You are on page 1of 8

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No.

1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL ORGANISME LAUT


SPONS Ianthella basta TERHADAP BEBERAPA MIKROBA PATOGEN

Syifa Sari Katili1), Defny S. Wewengkang1), Henki Rotinsulu1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Sponges are multicellular metazoa animals belonging to the Porifera phylum, which has a different
structure from other metazoans. The purpose of this study was to determine whether ethanol extracts
from the marine organism sponge Ianthella basta have antimicrobial activity against several
pathogenic microbes Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa and
Candida albicans. The extraction method used is maceration with 96% ethanol solvent. The method
used is the Diffusion Method (Disc Diffusion Kirby and Bauer). The antimicrobial activity test uses a
6 mm paper disc with 50 µL absorption per disc. The results of crude ethanol extract of Ianthella
basta sponge from all test microbes, namely Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas
aeruginosa and Candida albicans, were seen to provide the greatest inhibitory activity against
Staphylococcus aureus bacteria with an average of inhibitory zone of 7.00 mm categorize as
intermediate The results obtained showed that the crude extract of the sponge Ianthella basta has
antimicrobial activity because it can inhibit the growth of Staphylococcus aureus, Escherichia coli
and Candida albicans microbes even though the inhibition zone is categorized as intermediate.

Keywords: Ianthella basta, antimicrobial, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas


aeruginosa, Candida albicans.

ABSTRAK

Spons adalah hewan metazoa multiseluler tergolong ke dalam filum Porifera, yang memiliki
perbedaan struktur dengan metazoan lainnya. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah
ekstrak etanol dari organisme laut spons Ianthella basta memiliki aktivitas antimikroba terhadap
beberapa mikroba patogen Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa dan
Candida albicans. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etanol 96%.
Metode yang digunakan yaitu Metode Difusi (Disc Diffusion Kirby and Bauer). Pengujian aktivitas
antimikroba ini menggunakan kertas cakram (paper disc) berukuran 6 mm dengan daya serap 50 µL
tiap cakram. Hasil ekstrak kasar etanol Spons Ianthella basta dari semua mikroba uji yaitu
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans, terlihat
yang memberikan daya hambat paling besar terdapat pada bakteri Staphylococcus aureus dengan
jumlah rata – rata zona hambat yaitu 7,00 mm dengan kategori sedang. Hasil penelitian yang
diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak kasar dari Spons Ianthella basta memiliki aktivitas
antimikroba karena mampu menghambat pertumbuhan mikroba uji Staphylococcus aureus,
Escherichia coli dan Candida albicans walaupun dengan zona hambat yang dikategorikan sedang.

Kata Kunci : Ianthella basta, antimikroba, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas
aeruginosa, Candida albicans.

100
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN kecil dari Cyanobacteria, Verrucomicrobia


dan Chloroflexi (Marnie et al., 2011).
Spons adalah hewan metazoa
multiseluler tergolong ke dalam filum METODOLOGI PENELITIAN
Porifera, yang memiliki perbedaan struktur
dengan metazoan lainnya. Spons mencari Waktu dan Tempat Penelitian
makan dengan menghisap dan menyaring Penelitian ini di laksanakan pada
air melalui seluruh permukaan tubuhnya bulan April 2019 – Juni 2019. Tempat
secara aktif (Romimohtarto dan Juwana pengambilan sampel dilakukan di perairan
1999). Spons terdiri dari 850 jenis, terbagi Ponteng, Minahasa Tenggara dan untuk
menjadi tiga kelas besar, yaitu Calcarea, preparasi sampel, pengamatan dilakukan di
Demospongiae dan Hexactinellida (Thakur Laboratorium Penelitian Farmasi Lanjutan
dan Müller 2004). (Farmakognosi Fitokimia dan
Laboratorium Mikrobiologi Farmasi)
Seperti spons pada umumnya, Program Studi Farmasi, Fakultas
spons Ianthella basta mempunyai Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
morfologi dengan bentuk tubuh yang Universitas Sam Ratulangi.
berpori dan permukaan yang keras seperti
batu. Selain itu, Ianthella basta juga dapat Bentuk Penelitian
menyerap oksigen dari air melalui proses Penelitian ini merupakan penelitian
difusi.Secara khusus, individu dari dengan menggunakan metode
Ianthella basta ditemukan dalam berbagai eksperimental laboratorium yang akan
morfotipe warna (kuning, coklat, hijau, menguji aktivitas antibakteri ekstrak kasar
biru atau ungu) (Webster et al., 2010). dari Spons Ianthella basta.

