You are on page 1of 10

POTENSI TUNIKATA Rhopalaea sp SEBAGAI SUMBER INOKULUM BAKTERI

ENDOSIMBION PENGHASIL ANTIBAKTERI; 1. KARAKTERISASI ISOLAT

Nenis Sardiani1, Magdalena Litaay1*, Risco G. Budji1, Dody Priosambodo1,


Syahribulan1, Zaraswati Dwyana1
1
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245
*Email: mlitaay@fmipa.unhas.ac.id

ABSTRACT
The research on potency of Tunicate Rhopalaea sp as a source of inoculum of endosymbiotic bacteria
that produces antibacteria has been conducted. This research was intended to know the potential of
tunicate as a source of bacterias inoculum and the character of symbiotic isolates in tunicate
Rhopalaea sp. This paper is first to discuss characterization of the endosymbiont bacteria of
Rhopalaea sp. The isolation of endosymbiont bacteria is done by using Marine Agar (MA) medium.
The characterization of symbiotic bacteria included colonys morphology and gram staining. The
biochemical essay including : the MR-VP, the motility, the catalase, the TSIA, the citrate, and the
urea test. Test of inhibition zone was done towards Salmonella thypi and Staphylococcus aureus. We
isolated 12 isolates (Code Asc1 Asc12) of symbiont in tunicate Rhopalaea sp. The result in gram
staining shown that 11 isolates were baccil, 10 isolates were gram-positive and 1 of those 11 isolates
was gram-negative and 1 is gram-negative coccus. In the biochemical test reveals that 12 isolates
were negative in the MR test, the indol as the citrate test, but they are positive in both the VP and the
urea test, and can ferment glucose in TSIA medium. The catalase and the motility test show a various
result. Asc4 is categorized as genus Alteromonas and the others were assumed to belongs to a genus
Bacillus. All isolates were able to inhibit the growth of Salmonella thypi and Staphylococcus aureus
bacteria.

Keywords : Ascidian, Rhopalaea sp, Symbiont bacteria, Antibacterial, Spermonde

PENDAHULUAN keanehan fisiologi yang membedakan


Ascidian atau yang biasa dikenal biota tersebut dari sebagian besar hewan
dengan tunikata merupakan hewan yang lainnya (Michibata et al 1986 dalam Abrar
umumnya hidup sesil dan merupakan 2008).
avertebrata air dengan penyebaran yang Tunikata lebih banyak yang tergolong
luas. Tunikata terdapat hampir di seluruh ke dalam organisme penempel di
laut di dunia. Namun, tunikata umumnya ekosistem terumbu karang. Karena
terdapat di perairan litoral pada zona hidupnya sesil sehingga diduga bahwa
intertidal hingga subtidal, menempel pada tunikata bersimbiosis dengan bakteri yang
karang, cangkang moluska, lambung kapal mampu menghasilkan senyawa antibakteri.
atau pada dasar pasir dan lumpur Tunikata dapat berasosiasi dengan
(Suwingyo dkk., 2005). mikroba fotosintetik dan mempunyai
Di alam, tunikata dimanfaatkan untuk potensi molekular yang besar. Kandungan
menyaring bahan pencemar dari perairan, metabolit sekunder dari bakteri simbion
seperti logam berat dan bakteri. tersebut merupakan salah satu bahan
Kemampuan berbagai jenis tunikata untuk substansi bioaktif yang sangat berguna
menyerap vanadium dan logam berat sebagai pertahanan diri organisme
lainnya dari air laut merupakan salah satu simbionnya, dalam hal ini tunikata. Selain

