You are on page 1of 11

METANA, Vol. 10 No. 01, Juli 2014, Hal.

1-11

EKSTRAKSI FLAVONOID DARI DAUN PARE (MOMORDICA


CHARANTIA L.) BERBANTU GELOMBANG MIKRO SEBAGAI
PENURUN KADAR GLUKOSA SECARA IN VITRO
Erlita Verdia Mutiara1), Achmad Wildan1)
1)
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi” Semarang
Jl. Sarwo Edhie Wibowo Km.1 Plamongansari, Pucanggading, Semarang
Achmadwildan58@gmail.com

Abstract

One of the traditional medicinal plants are believed to be lowering glucose levels are pare
(Momordica charantia L.). Plants pare (Momordica charantia L.) is a plant that is familiar to the people of
Indonesia, because the fruit is often used as asvegetables. The pare leaf chemical constituents is alkaloids,
flavonoids, saponins, and tannins that can be used as an antioxidant, antimicrobial, antidiabetic, antitumor,
and antilepra. The main advantage of microwave-assisted extraction compared to conventional extraction
using soxhlet namely greater efficiency and a shorter operating time. Microwave-assisted extraction will
provide the transfer rate is higher than the conventional extraction.
This study aims to determine the ability of a flavonoid extract of the leaves of pare (Momordica
charantia L.) in lowering glucose levels and maximum concentrations of the extract flavonoids that can
lower glucose levels as well as the variation of the variable microwave extraction for obtaining extracts
optimal results. The process of extracting flavonoids from the leaves of pare (Momordica charantia L.) is
done using a microwave extractor with frequency 2450 MHz with a maximum power of 900 watts. The
extract obtained was then reacted with glucose with Nellson-Somogyi method. Types of flavonoids that play a
role in lowering glucose levels were identified using a sliding reagent with UV-Vis spectrophotometer.
The results showed that the optimum conditions in the extraction process of flavonoids from the
leaves of bitter melon (Momordica charantia L.) by microwave-assisted was the 30 minute with a yield of
20.85%. The concentration of flavonoids extract can lower glucose levels are 160 ppm with a 50.38%
decrease. Flavonoid compounds that play a role in lowering glucose levels in the leaves of pare is 5,3 ', 4'-
trihydroxy flavonols.

Keywords: extraction, microwaves, glucose, pare leaves, Nellson Somogyi

Abstrak
Salah satu tanaman obat tradisional yang dipercaya sebagai penurun kadar glukosa adalah pare
(Momordica charantiaL.). Tanaman pare (Momordica charantia L.) merupakan tanaman yang tidak asing
bagi masyarakat Indonesia, karena buahnya sering digunakan sebagai sayuran atau lalapan. Kandungan
kimia daun pare yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat digunakan sebagai antioksidan,
antimikroba, antidiabetes, antitumor, dan antilepra.Keuntungan utama dari ekstraksi dengan bantuan
gelombang mikro dibandingkan dengan ekstraksi konvensional menggunakan sokhlet yaitu efisiensi lebih
besar dan waktu operasinya lebih singkat. Ekstraksi berbantu gelombang mikro akan memberikan laju
perpindahan masa yang lebih tinggi dibandingkan ekstraksi konvensional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari ekstrak flavonoid dari daun pare
(Momordica charantia L.) dalam menurunkan kadar glukosa dan konsentrasi maksimal dari ekstrak
flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa serta variasi dari variabel ekstraksi gelombang mikro
untuk memperoleh hasil ekstrak yang optimal. Proses ekstraksi flavonoid dari daun pare(Momordica
charantia L.) dilakukan menggunakan alat microwave ekstraktor dengan frekuensi 2450 Mhz dengan daya
maksimal 900 watt. Ekstrak yang diperoleh kemudian direksikan dengan glukosa dengan metode Nellson-
Somogyi. Jenis flavonoid yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa diidentifikasi menggunakan
pereaksi geser dengan spektrofotometer UV-Vis.
Hasil penelitian menunjukkan kondisi yang optimum dalam proses ekstraksi flavonoid dari daun pare
(Momordica charantia L.) dengan berbantu gelombang mikro adalah menit ke-30 dengan rendemen 20,85%.
Konsentrasi ekstrak flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa adalah 160 ppm dengan penurunan
50,38%.

1
EKSTRAKSI FLAVONOID DARI DAUN PARE…. (Erlita dkk)

Senyawa flavonoid yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa dalam daun pare adalah 5,3’,4’-
trihidroksi flavonol.