Spons Ianthella basta dapat Alat dan Bahan


menghasilkan senyawa khusus yaitu a. Alat
bastadin. Dua morfotipe warna dominan Alat yang digunakan dalam
pada Ianthella basta dicirikan oleh profil penelitian ini yaitu scuba diving, sarung
kimia dan mikroba yang berbeda dengan tangan, zipper bag, gunting, kamera,
hubungan silsilah yang belum wadah kaca, pisau, Erlenmeyer (Pyrex),
terselesaikan yang disimpulkan pada timbangan analitik, gelas ukur (Pyrex),
tingkat molekuler. Morfotipe kuning, yang gelas kimia (Pyrex), cawan petri, autoklaf
mengandung kelas senyawa bastadin, (autoklaf KT-30s), spatula, pinset,
didominasi oleh dua strain yang pembakar spritus, pipet tetes, mikro tubes,
merupakan anggota dari Alpha dan batang pengaduk, Laminary air flow
Gammaproteobacteria. Morfotipe ungu (Clean Bench), rak tabung reaksi, tabung
yang mengandung bastadin serta dua reaksi, lemari pendingin, incubator
araplysillin juga didominasi oleh Alpha incucell (N – Biotek), cakram (paper disc),
dan Gammaproteobacteria, tetapi galur mikropipet, digital caliper, vial, oven,
dominan pada spons ungu menunjukkan jarum ose, vortex dan jas lab.
sedikit variasi urutan (1%) terhadap galur b. Bahan
dominan pada spons kuning. Selain itu, Bahan yang digunakan yaitu Spons
morf warna ungu mengandung perwakilan Ianthella basta, bakteri Escherichia coli

101
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

ATCC 25922, bakteri Staphylococcus menggunakan autoklaf pada suhu 121 ºC


aureus ATCC 25923, bakteri selama 15 menit, pinset dibakar dengan
Pseudomonas aeruginosa ATCC 25924 pembakaran di atas api langsung dan
dan jamur Candida albicans ATCC 10231, media disterilkan di autoklaf pada suhu
etanol 96%, aquadest, Pepton, Ekstrak 121 ºC selama 15 menit (Ortez, 2005).
Beef, NaCl, Agar, Paper Disc,
Kloramfenikol Paper Disc, label, spidol Pembuatan Media Cair BI
permanen, tissue, aluminium foil, kertas Pepton 0,5 g, beef extract 0,3 g,
saring, dan kapas. natrium klorida 0,3 g dan akuades
sebanyak 100 ml diaduk sampai homogen
Prosedur Penelitian kemudian disterilkan dalam autoklaf pada
Ekstraksi suhu 121˚C selama 15 menit dan setelah
Spons Ianthella basta sebanyak itu didinginkan. Setelah dingin, media cair
288 g diekstrak dengan cara maserasi. B1 di tutup dengan aluminium foil
Sampel dibersihkan dari bahan pengotor, (Dwijendra et al, 2014).
dipotong kecil – kecil dimasukkan ke
dalam wadah, kemudian direndam dengan Pembuatan Media Uji
pelarut etanol 96% sampai sampel Pepton 0,5 g, beef extract 0,3 g,
terendam semuanya, dikocok- kocok lalu natrium klorida 0,3 g, agar 1,5 g dan
dibiarkan selama 1x24 jam. Sampel yang akuades sebanyak 100 ml diaduk sampai
sudah direndam kemudian disaring homogen kemudian disterilkan di autoklaf
menggunakan corong dan kertas saring pada suhu 121˚C selama 15 menit
dan menghasilkan filtrat 1 dan debris 1. (Dwijendra et al., 2014).
Debris 1 direndam kembali dengan etanol Pembuatan Larutan Uji
96% sampai terendam semuanya, debris Larutan uji dibuat dengan cara 1 mg
dikocok – kocok dan dimaserasi selama ekstrak kasar Spons Ianthella basta.
1x24 jam. Diulangi cara yang sama sampai dilarutkan dalam 200 μL metanol dan
memperoleh 3 filtrat dan 3 debris. dikocok hingga homogen menggunakan
Campurkan filtrat 1, 2, dan 3 yang vortex. (Ortez, 2005).
diperoleh menjadi satu. Filtrat dievaporasi
menggunakan oven dengan suhu 40oC Pembuatan Kontrol Positif dan Kontrol
hingga memperoleh ekstrak kasar spons Negatif
Ianthella basta dan timbang dengan Kontrol positif dalam pengujian
menggunakan timbangan analitik. Ekstrak aktivitas antimikroba ini menggunakan
kasar etanol spons Ianthella basta kloramfenikol paper disc. Kontrol negatif
sebanyak 22,2 g, selanjutnya ekstrak kasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
etanol digunakan dalam pengujian daya menggunakan pelarut metanol, dengan
hambat antimikroba. cara membuat larutan stok metanol dengan
mengambil sebanyak 200 μL metanol
Sterilisasi dan Pembuatan Media kemudian di totolkan pada paper disc.
Sterilisasi Alat
Alat-alat gelas yang digunakan Pengujian Aktivitas Antimikroba
dalam penelitian aktivitas antimikroba ini Metode yang digunakan dalam
disterilkan terlebih dahulu dengan penelitian ini yaitu metode difusi agar

