You are on page 1of 11

Curr. Biochem.

7(1): 10-20

CURRENT BIOCHEMISTRY
ISSN: 2355-7877
e-ISSN: 2355-7931
Journal homepage: http://journal.ipb.ac.id/index.php/cbj
Journal E-mail: current.biochemistry@gmail.com

Perbedaan Bagian Tanaman Krokot (Portulaca grandiflora Hook.)


Terhadap Kandungan Total Fenolik dan Flavonoid
serta Aktivitas Antioksidan

Husnawati1*, Ukhradiya M Safira Purwanto1, Aulia Ayu Rispriandari1


1Department of Biochemistry, IPB University, Bogor, 16680, Indonesia

Received: 31 July 2019 ; Accepted: 1 February 2020

Corresponding author : Husnawati, Departemen Biokimia IPB; e-mail: dr.husnawati1983@gmail.com

ABSTRACT
Portulaca grandiflora Hook. was known to have a potency as antioxidant. Differences in
plant parts can cause differences in phytochemical content, which can affect its antioxidant
activity. This study aims to compare the content of total phenolic and flavonoid in leaf, old stem,
young stem, and flower organs of purslane plant (Portulaca grandiflora Hook.) which is extracted
using ethanol 96% and determined the antioxidant activity of the extract with DPPH methode.
The result showed that each plant organ of purslane contains different concentration of phenolic
and flavonoid compounds. The highest total phenolic and flavonoid content was found in the
leaves( 113.26 ± 3.85 mg GAE/g and 97.99 ± 1.28 mg QE/g), but the highest antioxidant activity
was found in the old stem with IC50 value 122.15 ± 1.30 ppm (classified as medium antioxidant).

Keywords: Antioxidant, Flavonoid, Phenolic, Portulaca grandiflora Hook

ABSTRAK
Portulaca grandiflora Hook. diketahui memiliki potensi sebagai antioksidan. Perbedaan
bagian-bagian tanaman dapat menyebabkan perbedaan kandungan fitokimia, yang kemudian
dapat mempengaruhi aktivitas antioksidannya. Penelitian ini bertujuan membandingkan
kandungan total fenolik dan flavonoid pada organ daun, batang tua, batang muda, dan bunga
dari tanaman krokot (Portulaca grandiflora Hook.) yang diekstrak menggunakan etanol 96%
serta menentukan aktivitas antioksidan dari ekstrak tersebut dengan metode DPPH. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa setiap organ tanaman krokot mengandung konsentrasi senyawa
fenolik dan flavonoid yang berbeda. Kandungan total fenolik dan flavonoid paling tinggi terdapat
pada bagian daun (113.26 ± 3.85 mg GAE/g dan 97.99 ± 1.28 mg QE/g), tetapi aktivias
antioksidan tertinggi terdapat pada bagian batang tua dengan nilai IC50 122.15 ± 1.30 ppm
(tergolong antioksidan sedang).

Kata kunci: Antioksidan, Fenolik, Flavonoid, Portulaca grandiflora Hook.

