Professional Documents
Culture Documents
7(1): 10-20
CURRENT BIOCHEMISTRY
ISSN: 2355-7877
e-ISSN: 2355-7931
Journal homepage: http://journal.ipb.ac.id/index.php/cbj
Journal E-mail: current.biochemistry@gmail.com
ABSTRACT
Portulaca grandiflora Hook. was known to have a potency as antioxidant. Differences in
plant parts can cause differences in phytochemical content, which can affect its antioxidant
activity. This study aims to compare the content of total phenolic and flavonoid in leaf, old stem,
young stem, and flower organs of purslane plant (Portulaca grandiflora Hook.) which is extracted
using ethanol 96% and determined the antioxidant activity of the extract with DPPH methode.
The result showed that each plant organ of purslane contains different concentration of phenolic
and flavonoid compounds. The highest total phenolic and flavonoid content was found in the
leaves( 113.26 ± 3.85 mg GAE/g and 97.99 ± 1.28 mg QE/g), but the highest antioxidant activity
was found in the old stem with IC50 value 122.15 ± 1.30 ppm (classified as medium antioxidant).
ABSTRAK
Portulaca grandiflora Hook. diketahui memiliki potensi sebagai antioksidan. Perbedaan
bagian-bagian tanaman dapat menyebabkan perbedaan kandungan fitokimia, yang kemudian
dapat mempengaruhi aktivitas antioksidannya. Penelitian ini bertujuan membandingkan
kandungan total fenolik dan flavonoid pada organ daun, batang tua, batang muda, dan bunga
dari tanaman krokot (Portulaca grandiflora Hook.) yang diekstrak menggunakan etanol 96%
serta menentukan aktivitas antioksidan dari ekstrak tersebut dengan metode DPPH. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa setiap organ tanaman krokot mengandung konsentrasi senyawa
fenolik dan flavonoid yang berbeda. Kandungan total fenolik dan flavonoid paling tinggi terdapat
pada bagian daun (113.26 ± 3.85 mg GAE/g dan 97.99 ± 1.28 mg QE/g), tetapi aktivias
antioksidan tertinggi terdapat pada bagian batang tua dengan nilai IC50 122.15 ± 1.30 ppm
(tergolong antioksidan sedang).
10
Husnawati et al. – Perbedaan Bagian Tanaman Krokot (Portulaca grandiflora Hook)
11
Curr. Biochem. 7 (1): 10-20
dan diayak dengan ayakan 60 mesh dan gelombang 430 nm. Kurva standar
disimpan dalam suhu ruang. Pengukuran kuersetin dibuat dengan variasi konsen-
kadar air simplisia dilakukan dengan trasi 0, 25, 50, 100, 125, 150, 200, dan 250
metode pengeringan di oven pada suhu 105 ppm. Total flavonoid dihitung dalam
ºC. milligram ekivalen kuersetin per gram
sampel (mg QE/g).
Ekstraksi Krokot (Modifikasi Gazali et
al. 2016, Lolo et al. 2017) Uji Antioksidan Metode DPPH
Ekstraksi dilakukan dengan cara (Modifikasi Yanuarti et al. 2017)
maserasi. Simplisia krokot direndam Sebanyak 200 µL sampel dengan
dalam etanol 96% dengan perbandingan variasi konsentrasi 100, 200, 400, 600, 800
1:10 selama 3 hari dalam kondisi gelap. dan 1000 ppm dicampurkan dengan 100
Pengadukan dan penyaringan dilakukan µL DPPH 125 µM dalam etanol.
tiap 24 jam. Filtrat kemudian disaring dan Campuran dikocok dan dibiarkan pada
diperoleh ekstrak cair. Filtrat yang didapat suhu ruang (25 ºC) dalam kondisi gelap
kemudian diuapkan menggunakan rotary selama 30 menit. Blanko dibuat dengan
evaporator sehingga diperoleh ekstrak mencampurkan 200 µL sampel dan 100 µL
kental. etanol. Kontrol negatif dibuat dengan
mencampurkan 100 µL DPPH 125 µM
Uji Total Fenolik (Modifikasi Hidayati dengan 200 µL etanol. Vitamin C diguna-
et al. 2019) kan sebagai kontrol positif, masing-masing
Sebanyak 0.2 mL sampel dengan dibuat dengan variasi konsentrasi 0-20
konsentrasi 1000 ppm ditambahkan ppm dengan sampel sebanyak 200 µL
dengan 1 mL Na2CO3 7.5% lalu didiam- dalam etanol ditambah dengan 100 µL
kan di inkubator selama 8 menit. Setelah DPPH 125 µM. Absorbansi diukur meng-
itu ditambahkan dengan 1.25 mL reagen gunakan panjang gelombang 518 nm.
