You are on page 1of 10

AKTIVITAS PENURUNAN KADAR GLUKOSA EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus

altilis (Park.) Fosberg) SECARA IN VITRO DAN KORELASINYA TERHADAP


KANDUNGAN FLAVONOID

Aditya Aprizayansyah1, Ike Yulia Wiendarlina2, Sri Wardatun3


1.2.3
Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan Bogor

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penurunan kadar glukosa dari
ekstrak etil asetat dan metanol daun sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) secara in vitro
dan mengetahui korelasi antara aktivitas penurunan kadar glukosa dengan kadar flavonoid total
daun sukun. Daun sukun diekstraksi dengan metode maserasi bertingkat, menggunakan pelarut
dengan tingkat kepolaran yang berbeda yaitu pelarut polar (n-heksan), pelarut semi polar (etil
asetat) dan pelarut polar (metanol). Uji aktivitas penurunan kadar glukosa dilakukan secara in
vitro dengan menggunakan metode Nelson Somogyi sedangkan penetapan kadar flavonoid
dilakukan menggunakan pembanding kuersetin. Nilai penurunan 50% kadar glukosa dari
ekstrak etil asetat sebesar 36,1114 ppm dan ekstrak metanol sebesar 39,448 ppm. Kadar
flavonoid total ekstrak etil asetat sebesar 0,5554% dan ekstrak metanol 0,3727%. Hasil uji
korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan yg nyata antara penurunan kadar glukosa dengan
kadar flavonoid.

Kata Kunci : Daun Sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg), penurunan kadar glukosa, Nelson
Somogyi, kadar flavonoid total

ABSTRACT
This study aims to determine the decreased activity glucose levels of ethyl acetate and
methanol extracts of the leaves of breadfruit (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) in vitro and to
determine the correlation between activity decreased glucose levels with a total flavonoid
content of the leaves of breadfruit. Breadfruit leaves extracted by maceration method multilevel,
using solvents with different polarity level which is a non polar solvent (n-hexane), semi-polar
solvents (ethyl acetate) and polar solvent (methanol). The decrease in the activity of glucose test
performed in vitro using the method of Somogyi Nelson while the assay was performed using a
comparison of quercetin flavonoid. The value decrease 50% in glucose levels ethyl acetate
extract was 36.1114 ppm and methanol extracts was 39.448 ppm. The total flavonoid content of
ethyl acetate extract was 0.5554% and 0.3727% methanol extract. The test results indicate that
there is a significant correlation between glucose levels decrease with flavonoids concentration.

Keywords: Leaves Breadfruit (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg), decreased glucose levels,
Nelson Somogyi, total flavonoid content

PENDAHULUAN bertumpuk di dalam darah (hiperglikemia)