10
Husnawati et al. – Perbedaan Bagian Tanaman Krokot (Portulaca grandiflora Hook)

1. PENDAHULUAN Andarwulan et al. 2010; Lolo et al. 2017),


Antioksidan merupakan suatu tetapi belum ada yang mengamati
komponen yang dapat menangkal radikal perbedaan aktivitas antioksidan dan
bebas yang apabila jumlahnya berlebih kandungan senyawa fenolik dan flavonoid
akan memicu efek patologis (Selawa et al. pada tiap organ tanaman krokot. Hal ini
2013). Antioksidan juga berperan dalam mendorong studi lanjutan untuk mencari
mencegah stress oksidatif yang berperan bagian organ tanaman krokot yang paling
penting dalam etiologi terjadinya proses berpotensi sebagai antioksidan.
penuaan dan berbagai penyakit degenera- Penelitian ini bertujuan mengukur
tif (Werdhasari 2014). Radikal bebas yang kandungan total fenolik dan flavonoid
terdapat dalam tubuh dapat berasal dari pada organ daun, batang tua, batang muda,
metabolisme tubuh, polusi udara, cemaran dan bunga dari tanaman krokot (Portulaca
makanan, dan sinar matahari. Salah satu grandiflora Hook.) asal Bogor yang
tanaman obat yang memiliki potensi diekstrak menggunakan etanol 96%, serta
sebagai antioksidan adalah tanaman krokot menentukan aktivitas antioksidan dari
(Portulaca grandiflora Hook.) (Lim et al. ekstrak tersebut menggunakan uji DPPH
2014). (2,2-difenil-1-pikrihidrazil).
Krokot (Portulaca grandiflora
Hook.) dikenal juga dengan nama Sutra 2. METODOLOGI
Bombay atau Moss Rose, biasa digunakan Sampel yang digunakan dalam
sebagai tanaman hias dan tanaman obat penelitian ini adalah bagian bunga, daun,
(Sari et al. 2017). Krokot dapat tumbuh batang muda, dan batang tua krokot yang
dengan baik meski mendapat pengaruh didapat dari kebun Pusat Studi Bio-
signifikan dari iklim dan komposisi tanah farmaka Institut Pertanian Bogor. Alat
yang buruk, sehingga tanaman ini dapat yang digunakan adalah rotary evaporator,
dikategorikan sebagai gulma. Krokot spektrofotometer nano (LABTECH) dan
dalam bidang pengobatan tradisional desikator. Bahan-bahan yang digunakan
bermanfaat dalam mengobati sakit dalam pengujian antara lain etanol 96%,
tenggorokan, ruam kulit, dan detoksifikasi reagen DPPH (2,2-difenil-1-pikrihidrazil),
(Anghel et al. 2013). vitamin C, asam galat, Na2CO3, reagen
Kandungan fitokimia dari herba folin-ciocalteu, kuersetin (TCL), AlCl3,
krokot yaitu sterol, karotenoid, flavonoid, dan CH3COONa.
asam polifenol, polisakarida, dan agen
pereduksi (Zhou et al. 2015). Perbedaan Preparasi Simplisia Krokot (Modifikasi
fungsi organ tanaman dapat menyebabkan Gazali et al. 2016, Lolo et al. 2017)
perbedaan jalur biosintesis kandungan Tiap bagian tanaman krokot
fitokimia pada bagian-bagian tanaman, disortasi. Batang muda berwarna hijau dan
termasuk kandungan senyawa fenolik dan berukuran kecil, sedangkan batang tua
flavonoid (Heldt dan Piechulla 2011). berwarna kecoklatan dan berukuran lebih
Penelitian tentang aktivitas anti- besar. Kemudian tiap bagian tanaman
oksidan dari tanaman krokot secara utuh dikeringkan dengan suhu 50 ºC selama 2-3
telah banyak dilakukan (Lim et al. 2014; hari. Krokot kering kemudian dihaluskan

11
Curr. Biochem. 7 (1): 10-20

dan diayak dengan ayakan 60 mesh dan gelombang 430 nm. Kurva standar
disimpan dalam suhu ruang. Pengukuran kuersetin dibuat dengan variasi konsen-
kadar air simplisia dilakukan dengan trasi 0, 25, 50, 100, 125, 150, 200, dan 250
metode pengeringan di oven pada suhu 105 ppm. Total flavonoid dihitung dalam
ºC. milligram ekivalen kuersetin per gram
sampel (mg QE/g).
Ekstraksi Krokot (Modifikasi Gazali et
al. 2016, Lolo et al. 2017) Uji Antioksidan Metode DPPH
Ekstraksi dilakukan dengan cara (Modifikasi Yanuarti et al. 2017)
maserasi. Simplisia krokot direndam Sebanyak 200 µL sampel dengan
dalam etanol 96% dengan perbandingan variasi konsentrasi 100, 200, 400, 600, 800
1:10 selama 3 hari dalam kondisi gelap. dan 1000 ppm dicampurkan dengan 100
Pengadukan dan penyaringan dilakukan µL DPPH 125 µM dalam etanol.
tiap 24 jam. Filtrat kemudian disaring dan Campuran dikocok dan dibiarkan pada
diperoleh ekstrak cair. Filtrat yang didapat suhu ruang (25 ºC) dalam kondisi gelap
kemudian diuapkan menggunakan rotary selama 30 menit. Blanko dibuat dengan
evaporator sehingga diperoleh ekstrak mencampurkan 200 µL sampel dan 100 µL
kental. etanol. Kontrol negatif dibuat dengan
mencampurkan 100 µL DPPH 125 µM
Uji Total Fenolik (Modifikasi Hidayati dengan 200 µL etanol. Vitamin C diguna-
et al. 2019) kan sebagai kontrol positif, masing-masing
Sebanyak 0.2 mL sampel dengan dibuat dengan variasi konsentrasi 0-20
konsentrasi 1000 ppm ditambahkan ppm dengan sampel sebanyak 200 µL
dengan 1 mL Na2CO3 7.5% lalu didiam- dalam etanol ditambah dengan 100 µL
kan di inkubator selama 8 menit. Setelah DPPH 125 µM. Absorbansi diukur meng-
itu ditambahkan dengan 1.25 mL reagen gunakan panjang gelombang 518 nm.
folin-ciocalteu lalu diinkubasi selama 30 Persen inhibisi ditentukan menggunakan
menit. Absorbansi dibaca pada panjang rumus berikut:
gelombang 750 nm. Kurva standar asam
galat dibuat dengan konsentrasi 0, 25, 50,
100, 125, 150, dan 250 ppm. Total fenolik
dihitung dalam milligram ekivalen asam
galat/gram sampel (mg GAE/g). Nilai IC50 ditentukan dengan membuat
kurva antara persen inhibisi dan konsen-
Uji Total Flavonoid (Modifikasi Azizah trasi hingga diperoleh persamaan regresi.
et al. 2014)
Sebanyak 0.5 mL sampel dengan Analisis Data
konsentrasi 1000 ppm ditambahkan 0.1 Data yang diperoleh dianalisis
mL CH3COONa 1 M, 0.1 mL AlCl3 10%, menggunakan Analysis of Variance
1.28 mL akuades, dan 1.5 mL etanol. (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95%
Campuran kemudian diinkubasi selama 30 (α = 0.05). Uji lanjut dilakukan dengan
menit. Absorbansi dibaca pada panjang menggunakan uji Tukey.