Kata kunci : Ekstraksi, gelombang mikro,glukosa, daun pare, Nellson Somogyi

PENDAHULUAN tersebut cenderung lebih mudah dikendalikan


Diabetes mellitus adalah gangguan dibandingkan dengan metode enzimatis,
metabolik yang ditandai oleh hilangnya selain itu bahan yang digunakan lebih mudah
homeostasis glukosa akibat dari penurunan didapatkan. Prinsip metode Nellson-Somogyi
fungsi sekresi insulin, kerja insulin atau adalah mengoksidasi glukosa menggunakan
keduanya. Penurunan fungsi hormon insulin pereaksi Nellson, kemudian ditambahkan
ini mengakibatkan seluruh gula (glukosa) dengan larutan arsenomolibdat membentuk
yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproses kompleks molibdenum yang berwarna biru
sempurna sehingga kadar glukosa di dalam kehijauan dan dapat diukur absorbansinya
tubuh akan meningkat yang disebut untuk menentukan kadar glukosa (Razak,
hiperglikemia (Basha dan Kumari, 2012 : 1). 2012).
Gejala awal diabetes mellitus dapat berupa
sering kencing (poliuri), sering minum METODE PENELITIAN
(polidipsi), dan sering makan (polifagi). Objek penelitian ini adalah penurunan
Apabila keadaan tersebut tidak diatasi dapat kadar glukosa fraksi n-heksan, fraksi etil
menimbulkan komplikasi penyakit asetat, dan fraksi air ekstrak etanol daun pare
berbahaya. (Hardiman, 2013). (Momordica charantia L.) yang dinyatakan
Salah satu tanaman obat tradisional dengan persentase (%) penurunan kadar
yang dipercaya sebagai penurun kadar glukosa.
glukosa adalah pare (Momordica Variabel terikat dalam penelitian ini
charantiaL.). Menurut Leelaprakash, dkk. berupa penurunan glukosa setelah pemberian
(2011), kandungan kimia daun pare yaitu fraksi ekstrak etanol daun pare (Momordica
alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. charantia L.).
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad, dkk. Bahan penelitian meliputi serbuk
(2012) menyatakan bahwa isolat biji pare daun pare (Momordica charantia L.), serbuk
dapat digunakan untuk menurunkan kadar glukosa anhidrat, reagen Nellson, reagen
glukosa secara in vitro. Penelitian ini arsenomolibdat, akuades, metanol, NaOH,
menggunakan metode enzimatis. Prinsip AlCl3, serbuk NaOAc, serbuk H3BO3.
metode tersebut adalah menghambat aktivitas Alat penelitian meliputi labu takar,
enzim α-glukosidase sehingga polisakarida pipet volume, corong kaca, pipet tetes,
tidak diubah menjadi glukosa. Hasil penangas air, spektrofotometer UV-Vis
penelitian diperoleh bahwa isolat biji pare Shimadzu 1700 series.
konsentrasi 2 mg/dL mampu menghambat Maserasi serbuk daun pare sebanyak
enzim α-glukosidase sebesar 79,18%. Selain 50,0 gram ditambah etanol 70% sepuluh kali
metode enzimatis, penurunan kadar glukosa berat serbuk. Perendaman dilakukan selama 5
secara in vitro dapat menggunakan metode hari pada suhu ruang dan terlindung dari
Nellson-Somogyi. cahaya.Setiap hari dilakukan pengadukan,
Berdasarkan penelitian tersebut diatas, Kemudian disaring, dan diganti pelarut
penelitian ini mengacu pada penelitian etanol 70% baru dengan jumlah yang sama.
Ahmad, dkk. (2012), tetapi menggunakan Filtrat yang dihasilkan dijadikan satu
daun pare dengan metode Nellson-Somogyi. kemudian disaring. Filtrat dikumpulkan dan
Daun pare digunakan karena sejauh ini dipekatkan di atas penangas air pada suhu
belum ada penelitian mengenai daun pare 70˚C sampai diperoleh ekstrak kental
sebagai antidiabetes. Penelitian ini (Purwatresna, 2012).
menggunakan metode Nellson-Somogyi
karena faktor pengganggu dari metode

