You are on page 1of 9

Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 143 – 149

ISSN : 2442-8744 (electronic)


http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Galenika/index
DOI : 10.22487/j24428744.2017.v3.i2.8770

Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Daun Sereh (Cymbopogon


nardus L. Rendle) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Penyebab
Jerawat
(Anti Bacterial Activity Test Of Extract Gel Formulation Of Lemongrass Leaves (Cymbopogon
nardus L. Rendle) on Staphylococcus aureus Acne Causing Bacteria)

Sarlina*, Abdul Rahman Razak*, Muhamad Rinaldhi Tandah*

Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu


Article Info:
Received: 08Juni 2017 ABSTRACT
in revised form: 22 Juni 2017
Accepted: 30 Juni 2017 The research on activity test of anti bacterial effect gel of citronella leaf
Available Online: 01Oktober 2017
(Cymbopogon nardus L. Rendle) on Staphylococcus aureushad been
Keywords: conducted. This research aims to determine the offect of carbopol
Lemongrass Leaf Extract, Carbopol, concentration variation, and the concentration of extract, and the
Anti Bacterial Activity combination of both against gel stability and antibacterial activity to
Corresponding Author:
Staphylococcus aureus. Lemongrass leaf extract (Cymbopogon nardus L.
Sarlina Rendle) was obtained by maceration with 96% ethanol. The research design
Abd. Rahman Razak used ANOVA data analysis of complete randomized design of factorial
Muhamad Rinaldhi Tandah pattern with variation of extract concentration of 5%, 10%, 15%, 20% and
Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA,
Universitas Tadulako, Palu,
carbopol as gel base with homogeneity concentration, pH test, viscosity test,
Indonesia and anti bacterial activity test. The results reveal that variation of extract
Phone :+62 812-4133-3308 concentration affect the stability and activity of anti bacterial gel of
Email: sarlina964@gmail.com lemongrass leaf extract. Variations in carbopolic concentration affect anti-
bacterial activity but do not affect stability. Combination of vatiation of
carbopoly concentration and extract affect anti bacterial activity. A good
treatment combination wa obtained on formula A 1B4, because it had the
highest anti-bacterial activity of 14,56 mm.

Copyright © 2017 JFG-UNTAD


This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-NC-SA) 4.0 International license.

How to cite (APA 6th Style):


Sarlina., Razak AR., Tandah MR. (2017). Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Daun Sereh (Cymbopogon nardus
L. Rendle) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Penyebab Jerawat. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of
Pharmacy, 3(2), 143-149. doi:10.22487/j24428744.2017.v3.i2.8770

1
Sarlina et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 143-149

ABSTRAK

Penelitian tentang uji aktivitas antibakteri sediaan gel ekstrak daun sereh (Cymbopogon
nardus L.Rendle) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus telah dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi karbopol, konsentrasi
ekstrak, dan kombinasi keduanya terhadap stabilitas gel dan aktivitas antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus. Ekstrak daun sereh (Cymbopogon nardus L.Rendle) diperoleh dengan
cara maserasi dengan etanol 96%. Desain penelitian menggunakan analisis data ANOVA
rancangan acak lengkap pola faktorial dengan variasi konsentrasi ekstrak 5%, 10%, 15%, 20%
dan karbopol sebagai basis gel dengan konsentrasi 0,5%, 1% dan 2%. Evaluasi stabilitas
sediaan mencakup uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, dan uji aktivitas
antibakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi ekstrak mempengaruhi
stabilitas dan aktivitas antibakteri gel ekstrak daun sereh (Cymbopogon nardus L.Rendle).
Variasi konsentrasi karbopol mempengaruhi aktivitas antibakteri tetapi tidak mempengaruhi
stabilitas. Kombinasi variasi konsentrasi karbopol dan ekstrak mempengaruhi aktivitas
antibakteri. Kombinasi perlakuan yang baik diperoleh pada formula A 2B4, karena memiliki
aktivitas antibakteri tertinggi yaitu 14,56 mm.