Jurnal Alam dan Lingkungan Vol.6 No.11 Maret 2015


itu senyawa tersebut juga sangat berguna METODE PENELITIAN
bagi kehidupan manusia, karena dapat Alat dan Bahan
senyawa tersebut dapat dimanfaatkan Alat sampling lapangan meliputi
sebagai antitumor, antikanker, antibakteri masker, snorkel, scuba diving dan cool
dan antifungi (Watermann, 1999). box. Sedangkan, alat-alat laboratorium
Tunikata yang bersimbiosis dengan adalah cawan petri [Pyrex], deck glass,
bakteri berpotensi mengandung senyawa objek glass, gelas ukur, Erlenmeyer, gelas
metabolit sekunder berupa alkaloid, kimia, botol vial, tabung reaksi, batang
flavonoid, dan steroid. Selain itu, pengaduk, autoklaf, inkubator, oven,
ditemukan juga senyawa-senyawa berupa mikroskop listrik, neraca, sentrifuse,
4-methoxypyrrole, methanol, etanol, shaker, refrigerator, hot plate, LAF
butanol, dan heksana (Karthikeyan et al., (Laminary Air Flow), vortex, sendok
2009). Karena kandungan tersebutlah tanduk, bunsen, ose bulat, ose lurus, pipet,
sehingga bakteri simbion tersebut rak tabung reaksi, pipet tetes dan pipet
berpotensi dieksplorasi sebagai salah satu skala spektrofotometer.
bahan senyawa bioaktif untuk pembuatan Bahan-bahan yang digunakan pada
antibiotik (Aulia, 2011). penelitian adalah tunikata Rhopalaea sp.,
Antibakteri adalah segolongan aquadest, air laut steril, alkohol 70%,
senyawa alami maupun sintetik. medium Nutrient Agar [MERCK],
Antibakteri mempunyai efek menekan atau medium Marine Agar [MERCK], medium
menghentikan aktivitas mikroorganisme Marine Broth [MERCK], medium TSIA
lain, khususnya bakteri patogen. (Triple Sugar Iron Agar) [MERCK],
Antibakteri bekerja sangat spesifik pada larutan H2O2, medium SIM (Sulfid Indol
suatu proses, maka dapat terjadi mutasi Motility) [MERCK], medium MR-VP
pada bakteri. Hal tersebut memunculkan (Methyl Red-Voges Proskauer) [MERCK],
strain bakteri yang kebal terhadap suatu medium Urea [MERCK], medium Simmon
antibakteri tersebut. Sehingga penggunaan Citrate Agar (SCA) [MERCK], reagen
antibakteri yang sama secara terus kovac, KOH 40%, alfanaftol, metil-red,
menerus akan menciptakan kondisi tidak pewarna gram (kristal Violet, lugol,
ada lagi jenis antibakteri yang dapat alkohol-aseton, dan safranin), minyak
membunuh bakteri yang terus mengalami emersi, paper disk, aluminium foil, bakteri
mutasi (Pujiarto, 2011). uji (S. aureus dan S. typhi), NaCl 0,9 %,
Pencarian bahan senyawa-senyawa spiritus, parafilm, kapas, dan cling wrap.
bioaktif penghasil antibiotik baru, berupa
antibakteri yang mampu menghambat Pengambilan Sampel Rhopalaea sp
hingga membunuh bakteri patogen sangat Sampel Tunikata Rhopalaea sp
perlu untuk dilakukan. Berdasarkan hal diambil dari perairan Pulau Samalona,
tersebutlah, akan dilakukan penelitian Makassar pada kedalaman 2-10 m.
tentang Potensi Tunikata Rhopalaea sp Sesudah diangkat dari permukaan laut,
Sebagai Sumber Inokulum Bakteri selanjutnya dibersihkan menggunakan air
Endosimbion Penghasil Antibakteri laut steril 2-5 kali. Kemudian dimasukkan
kedalam plastik sampel steril, selanjutnya
dibawa ke laboratorium dengan
menggunakan cool box.