102
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

(disc diffusion Kirby and Bauer). Pada semakin luas permukaan sampel maka
pengujian aktivitas antimikroba ini, lebih banyak senyawa aktif akan tertarik
cakram (paper disc) yang digunakan dari sampel ke dalam pelarut (Kristanti et
berukuran 6 mm dengan daya serap 50 μL al., 2008). Sampel spons Ianthella basta
tiap cakram. Sebanyak 300 μL mikroba selanjutnya diekstraksi dengan metode
yang telah dikultur, dipipet dan diinokulasi maserasi. Metode maserasi digunakan
pada 30 ml media agar lalu diaduk hingga karena cara pengerjaannya yang mudah
homogen dan kemudian dituangkan ke dikerjakan dengan menggunakan peralatan
dalam cawan petri dan tunggu sampai yang sederhana, tidak menggunakan
media agar mengeras. Kemudian, larutan pemanasan dan dapat menarik senyawa –
uji yang telah disiapkan ditotolkan pada senyawa aktif dari sampel dengan
masing-masing cakram dengan maksimal. Perendaman sampel dalam
menggunakan mikropipet. Setelah agar maserasi dapat membuat dinding sel dari
mengeras, kertas cakram yang telah sampel pecah dan membuat senyawa-
ditotolkan sampel Spons Ianthella basta, senyawa yang ada dalam sampel yang
kontrol positif dan kontrol negatif terdapat dalam sitoplasma akan tertarik
diletakkan ke dalam cawan petri dengan oleh pelarut. Dinding sel pecah di
menggunakan pinset. Selanjutnya, cawan karenakan adanya perbedaan konsentrasi
petri diberi label dan diinkubasi dalam di dalam dan di luar sel. Konsentrasi di
inkubator pada suhu 370C selama 1 x 24 luar sel lebih tinggi dibandingkan
Jam (Ortez, 2005). konsentrasi di dalam sel yang rendah
sehingga dinding sel pecah karena tidak
Pengamatan dan Pengukuran Diameter bisa menahan tekanan dari perbedaan
Zona Hambat konsentrasi (Harborne, 1996).
Pengamatan dilakukan setelah 24
jam masa inkubasi. Daerah pada sekitar Pada proses maserasi dilakukan
cakram menunjukkan kepekaan mikroba pengocokan agar pelarut dapat melarut ke
terhadap antibiotik atau bahan antimikroba dalam sampel dan akan masuk ke rongga-
yang digunakan sebagai bahan uji yang rongga sampel karena dalam keadaan diam
dinyatakan dengan diameter zona bening. selama maserasi menyebabkan turunnya
Diameter zona bening diukur perpindahan bahan aktif. Etanol 96% lebih
menggunakkan digital caliper. Kemudian mudah masuk ke dalam sel simplisia
zona bening yang telah diukur, sehingga ekstrak yang dihasilkan lebih
dikategorikan berdasarkan pedoman Davis kental. Senyawa aktif dalam sampel agar
dan Stout (1971). tertarik semua ke dalam pelarut dilakukan
remaserasi dengan penggantian pelarut
HASIL DAN PEMBAHASAN sebanyak tiga kali dengan pelarut etanol.
Ekstraksi Maserasi agar lebih efisien dilakukan
Sampel spons Ianthella basta yang berulang kali dibandingkan hanya
dikoleksi dari perairan Ponteng dipotong dilakukan sekali (Mujipradhana, 2018).
kecil-kecil, kemudian dimasukkan ke Pelarut yang digunakan yaitu etanol,
dalam wadah. Dipotong kecil-kecil untuk digunakan pelarut etanol 96% karena
memperluas ukuran permukaan sampel, didasarkan pada tingkat keamanan,
kemudahan saat diuapkan, ekonomis,
103
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

