Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Sponges are multicellular metazoa animals belonging to the Porifera phylum, which has a different
structure from other metazoans. The purpose of this study was to determine whether ethanol extracts
from the marine organism sponge Ianthella basta have antimicrobial activity against several
pathogenic microbes Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa and
Candida albicans. The extraction method used is maceration with 96% ethanol solvent. The method
used is the Diffusion Method (Disc Diffusion Kirby and Bauer). The antimicrobial activity test uses a
6 mm paper disc with 50 µL absorption per disc. The results of crude ethanol extract of Ianthella
basta sponge from all test microbes, namely Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas
aeruginosa and Candida albicans, were seen to provide the greatest inhibitory activity against
Staphylococcus aureus bacteria with an average of inhibitory zone of 7.00 mm categorize as
intermediate The results obtained showed that the crude extract of the sponge Ianthella basta has
antimicrobial activity because it can inhibit the growth of Staphylococcus aureus, Escherichia coli
and Candida albicans microbes even though the inhibition zone is categorized as intermediate.
ABSTRAK
Spons adalah hewan metazoa multiseluler tergolong ke dalam filum Porifera, yang memiliki
perbedaan struktur dengan metazoan lainnya. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah
ekstrak etanol dari organisme laut spons Ianthella basta memiliki aktivitas antimikroba terhadap
beberapa mikroba patogen Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa dan
Candida albicans. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etanol 96%.
Metode yang digunakan yaitu Metode Difusi (Disc Diffusion Kirby and Bauer). Pengujian aktivitas
antimikroba ini menggunakan kertas cakram (paper disc) berukuran 6 mm dengan daya serap 50 µL
tiap cakram. Hasil ekstrak kasar etanol Spons Ianthella basta dari semua mikroba uji yaitu
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans, terlihat
yang memberikan daya hambat paling besar terdapat pada bakteri Staphylococcus aureus dengan
jumlah rata – rata zona hambat yaitu 7,00 mm dengan kategori sedang. Hasil penelitian yang
diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak kasar dari Spons Ianthella basta memiliki aktivitas
antimikroba karena mampu menghambat pertumbuhan mikroba uji Staphylococcus aureus,
Escherichia coli dan Candida albicans walaupun dengan zona hambat yang dikategorikan sedang.
Kata Kunci : Ianthella basta, antimikroba, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas
aeruginosa, Candida albicans.
100
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493
101
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493
102
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493
(disc diffusion Kirby and Bauer). Pada semakin luas permukaan sampel maka
pengujian aktivitas antimikroba ini, lebih banyak senyawa aktif akan tertarik
cakram (paper disc) yang digunakan dari sampel ke dalam pelarut (Kristanti et
berukuran 6 mm dengan daya serap 50 μL al., 2008). Sampel spons Ianthella basta
tiap cakram. Sebanyak 300 μL mikroba selanjutnya diekstraksi dengan metode
yang telah dikultur, dipipet dan diinokulasi maserasi. Metode maserasi digunakan
pada 30 ml media agar lalu diaduk hingga karena cara pengerjaannya yang mudah
homogen dan kemudian dituangkan ke dikerjakan dengan menggunakan peralatan
dalam cawan petri dan tunggu sampai yang sederhana, tidak menggunakan
media agar mengeras. Kemudian, larutan pemanasan dan dapat menarik senyawa –
uji yang telah disiapkan ditotolkan pada senyawa aktif dari sampel dengan
masing-masing cakram dengan maksimal. Perendaman sampel dalam
menggunakan mikropipet. Setelah agar maserasi dapat membuat dinding sel dari
mengeras, kertas cakram yang telah sampel pecah dan membuat senyawa-
ditotolkan sampel Spons Ianthella basta, senyawa yang ada dalam sampel yang
kontrol positif dan kontrol negatif terdapat dalam sitoplasma akan tertarik
diletakkan ke dalam cawan petri dengan oleh pelarut. Dinding sel pecah di
menggunakan pinset. Selanjutnya, cawan karenakan adanya perbedaan konsentrasi
petri diberi label dan diinkubasi dalam di dalam dan di luar sel. Konsentrasi di
inkubator pada suhu 370C selama 1 x 24 luar sel lebih tinggi dibandingkan
Jam (Ortez, 2005). konsentrasi di dalam sel yang rendah
sehingga dinding sel pecah karena tidak
Pengamatan dan Pengukuran Diameter bisa menahan tekanan dari perbedaan
Zona Hambat konsentrasi (Harborne, 1996).
Pengamatan dilakukan setelah 24
jam masa inkubasi. Daerah pada sekitar Pada proses maserasi dilakukan
cakram menunjukkan kepekaan mikroba pengocokan agar pelarut dapat melarut ke
terhadap antibiotik atau bahan antimikroba dalam sampel dan akan masuk ke rongga-
yang digunakan sebagai bahan uji yang rongga sampel karena dalam keadaan diam
dinyatakan dengan diameter zona bening. selama maserasi menyebabkan turunnya
Diameter zona bening diukur perpindahan bahan aktif. Etanol 96% lebih
menggunakkan digital caliper. Kemudian mudah masuk ke dalam sel simplisia
zona bening yang telah diukur, sehingga ekstrak yang dihasilkan lebih
dikategorikan berdasarkan pedoman Davis kental. Senyawa aktif dalam sampel agar
dan Stout (1971). tertarik semua ke dalam pelarut dilakukan
remaserasi dengan penggantian pelarut
HASIL DAN PEMBAHASAN sebanyak tiga kali dengan pelarut etanol.