Kata Kunci : Ekstrak daun sereh, karbopol, aktivitas antibakteri

PENDAHULUAN herbal untuk semua aspek kesehatan. Daun sereh


Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh adalah salah satu tanaman yang mudah tumbuh di
manusia dan merupakan garis pertahanan utama dari daerah katulistiwa yang diketahui mempunyai bahan
serangan infeksi yang berasal dari luar.Kulit antibakteri,memperbaiki kulit dengan mengurangi
mempunyai sistem kekebalan sendiri yang dirusak jerawat.Daun sereh mempunyai substansi lipofilik
oleh mikroorganisme (Davies, 1998). Kulit yang dapat menembus membran sel bakteri.Efek
berminyak merupakan salah satu penyebab kulit antibakteri daun sereh disebabkan adanya beberapa
berjerawat.Pada kulit berminyak, kelenjar sebasea senyawa aktif dari daun sereh.Daun sereh
dan keringat terdapat dalam jumlah yang (Cymbopogon nardus L. Rendle) mengandung
banyak.Banyaknya kelenjar sebum yang dihasilkan senyawa kimia yaitu minyak atsiri, alkaloid,
dapat menyumbat pori-pori kulit. Proses terjadinya flavonoid, dan polifenol (Anonim, 2004). Tanaman
jerawat yaitu ketika keratinin yang lepas bertumpuk sereh dengan kandungan senyawa seperti minyak
di kulit. Penyumbatan terjadi disebabkan oleh salah atsiri, alkaloid, flavonoid memiliki aktivitas
satu bakteri penyebab jerawat yaitu Staphylococcus antibakteri yang dapat dibuat sediaan yang aman,
aureus sehingga terjadi peradangan.Jerawat nyaman dan praktis untuk digunakan pada jerawat,
dipengaruhi oleh produksi kelenjar minyak yang misalnya sedian gel. Penelitian ini memanfaatkan
berlebihan dan keaktifan dari kelenjar sebasea ekstrak daun sereh(Cymbopogon nardus L. Rendle)
(Ayu,2009). untuk dijadikan sebagai bahan aktif sediaan gel
Staphylococcus aureus merupakan salah satu jerawat dan dilakukan uji kestabilan sediaan yang
flora normal yang dapat menyebabkan infeksi meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji
beragam pada jaringan tubuh seperti infeksi pada viskositas, dan uji aktivitas antibakteridengan variasi
kulit misalnya jerawat dan bisul.Keberadaan bakteri konsentrasi ekstrak 5%, 10%, 15%, 20% dan
ini, justru diperkirakan terdapat pada 20 persen orang karbopol sebagai basis gel dengan konsentrasi 0,5%,
dengan kondisi kesehatan yang tampaknya baik. 1% dan 2%.
Saat ini minat masyarakat untuk
memanfaatkan kembali bahan alam bagi kesehatan, METODE PENELITIAN
terutama obat-obatan dari tumbuhan cenderung Alat
meningkat. Menurut WHO Anonim (2004), 80% Cawan porselen, gelas ukur (IWAKI
populasi dunia telah menggunakan obat-obatan PIREX®), mortir dan stamper, batang pengaduk,
144
Sarlina et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 143-149

corong (IWAKI PIREX®), tabung reaksi (IWAKI total perlakuan sebanyak 36. Rancangan acak
PIREX®), wadah maserasi, erlenmeyer (IWAKI lengkap faktorial 3x4 dapat dilihat pada Tabel 1
PIREX®), neraca analitik (OHAUS®), Hot Plate berikut :
(Vendille®), Vacuum Rotary Evaporator (EYELA®),
cawan petri, pH meter (Consort tipe C561), Tabel 1. Rancangan Penelitian
viscometer (Brookfield), jangka sorong,mistar,oven,
sendok tanduk, kertas saring, autoklaf (Hiclave hve- B B1 B2 B3 B4
A1 A1B1 A1B2 K A1B3 A1B4
50), inkubator, pinset, jarum ose, sudip, bunsen, a Simplisia Daun serehA2B2 e A2B3
spatula, pot gel, dan laminar air flow (LAF). h A2 A2B1 A2B4
(Cymbopogon
A3 A3B1 A3B2 t A3B3 A3B4
a nardus L. e
n r
a
n
g
a
n

