Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Organisme spons menghasilkan senyawa bioaktif yang bersifat toksik sebagai alat
pertahanan diri. Senyawa tersebut diketahui memiliki potensi sebagai antibakteri dan anti-UV
yang merupakan senyawa yang dapat menyerap sinar matahari dengan potensi dipakai sebagai
bahan pembuatan tabir surya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dan aktivitas anti-UV
dari ekstrak kasar dan fraksi spons. Pengujian antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar
(disc diffusion Kirby and Bauer) dan ekstrak kasar spons dan fraksi yang aktif senyawa
antibakterinya diujikan dalam UV spektofotometer untuk melihat aktivitas anti-UV. Dari hasil
penelitian didapatkan 4 jenis spons yang diekstrak dan dipartisi menjadi fraksi air, fraksi metanol
dan fraksi n-heksana. Seluruh sampel diuji aktivitas antibakterinya dan hasilnya menunjukkan
aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus oleh spons jenis Plakortis sp. pada sampel
ekstrak kasar (9 mm) dan fraksi air (8,6 mm), Agelas sp. pada sampel ekstrak kasar (7 mm) dan
pada bakteri E. coli ditunjukkan oleh Plakortis sp. pada sampel ekstrak kasar (12,6 mm) dan
fraksi air (9 mm), Liosina sp. pada fraksi air (7,6 mm), Haliclona sp. pada fraksi air (8 mm) dan
Agelas sp. pada sampel ekstrak kasar (10,3 mm). Ekstrak kasar dan fraksi air yang ditemukan
aktif dalam pengujian antibakteri diuji menggunakan UV spektrofotometer untuk pengujian anti-
UV, hasil menunjukkan bahwa sampel ekstrak kasar dan fraksi air keempat jenis spons dapat
menyerap UV-B (λ 290-320 nm) dan UV-A (λ 320-400 nm).
Kata kunci: spons, antibakteri, partisi, anti-UV
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 7 Nomor 3 Tahun 2019
197
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 7 Nomor 3 Tahun 2019
kertas cakram, laminar air flow, oven, fraksi pertama yaitu fraksi air (air berada
autoklaf, mistar, spatula, aluminium foil di lapisan bawah karena berat jenisnya
dan UV spektrofotometer. Sedangkan lebih berat dari etil asetat). Selanjutnya
bahan yang diperlukan adalah 4 jenis pelarut yang berada di atas fraksi air yaitu
spons, pelarut etanol 95%, aquadest, fraksi etil asetat ditampung ke dalam
metanol, etil asetat, n-heksana, erlenmeyer yang berbeda.
kloramfenikol, NaCl, pepton, agar dan Fraksi etil asetat selanjutnya
ekstrak daging. dievaporasi. Kegiatan partisi selanjutnya
dilakukan dengan menuangkan pelarut
metanol (semi-polar) 100 ml ke dalam
Sterilisasi Alat dan Bahan
corong pisah dan diikuti oleh hasil
Alat-alat yang digunakan untuk evaporasi etil asetat, kemudian
pengujian antibakteri pada penelitian ini ditambahkan pelarut n-heksana (non-
seperti tabung reaksi, cawan petri, polar) 100 ml. Setelah terbentuk lapisan,
erlenmeyer, dan beberapa peralatan kran corong pisah dibuka dan ditampung
lainnya dicuci bersih, dikeringkan dan lapisan pertama, yaitu fraksi metanol pada
dibungkus dengan kertas dan dimasukkan erlenmeyer, kemudian lapisan di atas
ke dalam oven selama 2 jam pada suhu yaitu fraksi n-heksana ditampung pada
150oC (sterilisasi kering). erlenmeyer berbeda. Fraksi air, metanol
dan n-heksana masing-masing
dievaporasi untuk selanjutnya dipakai
Ekstraksi dalam uji antibakteri dan anti-UV.