Ekstraksi Maserasi agar lebih efisien dilakukan
Sampel spons Ianthella basta yang berulang kali dibandingkan hanya
dikoleksi dari perairan Ponteng dipotong dilakukan sekali (Mujipradhana, 2018).
kecil-kecil, kemudian dimasukkan ke Pelarut yang digunakan yaitu etanol,
dalam wadah. Dipotong kecil-kecil untuk digunakan pelarut etanol 96% karena
memperluas ukuran permukaan sampel, didasarkan pada tingkat keamanan,
kemudahan saat diuapkan, ekonomis,
103
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493
mudah bercampur dengan air serta sifatnya prosedurnya yang sederhana, mudah dan
yang mampu melarutkan hampir semua praktis untuk dikerjakan dan dapat melihat
zat, baik yang bersifat polar, semipolar, sensitivitas berbagai jenis mikroba
dan nonpolar (Sulastri et al., 2015). terhadap antimikroba (Mpila, 2012).
Penggunaan mikroba hal ini bertujuan
Hasil ekstrak Spons Ianthella basta melihat apakah ekstrak spons Ianthella
selanjutnya diuapkan menggunakan oven basta memiliki aktivitas antimikroba
dengan suhu 40oC, penguapan ekstrak ini terhadap mikroba patogen pada tubuh
dimaksudkan agar air dan pelarut yang manusia dan untuk mengetahui spektrum
tersisa dalam ekstrak akan menguap. dari aktivitas antimikroba spons Ianthella
Menggunakan suhu 40oC bertujuan untuk basta memiliki spektrum luas (membunuh
tetap menjaga senyawa bioaktif dalam banyak jenis mikroba) atau spektrum
filtrat karena biasanya senyawa-senyawa sempit (membunuh salah satu mikroba).
bioaktif rentan terhadap suhu tinggi
Tabel 2. Hasil rata-rata Aktivitas Antimikroba
(Kowal
Mikroorga Percob Ekstr K+ K-
nisme aan ak
Tabel 1. Rendemen ekstrak kasar Etanol
Etan
ol
Ianthella basta
E. coli I 6,50 14, 0,0
Warna 00 0
Randemen II 6,50
No. Sampel
Sampel
(%) III 6,40
Ekstral
X 6,47
Coklat
1. 7,70
Etanol S. aureus I 7,00 18, 0,0
05 0
et al., 2018). II 7,00
III 7,00
104
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493
105
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493
memiliki daya hambat yang lebih peka Bell JJ, DKA Barnes. 2003. Effects of
pada Staphylococcus aureus dibandingkan disturbance on assemblages: an
Escherichia coli, Pseudomonas example using Porifera. Biol Bull
aeruginosa dan Candida albicans. 205: 144-159.
Perbedaan hasil aktivitas dari Davis, W. W., T.R. Stout. 1971. Disc plate
ekstrak Spons Ianthella basta terhadap method of microbiological assay.
mikroba uji selain senyawa yang Journal of microbiology. 22: 659-
terkandung dalam sampel dan kepekaan 665.
dari masing – masing Gram positif dan Dwijendra, I. M., D. S. Wewengkang., F.
Gram negatif juga di pengaruhi oleh faktor Wehantou. 2014. Aktivitas
lingkungan (habitat) dan lokasi Antibakteri dan Karakterisasi
pengambilan sampel. Bell dan Barnes Senyawa Fraksi Spons
(2003) juga menyatakan bahwa substrat
Lamellodysidea herbacea yang
tumbuh spons dapat berpengaruh terhadap diperoleh dari Teluk Manado.
morfologi spons, yang dengan demikian Pharmacon. 3(4): 1-9.
juga akan mempengaruhi bioaktivitasnya.
Lingkungan perairan yang cenderung Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia:
subur (terkontaminasi limbah organik) Penentuan Cara Modern
juga sangat berpengaruh besar terhadap Menganalisis Tumbahan.
produksi senyawa bioaktif spons. Hal ini Diterjemahkan oleh Kosasih
disebabkan lingkungan yang subur dapat Padmawinata dan Iwang Soediro.
menyebabkan spons dapat mengurangi ITB, Bandung.
jumlah jenis dan kelimpahan simbion yang Katzung., Betram G. 2004. Farmakologi
berasosiasi dengan spons tersebut dasar dan klinik edisi 4. Alih
(Steindler, 2002). Bahasa: staf dosen farmakolgi
fakultas kedokteran unviversitas
KESIMPULAN
sriwijaya. EGC, Jakarta : 709-719.
Hasil penelitian yang diperoleh
Kowal, A., Esther, A., Nickson, K.,
menunjukkan bahwa ekstrak kasar dari
Kurniati, K., Henky, M., Deiske,
Spons Ianthella basta memiliki aktivitas
H. 2018. Potensi antibakteri karang
antimikroba karena mampu menghambat
lunak lobophytum sp. Dari perairan
pertumbuhan mikroba uji Staphylococcus
pangalisang pulau bunaken
aureus, Escherichia coli dan Candida
terhadap bakteri Pseudomonas
albicans walaupun dengan zona hambat
aeruginosa dan Staphylococcus
yang dikategorikan sedang.
aureus. Jurnal Ilmiah Platax. 6(2).
SARAN Kristanti, A. N., N.S. Aminah., M.
Perlu dilakukan penelitian lebih Tanjung., B. Kurniadi. 2008. Buku
lanjut terhadap Spons Ianthella basta ke Ajar Fitokimia. Unair Press,
uji aktivitas lainnya agar dapat mengetahui Surabaya.
manfaat lain selain aktivitas antimikroba.
Marnie L. Freckelton., Heidi M. Luter.,
DAFTAR PUSTAKA Nikos Andreakis., Nicole S.
Webster., Cherie A. Motti. 2011.
106
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493
107