Diabetes Mellitus merupakan dan akhirnya diekskresikan lewat kemih
salahsatu penyakit tertua pada manusia, tanpa digunakan di dalam tubuh (Tjay dan
berasal dari istilah kata Yunani “diabetes” Rahardja, 2007).
yang berarti pancuran dan “mellitus” yang Tanaman yang layak untuk diteliti
berarti madu atau gula. Istilah diabetes sebagai antidiabetes antara lain daun sukun
mellitus menggambarkan gejala diabetes (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg).
yang tidak terkontrol, yakni banyak keluar Masyarakat di beberapa daerah
air seni yang manis karena mengandung memanfaatkan daun dan kulit pohon sukun
gula. Kadar glukosa sering dikaitkan sebagai bahan ramuan obat. Daun tanaman
dengan penyakit diabetes karena terjadi sukun mengandung beberapa zat berkhasiat
peningkatan kadar glukosa yang tidak seperti asam hidrosianat, asetilkolin,
normal dalam darah, akibatnya glukosa kalium, tanin, riboflavin dan sebagainya.
Zat-zat tersebut mampu mengatasi METODE PENELITIAN
peradangan, menurunkan kadar kolesterol, Waktu dan Tempat Penelitian
mengobati penyakit hati, inflamasi, jantung, Penelitian telah dilaksanakan pada
ginjal dan pembuluh darah (Maharani dkk, bulan April sampai Juli 2015, bertempat di
2009). Penelitian Mu’nisa (2012) Laboratorium Farmasi Fakultas Matematika
menyatakan bahwa ekstrak etanol dapat dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
menurunkan kadar glukosa dan Pakuan, Bogor.
malondialdehida pada mencit yang
diinduksikan aloksan. Pengumpulan Bahan
Ekstrak fenolik dari daun sukun Bahan yang digunakan dalam penelitian
memiliki aktivitas antiradikal bebas dan adalah daun sukun (Artocarpus altilis) yang
mengandung antioksidan yang tinggi diperoleh dari kebun wisata ilmiah di Balai
(Suryanto dan Wehantouw, 2009). Daun Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
sukun juga dapat meningkatkan sistem (Balittro) Cimanggu–Bogor. Daun sukun
imun non spesifik pada mencit (Yuswantina dideterminasi di LIPI Pusat Konservasi
dkk, 2013). Pemberian ekstrak kering daun Tumbuhan Kebun Raya Bogor.
sukun dalam rentang waktu tujuh hari dapat
menurunkan kadar glukosa darah tikus Pembuatan Serbuk Simplisia
putih diabetes mellitus yang diinduksi Daun sukun dibersihkan dari pengotor
aloksan (Putra, 2014). Menurut Kurniawan yang menempel kemudian dicuci bersih dan
(2013) ekstrak etanol dan isolat flavonoid dikeringkan dengan oven sampai kering
dari daun sukun dapat menurunkan kadar pada suhu 60ºC, setelah kering digiling dan
glukosa secara in vitro dengan metode diayak dengan ayakan mesh 30.
Nelson Somogyi, sedangkan aktivitas Pembuatan Ekstrak Daun Sukun
penurunan kadar glukosa dari ekstrak Ekstraksi dilakukan dengan metode
pelarut lain belum diketahui, oleh karena itu maserasi bertingkat. Pelarut yang
peneliti tertarik untuk mengetahui aktivitas digunakan adalah pelarut dengan kepolaran
penurunan kadar glukosa ekstrak daun makin meningkat yaitu n-heksana, etil
sukun dengan pelarut yang berbeda yaitu asetat, dan metanol. Masing-masing pelarut
etil asetat dan metanol serta mengetahui yang digunakan sebanyak 4 liter (1:10).
korelasi antara kadar flavonoid dengan Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 400
aktivitas penurunan kadar glukosa dari gram, dimaserasi dengan 75 bagian pelarut
ekstrak daun sukun. n-heksan (3000 mL) selama 24 jam sambil
Flavonoid merupakan senyawa sesekali dikocok, setelah 24 jam filtrat
polar maka umumnya flavonoid larut dalam dipisahkan dan residu dimaserasi kembali