folin-ciocalteu lalu diinkubasi selama 30 Persen inhibisi ditentukan menggunakan
menit. Absorbansi dibaca pada panjang rumus berikut:
gelombang 750 nm. Kurva standar asam
galat dibuat dengan konsentrasi 0, 25, 50,
100, 125, 150, dan 250 ppm. Total fenolik
dihitung dalam milligram ekivalen asam
galat/gram sampel (mg GAE/g). Nilai IC50 ditentukan dengan membuat
kurva antara persen inhibisi dan konsen-
Uji Total Flavonoid (Modifikasi Azizah trasi hingga diperoleh persamaan regresi.
et al. 2014)
Sebanyak 0.5 mL sampel dengan Analisis Data
konsentrasi 1000 ppm ditambahkan 0.1 Data yang diperoleh dianalisis
mL CH3COONa 1 M, 0.1 mL AlCl3 10%, menggunakan Analysis of Variance
1.28 mL akuades, dan 1.5 mL etanol. (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95%
Campuran kemudian diinkubasi selama 30 (α = 0.05). Uji lanjut dilakukan dengan
menit. Absorbansi dibaca pada panjang menggunakan uji Tukey.
12
Husnawati et al. – Perbedaan Bagian Tanaman Krokot (Portulaca grandiflora Hook)
13
Curr. Biochem. 7 (1): 10-20
(Sulihono et al. 2012). Kadar air juga dapat tanaman diantaranya adalah metode
mempengaruhi laju aktivitas enzimatik pengeringan dibawah sinar matahari dan
yang akan memicu produksi senyawa pengeringan dengan oven (Cahyono et al.
samping yang dapat meng-ganggu efek 2011).
farmakologi suatu tanaman obat (Manoi Pembuatan simplisia tanaman
2006). Rendahnya kadar air akan krokot (Portulaca grandiflora Hook.)
menghambat aktivitas enzimatik (Indah et menggunakan oven pada suhu 50 ºC dapat
al. 2017). mempercepat proses pengeringan dan
Penanganan pascapanen yang diperoleh berat kering yang konstan.
kurang tepat dapat menurunkan mutu Penggunaan suhu 50ºC memiliki hasil
simplisia. Terdapat beberapa metode kadar air simplisia yang baik (Winangsih
pengeringan untuk membuat simplisia et al. 2013).
Gambar 1 Kadar air (A), kandungan total fenolik (B), total flavonoid (C), dan nilai IC50 (D) dari tanaman
krokot Portulaca grandiflora. Nilai dalam bentuk rerata ± standar deviasi. Huruf superskrip
yang berbeda menunjukkan beda nyata pada taraf uji 95% (p <0.05)
14
Husnawati et al. – Perbedaan Bagian Tanaman Krokot (Portulaca grandiflora Hook)
15
Curr. Biochem. 7 (1): 10-20
16
Husnawati et al. – Perbedaan Bagian Tanaman Krokot (Portulaca grandiflora Hook)
ke dalam antioksidan sangat lemah karena antioksidan berjumlah lebih banyak pada
memiliki IC50 >200 ppm. Hasil penelitian batang tua (Anwar et al. 2017), sehingga
ini jauh lebih baik jika dibandingkan menghasilkan efek antioksidan yang lebih
dengan penelitian Lim et al. (2014) pada tinggi pada batang tua krokot.