12
Husnawati et al. – Perbedaan Bagian Tanaman Krokot (Portulaca grandiflora Hook)

3. HASIL rendah pada bagian batang tua dengan


Kadar Air rentang rerata 97.99 dan 50.77 mg QE/g
Penentuan kadar air dilakukan 3 (Gambar 1C). Hasil analisis statistik
kali ulangan dengan hasil rerata kadar air menunjukkan kandungan total flavonoid
paling tinggi terdapat pada organ batang pada tiap bagian tanaman berbeda nyata
muda, yaitu 6.97% ± 0.12 dan paling (p<0.05).
rendah pada bunga (Gambar 1A). Analisis
statistik menunjukkan kadar air pada Aktivitas Antioksidan Tanaman Krokot
batang muda tidak berbeda nyata dengan Nilai IC50 kontrol positif (vitamin
daun (p>0.05), tetapi berbeda nyata C) yang diperoleh pada pengujian DPPH
dengan bagian batang tua dan bunga adalah 10.08 ppm. Nilai IC50 tanaman
(p<0.05). krokot yang paling rendah adalah batang
tua dengan nilai 122.15 ppm (Gambar 1D).
Kandungan Total Fenolik Nilai tersebut masih jauh dari nilai IC50
Uji total fenolik yang dilakukan vitamin C. Nilai IC50 paling tinggi adalah
menggunakan kurva standar asam galat. batang muda (334.54 ppm).
Kurva yang diperoleh memiliki nilai Ekstrak etanol batang tua krokot ini
regresi 0.977 atau mendekati 1. Nilai R2 tergolong ke dalam antioksidan sedang
yang semakin mendekati 1 menunjukkan karena memiliki IC50 pada rentang 100-
persamaan yang diperoleh semakin bagus 150 ppm, sedangkan bunga, daun, dan
dan semakit tepat kepastian nilai yang batang muda tergolong antioksidan sangat
diperoleh dari persamaan garis tersebut lemah karena memiliki IC50 >200 ppm.
(Suryohastari 2016). Persamaan garis yang Vitamin C tergolong ke dalam antioksidan
diperoleh adalah Y = 0.0886X + 0.0176. sangat kuat karena memiliki IC50 <50 ppm
Kandungan total fenolik Portulaca (Molyneux 2004). Analisis statistik
grandiflora paling tinggi adalah pada menunjukkan nilai IC50 pada batang tua
organ daun dengan rerata 113.26 mg berbeda nyata dengan ketiga organ lainnya
GAE/g (Gambar 1B). Kandungan paling (p<0.05).
rendah terdapat pada bagian batang muda
dengan rerata 59.91 mg GAE/g. Analisis 4. PEMBAHASAN
statistik menunjukkan kandungan total Kadar Air
fenolik pada tiap organ berbeda nyata Proses preparasi sampel krokot
(p<0.05). yang dilakukan menghasilkan simplisia
daun, batang tua, batang muda, dan bunga
Kandungan Total Flavonoid yang memiliki kadar air sesuai standar
Uji total flavonoid yang dilakukan tanaman obat menurut BPOM (2014) yaitu
menggunakan kurva standar kuersetin. tidak melebihi 10% (Gambar 1A). Kadar
Kurva yang diperoleh memiliki nilai air menunjukan banyaknya air yang
regresi 0.984, dengan persamaan garis terdapat dalam sampel dan mempengaruhi
yang diperoleh adalah Y = 0.1927X + umur simpan suatu bahan. Suatu bahan
0.034. Kandungan total flavonoid paling dengan kadar air yang tinggi akan semakin
tinggi adalah pada bagian daun dan paling rentan terhadap serangan mikroba