2
METANA, Vol. 10 No.01, Juli 2014, Hal. 1-11

Fraksinasi dilakukan dengan Analisis data dapat dihitung dengan


menimbang 5,0 gram kemudian dilarutkan rumus:
dengan akuades sebanyak 75 mL dan
dimasukkan di dalam corong pisah. Larutan Persentase penurunan kadar =
ditambahkan dengan n-heksan sebanyak 25
mL dan diulang tiga kali, kemudian Kadar awal - kadar terakhir
dipisahkan. Fase air difraksinasi kembali x 100%
Kadar awal
menggunakan pelarut etil asetat sebanyak 25
mL dan diulang tiga kali, kemudian
dipisahkan.Masing-masing fraksi yang telah
Penarikan senyawa aktif yang
terkumpul dikentalkan menggunakan terkandung di dalam daun pare dapat
penangas air.
dilakukan dengan proses ekstraksi
Uji pendahuluan dilakukan terhadap
menggunakan pelarut dan cara ekstraksi yang
ekstrak dan fraksi meliputi alkaloid, senyawa
sesuai. Faktor yang mempengaruhi mutu
fenol, polifenol, tanin, saponin, dan ekstrak secara kimia salah satunya adalah
flavonoid. Uji flavonoid dipertegas dengan
metode ekstraksi (Depkes RI, 2000 : 7).
menggunakan uji KLT yang dielusi dengan
Metode ekstraksi yang digunakan pada
eluen n-butanol : asam asetat glasial : air (4 :
penelitian ini Microwave adalah alat yang
1 : 5). Setelah elusi selesai, lempeng digunakan untuk ekstraksi, mengandung
dikeringkan kemudian lempeng tersebut
medan elektromagnetik dalam rentang
diuapi denganmenggunakan uap ammonia
frekuensi 300 MHz sampai 300 GHz atau
pekat. Terbentuknya warna kuning
antara panjang gelombang dari 1 cm dan 1m
menunjukkan adanya kandungan flavonoid (Chen dkk , 2007). Medan elektromagnetik
dalam daun pare (Robinson, 1995 : 211).
memainkan peran penting dalam setiap upaya
Pembuatan larutan glukosa standar untuk menggambarkan fisik realitas.Bidang
dengan cara menimbang baku glukosa
dan partikel yang diekstraksi harus
anhidrat 100,0 mg dan dilarutkan etanol 80% diletakkan pada tempat sehingga energi
sebanyak 2 kali masing-masing 5 mL. elektro magnetik yang mengandung
Larutan tersebut diuapkan kemudian
momentum dapat berinteraksi dan terjadi
dicukupkan dengan akuades hingga 50,0 mL.
penarikan zat aktif Bidang elektromagnetik
Deret baku dibuat sebanyak 5 deret
berinteraksi dengan materi sehingga terjadi
konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm serta transfer energi (Hartati, 2010).
diukur absorbansinya pada operating time
Penapisan fitokimia senyawa aktif
yang stabil dan panjang gelombang maksimal
bertujuan untuk mengetahui kandungan
(Sadasivam dan Manickam, 1996).
senyawa yang terdapat dalam ekstrak etanol
Pengukuran kadar glukosa daun pare. Penapisan fitokimia dapat
dilakukan dengan cara 3,0 mL larutan baku
dilakukan dengan uji pendahuluan. Uji
glukosa ditambahkan dengan 3,0 mL masing-
tersebut meliputi uji flavonoid, tanin,
masing dari fraksi. Campuran tersebut
saponin, polifenol, senyawa fenol, alkaloid,
diambil sebanyak 1,0 mL ditambahkan glikosida-3-flavonol, shinoda, dan taubeck.
dengan reagen Nellson sebanyak 1,0 mL lalu
Uji flavonoid dilakukan menggunakan
ditutup dengan kapas dan dipanaskan di atas
larutan NaOH dengan cara masing-masing 1
penangas air dengan suhu 100˚C . Setelah itu
mL ekstrak etanol daun pare ditambah
didinginkan, dengan NaOH yang akan membentuk warna
ditambah reagen arsenomolibdat sebanyak
kuning stabil (Leelaprakash, dkk. 2011).
1,0 mL kemudian dihomogenkan dan diukur
Hasil perlakuan menunjukkan larutan uji
pada operating time dengan panjang
ekstrak mengandung flavonoid (tabel 4).
gelombang maksimal pada spektrofotometer
visibel (Ermaiza, 2009).

