Professional Documents
Culture Documents
1-11
Abstract
One of the traditional medicinal plants are believed to be lowering glucose levels are pare
(Momordica charantia L.). Plants pare (Momordica charantia L.) is a plant that is familiar to the people of
Indonesia, because the fruit is often used as asvegetables. The pare leaf chemical constituents is alkaloids,
flavonoids, saponins, and tannins that can be used as an antioxidant, antimicrobial, antidiabetic, antitumor,
and antilepra. The main advantage of microwave-assisted extraction compared to conventional extraction
using soxhlet namely greater efficiency and a shorter operating time. Microwave-assisted extraction will
provide the transfer rate is higher than the conventional extraction.
This study aims to determine the ability of a flavonoid extract of the leaves of pare (Momordica
charantia L.) in lowering glucose levels and maximum concentrations of the extract flavonoids that can
lower glucose levels as well as the variation of the variable microwave extraction for obtaining extracts
optimal results. The process of extracting flavonoids from the leaves of pare (Momordica charantia L.) is
done using a microwave extractor with frequency 2450 MHz with a maximum power of 900 watts. The
extract obtained was then reacted with glucose with Nellson-Somogyi method. Types of flavonoids that play a
role in lowering glucose levels were identified using a sliding reagent with UV-Vis spectrophotometer.
The results showed that the optimum conditions in the extraction process of flavonoids from the
leaves of bitter melon (Momordica charantia L.) by microwave-assisted was the 30 minute with a yield of
20.85%. The concentration of flavonoids extract can lower glucose levels are 160 ppm with a 50.38%
decrease. Flavonoid compounds that play a role in lowering glucose levels in the leaves of pare is 5,3 ', 4'-
trihydroxy flavonols.
Abstrak
Salah satu tanaman obat tradisional yang dipercaya sebagai penurun kadar glukosa adalah pare
(Momordica charantiaL.). Tanaman pare (Momordica charantia L.) merupakan tanaman yang tidak asing
bagi masyarakat Indonesia, karena buahnya sering digunakan sebagai sayuran atau lalapan. Kandungan
kimia daun pare yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat digunakan sebagai antioksidan,
antimikroba, antidiabetes, antitumor, dan antilepra.Keuntungan utama dari ekstraksi dengan bantuan
gelombang mikro dibandingkan dengan ekstraksi konvensional menggunakan sokhlet yaitu efisiensi lebih
besar dan waktu operasinya lebih singkat. Ekstraksi berbantu gelombang mikro akan memberikan laju
perpindahan masa yang lebih tinggi dibandingkan ekstraksi konvensional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari ekstrak flavonoid dari daun pare
(Momordica charantia L.) dalam menurunkan kadar glukosa dan konsentrasi maksimal dari ekstrak
flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa serta variasi dari variabel ekstraksi gelombang mikro
untuk memperoleh hasil ekstrak yang optimal. Proses ekstraksi flavonoid dari daun pare(Momordica
charantia L.) dilakukan menggunakan alat microwave ekstraktor dengan frekuensi 2450 Mhz dengan daya
maksimal 900 watt. Ekstrak yang diperoleh kemudian direksikan dengan glukosa dengan metode Nellson-
Somogyi. Jenis flavonoid yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa diidentifikasi menggunakan
pereaksi geser dengan spektrofotometer UV-Vis.
Hasil penelitian menunjukkan kondisi yang optimum dalam proses ekstraksi flavonoid dari daun pare
(Momordica charantia L.) dengan berbantu gelombang mikro adalah menit ke-30 dengan rendemen 20,85%.
Konsentrasi ekstrak flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa adalah 160 ppm dengan penurunan
50,38%.
1
EKSTRAKSI FLAVONOID DARI DAUN PARE…. (Erlita dkk)
Senyawa flavonoid yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa dalam daun pare adalah 5,3’,4’-
trihidroksi flavonol.
2
METANA, Vol. 10 No.01, Juli 2014, Hal. 1-11
3
EKSTRAKSI FLAVONOID DARI DAUN PARE…. (Erlita dkk)
Tabel 4. Hasil Uji Senyawa Flavonoid Tabel 6.Uji Shinoda
4
METANA, Vol. 10 No.01, Juli 2014, Hal. 1-11
Tabel 8. Hasil Uji Senyawa Tanin Tabel 10. Hasil Uji Senyawa Polifenol
Hasil
Larutan Uji Keterangan
perlakuan Larutan Hasil
Keterangan
Larutan Biru tua Mengandung Uji Perlakuan
gambir senyawa tanin Larutan Biru prusian Mengandung
(kontrol resorcinol senyawa
positif) (kontrol polifenol
Akuades Oranye Tidak positif)
(kontrol mengandung Akuades Biru terang Tidak
negatif) senyawa tanin (kontrol mengandung
Ekstrak Hijau Mengandung negatif) senyawa
senyawa tanin polifenol
Ekstrak Biru prusian Mengandung
Identifikasi saponin dilakukan senyawa
menggunakan pemanasan masing-masing polifenol
1mL ekstrak dan fraksi ekstrak etanol daun
pare, kemudian dikocok vertikal akan Identifikasi alkaloid dilakukan dengan
membentuk busa. Busa yang terbentuk akan cara1 mL ekstrak etanol daun pare ditambah
stabil setelah penambahan HCl 1% (tabel 9) 1 mL larutan HCl 2N dan akuades, kemudian
(Depkes RI, 1995). dipanaskan, kemudian didinginkan dan
disaring. Filtrat yang diperoleh ditambah
Tabel 9. Hasil Uji Senyawa Saponin reagen dragendrof. Terbentuknya warna
merah cokelat menunjukkan adanya senyawa
Larutan Hasil alkaloid (tabel 11) (Depkes RI, 1995).
