepe pada penelitian ini termasuk dalam kategori lemah.
pelarut etil asetat, metanol, dan aseton Semakin rendah nilai IC50 maka semakin
118
Vol.8, No.2, Juni 2019. Identifikasi Senyawa Fitokimia dan Aktivitas .…
119
Prayoga, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
Daun Carica pubescens Lanne & K. Puspitasari, A. D., dan R. L. Wulandari. 2017.
Koch dengan LC/MS. Skripsi S1. UIN Aktivitas Antioksidan, Penetapan Kadar
Maulana Malik Ibrahim, Malang. Fenolik Total dan Flavonoid Total
Ekstrak Daun Kersen (Muntingia
Kumoro, A.C., M. Hasana dan H. Singha. calabura L.). J. Pharmaciana vol.7,
2009. Effects of Solvent Properties on no.2, pp. 147-158.
the Soxhlet Extraction Of Diterpenoid
Lactones from Andrographis paniculata Putra, S. 1991. Taru Premana, Cetakan V. PT
leaves. J. Science Asia 35 : 306-309. Upada Sastra, Denpasar.
Kumoro, A.C. 2015. Teknologi Ekstraksi Robinson, T. 1991. The Organic Constituen
Senyawa Bahan Aktif dari Tanaman of HigherPlants. 6th Edition.
Obat. Plantaxia, Yogyakarta. Department of
Biochemistry. University of Massachus
Lestari, D. M., N. Mahmudati, Sukarsono, etts
Nurwidodo, dan Husamah. 2018.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenol Rohman, A. S. Riyanto, dan N. K. Hidayati.
Daun Gayam (Inocarpus fagiferus 2007. Aktivitas Antioksidan,
Fosb.). J. Biosfera vol. 35 no. 1 pp. 37 – Kandungan Fenolik Total, dan Flavonid
43 Total Daun Mengkudu. Jurnal
AGRITECT, Vol. 27, No. 4
Marliana, S. D., V. Suryanti, dan Suyono.
2005. Skrining Fitokimia dan Analisis Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu,
Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule Yogyakarta
Jacq. Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. J.
Biofarmasi 3 (1): 26-31 Setyowati, W. A. E., S. R. D. Ariani.,
Ashadi., B. Mulyani dan C. P.
Meigaria, K. M., I. W. Mudianta, dan N. W. Rahmawati. 2014. Skrining Fitokimia
Martiningsih. 2016. Skrining Fitokimia dan Identifikasi Komponen Utama
dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Metanol Kulit Durian (Durio
Aseton Daun Kelor (Moringa oleifera). zibethinus Murr.) Varietas Petruk.
J. Wahana Matematika dan Sains, vol. Seminar Nasional Kimia dan
10, no. 2. Pendidikan Kimia UNS, Surakarta.
Mottaleb, M. A., dan S. D. Sarker. 2012. Shabri, dan D. Rohdiana. 2016. Optimasi dan
Accelerated Solvent Extraction for Karakterisasi Ekstrak Polifenol Teh
Natural Product Isolation. In : S. D. Hijau dari Berbagai Pelarut. Jurnal
Sarker and Lutfun Nahar (eds.), Natural Penelitian Teh dan Kina, 19 (1), pp. 57-
Product Isolation, Method in Molecular 66
Biology vol. 864 pp. 75-88.
Suryani, N. C., D. G. M. Permana, dan
Pratiwi, P., M. Suzery, dan B. Cahyono. A.A.G.N. A. Jambe. 2015. Pengaruh
2010. Total Fenolat dan Flavonoid dari Jenis Pelarut Terhadap Kandungan
Ekstrak dan Fraksi Daun Kumis Kucing Total Flavonoid dan Aktivitas
(Orthosiphon stamineus B.) Jawa Antioksidan Ekstrak Daun Matoa
Tengah serta Aktivitas Antioksidannya. (Pometia pinnata). Skripsi S1. Tidak
J. Sains & Matematika vol. 18 no.4. dipublikasikan. Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana, Bali.
120
Vol.8, No.2, Juni 2019. Identifikasi Senyawa Fitokimia dan Aktivitas .…
121