3
EKSTRAKSI FLAVONOID DARI DAUN PARE…. (Erlita dkk)
Tabel 4. Hasil Uji Senyawa Flavonoid Tabel 6.Uji Shinoda

Larutan Hasil Keterangan Larutan Hasil


Keterangan
Uji Perlakuan Uji Perlakuan
Rutin Larutan Mengandung Rutin Larutan Mengandung
(Kontrol kuning flavonoid (kontrol kuning shinoda
positif) positif)
Akuades Larutan Tidak Akuades Larutan Tidak
(Kontrol jernih mengandung (kontrol jernih mengandung
negatif) flavonoid negatif) shinoda
Ekstrak Larutan Mengandung Ekstrak Hijau Tidak
kuning pekat flavonoid mengandung
flavon,
kalkon dan
Pendahuluan glikosida-3-flavonol auron
menunjukkan hasil positif pada ekstrak,
Menurut Depkes RI (1995), uji glikosida-3- Uji Taubeck menunjukkan hasil positif
flavonol menunjukkan hasil positif apabila pada ekstrak. Menurut Depkes RI (1995), uji
setelah penambahan pereaksi dalam waktu 2 taubeck menunjukkan hasil positif apabila
sampai 5 menit tidak terjadi warna kuning setelah penambahan reaksi larutan uji
(tabel 5). berfluoresensi kuning intensif dibawah sinar
UV 254 menunjukkan adanya flavonoid
(tabel 7).
Tabel 5.Pendahuluan Glikosida-3-flavonol
Tabel 7.Pendahuluan Flavonoid Taubeck
Hasil
Larutan Uji Keterangan
Perlakuan Larutan Hasil
Rutin Merah Mengandung Keterangan
Uji Perlakuan
(kontrol muda Glikosida-3- Akuades Tidak Tidak
positif) flavonol (kontrol berpendar mengandung
Akuades Larutan Tidak negatif) kuning flavono
(kontrol jernih mengandung Ekstrak Berpendar Mengandung
negatif) Glikosida-3- kuning flavonoid
flavonol
Ekstrak Hijau Mengandung Identifikasi tanin dilakukan
Glikosida-3- menggunakan larutan FeCl3 1% dengan cara
flavonol masing-masing 1 mL ekstrak etanol daun
pare ditambah larutan FeCl3 1% akan
membentuk warna hijau kehitaman atau biru
Uji Shinoda menunjukkan hasil negatif pada tua (tabel 8) (Depkes RI, 1995).
ekstrak,. Menurut Depkes RI (1995), uji
shinoda menunjukkan hasil positif flavon,
khalkon, dan auron apabila setelah
penambahan pereaksi terjadi warna kuning,
sehingga di dalam ekstrak tidak mengandung
flavonoid golongan flavon, khalkon, dan
auron. (tabel 6).

4
METANA, Vol. 10 No.01, Juli 2014, Hal. 1-11

Tabel 8. Hasil Uji Senyawa Tanin Tabel 10. Hasil Uji Senyawa Polifenol

Hasil
Larutan Uji Keterangan
perlakuan Larutan Hasil
Keterangan
Larutan Biru tua Mengandung Uji Perlakuan
gambir senyawa tanin Larutan Biru prusian Mengandung
(kontrol resorcinol senyawa
positif) (kontrol polifenol
Akuades Oranye Tidak positif)
(kontrol mengandung Akuades Biru terang Tidak
negatif) senyawa tanin (kontrol mengandung
Ekstrak Hijau Mengandung negatif) senyawa
senyawa tanin polifenol
Ekstrak Biru prusian Mengandung
Identifikasi saponin dilakukan senyawa
menggunakan pemanasan masing-masing polifenol
1mL ekstrak dan fraksi ekstrak etanol daun
pare, kemudian dikocok vertikal akan Identifikasi alkaloid dilakukan dengan
membentuk busa. Busa yang terbentuk akan cara1 mL ekstrak etanol daun pare ditambah
stabil setelah penambahan HCl 1% (tabel 9) 1 mL larutan HCl 2N dan akuades, kemudian
(Depkes RI, 1995). dipanaskan, kemudian didinginkan dan
disaring. Filtrat yang diperoleh ditambah
Tabel 9. Hasil Uji Senyawa Saponin reagen dragendrof. Terbentuknya warna
merah cokelat menunjukkan adanya senyawa
Larutan Hasil alkaloid (tabel 11) (Depkes RI, 1995).
Keterangan
Uji Perlakuan
Larutan Berbusa Mengandung Tabel 11. Hasil Uji Senyawa
lerak senyawa Alkaloid
(kontrol saponin
positif) Larutan Hasil
Keterangan
Akuades Tidak Tidak Uji Perlakuan
(kontrol berbusa mengandung Larutan Merah Mengandung
negatif) senyawa kafein cokelat senyawa alkaloid
saponin (kontrol
Ekstrak Berbusa Mengandung positif)
senyawa Akuades Merah Tidak
saponin (kontrol mengandung
negatif) senyawa alkaloid
Ekstrak Merah Mengandung
Identifikasi polifenol dilakukan dengan cokelat senyawa alkaloid
cara masing-masing 1 mL ekstrak dan fraksi
ekstrak etanol daun pare ditambah dengan 1 Identifikasi senyawa fenol dilakukan dengan
mL larutan kalium heksasianoferat (III) dan 1 cara masing-masing fraksi n-heksan, fraksi
mL larutan besi (III) klorida 1% etil asetat, fraksi air, dan ekstrak etanol daun
menunjukkan warna biru prusian (tabel 10) pare (Momordica charantia L.) diambil
(Depkes RI, 1995). sebanyak 1 mL kemudian ditambah dengan 1
mL larutan besi (III) klorida 1%.
Terbentuknya warna merah, ungu, biru, dan
hitam menunjukkan adanya senyawa fenol
(tabel 12) (Depkes RI, 1995).

