You are on page 1of 11

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.

1 FEBRUARI2017 ISSN 2302 - 2493

FORMULASI DAN UJI ANTIBAKTERI SEDIAAN SABUN CAIR


EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocymum basilicum L.) TERHADAP
BAKTERI Staphylococcus aureus

Paulina V. Y. Yamlean1) dan Widdhi Bodhi1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Basil leaf has active compounds such as essential oils, alkaloids, saponins, flavonoids ,
triterpenoids , steroids, tannins and phenols. Some of these chemical ingredients can inhibit the growth of
Escherichiacoli , Staphylococcus aureus , and Klebsiellapneumonia bacteria such as alkaloid
compounds, atsiridan oil and phenols. The aim of this research is to formulate the liquid soap from the
ethanol extract of Basil leaf and to test the antibacterial effectiveness of liquid soap from the ethanol
extract of Basil leaf with concentration of 3%, 6% and 9% to Staphylococcus aureus bacteria growth.
Liquid soap formulations from the ethanol extract of Basil leaf with concentration 3%, 6% and 9% then
done by organoleptic test, pH, high foam, moisture content, free alkali and weight type test. Testing of
antibacterial effectiveness on growth of Staphylococcus aureus was done by diffusion method. The results
of quality test of liquid soap that meets the requirements according to standard of SNI were organoleptic
test, pH, high foam, moisture content, free alkali and weight type test. The results of antibacterial
effectiveness test of liquid soap from the ethanol extract of Basil leaf obtained that can inhibit
Staphylococcus aureus bacteria, that is with concentration 3%, 6% and 9% which fall into category of
strong inhibition zone.

Word Keywords : Basil Leaf, Liquid Soap, Antibacterial Effectiveness Test

ABSTRAK
Daun Kemangi memiliki senyawa aktif sepertiminyak atsiri, alkaloid, saponin,
flavonoid,triterpenoid, steroid, tannin dan fenol. Beberapagolongan kandungan kimia tersebut
dapatmenghambat pertumbuhan bakteri Escherichiacoli, Staphylococcus aureus, dan
Klebsiellapneumonia seperti senyawa alkaloid, minyak atsiridan fenol. Penelitian ini bertujuan untuk
memformulasi sediaan sabun cair ekstrak etanol daun Kemangi dan menguji efektivitas antibakteri sabun
cair ekstrak etanol daun Kemangi dengan konsentrasi 3%, 6% dan 9% terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus. Formulasi sabun cair ekstrak etanol daun Kemangi dengan konsentrasi 3%, 6%
dan 9% dilakukan pengujian organoleptik, pH, tinggi busa, kadar air, kadar alkali bebas dan bobot jenis.
Pengujian efektivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dilakukan dengan metode
difusi. Hasil pengujian mutu sabun cair yang memenuhi persyaratan sesuai standar yang ditetapkan SNI
ialah uji organoleptik, pH, tinggi busa, kadar air, kadar alkali bebas dan bobot jenis. Hasil uji efektivitas
antibakteri sabun cair ekstrak etanol daun Kemangi yang diperoleh dapat menghambat bakteri
Staphylococcus aureus, yakni dengan konsentrasi 3%, 6% dan 9% masuk dalam kategori zona hambat
yang kuat.

Kata Kunci: Daun Kemangi, Sabun Cair, Uji Efektivitas Antibakteri

76
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI2017 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN lingkungan ialah kulit. Dengan kehilangan