Jurnal Alam dan Lingkungan Vol.6 No.11 Maret 2015


b. Uji VP (Voges Proskauer)
Isolasi Bakteri Simbion
Sebanyak 1 ose (ose bulat) isolat
Tunikata yang telah dibersihkan
bakteri diambil dari stok kultur dan
diambil secukupnya, kemudian dipotong-
diinokulasikan pada medium VP cair
potong, setelah itu digerus menggunakan
dalam tabung reaksi. Selanjutnya
50 mL air laut steril. Setelah itu, dilakukan
diinkubasi selama 3x24 jam pada suhu
pengenceran sampai pengenceran 10-6,
37. Medium kemudian ditambahkan 0,2
kemudian hasil pengencerannya
mL KOH 40% dan 0,6 mL alfanaftol lalu
dimasukkan ke dalam cawan petri lalu
dikocok selama 30 detik. Hasil positif jika
dituangkan medium marine agar sebanyak
medium berubah warna lembayung.
12-15 mL, kemudian dibiarkan memadat
dan diinkubasi selama 2 x 24 jam. c. Uji Motilitas dan Produksi Senyawa
Kemudian isolat yang telah didapatkan Indol
tersebut selanjutnya dimurnikan. Sebanyak 1 ose (ose lurus) isolat dari
stok kultur lalu diinokulasikan dengan cara
Pemurnian Bakteri Simbion ditusuk pada medium SIM tegak, lalu
Isolat bakteri yang diperoleh dari hasil diinkubasi pada suhu 37 selama 2x 24
isolasi selanjutnya dimurnikan dengan cara jam. Hasil positif (motil) apabila terdapat
digores pada media Marine Agar hingga rambatan-rambatan di sekitar bekas
didapat koloni murni yang terpisah. tusukan jarum pada medium dan hasil
Pengamatan Morfologi negatif (non motil) bila tidak terdapat
Pengamatan morfologi koloni dilakukan rambatan-rambatan disekitan bekas
dengan melihat bentuk, tepi, elevasi dan tusukan jarum ose pada medium. Kedalam
warna dan untuk pengamatan morfologi sel masing-masing isolat ditambahkan
dilakukan teknik pewarnaan gram dengan beberapa tetes senyawa kovacks, untuk
tujuan mengetahui warna dan jenis gram sel melihat produksi senyawa indol. Hasil
bakteri tersebut. positif ditandai dengan perubahan warna
menjadi merah (cincin merah).
Uji Biokimia d. Uji Katalase
a. MR (Methyl Red) Preparat ulas bakteri yang dibuat dari
Sebanyak 1 ose (ose bulat) isolat stok kultur sebanyak satu ose (ose bulat).
bakteri diambil dari stok kultur dan Kemudian ditambahkan 2-3 tetes reagen
diinokulasikan pada medium MR cair H2O2 pada preparat. Hasil positif apabila
dalam tabung reaksi. Selanjutnya terbentuk gelembung gas, dan hasil negatif
diinkubasi selama 5 x 24 jam pada suhu apabila tidak terbentuk gelembung gas.
37. Sebanyak 5 tetes methyl-red
ditambahkan kedalam isolat bakteri. Hasil e. Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
positif apabila terbentuk kompleks Isolat bakteri diambil sebanyak 1 ose
berwarna merah muda sampai merah yang (ose lurus) dari masing-masing stok kultur
menandakan bahwa mikroba tersebut kemudian diinokulasikan dengan cara
menghasilkan asam. ditusukkan pada medium TSIA. Kemudian
ambil lagi 1 ose (ose bulat) isolat bakteri
dari masing-masing stok kultur dan
digores pada permukaan medium.

Jurnal Alam dan Lingkungan Vol.6 No.11 Maret 2015


Selanjutnya diinkubasi selama 2- 3x24 jam
pada suhu 37. Perubahan yang diamati HASIL DAN PEMBAHASAN
setelah inkubasi adalah warna medium Isolasi Bakteri Endosimbion Rhopalaea
kuning menandakan asam, warna medium sp
menjadi lebih merah menandakan medium Dari sampel tersebut telah didapatkan
menjadi basa, warna menjadi hitam koloni-koloni bakteri terpisah yang
menandakan terbentuknya H2S dan bila tumbuh pada media Marine Agar setelah
medium terangkat menandakan bahwa diinkubasi selama 1-2 x 24 jam.
mikroba tersebut mampu untuk Berdasarkan hasil isolasi diperoleh 12
memproduksi gas. koloni terpisah pada medium Marine
Agar.
f. Uji Sitrat Perbedaan bentuk pertumbuhan koloni
Satu ose isolat diinokulasikan ke dalam bakteri pada medium Marine Agar
Simmon Citrat Agar dan diinkubasi pada menurut Volk (1988) dapat dijadikan dasar
suhu 37 selama 1-2 x 24 jam. Warna dalam identifikasi bakteri. Warna koloni
biru menunjukkan reaksi positif dan warna bakteri pada umumnya transparan sampai
hijau menunjukkan reaksi negatif. berwarna putih susu. Tepi koloni
umumnya rata (entire), maupun tidak rata.
g. Uji Urease Bentuk koloni dan ukurannya sangat
Diinokulasikan satu ose biakan bervariasi dapat dilihat pada Gambar 1.
kedalam media Christensens Urea
Medium, inkubasi selama 4-5 x 24 jam.
Warna merah berarti reaksi positif.