A
1
:
K
a
r
b
o
p
o
l

0
,
5
%
Rendle) dan etanol 96%. Pengolahan Daun Sereh
Bahan untuk uji Daun
aktivitas sereh(Cymbopogon
antibakteri adalah nardus L. Rendle)
Nutrient Agar (NA), diperoleh dari Desa
DMSO, larutan Tanahmea Kecamatan
Mc.Farland No. 0,5, Banawa Selatan
NaCl 0,9 %, isolat Kabupaten Donggala,
bakteri Staphylococcus Sulawesi Tengah dan
aureuss. Bahan untuk telah dideterminasi di
pembuaatan gel Laboratorium
adalahkarbopol 940, Biodiversitas FMIPA
propilenglikol, metil Universitas Tadulako.
paraben, trietanolamin, Sampel terlebih dahulu
gliserin, aquadest. dilakukan sortasi basah
kemudian dicuci pada air
Pengumpulan dan yang mengalir, setelah
145
Sarlina et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 143-149

itu sampel tersebut A2:Karbopol 1% wadah. Selanjutkan


dirajang kecil. Untuk A3:Karbopol 2% gel disimpan pada Tabel 2. Formula Gel
menghilangkan B1: Konsentrasi 5% tempat yang gelap Ekstrak Daun Sereh
kandungan air pada B2: Konsentrasi 10% pada suhu 100C-150C. Kegnaan Konsentra
sampel dilakukan B3: Konsentrasi 15%
Rancangan Penelitian E 5%;
pengeringan dengan B4: Konsentrasi 20% Zat aktif
cara diangin-anginkan Rancangan ks 10%;
lalu dilakukan sortasi Pembuatan Gel penelitian ini tra 1
kering kemudian Pembuatan gel dilakukan k 5
dengan da %
dibuat menjadi serbuk ekstrak daun sereh ;
un 2
kasar lalu disimpan (Cymbopogon nardus
se 0
dalam wadah yang L. Rendle) dapat %
re
tertutup baik, sehingga dilihat pada tabel 2. h
didapatkan simplisia Sediaan gel dapat cara metode difusi
daun sereh untuk siap dibuat dengan cara Carbopol Gelling
sumuran. Penelitian 0,5%;
diekstraksi. sebagai berikut : ini agent
menggunakan 1%;
Sejumlah karbopol
Pembuatan Ekstrak dibuat dengan rancangan acak 2%
menurut Sampurno mendispersikan lengkap faktorial Trietanolami
(2004) karbopol (0,5%; 1%; dengan 2 faktor yaitu n Alkalizing agen
Simplisia yang 2%) dengan 50 ml faktor A adalah 3%
telah kering diekstraksi aquadest yang telah konsentrasi karbopol Propilenglik
dengan metode dipanaskan hingga yang terdiri dari 3 taraf ol
maserasi suhu 700C, dibiarkan (0,5%; 1% dan 2%) dan Kosolven 15%
menggunakan etanol mengembang dan faktor B adalah ekstrak Metal paraben Pengawet
96% dan diaduk digerus menggunakan yang terdiri dari 4 taraf 0,2%
sesekali selama 24 stamper sampai (5%, 10%, 15%, dan Gliserin Humektan
jam. Didiamkan homogen, kemudian 20%). Total data 8%
selama 72 jam lalu ditambahkan sebanyak 12 dan Aquadest
maserat ditampung sejumlah ekstrak dilakukan replikasi Pelarut
(maserat pertama). daun sereh (5%, 10%, sebanyak 3 kali ad 100ml
Proses ekstraksi 15%, 20%) yang sehingga
diulang kembali dilarutkan dengan HASIL DAN penyari (Voigt, 1994).
dengan cara yang gliserin, ditambahkan PEMBAHASAN penyari yang digunakan
sama. Maserat yang trietanolamin dan Ekstraksi Senyawa adalah etanol 96%,
diperoleh dipekatkan propilenglikol digerus Aktif Daun Sereh karena dapat lebih
dengan Rotary sampai homogen Simplisia daun mudah berpenetrasi
evaporator. sampai terbentuk sereh sebanyak 1,016 kedalam sel, bersifat
massa gel yang kg diekstraksi dengan universal yang mampu
jernih. Setelah itu, metode maserasi menarik semua jenis zat
ditambahkan metil menggunakan pelarut aktif, baik bersifat polar,
paraben yang etanol 96% sebanyak10 semipolar, dan non
dilarutkan dalam L. Hasil ekstrak kental polar, dan juga kadar
aquadest yang telah etanol daun sereh yaitu toksisitasnya rendah.
dipanaskan sebanyak 174,52 gram.
15 ml, digerus hingga Rendamen yang Evaluasi Stabilitas Gel
homogen dan diperoleh yaitu 17,177 a. Uji organoleptis
ditambahkan sisa %. Maserasi merupakan Pada
aquadest sambil terus cara penyariaan pemeriksaan
digerus hingga gel sederhana dengan organoleptis dilakukan
homogen, lalu merendam serbuk dengan mengamati
dimasukkan dalam simplisia dalam cairan perubahan-perubahan
146
Sarlina et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 143-149