13
Curr. Biochem. 7 (1): 10-20

(Sulihono et al. 2012). Kadar air juga dapat tanaman diantaranya adalah metode
mempengaruhi laju aktivitas enzimatik pengeringan dibawah sinar matahari dan
yang akan memicu produksi senyawa pengeringan dengan oven (Cahyono et al.
samping yang dapat meng-ganggu efek 2011).
farmakologi suatu tanaman obat (Manoi Pembuatan simplisia tanaman
2006). Rendahnya kadar air akan krokot (Portulaca grandiflora Hook.)
menghambat aktivitas enzimatik (Indah et menggunakan oven pada suhu 50 ºC dapat
al. 2017). mempercepat proses pengeringan dan
Penanganan pascapanen yang diperoleh berat kering yang konstan.
kurang tepat dapat menurunkan mutu Penggunaan suhu 50ºC memiliki hasil
simplisia. Terdapat beberapa metode kadar air simplisia yang baik (Winangsih
pengeringan untuk membuat simplisia et al. 2013).

Gambar 1 Kadar air (A), kandungan total fenolik (B), total flavonoid (C), dan nilai IC50 (D) dari tanaman
krokot Portulaca grandiflora. Nilai dalam bentuk rerata ± standar deviasi. Huruf superskrip
yang berbeda menunjukkan beda nyata pada taraf uji 95% (p <0.05)

14
Husnawati et al. – Perbedaan Bagian Tanaman Krokot (Portulaca grandiflora Hook)

Kandungan Total Fenolik akan dimetabolisme sehingga membentuk


Penelitian Lim et al. (2014) yang fosfoenolpiruvat (PEP) yang kemudian
menguji lima varietas ekstrak etanol berkondensasi dengan eristrosa-4-fosfat
Portulaca grandiflora asal Malaysia, membentuk 3-deoksi-darabino-heptulo-
menunjukkan kandungan total fenolik sonat-7-fosfat (DAHP). Lalu DAHP akan
yang berkisar antara 41.46-85.70 mg mengalami serangkaian reaksi membentuk
GAE/100 g sampel. Kandungan total 3-DHS yang menjadi prekursor beberapa
fenolik pada penelitian ini lebih tinggi senyawa fenolik seperti asam galat,
yaitu 59.91-113.26 mg GAE/g sampel ellagitannin, dan gallotanin.
(Gambar 1B). Hal ini dapat disebabkan Perkembangan yang terjadi pada
karena faktor lokasi tanam. Spesies yang tanaman krokot dapat dilihat dari
sama yang ditanam pada lokasi berbeda pembentukan daun dan bunga sebagai
akan memberikan karakteristik kandungan organ reproduksi. Perubahan yang terjadi
fitokimia yang berbeda (Andrianto et al. mempengaruhi kandungan senyawa
2020). Jalur metabolisme pembentukan biokimia yang ada pada krokot (Hapsari et
metabolit sekunder dapat dipengaruhi oleh al. 2018; Kusumaningrum 2017; Sarjani et
beberapa faktor eksternal yaitu cahaya, al. 2017). Sistem vaskular pada batang
pH, ketinggian, kelembapan, waktu panen, membantu dalam pengangkutan air dan
dan nutrisi (Gustina 2017; Nofiani 2008). hasil fotosintesis untuk ditranspor ke
Kandungan total fenolik tertinggi organ lain, sehingga mendorong
terdapat pada daun (113.26 mg GAE/g) keragaman komponen fitokimia yang
diikuti secara berturut-turut pada bunga, terdapat dalam krokot (Heldt dan
batang tua dan batang muda (Gambar 1B). Piechulla 2011). Uddin et al. (2012)
Perbedaan ini dapat disebabkan oleh menyatakan semakin bertambah umur
fungsi organ tanaman yang berbeda. krokot maka kandungan total fenolik pada
Senyawa fenolik berperan dalam per- tanaman krokot semakin meningkat.
lindungan terhadap radiasi sinar UV, Kandungan fenolik berkolerasi
kehilangan air berlebih, menarik hewan positif dengan aktivitas antioksidan.
dalam membantu penyerbukan dan Semakin tinggi kandungan fenolik maka
penyebaran benih, perlindungan diri dari semakin tinggi aktivitas antioksidan
herbivora dan patogen, alelopati, dan (Kusumowati et al. 2011). Kemampuan
sinyal yang memicu reaksi pertahanan dari senyawa fenolik dipengaruhi oleh jumlah
tekanan biotik dan abiotik (Yahia dan gugus hidroksil dan ikatan konjugasi pada
Lopez 2018). cincin aromatik benzena. Mekanisme
Metabolit sekunder dibentuk senyawa fenolik sebagai antioksidan dapat
sebagai hasil samping atau hasil antara dilakukan dengan mendonorkan atom
pada metabolisme primer (Setyorini dan hidrogen (Sedjati et al. 2018). Senyawa
Yusnawan 2016). Daun merupakan organ golongan fenolik pada krokot yang
utama tempat terjadinya fotosintesis dan berfungsi sebagai antioksidan adalah
menghasilkan karbohidrat yang gallotanin, asam klorogenat, dan asam
merupakan sumber utama karbon pada kafeat (Zhou et al. 2015, Anghel et al.
tanaman (Pertamawati 2010). Karbohidrat 2013).

