You are on page 1of 7

Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks terhadap Kadar Fenolik dari Ekstrak Tongkol Jagung

(Zea mays L.)


(Susanty, Fairus Bachmid)

PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI MASERASI DAN REFLUKS TERHADAP


KADAR FENOLIK DARI EKSTRAK TONGKOL JAGUNG (Zea mays L.)

Susanty 1), Fairus Bachmid 1)


1)
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
susanty@umj.ac.id

ABSTRACT. Corn is one of the crops most widely cultivated in the world. Production
continues to increase every year produces corncob waste are abundant post-harvest. One
effort to utilize waste corn cob with extracting phenolic content contained therein. Phenolic is
a flavonoid that has antioxidant properties and antiradikal activities that are beneficial to
health. This study aimed to compare the extraction method of maceration and reflux the
resulting phenolic levels of 75% ethanol extract of corn cobs (Zea mays L.). The extract was
concentrated using a rotary evaporator at a temperature of 50°C and a rotation of 120 rpm to
extract the phenolic compounds are condensed, then in the oven at 50°C for 2 days.
Furthermore, determination of total phenolic from the extraction is done using the method of
Folin-Ciocalteu which absorb light at a wavelength of 765 nm using a standard solution of
gallic acid (GAE) to calibrate the response of the spectrophotometer at concentrations of
300, 400, 500, 600, and 700 mg / L , The linear regression equation y = 0.0008 x + 0.0086
with R2 = 0.9987 obtained from the calibration curve was used to determine the levels of
phenol in the sample. The results show that phenolic levels of extraction maceration of 0.312
mg / g or 312.420 mg / kg, while the phenolic levels in 75% ethanol extract on the corn cob
with reflux extraction method amounted to 0,397 mg / g or 396.768 mg / kg. Greater levels of
phenolic obtained from reflux method.

Keywords: antioxidants, phenolic, maceration, reflux, corn cobs

ABSTRAK. Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang paling banyak
dibudidayakan di dunia. Produksinya yang terus meningkat setiap tahun menghasilkan
limbah tongkol jagung yang melimpah paska panen. Salah satu upaya pemanfaatan limbah
tongkol jagung ini dengan mengekstrak kandungan fenolik yang terdapat di dalamnya.
Fenolik merupakan golongan flavonoid yang memiliki sifat antioksidan dan aktivitas
antiradikal yang bermanfaat bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan
metode ekstraksi maserasi dan refluks terhadap kadar fenolik yang dihasilkan dari ekstrak
etanol 75 % dari tongkol jagung (Zea mays L.). Ekstrak dipekatkan menggunakan alat
rotary evaporator pada temperatur 50oC dan putaran 120 rpm untuk mendapatkan ekstrak
senyawa fenolik yang kental, kemudian di oven pada suhu 50 oC selama 2 hari. Selanjutnya
penentuan kadar fenolik total dari hasil ekstraksi dilakukan menggunakan metode Folin-
Ciocalteu yang menyerap cahaya pada panjang gelombang 765 nm dengan
menggunakan larutan standar asam galat (GAE) untuk mengkalibrasi respon
spektrofotometer pada konsentrasi 300, 400, 500, 600, dan 700 mg/L. Persamaan regresi
linear y = 0,0008 x + 0,0086 dengan nilai R 2 = 0,9987 yang diperoleh dari kurva kalibrasi
digunakan untuk membantu menentukan kadar fenol dalam sampel. Hasil menunjukkan
bahwa kadar fenolik dari ekstraksi maserasi sebesar 0,312 mg/g atau 312,420 mg/kg,
sedangkan kadar Fenolik dalam ekstrak etanol 75 % pada tongkol jagung dengan metode
ekstraksi refluks sebesar 0,397 mg/g atau 396,768 mg/kg. Kadar fenolik yang lebih besar
diperoleh dari metode refluks.
Kata kunci: antioksidan, fenolik, maserasi, refluks, tongkol jagung