Gambar 1. Berbagai bentuk koloni isolat bakteri yang diisolasi dari tunikata Rhopalaea sp. (ket :
kode isolat Asc1-Asc12).

Berdasarkan hasil pengamatan isolasi (rata), dan undulate (bergerigi) untuk


bakteri tunikata Rhopalaea sp. diperoleh isolat Asc4 dan Asc8. Bentuk elevasi flat
sebanyak 12 isolat bakteri. Nampak bahwa (datar) untuk isolat Asc1-Asc12. Ciri-ciri
warna koloni putih untuk isolat Asc1, putih morfologi koloni secara makroskopis pada
susu (Asc2, Asc4, Asc5, Asc6, Asc8, Asc10, medium Marine Agar disajikan pada Tabel
Asc12), dan transparan (Asc3, Asc7, Asc9, 1. Sedangkan hasil pengamatan
Asc11). Bentuk koloni circular (bulat) mikroskopis isolat bakteri dilakukan
untuk isolat dengan kode Asc1-Asc12. dengan pengecatan gram untuk melihat
Bentuk tepi (Asc1, Asc2, Asc3, Asc5, Asc6, bentuk sel vegetatif dan sifat gram (Tabel
Asc7, Asc9, Asc10, Asc11, Asc12) entire 2).

Jurnal Alam dan Lingkungan Vol.6 No.11 Maret 2015


Tabel 1. Karakteristik morfologi koloni bakteri yang bersimbion dengan tunikata Rhopalaea sp.

Ciri Pertumbuhan Koloni


No. Isolat
Tepi Elevasi Bentuk Warna
1 Asc1 Entire Flat Circular Putih
2 Asc2 Entire Flat Circular Putih susu
3 Asc3 Entire Flat Circular Transparan
4 Asc4 Undulate Flat Circular Putih susu
5 Asc5 Entire Flat Circular Putih susu
6 Asc6 Entire Flat Circular Putih susu
7 Asc7 Entire Flat Circular Transparan
8 Asc8 Undulate Flat Circular Putih susu
9 Asc9 Entire Flat Circular Transparan
10 Asc10 Entire Flat Circular Putih susu
11 Asc11 Entire Flat Circular Transparan
12 Asc12 Entire Flat Circular Putih susu
Keterangan: (Asc : isolat bakteri endosimbion tunikata Rhopalaea sp.)

Tabel 2. Karakteristik isolat berdasarkan pengecatan gram

Karakteristik Pengecatan Gram


No. Isolat
Bentuk Gram
1 Asc1 Basil pendek Positif
2 Asc2 Basil pendek Positif
3 Asc3 Basil pendek Positif
4 Asc4 Basil pendek Negatif
5 Asc5 Coccus Negatif
6 Asc6 Basil pendek Positif
7 Asc7 Basil pendek Positif
8 Asc8 Basil pendek Positif
9 Asc9 Basil pendek Positif
10 Asc10 Basil pendek Positif
11 Asc11 Basil pendek Positif
12 Asc12 Basil pendek Positif
Keterangan : basil = batang, coccus = bulat

Jika dilihat di bawah mikroskop, bakteri diamati menggunakan mikroskop, karena


gram positif akan berwarna ungu, karena tidak dapat mempertahankan kompleks
dapat menahan kompleks pewarna primer warna kristal violet dengan pembilasan
yaitu gram A (kristal violet) sampai akhir gram C (alkohol aseton), lalu terwarnai
prosedur pewarnaan. Sedangkan bakteri oleh pewarna tandingan berupa gram D
gram negatif akan berwarna merah ketika