Keterangan
Uji Perlakuan
Larutan Berbusa Mengandung Tabel 11. Hasil Uji Senyawa
lerak senyawa Alkaloid
(kontrol saponin
positif) Larutan Hasil
Keterangan
Akuades Tidak Tidak Uji Perlakuan
(kontrol berbusa mengandung Larutan Merah Mengandung
negatif) senyawa kafein cokelat senyawa alkaloid
saponin (kontrol
Ekstrak Berbusa Mengandung positif)
senyawa Akuades Merah Tidak
saponin (kontrol mengandung
negatif) senyawa alkaloid
Ekstrak Merah Mengandung
Identifikasi polifenol dilakukan dengan cokelat senyawa alkaloid
cara masing-masing 1 mL ekstrak dan fraksi
ekstrak etanol daun pare ditambah dengan 1 Identifikasi senyawa fenol dilakukan dengan
mL larutan kalium heksasianoferat (III) dan 1 cara masing-masing fraksi n-heksan, fraksi
mL larutan besi (III) klorida 1% etil asetat, fraksi air, dan ekstrak etanol daun
menunjukkan warna biru prusian (tabel 10) pare (Momordica charantia L.) diambil
(Depkes RI, 1995). sebanyak 1 mL kemudian ditambah dengan 1
mL larutan besi (III) klorida 1%.
Terbentuknya warna merah, ungu, biru, dan
hitam menunjukkan adanya senyawa fenol
(tabel 12) (Depkes RI, 1995).
5
EKSTRAKSI FLAVONOID DARI DAUN PARE…. (Erlita dkk)
Tabel 12. Hasil Uji Senyawa Fenol Sedangkan fraksi n-heksan tidak
menunjukkan adanya fluoresensi warna ungu
Hasil maupun noda kuning setelah diberi uap
Larutan Uji Keterangan
Perlakuan ammonia. Harga Rf yang diperoleh untuk
Larutan Ungu Mengandung ekstrak yaitu 0,61 dan baku rutin 0,57 (tabel
phenol senyawa fenol 13), sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
(kontrol ekstrak etanol daun pare mengandung
positif) flavonoid.
Akuades Oranye Tidak
(kontrol mengandung Tabel 13.Hasil Identifikasi Flavonoid
negatif) senyawa fenol Secara KLT
Ekstrak Hijau Mengandung
kehitaman senyawa fenol Warna
tampak
Larutan Uji Rf
Uji pendahuluan dilakukan untuk dengan
menunjukkan adanya senyawa aktif yang amoniak
terkandung di dalam ekstrak secara umum. Baku rutin 0,57 Kuning
Hasil perlakuan menunjukkan bahwa ekstrak kecoklatan
etanol positif mengandung flavonoid, tanin, Ekstrak 0,61 Kuning lemah
saponin, senyawa fenol, polifenol, dan
alkaloid. Berdasarkan hasil perlakuan Pengukuran kadar glukosa dilakukan
tersebut maka daun pare positif mengandung dengan membuat larutan baku glukosa.
flavonoid, tanin, saponin, fenolik, polifenol, Serbuk glukosa anhidrat yang sudah
dan alkaloid. Hasil perlakuan ini sesuai ditimbang dilarutkan dengan etanol 80%
dengan penelitian yang pernah dilakukan panas, kemudian diuapkan terlebih dahulu
oleh Rachmawati, dkk. (2001) dan sebelum dicukupkan dengan akuades.
