You are on page 1of 8

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No.

4 NOVEMBER 2019 ISSN 2302 - 2493

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL DAUN KALIANDRA


(Calliandra surinamensis Benth) SEBAGAI ANTIBAKTERI
Yulita Ni Nyoman Tri Sukartiningsih), Hosea Jaya Edy 1), Jainer Pasca Siampa1)
1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Kaliandra Leaf (Calliandra surinamensis Benth) contains flavonoid compounds, saponins and tannins which are
able to inhibit the antibacterial activity. This study aims to test the antibacterial effectiveness of gel preparation
of ethanol extracts of kaliandra leaf to obtain the greatest formula, and prove the Kaliandra leaf gel preparation
has good physical stability. This study uses a laboratory experimental method. Gel formula is made as many as
5 formulas with variations in the concentration of 2%, 3%, 4%, 5%, and 6% of w : v. Kaliandra leaf extraction
was carried out by maceration method using 96% ethanol. The antibacterial test of the ethanol extracts of
Kaliandra leaf gel using the method of welling against Staphylococcus aureus bacteria produced a moderate
inhibition of 7.0 ± 0.63 mm at a concentration of 6%. The physical evaluation of the preparation includes
organoleptic test, homogeneity test, syneresis test, scatter power test, adhesion test, pH test, cycling test, and
sterility test. All tests are carried out before and after the cycling test. The results of the study on the preparation
fulfilled the physical evaluation requirements before and after the cycling test. It can be concluded that the
concentration of 6% of ethanol extracts of Kaliandra leaves could be formulated as a gel preparation that is
physically stable and has moderate antibacterial activity.

Keywords: Kaliandra (Calliandra surinamensis Benth), Gel preparations, Staphylococcus aureus antibacterial.

ABSTRAK

Daun Kaliandra (Calliandra surinamensus Benth) mengandung senyawa flavonoid, saponin dan tannin yang
mampu menghambat aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas antibakteri sediaan
gel ekstrak etanol daun Kaliandra untuk mendapatkan formula terbesar, serta membuktikan sediaan gel daun
Kaliandra mempunyai stabilitas fisik yang baik. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental laboratorium.
Formula sediaan gel dibuat sebanyak 5 formula dengan variasi konsentrasi 2%, 3%, 4%, 5%, dan 6% b/v.
Ekstraksi daun Kaliandra dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Penelitian uji
antibakteri sediaan gel ekstrak etanol daun Kaliandra menggunakan metode sumuran pada bakteri
staphylococcus aureus menghasilkan daya hambat yang sedang yaitu 7,0±0,63 mm pada konsentrasi 6%.
Evaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji sineresis, uji daya sebar, uji daya lekat, uji
pH, uji cycling test, dan uji sterilitas. Semua pengujian dilakukan sebelum dan sesudah cycling test. Hasil
penelitian sediaan memenuhi persyaratan eveluasi fisik sebelum uji cycling test dan sesudah cycling test. Dapat
disimpulkan pada kosentrasi 6% ekstrak etanol daun Kaliandra dapat diformulasi sebagai sediaan gel yang stabil
secara fisik dan memiliki aktivitas antibakteri yang sedang.

Kata kunci : Kaliandra (Calliandra surinamensis Benth), Sediaan Gel, Antibakteri Staphlococcous aureus.

43
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 4 NOVEMBER 2019 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN Bentuk Penelitian