pelarut yang bersifat polar (Markham, dengan 25 bagian (1000 mL) n-heksan
1988). Pelarut yang digunakan dalam selama 24 jam sambil sesekali dikocok,
ekstraksi pada penelitian ini yaitu n-heksan, setelah maserasi dengan n-heksan selesai,
etil asetat dan metanol. Serbuk daun sukun simplisia dikeringkan kemudian dimaserasi
diekstraksi dahulu dengan n-heksan untuk dengan pelarut yang berbeda pada
menghilangkan senyawa lipid atau non kepolaran yang meningkat yaitu etil asetat
polar selanjutnya diekstraksi bertingkat dan metanol. Ekstrak cair yang diperoleh
dengan etil asetat dan metanol, kemudian dari masing-masing didiamkan dalam
diuji aktivitas penurunan kadar glukosanya wadah tertutup, di tempat sejuk dan
secara in vitro dengan metode Nelson terlindung dari cahaya selama 24 jam, lalu
Somogyi. Prinsip metode Nelson Somogyi dienaptuangkan dan dipekatkan dalam
adalah oksidasi glukosa dengan reagen rotary evaporator sampai didapatkan
Nelson kemudian ditambah larutan ekstrak kental.
arsenomolibdat yang bertujuan untuk
membentuk kompleks molibdenum yang Uji Fitokimia
berwarna biru kehijauan dan dapat diukur 1. Uji Flavonoid
absorbansinya untuk menentukan kadar Sebanyak 0,5 g ekstrak ditambah
glukosa (Kurniawan, 2013).
100 ml air panas kemudian dididihkan diperiksa dengan 10 ml air dan dikocok
selama 5 menit, disaring sehingga kuat-kuat selama 10 menit). Reaksi positif
diperoleh filtrat yang digunakan sebagai jika terbentuk buih yang mantap selama
larutan percobaan. 5 ml larutan percobaan tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm
ditambahkan serbuk Mg dan 1 mL HCl sampai 10 cm. Pada penambahan 1 tetes
pekat. Selanjutnya ditambahkan amil asam klorida 2 N buih tidak hilang (DepKes
alkohol dikocok dengan kuat dan RI, 1979).
dibiarkan memisah. Terbentuknya warna
merah, kuning atau jingga dalam 4.Uji Tanin
larutan amil alkohol menunjukkan adanya Sebanyak 20 mg ekstrak daun
senyawa golongan flavonoid (DepKes, sukun ditambah etanol sampai sampel
1979). terendam semuanya. Kemudian sebanyak 1
ml larutan dipindahkan ke dalam tabung
2.Uji Alkaloid reaksi dan ditambahkan 2-3 tetes larutan
Sebanyak 50 mg ekstrak daun sukun FeCl3 1%. Hasil positif ditunjukkan dengan
ditambah dengan 1 ml asam klorida 2 N terbentuknya warna hitam kebiruan atau
dan 9 ml air suling, dipanaskan di atas hijau. (Sangi dkk, 2008).
penangas air selama 2 menit, didinginkan
kemudian disaring, 3 tetes filtrat Uji Penurunan Kadar Glukosa
dipindahkan pada kaca arloji, kemudian Penentuan Panjang Gelombang
ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat Maksimal Glukosa
LP, jika pada kedua percobaan tidak terjadi Sebanyak 5 mL larutan baku
endapan, maka serbuk tidak mengandung glukosa 80 ppm dipipet dan dimasukkan ke
alkaloid. dalam labu ukur 10 mL, lalu diencerkan
Adanya alkaloid ditunjukkan dengan sampai batas sehingga konsentrasi glukosa
terbentuk endapan menggumpal berwarna menjadi 40 ppm kemudian dipipet 1 mL
putih atau kuning yang larut dalam metanol dari larutan tersebut dimasukkan ke dalam
dengan pereaksi Mayer LP dan dengan tabung reaksi ditambahkan 1 mL reagen
pereaksi Bouchardat LP terbentuk endapan nelson dan ditutup dengan kapas, kemudian
berwarna coklat sampai hitam. dipanaskan di atas air mendidih selama 10
Percobaan dilanjutkan dengan menit. Larutan didinginkan selama 5 menit
mengocok sisa filtrat dengan 3 ml amonia lalu dipindahkan ke dalam labu ukur 10 mL
pekat P dan 10 ml campuran 3 bagian secara kuantitatif, kemudian ditambahkan 1
volume eter p dan 1 bagian volume mL reagen arsenomolibdat ke dalam labu