mudah bercampur dengan air serta sifatnya prosedurnya yang sederhana, mudah dan
yang mampu melarutkan hampir semua praktis untuk dikerjakan dan dapat melihat
zat, baik yang bersifat polar, semipolar, sensitivitas berbagai jenis mikroba
dan nonpolar (Sulastri et al., 2015). terhadap antimikroba (Mpila, 2012).
Penggunaan mikroba hal ini bertujuan
Hasil ekstrak Spons Ianthella basta melihat apakah ekstrak spons Ianthella
selanjutnya diuapkan menggunakan oven basta memiliki aktivitas antimikroba
dengan suhu 40oC, penguapan ekstrak ini terhadap mikroba patogen pada tubuh
dimaksudkan agar air dan pelarut yang manusia dan untuk mengetahui spektrum
tersisa dalam ekstrak akan menguap. dari aktivitas antimikroba spons Ianthella
Menggunakan suhu 40oC bertujuan untuk basta memiliki spektrum luas (membunuh
tetap menjaga senyawa bioaktif dalam banyak jenis mikroba) atau spektrum
filtrat karena biasanya senyawa-senyawa sempit (membunuh salah satu mikroba).
bioaktif rentan terhadap suhu tinggi
Tabel 2. Hasil rata-rata Aktivitas Antimikroba
(Kowal
Mikroorga Percob Ekstr K+ K-
nisme aan ak
Tabel 1. Rendemen ekstrak kasar Etanol
Etan
ol
Ianthella basta
E. coli I 6,50 14, 0,0
Warna 00 0
Randemen II 6,50
No. Sampel
Sampel
(%) III 6,40

Ekstral
X 6,47
Coklat
1. 7,70
Etanol S. aureus I 7,00 18, 0,0
05 0
et al., 2018). II 7,00
III 7,00

Uji Aktivitas Antimikroba Spons X 7,00


Ianthella basta P. I 0,00 13, 0,0
Pengujian aktivitas antimikroba aeruginosa 00 0
II 0,00
dari spons Ianthella basta dilakukan pada
bakteri Escherichia coli dan Pseudomonas III 0,00
aeruginosa mewakili bakteri Gram negatif, X 0,00
bakteri Staphylococcus aureus yang
mewakili bakteri Gram positif dan C. albicans I 6,40 16, 0,0
Candida albicans yang mewakili Jamur 05 0
II 6,50
menggunakan Metode difusi agar (difusi
III 6,60
Kirby-Bauer yang telah dimodifikasi).
Masing – masing ekstrak kasar diujikan X 6,50
pada masing – masing bakteri dan jamur.
Metode difusi digunakan karena