atau kerusakan kulit yang memiliki fungsi
Masyarakat Indonesia telah barier ini akan terjadi invasi bakterial dan
menggunakan tumbuhan obat sebagai salah mempermudah timbulnya infeksi. Kulit
satu upaya menanggulangi masalah merupakan pertahanan utama terhadap
kesehatan. Salah satu tanaman yang bakteri dan apabila kulit tidak lagi utuh, maka
digunakan ialah tanaman Kemangi (Ocymum menjadi sangat rentan terhadap infeksi. Bila
basilicum L).Kemangi adalah tanaman yang kulit terluka sedikit saja maka hal ini sudah
mudah didapatkan tersebar hampir diseluruh cukup untuk menjadi pintu bagi masukan
Indonesia karena dapat tumbuh liar maupun mikrooragnisme/kuman-kuman ke dalam
dibudidayakan (Sudarsono etal., 2002). saluran darah manusia.
Tanaman Kemangi mengandung minyak
atsiri, tetapi sampai sekarang dibudidayakan Bakteri Staphylococcus aureus dapat
untuk diolah minyaknya. Di Indonesia, ditemukan pada permukaan kulit sebagai
tanaman Kemangi dimanfaatkan untuk sayur flora normal, terutama disekitar hidung,
atau lalap sebagai pemacu selera makan. mulut, alat kelamin dan sekitar anus. Bakteri
Tanaman Kemangi dapat dimanfaatkan ini menyebabkan infeksi pada luka biasanya
sebagai obat tradisional, daun Kemangi berupa abses yaitu kumpulan nanah atau
digunakanuntuk mengobati demam, peluruh cairan dalam jaringan. Jenis-jenis abses yang
asi dan rasa mual (Pitojo, 1996).Selain itu spesifik diantaranya bengkak (boil), radang
dapat juga digunakan sebagai obat sakit akar rambut (folliculitis)(Dowshen, et al,
perut, obat demam, menghilangkan bau 2002).
mulut, dan sebagai sayuran.O. sanctum
Aktivitas biologi yang sudah diteliti
memiliki senyawa aktif seperti minyak atsiri,
dari tanaman Kemangi antara lain sebagai
alkaloid, saponin, flavonoid,triterpenoid,
antipiretik (menurunkan demam), karminatif,
steroid, tannin dan fenol. Beberapa golongan
peluruh haid dan merangsang kelenjar air
kandungan kimia tersebut dapat menghambat
susu. Minyak atsiri daun Kemangi tersusun
pertumbuhan bakteri Escherichiacoli,
atas senyawa hidrokarbon, alkohol, ester,
Staphylococcus aureus, dan
phenol (eugenol 1-19 %, iso-eugenol), eter
Klebsiellapneumonia seperti senyawa
phenolat (metil clavicol 3-31%, metil eugenol
alkaloid, minyak atsiridan fenol. Sifat dari
1-9%), oksida dan keton (Gunawan, 1998).
penghambatan ini disebut sebagai
Minyak atsiri daun Kemangi memiliki
bakteriostatik atau bakteriosida
aktivitas antibakteri terhadap Saureus dan E
(Hadipoentyanti dan Wahyuni, 2008).
coli dengan Konsentrasi Bunuh Minimal
0,5% v/v dan 0,25% v/v.(Maryati, 2012).
Kulit merupakan “selimut” yang
menutupi permukaan tubuh dan memiliki
Berdasarkan penelitian diatas dapat
fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai
dikatakan daun Kemangi memiliki aktivitas
macam gangguan dan rangsangan luar.
antibakteri, karena itu perluh dilakukan
Mekanisme pertahanan tubuh terhadap
penelitian untuk mengembangkan suatu
ancaman mikroorganisme patogen dari