kloroform P. Diambil fase organik, tersebut lalu diencerkan dengan akuades
ditambahkan natrium sulfat anhidrat P, sampai batas, dikocok dan didiamkan
disaring. Filtrat diuapkan di atas penangas selama waktu inkubasi. Hasilnya dibaca
air, sisa dilarutkan dalam sedikit asam dengan spektrofotometer UV-Vis pada
klorida 2 N. Percobaan dilakukan dengan panjang gelombang 700-780 nm.
keempat golongan larutan percobaan,
ekstrak mengandung alkaloid jika Penentuan Waktu Inkubasi Optimum
sekurang-kurangnya terbentuk endapan Glukosa
dengan menggunakan dua golongan larutan Sebanyak 5 mL larutan baku glukosa
percobaan yang digunakan (DepKes RI, 80 ppm dipipet dan dimasukkan ke dalam
1979). labu ukur 10 mL, lalu diencerkan sampai
batas, kemudian dipipet 1 mL dari larutan
3.Uji Saponin tersebut dimasukkan ke dalam tabung
Sebanyak 500 mg ekstrak daun reaksi lalu ditambahkan 1 mL reagen
sukun dimasukkan ke dalam tabung reaksi, Nelson dan ditutup dengan kapas,
ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan kemudian dipanaskan di atas air mendidih
dan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 selama 10 menit. Larutan didinginkan
detik (jika zat yang diperiksa berupa selama 5 menit lalu dipindahkan kendalam
sediaan cair, diencerkan 1 ml sediaan yang labu ukur 10 mL secara kuantitatif,
kemudia ditambahkan 1 mL reagen dipindahkan ke dalam labu ukur 10 mL
arsenomolibdat ke dalam labu tersebut lalu secara kuantitatif. Ditambah 1 mL reagen
diencerkan dengan akuades sampai batas, arsenomolibdat ke dalam labu tersebut lalu
dikocok. Serapan diukur pada panjang diencerkan dengan akuades sampai tanda
gelombang maksimum pada 5, 10, 15, 20, batas, dikocok dan didiamkan selama waktu
25 dan menit, sehingga didapat waktu inkubasi. Hasilnya dibaca dengan
optimum yang stabil. spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang maksimal.
Pembuatan Kurva Standar Glukosa Absorbansi yang diperoleh dari
Deret standar glukosa 10, 20, 30, pengukuran sampel ekstrak etil asetat dan
40 dan 50 ppm dari larutan 1000 ppm. metanol daun sukun (Artocarpus altilis
Sebanyak 1, 2, 3, 4 dan 5 ml larutan (Park.) Fosberg) dikurangi dengan
glukosa 1000 ppm dipipet ke dalam labu absorbansi blanko. Nilai absorban
ukur 50 ml, kemudian sebanyak 5 ml dari kemudian dimasukkan ke dalam regresi
masing-masing deret dipipet dan linier deret baku untuk mengetahui kadar
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, lalu glukosa.
diencerkan sampai batas kemudian dipipet
1 mL dari larutan tersebut dimasukkan ke Penetapan Kadar Flavonoid Total
dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 mL Penentuan Panjang Gelombang
reagen Nelson dan ditutup dengan kapas, Maksimal Kuersetin
kemudian dipanaskan di atas air mendidih Sebanyak 10 mL larutan standar
selama 10 menit. Larutan didinginkan kuersetin dalam metanol konsentrasi 10
selama 5 menit lalu dipindahkan ke dalam ppm dimasukkan dalam labu ukur 50 mL,
labu ukur 10 mL secara kuantitatif, ditambahkan kira-kira 30 mL akuades lalu
kemudian ditambahkan 1 mL reagen ditambah 1 mL almunium klorida 10%, 1
arsenomolibdat ke dalam labu tersebut lalu mL natrium asetat 1 M dan air suling
diencerkan dengan akuades sampai batas, sampai batas. Dikocok homogen lalu
dikocok dan didiamkan selama waktu dibiarkan selama 30 menit, diukur
inkubasi. Hasilnya dibaca dengan absorbannya pada panjang gelombang 380-
spektrofotometer UV-Vis pada panjang 780 nm dengan menggunakan
gelombang maksimum. spektrofotometer.