Jurnal Alam dan Lingkungan Vol.6 No.11 Maret 2015


(safranin) yang akan terserap pada dinding Perbedaan reaksi kedua golongan bakteri
selnya (Cappucino dkk., 2001). tersebut terhadap pewarnaan gram
Hasil pengamatan mikroskopis ke-12 disebabkan bakteri gram positif memiliki
isolat mencakup pengecatan gram. dinding sel tebal yang terdiri dari
Terdapat 11 isolat berbentuk batang (basil) peptidoglikan dan asam teikoat yang akan
10 diantaranya bersifat positif dan satu menyebabkan pori-porinya menutup dan
isolat (Asc4) bersifat gram negatif, mencegah keluarnya kompleks pewarna
sedangkan 1 isolat yaitu Asc5 berbentuk primer pada saat pembilasan gram C
bulat (coccus) dan bersifat gram negatif. (alkohol asetoin). Sedangkan dinding sel
Pada pewarnaan gram ini, reagen yang bakteri gram negatif mengandung sedikit
digunakan ada 4 jenis, yaitu gram A peptidoglikan dan banyak lipid yang akan
(kristal violet), gram B (iodine), gram C larut dalam gram C (alkohol aseton) pada
(alkohol aseton) dan gram D (safranin). saat pembilasan (Cappucino dkk., 2001).

Karakterisasi Bakteri dengan Uji dalam sel akan teridentifikasi dengan


Biokimia melakukan pengujian-pengujian tertentu.
Karakterisasi dan klasifikasi sebagian (Pelczar dan Chan,1986). Isolat bakteri
besar mikrobia seperti bakteri berdasarkan dapat diidentifikasi dengan beberapa uji-
pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. uji biokimia seperti uji TSIA, uji MR-VP,
Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe uji sitrat, uji motilitas dan indol, katalase,
media, memproduksi tipe metabolit dan uji urease. Hasil uji biokimia dari
tertentu yang dideteksi dengan interaksi isolat simbion tunikata disajikan pada
mikrobia dengan reagen test yang Tabel 3.
menghasilkan warna reagen. Reaksi-reaksi

Tabel 3. Karakteristik isolat hasil uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar), MR-VP (Methyl Red-Voges
Proskauer), SCA (Simmon Citrate Agar), motilitas, katalase, dan urease.
Nama Uji TSIA Uji Motilitas Uji Uji Uji
MR VP
Isolat Slant Butt Gas H2S Motil Indol Ktls Ur St
Asc1 Merah Kuning - - - + + - + + -
Asc 2 Merah Kuning - - - + - - - + -
Asc3 Merah Kuning - - - + + - - + -
Asc4 Merah Kuning + - - + + - - + -
Asc5 Merah Kuning - - - + - - + + -
Asc6 Merah Kuning - - - + + - + + -
Asc7 Merah Kuning - - - + + - - + -
Asc8 Merah Kuning - - - + + - + + -
Asc9 Merah Kuning - - - + + - - + -
Asc10 Merah Kuning - - - + + - + + -
Asc11 Merah Kuning - - - + + - + + -
Asc12 Merah Kuning - - - + - - - + -
Keterangan : (Ktls = Katalase, Ur = Urease, St = Sitrat)