77
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI2017 ISSN 2302 - 2493

sediaan farmasi yaitu sabun cair antibakteri. Sampel daun Kemangi diambil pada
Sabun cair saat ini banyak diproduksi karena pagi hari. Cara pengambilan daun yaitu
penggunaannya yang lebih praktis dan bentuk dengan memilih daun yang sudah dewasa dan
yang lebih menarik dibanding bentuk sabun yang masih segar. Sampel yang diperoleh
lain.Disamping itu sabun dapat digunakan segera dicuci bersih untuk menghilangkan
untuk mencegahpenyakit, seperti mengobati kotoran yang menempel pada daun kemudian
penyakit kulit yang disebabkanoleh bakteri diangin-anginkan selama 2 hari dan pada hari
(Anggraini, 2012). Peneliti tertarik untuk ke-3 dikeringkan dengan oven pada suhu
memformulasi dan menguji apakah ekstrak 400C. Setelah kering, sampel diblender
daun Kemangi yang dibuat dalam bentuk menjadi serbuk dan diayak dengan ayakan
sediaan sabun cair memenuhi parameter mesh 65.
kualitas dengan konsentrasi yang bervariasi
dan apakah sabun cair Kemangi dapat
memberikan efek antibakteri. Ekstraksi Sampel
METODE PENELITIAN Daun Kemangi diambil sebanyak 10
kg dicuci hingga bersih dan
Alat dan Bahan dikeringanginkan. Setelah kering daun
Alat yang digunakan dalam penelitian Kemangi diblender sampai halus, sehingga
yaitu alat untukdestilasi minyak atsirikertas menjadi serbuk kemudian dimaserasi dengan
indikator universal, gelas piala, gelas ukur, menggunakan pelarut etanol 96% selama3 x
kaca arloji, batang pengaduk, pipet tetes, 24 jam dalam suhu kamar. Setiap 1 x 24 jam
erlenmeyer, timbangan analitik (Ae Adam), simplisia yang telah dimaserasi dengan
labu takar, cawan petri, inkubator, autoklaf, larutan etanol disaring hingga di peroleh
oven (Ecocell MMM Group), blender filtrat. Filtrat pelarut tersebut kemudian
(Waring Commercial), beker gelas, rotary diuapkan dengan menggunakan alat
evaporator (Steroglass Strike 300), penangas evaporator sehingga dihasilkan ekstrak kental
(Nesco Lab), piknometer uncalibrated 10 ml daun Kemangi.
(pyrex ® Iwaki), jarum ose, pinset, eco
pipette (CAPP) 100 -1000 µl, eco pipette Formulasi Sabun Cair Ekstrak Daun
(CAPP) 20-200 µl dan mistar berskala. Kemangi
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini Formulasi sediaan sabun cair yang
yaitu daun Kemangi, bakteri Staphylococcus akan dibuat berbeda konsentrasi 3%, 6% dan
aureus, minyak zaitun, kalium hidroksida 9%.
(KOH), carboksil metal celulosa (CMC),
asam stearat, butyl hidroksi anisol (BHA),
fenolftalein, alkohol 96%, Nutrien Agar
(Oxoid), sabun detol, NaCl 0,9 %, HCl 0,1 N
dan aluminium foil.

Persiapan Sampel

78
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI2017 ISSN 2302 - 2493

Pembuatan Sabun Cair Ekstrak Daun Sampel sabun cair sebanyak 1 g


Kemangi
Bahan Basis Formula Formula Formula
Semua bahan yang akan digunakan
sabun I II III
ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan
takaran yang dianjurkan. Dimasukkan cair
minyak zaitun sebanyak 15 ml ke dalam Ekstrak daun 0 1,5 g 3g 4,5 g
gelas kimia, kemudian ditambahkan dengan Kemangi
Minyak Zaitun 15 ml 15 ml 15 ml 15 ml
kalium hidroksida 40% sebanyak 8 ml
sedikit demi sedikit sambil terus dipanaskan KOH 8 ml 8 ml 8 ml 8 ml
pada suhu 500C hingga mendapatkan sabun CMC 0,5 g 0,5 g 0,5 g 0,5 g
pasta. Sabun pasta ditambahkan dengan
SLS 0,5 g 0,5 g 0,5 g 0,5 g
kurang lebih 15 ml aquades, lalu dimasukkan
natrium karboksil metal selulosa yang telah Asam stearate 0,25 g 0,25 g 0,25 g 0,25 g
dikembangkan dalam aquades panas, diaduk BHA 0,5 g 0,5 g 0,5 g 0,5 g
hingga homogen. Kemudian ditambahkan
asam stearat, diaduk hingga homogen. Pengaroma 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml

Ditambahkan sodium laurel sulfat, diiaduk Aquades ad 50 ad 50 ml ad 50 ml ad 50 ml


hingga homogen. Ditambahkan butyl ml
hidroksi anisol, lalu diaduk hingga homogen. dimasukkan ke dalam tabung berskala yang
Dimasukkan ekstrak daun Kemangi, dsiaduk berisi 10 ml aquades dan kemudian di tutup.
hingga homogen. Sabun cair ditambahkan Tabung dikocok selama 20 detik dan dihitung
dengan aquades hingga volumenya 50 ml, tinggi busa yang terbentuk.
dimasukkan ke dalam wadah bersih yang
telah disiapkan. Pembuatan sabun cair Uji Kadar Air
ekstrak daun Kemangi disesuaikan dengan Penetapan kadar air dilakukan dengan
masing-masing konsentrasi. metode gravimetri. Ditimbang 1 gram sampel
pada cawan petri yang telah diketahui
Pengujian Kualitas Sabun Cair bobotnya, dipanaskan pada lemari pengering
pada suhu 1050C selama 2 jam sampai bobot
Uji Organoleptik
tetap.
Uji Organoleptik dilakukan untuk
mengamati bentuk, warna dan bau sediaan Perhirungan :
sabun cair ekstrak daun Kemangi.
kadar air =
Uji pH
keterangan :
pH diukur dengan menggunakan pH
universal pada semua formulasi sediaan A : Berat cawan (gram)
sabun cair. B : Berat Awal (gram)
C : Berat cawan + berat akhir
Uji Tinggi dan Kestabilan Busa

79
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI2017 ISSN 2302 - 2493

Uji Alkali Bebas Kontrol positif yang digunakan yaitu


Sampel sabun cair ditimbang sekitar 5 sabun detol. Larutan dibuat dengan cara
g, kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala menimbang sabun detol sebanyak 1 gram
250 ml. Selanjutnya ditambahkan 100 ml kemudian dilarutkan dengan aquades dan
alkohol 96%, batu didih serta beberapa tetes dicukupkan volumenya hingga 10 ml.
larutan indikator fenolftalein. Lalu
dipanaskan di atas penangas selama 30 menit Pembuatan Larutan Uji
sampai mendidih. Bila larutan berwarna ungu Larutan uji yang digunakan sabun
kemudian dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N ekstrak daun Kemangi dengan konsentrasi
dalam alkohol sampai warna ungu tepat yang berbeda. Larutan uji konsentrasi 3%
hilang. dibuat dengan cara menimbang sabun cair
ekstrak Kemangi 3% sebanyak 1 gram
Kadar Alkali Bebas = x 100% kemudian dilarutkan dengan aquades dan
dicukupkan volumenya hingga 10 ml.
Keterangan :
Larutan uji konsentrasi 6% dibuat dengan
V : Volume HCL dalam titrasi (ml)
cara menimbang sabun cair ekstrak Kemangi
N : Normalitas HCl (N)
6% sebanyak 1 gram kemudian dilarutkan
W : Bobot sampel (gram)
dengan aquades dan dicukupkan volumenya
Uji Bobot Jenis hingga 10 ml. Larutan uji konsentrasi 9%
dibuat dengan cara menimbang sabun cair
Piknometer dikeringkan dan ekstrak Kemangi 9% sebanyak 1 gram
ditimbang. Air dimasukkan ke dalam kemudian dilarutkan dengan aquades dan
piknometer dan didiamkan pada suhu 250C dicukupkan volumenya hingga 10 ml.
selama 10 menit. Piknometer diangkat dan Pembuatan Standart Kekeruhan
ditimbang. Pekerjaan diulangi dengan Diambil larutan H2SO4 0,36 N
memakai sampel sabun cair sebagai sebanyak 99,5 ml dicampurkan dengan
pengganti air. larutan BaCl2.2H2O 1,175% sebanyak 0,5 ml
dalam erlenmeyer. Kemudian dikocok sampai
Bobot Jenis = terbentuk larutan yang keruh. Kekeruhan ini
dipakai sebagai standar kekeruhan suspensi
bakteri uji.
Pengujian Antibakteri Antibakteri
Sterilisasi Alat Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Pensterilan menggunakan autoklaf. Bakteri uji dari hasil peremajaan agar
Media serta alat- alat disterilkan dalam miring diambil dengan kawat ose steril lalu di
autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit, inokulasi ke dalam tabung yang berisi 10 ml
selanjutnya untuk jarum ose dan pinset larutan NaCl 0,9% hingga diperoleh
dibakar diatas api langsung. kekeruhan yang sama dengan standar
kekeruhan larutan Mc. Farland. Perlakuan
Pembuatan Larutan Kontrol Positif