bau dan warna dari (A1B2), kecoklatan, karbopol (


sediaan gel selama karbopol 1% ekstrak 0,5% ekstrak 20% h
waktu penyimpanan, 10% (A2B2), (A1B4) dan karbopol c
pengamatan karbopol 1% 1% ekstrak 20% )
perubahan-perubahan ekstrak 15% (A2B3), (A2B4) berwarna : hijau
bau dan warna tersebut karbopol 2% ekstrak hijaukehitaman,
dilakukan pada hari 15% (A3B3) dan karbopol 0,5% k
ke-0, ke-7, ke-14, ke- karbopol 2% ekstrak ekstrak 15% (A1B3) e
21, dan ke-28. Seperti 20% (A3B4) berwarna berwarna hijau dan c
pada tabel 3 dan 4. hijau tua, karbopol 2% karbopol 1% ekstrak o
Tabel 3.Organoleptis ekstrak 5% (A3B1) dan 5% (A2B1) berwarna k
Aroma Gel Ekstrak karbopol 2% ekstrak hijau kekuningan l
Daun Sereh 10% (A3B2) berwarna mulai dari hari ke 0 a
hijau sampai dengan hari t
Perlakuan H-0 H-
7 H-14 H-21 H-28 ke 28. a
A1B1 + Tabel 4. Organoleptis n
A1B2 + Warna Gel Ekstrak (h) : hijau
A1B3 + Daun (ht) : hijau tua
A1B4 + Sereh (hk) : hijau kehitaman
A2B1 + Perlakuan H-0 H-7 H-
A2B2 + 14 H-21 H-28 b. Uji homogenitas
A2B3 + A1B1 ht ht Pengujian
A2B4 + A1B2 ht ht homogenitas
A3B1 + A1B3 h h dilakukan gengan
A3B2 + A1B4 hk hk cara dioleskan
A3B3 + A2B1 hku hku sediaan gel di atas
A3B4 + A2B2 ht ht kaca objek,
++++ A2B3 ht ht kemudian diratakan.
Keterangan: (+) = A2B4 hk hk Diamati
aroma khas ekstrak A3B1 hc hc homogenitas bahan
A3B2 hc hc aktif di dalam basis
Hasil A3B3 ht ht dengan melihat
pengamatan A3B4 ht ht bagian-bagian yang
organoleptis terhadap ht ht ht tidak tercampur
12 formula yang Keterangan: dengan baik pada
diamati secara visual ( sediaan gel. Seperti
menunjukkan bahwa h pada tabel dibawah :
semua sediaan k Tabel 5. Homogenitas
memiliki aroma khas u Sediaan Gel Ekstrak
daun sereh, tidak ada ) Daun Sereh
aroma lain seperti : hijau Kelompok
tengik dan apek yang k Perlakuan
tercium mulai dari hari e H
ke-0 sampai dengan k A1B1
hari ke-28 u A1B2
pengamatan, dan untuk n A1B3
warna sediaan dari i A1B4
masing-masing n A2B1
formula yaitu karbopol g A2B2
0,5% ekstrak 5% a A2B3
(A1B1), karbopol n A2B4
0,5% ekstrak 10% A3B1
147
Sarlina et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 143-149

A3B2
A3B3
A3B4
Keterangan : butiran kasar atau
+ : Homogen gumpalan. Hal ini terjadi
- : Tidak disebabkan karena
Homogen adanya zat aktif yang
Pada hasil kurang kompatable
pemeriksaan dengan zat tambahan.
homogenitas sediaan c. Uji pH
gel terhadap 12 formula Pada
mulai dari hari ke-1 pengukuran pH
sampai hari ke-28 dilakukan dengan cara
menunjukkan bahwa 9 mencelupkan pH meter
formula yaitu A1B1, ke dalam sediaan gel.
A2B1, A2B2, A2B3, Dan pengukuran
A2B4, A3B1, dilakukan pada hari ke-
8.1 A3B2 A3B3, A3B4 0, ke-7, ke-14, ke-21,
tidak memperlihatkan dan ke-28. Seperti pada
7.8 adanya butir-butir gambar di bawah :
kasar atau partikel di
7.5 dalam gel serta
pH