87
KONVERSI Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN 2252-7311

PENDAHULUAN zat aktif dalam jumlah yang maksimum,


sehingga terbentuklah ekstrak (hasil
Jagung merupakan salah satu jenis ekstraksi yang mengandung berbagai
tanaman pangan yang paling banyak komponen kimia). Prinsip metode ini
dibudidayakan di dunia. Berdasarkan data didasarkan pada distribusi zat terlarut
Badan Pusat Statistik RI yang dirilis pada dengan perbandingan tertentu antara dua
tanggal 3 Maret 2016, bahwa tahun 2015 pelarut yang tidak saling bercampur.
produksi jagung mengalami kenaikan
sebanyak 0,60 juta ton (3,17 persen) Ekstraksi pelarut dilakukan dengan cara
menjadi 19,61 juta ton pipilan kering. dingin (maserasi). Proses ekstraksi dengan
Kenaikan produksi jagung ini terjadi teknik maserasi dilakukan dengan
karena adanya kenaikan produktivitas beberapa kali pengocokan atau
sebesar 2,25 kuintal/hektar (4,54) (BPS, pengadukan pada suhu ruang.
2016). Seiring dengan peningkatan Keuntungan cara ini mudah dan tidak perlu
produksi jagung menyebabkan pemanasan sehingga kecil kemungkinan
keberadaan limbah tongkol jagung bahan alam menjadi rusak atau terurai.
melimpah dan kontinyu paska panen. Pemilihan pelarut berdasarkan kelarutan
Berdasarkan hal tersebut perlu adanya dan polaritasnya memudahkan pemisahan
penanganan terhadap limbah tongkol bahan alam dalam sampel. Pengerjaan
jagung. Pemanfaatan limbah tongkol metode maserasi yang lama dan keadaan
jagung mendapat perhatian yang diam selama maserasi memungkinkan
meningkat dari perspektif nutraceutical banyak senyawa yang akan terekstraksi
karena mengandung senyawa aktif, salah (Istiqomah, 2013). Proses ekstraksi lainnya
satunya adalah senyawa fenolik. dilakukan dengan cara pemanasan, refluks
Meskipun senyawa ini dianggap non-gizi, yaitu ekstraksi dengan pelarut pada
namun memiliki sifat antioksidan dan temperatur titik didihnya, selama waktu
aktivitas antiradikal yang bermanfaat bagi tertentu dengan jumlah pelarut terbatas
kesehatan, diantaranya berperan dalam yang relatif konstan dan adanya pendingin
proses anti inflamasi, penghambatan balik. Ekstraksi dapat berlangsung dengan
enzim, dan induksi enzim detoksifikasi efisien dan senyawa dalam sampel secara
serta dapat merangsang produksi lebih efektif dapat ditarik oleh pelarut.
kolagen yang merupakan bagian penting
dalam proses peremajaan kulit. Ekstrak hasil senyawa fenolik sebagai zat
Antioksidan sebagai molekul yang ketika aktif antioksidan dari tongkol jagung
hadir dalam konsentrasi kecil sangat bergantung pada jenis ekstraksi
dibandingkan dengan biomolekul dapat pelarut, karena keberadaan senyawa
melindungi karena mencegah atau antioksidan yang berbeda karakteristik
mengurangi tingkat kerusakan oksidatif kimia beragam dan polaritas yang
biomolekul. Mengingat besarnya potensi mungkin larut atau mungkin tidak larut
antioksidan dari senyawa fenolik yang dalam pelarut tertentu (Wungkana et al.,
terdapat pada tongkol jagung, maka perlu 2013).
dilakukan penelitian tentang metode
ekstraksi yang paling tepat untuk Penelitian ini membandingkan metode
mendapatkan kadar fenolik yang tertinggi. ekstraksi maserasi dengan refluks
terhadap kadar fenolik dalam ekstrak
Teknik yang paling sering digunakan untuk etanol 75 % dari tongkol jagung. Metode
isolasi zat aktif antioksidan pada tanaman ekstraksi terbaik yaitu metode yang
adalah ekstraksi pelarut yaitu metode mampu menghasilkan kadar fenolik
pemisahan komponen dari suatu tertinggi.
campuran menggunakan suatu pelarut
yang bertujuan untuk menarik zat aktif METODOLOGI PENELITIAN
dalam sampel. Pelarut yang digunakan
didasarkan pada kemampuan melarutkan Bahan dan Alat

88
Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks terhadap Kadar Fenolik dari Ekstrak Tongkol Jagung
(Zea mays L.)
(Susanty, Fairus Bachmid)