Jurnal Alam dan Lingkungan Vol.6 No.11 Maret 2015


Untuk mengetahui kemampuan isolat butadiol dan selalu diperoleh secara
dalam memfermentasi karbohidrat serentak, sehingga uji VP dapat digunakan
dilakukan uji TSIA disajikan pada Tabel 3. untuk menentukan adanya 2,3- butanadiol
Uji TSIA merupakan uji biokimiawi untuk (Lay, 1994).
mengetahui kemampuan mikroba dalam Menurut Brown (2001), uji motil
memfermentasi glukosa, sukrosa dan digunakan untuk mengetahui kemampuan
laktosa (Djide dan Sartini, 2006). bakteri untuk bergerak. Hasil uji positif,
Berdasarkan uji TSIA yang dilakukan jika terdapat penyebaran pertumbuhan
terhadap 12 isolat, yaitu Asc1-Asc12 koloni bakteri di sekitar inokulasi. Untuk
merupakan jenis bakteri yang dapat melihat kemampuan bakteri dalam
memfermentasikan glukosa. Hal tersebut menghasilkan enzim katalase, maka
ditandai dengan bagian butt media berubah dilakukan uji katalase. Uji katalase
warna menjadi kuning yang berarti merupakan uji untuk mengidentifikasi
menghasilkan asam dan pada bagian slant mikroba yang mampu menghasilkan enzim
berwarna merah yang berarti bersifat basa. katalase, digunakan untuk memecah
Uji methyl red digunakan untuk hydrogen peroksida yang terbentuk dari
menentukan adanya produk asam proses respirasi aerob dan bersifat toksik
campuran dari fermentasi glukosa melalui terhadap bakteri, menjadi dihidrogen
jalur fermentasi asam campuran berupa oksida (H2O) dan oksigen (O2) (Djide dan
asam laktat, asam asetat, asam format dan Sartini, 2006).
asam suksinat (Cappucino dkk., 2001). Uji urease digunakan untuk melihat
Hasil positif yang ditandai dengan bakteri yang mampu menghasilkan enzim
terjadinya perubahan warna menjadi urease. Beberapa mikroorganisme mampu
merah setelah ditambahkan methyl-red dan menghasilkan enzim urease yang
reaksi positif bila tidak terjadi perubahan menguraikan mikromolekul urea ((NH2)2
warna atau permukaan media berwarna CO) menjadi karbondioksida (CO2) dan
kuning. ammonia (NH3). Amonia yang dihasilkan
Waluyo (2004), menjelaskan bahwa akan meningkatkan pH media sampai di
jika medium berubah menjadi merah/pink atas 6,8 sehingga akan terjadi perubahan
menandakan bahwa bakteri ini media dari orange menjadi merah. Urea
menghasilkan asam-asam campuran menjadi amonium dan CO2 sehingga
sebagai hasil fermentasinya yakni berupa menyebabkan pH media menjadi basa dan
metilen glikogen. Terbentuknya asam akan terjadi perubahan media dari orange
campuran akan menurunkan pH sampai menjadi merah.
5,0 atau kurang. Oleh karena itu, bila Uji Sitrat merupakan uji yang
indikator methyl diteteskan pada biakan digunakan untuk melihat kemampuan
tersebut dengan pH serendah itu, maka mikroorganisme menggunakan sitrat
indikator tersebut menjadi merah. sebagai satu-satunya sumber karbon.
Uji VP (Voges Preskauer) merupakan (Duncan, 2005). Enzim sitrat yang
uji tidak langsung untuk mengetahui dihasilkan bakteri memecah sitrat yang
adanya 2,3-butanadiol karena dalam uji ini berasal dari natrium sitrat dalam media
yang terdeteksi adalah pembentukan menjadi piruvat yang selanjutnya akan
asetoin. Namun karena asetoin merupakan direduksi pada proses fermentasi. Uji sitrat
senyawa awal dalam pembentukan 2,3- menggunakan indikator bromthymol blue.