persamaan warna yang


7.2 merata, sehingga dapat
disimpulkan sediaan
6.9 tersebut homogen dan
pada saat dioleskan
6.6 sediaan tidak
0 7 14 21 28
meninggalkan bekas
6.3 warna hijau dari gel
waktu penyimpanan (Hari)
A1B1 A1B2 A1B3 tersebut sedangkan 3
A1B4 A2B1 A2B2 formula yaitu A1B2,
A2B3 A2B4 A3B1 A1B3, A1B4 dari 12
sediaan tidak homogen
secara fisik karena
terdapat butiran kasar
atau gumpalan. Hal ini
menunjukkan bahwa
bahan-bahan gel yang
digunakan dalam Gambar 1.Grafik
formulasi ada yang hubun
tidak terlarut dan gan
tercampur antara
sempurna.Pemeriksaan pH
homogenitas sediaan dan
terhadap 8 formula waktu
penyi
mulai dari hari ke 0
mpana
sampai dengan hari ke n
28 menunjukkan terhad
bahwa semua sediaan ap
homogen secara fisik sediaa
karena tidak terlihat n gel.
148
Sarlina et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 143-149

Uji pH dan pH basis basa Setelah penyimpanan, berpengaruh terhadap


bertujuan untuk yaitu 7,73. Untuk itu viskositas sediaan viskositas karena
melihat apakan agar gel tersebut memiliki rentang mulai memiliki perbedaan yang
sediaan yang dibuat dapat digunakan pada 1033 cp sampai 5100 signifikan
mempunyai nilai pH kulit perludilakukan cp, yang berarti bahwa .
yang sesuai dan bisa penelitian lebih lanjut penurunan viskositas Hasil Uji Aktivitas Efek
diterima oleh kulit. terhadap formula agar setelah penyimpanan Antibakteri Gel
Gel yang tidak sesuai dengan pH dengan selisih Ekstrak Daun Sereh
sesuai dengan pH kulit. penurunan dari 67 Uji aktivitas
kulit akan dapat cpsampai 4205,33 cp antibakteri sediaan gel
mengakibatkan d. Uji Viskositas selama penyimpanan. ekstrak daun sereh
iritasi pada kulit. Pengujian Hal ini disebabkan dilakukan pada 12
Pemeriksaa viskositas sediaan karena selama formula dengan

Diameter zona hambat (mm)


n evaluasi pH dilakukan penyimpanan sediaan replikasi sebanyak 3
sediaan gel ekstrak menggunakan lebih asam yang kali menggunakan
daun sereh terhadap viskometer mengakibatkan
16 jumlah metode difusi dengan
14.25
12 formula dengan Brookfield dengan gugus14karboksilat yang cara sumuran terhadap13.5
menggunakan alat mencelupkan spindle terionkan
12 berkurang bakteri
pH meter, pH awal no.6 ke dalam 12000
sehingga tolak menolak 10.75 11
10000 Staphylococcus

Viskositas
pembuatan sediaan sediaan gel. Lalu antar 108000
gugus karboksil aureus.9.08
Hasilnya dapat
8.58
gel ekstrak daun diukur viskositasnya. yang 86000menyebabkan 7.83 Gambar 4.
(cp)
sereh berkisar 6,80 Pengukuran di terjadinya
4000
sampai 8,06 dan lakukan pada hari ke- pengembangan
62000 struktur4.58
pada hari ke 28 pH 0, ke-7, ke-14, ke-21, karbopol
4 0 2.75 menurun.
3.41
sediaan gelekstrak dan ke-28. Seperti Tetapi,2 penurunan
2.33 2.58 dan
daun sereh berkisar pada gambar di kenaikan
0 viskositas
6,44 sampai 7,65. bawah : yang dialami sediaan
Hasil penurunan pH mempengaruhi syarat
dapat 0 gel 7 14 21 28
12000dilihat pada untuk viskositas
waktu penyimpanan (Hari)
Viskositas (CP)

gambar 1 yang jerawat yaitu 2000 cp –


9750 A1B1A1B2A1B3
menunjukkan
10000 8833 8527 9305 4000 cp. A1B4A2B1A2B2
bahwa
8000 terjadi A2B3A2B4A3B1
penurunan pH dari 5444 A3B2A3B3A3B4
hari ke-0 sampai 60005312 4389
hari ke-28. Rentang 3955
4000
penurunan 2972
pH 3083