Bahan utama yang digunakan dalam aquades pada wadah air hingga batas
penelitian ini adalah tongkol jagung. normal. Menyalakan pompa vakum dan
Bahan kimia yang digunakan adalah mengatur alat rotary vacuum evaporator
etanol, aquades, larutan standar asam pada suhu 50oC, tekanan 20 Psi dan
galat, larutan natrium karbonat (Na 2CO3) putaran 120 rpm. Proses pemekatan
2 %, reagen Folin-Ciocalteu 50 %. dihentikan pada saat mulai terlihat batas
garis tebal pada dasar labu dan larutan
Alat-alat yang digunakan dalam mulai kental berwarna kuning jingga.
penelitian ini adalah alat-alat gelas Larutan ekstrak dioven sampai kering
Pyrex, erlenmeyer, botol kaca pada suhu 50oC sehingga diperoleh
transparan, mikropipet, blender, alat ekstrak pekat tongkol jagung. Kemudian
refluks (pemanas listrik, labu leher tiga, menimbang ekstrak pekat.
kondensor), neraca digital, spatel, statif
dan klem, termometer, oven, 1 set alat Penentuan hasil rendemen
viskometer, piknometer, 1 set alat Hasil rendemen ekstrak tongkol jagung
Spektrofotometer UV-Vis, pH meter, 1 set ditentukan sebagai berikut :
alat rotary vacuum evaporator.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑥 100 %
Metode Penelitian 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑛𝑔𝑘𝑜𝑙 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔
Persiapan Sampel
Pada tahap pertama dilakukan Pembuatan larutan standar asam galat
pencucian dan pemotongan pada tongkol (5 mg/ml)
jagung. Kemudian dikeringkan dalam Ditimbang 0,25 gram asam galat
oven pada suhu 110oC. Tongkol jagung ditambahkan 5 ml etanol 96 % dan
yang sudah kering, diblender sampai ditambahkan aquades sampai 50 ml,
halus dan diayak. sehingga diperoleh konsentrasi 5 mg/ml.
Dari larutan induk dipipet 6, 8, 10, 12, 14
Metode ekstraksi maserasi ml dan diencerkan dengan aquades
Tongkol jagung halus ditimbang sebanyak sampai volume 100 ml, sehingga
20 gram lalu dimasukkan ke dalam dihasilkan konsentrasi 300, 400, 500, 600,
botol gelap, ditambahkan 200 ml pelarut dan 700 mg/L asam galat. Dari masing-
etanol 75 %. Direndam selama 6 jam masing konsentrasi tersebut dipipet 0,2
pertama sambil sekali-sekali dikocok, ml, ditambahkan 15,8 ml aquades dan 0,1
kemudian didiamkan selama 18 jam ml reagen Folin–Ciocalteu 50 %, lalu
berikutnya. Disaring menggunakan kain dikocok. Didiamkan selama 8 menit,
kasa steril dan kertas saring yang telah kemudian ditambahkan 3 ml larutan
disterilisasi. Ampas yang didapat kemudian Na2CO3 2 %, lalu dikocok hingga
diremaserasi. homogen. Didiamkan selama 2 jam pada
suhu kamar. Diukur serapan pada panjang
Metode ekstraksi refluks gelombang serapan maksimum 765 nm,
Tongkol jagung halus ditimbang sebanyak lalu dibuat kurva kalibrasi hubungan
20 gram lalu dimasukkan ke dalam labu antara konsentrasi asam galat (mg/L)
alas bulat, kemudian ditambahkan dengan absorban.
pelarut etanol 75 %. Merangkai alat
refluks, kemudian sampel diekstraksi Penentuan kadar fenolik
pada suhu 50oC selama 2 jam. Larutan Dilakukan metode Folin-Ciocalteu yang
yang sudah selesai diekstraksi disaring menyerap cahaya pada panjang
dengan menggunakan kain kasa steril dan gelombang 765 nm dengan
kertas saring yang telah disterilisasi, lalu menggunakan larutan standar asam
dimasukkan ke dalam erlenmeyer. galat (GAE) untuk mengkalibrasi respon
spektrofotometer di berbagai konsentrasi.
Evaporasi Melalui persamaan regresi dari standar
Larutan ekstrak dimasukkan ke dalam labu kalibrasi, konsentrasi fenol total sampel
alas bulat dan dipasangkan ke alat yang tidak diketahui dapat ditentukan.
rotary vacuum evaporator. Ditambahkan Metode Folin-Ciocalteu banyak