Infeksi merupakan salah satu Bentuk Penelitian ini menggunakan
penyakit yang menjadi masalah utama metode eksperimental untuk formulasi
kesehatan dan merupakan penyebab sediaan gel ekstrak etanol daun Kaliandra
kematian utama hampir di seluruh Dunia. (Calliandra surinamensis Benth) sebagai
Penyebab utama terjadinya infeksi adalah antibakteri.
adanya mikroorganisme patogen yang
masuk dalam tubuh diantaranya adalah Alat dan Bahan
bakteri (Radji, 2011). Salah satu bakteri
yang sering menyebabkan infeksi adalah Alat
Staphyloccus aureus (Jawetz et al., 2005).
Alat-alat yang akan digunakan ialah
Staphyloccus aureus merupakan
alat-alat gelas, rotary evaporator, autoclave
bakteri coccus Gram Positif yang ditemukan
(ALP®), penjepit, pinset, oven, alumunium
sebagai flora normal pada kulit dan selaput
foil, timbangan analitik, blender (Philips),
lendir manusia (Jawetz et al., 2005). Bakteri
jarum ose, lampu spiritus, pH meter, toples
Staphyloccus aureus juga dapat ditemukan
maserasi, pot saleb, inkubator (MMM
pada udara dan lingkungan sekitar (Warsa,
Gramoup®), Laminar air flow (LAF®),
1994).
Colony Counter (Stuart Scientific®), jangka
Gel merupakan sediaan topikal yang
sorong, mistar, ayakan, kaca preparat, kertas
mudah diaplikasikan pada kulit serta
saring, pencadang, lemari pendingin, dan
memiliki penampilan fisik yang menarik
pipet mikro.
dibanding sediaan topikal lainnya (Wyatt, et
al., 2001). Hal ini disebabkan karena
Bahan
sediaan gel memiliki kandungan air yang
bersifat mendinginkan, menyejukkan, Bahan-bahan yang digunakan ialah
melembabkan, mudah penggunaannya, ekstrak daun Kaliandra, etanol 96%,
mudah berpenetrasi pada kulit, sehingga Nutrient agar, Karbopol 940, Gliserin, TEA,
memberikan efek penyembuhan yang lebih aquadest, gel Acnes®, NaCl 0,9% dan
cepat sesuai dengan basis yang digunakan bakteri Staphylococcus aureus.
(Ansel, 2005).
Prosedur Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
Pengambilan Sampel
Waktu dan Tempat Pengambilan sampel di Desa Sea,
Penelitian Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa.
Penelitian ini dilaksanakan pada Bahan yang digunakan ialah bagian daun
bulan Mei 2019 – Agustus 2019 di Kaliandra
Laboratorium Penelitian Farmasi Lanjut dan
Laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Identifikasi Sampel
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Identifikasi tanaman dilakukan di
Universitas Sam Ratulangi, Manado. Laboratorium Taksonomi Tumbuhan,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam
Ratulangi Manado.

44
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 4 NOVEMBER 2019 ISSN 2302 - 2493

Ekstraksi Karbopol ditimbang dan dilarutkan dengan


Pembuatan ekstrak etanol daun aquadest ± 24 jam hingga mengembang,
Kaliandra menggunakan metode maserasi. kemudian di aduk cepat dalam wadah
Serbuk Daun Kaliandra ditimbang sebanyak sampai terbentuk masa gel dan ditambahkan
400 g dimasukkan dalam toples, TEA. Setelah itu tambahkan Gliserin dan
ditambahkan pelarut etanol 96% sebanyak diaduk sampai homogen. Ekstrak daun
1600 mL didiamkan selama 3 hari sambil Kaliandra ditimbang dan diaduk sampai
sesekali diaduk. Setelah 3 hari disaring larut. Ekstrak yang sudah larut dicampur
dengan menggunakan kertas saring dan sampai homogen ditambahkan aquadest 50
menghasilkan filtrat 1 dan debris 1. Debris 1 ml, dan diaduk cepat menggunakan mixer
yang ada kemudian direndam lagi sampai terbentuk masa gel. Untuk
(remaserasi) dengan pelarut yang sama pembuatan gel dengan konsentrasi 3%, 4%,
selama 2 hari sambil sesekali diaduk. 5%, dan 6% dilakukan dengan cara yang
Setelah 2 hari, sampel disaring sehingga sama dan dimasukkan ke dalam wadah gel.
menghasilkan filtrat 2 dan debris 2. Filtrat 1 Setelah dilakukan pembuatan sediaan gel
dan filtrat 2 dicampurkan menjadi satu lalu maka dilakukan uji aktifitas antibakteri
dievaporasi menggunakan rotary evaporator terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
sehingga diperoleh ekstrak kental. Dan
kemudian dikerok dan di masukkan kedalam
pot salep dan di timbang. Uji Aktivitas Antibakteri
Uji aktivitas antibakteri terhadap sediaan
Formulasi Sediaan Gel gel ekstrak etanol daun Kaliandra menggunakan
Formulasi sediaan gel ekstrak etanol bakteri Staphylococcus aureus dengan cara
daun Kaliandra dapat dilihat pada Tabel. 1 : difusi agar. 5 sumuran untuk setiap konsentrasi
sediaan gel ekstrak etanol daun Kaliandra 2%,
Tabel 1. Formulasi Sediaan Gel 3%, 4%, 5%, 6% dan dua sumuran lain untuk
Kosentrasi % b/v kontrol positif (gel Acnes®) dan kontrol negatif
Bahan Fungsi (Basis gel tanpa ekstrak). Masing-masing
F1 F2 F3 F4 F5
sediaan gel diambil 0,1 Gram dan dimasukkan
Ekstrak Bahan 2 3 4 5 6 pada setiap sumuran kemudian diinkubasi pada
Kaliandr aktif suhu 37°C selama 24 jam.
a