5
EKSTRAKSI FLAVONOID DARI DAUN PARE…. (Erlita dkk)

Tabel 12. Hasil Uji Senyawa Fenol Sedangkan fraksi n-heksan tidak
menunjukkan adanya fluoresensi warna ungu
Hasil maupun noda kuning setelah diberi uap
Larutan Uji Keterangan
Perlakuan ammonia. Harga Rf yang diperoleh untuk
Larutan Ungu Mengandung ekstrak yaitu 0,61 dan baku rutin 0,57 (tabel
phenol senyawa fenol 13), sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
(kontrol ekstrak etanol daun pare mengandung
positif) flavonoid.
Akuades Oranye Tidak
(kontrol mengandung Tabel 13.Hasil Identifikasi Flavonoid
negatif) senyawa fenol Secara KLT
Ekstrak Hijau Mengandung
kehitaman senyawa fenol Warna
tampak
Larutan Uji Rf
Uji pendahuluan dilakukan untuk dengan
menunjukkan adanya senyawa aktif yang amoniak
terkandung di dalam ekstrak secara umum. Baku rutin 0,57 Kuning
Hasil perlakuan menunjukkan bahwa ekstrak kecoklatan
etanol positif mengandung flavonoid, tanin, Ekstrak 0,61 Kuning lemah
saponin, senyawa fenol, polifenol, dan
alkaloid. Berdasarkan hasil perlakuan Pengukuran kadar glukosa dilakukan
tersebut maka daun pare positif mengandung dengan membuat larutan baku glukosa.
flavonoid, tanin, saponin, fenolik, polifenol, Serbuk glukosa anhidrat yang sudah
dan alkaloid. Hasil perlakuan ini sesuai ditimbang dilarutkan dengan etanol 80%
dengan penelitian yang pernah dilakukan panas, kemudian diuapkan terlebih dahulu
oleh Rachmawati, dkk. (2001) dan sebelum dicukupkan dengan akuades.
Leelaprakash, dkk. (2011) yang menyatakan Penambahan etanol 80% panas berfungsi
bahwa daun pare positif mengandung untuk mencegah pertumbuhan mikroba
flavonoid, tanin, saponin, senyawa fenol, karena glukosa dapat menjadi nutrisi yang
polifenol, dan alkaloid. baik untuk pertumbuhan mikroba. Larutan
Selain uji pendahuluan dengan glukosa selanjutnya diuapkan untuk
pereaksi kimia, uji senyawa flavonoid juga mengurangi jumlah etanol. Larutan glukosa
dilakukan dengan metode kromatografi lapis dibuat konsentrasi 2000 ppm, kemudian
tipis (KLT).Fase diam yang digunakan diencerkan menjadi 100 ppm. Deret baku
adalah silika gel GF254 dan fase gerak n- glukosa dibuat dengan konsentrasi 10, 20, 30,
butanol : asam asetat : akuades (4 : 1 : 5), 40, dan 50 ppm. Masing-masing konsentrasi
jarak elusi 8 cm, dan penampak bercak uap baku glukosa direaksikan dengan reagen
ammonia. Baku pembanding rutin digunakan Nellson, kemudian diukur absorbansinya.
untuk melihat perbandingan nilai Rf. Pengukuran kadar glukosa menggunakan
Flavonoid yang bersifat polar terikat kuat spektrofotometri visibel karena senyawa
pada fase diam. Dengan adanya fase gerak yang akan diukur berupa larutan berwarna
yang bersifat semi polar akan membawa yang dapat diserap pada panjang gelombang
flavonoid melewati fase diam dan akan 400 nm sampai 750 nm. Pengukuran panjang
memisah. Adanya uap ammonia gelombang maksimal dilakukan setelah
akanmenyebabkan gugus hidroksi fenolik didapatkan operating time.
pada flavonoid membentuk warna kuning. Panjang gelombang maksimal yang diperoleh
Hasil identifikasi pada ekstrak, fraksi pada menit ke-11 adalah 761 nm, sehingga
etil asetat, dan fraksi air ekstrak etanol daun pengukuran baku glukosa anhidrat dilakukan
pare menunjukkan terjadinya fluoresensi pada menit ke-11 dengan panjang gelombang
warna ungu saat dilihat di bawahsinar UV 761 nm.
254 nm dan terbentuk noda berwarna kuning
lemah setelah diberi uap ammonia.
6
METANA, Vol. 10 No. 01, Juli 2014, Hal. 1-11