Sampel spons yang telah
dibersihkan, dipotong kecil dan dimaserasi Media Cair B1
di dalam botol yang sudah diberikan label Media cair B1 dibuat sebanyak 2
dan berisi etanol 95% sebanyak 200 ml media atau 2 erlenmeyer untuk kultur
selanjutnya ditimbang menggunakan bakteri uji. Banyaknya bahan untuk
timbangan. Maserasi dilakukan selama 1x membuat media cair B1 untuk satu
24 jam dengan 3x ulangan. Setelah itu erlenmeyer yaitu: pepton 0,25 g, ekstrak
dipisahkan filtrat dan debris. Hasil filtrat daging (meat extract) 0,15 g dan NaCl
diuapkan menggunakan rotary vacuum 0,15 g dan dilarutkan dalam aquadest
evaporator pada suhu 40o C hingga sebanyak 50 ml, selanjutnya
diperoleh ekstrak kasar. dihomogenkan menggunakan spatula,
setelah itu ditutup dan dibungkus
Partisi menggunakan aluminium foil lalu
Ekstrak kasar dari sampel spons disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121o
akan dipartisi menggunakan metanol, etil C selama kurang lebih 15 menit.
asetat dan n-heksana dan air dengan
hasil akhir partisi sebanyak 3 fraksi, yaitu Kultur Bakteri
fraksi air (polar), fraksi metanol (semi- Bakteri uji E. coli dan S. aureus
polar) dan fraksi n-heksana (non-polar). diperoleh dari di Laboratorium Biologi
Pertama, pelarut air (polar) sebanyak 100 Molekuler dan Farmasetika Laut, Fakultas
ml dituang ke dalam corong pisah dan Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
diikuti oleh ekstrak kasar sebanyak 10 gr, Sam Ratulangi Manado. Untuk
selanjutnya dicampur dengan pelarut etil pengkulturan, bakteri E. coli dan S. aureus
asetat (semi-polar) 100 ml. Perbandingan diambil menggunakan jarum ose dengan
pelarut dalam corong pisah adalah (1:1), cara digerus dan dimasukkan ke dalam
kemudian kocok corong pisah dan erlenmeyer yang telah berisikan media
diamkan selama beberapa saat sampai cair yang dibuat sebelumnya, kemudian
dua larutan terpisah membentuk 2 dibungkus menggunakan kertas
lapisan. Ketika kedua pelarut sudah alumunium foil dan diinkubasi selama 1 x
terpisah, kran corong pisah dibuka dan 24 jam.
pelarut yang paling bawah ditampung Media Padat B1
pada erlenmeyer sehingga didapatkan
198
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 7 Nomor 3 Tahun 2019
Pengujian Antibakteri
Pengujian antibakteri menggunakan
konsentrasi ekstrak kasar spons 100
mg/ml dan konsentrasi sampel dari fraksi
air, metanol, dan n- heksana 10mg/ml A B
diambil masing-masing 20 µl
menggunakan mikropipet untuk ditotolkon
pada kertas cakram berukuran 6 mm
dengan daya serap 100 μl tiap kertas
cakram dan dimasukkan ke dalam wadah
steril yang telah diberi tanda. Adapun
banyaknya kertas cakram yang diperlukan
C D
adalah sebanyak 6 kertas cakram per
cawan petri, dan untuk kedua bakteri uji
Gambar 1. (A) Plakortis sp., (B) Liosina sp.,
dilakukan 3 kali ulangan untuk (C) Haliclona sp., (D) Agelas sp.
memastikan keakuratan data melalui
pengukuran zona hambat.
199
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 7 Nomor 3 Tahun 2019
200
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 7 Nomor 3 Tahun 2019
A B
Gambar 2. Hasil pengujian antibakteri Plakortis sp. terhadap media (A) S.aures (B) E. coli
A B
Gambar 3. Hasil pengujian antibakteri Liosina sp. terhadap media (A) S.aures (B) E. coli
A B
Gambar 4. Hasil pengujian antibakteri Haliclona sp. terhadap media (A) S.aures (B) E. coli
201
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 7 Nomor 3 Tahun 2019
A B
Gambar 5. Hasil pengujian antibakteri Agelas sp. terhadap media (A) S.aures (B) E. coli
20
zona hambat (mm)
15
10
0
Plakortis sp. Liosina sp. Haliclona sp. Agelas sp.