Karbopo Gelling 1 1 1 1 1
l 940 agent
Evaluasi Fisik Sediaan Gel
TEA Zat 6 6 6 6 6
pengemuls Uji Organoleptik
i
Gliserin Humektan 1 1 1 1 1
Pengamatan organoleptik dilihat
Aquades Pelarut ad ad ad ad ad secara langsung bentuk, warna, dan bau dari
t 10 10 10 10 10 gel yang dibuat. Gel biasanya jernih dengan
0 0 0 0 0 konsistensi setengah padat (Ansel, 1989).
mL mL mL mL mL
Uji Homogenitas
Pembuatan Sediaan Gel Sediaan gel dioleskan pada sekeping
Pembuatan gel ekstrak etanol daun kaca, kemudian diamati bagian yang tidak
Kaliandra dengan basis gel Karbopol 940. tercampur. Homogenitas ditunjukkan

45
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 4 NOVEMBER 2019 ISSN 2302 - 2493

dengan tidak adanya butiran kasar sebaiknya memiliki sesuai dengan pH kulit
(Kumesan et al., 2013). yaitu 4,5 - 6,5 (Tranggono, 2007).

Uji Sineresis Uji Stabilitas


Sineresis yang terjadi selama Uji cycling test ini dilakukan sebanyak
penyimpanan diamati dengan menyimpan 6 siklus selama 12 hari. Sediaan gel
gel pada suhu ± 10°C selama 24, 48, dan 72 disimpan pada suhu ± 4ºC selama 24 jam
jam. Masing-masing gel ditempatkan pada dan suhu ± 40ºC selama 24 jam, proses ini
wadah untuk menampung air yang ada dihitung 1 siklus (Dewi, 2010).
dalam gel selama penyimpanan. Sineresis
dihitung dengan mengukur kehilangan berat Uji Sterilitas
selama penyimpanan lalu dibandingkan Siapkan media Nutrient Agar
dengan berat awal gel (Latimer, 2012). dilarutkan dalam aquadest menggunakan
Erlenmeyer. Media disterilkan dalam
Uji Daya sebar autoclave pada suhu 121ºC selama 15 menit.
Gel ditimbang sebanyak 1 gram Tuang media NA ke dalam cawan petri steril
diletakkan pada kaca transparan yang dan biarkan media NA sampai memadat.
berdiameter 15 cm, ditutup dengan kaca Inokulasikan gel ke dalam media yang telah
lainnya di atasnya dan dibiarkan selama ± 1 memadat. Inokulasi dilakukan menggunakan
menit. Diameter sebar gel diukur. kawat ose yang telah disterilkan dengan cara
Setelahnya, ditambahkan beban tambahan dibakar pada api cawan bunsen. Kemudian
seberat 125 g dan didiamkan selama 1 menit inkubasi cawan petri secara terbalik selama
lalu diukur diameter yang konstan. Daya 24 jam pada suhu 40ºC. Amati pertumbuhan
sebar 5-7 cm menunjukkan konsistensi mikroorganisme menggunakan bantuan alat
semisolid yang sangat nyaman dalam colony counter (Das, et al., 2011 ; Ramane,
penggunaan (Garg et al., 2002). et al., 2013).