Deret konsentrasi larutan baku glukosa maksimal. Dengan adanya pemanasan dapat
anhidrat 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm meningkatkan energi kinetik dari molekul-
ditambahkan dengan reagen Nellson. molekul sehingga akan meningkatkan
Penambahan reagen tersebut dapat mereduksi kecepatan reaksi. Larutan yang sudah
kuprioksida menjadi kuprooksida ekuivalen dipanaskan selanjutnya didinginkan dan
dengan jumlah glukosa yang ada. Adanya ditambah reagen arsenomolibdat didapatkan
sifat mereduksi disebabkan oleh adanya warna biru kehijauan karena arsenomolibdat
gugus aldehid bebas yang terdapat dalam bereaksi dengan kuprooksida membentuk
glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami molibdenum. Pengukuran dilakukan pada
oksidasi oleh pereaksi Nellson menghasilkan saat operating timedengan panjang
asam glukonat. Larutan dipanaskan dengan gelombang 761 nm.Kurva baku glukosa
ditutup kapas agar reaksi berlangsung secara anhidrat dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9.Kurva Baku Glukosa Anhidrat

Konsentrasi larutan baku glukosa yang yang terus meningkat dari 80 ppm sampai
digunakan dalam penelitian ini 50 ppm. 160 ppm. Pada konsentrasi. Persentase
Masing-masing konsentrasi ditambahkan penurunan paling tinggi pada konsentrasi 160
dengan baku glukosa, kemudian dari ppm dengan rata-rata 50,38
campuran tersebut diambil sebanyak 1,0 mL
untuk direaksikan dengan reagen Nellson.
Larutan dipanaskan dengan ditutup kapas,
lalu didinginkan, dan ditambahkan dengan
arsenomolibdat, kemudian larutan diukur
pada saat operating time dengan panjang
gelombang 761 nm.
Hasil data penurunan kadar glukosa
menunjukkan rata-rata persentase penurunan
7
EKSTRAKSI FLAVONOID DARI DAUN PARE…. (Erlita dkk)

Tabel 16. Hasil Perhitungan PersenPenurunan Glukosa

Konsentrasi % penurunan glukosa Rata-rata %


(ppm) penurunan
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
glukosa
80 10,81% 11,18% 12,66% 11,55%
100 23,84% 23,96% 24,08% 23,96%
120 36,25% 35,76% 35,39% 35,80%
140 44,85% 45,22% 45,34% 45,14%
160 49,77% 50,63% 50,75% 50,38%

Gambar 10. Kurva Penurunan Kadar Glukosa

Pada grafik tersebut dapat diketahui lebih besar pada kadar 160 ppm
bahwa persentase penurunan kadar glukosa dibandingkan dengan kadar 80 ppm

CHO COOH
H OH HO H
H OH 2+ - H OH
+ 2Cu + 4OH + Cu2O + 2H2O (1).
HO H Nellson HO H merah bata
H OH H OH

CH2OH CH2OH
glukosa asam glukonat

(NH4)6Mo7O24.4H2O 3H2SO4 7H2MoO4 3(NH4)2SO4 (2).