Ekstrak kasar Fraksi Air Fraksi Metanol Fraksi N-heksana Kontrol (+) kontrol (-)
A
202
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 7 Nomor 3 Tahun 2019
20
zona hambat (mm)
15
10
0
Plakortis sp. Liosina sp. Haliclona sp. Agelas sp.
Ekstrak kasar Fraksi Air Fraksi Metanol Fraksi N-heksana Kontrol (+) Kontrol( -)
B
Gambar 6. Grafik rerata zona hambat spons terhadap bakteri (A) S.aures (B) E. coli
Dari data yang ditampilkan pada sp. (8 mm). Dapat disimpulkan bahwa
tabel 3 dapat dilihat bahwa zona hambat senyawa antibakteri pada kedua jenis spons
yang dihasilkan dari ekstrak kasar maupun terhadap bakteri E. coli bersifat polar dan
fraksi air spons terhadap bakteri S. aureus aktifitas antibakteri memiliki spektrum kerja
dan E. coli memiliki nilai yang bervariasi sempit karena tidak dapat menghambat
namun cenderung lebih rendah nilainya jika bakteri gram (+) yaitu S. aureus (Jolanda
dibandingkan dengan zona hambat pada dkk, 2019). Ketidak-reaktifan antibakteri
kontrol (+) (kloramfenikol). Menurut Davis terhadap bakteri E. coli pada ekstrak kasar
dan Stour (1971) dalam Melkianus dkk spons jenis Liosina sp. dan Haliclona sp. di
(2019) kekuatan aktivitas antibakteri dapat lokasi yang sama ditemukan juga pada
digolongkan sebagai berikut, diameter zona penelitian yang dilakukan oleh Liem dkk
hambat ≤ 5mm (lemah), 5-10 mm (sedang), (2019).
10-20 mm (kuat) dan > 20 mm (sangat Jenis spons Agelas sp.
kuat). Pada tabel 3 Plakortis sp. menunjukkan adanya aktivitas antibakteri
menunjukkan aktivitas antibakteri yang terhadap kedua bakteri uji pada sampel
sedang terhadap bakteri S. aureus pada ekstrak kasar yang tergolong sedang pada
sampel ekstrak kasar (9 mm) dan fraksi air bakteri S. aureus (7 mm) dan tergolong kuat
(8,6 mm) sedangkan pada bakteri E. coli, pada E. coli (10,3 mm). Sedangkan pada
sampel ekstrak kasar menunjukkan aktivitas ketiga fraksi tidak ditemukan aktivitas
antibakteri yang kuat (12,6 mm) dan pada antibakteri karena tidak terdapatnya zona
fraksi air (9 mm) tergolong sedang. hambat pada saat pengamatan. Dapat juga
Pada spons jenis Liosina sp. dan diketahui bahwa spons jenis Agelas sp.
Haliclona sp. keduanya tidak menunjukkan memiliki spektrum kerja antibakteri yang
aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram luas.
(+) S. aureus karena tidak ditemukan zona Hasil pengamatan pada kontrol (+)
hambat pada seluruh sampel kecuali kontrol menunjukkan zona hambat yang lebih besar
(+) saat dilakukan pengamatan pengujian dibandingkan dengan ekstrak kasar dan
antibakteri. Namun, pada media bakteri E. ketiga fraksi terhadap kedua bakteri uji.