Uji Daya lekat


Gel ditimbang seberat 0,25 g dan HASIL DAN PEMBAHASAN
diletakkan pada gelas obyek, ditutup Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan obyek gelas yang lain hingga membuat suatu formulasi sediaan gel
tertutup sempurna. Gel uji diberi beban 250 dengan menggunakan bahan aktif yaitu
g diberikan diatas obyek gelas uji selama 5 ekstrak etanol daun Kaliandra. Daun ini
menit. Beban seberat 80 g digunakan untuk dipilih karena mengandung tanin, selain
melepas lekatan kedua obyek gelas tanin daun Kaliandra juga mengandung
menggunakan alat pengukur daya lekat. flavonoid, dan saponin. Dimana senyawa-
Waktu yang dibutuhkan untuk melepas senyawa ini merupakan senyawa yang
obyek gelas dihitung menggunakan alat berpotensi sebagai antibakteri.
stopwatch (Marchaban, 2017). Hasil pengujian mikrobiologi
sediaan gel ekstrak etanol daun Kaliandra
Uji pH bertujuan untuk menguji efektivitas
Pengukuran pH dilakukan dengan antibakteri sediaan gel untuk mendapatkan
cara mencelupkan pH meter ke dalam formula terbesar.
sediaan gel ekstrak daun Kaliandra. pH

46
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 4 NOVEMBER 2019 ISSN 2302 - 2493

maka H0 ditolak dan jika nilai signifikansi


Antibakteri (mm) ≥0,05 maka H0 diterima. Hasil nilai
10 6.3 6.5 7 signifikansi yang di dapat yaitu 0,003 maka
5.4 5.05 5.4
H0 ditolak dan H1 diterima dan dapat
0 disimpulkan bahwa sediaan gel ekstrak
0
k(-) k(+) F1 F2 F3 F4 F5 etanol daun Kaliandra konsentrasi 6%
memiliki aktivitas antibakteri.
Rata-rata Uji Organoleptik bertujuan untuk
Gambar 1. Hasil Pengujian Mikrobiologi mengamati bentuk, warna, dan aroma dari
sediaan gel ekstrak daun Kaliandra. Gel
Hasil dari pengujian berdasarkan yang dihasilkan menunjukan bahwa semua
gambar diatas, menunjukkan aktivitas formula gel memiliki bentuk setengah padat
antibakteri dengan adanya zona hambat yang merupakan karakteristik dari gel pada
disekitar sumuran. Diameter zona hambat umumnya. Warna hijau merupakan hasil
disekitar sumuran diukur menggunakan dari adanya kandungan ekstrak etanol daun
jangka sorong dengan cara mengukur secara Kaliandra, namun gel yang dihasilkan tidak
horizontal dan vertikal kemudian hasil yang tampak jernih dan tidak tembus cahaya
didapatkan dikurangi diameter sumuran 7 (transparan), hal ini dikarenakan warna
mm. Hasil daya hambat yang dihasilkan esktrak hijau pekat. Hal ini tampak dari
rata-rata dari ketiga pengulangan yang perubahan warna dari basis gel yang semula
dilakukan yaitu terdapat pada konsentrasi bening menjadi hijau sampai hijau
6% dimana dapat dilihat bahwa gel ekstrak kehitaman. Semakin tinggi kadar
etanol daun kaliandra yaitu konsentrasi 6% konsentrasi ekstrak yang terkandung maka
paling besar menghambat aktivitas bakteri warnanya akan semakin gelap. Semakin
Staphylococcus aureus dengan rata-rata tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin
yaitu 7,0 mm, dan kontrol positif yaitu 5,4 tercium aroma khas ekstrak etanol daun
mm dan kontrol negatif tidak memberikan Kaliandra. Untuk basis gelnya sendiri tidak
daya hambat karena menghasilkan daya berbau. Setelah dilakukan penyimpanan
hambat sebesar 0 mm. Adanya zona hambat tidak terjadi perubahan warna, bentuk, dan
yang terbentuk karena adanya senyawa bau pada sediaan gel, ini dapat diartikan
flavonoid, saponin dan tanin pada daun bahwa gel ekstrak daun Kaliandra memiliki
kaliandra yang mampu menghambat stabilitas yang baik dalam penyimpanan
aktivitas bakteri. Daya hambat rata-rata yang karena tetap sama waktu sebelum
dihasilkan gel ekstrak etanol daun kaliandra penyimpanan dan sesudah penyimpanan.
termasuk kedalam golongan daya hambat Uji homogenitas bertujuan untuk
sedang sesuai dengan golongan daya hambat melihat dan mengetahui tercampurnya
menurut Davis dan Stout (1971). bahan-bahan yang digunakan dalam formula
Analisis statistika pada uji gel, baik bahan aktif maupun bahan
antibakteri sediaan gel ekstrak etanol daun tambahan secara merata. Semua formula ini
Kaliandra konsentrasi 6% dilakukan one dari sebelum penyimpanan dan sesudah
sample test untuk mengetahui perbedaan penyimpanan menunjukkan susunan yang
sebelum dan sesudah cycling test. Dengan homogen yang ditandai dengan tidak
hipotesis H0 yaitu tidak memiliki aktivitas terdapat butiran kasar pada gel. Hal ini
antibakteri dan H1 memiliki aktivitas sesuai dengan persyaratan homogenitas gel
antibakteri. Jika nilai signifikansi ˂0,05