15
Curr. Biochem. 7 (1): 10-20

Kandungan Total Flavonoid Krokot kondisi stress lingkungan akan menurun-


Senyawa fenolik terdapat di kan pemakaian energi kimia seperti
berbagai jaringan tanaman seperti buah, NADPH dan ATP sehingga reaksi terang
biji, daun, dan batang. Terdapat lebih dari pada fotositesis akan berkurang dan
8000 senyawa fenolik yang kemudian mencegah pemakaian energi dan reduksi
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu berlebih dari rantai transport elektron pada
flavonoid dan nonflavonoid. Kandungan fotosintesis (Heldt dan Piechulla 2011).
total flavonoid pada tanaman krokot juga Kemit et al. (2017) menyatakan
berbeda nyata pada tiap organ, dengan kandungan flavonoid berkolerasi positif
konsentrasi tertinggi pada bagian daun dengan aktivitas antioksidan. Semakin
(Gambar 1C). Penelitian El Kashef et al. tinggi kandungan flavonoid maka semakin
(2018) menggunakan krokot asal Mesir tinggi aktivitas antioksidannya. Aktivitas
menghasilkan kandungan total flavonoid antioksidan flavonoid disebabkan oleh
ekstrak etanol krokot yang lebih kecil, keberadaan gugus hidroksil. Jumlah gugus
yaitu 34.66 ± 4.00 mg QE/g. Hal ini hidroksil yang semakin banyak akan me-
membuktikan bahwa kandungan total ningkatkan aktivitas antioksidan. Senyawa
flavonoid juga dapat dipengaruhi oleh golongan flavonoid pada krokot yang
kondisi lokasi asal tanaman. dapat berperan sebagai antioksidan adalah
Flavonoid umumnya berfungsi epigenin, kaempferol, dan kuersetin (Zhou
sebagai sinyal interaksi dengan simbion, et al. 2015).
pigmen bunga, dan subtansi perlindungan
cahaya. Senyawa flavonoid seperti flavon Aktivitas Antioksidan Krokot
dan flavonol memiliki serapan maksimum Senyawa fenolik dan flavonoid
pada wilayah UV. Senyawa ini dapat memiliki fungsi sebagai antioksidan
berperan juga sebagai pigmen pelindung dilihat dari kemampuannya dalam
dari kerusakan akibat radiasi UV. Karena menangkal radikal bebas (Sedjati et al.
itulah, daun yang merupakan pusat foto- 2017; Heldt dan Piechulla 2011). Menurut
sintesis, menghasilkan senyawa flavonoid Molyneux (2004), suatu senyawa dapat
lebih banyak daripada bagian tanaman digolongkan sebagai anti-oksidan sangat
lainnya. Radiasi UV pada daun memicu kuat (IC50 <50 ppm), kuat (IC50 50-100
peningkatan biosintesis flavonoid (Heldt ppm), sedang (IC50 100-150 ppm), lemah
dan Piechulla 2011). (IC50 150-200 ppm), dan sangat lemah
Krokot merupakan gulma yang (IC50 >200 ppm).
dapat tumbuh dalam iklim yang kurang Nilai IC50 terbaik krokot adalah
baik (Kurniawati 2018). Kondisi cekaman pada ekstrak etanol batang tua yang
seperti kekeringan, panas, dingin, tergolong ke dalam antioksidan sedang
kelebihan cahaya, defisiensi fosfat, dan dengan nilai IC50 122.15 ppm (Gambar
kadar garam yang tinggi merupakan faktor 1D). Tetapi nilai ini masih jauh dari
stress lingkungan yang dapat menginduksi aktivitas antioksidan Vitamin C yang
akumulasi senyawa metabolit sekunder merupakan antioksidan sangat kuat
seperti flavonoid untuk pertahanan diri. dengan nilai IC50 10.08 ppm. Sedangkan
Senyawa flavonoid yang diproduksi pada bunga, daun, dan batang muda tergolong