terendah
2000 adalah
1461
1100
0,30 dan 0 rentang Gambar 4. Grafik hubungan
penurunan pH kombinasi karbopol ekstrak
B2 A1B3 A1B4 A2B1 A2B2 A2B3 A2B4 A3B1 A3B2 A3B3A1B1

tertinggi adalah daerah


0,95. pHsediaan
gelekstrak daun hambat
sereh tersebut tidak
gel
sesuai dengan pH Gambar 2. Grafik
kulit yaitu sekitar hubungan Gambar 3. Grafik sereh.
4,5 – 6,5. Hal ini viskositas hubungan
disebabkan karena sediaan dan kombinasi Berdasarkan
pH dari ekstrak basa waktu karbopol gambar 3, sediaan
yaitu sekitar 7,04 penyimpan ekstrak dengan menggunakan
an. terhadap karbopol 1% dan ekstrak
Setelah dibuat, viskositas dari 1100 cp viskositas 10% (A2B2) merupakan
gel memiliki rentang sampai 9305,33 cp.
sediaan gel sediaan dengan
ekstrak daun
149
Sarlina et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 143-149

viskositas yang Berdasarkan mm, kuat 10-20 mm, A2B1,


tertinggi. Tetapi, hasil pengukuran sedang 5-10 mm dan termasuk dalam
sediaan ini dinyatakan diameter zona hambat lemah < 5 mm. sediaan yang
tidak stabil dalam dari sediaan gel Sediann gel A1B1, memberikan daya
viskositas. karena ekstrak daun sereh A1B2, A1B3, A1B4,
tidak memenuhi range dari 12 formula hambat yang lemah media, Hal ini sesuai
viskositas untuk gel diperoleh hasil dari terhadap pertumbuhan dengan literatur menurut
jerawat. dimana masing-masing bakteri Staphylococcus Hermita (2006),
sediaan yang stabil dan konsentrasi secara aureus, karena zona pengaruh ukuran zona
memenuhi syarat berturut-turut A1B1, hambat dari formula hambat dipengaruhi
viskositas untuk gel A1B2, A1B3, A1B4, gel A1B1, A1B2, olehkecepatan difusi
jerawat yaitu sediaan A2B1, A2B2, A2B3, A1B3, A1B4 dan antibiotik, konsentrasi
dengan menggunakan A2B4, A3B1, A2B1 adalah kurang antibiotik, sensitivitas
karbopol 0,5% dan A3B2, A3B3, dan dari lima millimeter organisme terhadap
ekstrak 10% (A1B2), A3B4 adalah 2,33 (<5mm). Sediaan gel antibiotik, dan interaksi
karbopol 1% dan mm, 2,75 mm, 2,58 A2B2, A2B3, A3B1 antibiotik, dengan
ekstrak 15% (A2B3) mm, 3,41 mm, 4.58 termasuk dalam sedian media. Demikan pula
dan karbopol 2% dan mm, 7,86 mm, 8,583 gel yang memberikan halnya pada analisis
ekstrak 10% (A3B2). mm, daya hambat yg sedang hubungan antara
Faktor 14,25 mm, 9,083 mm, yaitu terhadap bakteri kombinasi karbopol dan
karbopol dan ekstrak 10,75 mm, 11 mm Staphylococcus aureus, ekstrak terhadap
nilai tertinggi yang dan 13,5 mm. Pada karena zona hambat antibakteri juga
diperoleh pada penelitian ini tidak formula gel A2B2, menunjukkan adanya
penggunaan karbopol hanya konsentrasi A2B3 dan A3B1 perbedaan yang
2% dan ekstrak 20% daun sereh dalam adalah 5-10 mm signifikan. Hal ini
(A3B4) yaitu 8916,667 formula yang Sedangkan sediaan gel disebabkan karena
cpdan terendah pada berpengaruh terhadap A2B4, A3B2, A3B3 semakin tinggi
penggunaan karbopol besarnya zona hambat dan A3B4 tergolong konsentrasi ekstrak maka
0,5% dan ekstrak 20% yang terbentuk dalam sediaan yang aktivitas aktibakteri
(A1B4) yaitu 1100 cp. melainkan jumlah memberikan daya semakin besar.
Hasil analisis statistik atau volume gel yang hambat yang Perlakuan
SPSS menunjukkan yang dimasukkan ke kuat dengan diameter daerah
bahwa variasi dalam lubang terhadap hambat yang baik yaitu
konsentrasi karbopol sumuran sangat bakteri diameter yang memiliki
berpengaruh karena berpengaruh terhadap Staphylococcus aureus, daerah hambat yang
memiliki perbedaan zona hambat yang karena zona hambat lebih besar dibanding
yang signifikan, begitu terbentuk. Volume formula gel A2B4, dengan diameter daerah
pula dengan gel yang dimasukkan A3B2, A3B3 dan A3B4 hambat yang lebih
konsentrasi ekstrak ke dalam lubang adalah 10-20 mm. kecil.Dalam penelitian
sumuran yaitu 0,10 µ. Hasil statistik ini dapat disimpulkan
Menurut Davis dan menunjukkan bahwa bahwa kombinasi
Stout (1971) dalam pada analisis pengaruh perlakuan yang baik
Arista (2013), hubungan antara ukuran yaitu penggunaan
berdasarkan zona zona hambat dapat karbopol 1% dan ekstrak
jernih atau zona dipengaruhi oleh 20% (A2B4) karena
bening yang kepadatan media memiliki daerah hambat
terbentuk, daya biakan, kecepatan difusi yang lebih besar.
hambat antibiotik, konsentrasi Penelitian ini perlu
dikelompokkan antibiotik, sensitivitas dilanjutkan dengan
menjadi 4 kelompok organisme terhadap pemisahan senyawa aktif
yaitu sangat kuat bila antibiotik, dan interaksi sebagai antibakteri dari
zona hambat > 20 antibiotik, dengan daun sereh untuk
150
Sarlina et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 143-149