47
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 4 NOVEMBER 2019 ISSN 2302 - 2493

yaitu harus menunjukkan dengan tidak 6 waktu yang didapat yaitu 1,14 detik.
adanya butiran kasar (Kumesan et al., 2013). Menurut Ansel (1989) kemampuan gel
Uji sineresis merupakan keluarnya melekat pada kulit dapat mempengaruhi
air dari dalam sediaan dimana air tidak efek terapi yang dihasilkan. Semakin lama
terikat kuat oleh komponen bahan yang ada. sediaan melekat pada kulit maka efek terapi
Semakin tinggi sineresis maka semakin yang diberikan oleh sediaan akan lebih lama
cepat lunak tekstur sediaan gel tersebut. pula sebab sediaan akan lebih lama kontak
Hasil uji sineresis sebelum dan setelah dengan kulit.
penyimpanan tidak menunjukkan adanya Analisis statistika pada uji daya lekat
sineresis pada sediaan. Hal ini menunjukkan sediaan gel ekstrak etanol daun Kaliandra
semua sediaan stabil secara fisik sebelum konsentrasi 6% dilakukan independent T
dan sesudah peyimpanan. test. Jika nilai signifikansi (2-tailed) ≥0,05
Uji daya sebar dilakukan untuk maka memiliki perbedaan tidak bermakna
melihat kemampuan penyebaran gel pada sebelum dan sesudah cycling test. Hasil nilai
permukaan kulit pada saat pemakaian. signifikansi (2-tailed) yaitu 0,447 atau >0,05
Sediaan gel yang baik akan menghasilkan dan dapat disimpulkan bahwa uji daya lekat
daya sebar sebesar 5-7 cm. Pada konsentrasi sediaan gel ekstrak etanol daun Kaliandra
6% hasil rata-rata yang didapatkan sebelum konsentrasi 6% memiliki perbedaan tidak
penyimpanan cukup baik yaitu 5,64 cm, dan bermakna sebelum dan sesudah cycling test.
setelah penyimpanan pada siklus 6 Uji pH bertujuan untuk mengetahui
mendapatkan hasil yaitu 5,96 cm. Dari hasil keamanan sediaan saat digunakan agar tidak
yang didapat menunjukkan formula sediaan mengiritasi kulit (Anief, 2004). Nilai pH
gel memenuhi syarat daya sebar yang baik yang terlalu asam dan basa juga dapat
yaitu 5-7 cm (Garg, et al., 2002). mengiritasi kulit ketika diaplikasikan secara
Analisis statistika pada uji daya topikal. Pengujian pH pada sediaan gel
sebar sediaan gel ekstrak etanol daun menggunakan pH meter. Kestabilan pH
Kaliandra konsentrasi 6% dilakukan merupakan salah satu parameter penting
independent T test. Jika nilai signifikansi (2- yang menentukan stabil atau tidaknya suatu
tailed) ≥0,05 maka memiliki perbedaan tidak sediaan. Dari hasil yang didapat nilai pH
bermakna sebelum dan sesudah cycling test. dengan konsentrasi 6% sebelum
Hasil nilai signifikansi (2-tailed) yaitu 0,239 penyimpanan yaitu 5,66 dan setelah