16
Husnawati et al. – Perbedaan Bagian Tanaman Krokot (Portulaca grandiflora Hook)

ke dalam antioksidan sangat lemah karena antioksidan berjumlah lebih banyak pada
memiliki IC50 >200 ppm. Hasil penelitian batang tua (Anwar et al. 2017), sehingga
ini jauh lebih baik jika dibandingkan menghasilkan efek antioksidan yang lebih
dengan penelitian Lim et al. (2014) pada tinggi pada batang tua krokot.
ekstrak etanol tanaman krokot utuh asal Komponen bioaktif lain yang
Malaysia, dimana nilai IC50 yang terdapat pada tanaman krokot juga dapat
diperoleh adalah berkisar 0.76 hingga 1.82 bekerja secara antagonis yaitu dengan cara
mg/ml atau setara dengan 760-1820 ppm. melemahkan aktivitas senyawa bioaktif
Nilai IC50 yang diperoleh pada lainnya (Darwis et al. 2012). Kandungan
penelitian ini tidak berkorelasi positif fenolik dan flavonoid pada tanaman
dengan kandungan total fenolik dan krokot yang berbeda menghasilkan efek
flavonoid tanaman krokot. Daun yang yang tidak sinergis pada aktivitas
memiliki kandungan total fenolik dan antioksidannya. Hal ini dapat disebabkan
flavonoid tertinggi memiliki aktivitas karena penggunaan ekstrak kasar etanol
antioksidan yang sangat lemah, sedangkan tanaman krokot sehingga memungkinkan
batang tua yang kandungan total adanya senyawa lain yang belum
flavonoidnya paling rendah memiliki teridentifikasi yang mengganggu kerja
aktivitas antioksidan yang lebih baik. Hal senyawa bioaktif. Menurut Zhou et al.
ini ternyata tidak berbeda dengan hasil (2015) dan Anghel et al. (2013) ekstrak
penelitian Lim et al. (2014) yang krokot mengandung asam organik seperti
menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan asam fenolkarboksilat. Penelitian Zhang et
dengan kandungan fenolik dan flavonoid al. (2019) menunjukkan bahwa kandungan
pada tiap varietas krokot, tidak selalu asam organik dalam ekstrak memiliki efek
berkolerasi positif. Hal ini kemungkinan antagonis dengan aktivitas antioksidan
disebabkan oleh peran senyawa metabolit senyawa fenolik.
sekunder lain yang terdapat dalam bagian-
bagian tanaman krokot. 5. DAFTAR PUSTAKA
Komponen bioaktif metabolit [BPOM] Badan Pengawas Obat dan
sekunder secara umum tidak bekerja Makanan. 2014. Peraturan Kepala
sendiri. Beberapa senyawa bioaktif Badan Pengawas Obat Dan Makanan
bekerja secara sinergis dengan saling Tentang Persyaratan Mutu Obat
menguatkan senyawa bioaktif lainnya Tradisional. Jakarta (ID): BPOM.
(Darwis et al. 2012). Senyawa lain pada Andarwulan N, Batari R, Sandrasari DA,
tanaman krokot yang dapat berfungsi Boilling B, Wijaya H. 2010.
sebagai antioksidan adalah alkaloid dan Flavonoid content and antioxidant
terpenoid (Firdiyani et al. 2015). Menurut activity of vegetables from
Indonesia. Food Chem. 121(4):
Zhou et al. 2015 kedua senyawa ini 1231-1235.
banyak terdapat pada organ batang.
Anghel AI, Olaru OT, Gatea F, Dinu M,
Kemampuan organ yang lebih tua untuk
Ancuceanu RV, Istudor V. 2013.
memproduksi metabolit sekunder yang Preliminary research on Portulaca
lebih banyak memungkinkan metabolit grandiflora Hook. Species
sekunder lain yang berperan sebagai