pembuatan sediaan gel konsentrasi Etanol Daun BPOM RI.


agar dapat sesuai ekstrak 5% (B1) Dan Umbi Jakarta.
dengan sediaan yang memberikan nilai Bakung Putih
beredar dipasaran. tertinggi viskositas (Crinum Suparman. (2010).
Selain itu, perlu 7601,78 cp dan aciaticum L.) Formulasi Gel
dikembangkan sediaan konsentrasi Terhadap Kurkuminoid
yang sesuai dengan pH ekstrak 15% (B3) Bakteri sebagai
kulit agar dapat memberikan nilai Penyebab Antijerawat
digunakan secara terkecil viskositas Jerawat,Skrip dan Aktivitas
klinis 2977,89 cp. si, Fakultas Antibakteri
3. Kombinasi variasi Kedokteran terhadap
KESIMPULAN konsentrasi Dan Ilmu Staphylococcu
Berdasarkan karbopol dan Kesehatan s Aureus,
hasil penelitian, dapat ekstrak Universitas (Skripsi)
disimpulkan bahwa : menunjukkan Islam Negeri Fakultas
1. Variasi konsentrasi adanya interaksi (UIN) Syarif Farmasi
karbopol terhadap viskositas Hidayatullah, Universitas
berpengaruh dan aktivitas Jakarta. Muhammadiya
terhadap viskositas antibakteri, h Purwokerto,
dan aktivitas kombinasi Davies. (1998). Yogyakarta.
antibakteri, yaitu perlakuan yang Mengatasi
konsentrasi baik yaitu Masalah Voight R. (1994).
karbopol 1% (A2) penggunaan Kulit, Buku
memberikan nilai karbopol 1% dan Yayasan Pengantar
tertinggi viskositas ekstrak 20% Spritia, Teknologi
6668,25 cp. (A2B4). Jakarta. Farmasi,
2. Variasi konsentrasi Penerbit UGM
ekstrak Harmita. (2006). Press,
berpengaruh DAFTAR PUSTAKA Buku Ajar Yogyakarta.
terhadap viskositas Anonim. (2004). Analisis
dan aktivitas Standar Fisikokimia.
antibakteri, yaitu Pelayanan Depok:
Farmasi Di Departemen
Rumah Sakit. Farmasi
Kemenkes RI Fakultas
No. Matematika
1197/MENK dan Ilmu
ES/SK/X/200 Pengetahuan
4. Alam
Universitas
Ayu, S. (2009). Cara Indonesia,
Ampuh 15-22.
Mengobati
Jerawat, Sampurno. H. (2004).
Buana Ketentuan
Pustaka, Pokok
Yogyakarta. Pengelompok
an dan
Aziz. (2010). Uji Penandaan
Aktivitas Obat Bahan
Antibakteri Alam
Ekstrak Indonesia.
151

You might also like