Leelaprakash, dkk. (2011) yang menyatakan Penambahan etanol 80% panas berfungsi
bahwa daun pare positif mengandung untuk mencegah pertumbuhan mikroba
flavonoid, tanin, saponin, senyawa fenol, karena glukosa dapat menjadi nutrisi yang
polifenol, dan alkaloid. baik untuk pertumbuhan mikroba. Larutan
Selain uji pendahuluan dengan glukosa selanjutnya diuapkan untuk
pereaksi kimia, uji senyawa flavonoid juga mengurangi jumlah etanol. Larutan glukosa
dilakukan dengan metode kromatografi lapis dibuat konsentrasi 2000 ppm, kemudian
tipis (KLT).Fase diam yang digunakan diencerkan menjadi 100 ppm. Deret baku
adalah silika gel GF254 dan fase gerak n- glukosa dibuat dengan konsentrasi 10, 20, 30,
butanol : asam asetat : akuades (4 : 1 : 5), 40, dan 50 ppm. Masing-masing konsentrasi
jarak elusi 8 cm, dan penampak bercak uap baku glukosa direaksikan dengan reagen
ammonia. Baku pembanding rutin digunakan Nellson, kemudian diukur absorbansinya.
untuk melihat perbandingan nilai Rf. Pengukuran kadar glukosa menggunakan
Flavonoid yang bersifat polar terikat kuat spektrofotometri visibel karena senyawa
pada fase diam. Dengan adanya fase gerak yang akan diukur berupa larutan berwarna
yang bersifat semi polar akan membawa yang dapat diserap pada panjang gelombang
flavonoid melewati fase diam dan akan 400 nm sampai 750 nm. Pengukuran panjang
memisah. Adanya uap ammonia gelombang maksimal dilakukan setelah
akanmenyebabkan gugus hidroksi fenolik didapatkan operating time.
pada flavonoid membentuk warna kuning. Panjang gelombang maksimal yang diperoleh
Hasil identifikasi pada ekstrak, fraksi pada menit ke-11 adalah 761 nm, sehingga
etil asetat, dan fraksi air ekstrak etanol daun pengukuran baku glukosa anhidrat dilakukan
pare menunjukkan terjadinya fluoresensi pada menit ke-11 dengan panjang gelombang
warna ungu saat dilihat di bawahsinar UV 761 nm.
254 nm dan terbentuk noda berwarna kuning
lemah setelah diberi uap ammonia.
6
METANA, Vol. 10 No. 01, Juli 2014, Hal. 1-11
Deret konsentrasi larutan baku glukosa maksimal. Dengan adanya pemanasan dapat
anhidrat 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm meningkatkan energi kinetik dari molekul-
ditambahkan dengan reagen Nellson. molekul sehingga akan meningkatkan
Penambahan reagen tersebut dapat mereduksi kecepatan reaksi. Larutan yang sudah
kuprioksida menjadi kuprooksida ekuivalen dipanaskan selanjutnya didinginkan dan
dengan jumlah glukosa yang ada. Adanya ditambah reagen arsenomolibdat didapatkan
sifat mereduksi disebabkan oleh adanya warna biru kehijauan karena arsenomolibdat
gugus aldehid bebas yang terdapat dalam bereaksi dengan kuprooksida membentuk
glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami molibdenum. Pengukuran dilakukan pada
oksidasi oleh pereaksi Nellson menghasilkan saat operating timedengan panjang
asam glukonat. Larutan dipanaskan dengan gelombang 761 nm.Kurva baku glukosa
ditutup kapas agar reaksi berlangsung secara anhidrat dapat dilihat pada gambar 9.
Konsentrasi larutan baku glukosa yang yang terus meningkat dari 80 ppm sampai
digunakan dalam penelitian ini 50 ppm. 160 ppm. Pada konsentrasi. Persentase
Masing-masing konsentrasi ditambahkan penurunan paling tinggi pada konsentrasi 160
dengan baku glukosa, kemudian dari ppm dengan rata-rata 50,38
campuran tersebut diambil sebanyak 1,0 mL
untuk direaksikan dengan reagen Nellson.
Larutan dipanaskan dengan ditutup kapas,
lalu didinginkan, dan ditambahkan dengan
arsenomolibdat, kemudian larutan diukur
pada saat operating time dengan panjang
gelombang 761 nm.
Hasil data penurunan kadar glukosa
menunjukkan rata-rata persentase penurunan
7
EKSTRAKSI FLAVONOID DARI DAUN PARE…. (Erlita dkk)
Pada grafik tersebut dapat diketahui lebih besar pada kadar 160 ppm
bahwa persentase penurunan kadar glukosa dibandingkan dengan kadar 80 ppm
CHO COOH
H OH HO H
H OH 2+ - H OH
+ 2Cu + 4OH + Cu2O + 2H2O (1).
HO H Nellson HO H merah bata
H OH H OH
CH2OH CH2OH
glukosa asam glukonat
12MoO4 2-
AsO4 3- [AsMo12O40] 12H2O (3).
8
METANA, Vol. 10 No. 01, Juli 2014, Hal. 1-11
9
EKSTRAKSI FLAVONOID DARI DAUN PARE…. (Erlita dkk)
Hasil yang didapat dari interpretasi charantia (Bitter Gourd).l Journal
spektrum di atas adalah 5, 3’, 4’ – trihidroksi Molecules. 17. 9631-9640.
flavonol.
OH
Muhammad N.H. 2012. In Vitro Antidiabetic
OH
Activities and Chemical
10
METANA, Vol. 10 No.01, Juli 2014, Hal. 1-11
11