17
Curr. Biochem. 7 (1): 10-20

(Portulacaceae) for therapeutic use. uji Staphylococcus aureus. Natural


FARMACIA. 61(4): 294-702. Sci J. 5(1): 49-59.
Anwar K, Rahmanto B, Triyasmono L, Hapsari AT, Darmanti S, Hastuti ED.
Rizki MI, Halwany W, Lestari F. 2018. Pertumbuhan batang, kar, dan
2017. The influence of leaf age on daun gulma katumpangan (Pilea
total phenolic, flavonoids, and free microphylla (L.) Liebm.). JANAFIS.
radical scavenging capacity of 3(1): 79-84.
Aquilaria beccariana. RJPBCS. Heldt HW, Piechulla B. 2011. Plant
8(1S): 129-133. Biochemistry 4th Edition. London
Azizah DN, Kumulowati E, Faramayuda (UK): Academic Press.
F. 2014. Penetapan kadar flavonoid Hidayati JR, Yudiati E, Pringgenies D,
metode AlCl3 pada ekstrak metanol Arifin Z, Oktaviani DT. 2019.
kulit buah kakao (Theobroma cacao Antioxidant activities, total phenolic
L.). KJIF. 2(2): 45-49. compound and pigment of total
Cahyono B, Huda MDK, Limantara L. Sargassum sp. extract, macerated in
2011. Pengaruh proses pengeringan different solvents polarity. J Kel
rimpang temulawak (Curcuma Trop. 22(1): 73-80.
xanthorriza ROXB) terhadap Indah, Mappiratu, Musafira. 2017.
kandungan dan komposisi
Produksi enzim lipase dari
kurkuminoid. J Reaktor. 13(3): 165- Aspergillus niger isolate kapang
171.
kopra dengan menggunakan medium
Darwis W, Hafiedzani M, Astuti RRS. kelapa parut. KOVALEN. 3(3): 269-
2012. Efektivitas ekstrak akar dan 276.
daun pecut kuda Stachytarpetha Kemit N, Widarta IWR, Nocianitri KA.
jamaicensis (L) Vahl dalam 2017. Pengaruh jenis pelarut dan
menghambat pertumbuhan jamur waktu maserasi terhadap kandungan
candida albicans penyebab senyawa flavonoid dan aktivitas
kandidasiasis vaginalis. J Koservasi antioksidan ekstrak daun alpukat
Hayati. 8(2): 1-6.
(Persea Americana Mill). JITEPA.
El Kashef RKH, Soliman AS, Hassan 5(2):130-141.
HMM, Abd-Elhak NA. 2018. Kurniawati IY. 2018. Peningkatan
Evaluation of total phenolic content keragaman krokot (Portulaca
and antioxidant activity of different grandiflora) melalui mutase induksi
solvent extract of egyptian purslane
dengan iradiasi sinar gamma secara
leaves. Curr Sci J. 7(4): 616-623.
berulang [skripsi]. Bogor (ID):
Firdiyani F, Agustini TW, Ma’ruf WF. Institut Pertanian Bogor.
2015. Ekstraksi senyawa bioaktif Kusumaningrum R. 2017. Peranan xylem
sebagai antioksidan alami Spirulina dan floem dalam pertumbuhan dan
plantensis segar dengan pelarut yang perkembangan tumbuhan. Di dalam:
berbeda. JPHPI. 18(1):28-37. Seminar Nasional Pendidikan
Gazali AMF, Anam S, Khumaidi A. 2016. Biologi. 2017 Desember 2.
Isolasi senyawa antibakteri ekstrak Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta
etanol akar krokot (Portulaca (ID): Universitas Negeri
oleracea Linn) menggunakan bakteri Yogyakarta. B123-130.