80
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI2017 ISSN 2302 - 2493

yang sama dilakukan pada setiap jenis bakteri c. Larutan detol digunakan sebagai kontrol
uji. positif diteteskan pada sumur dan
diteteskan sebanyak 50 µl menggunakan
Pembuatan Media Pengujian mikropipet.
Media uji dibuat dengan metode d. Cawan petri diinkubasi dalam inkubator
difusi agar (difusi Kirby dan baeur yang pada suhu 370C selama 24 jam.
dimodifikasi) dengan cara sumuran dengan 2
lapisan media agar (Nainggolan, 2000) yang Pengamatan dan pengukuran
pengerjaannya sebagai berikut : Pengamatan dilakukan setelah 1x24
a. Lapisan dasar dibuat dengan jam masa inkubasi. Daerah bening
menuangkan masing-masing 10 ml NA merupakan petunjuk kepekaan bakteri
ke dalam 9 cawan petri, kemudian terhadap antibiotik atau bahan antibakteri
dibiarkan memadat. lainnya yang digunakan sebagai bahan uji
b. Setelah memadat, permukaan lapisan yang dinyatakan dengan lebar diameter zona
dasar ditanam 3 pecandang baja yang hambat (Vandepitte et al., 2005).
diatur jaraknya agar daerah pengamatan
tidak bertumpu pda masing-masing HASIL DAN PEMBAHASAN
cawan. Ekstraksi
c. Suspensi bakteri dicampurkan ke dalam
media pembenihan NA. Sebanyak 10 kg daun Kemangi dicuci
d. Selanjutnya dituangkan 15 ml NA pada bersih dan dikeringkan dengan cara diangin-
tiap cawan petri yang diletakkan anginkan selama 2 hari dan pada hari ke 3
pecandang sebagai lapisan kedua. dikeringkan dengan oven pada suhu 40 C.
e. Setelah lapisan kedua memadat, Setelah kering sampel diblender dan
pecandang diangkat secara aseptik didapatkan 256,5213 g simplisia daun
menggunakan pinset dari masing-masing Kemangi. Sampel kemudian diekstraksi
cawan petri, sehingga terbentuk sumur- dengan metode maserasi, daun
sumur. Kemangisebanyak 250 g dilarutkan dengan
Uji aktivitas antibakteri secara In-vitro etanol 96% sebanyak 1250 mL, direndam
Uji aktivitas antibakteri secara in-vitro selama 5 hari sambal sesekali diaduk,
dilakukan dengan cara : kemudian disaring. Sisa simplisia di
a. Larutan uji sabun cair ekstrak daun remaserasi dengan etanol 96% sebanyak 750
Kemangi dengan konsentrasi yang mL selama 3 hari kemudian disaring. Hasil
berbeda (3%, 6% dan 9%) diteteskan filtrat I dan II diuapkan dan didapatkan
pada sumur yang berbeda sebanyak 50 µl 22,3415 g ekstrak kental daun Kemangi.
menggunakan mikropipet.
Uji Mutu Sabun Cair Ekstrak Bunga
b. Larutan Basis sabun digunakan sebagai
Daun Kemangi
kontrol negatif diteteskan pada sumur
sebanyak 50 µl menggunakan Uji Organoleptik
mikropipet.