atau >0,05 dan dapat disimpulkan bahwa uji penyimpanan nilai pH dari siklus 1-4 terjadi
daya sebar sediaan gel ekstrak etanol daun kenaikan dan penurunan yang bervariasi
Kaliandra konsentrasi 6% memiliki selama pengujian. Pada pengujian pH
perbedaan tidak bermakna sebelum dan sediaan gel masih bersifat aman karena
sesudah cycling test. masih berada dibawah pH netral sehingga
Uji daya lekat dilakukan bertujuan tidak terlalu bersifat basa, dan tidak
untuk mengetahui kemampuan melekat gel menyebabkan iritasi jika diaplikasikan pada
pada permukaan kulit. Tidak ada kulit. Nilai pH terlalu asam dapat
persyaratan khusus mengenai daya lekat menyebabkan kulit gatal-gatal dan bersisik,
sediaan gel, namun sebaiknya daya lekat dan nilai pH melampaui 7 dikhawatirkan
sediaan gel yaitu lebih dari 1 detik (Zats, dapat menyebabkan iritasi kulit (Gozali,
1996). Hasil daya lekat gel konsentrasi 6% 2009).
waktu yang di dapat yaitu 1,01 detik dan Analisis statistika pada uji pH
setelah dilakukan penyimpanan pada siklus sediaan gel ekstrak etanol daun Kaliandra

48
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 4 NOVEMBER 2019 ISSN 2302 - 2493

konsentrasi 6% dilakukan independent T fisik yang belum dilakukan dalam penelitian


test. Jika nilai signifikansi (2-tailed) ≥0,05 ini yaitu uji viskositas dan uji iritasi.
maka memiliki perbedaan tidak bermakna
sebelum dan sesudah cycling test, dan jika
nilai (2-tailed) <0,05 maka memiliki DAFTAR PUSTAKA
perbedaan bermakna sebelum dan sesudah Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat.
cycling test. Hasil nilai signifikansi (2- Gadjah Mada University Press,
tailed) yaitu 0,000 atau <0,05 dan dapat Yogyakarta.
disimpulkan bahwa uji pH sediaan gel
ekstrak etanol daun Kaliandra konsentrasi Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk
6% memiliki perbedaan bermakna sebelum Sediaan Farmasi. Diterjemahkan oleh
dan sesudah cycling test. Farida Ibrahim, Asmanizer, Iis Aisyah.
Uji sterilitas bertujuan untuk Edisi Ke-IV, 255-271, 607-608, 700. UI
mengetahui suatu sediaan dimana sediaan Press, Jakarta.
harus dalam keadaan steril, atau suatu
sediaan tersebut harus bebas dari Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk
mikroorganisme. Pengujian sterilitas yang Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh
dilakukan dengan melakukan pengamatan Ibrahim, F., Edisi IV, 605-619. UI
terdapat atau tidaknya mikroorganisme pada Press, Jakarta.
gel yang telah dioleskan pada media nutrien