18
Husnawati et al. – Perbedaan Bagian Tanaman Krokot (Portulaca grandiflora Hook)

Kusumowati ITD, Melannisa R, Ratri K. Sedjati S, Suryono, Santosa A,


2011. Korelasi kandungan fenolik Supriyantini E, Rdlo A. 2017.
dan aktivitas antioksidan daun jambu Aktivitas antioksidan dan
mete. JBM. 3(2): 25-30. kandungan senyawa fenolik
makroalga coklat Sargassum sp. J
Lim CK, Tiong WN, Loo JL. 2014.
Kel Trop. 20(2): 117-123.
Antioxidant activity and total
phenolic content of different Selawa W, Runtuwene MRJ,
varieties of Portulaca grandiflora. Citraningtyas G. 2013. Kandungan
IJPP. 4(1): 2277-2928. flavonoid dan kapasitas antioksidan
total ekstrak etanol daun binahong
Lolo WA, Sudewi S, Edy HJ. 2017.
[Anredera cordifolia (Ten.)
Penentuan nilai Sun Protecting
Steenis.]. Pharmacon. 2(1): 18-22.
Factor (SPF) herba krokot
(Portulaca oleracea L.). JPSCR. Setyorini SD, Yusnawan E. 2016.
2(1):1-5. Peningkatan kandungan metabolit
Manoi F. 2006. Pengaruh cara sekunder tanaman aneka kacang
sebagai respon cekaman biotik. J
pengeringan terhadap mutu simplisia
Iptek Tanaman Pangan. 11(2): 167-
sambiloto. Bul. Littro. 17(1): 1-5.
174.
Molyneux P. 2004. The use of the stable
Sulihono A, Tarihoran B, Agustina TE.
free radical diphenylpicrylhydrazyl
2012. Pengaruh waktuk,
(DPPH) for estimating antioxidant
temperature, dan jenis pelarut
activity. SJST. 26(2): 212-219.
terhadap ekstraksi pektin dari kulit
Pertamawati. 2010. Pengaruh fotosintesis jeruk bali (Citrus maxima). IJC.
terhadap pertumbuhan tanaman 18(4): 1-8.
kentang (Solanum tuberosum L.)
Suryohastari RB. 2016. Analisis protein
dalam lingkungan fotoautotrof
defensin dari biji jinten hitam
secara in vitro. JSTI. 12(1): 31-37.
(Nigella sativa L.) pada mencit (Mus
Sarjani TM, Mawardi, Pandia ES, musculus) yang diberi biji jinten
Wulandari D. 2017. Identifikai hitam melalui teknik SDS-PAGE.
morfologi dan anatomi tipe stomata Al-Kauniyah J Biol. 9(1): 26-36.
family Piperaceae di Kota Langsa.
Uddin MK, Juraimi AS, Ali ME, Ismail
JIPI. 1(2): 182-191.
MR. 2012. Evaluation of antioxidant
Sari BP, Karno, Anwar S. 2017. Karakter properties and mineral composition
morfologi dan sitologi tanaman sutra of purslane (Portulaca oleracea L.)
Bombay (Portulaca grandiflora at different growth stages. Int J Mol
Hook.) hasil poliploidisasi dengan Sci. 13(8): 10257-10267.
kolkisin pada berbagai konsentrasi
Werdhasari A. 2014. Peran antioksidan
dan frekuensi aplikasi. JOAC. 1(12):
bagi kesehatan. JBMI. 3(2): 59-68.
39-48.
Winangsih, Prihastanti E, Parman S. 2013.
Sedjati S, Supriyantini E, Ridlo A,
Pengaruh metode pengeringan
Soenardjo N, Santi VY. 2018.
terhadap kualitas simplisia
Kandungan pigmen, total fenolik dan
lempuyang wangi (Zingiber
aktivitas antioksidan Sargassum sp.
aromaticum L.). JANAFIS. 21(1):
J Kel Trop. 21(2): 137-144.
19-25.
19
Curr. Biochem. 7 (1): 10-20

Yahia E, Lopez AC. 2018. Postharvest Zhou YX, Xin HL, Rahman K, Wang SJ,
Physiology and Biochemistry of Peng C, Zhang H. 2015. Portulaca
Fruit and Vegetables. Cambridge oleracea L.: review of
(UK): Woodhead Publishing. phytochemistry and
pharmacological effects. Biomed
Yanuarti R, Nurjanah, Anwar E, Hidayat
Res Int. 2015: 1-11.
T. 2017. Profil fenolik dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak rumput laut
Turbinaria conoides dan Eucheuma
cottoni. JPHPI. 20(2): 230-237.
Zhang B, Tia T, Duan W, Zhang Z, Li Y,
Fang B, Xia M, Wang M. 2019.
Effects of organic acid, amino acid,
and phenolic compounds on
antioxidant characteristic of
Zhenjiang aromatic vinegar.
Molecules. 24(3799): 1-12. .

20

You might also like