Uji Penurunan Kadar Glukosa Penentuan Waktu Inkubasi Optimum


Ekstrak metanol dan ekstrak etil Kuersetin
asetat daun sukun masing-masing dibuat Sebanyak 10 ml larutan standar
seri konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, kuersetin konsentasi 10 ppm dimasukkan
80, 90 dan 100 ppm dengan cara dipipet dalam labu ukur 50 mL, ditambahkan kira-
sebanyak 0,5, 1, 1,5, 2, 2,5, 3, 3,5, 4, 4,5 kira 30 mL akuades lalu ditambah 1 mL
dan 5 mL larutan ekstrak 1000 ppm almunium klorida 10%, 1 mL natrium
dimasukkan ke labu ukur 50 mL lalu asetat 1 M dan air suling sampai batas.
diencerkan sampai batas. Diambil 5 mL Kemudian dihomogenkan dan diinkubasi
larutan ekstrak dimasukkan ke dalam pada suhu kamar. Serapan diukur pada
tabung reaksi, ditambahkan dengan 5 mL panjang gelombang maksimum pada 5, 10,
baku glukosa dengan konsentrasi 80 ppm 15, 20, 25 dan 30 menit, sehingga didapat
dalam akuades sehingga konsentrasi deret waktu optimum yang stabil.
menjadi 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45 dan
50 ppm sedangkan kadar baku glukosa
Pembuatan Kurva Standar Kuersetin
menjadi 40 ppm. Diambil 1 mL dari larutan Deret standar kuersetin 2, 4, 6, 8,
tersebut dimasukkan ke dalam tabung dan 10 ppm dibuat dari larutan 100 ppm,
reaksi, ditambah 1 mL reagen Nelson Sebanyak 1, 2, 3, 4, 5 ml larutan standar
ditutup dengan kapas kemudian dipanaskan 100 ppm dipipet ke dalam labu ukur 50 ml.
di atas air mendidih selama 10 menit. Selanjutnya ditambahkan akuades kira-kira
Larutan didinginkan selama 5 menit lalu 30 ml, 1 ml almunium klorida 10%, 1 ml
natrium asetat 1 M dan diencerkan dengan
air suling sampai batas. Dikocok homogen
lalu dibiarkan selama waktu optimum,
diukur absorbannya pada panjang
gelombang maksimal.
Pengukuran absorban diatas dibuat
kurva antara konsentrasi larutan standar
kuersetin dengan nilai absorban yang
diperoleh dan akan dihasilkan persamaan
regresi linier ( = + ). Persamaan Serbuk simplisia daun sukun dapat dilihat
regresi ini untuk menghitung kadar ekstrak pada gambar diatas. Kadar air simplisia
(ppm) dengan memasukkan absorban sebesar 4,47% dan kadar abu simplisa
ekstrak sebagai nilai y ke dalam persamaan. sebesar 9,6825%.
Penentuan Kadar Flavonoid Ekstrak Etil Ekstrak Kental Daun Sukun
Asetat Ekstrak kental etil asetat yang
Sebanyak 50 mg ekstrak etil asetat diperoleh sebanyak 22,2 g dan ekstrak
daun sukun ditimbang lalu dilarutkan kental metanol sebanyak 38,3 g dengan
dengan metanol sampai 50 ml. Dipipet rendemen yang dihasilkan dari ekstrak etil
sebanyak 1 mL dari larutan ekstrak ke asetat dan ekstrak metanol sebesar 5.55 %
dalam labu ukur 50 ml lalu ditambahkan dan 9,575%. Rendemen ekstrak
akuades kira-kira 20 ml, 1 mL almunium menunjukkan banyaknya jumlah senyawa
klorida 10%, 1 mL natrium asetat 1 M dan aktif yang terekstraksi oleh pelarut yang
air suling sampai batas. Dikocok homogen digunakan dan berdasarkan hasil rendemen
lalu dibiarkan selama waktu optimum, lalu senyawa aktif lebih banyak terdapat pada
serapan diukur pada panjang gelombang ekstrak metanol, dengan demikian maka
maksimal. Absorban yang dihasilkan metanol merupakan pelarut yang paling
dimasukkan kedalam persamaan regresi baik untuk mengekstraksi senyawa aktif
dari kurva standar kuersetin. dalam simplisia daun sukun. Ekstrak kental
etil asetat dan metanol dari daun sukun
Penentuan Kadar Flavonoid Ekstrak yang didapat kemudian digunakan dalam
Metanol tahap uji selanjutnya yaitu uji fitokimia, uji
Sebanyak 50 mg ekstrak metanol penurunan kadar glukosa secara in vitro dan
daun sukun ditimbang lalu dilarutkan uji kadar flavonoid total.
dengan metanol sampai 50 ml. Dipipet
sebanyak 10 ml dari larutan ekstrak ke Hasil Uji Fitokimia
dalam labu ukur 50 ml lalu ditambahkan Ekstrak etil asetat dan metanol
akuades kira-kira 20 ml, 1 mL almunium daun sukun menunjukkan hasil positif pada
klorida 10%, 1 mL natrium asetat 1 M dan uji fitokimia untuk senyawa golongan
air suling sampai batas. Dikocok homogen alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin.
lalu dibiarkan selama waktu optimum, lalu
serapan diukur pada panjang gelombang Hasil Uji Penurunan Kadar Glukosa
maksimal. Absorban yang dihasilkan Ekstrak Daun Sukun
dimasukkan kedalam persamaan regresi Hasil Penetapan Panjang Gelombang
dari kurva standar kuersetin. Maksimal Glukosa
Pengujian aktivitas penurunan kadar