ekstrak etanol tanaman krokot utuh asal Komponen bioaktif lain yang
Malaysia, dimana nilai IC50 yang terdapat pada tanaman krokot juga dapat
diperoleh adalah berkisar 0.76 hingga 1.82 bekerja secara antagonis yaitu dengan cara
mg/ml atau setara dengan 760-1820 ppm. melemahkan aktivitas senyawa bioaktif
Nilai IC50 yang diperoleh pada lainnya (Darwis et al. 2012). Kandungan
penelitian ini tidak berkorelasi positif fenolik dan flavonoid pada tanaman
dengan kandungan total fenolik dan krokot yang berbeda menghasilkan efek
flavonoid tanaman krokot. Daun yang yang tidak sinergis pada aktivitas
memiliki kandungan total fenolik dan antioksidannya. Hal ini dapat disebabkan
flavonoid tertinggi memiliki aktivitas karena penggunaan ekstrak kasar etanol
antioksidan yang sangat lemah, sedangkan tanaman krokot sehingga memungkinkan
batang tua yang kandungan total adanya senyawa lain yang belum
flavonoidnya paling rendah memiliki teridentifikasi yang mengganggu kerja
aktivitas antioksidan yang lebih baik. Hal senyawa bioaktif. Menurut Zhou et al.
ini ternyata tidak berbeda dengan hasil (2015) dan Anghel et al. (2013) ekstrak
penelitian Lim et al. (2014) yang krokot mengandung asam organik seperti
menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan asam fenolkarboksilat. Penelitian Zhang et
dengan kandungan fenolik dan flavonoid al. (2019) menunjukkan bahwa kandungan
pada tiap varietas krokot, tidak selalu asam organik dalam ekstrak memiliki efek
berkolerasi positif. Hal ini kemungkinan antagonis dengan aktivitas antioksidan
disebabkan oleh peran senyawa metabolit senyawa fenolik.
sekunder lain yang terdapat dalam bagian-
bagian tanaman krokot. 5. DAFTAR PUSTAKA
Komponen bioaktif metabolit [BPOM] Badan Pengawas Obat dan
sekunder secara umum tidak bekerja Makanan. 2014. Peraturan Kepala
sendiri. Beberapa senyawa bioaktif Badan Pengawas Obat Dan Makanan
bekerja secara sinergis dengan saling Tentang Persyaratan Mutu Obat
menguatkan senyawa bioaktif lainnya Tradisional. Jakarta (ID): BPOM.
(Darwis et al. 2012). Senyawa lain pada Andarwulan N, Batari R, Sandrasari DA,
tanaman krokot yang dapat berfungsi Boilling B, Wijaya H. 2010.
sebagai antioksidan adalah alkaloid dan Flavonoid content and antioxidant
terpenoid (Firdiyani et al. 2015). Menurut activity of vegetables from
Indonesia. Food Chem. 121(4):
Zhou et al. 2015 kedua senyawa ini 1231-1235.
banyak terdapat pada organ batang.
Anghel AI, Olaru OT, Gatea F, Dinu M,
Kemampuan organ yang lebih tua untuk
Ancuceanu RV, Istudor V. 2013.
memproduksi metabolit sekunder yang Preliminary research on Portulaca
lebih banyak memungkinkan metabolit grandiflora Hook. Species
sekunder lain yang berperan sebagai
17
Curr. Biochem. 7 (1): 10-20
18
Husnawati et al. – Perbedaan Bagian Tanaman Krokot (Portulaca grandiflora Hook)
Yahia E, Lopez AC. 2018. Postharvest Zhou YX, Xin HL, Rahman K, Wang SJ,
Physiology and Biochemistry of Peng C, Zhang H. 2015. Portulaca
Fruit and Vegetables. Cambridge oleracea L.: review of
(UK): Woodhead Publishing. phytochemistry and
pharmacological effects. Biomed
Yanuarti R, Nurjanah, Anwar E, Hidayat
Res Int. 2015: 1-11.
T. 2017. Profil fenolik dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak rumput laut
Turbinaria conoides dan Eucheuma
cottoni. JPHPI. 20(2): 230-237.
Zhang B, Tia T, Duan W, Zhang Z, Li Y,
Fang B, Xia M, Wang M. 2019.
Effects of organic acid, amino acid,
and phenolic compounds on
antioxidant characteristic of
Zhenjiang aromatic vinegar.
Molecules. 24(3799): 1-12. .
20