12MoO4 2-
AsO4 3- [AsMo12O40] 12H2O (3).

[AsMo12VO40]3- [AsMo4VMo8VIO40]7- 4Cu2+ (4).


4Cu+

Gambar 11. Reaksi Pembentukan Senyawa Kompleks Glukosa dengan Arsenomolibdat


(Kautsar, 2011)

8
METANA, Vol. 10 No. 01, Juli 2014, Hal. 1-11

Kompleks molibdenum yang terukur ngan


sebanding dengan kadar glukosa dalam Sampel 332, 261,6 - -9,6 -
larutan. Komponen warna dari pereaksi dalam 6 33,8
Nellson-Somogyi juga akan mengabsorbsi metanol +
cahaya pada panjang gelombang 747 nm, NaOH
(5menit)
sehingga dalam analisis ini digunakan
Sampel 401, 262,6 +35, -8,6 -
blangko dengan menambahkan pereaksi dalam 8 4
tersebut. Hal ini bertujuan untuk metanol +
meminimalkan adanya peningkatan absorban NaOAc
yang terukur oleh instrumen yang berasal Sampel 398, - +32, - o- di OH
dari warna senyawa yang tidak diharapkan, dalam 8 4 pada
yang mengakibatkan penurunan akurasi metanol + cincin B
pengukuran. NaOAc +
Analisis data penelitian secara statistik H3BO3
dengan menggunakan SPSS (Statistical Sampel 414, 248,4 +48, - 5-OH
Product and Service Solutions) versi 16 dalam 8 4
metanol +
didahului dengan uji normalitas dengan
AlCl3
menggunakan rumus dari Shapiro-Wilk, dan
Sampel 331, 262,4 -35 -8,8 -
uji homogenitas dengan menggunakan rumus dalam 4
dari Lavene Test. Untuk uji normalitas dan metanol +
uji homogenitas nilai signifikansi lebih besar AlCl3 +
dari 0,05. Uji normalitas digunakan untuk HCl
mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak, sedangkan uji homogenitas Pada spektrum yang ditunjukkan pada
digunakan untuk mengetahui apakah ragam sampel yang dilarutkan dalam metanol
antar perlakuan homogen atau tidak. didapatkan dua pita yaitu pita I pada panjang
Berdasarkan perhitungan dari uji Tukey gelombang 366,4 nm dan pita II pada
antar kelompok glukosa setelah penambahan panjang gelombang 271,2 nm. Interpretasi
data berbeda signifikan yaitu nilai spektrum pada kedua pita di atas adalah
signifikansinya kurang dari 0,05, sehingga rentang spektrum dari senyawa flavonoid
dapat disimpulkan masing-masing kelompok golongan flavonol.Penambahan pereaksi
data terdapat perbedaan dalam menurunkan geser NaOH untuk mendeteksi adanya gugus
kadar glukosa. hidroksil yanglebih asam, yang pada hasil
diperoleh gugus hidroksil pada rantai karbon
Tabel 19. Data Interpretasi Spektrum UV- 4’.Penambahan kekuatan spektrum setelah
Vis waktu tertentu menunjukkan bahwa gugus ini
tidak peka terhadap basa.Penambahan
Perlakuan Pergesera pereaksi geser Na asetat digunakan untuk
λ maks (nm)
Sampel n λ (nm) Penafsir mendeteksi adanya gugus 7-hidroksil
Isolat Pita Pita Pit Pit an bebas.Pada hasil tidak didapatkan bahwa
Flavonoid I II aI a II terkandung adanya gugus 7-hidroksil
Sampel 366, 271,2 - - Flavonol bebas.Penambahan H3BO3 untuk
dalam 4 (3-OH menjembatani kedua gugus hidroksil o-diOH,
metanol bebas) pada hasil menunjukkan adanya gugus o-
Sampel 343, 266,2 -23 -5 3,4’-OH, diOH pada cincin B. Penambahan pereaksi
dalam 4 o-diOH geser AlCl3 dan HCl untuk mendeteksi
metanol + pada adanya gugus 5-hidroksil bebas. Pada hasil
NaOH cicin A,
didapatkan bahwa terkandung adanya gugus
pada
cincin B 5-hidroksil bebas.
: 3-OH
berdampi