89
KONVERSI Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN 2252-7311

digunakan untuk analisa total fenol nonpolar sampai dengan polar (Saifudin et
dalam makanan dan minuman . al., 2011). Filtrat yang diperoleh kemudian
dipekatkan menggunakan rotary vacuum
Dipipet 0,2 ml larutan ekstrak ke dalam evaporator pada tekanan 20 Psi dan suhu
tabung reaksi. Ditambahkan 15,8 ml 50oC hingga diperoleh ekstrak kental.
aquades dan 0,1 ml reagen Folin- Hasil pemekatan dioven dengan suhu
Ciocalteu 50 % dikocok, didiamkan 50oC. Ekstraksi maserasi dilakukan
selama 8 menit. Setelah itu, ditambahkan sebanyak 3 kali untuk mendapatkan data
3 ml larutan (Na2CO3) natrium karbonat 2 yang akurat. Nilai rendemen hasil
% dan dikocok kembali selama 3 menit. ekstraksi maserasi dapat dilihat pada tabel
Campuran diinkubasi dalam ruang gelap 1.
selama 2 jam pada suhu kamar. Diukur
serapan pada panjang gelombang 765 nm Tabel 1. Nilai rendemen hasil ekstraksi
dengan spektrofotometer UV-Vis. maserasi
Dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan
Bobot Serbuk Bobot Nilai
sehingga kadar fenol yang diperoleh Rendemen (%)
No. tongkol jagung Ekstrak
hasilnya didapat sebagai mg ekuivalen
asam galat/g sampel segar. 1. 20 ng
gram 1,59 gram 7,95

Perhitungan kadar fenolik total 2. 20 gram 1,48 gram 7,40


menggunakan rumus berikut : 3. 20 gram 1,63 gram 8,15
𝑐𝑥𝑣
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = Rata-Rata Nilai Rendemen 7,83
𝑚

Keterangan : Nilai rendemen rata-rata hasil ekstraksi


c = kadar ekuivalen asam galat (mg maserasi sebesar 7,83 %. Nilai tersebut
GAE/L) dipengaruhi oleh beberapa faktor,
v = volume larutan ekstrak yang diantaranya jenis pelarut, konsentrasi
digunakan (ml) pelarut, ukuran partikel simplisia, dan
m = massa ekstrak yang digunakan (gram) lamanya waktu ekstraksi. Keberhasilan
pemisahan bergantung pada perbedaan
HASIL DAN PEMBAHASAN kelarutan komponen yang akan
dipisahkan dalam pelarut (Suryanto,
Hasil ekstraksi maserasi 2012). Senyawa polar akan larut dalam
Sebanyak 20 gram serbuk tongkol jagung pelarut polar, begitu pula
yang telah diayak dengan ayakan mesh sebaliknya.Selain jenis pelarut, ukuran
80 dimaserasi dengan pelarut etanol 75 % sampel juga mempengaruhi jumlah
sebanyak 200 ml, kemudian direndam rendemen. Semakin kecil luas permukaan
selama 24 jam sambil sekali-sekali saampel akan semakin memperluas
dikocok. Setelah 24 jam didiamkan kontak dan meningkatkan interaksi
kemudian disaring dengan menggunakan dengan pelarut (Sineke et. al., 2016)
corong yang dilapisi kain kasa steril.
Disaring lagi dengan menggunakan kertas Hasil ekstraksi refluks
saring yang telah disterilisasi sehingga Prinsip dari metode refluks adalah
didapat filtrat. Ampas yang diperoleh pelarut yang digunakan akan menguap
diremaserasi dengan menggunakan pada suhu tinggi, namun akan didinginkan
pelarut yang sama, yaitu etanol 75 % dengan kondensor sehingga pelarut
sebanyak dua kali hingga diperoleh filtrat yang tadinya dalam bentuk uap akan
yang hampir jernih. mengembun pada
kondensor dan turun lagi ke dalam
Maserasi sampel dilakukan dengan wadah reaksi sehingga pelarut akan
menggunakan pelarut etanol 75 % karena tetap ada selama reaksi berlangsung.
memiliki kemampuan menyari dengan Selanjutnya, larutan disaring dengan
polaritas yang lebar mulai dari senyawa