HASIL PENELITIAN glukosa dilakukan dengan menggunakan
Karakteristik Serbuk Simplisia Daun spektrofotometri UV-Vis dan tahap awal
Sukun yang dilakukan adalah menentukan panjang
Serbuk simplisia daun sukun yang gelombang maksimum. Penentuan panjang
diperoleh memiliki warna hijau kecoklatan, gelombang maksimum dilakukan dengan
aromanya khas dan memiliki rasa agak tujuan mendapatkan serapan yang
pahit. maksimum dari larutan. Penentuan panjang
gelombang maksimum dilakukan dengan korelasi antara absorbansi dengan
menggunakan larutan glukosa direaksikan konsentrasi.
dengan pereaksi Nelson Somogyi dan
arsenomolibdat yang menghasilkan warna Hasil Uji Penurunan Kadar Glukosa
biru kehijauan. Pengujian dilakukan pada Pengujian aktivitas penurunan
kisaran panjang gelombang antara 700-800 kadar glukosa dari ekstrak daun sukun
nm. Terbentuknya warna biru kehijauan dilakukan untuk mengetahui kadar glukosa
karena adanya reaksi antara glukosa dengan setelah ditambahkan ekstrak etil asetat dan
pereaksi Nelson yang akan mengubah ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus
glukosa menjadi asam glukonat, reaksi altilis (Park.) Fosberg). Ekstrak etil asetat
diawali dengan terjadinya reduksi dan ekstrak metanol yang ditambahkan
komponen pereaksi Nelson oleh glukosa. dengan larutan glukosa akan membentuk
Ion tembaga(II) dari pereaksi Nelson akan kompleks glukosa dengan flavonoid.
tereduksi menjadi tembaga(I), pemanasan Gugus OH yang terletak dinomor 3’ dan 4’
campuran sampel dengan pereaksi nelson pada flavonoid diduga mampu mengikat
dilakukan untuk mempercepat reaksi dan glukosa yang membuat kadar glukosa yang
mempertegas warna larutan. Glukosa ada pada larutan baku akan berkurang. Sisa
merupakan gula pereduksi sehingga glukosa yang tidak terikat oleh flavonoid
menghasilkan endapan merah bata yang akan bereaksi dengan reagen Nelson dan
berasal dari tembaga(I) oksida (Cu2O). membentuk endapan merah bata kemudian
Pendinginan campuran sampel dan pereaksi penambahan reagen arsenomolibdat
Nelson dilakukan setelah pemanasan menghasilkan molibdine yang berwarna
kemudian ditambahkan pereaksi biru kehijauan, lalu diukur serapannya
arsenomolibdat yang menyebabkan dengan spektrofotometer UV-Vis
terjadinya oksidasi ion tembaga (I) menjadi (Kurniawan, 2013).
tembaga(II) yang disertai terbentuknya Perhitungan dilakukan
kompleks molibdenum yang berwarna biru terhadap serapan yang diperolah
kehijauan dan dapat diukur absorbansinya menggunakan persamaan linier yang
(Razak, 2012). Reaksi glukosa dengan didapat dari pengukuran kurva kalibrasi
pereaksi Nelson dan arsenomolibat dapat glukosa.
dilihat pada Gambar 4. Warna biru dapat Penurunan Kadar
terserap maksimal pada panjang gelombang konsentrasi Glukosa
750 nm. (ppm) Ekstrak Ekstrak
Etil Asetat Metanol
Hasil Optimasi Waktu Inkubasi
Penetuan waktu inkubasi dilakukan 5 34,1356% 16,7962%
untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan 10 37,1125% 21,9720%
untuk suatu zat agar dapat bereaksi dengan
maksimal dan stabil. Waktu inkubasi yang 15 38,9235% 23,0072%
optimum didapatkan pada menit ke 25.
20 43,5817% 31,9360%
Hasil Pengukuran Kurva Kalibrasi 25 46,0405% 33,1005%
Glukosa
Pembuatan kurva kalibrasi 30 47,4637% 38,9235%
dilakukan dengan membuat deret
konsentrasi antara lain 10, 20, 30, 40 dan 50 35 48,8875% 45,7817%
ppm, adapun pembuatan kurva kalibrasi 40 51,3457% 53,4162%
ditujukan untuk mendapatkan persamaan
linieritas antara absorbansi dan konsentrasi. 45 54,1927% 56,9100%
Persamaan linier yang didapat dari kurva
kalibrasi y=0,01932x + 0,036 dengan nilai 50 56,5217% 57,2982%
koefisien relasi R2=0,9998 yang berarti ada
Penurunan Kadar
60 alumunium klorida 10% dan natrium asetat
Glukosa (%) 1 M. Prinsip penetapan flavonoid dengan
40 metode ini adalah pembentukan kompleks
antara AlCl3 dengan gugus keto pada atom
20 C-4 dan juga dengan gugus hidroksi pada
y=0,5007x + 31,919 atom C-3 atau C-4 yang bertetangga dari
0
flavon dan flavonol. Penggunaan kuersetin
0 20 40 60 sebagai pembanding karena kuersetin
Konsentrasi Ekstrak Etil Asetat (ppm)
merupakan flavonoid golongan flavonol
Grafik penurunan kadar glukosa ekstrak yang mempunyai gugus hidroksi pada C-4
etil asetat dan memiliki gugus hidroksi pada atom C-3
atau C-5 yang bertetangga dari flavon dan
60 flavonol (Desmiaty, 2009). Panjang
Penurunan Kadar