104
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

Hasil yang diperoleh dalam uji dikarenakan antibiotik kloramfenikol lebih


aktivitas antimikroba dilakukan peka terhadap bakteri Staphylococcus
pengamatan selama 1x24 jam masa aureus (Gram positif), kloramfenikol
inkubasi dengan 3 kali penggulangan hanya membutuhkan konsentrasi 0,2-5
untuk masing – masing mikroba. Aktivitas μg/mL, sedangkan pada kebanyakan
yang terbentuk terlihat dari adanya zona bakteri gram positif bakteri dihambat pada
hambat (zona bening) di sekitaran cakram konsentrasi 1-10 μg/mL (Katzung, 2004).
dengan ukuran cakram (paper disc) 6 mm, Kriteria yang digunakan dalam
membuktikan bahwa ekstrak spons penelitian ini untuk menggolongkan daya
Ianthella basta yang diujikan hambat dari kontrol uji dan bahan uji
menunjukkan kepekaan terhadap masing – Spons Ianthella basta menggunkana
masing mikroba dan antibiotik yang kriteria kekuatan antibakteri menurut
digunakan sebagai kontrol positif. Davis dan Stout yaitu dapat dilihat pada
Kontrol negatif yang digunakan tabel 3 dibawah ini:
yaitu metanol, terlihat dari hasil yang di
peroleh metanol tidak menunjukkan Tabel 3. Standar Kekuatan Daya
adanya zona hambat pada pengujian yang
Antimikroba
dilakukan pada masing – masing mikroba
uji. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
Diameter Zona
dilakukan oleh Wewengkang et al., (2014)
Kategori
dan Mujipradhana, (2018) membuktikan Bening (mm)
bahwa kontrol negatif metanol yang
digunakan tidak berpengaruh pada uji
>20 Sangat Kuat
antimikroba, sehingga daya hambat yang
terbentuk tidak dipengaruhi oleh pelarut
melainkan karena aktivitas senyawa yang 10 – 20 Kuat
ada dalam Spons Ianthella basta.
Berbalik dengan hasil yang 5 – 10 Sedang
ditunjukkan dari kontrol positif dari
masing – masing mikroba uji terlihat <5 Lemah
kontrol positif menghasilkan aktivitas daya
hambat yang besar dibandingkan dengan
kontrol negatif. Kontrol positif yang
Hasil ekstrak kasar etanol Spons
digunakan yaitu kloramfenikol.
Ianthella basta dari semua mikroba uji
Menggunakan kloramfenikol dikarenakan
yaitu Escherichia coli, Staphylococcus
kloramfenikol merupakan antibiotik
aureus, Pseudomonas aeruginosa dan
berspektrum luas. Hasil yang diperoleh
Candida albicans, terlihat yang
bahwa pada bakteri Staphylococcus aureus
memberikan daya hambat yang paling
menghasilkan daya hambat yang besar
besar terdapat pada bakteri Staphylococcus
ditunjukkan dengan hasil yang diperoleh
aureus dengan jumlah rata – rata zona
yaitu 18,05 mm dibandingkan dengan
hambat yaitu 7,00 mm dengan kategori
bakteri Eschericia coli, Pseudomonas
sedang. Hal ini menunjukkan bahwa
aeruginosa dan Candida albicans. Hal ini
ekstrak dari spons Ianthella basta