81
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI2017 ISSN 2302 - 2493

Uji organoleptik dilakukan untuk sabun yang ditetapkan oleh Standar Nasional
melihat bentuk, warna, dan bau dari sediaan Indonesia (SNI) yaitu 13-220 mm. Hasil uji
sabun cair. Hasil yang didapat dari sediaan tinggi busa dapat dilihat pada Tabel 7:
sabun cair dapat dilihat pada Tabel 5: Sediaan Tinggi Keterangan
Sediaan Bentuk Bau Warna Busa
(mm)
Basis sabun cair 75 Memenuhi
Basis sabun cair Cair Mint Kuning syarat

Sabun cair Cair Mint Hijau Sabun cair 55 Memenuhi


Konsentrasi 3 % Konsentrasi 3 % syarat

Sabun cair Cair Mint Hijau Sabun cair 45 Memenuhi


Konsentrasi 6 % Konsentrasi 6 % syarat

Sabun cair Cair Mint Hijau Sabun cair 45 Memenuhi


Konsentrasi 9 % tua Konsentrasi 9 % syarat

Uji Kadar Air


Uji pH
Uji pH dilakukan untuk mengetahui Uji kadar air dilakukan untuk
sediaan sabun cair yang dibuat sesuai dengan mengetahui persentase kandungan air dalam
standar pH sabun cair yaitu 8-11. Hasil uji pH sabun cair. Menurut SNI, kadar air dalam
dapat dilihat pada Tabel 6: sediaan sabun cair maksimal 60%. Hasil uji
kadar air dapat dilihat pada Tabel 8:
Sediaan Ph Keterangan
Sediaan Kadar air Keterangan
Basis sabun cair 9 Memenuhi
syarat Basis sabun 60,5721% Tidak
cair memenuhi
Sabun cair 9 Memenuhi syarat
Konsentrasi 3 % syarat
Sabun cair 38,0555% Memenuhi
Sabun cair 10 Memenuhi Konsentrasi 3 % syarat
Konsentrasi 6 % syarat
Sabun cair 61,1188% Tidak
Sabun cair 10 Memenuhi Konsentrasi 6 % memenuhi
Konsentrasi 9 % syarat syarat

Tinggi Dan Kestabilan Busa Sabun cair 57,5597% Memenuhi


Konsentrasi 9 % syarat
Uji tinggi busa dilakukan untuk
melihat daya busa yang dihasilkan sabun cair
yang dibuat sesuai dengan standar tinggi busa

82
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6Sediaan
No. 1 FEBRUARI2017 Bobot jenis- 2493
ISSN 2302 Keterangan
(g/ml)
Basis sabun cair 0% 1,0128 Memenuhi
Alkali Bebas
syarat
Uji alkali bebas dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya alkali bebas pada Sabun cair 1,0188 Memenuhi
sabun cair. Menurut SNI, alkali bebas dalam Konsentrasi 3 % syarat
suatu sediaan sabun cair maksimal 0,1%.
Hasil uji alkali bebas dapat dilihat pada Tabel Sabun cair 1,0380 Memenuhi
9: Konsentrasi 6 % syarat