coli keduanya menunjukkan aktivitas Penggunaan kontrol (+) pada penelitian ini
antibakteri yang tergolong sedang pada adalah antibiotik kloramfenikol yang telah
fraksi air Liosina sp. (7,6 mm) dan Haliclona diketahui memiliki spektrum kerja yang luas
203
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 7 Nomor 3 Tahun 2019
204
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 7 Nomor 3 Tahun 2019
yaitu 4 Å pada λ 320 nm dan turun drastis pada nilai absorban 1,7 Å dan tetap stabil
sampai 0,7 Å di λ 330-400 nm (Gambar 9). sampai λ 400 nm. Pada fraksi air Agelas sp,
Ekstrak kasar dari spons Agelas sp. terdapat serapan sebesar 4 Å pada λ 290-
menunjukkan adanya serapan pada λ 290- 320 nm (UV-B) sedangkan λ 320-400 nm
320 nm (UV-B) sebesar 4 Å selanjutnya (UV-A) terdapat serapan dengan nilai
pada λ 320-400 nm menunjukkan adanya tertinggi yaitu 4 Å pada λ 320 -330 nm dan
absorbsi UV-A dengan nilai absorban turun drastis sampai 0,3 Å di λ 340-400 nm
tertinggi sekitar 4 Å pada λ 320-340 nm (Gambar 10).
namun turun drastis pada λ 350 nm sampai
A B
Gambar 7. (A) Hasil spektrofotometer sampel ekstrak kasar Plakortis sp. (B) Hasil
spektrofotometer sampel fraksi air Plakortis sp.
A B
Gambar 8. (A) Hasil spektrofotometer sampel ekstrak kasar Liosina sp. (B) Hasil
spektrofotometer sampel fraksi air Liosina sp.
205
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 7 Nomor 3 Tahun 2019
A B
Gambar 9. (A) Hasil spektrofotometer sampel ekstrak kasar Haliclona sp. (B) Hasil
spektrofotometer sampel fraksi air Haliclona sp.
A B
Gambar 10. (A) Hasil spektrofotometer sampel ekstrak kasar Agelasp. (B) Hasil spektrofotometer
sampel fraksi air Agelas sp.
Berdasarkan pengujian melalui UV bentuk pertahanan diri terhadap paparan
spektrofotometer ditunjukkan bahwa sampel sinar matahari. Namun perlu dilakukan
ekstrak kasar dan fraksi air keempat jenis penelitian lebih lanjut untuk menentukan
spons yaitu Plakortis sp., Liosina sp., senyawa anti-UV yang terkandung dalam
Haliclona sp., dan Agelas sp. mampu spons sebagai bahan pembuatan tabir
mengabsorbsi UV-A dan UV-B dengan nilai surya.
serapan UV-B (λ 290-320 nm) seluruh KESIMPULAN
sampel adalah 4 Å. Sedangkan untuk UV-A
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan
(λ 320-400 nm) seluruh sampel
bahwa
menunjukkan nilai serapan tertinggi pada λ
1. Ekstrak empat jenis spons berhasil
320-330 nm dengan nilai 4 Å dan
diperoleh dari Perairan Pangalisang
mengalami penuruann pada λ 340-400 nm
Bunaken dan fraksi yang didapatkan
dengan nilai serapan paling kecil
melalui teknik partisi yaitu fraksi air,
ditunjukkan pada fraksi air spons Agelas sp.
fraksi metanol dan fraksi n-heksana.
sebesar 0,3 Å. Keempat jenis spons
2. Aktivitas antibakteri spons jenis
menunjukkan kemampuan dalam
Plakortis sp. dan Agelas sp ditemukan
menghasilkan senyawa anti-UV sebagai
pada kedua bakteri uji sedangkan spons
206
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 7 Nomor 3 Tahun 2019
Liosina sp. dan Haliclona sp. hanya Melliawati, R. 2015. Escherichia coli dalam
ditemukan pada bakteri Escherichia coli. kehidupan manusia. BioTrends, 4(1):
3. Pengujian anti-UV pada UV hal. 10-14.
spektrofotometer menunjukkan bahwa Murniasih, T. 2003. Metabolit sekunder dari
sampel ekstrak kasar dan fraksi air spons sebagai bahan obat-
keempat jenis spons dapat menyerap obatan. Jurnal Oseana (3): hal. 27-33.