agar dan telah diinkubasi pada suhu 36 C A Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan
selama 24 jam. Dari hasil pengamatan Pengukuran dan Sikap Perilaku
didapati bahwa sediaan gel ekstrak daun Manusia. Nuha Medika, Yogyakarta.
kaliandra tidak terdapat mikroorganisme
pada suatu sediaan. Hal ini menunjukkan Das, S., Halder, P.K., dan Pramanik, G.,
sediaan gel steril karena tidak ditemukan 2011. Formulation and Evaluation Of
pertumbuhan mikroorganisme. Herbal Gel Countaining Clerodendron
Infortunatum Leaves Extract. Int J Of
KESIMPULAN Pharm Tech Res. 1:140-3.
Berdasarkan hasil penelitian sediaan
gel ekstrak etanol daun Kaliandra pada Davis, W. W., T.R. Stout. 1971. Disc plate
konsentrasi 6% memiliki efek antibakteri method of microbiological assay.
terhadap Staphylococcus aureus dengan Journal of microbiology. 22: 659-
diameter rata-ratanya 7,0 mm yang 665.
dikategorikan sedang dan kualitas sediaan
gel ekstrak etanol daun Kaliandra Garg, A.D., Aggarwal, S. Garg., and A.K.
konsentrasi 6% sangat baik pada beberapa Sigla. 2002. Spreading of Semisolid
evaluasi fisik yang dilakukan seperti uji Formulation : An Update.
organoleptik, uji homogenitas, uji sineresis, Pharmaceutical Tecnology. September :
uji daya lekat, uji daya sebar, uji pH dan uji 84-102.
sterilitas.
Gozali, D., Abdassah, M. Subghan, A. Al-
SARAN Lathiefah, S. 2009. Formulasi Krim
Pelembab Wajah yang Mengandung
Disarankan kepada penelitian
selanjutnya untuk perlu dilakukan evaluasi

49
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 4 NOVEMBER 2019 ISSN 2302 - 2493

Tabir Surya Nanopartikel Zink Oksida Warsa, U. C. 1994. Kokus Positif Gram,
Salut Silikon. Bandung Farmaka. dalam Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran, Edisi Revisi, Staf Pengajar
Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A. Fakultas Kedokteran Universitas
2005. Mikrobiologi Kedokteran, 315- Indonesia, 103. Jakarta : Binarupa
326, 352-360. Jakarta : Penerbit Aksara.
Salemba Medika.
Wyatt, E., Sutter, S.H., Drake, L.A. 2001.
Kumesan YAN., Yamlean PVY., dan Dermatology Pharmacology, in
Supriati. 2013. Formulasi dan Uji Goodman and Gilman’s The
Aktivitas Antijerawat Ekstrak Umbi Pharmacological basic Of
Bakung (Crinum Asiaticum L.) Therapeutics. Hardman, J. G., limbird,
Terhadap Bakteri Staphylococcus L. E., Gilman, A. G., (editor), 10 th,
aureus Secara In Vitro. Pharmacon. 1801-1803, McGraw-hill, New York.
2(2).
Zatz, J. L., dan Kushla, G.P., Gels,
Latimer G (editor). 2012. Official Methods Lieberman, H.A., Lachman, L.,
of Analysis of AOAC International, 19th Schwatz, J. B. 1996. Pharmaceutical
Edition. Dosage Form : Dysperse System Vol. 2.
2nd Ed., 399-418, Marcell Dekker Inc.,
Marchaban, Fudholi, A., Saifullah, T,N., New York.
Martien, R., Kuswahyuning, R.,
Bestari, A.N., dkk. 2017. Teknologi
Formulasi Sediaan Cair Semi Padat ,
3rd ed. Fakultas Farmasi UGM,
Yogyakarta.

Radji, M. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi


Panduan Mahasiswa Farmasi &
Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Ramane, S.B., Syed, V.N., and Biyani, K.R.


2013. Evaluation of Wound Healing
Activity of Polyherbal Gel-A Novel
Herbal Formulation. International
Journal of Research In Pharmaceutical
and Biomedical Sciences. 4:788-794.

Tranggono, R.I., Latifah, F. 2007. Buku


Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

50

You might also like