Sabun cair 1,0290 Memenuhi


Sediaan Kadar Keterangan Konsentrasi 9 % syarat
alkali
bebas
Basis sabun cair 0, 112% Memenuhi Uji Antibakteri
syarat
H Hasil yang didapat dari uji efektivitas
Sabun cair 0, 112% Memenuhiantibakteri sabun cair ekstrak daun Kemangi melalui
Konsentrasi 3 % syarat pengamatan selama 1 hari dengan masa inkubasi 24
jam dan dengan 3 kali perlakuan untuk masing-masing
Sabun cair 0, 112% Memenuhisediaan sabun cair. Hasil ini telah dikurangi diameter
Konsentrasi 6 % syarat sumuran dapat dilihat pada Tabel 11 Pem

Sabun cair 0, 112% Memenuhi Sediaan Hasil pengukuran diameter zona hambat Keteran
Konsentrasi 9 % syarat (mm) gan
Perlakua Perlakua Perlakua Rata-
rata
n n n
1 2 3
Sabun cair 17 17 17 17 Sedang
Uji Bobot Jenis
Konsentrasi
3%
Uji bobot jenis dilakukan untuk Sabun cair 17.5 17.5 17 17.33 Sedang
mengetahui bobot jenis dari sabun cair. Bobot Konsentrasi
jenis dari suatu sediaan sabun cair menurut 6%
SNI adalah 1,01 – 1,1 g/ml. Hasil uji bobot
Sabun cair 19 16 20 18.33 Sedang
jenis dapat dilihat pada Tabel 10:
Konsentrasi
9%
Kontrol + 27.5 30.16 27.5 28.38 Kuat
(sabun
Detol)
Kontrol – 0 0 0 0 Lemah
(basis
sabun)

83
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI2017 ISSN 2302 - 2493

PEMBAHASAN tinggi dan kestabilan busa, uji kadar air,


uji alkali bebas dan uji bobot jenis .
Kriteria kekuatan daya antibakteri c. Sabun cair ekstrak etanol daun Kemangi
menurut Davis dan Stout (1971) memiliki efek antikiroba dan masuk
dikategorikan berdasarkan diameter zona dalam kategori kuat.
hambat yang terbentuk yaitu diameter zona
hambat 5 mm atau kurang dikategorikan SARAN
lemah, zona hambat 5-10 mm dikategorikan a. Perlu dilakukan pengujian antimikroba
sedang, zona hambat 10-20 mm Sediaan Sabun cair ekstrak etanol daun
dikategorikan kuat dan zona hambat 20 mm Kemangi
atau lebih dikategorikan sangat kuat. Hasil
b. Perlu dilakukan formulasi sediaan
dari uji efektivitas antibakteri sabun cair farmasi farmasi yang lain dari ekstrak
ekstrak etanol bunga Daun Kemangi dengan etanol daun Kemangi
konsentrasi 3% didapat zona hambat rata-rata
17 mm dikategorikan sedang, konsentrasi 6%
didapat zona hambat rata-rata 17.33 mm
DAFTAR PUSTAKA
dikategorikan sedang dan konsentrasi 9%
didapat zona hambat rata-rata 18.33 mm Anggraini, Deny. 2012. Formulasi Sabun
dikategorikan sedang. Hasil tersebut Cair dari Ekstrak Batang Nanas
membuktikan bahwa sabun cair ekstrak (Ananas comosus. L )
etanol bunga Daun Kemangi dengan untuk Mengatasi Jamur Candida
konsentrasi tersebut menunjukan adanya albicans. Fakultas Farmasi
efektivitas terhadap bakteri S. aureus, Universitas Andalas, Padang.
walaupun zona hambat yang dihasilkan tidak
sebesar zona hambat pada kontrol positif Anonim, . 1996. Mutu dan Cara Uji Sabun
(sabun Detol) yaitu 28.38 mm yang Mandi. Jakarta , Departemen
dikategorikan kuat, akan tetapi pada Kesehatan Republik Indonesia.
konsentrasi kecil sediaan yang dibuat sudah
dapat memberikan zona hambat yang sedang _____. 2000. Parameter Standar Umum
pada bakteri S. aureus. Ekstrak Tumbuhan Obat. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
KESIMPULAN
_____. 2003. Handbook Of Pharmaceutical
a. Ekstrak etanol daun Kemangi (Ocymum Excipients. 4th. Ed. Pharmaceutical
basilicum L)dapat diformulasikan Press. Chicago. London.
menjadi sediaan cair.
b. Sabun cair ekstrak etanol daun Kemangi _____. 2009. Handbook Of Pharmaceutical
(Ocymum basilicum L)konsentrasi 3%, Excipients. 6th. Ed.
6%, dan 9% memenuhi syarat mutu Pharmaceutical Press. Chicago.
sabun yaitu uji organoleptik, Uji pH, uji London.