Jurnal Alam dan Lingkungan Vol.6 No.11 Maret 2015


Hasil positif ditunjukkan dengan adanya sitrat, menunjukkan hasil positif pada uji,
pertumbuhan bakteri dan terjadinya VP, urease, dan katalase, serta bersifat non
perubahan warna media dari hijau menjadi motil dan merupakan bakteri gram positif
biru yang disebabkan oleh peningkatan pH berbentuk basil. Untuk isolat Asc4 mampu
media di atas 7,6 karena adanya ammonia memfermentasi glukosa pada uji TSIA,
yang dihasilkan yang berasal dari bersifat motil, menunjukkan hasil negatif
monoammonium phosphate yang terdapat pada uji MR, uji indol, uji katalase dan uji
pada media. sitrat, menunjukkan hasil positif pada uji
Tabel 3 menunjukkan hasil VP dan urease serta mampu menghasilkan
karakterisasi isolat bakteri endosimbion gas pada uji TSIA, dan merupakan bakteri
tunikata Rhopalaea sp dapat dilihat bahwa gram negatif berbentuk basil (batang).
terdapat beberapa isolat yang memiliki Berdasarkan hasil uji morfologi dan
kesamaan karakteristik berdasarkan uji fisiologi keseluruhan isolat bakteri
biokimia seperti isolat Asc1, Asc5, Asc8, menunjukkan beberapa kelompok bakteri
Asc10 dan Asc11. Pada uji TSIA ke-5 isolat yang teridentifikasi berdasarkan karakter
dapat memfermentasi glukosa yang pada Bergeys Manual of Determinative
ditandai dengan butt berwarna kuning dan Bacteriology 9th edition. Berikut ini
bagian slant berwarna merah. Pada uji merupakan uraian dari masing-masing
MR, uji indol, dan uji sitrat menunjukkan genus.
hasil negatif. Pada uji VP, katalase dan Isolat Asc4 teridentifikasi sebagai
urease menunjukkan hasil positif serta kelompok bakteri Gram negatif, bentuk
bersifat motil. Namun berdasarkan hasil basil, oksidase dan katalase positif, namun
pengecatan gram, hanya Asc5 yang beberapa juga negatif, bersifat motil serta
menunjukkan bentuk coccus (bulat) dapat memfermentasi glukosa. Genus ini
negatif, sementara 4 isolat merupakan biasa ditemukan pada habitat perairan
gram positif berbentuk basil (batang). dangkal, perairan terbuka dan dapat juga
Isolat Asc2 dan Asc12 mampu ditemukan pada laut dekat hidrotermal
memfermentasi gula pada uji TSIA, vent , sehingga diperkirakan genus tersebut
menunjukkan hasil negatif pada uji MR, adalah Alteromonas (Holt et al, 1994;
uji indol, uji katalase, dan uji sitrat, Trappen et al, 2004).
bersifat non motil, menunjukkan hasil Beberapa isolat lainnya termasuk
positif pada uji VP dan urease, serta kelompok bakteri Gram positif, bentuk
merupakan isolat gram positif berbentuk basil, motil, beberapa spesiesnya memiliki
basil (batang). kemampuan menghidrolisis pati dan
Isolat Asc3, Asc7, Asc9 mampu oksidase negatif, katalase positif, dan
memfermentasi glukosa, bersifat motil, mampu memfermentasi glukosa. Genus ini
menunjukkan hasil negatif pada uji MR, juga terdistribusi luas dan diduga
uji indol, uji katalase, dan uji sitrat, serta kelompok ini berasal dari genus Bacillus
menunjukkan hasil positif pada uji VP dan (Holt et al, 1994). Berdasarkan pada
uji urease juga merupakan bakteri gram beberapa penelitian menunjukkan bahwa
positif berbentuk basil (batang). Untuk bakteri Gram positif simbion dan bersifat
isolat dengan kode Asc6 mampu antagonis terhadap beberapa mikroba
memfermentasi glukosa, menunjukkan target merupakan kelompok Bacillus.
hasil negatif pada uji MR, uji indol dan uji

Jurnal Alam dan Lingkungan Vol.6 No.11 Maret 2015


Mikroorganisme yang umumnya 2. Hasil uji aktivitas antibakteri, ke-12
dijumpai pada kelompok tunikata adalah isolat bakteri endosimbion tunikata
mikroorganisme yang berasal dari mampu menghasilkan senyawa
kelompok Rhodobactereceae yang antibakteri yang bersifat bakteriostatik
termasuk kedalam kelas -proteobacteria. dalam menghambat pertumbuhan S.
Selain itu ada pula kelompok dari genus aureus dan S. thypi.
Pseudoalternomonas yang diketahui 3. Hasil uji karakterisasi ke-12 isolat
banyak bersimbiosis dengan tunikata dan bakteri endosimbion tunikata
biota-biota laut lainnya. Radjasa dkk., koloni, morfologi sel, dan sifat
(2007), melaporkan aktivitas antibakteri fisiologisnya tergolong genus Bacillus
dari bakteri Pseudoalteromonas dan Alteromonas.
luteoviolacea yang berasosiasi dengan
karang keras Acropora sp. aktif Saran
menghambat pertumbuhan bakteri karang Perlu dilakukan penelitian lanjutan
dan bakteri pathogen. Bakteri identifikasi bakteri dengan PCR, serta
Pseudoalteromonas flavipulchra yang identifikasi dan karakterisasi senyawa
merupakan simbion sponge Haliclona sp. metabolit sekunder yang dihasilkan oleh
yang diperoleh dari perairan Bandengan, bakteri endosimbion tunikata Rhopalaea
Jepara mempunyai aktivitas antibakteri sp.
terhadap bakteri pathogen A. hydrophila
dan Vibrio parahaemolyticus (Radjasa Ucapan Terima Kasih
dkk., 2007). Penelitian lain (Radjasa, dkk., Penelitian ini didanai oleh BOPTN
2007), melaporkan aktivitas antibakteri Universitas Hasanuddin tahun 2014 bagi
dari 3 isolat bakteri dari sponge Aaptos sp. peneliti kedua.
termasuk kedalam Pseudoalteromonas
luteoviolacea yang mampu menghambat DAFTAR PUSTAKA
pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan
Proteus sp, serta Pseudoalteromonas Abrar, M dan A.E.W. Mannuputy. 2008.
tunicata yang banyak dijumpai pada Inventarisasi dan Sebaran Biota
berbagai jenis tunikata yang mampu Ascidian di Terumbu Karang
Perairan Berau, Kalimantan
menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif.
Timur. Oseanologi dan Limnologi
Bakteri genus Pseudoalteromonas Indonesia. 43:47-66.
diketahui memiliki fragmen gen Non-
ribosomal peptide syntehase (NRPS) yang Aulia, U. N. 2011. Eksplorasi Potensi
diketahui menghasilkan siderophore dan Fungsi Senyawa Bioaktif
Alterobactin (Deng dkk., 1995). Ascidian Didemnum molle
Sebagai Antifouling. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Brown, A. 2001. Microbiological
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan : Applications Lab Manual. 8th Ed.
1. Tunikata Rhopalaea sp berpotensi The McGraw-Hill Companies,
sebagai sumber inokulum bakteri New York.
endosimbion. Cappucino, James G., and S. Natalia.
2001. Microbiology : A