90
Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks terhadap Kadar Fenolik dari Ekstrak Tongkol Jagung
(Zea mays L.)
(Susanty, Fairus Bachmid)

menggunakan kain saring. Filtrat 2013).


diuapkan menggunakan rotary
evaporator dan selanjutnya dikeringkan Tabel 3. Hasil pengukuran absorbansi
dalam oven dengan suhu 50 oC selama larutan standar asam galat pada panjang
2 hari, sehingga diperoleh ekstrak gelombang 765 nm dengan
kering. Hal ini dilakukan agar pelarut spektrofotometer UV-Vis.
yang digunakan tidak tersisa sehingga Dari Tabel 3 diatas didapatkan hasil
pelarut tidak mempengaruhi efektifitas pengukuran asam galat sebagai larutan
dari sampel yang diuji. Selanjutnya standar untuk penentuan kadar senyawa
ekstrak dikering didalam oven kurang fenolik total. Sebelum dilakukan
lebih 5 hari untuk mengurangi kadar air pemeriksaan kadar fenolik total, terlebih
yang terdapat pada ekstrak. Rendemen dahulu dibuat kurva kalibrasi larutan
yang didapatkan berupa ekstrak kering. standar asam galat dengan konsentrasi
Rendemen ekstrak etanol 75 % tongkol 300, 400, 500, 600, 700 mg/L.
jagung yang didapat dari hasil refluks
dapat dilihat pada tabel 2. 0.6
0.5 y = 0.0008x + 0.0086
Tabel 2. Nilai rendemen hasil ekstraksi

Absorban
0.4 R² = 0.9987
refluks 0.3
0.2
Bobot Serbuk Bobot Nilai 0.1
No. tongkol jagung Rendemen (%) 0
Ekstrak
1. 20 gram 2,54 gram 12,70
0 200 400 600 800

Konsentrasi (mg/L)
2. 20 gram 2,75 gram 13,75

3. 20 gram 2,61 gram 13,05


Gambar 1. Kurva kalibrasi asam galat
Rata-Rata Nilai Rendemen 13,17 dengan reagen Folin-Ciocalteu pada
panjang gelombang 765 nm
Nilai rendemen rata-rata hasil ekstraksi
refluks sebesar 13,17 %. Perbedaan nilai Persamaan regresi linear y = 0,0008 x +
yang cukup signifikan antara hasil 0,0086, R2 = 0,9987. Pembuatan kurva
rendemen maserasi dan refluks kalibrasi ini berguna untuk membantu
diantaranya dipengaruh oleh faktor menentukan kadar fenol dalam sampel
pemanasan. Ekstraksi maserasi dilakukan melalui persamaan regresi dari kurva
pada suhu ruang sedangkan refluks kalibrasi. y = 0.0008 x + 0.0086 dan harga
dilakukan pada suhu 50oC. Pemanasan koefisien determinasi (R2) = 0.9987. Nilai
dapat menyebabkan dinding sel mudah R2 yang mendekati 1 membuktikan bahwa
pecah. persamaan regresi tersebut adalah linear.

Hasil Spektrofotometri Konsentrasi larutan sampel dapat


Penentuan kadar fenolik total dapat ditentukan dengan menggunakan kurva
dilakukan dengan menggunakan metode kalibrasi dengan cara mengukur absorban
Folin-Ciocalteu yang menyerap cahaya sampel kemudian kadar fenolik total dalam
pada panjang gelombang 765 nm tongkol jagung dihitung dengan
dengan menggunakan larutan standar menggunakan persamaan regresi linear.
asam galat untuk mengkalibrasi respon Berdasarkan persamaan linier di atas
spektrofotometer UV-vis (Bacchetti et al., maka diperoleh kadar ekivalen asam galat
dengan pelarut etanol.