9
EKSTRAKSI FLAVONOID DARI DAUN PARE…. (Erlita dkk)
Hasil yang didapat dari interpretasi charantia (Bitter Gourd).l Journal
spektrum di atas adalah 5, 3’, 4’ – trihidroksi Molecules. 17. 9631-9640.
flavonol.
OH
Muhammad N.H. 2012. In Vitro Antidiabetic
OH
Activities and Chemical

O Basha S. K. dan Kumari. 2012. In Vitro


Antidiabetic Activity of Psidium
Guajava Leaves Extracs, Asian
OH Pasific Journal of Tropical Disease.
1-3
OH O

Departemen Kesehatan RI. 1986. “Sediaan


Gambar 12.Interpretasi spektrum Galenik”. Jakarta: Depkes RI
flavonoid 5, 3’, 4’-trihidroksi flavonol
Ermaiza. 2009. Pengaruh Dua Jenis
KESIMPULAN Polisakarida dalam Biji Alpukat
1. Kondisi yang optimum dalam proses (Persea americana mill) Terhadap
ekstraksi flavonoid dari daun pare Kandungan Sirup Glukosa Melalui
(Momordica charantiaL.) dengan Proses Hidrolisis dengan HCl 3%.
berbantu gelombang Skripsi. Medan: Fakultas Matematika
mikroadalahmenit ke-30 dengan dan Ilmu Pengetahuan Alam
rendemen 20,85%. Universitas Sumatera Utara
2. Konsentrasi ekstrak flavonoid yang
dapat menurunkan kadar glukosa Hardiman, D. 2013. Diabetes dan
adalah 160 ppm dengan penurunan Komplikasinya Mengintai
50,38%. Kelengahan Kita. Tumbuh. Edisi
3. Jenis flavonoid dalam daun pare Januari: 3-5.
(Momordica charantia L.) yang
dapat menurunkan kadar Heinrich, M., Joanne B., Simon G., dan
glukosaadalah 5, 3’, 4’-trihidroksi Elisabeth M. W. 2009. Farmakognosi
flavonol dan Fitoterapi. Diterjemahkan oleh
Amalia H. Hadinata. Jakarta: Buku
SARAN Kedokteran EGC.
1. Dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai uji aktivitas isolat Kautsar, R. H. 2011. Kajian Hidrolisis
flavonoid daun pare (Momordica Enzimatis Selulosa dari Alga Merah
charantia L.) dalam menurunkan (Eucheuma spinosum dan
kadar glukosa secara in vitro. Eucheuma cottoni) Menggunakan
2. Dilakukan penentuan kadar flavonoid Enzim Selulase dari Aspergillus
total pada isolat daun pare niger. Skripsi. Malang: Fakultas Sains
(Momordica charantia L.) dalam dan Teknologi Universitas Islam
menurunkan kadar glukosa secara Negeri Maulana Malik Ibrahim
invitro.
Leelaprakash, G., J. Caroline, Gowtham
DAFTAR PUSTAKA B.M., Pradeep K., dan Shivram P.
2011. In Vitro Antimicrobial and
Ahmad Z., Khairul F.Z., Azhar Y., Chiong Antioxidant Activity of Momordica
H.S., Malarvilis S., Amin I., dan charantia Leaves. Pharmacophore.
analysis of Polipeptide-K and Oil 2. (4) : 242-252
Isolated from Seeds of Momordica

10
METANA, Vol. 10 No.01, Juli 2014, Hal. 1-11

Purwatresna, E. 2012. Aktivitas Robinson, T. 1995. Kandungan Organik


Antidiabetes Ekstrak Air dan Tumbuhan Tingkat Tinggi.
Etanol Daun Sirsak Secara in vitro Terjemahan Padmawinata, K.
melalui inhibisi enzim α- Bandung: ITB Press.
glukosidase. Skripsi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor Sadasivam, S. dan Manickam, A. 1996.
Biochemical Methods. New Delhi:
Razak A. K., Ni Ketut Sumarni, Basuki New Age International
Rahmat. 2012. Optimasi Hidrolisis
Sukrosa Menggunakan Resin Zaini, R. 2006. Isolasi Komponen Bioaktif
Penukar Kation Tipe Sulfonat. Flavonoid dari Tanaman Daun
Jurnal Natural Science 1 (1):119-131 Dewa (Gynura pseudochina L.).
Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

11

You might also like