84
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI2017 ISSN 2302 - 2493

http://www.Google.com, diakses
_____. 2016. Inilah Komposisi Sabun Detol 30 September 2015.
Cool.
http://sabunkesehatankulit.blogspot.co Jawetz, E,.,J.L.Melnick, E.A. Adelberg, G.F.
m/2016/01/inilah-komposisi-sabun- dettol- Brooks, J.S. Butel, L.N. Ornston.
cool.html 1996. Mikrobiologi Kedokteran.
Ed.20. ECG, Jakarta.
Dalimartha, Setiawan. 1991. Atlas Tumbuhan
Indonesia. Jilid 1. Departemen Mariyati dkk., (2007), Uji Aktivitas
Kesehatan Republik Antibakteri Minyak Atsiri Daun
Indonesia, Jakarta. Kemangi terhadap Staphylococcus
aureus dan Eschericia coli, Jurnal
Dalimartha, Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Penelitian Sains dan Teknologi,
Obat Indonesia. Jilid II. Trobus 8(1),30-38
Agriwidya, Bogor.
Marzoeki, A. 1980. Teknologi Pembuatan
Dowshen, S., Izenberg N, Bass E. 2002. Sabun. Ujung Pandang.
Staphylococcus aureus.
http:ud/ac.id/primahapsa/files/2012/0 Pitojo, Setijo. 1996. Kemangi dan Selasih.
6/jtptunimus- gdl-primahapsa-5337- Ungaran: Trubus Agriwidya
1-bab1.pdf. diakses 25 september
2015. Sasongko,W. 2008. Armageddon II : Antara
Petaka dan Rahmat. Gema Insani,
Davis, W.W., Stout, TR. 1971. Disc Plate Jakarta.
Methods Of Microbiological
Antibiotic Assay. Microbiology. Setiabudy, R. 2007. Antimikroba : Dalam
Farmakologi dan Terapi. Edisi 5 (
Dzen, S.M. 2003. Bakteriologik Medik. Edisi Cetak ulang Dengan Perbaikan,
Pertama. Cetakan Pertama. 2008). FKUI, Jakarta.
Bayumedia Publishing, Malang.
. Sudarsono, Gunawan D, Wahyuono S,
Hadipoenyanti, E & Wahyuni, S, DonatusIA & Purnomo, 2002,
2008,Keragaman Selasih (Ocimum Tumbuhan Obat II(Hasil Penelitian,
Spp.)Berdasarkan Sifat-Sifat, danPenggunaannya), Pusat
KarakterMorfologi,Produksi dan Studi ObatTradisional Universitas
Mutu Herba, halaman 141-148 Gadjah Mada,Jakarta, Halaman 136-
140
Itqiyah, N. 2007. Dermatis Atopi. Yayasan Tranggono, R dan I, Latifah, F. 2007. Buku
Orang Tua Peduli. Pegangan Ilmu Pengetahuan

85
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI2017 ISSN 2302 - 2493

Kosmetik. PT Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta.

Volk,.wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar.


Terjemahan : soenarto
Adisoemarno. Erlangga, Surabaya

Warsa, U.S. 1994. Kokus Positif Gram :


Dalam Mikrobiologi Kedokteran.
Binaputra Aksara, Jakarta.

86

You might also like