Jurnal Alam dan Lingkungan Vol.6 No.11 Maret 2015


Laboratory Manual, 6th Edition. luteoviolacea TAB4.2 associated
Sinaeur Associates, Inc. with coral Acropora sp. J. Biol.
Sunderland. Sci. 7(2):239-246.

Deng, J.G, Y. Hamada, and T. Shioiri. Suwingyo, S., W. Bambang, dan W. Yusli.
1995. Total Synthesis of 2005. Avertebrata Air Jilid I.
alterobactin-A, a Super Penerbit Swadaya, Jakarta.
Siderophore From an Open-
Ocean Bacterium. J Am Chem Soc Trappen, V.S., T.L. Tan, J. Yang, J.
117 (29):7824-7825 Mergaert and J. Swings. 2004.
Alteromonas stellipolaris sp. a
Djide, N., dan Sartini. 2006. Dasar-Dasar Novel, Budding,Prosthecate
Mikrobiologi.Universitas Bacterium From Antarctic Seas,
Hasanuddin, Makassar. And Emended Description Of The
Genus Alteromonas. Systematic
Duncan, F. 2005. MBC 1000L Applied and Evolutionary Microbiology.
Microbiology Laboratory 54 : 11571163.
th
Manual 4 Ed. New York : The
McGraw-Hill Companies. Volk, S. 1988. Mikrobiologi Dasar.
Erlangga, Jakarta.
Holt, J., G. N. R. Krieg, P.H.A. Sneath,
J.T. Staley, and S.T. Williams. Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum.
1994. Bergey's Manual of Penerbit Universitas
Determinative Bacteriology Ninth Muhammadiyah Press, Malang.
Edition. Williams & Wilkins,
Maryland. Watermann, B. 1999. Alternative
Antifoulant Techniques Present
Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di and Future. LimnoMar: 1-6.
Laboratorium. Erlangga, Jakarta.

Pelczar, MJ., and Chan. 2005. Dasar-


Dasar Mikrobiologi 2.
Hadieotomo, RS, Imas, T.,
Tjitrosomo, SS., dan Angka, SL.
Penerjemah : UI Press, Jakarta.
Terjemahan dari : Elements of
Microbiology.

Pujiarto, P. S. 2011. Antibiotik.


http://notes/astro-tweets/antibiotik-
dr-purnamawati-s-pujiarto-
spak.html. Diakses pada hari
Minggu, 20 April 2014, pukul
20.19 WITA, Makassar.

Radjasa, O. K., T. Martens., H-P.


Grossart., T. Brinkoff., A.
Sabdono., and M. Simon. 2007.
Antagonistic activity of a marine
bacterium Pseudoalteromonas

Jurnal Alam dan Lingkungan Vol.6 No.11 Maret 2015

You might also like