gelombang maksimum yang dihasilkan dari


40
Glukosa (%)

pengukuran kuersetin adalah 430 nm.


Panjang gelombang maksimal yang
20
dihasilkan mendekati dengan literatur,
y=1,0299x + 9,3725
0 menurut Selawa (2013) panjang gelombang
0 20 40 60 maksimal dari kuersetin 415 nm.
Konsentrasi Ekstrak Metanol (ppm) Optimasi waktu inkubasi dilakukan
Grafik penurunan kada glukosa ekstrak pada beberapa titik waktu yaitu 5, 10, 15,
metanol 20, 25 dan 30 menit. Optimasi waktu
inkubasi dilakukan untuk mengetahui
Pengujian aktivitas penurunan waktu penyimpanan yang memberikan
kadar glukosa menunjukkan adanya serapan stabil dan juga untuk mengetahui
pengaruh penambahan ekstrak kental etil waktu yang dibutuhkan suatu zat agar dapat
asetat dan metanol terhadap kadar baku bereaksi dengan maksimal. Hasil pengujian
glukosa. Ekstrak etil asetat dan metanol menunjukkan bahwa waktu inkubasi yang
daun sukun menunjukkan kemampuan optimum didapat pada waktu 20 menit.
penurunan kadar glukosa yang berbeda. Kurva kalibrasi kuersetin diperoleh
Ekstrak metanol daun sukun mampu dengan melakukan pembuatan deret
menurunkan 50% kadar glukosa baku pada konsentrasi kuersetin 2, 4, 6, 8, 10 ppm dan
konsentrasi 39,448 ppm sedangkan ekstrak melakukan pengukuran absorbansi dari
etil asetat daun sukun pada konsentrasi deret sehingga didpatkan persamaan
36,1114 ppm. Nilai ini menunjukkan bahwa linieritas antara absorbansi dengan
ekstrak etil asetat lebih efektif menurunkan konsentrasi. Persamaan linier yang didapat
50% kadar baku glukosa. Semakin kecil y = 0,08485 x + 0,1075 dengan nilai
konsentrasi yang diperlukan untuk koefisien korelasi r=0,9998 yang
menurunkan 50% kadar glukosa maka menunjukkan bahwa ada korelasi antara
semakin besar aktivitas penurunan kadar nilai absorbansi dengan konsentrasi.
glukosa. Hasil perhitungan kadar flavonoid
menggunakan kurva kalibrasi didapat rata-
Hasil Penetapan Kadar Flavonoid Total
rata kadar flavonoid total dari ekstrak
Ekstrak Daun Sukun
Penetapan kadar flavonoid total kental etil asetat daun sukun sebesar
ekstrak metanol dan ekstrak etil asetat daun 0,5554% sedangkan kadar flavonoid total
sukun dilakukan dengan metode dari ekstrak metanol daun sukun hasil
spektrofotometri UV-Vis. Tahap awal yang perhitungan sebesar 0,3727%. Kadar
dilakukan adalah penetapan panjang flavonoid yang ada pada ekstrak etil asetat
gelombang maksimum. Penetapan panjang lebih besar dibandingkan dengan yang ada
gelombang maksimum dilakukan dengan pada ekstrak metanol.
larutan kuersetin sebagai kontrol positif
atau pembanding yang direaksikan dengan
Hasil Korelasi  Kadar flavonoid ekstrak etil asetat
Analisis korelasi dilakukan untuk sebesar 0,5554% dan kadar flavonoid
mengetahui pengaruh kadar flavonoid total ekstrak metanol sebesar 0,3727%.
terhadap penurunan kadar glukosa secara in  Terdapat korelasi antara kadar
vitro dengan metode Nelson Somogyi. flavonoid pada ekstrak etil asetat dan
Analisis korelasi dilakukan dengan aplikasi metanol daun sukun (Artocarpus altilis
SPSS, metode yang digunakan adalah (Park.) Fosberg) terhadap persentase
pearson correlation. penurunan kadar glukosa secara in
Variabel Nilai Korelasi vitro.
(% Penurunan Kadar
ekstrak ~ Flavonoid Saran
Total) Perlu dilakukan penelitian lebih
Etil Asetat 0,918 lanjut untuk mengetahui aktivitas
antidiabetes ekstrak etil asetat dan metanol
Metanol 0,987 daun sukun (Artocarpus altilis (Park.)
Fosberg) dengan metode penghambatan
enzim α-glukosidase dan penentuan kadar
Nilai korelasi antara persentase
flavonoid dengan metode 2,4-
penurunan kadar glukosa ekstrak etil asetat
dinitrofenilfidrazin (DNPH) dengan