105
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

memiliki daya hambat yang lebih peka Bell JJ, DKA Barnes. 2003. Effects of
pada Staphylococcus aureus dibandingkan disturbance on assemblages: an
Escherichia coli, Pseudomonas example using Porifera. Biol Bull
aeruginosa dan Candida albicans. 205: 144-159.
Perbedaan hasil aktivitas dari Davis, W. W., T.R. Stout. 1971. Disc plate
ekstrak Spons Ianthella basta terhadap method of microbiological assay.
mikroba uji selain senyawa yang Journal of microbiology. 22: 659-
terkandung dalam sampel dan kepekaan 665.
dari masing – masing Gram positif dan Dwijendra, I. M., D. S. Wewengkang., F.
Gram negatif juga di pengaruhi oleh faktor Wehantou. 2014. Aktivitas
lingkungan (habitat) dan lokasi Antibakteri dan Karakterisasi
pengambilan sampel. Bell dan Barnes Senyawa Fraksi Spons
(2003) juga menyatakan bahwa substrat
Lamellodysidea herbacea yang
tumbuh spons dapat berpengaruh terhadap diperoleh dari Teluk Manado.
morfologi spons, yang dengan demikian Pharmacon. 3(4): 1-9.
juga akan mempengaruhi bioaktivitasnya.
Lingkungan perairan yang cenderung Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia:
subur (terkontaminasi limbah organik) Penentuan Cara Modern
juga sangat berpengaruh besar terhadap Menganalisis Tumbahan.
produksi senyawa bioaktif spons. Hal ini Diterjemahkan oleh Kosasih
disebabkan lingkungan yang subur dapat Padmawinata dan Iwang Soediro.
menyebabkan spons dapat mengurangi ITB, Bandung.
jumlah jenis dan kelimpahan simbion yang Katzung., Betram G. 2004. Farmakologi
berasosiasi dengan spons tersebut dasar dan klinik edisi 4. Alih
(Steindler, 2002). Bahasa: staf dosen farmakolgi
fakultas kedokteran unviversitas
KESIMPULAN
sriwijaya. EGC, Jakarta : 709-719.
Hasil penelitian yang diperoleh
Kowal, A., Esther, A., Nickson, K.,
menunjukkan bahwa ekstrak kasar dari
Kurniati, K., Henky, M., Deiske,
Spons Ianthella basta memiliki aktivitas
H. 2018. Potensi antibakteri karang
antimikroba karena mampu menghambat
lunak lobophytum sp. Dari perairan
pertumbuhan mikroba uji Staphylococcus
pangalisang pulau bunaken
aureus, Escherichia coli dan Candida
terhadap bakteri Pseudomonas
albicans walaupun dengan zona hambat
aeruginosa dan Staphylococcus
yang dikategorikan sedang.
aureus. Jurnal Ilmiah Platax. 6(2).
SARAN Kristanti, A. N., N.S. Aminah., M.
Perlu dilakukan penelitian lebih Tanjung., B. Kurniadi. 2008. Buku
lanjut terhadap Spons Ianthella basta ke Ajar Fitokimia. Unair Press,
uji aktivitas lainnya agar dapat mengetahui Surabaya.
manfaat lain selain aktivitas antimikroba.
Marnie L. Freckelton., Heidi M. Luter.,
DAFTAR PUSTAKA Nikos Andreakis., Nicole S.
Webster., Cherie A. Motti. 2011.

106
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2020 ISSN 2302 - 2493

Qualitative variation in colour Thakur, N.L., Müller W.E.G. 2004.


morphotypes of Ianthella basta Biotechnological potential of
(Porifera: Verongida). Jurnal marine sponges. Current Science.
Hydrobiologia. Australian Institute 86(11).
of Marine Science. Australia. Webster, N. S., M. W. Taylor, F. Behnam,
Mpila, D. A. 2012. Uji Aktivitas S. Lu ¨cker, T. Rattel, S. Whalan,
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun M. Horn & M. Wagner, 2010.
Mayana (Coleus atropurpureus Deep sequencing reveals
benth) Terhadap Staphylococcus exceptional diversity and modes of
aureus, Escherichia coli dan transmission for bacterial sponge
Pseudomas aeruginosa Secara symbionts. Environmental
Invitro [skripsi]. Program Studi Microbiology 12: 2070–2082.
Farmasi FMIPA Universitas Sam Wewengkang, D., Deiske. S., Hengki. R.
Ratulangi, Manado. 2014. Karakterisasi dan bioaktif
Mujipradana, V.N., D. S. Wewengkang., antibakteri senyawa spons
E. Suryanto. 2018. Aktivitas Haliclona sp. dari teluk manado.
Antimikroba dari Ekstrak Ascidian Jurnal LPPM Bidang Sains dan
Herdmania momus pada Mikroba Teknologi. 1(1).
Patogen Manusia. Pharmacon.
7(3): 338-347.
Ortez, J. H. 2005. Disk Diffusion testing in
manual of antimicrobial
susceptibility testing. Marie B.
Coyle (Coord. Ed). American
society for Microbiology, America.
Romimohtarto, K. dan Juwana, S. 1999.
Biologi Laut. Ilmu tentang Biota
Laut. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi- LIPI.
Jakarta.
Steindler L, S Beer, M Ilan. 2002.
Photosymbiosis in intertidal dan
subtidal tropical sponges. Sybiosis:
33: 1-11.

Sulastri, E., Cristadeolia, O.,Yusriadi.,


2015. Formulasi Mikroemulsi
Ekstrak Bawang Hutan dan Uji
Aktivitas Antioksidan. Jurnal
Pharmascience. 2(2): 2

107

You might also like