No. Konsentrasi (mg/L) Absorbansi

1 300 0,243

2 400 0,332

3 500 0,400
91
4 600 0,486

5 700 0,562
KONVERSI Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN 2252-7311

Tabel 4. Hasil perhitungan kadar Dari Tabel 4 di atas didapatkan kadar


ekuivalen asam galat dengan pelarut ekuivalen asam galat pada metode
etanol dari hasil ekstraksi ekstraksi maserasi dan refluks.
Selanjutnya kadar ekuivalen asam galat
Kadar yang didapat akan digunakan untuk
Panjang ekuivalen
No
Metode
gelombang Absorbansi asam
menentukan kadar fenolik total.
Ektraksi
(nm) galat
(mg/L)
Perhitungan kdar fenolik total dapat dilihat
1 Maserasi 765 0,401 490,500 pada tabel 5.
2 Refluks 765 0,426 521,750

Perhitungan kadar fenolik


Tabel 5. Hasil perhitungan kadar fenolik total dengan metode
ekstraksi maserasi dan refluks pelarut etanol dari ekstrak yang didapat dengan data

Bobot Berat Kadar


Bahan Ekstraks Volume ekuivalen Kadar total Kadar total
Metode Baku Rata-rata Ekstrak asam galat fenolik fenolik
No. Ekstraksi (gram) (gram) (L) Absorban (mg/L) (mg/gram) (mg/kg)
1 Maserasi 20 1,570 0,001 0,401 490,500 0,312 312,420
2 Refluks 20 2,630 0,002 0426 521,750 0,397 396,768

pembacaan spektrofotometer pada panjang gelombang 765 nm


Dari tabel 5 diatas didapatkan kadar total
fenolik hasil ekstraksi refluks lebih besar Bacchetti et al. 2013. Carotenoids,
daripada maserasi, yaitu sebesar 0,397 Phenolic Compounds and
mg/gram atau 396,768 mg/kg. Perbedaan Antioxidant Capacity of Five Local
hasil kadar fenolik yang diperoleh dari Italian Corn (Zea Mays L.) Kernels. J
hasil kedua ekstraksi tidaklah terlalu Nutr Food Sci 3: 237
signifikan. Masing-masing metode
memiliki kelebihan dan kekurangan. Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi
Metode maserasi memerlukan waktu yang Padi Tahun 2015 Naik 6,42 Persen.
lebih lama untuk mengekstrak zat aktif https://www.bps.go.id/brs/view/id/12
dalam sampel, sedangkan metode refluks 72
tidak memerlukan waktu yang lama untuk
mengekstrak zat aktif dalam sampel Istiqomah. 2013. Perbandingan Metode
karena pengaruh pemanasan. Ekstraksi Maserasi Dan Sokletasi
Terhadap Kadar Piperin Buah Cabe
KESIMPULAN Jawa (Piperis Retrofracti Fructus).
Skripsi. UIN Jakarta
Kadar Fenolik dalam ekstrak etanol 75 %
pada tongkol jagung dengan metode
Sineke et al. 2016. Penentuan Kandungan
ekstraksi maserasi sebesar 0,312 mg/g
Fenolik Dan Sun Protection Factor
atau 312,420 mg/kg. Kadar Fenolik dalam
(Spf) Dari Ekstrak Etanol Dari
ekstrak etanol 75 % pada tongkol jagung
Beberapa Tongkol Jagung (Zea
dengan metode ekstraksi refluks sebesar
Mays L.). PHARMACONJurnal
0,397 mg/g atau 396,768 mg/kg. Metode
Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5
ekstraksi refluks menghasilkan kadar
No. 1. Hal. 275-283
fenolik yang lebih besar dibandingkan
dengan metode ekstraksi maserasi.
Saifudin, azis et al. 2011. Stansarisasi
Bahan Obat Alam. Yogyakarta:
DAFTAR PUSTAKA
Graha Ilmu

92
Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks terhadap Kadar Fenolik dari Ekstrak Tongkol Jagung
(Zea mays L.)
(Susanty, Fairus Bachmid)

Suryanto, E., Wehantouw, F. 2009.


Aktivitas Penangkal Radikal Bebas
dari Ekstrak Fenolik Daun Sukun
(Artocarpus altilis F.). Chemistry
Progress. 2:1-7

Wungkana et al. 2013. Aktivitas


Antioksidan dan Tabir Surya Fraksi
Fenolik dari Limbah Tongkol Jagung
(Zea mays L.). PHARMACON Jurnal
Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2
No. 04. Hal. 149-155

93

You might also like