daun sukun dengan kadar flavonoid total
pembanding naringenin.
yang ada pada ekstrak etil asetat adalah
0,918 sedangkan nilai korelasi antara DAFTAR PUSTAKA
persentase penurunan kadar glukosa ekstrak DepKes RI. 1979. Materia Medika
metanol dengan kadar flavonoid total dari Indonesia, Jilid III. Direktorat
ekstrak metanol adalah 0,987. Nilai korelasi Jenderal Pengawasan Obat Dan
keduanya mendekati angka 1 dengan Makanan, Jakarta.
demikian dapat dinyatakan bahwa adanya _________. 2000. Parameter Standar
korelasi atau hubungan yang nyata antara Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
kadar flavonoid dengan aktivitas penurunan Direktorat Jenderal Pengawasan
kadar glukosa secara in vitro dengan Obat Dan Makanan, Jakarta.
metode Nelson Somogyi namun nilai Desmiaty, Y., J. Ratnawati, P. Andini.
korelasi yang lebih baik diantara kedua 2009. Penentuan Jumlah Flavonoid
ekstrak ditunjukkan pada ekstrak metanol Total Ekstrak Etanol Daun Buah
karena nilai korelasinya lebih mendekati Merah (Pandanus
angka 1. Semakin besar kadar flavonoid conoideus(Lamk.)). Jurusan
maka nilai penurunan 50% kadar glukosa Farmasi Universitas Jend. Achmad
akan semakin kecil yang berarti aktivitas Yani, Cimahi.
penurunan kadar glukosa semakin baik. Heinrich M., J. Barnes, S. Gibbons, E.M.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Williamson. 2005. Farmakognosi
ekstrak etil asetat dan metanol daun sukun dan Fitoterapi. Penerbit Buku
dapat menurunkan kadar glukosa secara in Kedokteran EGC. Jakarta
vitro, sejalan dengan penelitian Mu’nisa Kurniawan, A.N.R. 2013. Pengaruh
(2012) yang telah membuktikan bahwa Ekstrak Etanol dan Isolat
ektrak daun sukun dapat menurunkan kadar Flavonoid Daun Sukun (Artocarpus
glukosa dan malondialdehida pada mencit altilis (Park.) Fosberg) Terhadap
yang diinduksi aloksan. Aktivitas Penurunan Kadar
Glukosa Secara In Vitro. Sekolah
KESIMPULAN DAN SARAN
Tinggi Ilmu Farmasi ”Yayasan
Kesimpulan
Pharmasi”. Semarang.
 Ekstrak etil asetat menurunkan 50%
Marliana, S.D., V. Suryanti, Suyono. 2005.
kadar glukosa pada konsentrasi 36,1114
Skrining Fitomia dan Analisis
ppm dan ekstrak metanol pada
Kromatografi Lapis Tipis
konsentrasi 39,448 ppm.
Komponen Kimia Buah Labu Siam
(Sechium edue Jacq. Swarts.) dalam dan Biologi Fakultas MIPA
Ekstrak Etanol. Jurusan Kimia UNSRAT, Manado.
FMIPA UNS, Surakarta Selawa, W., M.R. Runtuwene, G.
Mu’nisa, A., A. Muflihunna, A.F. Arshal. Citraningtyas. 2013. Kandungan
2012. Uji Aktivitas Antioksidan Flavonoid dan Kapasitas
Ekstrak Daun Sukun Terhadap Antioksidan Total Ekstrak Etanol
Kadar Glukosa Darah dan Daun Binahong (Anredera
Malondialdehida (MDA) Pada cordifolia (Ten.) Steenis). Program
Mencit (Mus musculus). Studi Farmasi FMIPA UNSRAT,
Departemen Biologi FMIPA Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi
Universitas Negeri Makassar dan Vol.2 No.1:18-22
Fakultas Farmasi Universitas Tjay, T.H., dan K. Rahardja. 2007. Obat-
Muslim Indonesia. Makassar. Obat Penting, Khasiat,
Razak, A.R., N.K. Sumarni, B. Rahmat. Penggunaan dan Efek-efek
2012. Optimalisasi Hidrolisis Sampingnya. Edisi VI. : Elex
Sukrosa Menggunakan Resin Media Komputindo. Jakarta.
Penukar Kation Tipe Sulfonat. Yuswantina, R., A.R. Erwiyani, Prihati.
Juusan Kimia FMIPA Universitas 2013. Efek Imunomodulator
Tadulako, Palu. Jurnal Natural Ekstrak Etanol Daun Sukun
Science Vol. 1.(1) 119-131 (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg)
Sangi, M., dkk. 2008. Analisis Fitokimia Terhadap respon Imun Non
Tumbuhan Obat Di Kabupaten Spesifik Pada mencit Jantan Galur
Minahasa Utara. Jurusan Kimia BALB/C. STIKES Ngudi Waluyo.
Ungaran.

You might also like