UV-B dan UV-A. Opa, S., Bara, R., Gerung, G., Rompas, R.,
Lintang, R., dan Sumilat, D. 2018. Uji
DAFTAR PUSTAKA aktivitas antibakteri fraksi n-heksana,
metanol dan air dari ascidian
Allen, G dan Steene, R. 2007. Indo-Pasific
Lissoclinum sp. Jurnal pesisir dan laut
Coral Reef Field Guide. Tropical Reef
tropis, 1(1): hal. 69-80.
Research, Singapore. ISBN: 981-00-
Rahmawati, M. 2015. Uji Aktivitas
5687-7
Antimikroba Ekstrak Etanol dan Air
Archer, G. L. 1998. Staphylococcus aureus:
Rimpang Pacing (Costus spiralis)
a well-armed pathogen. Reviews of
Terhadap Bakteri Escherichia coli,
Infectious Diseases, 26(5): hal. 1179-
Shigella dysenteriae, Salmonella
1181.
typhimurium, Bacillus subtilis,
Gosliner, T., Behrens, D. W., dan Williams,
Staphylococcus aureus Serta Fungi
G. C. 1996. Coral reef animals of the
Candida albicans [skripsi]. Fakultas
Indo-Pacific: animal life from Africa to
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Hawaii exclusive of the vertebrates.
Universitas Islam Negeri Syarif
Sea Challengers.
Hidayatullah, Jakarta.
Jolanda, S., Wewengkang, D. S., dan
Thakur, N. L., dan Müller, W. E. 2004.
Jayanto, I. 2019. Aktivitas antimikroba
Biotechnological potential of marine
ekstrak dan fraksi alga (Halimeda
sponges. Jurnal Current
opuntia) terhadap Escherichia coli,
Science, 86(11): hal. 1506-1512.
Staphylococcus aureus dan Candida
Warbung, Y. 2013. Daya hambat ekstrak
albicans. Pharmacon, 8(2): hal. 57-65.
spons laut Callyspongia sp terhadap
Liem, J., Bara, R., Sumilat, D., Warouw, V.,
pertubuhan bakteri Enterococci
Losung, F., dan Wantasen, A. 2019.
faecalis. e-GIGI, 1(2).
Bioprospeksi antibakteri beberapa
Warouw, V. dan Losung, F. 2015. Potensi
jenis spons dari Perairan Pangalisang
Substans Anti-uv Dari Serangga Laut
Bunaken. Jurnal pesisir dan laut
Family Gerridae Di Tasik Ria Mokupa
tropis, 1(1): hal. 7-12.
Manado, Sulawesi Utara. Jurnal
Marzuki, I. 2018. Eksplorasi spons
LPPM Bidang Sains dan
indonesia: seputar kepulauan
Teknologi, 2(2): hal. 95-102.
spermonde. Nas Media Pustaka,
Zakaria, Z., Soekamto, N. H., dan Firdaus,
Makassar.
F. 2017. Aktivitas antibakteri dari
Mehbub, M., Lei, J., Franco, C., dan Zhang,
fraksi artocarpus integer (Thunb.)
W. 2014. Marine sponge derived
Merr. Dengan metode difusi agar
natural products between 2001 and
(Antibacterial Activity of Artocarpus
2010: Trends and opportunities for
Integer (thunb.) Merr. Fraction by
discovery of bioactives. Marine
Difusi Agar Method). Jurnal Industri
drugs, 12(8): hal. 4539-4577.
Hasil Perkebunan, 12(2): hal. 1-6.
Melkianus, B., Fatimawali, F., dan Sudewi,
S. 2019. Uji aktivitas antibakteri
ekstrak kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.) Terhadap bakteri
Klebsiella
pneumonlae. Pharmacon, 8(1).
207